Anda di halaman 1dari 7

KELOMPOK 6

SEDIMENTASI
Sedimentasi merupakan proses pemisahan campuran cairan dan padatan yang dibagi
menjadi dua bagian yaitu slurry dan supernatant. Dimana slurry merupakan bagian yang
mempunyai konsentrasi partikel yang besar dan supernatant merupakan cairan yang bening.

Suspensi dari hasil pengendapan dapat dibedakan atas dua bagian yaitu:

a. Suspensi cair adalah suspensi dan konsentrasi dari partikel yang tidak cukup untuk
membentuk batas yang jelas terhadap air saat pengaturan berlangsung.
b. Suspensi konsentrasi adalah suspensi dengan suatu konsentrasi batas yang jelas sangat
besar sehingga terbentuk batas yang jelas saat pengaturan berlangsung.

Prinsip dari sedimentasi ini adalah pemisahan bagian padat dengan memanfaatkan gaya
gravitasi sehingga akan mengakibatkan bagian padat yang memiliki massa yang lebih berat
dari air akan berada di dasar kolam pengendapan sedangkan air akan berada di atasnya.
Sedimentasi suatu partikel merupakan hasil perbandingan antara gaya gravitasi yang bekerja
pada partikel dan gaya hambat yang melawan gerakan partikel tersebut. Dengan demikian,
dalam kondisi lingkungan yang stabil, partikel mencapai kecepatan sedimentasi terminal.
Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah pasir dan batu kecil yang ikut masuk ke dalam
kolam akan tenggelam ke dasar dan terpisah dari air. Aplikasi dari proses sedimentasi ini
dapat ditemukan pada industri kimia, salah satunya pada pembuatan kertas yang dimana
slurry yang berupa bubur selulos akan dipisahkan menjadi pulp dan air. Proses sedimentasi
juga digunakan pada pabrik pengolahan air limbah untuk menghilangkan padatan, bahan
kimia, mikroba serta kotoran lainnya yang terdapat di dalam air. Alat yang digunakan untuk
proses sedimentasi pada industri adalah:

 Thickener/Radial Flow Sedimentation Flow Tank


Thickener merupakan alat yang digunakan untuk mengonsentrasikan padatan.

Figure 1. Thickener

 Clarifier
Clarifier merupakan alat yang digunakan untuk memurnikan cairan.
KELOMPOK 6

Figure 2. Clarifier

 Horizontal flow tank


Alat sedimentasi yang paling sederhana adalah dengan mengisi tangki dengan air,
biarkan cukup lama agar partikel mengendap dan kemudian dituang air yang
dihasilkan tanpa sedimen.

Figure 3. Horizontal flow tank

Prinsip dari alat pemisah ini bekerja berdasarkan perbedaan gaya gravitasi dan
kecepatan yang dialami oleh partikel. Alat yang menggunakan prinsip kerja seperti ini dapat
digunakan untuk pemisahan patrikel besar dengan ukuran diameter lebih dari 40 mikron dan
tidak digunakan sebagai pemisah debu tingkat akhir.

Sedimentasi Udara

Sedimentasi adalah cara tertua dan paling sederhana untuk menghilangkan partikel
tersuspensi dari gas. Efek dari sedimentasi aliran udara yang dialirkan dari kontrol suplai
adalah berkurangnya pencemaran dari aliran udara tersebut. dalam kecepatan perpindahannya
aliran dan partikel-partikel tetap atau cair dalam aliran tersebut tersedimentasi dari gas
pembawa.

Hukum-Hukum yang Mempengaruhi Sedimentasi

1. Hukum Newton I
Mengatakan suatu benda akan tetap begerak pada kecepatan tetap atau diam bila
jumlah gayabekerja pada benda sama dengan nol, F=0
2. Hukum Newton II
Mengatakan Gaya yang berkerja pada suatu benda akan berbanding lurus dengan
massa benda dan sebanding dengan percepatan pada benda. F = m.a
KELOMPOK 6

3. Hukum Newton III


Mengatakan Suatu gaya sebetulnya adalah hasil interaksi dari dua benda tapi arahnya
berlawanan. Faksi = Freaksi
4. Hukum Archimedes
Mengatakan Suatu benda dalam suatu fluida mendapatkan gaya apung yang besarnya
sama dengan berat fluida yang dapat dipindahkan oleh benda tersebut.
5. Hukum Stokes
Suatu benda dengan jari – jari r dijatuhkan dalam suatu fluida yang mempunyai
kekentalan maka gaya yang berkerja pada benda tersebut adalah beratnya sendiri.

Proses sedimentasi sendiri dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:

 Batch
 Semi Batch
 Kontinyu
1. Proses batch
Pada proses ini cairan menjelaskan bahwa cairan awal menunjukkan slurry
awal yang memiliki konsentrasi seragam dengan partikel padatan yang
seragam di dalam tabung (zona B). Partikel mulai mengendap dan
diasumsikan mencapai kecepatan maksimum dengan cepat. Zona D yang
terbentuk terdiri dari partikel lebih berat sehingga lebih cepat mengendap.
Pada zona transisi, fluida mengalir ke atas karena tekanan dari zona D. Zona C
adalah daerah dengan distribusi ukuran yang berbeda-beda dan konsentrasi
tidak seragam. ZonaB adalah daerah konsentrasi seragam, dengan komsentrasi
dan distribusi sama dengan keadaan awal. Di atas zona B, adalah zona A yang
merupakan cairan bening

2. Proses Semi Batch


Pada sedimentasi semi-batch, hanya terdapat cairan keluar atau masuk saja.
Jadi, kemungkinan hanya ada slurry yang masuk atau beningan yang keluar.
Proses sedimentasi semibatch
KELOMPOK 6

3. Proses Kontinyu
Pada proses kontinyu, terdapat slurry yang masuk dan cairan bening yang keluar
pada saat yang bersamaan. Saat kondisi steady state, maka ketinggian cairan akan
selalu tetap

Di laboratorium biasanya dilakukan secara batch, karena sedimentasi secara batch dapat
digunakan pada suatu proses yang berkesinambungan.

Menentukan Kecepatan Sedimentasi

Pada Proses Sedimentasi ada berbagai macam cara yang dapat digunakan untuk mendapatkan
kecepatan pengendapan, salah satunya

 Persamaan Stokes –Newton Law


Persamaan ini digunakan jika sebuah partikel turun di dalam fluida karena
gaya gravitasi, maka kecepatan pengendapan akan tercapai apabila jumlah dari
gaya friksi (drag force) dan gaya apung (buoyancy) sebanding dengan gaya
gravitasi benda, dimana kecepatan turunya partikel dapat dinyatakan dengan
persamaan:
4 gDx(Px−P)
Vx=
√ 3 CdP
Dimana koefisien drag (Cd) merupakan fungsi dari bilangan Reynolds number
untuk aliran laminar, harga Cd dapat di cari dengan persamaan di bawah ini
24
Cd=

Persamaan Reynolds number dapat dicari dengan persamaan ddibawah ini:
pDxVx
ℜ=
μ
Dengan disubsitusi sehingga mendapat persamaan untuk mencari kecepatan
sedimentasi
KELOMPOK 6

gD x 2 ( Px− p)
Vx=
18 μ
Dimana Vx merupakan kecepatan pengendapan, g merupakan percepatan
gravitasi, Dx merupakan diameter partikel, Px merupakan densitas, p
merupakan dendsitas cairan dan μ merupakan viskositas cairan

Contoh aplikasi sedimentasi untuk industri secara spesifik juga digunakan, antara lain:

 Pada unit pemisahan, misalnya untuk mengambil senyawa magnesium dari air laut
 Untuk memisahkan bahan buangan dari bahan yang akan diolah, misalnya pada
pabrik gula
 Pengolahan air sungai menjadi boiler feed wate
 Proses pemisahan padatan berdasarkan ukurannya dalam clarifier dengan prinsip
perbedaan terminal velocity

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecepatan pengendapan

 Ukuran partikel
Diameter dari partikel akan dipengaruhi olehukuran partikel. Maka jika ukuran dari
partakel tersebut semakin besar maka akan semakin besar pula permukaan dan
volumenya. Luas dari permukaan suatu partikel akan selalu berbanding lurus terhadap
volume dan gaya drag, dan berbanding lurus dengan gaya apungnya. Hal tersebutlah
yang menyebabkan gaya ke atas/ gaya apung. Dimana semakin besar maka gaya total
untuk mengendapkan partikel semakin kecil sehingga kecepatan pengendapan
semakin menurun.

 Konsentrasi
Drag force akan dipengaruhi oleh konsentrasi. Gaya gesek yang dialami suatu partikel
akan semakin besar sehingga berhubungan dengan drag force nya yang akan semakin
besar. Hal tersebut disebabkan kaena semakin besarnya konsentrasi maka jumlah dari
partikel dalam suatu suspense akan menyebabkan bertambahnya gaya gesek antara
suatu partikel. Drag force/ gaya seret dipengaruhi oleh transfer momentumyang
arahnya tegak lurus permukaan partikel dalam bentuk gesekan, maka hal
tersebutlahyang menyebabkan drag force arahnya berlawanan dengan arah partikel.
Hal itu menyebabkan gerakan partikel menjadi lambat.

 Jenis partikel
Density sangat mempengaruhi dengan jenis partikel terhadap gaya apung dan gaya
gravitasi yang nantinya dapat mempengaruhi kecepatan dari pengendapan partikel
dalam suatu fluida yang bersifat statis. Density suatu partikel yang semakin besar
akan menyebabkan gaya apung akan semakin kecil kemudian jika dibandingkan gaya
gravitasi akan semakin esar, sehingga nantinya resultan dari gaya ke bawah ke bawah
akan semakin besar pula.
KELOMPOK 6

Kecepatan pengendapan dapat dilihat melalui tinggi interface sebagai fungsi


waktu yang diberikan. Tinggi Z1 dan Z2 adalalah intercept tangen kecepatan
pengendapan. Kecepatan sedimentasi dapat bertamabh dengan adanya flokulan.
Flokulan akan menyebabkan pengambungan antara partikel-partikel halus menjadi
partikel yang lebih besar sehingga mudah untuk diendapkan. Kontak antar partikel
dapat terjadi dengan cara sebagai berikut :
1. Kontak yang disebabkan oleh gerakan cairan itu sendiri karena adanya
pengadukan
2. Kontak yang disebabkan oleh gerakan Brown. Yaitu gerakan acak dari
partikel koloid dalam medium pendispersi.

Kontak yang dihasilkan nantinya akan mengendap yaitu dengan adanya


tumbukan antar partikel yaitu ditandai dengan kecepatan pengendapan yang
lebih besar dengan partikel yang mempunyai pengendapan yang leih kecil.

Gambar 1. Kurva hasil tes untuk proses sedimentasi

Gradien (slope) dari kurva pada sembarang titik waktu menunjukkan


kecepatan pengendapan suspensinya dan merupakan karakteristik suatu konsentrasi
padatan spesifik. Saat waktunya meningkat, maka kecepatan akan pengendapannya
akan menurun. Ketika daerah dengan kecepatan pengendapan konstan terlampaui,
maka setiap titik pada kurva akan menunjukan konsentrasi padatan yang berbeda.
Persamaan empiris yang sering digunakan dalam menghitung kecepatan sedimentasi
dapat ditulis sebagai berikut ini ;

dz Z 1−Z 2
= ……. (1)
dt T 1−0

Dimana :

dz/dt :Kecepatan pengendapan (cm/menit)

Z1 :Tinggi larutan suspensi (cm)


KELOMPOK 6

Z2 :Tinggi slurry dan supernatant (cm)

t1 :Waktu (menit)

Anda mungkin juga menyukai