Anda di halaman 1dari 14

IJCCS ISSN: 1978-1520

PERENCANAAN ARSITEKTUR SISTEM INFORMASI


PENJUALAN PADA PT. PASSI TIRTA AGUNG
SINGKAWANG
Nisa Fatimatuzzahra
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Pontianak; Jl. Merdeka Barat No.374,
Tengah, Kec. Pontianak Kota, (0561) 735555
Jurusan Sistem Informasi, STMIK Pontianak
e-mail : nisaafzahra@gmail.com

Abstrak
Pengembangan arsitektur sistem informasi diperusahaan merupakan suatu kebutuhan
dasar bagi perusahaan untuk diterapkan sehingga data dan informasi yang dilampirkan sesuai
dengan yang dibutuhkan. Dalam upaya mengembangkan sistem informasi yang belum
terintegrasi data maupun aplikasinya, sehingga proses sistem data menyebabkan munculnya
ketidaksesuaian data dan tidak terkontrol dengan baik. Arsitektur sistem informasi yang
merupakan suatu rencana kebutuhan-kebutuhan informasi diperusahaan yang menggambarkan
pemodelan bisnis, arsitektur data, arsitektur aplikasi dan asitektur teknologi yang diperlukan
perusahaan pada saat ini dan dimasa depan. Metode yang digunakan dalam perencanaan sistem
informasi adalah EAP (enterprise architecture planning) yang digunakan untuk membangun
arsitektur informasi yang mendefinisikan bisnis dan model untuk mendukung bisnis perusahaan.
Tahapan-tahapan EAP dimulai dari tahap inisiasi perencanaan, tahap memahami kondisi saat
ini, tahap devinisi tujuan masa depan dan tahap menyusun rencana dalam mencapai tujuan masa
depan. Hasil akhir Analisis dan Perancangan Sistem ini adalah berupa dokumen analisis dan
perancangan sistem informasi penjualan air minum yang berisi software requirement dan
software design. Hasil dari penelitian ini sesuai dengan sistem penjualan yang berada pada
bagian produksi barang dan pemasaran produk di perusahaan PT. Passi tirta Agung
Singkawang.

Kata Kunci : Arsitektur Sistem Informasi, Enterprise Architecture Planning

Abstract
 The development of information system architecture in the company is a basic need for
companies to be applied so that the data and information attached in accordance with what is
needed. In an effort to develop information systems that have not been integrated data or
applications, so that the data system process causes the emergence of data discrepancies and is
not well controlled. Information systems architecture is a plan of information needs in the
company that describes business modeling, data architecture, application architecture and
technology technology that companies need today and in the future. The method used in
information system planning is EAP (enterprise architecture planning) which is used to build
information architectures that define businesses and models to support enterprise business. The
EAP stages start from the initiation stage of planning, the stage of understanding the current
conditions, the stage of devinisiing future goals and the stage of preparing a plan in achieving
future goals. The final result of this System Analysis and Design is in the form of a document of
analysis and design of drinking water sales information systems containing software
requirements and software design. The results of this study are in accordance with the sales
system located in the production and marketing of products in the company PT. Passi tirta
Agung Singkawang

Keywords— Information Systems Architecture, Enterprise Architecture Planning

1
IJCCS ISSN: 1978-1520

1. PENDAHULUAN

Sistem informasi penjualan perusahaan dapat mempermudah masyarakat maupun


pelanggan dalam mendapatkan informasi mengenai perusahaan, terutama di PT Passi Tirta
Agung Singkawang yang juga merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang
distribusi produk pasqua. PT Passi Tirta Agung Singkawang memiliki sistem penjualan yang
masih mengandalkan cara pesan antar barang secara langsung kepelanggan maupun reseller.
Produk pasqua memiliki kualitas air yang jernih, higienis dan memiliki harga yang terjangkau di
masyarakat maupun reseller karena selain penyajiannya yang mudah juga mempunyai berbagai
jenis kemasan seperti kemasan gelas, botol, dan galon. Banyaknya merek air mineral yang ada
dipasaran akan memotivasi perusahaan untuk bersaing melalui strategi yang tepat seperti
mempromosikan layanan informasi seputar profil perusahaan ke pelanggan maupun masyarakat.
Arsitektur sistem informasi penjualan dalam organisasi maupun perusahaan terutama pada PT.
Passi Tirta Agung Singkawang mencakup kebutuhan bisnis strategi perusahaan yaitu dengan
menerapkan sebuah sistem informasi layanan ke masyarakat umum atau pelanggan dan
menerapkan sistem penjualan berupa penandaan atau tagging lokasi yang bisa melakukan cross
check terhadap barang yang di antar.
Proses arsitektur yang di gunakan dalam penerapan sistem informasi penjualan berupa
pendistribusian produk dan penyaluran data. Dimana karyawan perusahaan menginput data
produksi barang di databasenya. Jika pemesanan barang kosong maka karyawan melakukan
pengecekan ulang produksi barang. Dari sistem akan memeriksa ulang mengenai ketersediaan
stok barang dengan jumlah produksi yang di keluarkan. Sistem juga akan cek ulang barang yang
belum maupun sudah di antar ke pelanggan menggunakan google mapping untuk penandaan
atau tagging lokasi.
Dari penelitian ini penulis menemukan permasalahan yang terkait dengan permasalahan
penelitian sebelumnya. Penelitian pertama yang dibuat oleh (Mahaseptiviana dkk, 2014) [4]
membahas tentang penetapan dan pencapaian target penjualan yang belum memiliki prosedur,
perusahaan tidak memiliki kejelasan tentang berapa penjualan yang ingin dicapai. Untuk
mengatasi masalah dalam penetapan dan pencapaian target maka dibutuhkan laporan penetapan
dan pencapaian target perusahaan guna membantu dalam menganalisis pencapaian target
penjualan yang telah ditetapkan perusahaan. Hasil akhir Analisis dan Perancangan Sistem ini
adalah berupa dokumen analisis dan perancangan sistem informasi penjualan air minum yang
berisi software requirement dan software design. Hasil dari penelitian ini sesuai dengan sistem
penjualan yang berada pada bagian produksi barang dan pemasaran produk di perusahaan PT.
Passi tirta Agung Singkawang.
Penelitian selanjutnya yang di buat oleh (Purnama, 2018) [9] membahas mengenai
membahas mengenai permasalahan perusahaan yang belum mempunyai pendefinisian yang
jelas tentang arsitektur data, proses dan jaringan sistem informasi pada proses bisnis yang
dijalankan. Untuk mengatasi masalah dalam perusahaan maka diperlukan pembuatan
rekomendansi sistem informasi dengan menggunakan metode pengembangan untuk membuat
perencanaan arsitektur sistem atau Enterprise Architecture Planning (EAP) dengan analisis
value chain dan penggunaan analisis SWOT. Hasil dari penelitian ini yaitu rekomendasi sistem
informasi perusahaan berupa blueprint perencanaan enterprise architecture yang dituangkan
pada tahap future state architecture yakni berhasil mendefinisikan 4 proses bisnis utama, pada
arsitektur data menghasilkan 24 entitas, 4 aplikasi serta untuk arsitektur teknologinya
menghasilkan usulan arsitektur teknologi serta roadmap implementasi untuk
mengimplementasikan sistem informasi yang telah direkomendasikan. Dari hasil penelitian
tersebut menjelaskan bahwa metode yang digunakan sama dan sesuai dengan penelitian yang
dibahas mengenai analisis sistem maupun metode untuk membangun arsitektur sistem.
Pada hasil penelitian dan permasalahan yang telah di uraikan di atas maka peneliti
membuat sebuah perencanaan arsitektur sistem informasi penjualan dengan menerapkan analisis
value chain dengan memiliki tujuan yang sama yaitu mempermudah perusahaan dalam
melakukan aktivitas bisnis [12]. Dengan analisis value chain yang merupakan konsep di
2
IJCCS ISSN: 1978-1520

kemukakan oleh porter (1985), yang menjelaskan cara pandang manajemen terhadap
keseluruhan aktivitas perusahaan. Agar pembuatan sistem informasi dapat dilakukan dengan
baik maka diperlukan analisis dan perancangan sistem informasi penjualan air minum [4].
Dengan adanya perencanaan arsitektur sistem informasi penjualan tersebut yang sesuai
dengan kebutuhan maupun tujuan bisnis perusahaan dan di harapkan berdampak baik dalam
meningkatkan kualitas produksi dari dalam maupun dari luar perusahaan yang akan
berpengaruh terhadap persaingan perusahaan.

2. METODE PENELITIAN

Bentuk penelitian yang dilakukan penulis dalam penelitian adalah studi kasus. Menurut
Nurdin dkk [6] Studi kasus merupakan penelitian mendalam tentang masalah penelitian tertentu,
bukan survei statistik atau pertanyaan komparatif. Studi kasus yang permasalahannya mengarah
pada PT. Passi Tirta Agung Singkawang. Dalam penelitian ini penulis hanya melakukan tahap
awal dari metode penelitian dan pengembangan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
metode pengembangan Design research yaitu salah satu model pendekatan penelitian sesuai
dengan fungsi penelitian untuk merancang dan mengembangkan [10]. Dengan demikian
penggunaan Design Research pada penelitian ini agar dapat dilaksanakan untuk mencapai
tujuan penelitian. Kegiatan penelitian yang dilakukan pada setiap siklus, mengikuti 3 tahap
dalam design research, yaitu tahap persiapan eksperimen, tahap pelaksanaan eksperimen, dan
tahap analisis retrospektif [13].

2.1.Metodologi Pengumpulan Data


Dalam pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diterangkan dalam bentuk jawaban sementara terhadap
penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud inilah dibutuhkan
suatu pengumpulan data [2]. Jenis metode yang digunakan penulis dalam penelitian antara lain :
1. Data Primer
Jadi data primer merupakan data yang diperoleh peneliti secara langsung. Data primer ini
diperoleh dengan cara wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan dengan HRD
mengenai proses bisnis dan struktur organisasi. Wawancara dilakukan dibagian admin
mengenai prosedur pemesanan, prosedur pengolahan data, proses penjualan, stok maupun
transaksi di PT. Passi Tirta Agung. Observasi dilakukan secara langsung untuk mengetahui
perkembangan perusahaan di PT. Passi Tirta Agung. Data primer perusahaan meliputi hasil
wawancara maupun informasi proses bisnis.
2. Data Sekunder
Data dan sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber
sekunder dari data yang kita butuhkan. Jadi data sekunder itu merupakan data yang
diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada dan berhubungan secara langsung yang
dilaksanakan dari PT. Passi Tirta Agung tentang pelaporan-pelaporan penjualan, persediaan
stok dan transaksi yang masuk dan keluar. Seperti salah satunya pelaporan pelayanan untuk
penukaran barang apabila ditemukan kemasan yang rusak atau cacat pada barang.

2.2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yaitu cara yang dilakukan untuk mencari dan mengumpulkan
data untuk digunakan dalam melakukan penelitian. Untuk memperoleh data dan informasi
dalam penelitian ini, penulis menggunakan Teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Wawancara

3
IJCCS ISSN: 1978-1520

Penulis mengadakan wawancara langsung secara tidak terstruktur kepada bagian HRD dan
karyawan sehingga dapat mengetahui gambaran permasalahan yang dihadapi. Adapun
pertanyaan yang dilakukan berupa bagaimana proses bisnis yang selama ini dilakukan oleh
perusahaan, kekurangan apa saja yang ada diperusahaan, maupun strategi untuk
meningkatkan layanan sistem informasi ke masyarakat.
2. Observasi
Peneliti observasi melakukan pengamatan secara langsung di PT. Passi Tirta Agung
Singkawang yang dilaksanakan sebanyak 2 kali pada unit kerja bagian gudang dan bagian
pengolahan data. agar hasil penelitian sesuai dengan yang dibutuhkan penulis menganalisis
data informasi, teknologi maupun aplikasi. Hasil pengamatan berupa prosedur pelaporannya
yang masih mengandalkan aplikasi Microsoft office, sistem informasi layanan di perusahaan
seperti seputar profil perusahaan dan masih mengandalkan media sosial.
3. Studi Dokumentasi
penulis mengumpulkan informasi dengan cara mempelajari dokumen berupa jurnal, buku,
gambar, maupun data karyawan untuk mendapatkan informasi dan data sesuai dengan
masalah yang diteliti.

2.3. Metode Enterprise Architecture Planning (EAP)


Untuk merancang arsitektur enterprise terlebih dahulu untuk memahami dan mempelajari
studi dokumentasi yang dilakukan dengan mengumpulkan data dan mempelajari dokumen
untuk mendapatkan informasi dan data yang berhubungan dengan arsitektur enterprise dan
penggunaan metode Enterprise Architecture Planning (EAP).

Gambar 2.1 Komponen dan Lapisan EAP


Sumber : Syarifudin, 2019

Dalam tahapan definisi komponen dan lapisan EAP sebagai pendukung penerapan arsitektur
enterprise diperusahaan dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Inisiasi Perencanaan (Tahap 1 memulai)
Hasil dari tahapan ini rencana kerja untuk perencanaan arsitektur enterprise dan Komitmen
manajemen untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya. Langkah dalam tahapan ini
menentukan tujuan kerangka kerja EAP, Menyusun visi perusahaan, menyesuaikan
metodologi perencanaan yang terikat serta menentukan suber daya yang terlibat dan
perangkat yang akan digunakan. Untuk mendapatkan komitmen dari pimpinan yang
berbentuk dana dan waktu untuk menjalankan seluruh proses yang berjalan.
2. Pemodelan Bisnis dan Sistem Teknologi Saat ini
Pemahaman kondisi saat ini, terdiri dari 2 bagian yaitu : Pemodelan bisnis pada tahap ini
model awal proses bisnis dengan menggunakan analisis rantai nilai (value chain) untuk
menyediakan dasar pengetahuan yang lengkap dan dapat digunakan untuk mendefinikan

4
IJCCS ISSN: 1978-1520

perencanaan arsitektur sistem informasi. Dan Sistem dan teknologi saat ini sebagai rencana
jangka panjang.
3. Lapisan 3 (rencana kedepan) : untuk menentukan tujuan perusahaan untuk naik tingkatan
lebih tinggi untuk kemajuan perusahaan. Rencana kedepan, terdiri dari
a. Arsitektur data : Tujuannya adalah mengidentifikasi dan mendefinisikan jenis-jenis
data utama yang mendukung fungsi-fungsi bisnis yang telah didefinisikan pada model
bisnis. Langkah-langkah dalam tahap ini Membuat daftar semua kandidat entitas data,
Membuat definisi entitas, atribut, dan relasi. Mengkaitkan entitas terhadap fungsi
bisnis dan melakukan distribusi arsitektur data.
b. Arsitektur aplikasi : bertujuan untuk mendefinisikan jenis-jenis aplikasi utama yang
dibutuhkan untuk mengelola data dan mendukung fungsi bisnis enterprise. Langkah-
langkah dalam tahapan ini mengenai definisi model proses bisnis, dokumen arsitekstur
aplikasi, melakukan distribusi arsitektur aplikasi, maupun melakukan analisis dampak
arsitektur aplikasi terhadap sistem saat ini.
c. Arsitektur teknologi : tahapan ini untuk mendefinisikan jenis-jenis teknologi utama
yang dibutuhkan untuk menyediakan lingkungan yang mendukung aplikasi pengelola
data dan fungsi.
4. Rencana Implementasi : dalam tahapan ini untuk melengkapi proses menentukan aplikasi
dalam hubungan dan fungsi bisnis. Menentukan tahapan penerapan aplikasi, jadwal
penerapan, dan mengajukan peralihan dari posisi saat ini ke posisi yang diinginkan dimasa
akan datang.

2.4. Alat Perancangan Rantai Nilai (Value Chain)


Rantai nilai produk merupakan aktifitas yang berawal dari bahan mentah sampai dengan
selesai penanganan penjualan. Rantai nilai ini mencakup aktivitas yang terjadi karena hubungan
dengan pemasok (Supplier Linkages), dan hubungan dengan konsumen (Consumer Linkages).
Aktivitas ini merupakan kegiatan yang terpisah tapi sangat tergantung satu dengan yang lain.
Analisis Value Chain membantu manajer untuk memahami posisi perusahaan pada rantai nilai
produk untuk meningkatkan keunggulan kompetitif. Pendekatan Analisis Value Chain dan
Value Coalitions merupakan pendekatan terbaik dalam membangun nilai perusahaan kearah
yang lebih baik. Analisis Value Chain dan Value Coalitions lebih sering berhubungan dengan
aktivitas luar perusahaan [16]. Model rantai nilai (value chain) pertama kali diusulkan oleh
(porter, 1985), yang terdiri dari satu rangkaian aktivitas yang menciptakan dan membangun
suatu nilai yang dapat menghasilkan margin nilai tambah bagi organisasi [14] .

Gambar 2.2 Model Rantai Nilai (Porter’s Value Chain)


Sumber : Kusuma, 2018 (Porter 1985)

Berikut aktivitas rantai nilai diperusahaan PT. Passi Tirta Agung Singkawang :
1. Primary aktivities : Kegiatan utama berhubungan langsung dengan penciptaan fisik,
penjualan, pemeliharaan dan dukungan dari suatu produk atau jasa. Kegiatan ini terdiri
dari :

5
IJCCS ISSN: 1978-1520

a. Inbound Logistic : semua proses yang terkait dengan menerima, menyimpan, dan
mendistribusikan input internal. Seperti bahan baku air mineral, air galon, air kardus, air
botol yang menggunakan teknik penyulingan.
b. Operations : kegiatan transformasi yang mengubah input menjadi output yang akan
dijual kepada pelanggan. Seperti pada perusahaan PT. Passi Tirta Agung Singkawang
memproduksi air mineral kemasan galon, kemasan botol, maupun kemasan gelas.
c. Outbond Logistic : kegiatan ini memberikan produk atau layanan kepada pelanggan
(barang yang di jual). Yaitu pada perusahaan air mineral kemasan berisi 200ml, air galon
19 liter, air botol mineral 300ml.
d. Marketing & Sales : proses yang digunakan untuk membujuk pelanggan agar membeli
produk yang dijual perusahaan ke toko-toko eceran maupun masyarakat.
e. Service : kegiatan yang berkaitan dengan mempertahankan nilai dari produk atau
layanan kepada pelanggan setelah membeli produk. Seperti pada perusahaan PT. Passi
Tirta Agung Singkawang memberikan pelayanan untuk penukaran barang apabila
ditemukan kemasan yang rusak atau cacat pada barang.
2. Support activities : Kegiatan ini mendukung fungsi utama. Dalam diagram, garis putus-
putus menunjukkan bahwa setiap dukungan, atau sekunder, aktivitas dapat berperan dalam
setiap kegiatan utama. Misalnya, pengadaan mendukung operasi dengan kegiatan tertentu,
tetapi juga mendukung pemasaran dan penjualan dengan kegiatan lain.
a. Procurement (Purchasing) : kegiatan organisasi untuk mendapatkan sumber daya yang
dibutuhkan untuk beroperasi. Seperti alat tulis kantor (ATK) untuk mendukung
operasional administrasi penjualan.
b. Human Resource Management : seberapa baik sebuah perusahaan merekrut, melatih,
memotivasi, memberi penghargaan, dan mempertahankan para pekerjanya. Di
perusahaan PT. Passi Tirta Agung Singkawang adanya pelatihan (training) kepada
karyawan yang baru masuk.
c. Technological Development : kegiatan ini berhubungan dengan pengelolaan dan
pengolahan informasi, serta melindungi basis pengetahuan. Yang digunakan perusahaan
adalah menggunakan komputer dan menggunakan aplikasi Ms. Office 2010.
d. Infrastructure : sistem dukungan perusahaan, dan fungsi-fungsi yang memungkinkan
untuk mempertahankan operasi seperti administrasi dan manajemen. Perusahaan PT.
Passi Tirta Agung Singkawang memiliki struktur organisasi yang lengkap dan jelas.

2.5. Pengacuan Pustaka


2.5.1. Enterprise Architecture
Menurut Farida [1] Kata enterprise architecture terbentuk dari kata arsitektur dan
enterprise. Arsitektur merupakan perancangan dari suatu benda atau merepresentasikan suatu
gambaran yang sesuai dengan suatu obyek sehingga dapat diperoleh hasil yang sesuai dengan
kebutuhan dan berkualitas. Enterprise Architect didasarkan pada spesifikasi UML. Enterprise
Architect juga merupakan progresif yang mencakup semua aspek dari siklus pengembangan,
menyediakan penuh ketertelususran dari tahap desain awal hingga penerapan, pemeliharaan,
pengujian dan kontrol perubahan [14].

6
IJCCS ISSN: 1978-1520

Gambar 2.2 Enterprise Architecture


Sumber : Jurnal (Suryadi dan Andry, 2017)
2.5.2. Enterprise Architecture Planning (EAP)
Enterprise Architecture Planning (EAP) di gunakan perusahaan sebagai sebuah proses
dalam merencanakan dan mendefinisikan arsitektur untuk informasi bisnis perusahaan.
Penggunaan EAP ini juga dapat di jadikan arah untuk mengembangkan proses bisnis.
Enterprise Architecture Planning (EAP) merupakan metode yang menjelaskan perencanaan
konsisten dalam pemahaman tentang istilah enterprise. Ini adalah proses untuk pengembangan
kegiatan yang digunakan untuk mengembangkan enterprise, model, diagram, deskripsi dan
melaksanakan sistem yang membentuk deskripsi arsitektur [7].
Menurut Tyas dan Tarmuji [3] Enterprise Architecture Planning (EAP) merupakan
metode yang dikembangkan untuk membangun arsitektur enterprise. tahapan pembangunan
EAP adalah tahap untuk memulai, tahap memahami kondisi saat ini, tahap pendefinisian visi
masa depan, dan tahap untuk menyusun rencana dalam mencapai visi masa depan. EAP juga
merupakan proses mendefinisikan sejumlah arsitektur yaitu : arsitektur data, arsitektur aplikasi,
dan arsitektur teknologi dalam menggunakan informasi untuk mendukung bisnis.

Gambar 2.3 Komponen Lapisan EAP (Spewak, 1992)


Sumber : Penelitian Setiawan (2017)

Berikut penjelasan komponen lapisan EAP dari Spewak (Setiawan, 2017) [14] :
a. Tahap 1 (posisi mulai)
Inisiasi perencanaan: mempersiapkan pelaksanaan proyek EAP (seperti: membuat rencana
kerja, memastikan komitmen manajemen dan lain-lain).
b. Tahap 2 (posisi sekarang)
1. Pemodelan bisnis: menghimpun pengetahuan mengenai bisnis dan informasi yang
digunakan dalam melangsungkan bisnis.
2. Sistem dan teknologi saat ini: menetukan sistem dan teknologi yang ada saat ini
sebagai dasar untuk rencana migrasi jangka Panjang.
c. Tahap 3 (Posisi yang diinginkan dimasa mendatang)
1. Arsitektur data : menentukan jenis data utama yang dibutuhkan untuk melangsungkan
bisnis.

7
IJCCS ISSN: 1978-1520

2. Arsitektur aplikasi : menentukan jenis aplikasi utama yang dibutuhkan untuk


mengelola data dan mendukung fungsi bisnis.
3. Arsitektur teknologi : menentukan platform teknologi yang dibutuhkan untuk
menyediakan lingkungan aplikasi yang mengelola data dan mendukung fungsi bisnis.
d. Tahap 4 (Bagaimana cara mencapainya)
1. Rencana penerapan: menentukan tahapan penerapan aplikasi, jadwal penerapan, dan
mengajukan jalur yang jelas untuk bermigrasi dari posisi saat ini ke posisi yang
diingikan di masa mendatang. Manfaat yang seharusnya diperoleh sebagai hasil
langsung dari penerapan EAP adalah sebagai berikut :
2. Fokus ke penggunaan strategis dari teknologi untuk mengelola data sebagai asset.
3. Proses dokumentasi meningkatkan pemahaman mengenai bisnis.
4. Integrasi sistem saat ini dengan sistem baru.

2.5.3. Perencanaan Arsitektur Sistem Informasi


Arsitektur Sistem Informasi untuk perusahaan yaitu menggambar suatu model konsep
informasi untuk suatu rencana kebutuhan bisnis. Sistem informasi dapat dibentuk sesuai
kebutuhan organisasi atau perusahaan masing-masing. Oleh karena itu, untuk dapat
menerapkan sistem yang efektif dan efisien diperlukan perencanaan, pelaksanaan, pengaturan,
dan evaluasi sesuai keinginan masing-masing organisasi. Berikut tahapan dalam perancangan
arsitektur [5]
a. Arsitektur Data
Mengidentifikasi dan merancang arsitektur data sesuai dengan kebutuhan entitas data dari
proses-proses bisnis dan menggambarkan relasi antar entitas data conceptual data model
dan physical data model.
b. Arsitektur Aplikasi
Mengidentifikasi dan mendaftarkan kandidat-kandidat aplikasi yang dapat digunakan
selama proses bisnis berlangsung.
c. Arsitektur Teknologi
Pendefinisian prinsip teknologi yang akan digunakan untuk menjalankan kandidat aplikasi
yang sudah direncanakan

2.5.4. Rantai Nilai (Value Chain)


Bagi perusahaan Value Chain Analysis adalah proses di mana sebuah perusahaan
mengidentifikasi kegiatan utama dan bantuan yang menambah nilai produk, kemudian
menganalisisnya untuk mengurangi biaya atau meningkatkan pemecahan masalah. Menurut
Popescu dan Dascalu [8] Analisis Value Chain adalah metode sistematis untuk mempelajari
kompetensi dan aktivitas utama organisasi agar dapat menentukan keuntungan kompetitif.
Menurut Michael Porter dalam Ward dan Peppard (2002:261) “Analisis Value Chain
menyatakan bahwa semua perusahaan dalam industri memiliki rantai nilai, termasuk aktivitas
seperti, mendapatkan bahan mentah mendesain produk, membangun fasilitas produksi,
memasarkan produk, mengembangkan perjanjian kerja sama, dan menyediakan pelayanan
pelanggan.” Hasil dari analisis value chain digunakan untuk identifikasi peluang pemanfaatan
SI/TI yang dapat meningkatkan keunggulan kompetitifnya.

8
IJCCS ISSN: 1978-1520

Gambar 2.4 Rantai Nilai (value chain)


Sumber : Michael Porter, 1998
Berikut penjelasan dari Pearce dan Robinson [7] mengenai tahapan rantai nilai (value
chain):
a. Aktivitas Primer
1. Pengadaan Logistik Dalam Perusahaan : aktivitas, biaya dan aset yang berkaitan
dengan perolehan bahan bakar, energi, bahan baku, suku cadang, barang dagangan dan
perlengkapan lainnya dari pemasok, penerimaan, penyimpanan, dan distribusi input
dari pemasok, inspeksi dan manajemen persediaan.
2. Operasi : aktivitas, biaya dan aset yang berkaitan dengan konversi input menjadi
bentuk produk akhir (produksi, perakitan, pengemasan, pemeliharaan peralatan, operasi
fasilitas, penjaminan mutu, perlindungan lingkungan)
3. Pengadaan Logistik Luar Perusahaan : aktivitas, biaya dan aset yang berkaitan dengan
distribusi fisik dari produk kepada pembeli (penyimpanan barang jadi, pemrosesan
pesanan, pengepakan pesanan, pengiriman, operasi kendaraan pengiriman)
4. Pemasaran dan Penjualan : aktivitas, biaya dan aset yang berkaitan dengan upaya
tenaga penjualan, iklan dan promosi, riset dan perencanaan pasar, serta dukungan bagi
distributor
5. Layanan : aktivitas, biaya dan aset yang berkaitan dengan penyediaan bantuan bagi
pembeli, seperti instalasi, pengiriman suku cadang, pemeliharaan dan perbaikan,
bantuan teknis, penanganan atas pertanyaan dan keluhan pembeli.
b. Aktivitas Pendukung
1. Administrasi Umum : aktivitas, biaya dan aset yang berkaitan dengan manajemen
umum, akuntansi dan keuangan, hukum dan masalah peraturan, keselamatan dan
keamanan, sistem informasi manajemen dan fungsi-fungsi overhead lainnya.
2. Manajemen Sumber Daya Manusia : aktivitas, biaya dan aset yang berkaitan dengan
perekrutan, pelatihan, pengembangan, dan kompensasi dari seluruh jenis karyawan,
aktivitas hubungan dengan karyawan, pengembangan keahlian yang berbasis
pengetahuan.
3. Riset, Teknologi dan Pengembangan Sistem : aktivitas, biaya dan aset yang berkaitan
dengan litbang produk, litbang proses, perbaikan desain proses, desain peralatan,
pengembangan peranti lunak komputer, sistem telekomunikasi, desain dan rekayasa
dengan bantuan komputer, kapabilitas basis data baru dan pengembangan sistem
pendukung yang terkomputerisasi.
4. Pembelian : aktivitas, biaya dan aset yang berkaitan dengan pembelian dan penyediaan
bahan baku, perlengkapan, jasa, dan jasa pihak luar lainnya yang diperlukan untuk
mendukung perusahaan serta aktivitasnya. Sering kali aktivitas ini menjadi bagian dari
aktivitas pengadaan logistik dalam perusahaan.

2.5.5. Analisis SWOT


Analisa SWOT itu merupakan suatu identifikasi berbagai macam faktor yang dilakukan
secara terstruktur untuk menyatakan strategi yang akan dilakukan oleh perusahaan atau

9
IJCCS ISSN: 1978-1520

organisasi dengan tujuan memperoleh hasil yang diharapkan. Menurut Pearce dan Robinson [7]
SWOT merupakan akronim dari kekuatan (Strenghts) dan kelemahan (Weakness) internal dari
suatu perusahaan serta peluang (Opportunties) dan ancaman (Threat) lingkungan yang
dihadapinya.
Menurut Rangkuti [11] Penelitian menunjukan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan
oleh kombinasi faktor internal dan ekternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam
analisis SWOT. Analisis SWOT membandingkan antara faktor ekternal peluang (Opportunties)
dan Ancaman (Threat) dengan faktor internal kekuatan (Strenghts) dan kelemahan (Weakness).
Sedangkan menurut Marwando [5] Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara
menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya dimana cara
menerapkanya dalam pencapaian tujuan organisasi antara lain :
a. SO (Strenghts–Opportunities) pada saat kondisi ini organisasi memanfaatkan kekuatan
yang dimiliki internal organisasi untuk menciptakan peluang/kesempatan berinovasi dan
mengembangkan cara baru dalam pencapaian tujuan. Strategi model seperti ini sering
disebut strategi agresif.
b. ST (Strenghts–Threats) pada saat kondisi ini organisasi memanfaatkan kekuatan yang
dimiliki internal organisasi untuk melakukan diversifikasi usaha pencapaian tujuan
karena dengan strategi yang biasa dipergunakan dianggap tidak mampu menahan
ancaman-ancaman yang timbul dari luar. Strategi seperti ini sering disebut strategi
diversifikasi.
c. WO (Weaknesses – Opportunities) dalam kondisi seperti ini manajemen organisasi harus
melakukan analisis terhadap kelemahan-kelemahan yang ada sehingga mampu
menyelesaikan masalah melalui cara menghilangkan kelemahan-kelemahan utama
internal. Strategi seperti ini biasa disebut strategi balik arah (turn–around strategy)
d. WT, (Weaknesses–Threats) dalam situasi ini manajemen organisasi harus melakukan
analisis terhadap kelemahan-kelemahan utama yang ada diinternal organisasi sekaligus
menghidari ancaman-ancaman pihak luar. Strategi seperti ini sering disebut strategi
bertahan/defence.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Permasalahan dan Solusi


Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan analisa yang dilakukan terhadap proses bisnis
di PT. Passi Tirta Agung Singkawang. Fungsi dan proses yang ada pada PT. Passi Tirtra Agung
Singkawang mencakup 6 (enam) entitas Admin, Pembelian, Penjualan, Penggajian, Keuangan,
dan Direktur, diperoleh gambaran permasalahan yang di alami oleh perusahaan. Permasalahan
tersebut dapat dijelaskan pada Tabel di bawah ini

Tabel 3.1 Permasalahan PT. Passi Tirta Agung Singkawang

No
Aktivitas Bisnis Permasalahan
.
1 Pengadaan/Pembelian Kegiatan pencatatan pembelian dan pencatatan stok masih
dilakukan secara konvensional. Belum ada sistem khusus yang
dapat mendukung kegiatan pencatatan pembelian dan pencatatan
stok.
2 Penjualan Kegiatan pembuatan invoice penjualan, pencatatan dan rekap
masih dilakukan dengan cara konvensional. Belum ada sistem
khusus yang dapat mendukung kegiatan tersebut.
3 Penggajian Sistem perhitungan dan pelaporan gaji masih dilakukan dengan
10
IJCCS ISSN: 1978-1520

cara konvensional. Belum ada sistem khusus yang dapat


mendukung kegiatan tersebut.
4 Keuangan Belum tersedianya sistem yang dapat menghubungkan unit kerja
yang terlibat dalam kegiatan pencatatan keuangan, seperti
penjualan, pembelian, dan penggajian

Selain permasalahan tersebut, sarana dan infrastruktur yang telah di miliki oleh PT. Passi
Tirta Agung Singkawang yaitu PT. Passi Tirta Agung Singkawang telah memiliki sarana
teknologi informasi berupa perangkat komputer dengan personal computer, jaringan internet,
dan printer. Adapun solusi dari permasalahan pada Tabel di bawah ini

Tabel 3.2 Tabel Solusi Permasalahan


No
Permasalahan Saran Perbaikan
.
1 Kegiatan pencatatan pembelian dan Membuat sistem khusus yang dapat
pencatatan stok masih dilakukan secara mengelola data pembelian dalam bentuk
konvensional. Belum ada sistem khusus yang database.
dapat mendukung kegiatan pencatatan
pembelian dan pencatatan stok.
2 Kegiatan pembuatan invoice penjualan, Membuat sistem khusus yang dapat
pencatatan dan rekap masih dilakukan mengelola data penjualan dalam bentuk
dengan cara konvensional. Belum ada sistem database dan dapat melakukan
khusus yang dapat mendukung kegiatan pencetakan faktur.
tersebut.
3 Sistem perhitungan dan pelaporan gaji masih Membuat sistem yang dapat mengelola
dilakukan dengan cara konvensional. Belum data penggajian dan absen dalam bentuk
ada sistem khusus yang dapat mendukung database.
kegiatan tersebut.
4 Belum tersedianya sistem yang dapat Membuat integrasi data antara bagian
menghubungkan unit kerja yang terlibat pembelian, penjualan dan penggajian.
dalam kegiatan pencatatan keuangan, seperti
penjualan, pembelian, dan penggajian

Berdasarkan tabel di atas di peroleh bahwa permasalahan proses bisnis PT. Passi Tirta Agung
Singkawang saat ini, dapat direncanakan sasaran perbaikan. Sasaran perbaikan dapat digunakan
sebagai dasar dalam perancangan arsitektur data, aplikasi dan teknologi.

3.2. Enterprise Architecture


Pada dasarnya enterprise architecture (EA) adalah sebuah evaluasi dan penggambaran
aspek manusia, proses, dan sumber daya dalam suatu organisasi. Pemahaman ini penting untuk
pengembangan kebijakan, standar, dan perencanaan manajemen EA demi kesuksesan sebuah
institusi. EA merupakan wujud kegiatan yang memungkinkan organisasi membangun pondasi
yang diperlukan untuk kelangsungan hidup organisasi serta untuk menghadapi tantangan bisnis
pada saat ini dan masa yang akan datang. EA mengidentifikasi komponen utama dari suatu
organisasi dan bagaimana komponen di dalam sistem berfungsi secara Bersama sama untuk
mencapai tujuan bisnis yang didefinisikan. Komponen-komponen ini terdiri sumber daya
manusia, proses bisnis, teknologi, financial dan sumber daya lainnya. Komponen enterprise
architecture (EA) terdiri dari empat elemen :
1. Bussiness Architecture
Pada tahap ini menjelaskan proses bisnis sedang berjalan di PT. Passi Tirta Agung. Proses
bisnis utama yang dijalankan di PT. Passi Tirta Agung meliputi pengadaan, penjualan,
keuangan, penggajian dan aktivitas pendukung meliputi manajemen sumber daya manusia

11
IJCCS ISSN: 1978-1520

(SDM), pelayanan dan pembelian. Pada tahapan ini juga terdapat sebuah analis SWOT
untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada PT. Passi Tirta Agung
Singkawang.
2. Data Architecture
Pemodelan yang digunakan dalam menggambarkan arsitektur data PT. Passi Tirta Agung
Singkawang yaitu dengan menggunakan class diagram, dimana class diagram
menggambarkan model konseptual basis data dan entitas data yang diutangkan dalam
bentuk atribut.
3. Aplication Architecture
Pada tahap ini penulis menjabarkan beberapa rancangan aplikasi yang dibutuhkan oleh PT.
Passi Tirta Agung Singkawang.
4. Technology Architecture
Sesuai dengan tahapan arsitektur aplikasi maka diperlukanlah arsitektur teknologi untuk
mendukung arsitektur aplikasi yang telah dirancang. Arsitektur jaringan mengacu pada
infrastruktur jaringan sesuai dengan analisa sebelumnya bahwa aplikasi yang diusulkan yaitu
sistem informasi berbasis website. Merupakan sebuah rangkaian struktur jaringan untuk
mendukung proses berlangsungnya arsitektur jaringan yang diusulkan berdasarkan analisa
sistem pada tahap arsitektur aplikasi baik dari sisi penggunaan software dan hardware pada
server area maupun client area.

4. KESIMPULAN

Dalam mengatasi sistem informasi yang belum terintegrasi, pelaporan yang belum sesuai
dengan kebutuhan yang saat ini masih belum terhubung dari bagian satu ke bagian lainnya, serta
berdasarkan tahapan-tahapan yang teah dlakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Dengan adanya perencanaan arsitektur sistem informasi di PT. Pass Tirta Agung
Singkawang agar dapat menyesuaikan strategi bisnis maupun sistem informasi.
Perencanaan arsitektur sistem informasi ini menggunakan metode Enterprise Architecture
Planning (EAP) yang menghasilkan cetak biru (blueprint) dan juga model value chain
(rantai nilai) dari aktivitas utama dan aktivitas pendukung.
2. PT. Passi Tirta Agung Singkawang hanya menggunakan ms.office media pengolah kata
dan pengarsipan sistem informasi perusahaan dengan dibekali sebuah komputer sehingga
data belum terintegrasi. Dengan melakukan pengembangkan suatu sistem arsitektur
enterprise, data yang dibutuhkan perusahaan dapat dikatakan sebagai laporan maupun antar
sistem agar bisa terintegrasi.
3. Rencana implementasi yang akan dihasilkan dapat dijadikan sebagai langkah awal dalam
pembangunan sistem aplikasi yang medukung fungsi bisnis perusahaan. Adanya
perencanaan arsitektur sistem informasi ini dibuat agar mempermudah laporan penjualan
maupun informasi seputar profil yang terjadi diperusahaan PT. Passi Tirta Agung
Singkawang.

5. SARAN

Berdasarkan hasil dari kesimpulan diatas, maka penulis dapat memberikan saran dalam
pengembangan penelitian ini :
1. Kedepannya diharapkan adanya pengembangan sistem informasi yang menjadikannya lebih
dinamis dengan menambahkan seputar pelayanan profil perusahaan, sehingga lebih
memudahkan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan dan informasi mengenai seputar
perusahaan di PT. Passi Tirta Agung Singkawang.

12
IJCCS ISSN: 1978-1520

2. Diharapkan membuat perencanaan strategis dalam mengupayakan pengembangan arsitektur


sistem informasi sehingga dapat memberikan kemudahan dalam penerapan sistem informasi
berupa pendistribusian produk maupun penyaluran data.
3. Perlindungan data atau proses backup harus dilakukan mencegah terjadinya kerusakan dan
hilangnya data baik disengaja maupun tidak disengaja

UCAPAN TERIMAKASIH

Dalam penyelesaian penelitian ini penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak baik dari
moril maupun materil yang bersifat secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing, orang tua dan keluarga tersayang, rekan-
rekan mahasiswa, serta seluruh pihak yang berjasa dalam penulisan karya ilmiah ini.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Farida, Intan Nur dan Abidarin Rosidi dkk (2013), “Perencanaan Enterprise Architecture
di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Surya Melati Kediri”, Citec Journal : Vol.1 No.1

[2] Gulo, W 2002, Metode Penelitian, GRASINDO, Jakarta.

[3] Kosasi, Sandy, 2014, Pembuatan Sistem Informasi Penjualan Berbasis Web Untuk
Memperluas Pangsa Pasar, Prosiding SNATIF, Jurnal Buana Informatika, Vol.4, No.2
[4] Mahaseptiviana, Arista dkk, 2014, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Penjualan
Air Minum Pada CV. Air Putih, Jurnal Sistem Informasi, Vol.3, No.2
[5] Marwondo, 2017, Perencanaan Arsitektur Sistem Informasi Perguruan Tinggi Berbasis
Oracle Enterprise Architecture Framework, Tesis : Bandung
[6] Nurdin, Ismail dan Hartati, Sri, Metodologi Penelitian Sosial, Surabaya : Media Sahabat
Cendikia.
[7] Pearce, John A. II dan Robinson, Ricard B, Jr, 2008, Manajemen Strategis Formulasi,
Implementasi, dan Pengendalian, Salemba Empat : Jakarta
[8] Popescu M. & Dascalu A.2011. Value Chain Analysis in Qualitiy Management Context.
Bulletin Of The Transilvania University of Brasov. Volume 4 No.2.
[9] Purnama, Soni ayi, 2018, Perencanaan Arsitektur Sistem Informasi PT. Ma’soem Arias
Dengan Menggunakan Oracle Enterprise Architecture Framework, Journal STKOM
[10] Putrawangsa, Susilahudin, 2018. Desain Pembelajaran Design Research Sebagai
Pendekatan Desain Pembelajaran. CV. Reka Karya Amerta, Mataram
[11] Rangkuti, Freddy, 2006, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnsi, PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
[12] Saripudin, Udin 2020, Eksistensi Bisnis Islami Di Era Revolusi Industri 4.0, Widina
Bhakti Persada Bandung, Bandung.
[13] Safaredha, Ellen Davita, 2014 , Design Research Pembelajaran Perbandingan Pada
Aktifitas Pengukuran, JPM IAIN Antasari, Vol.1, No.2
[14] Setiawan, Dimas Arief dkk (2017), Perencanaan Enterprise Architecture Menggunakan
TOGAF ADM Pada Laboratorium Komputer Institut Bisnis Dan Informatika Stikom
Surabaya, JSIKA Vol. 06, No. 12.
[15] Suryadi dan Andry, Johanes Fernandes, 2017, Perancangan Enterprise Architecture
Menggunakan TOGAF Architecture Development Method (Studi Kasus : Yakuza Gym
Jakarta Barat), Seminar Nasional TEKNOKA, Vol.2, No. 2502-8782)
[16] Syaifudin, Muhammad Teguh dan Muh. Syukur Setiyyo Budi, 2018 , Manajemen
Pemasaran II “VALUE CHAIN PT. AQUA GOLDEN MISSISSIPPI Tbk“, Gresik :
Februari 2018.
13
IJCCS ISSN: 1978-1520

[17] Tyas dan Tarmuji, 2013, Perancangan Enterprise Architecture Planning (Eap) Pada
Proses Manajemen Aset Dengan Zachman Framework (Studi Kasus Divisi Manajemen
Fasilitas Pt. Xyz, Jurnal Sarjana TI, Vol.1 No.1.

14

Anda mungkin juga menyukai