Anda di halaman 1dari 2

Peran strategis pemerintah dalam menggali, menggunakan, dan mengelola seluruh

sumber daya yang dimiliki agar pemerintah mampu memberikan pelayanan dan
meningkatkan kesejaheraan masyarakat adalah seperti berikut. (Mohamad, 2003 dalam
bapenas ,2004) :

- Lebih memfokuskan diri pada fungsi pengaturan melalui berbagai kebijakan yang
mefasilitasi berkembangnya kondisi kondusif bagi kegiatan pelayanan kepada
masyarakat.
- Lebih memfokuskan diri pada pemberdayaan masyarakat sehingga masyarakat
mempunyai rasa memiliki yang tinggi terhadap fasilitas-fasilitas pelayanan yang
telah dibangun bersama.
- Menerapkan system kompetisi dalam hal penyediaan pelayanan publik tertentu
sehingga masyarakat memperoleh pelayanan yang berkualitas.
- Terfokus pada pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran yang berorientasi pada
hasil (outcome) sesuai dengan masukan yang digunakan.
- Lebih mengutamakan apa yang diinginkan oleh masyarakat.
- Pada hal tertentu pemerintah juga berperan untuk memperoleh pendapat dari
masyarakat dari pelayanan yang dilaksanakan.
- Lebih mengutamakan antisipasi terhadap permasalahan pelayanan
- Lebih mengutamakan desentralisasi dalam pelaksanaan pelayanan.
- Menerapkan system pasar dalam memberikan pelayanan.

Selain itu, pelayanan publik juga harus (1) memiliki dasar hokum yang jelas dalam
penyelenggaraannya, (2) memiliki stakeholder yang luas, (3) memiliki tujuan social, (4)
dituntut untuk akuntabel kepada publik, dan (5) memiliki indicator performance
(Mohamad, 2003 dalam Bapenas, 2004).

Keberhasilan pelaksanaan fungsi-fungsi pemerintah akan sangat ditentukan seberapa


kompeten SDM aparatur dalam memegang jabatannya. Implikasinya diperlukan suatu
upaya untuk menjamin agar terjadi proses pembelajaran yang berkesinambungan dan
peningkatan diri terus menerus dan upaya terencana untuk mengidentifikasi
kesenjangan kinerja dan merespon dengan solusi yang tepat dan efektif. Suatu tatanan
dimana kentalnya semangat nepotisme sering kali memberikan kondisi dimana praktik
ketidakpercaan terhadap keberadaan individu lainnya. Sejalan dengan hal itu, didalam
masyarakat itu sendiri telah terjadi kekentalan semangat etnisisme dan melemahnya
kepercayaan (trust) diantara anggota masyarakat itu sendiri (Fukuyama, 2000). Dalam
batas-batas tertentu apabila modal sosial kian melemah, sebuah bangsa berada pada
titik nadi kebangkrutan. Banyak kasus dimana korupsi yang menggurita menyebabkan
chaos, sebuah pintu darurat akibat ketidakpuasan dan mengakibatkan bergantinya
regime melalui proses kekerasan. Dalam perspektif lain, GONE theory   yang
dikemukakan oleh Jack Bologne menjelaskan bahwa factor-faktor yang menyebabkan
terjadinya kecurangan meliputi greeds (keserakahan), opportinuties (kesempatan),
needs (kebutuhan), dan exposures (pengungkapan). Selain itu, kesadaran terhadap
implementasi fungsi-fungsi penting pemerintah pada dasarnya mengerucut pada
pelayanan publik yang optimal. Artinya, harus diupayakan dengan sungguh-sungguh
agar birokrasi memiliki kompetensi orientasi pelanggan internal dan eksternal yang jelas
dan berimbang. Dengan demikian, tidak dikenal lagi birokrasi yang melayani dirinya
sendiri atau hanya melayani perintah, birokrasi yang tidak memiliki ukuran dasar
(bottom line) untuk dinilai kinerjanya, dan tidak dikenal lagi birokrasi yang mewujud
sebagai agen yang berpotensi memunculkan polarisasi karena perbedaan pemberian
pelayanan terhadap kelompok masyarakat berpunya (the have) dengan kelompok
masyarakat yang kurang beruntung (the have not).

Anda mungkin juga menyukai