Anda di halaman 1dari 12

KONFIGURASI ERP ODOO MODUL SALES

DENGAN PSAK 23 DAN PSAK 44 PADA


PERUSAHAAN PROPERTI

Jesse Jasson Kirikanang


Universitas Bina Nusantara, Jl. Kyai H. Syahdan No. 9, Jakarta Barat 11480, Indonesia
Telp: (62-21) 534 5830/ email: jassonkirikanang@gmail.com

Arta Moro Sundjaja


Universitas Bina Nusantara, Jl. Kyai H. Syahdan No. 9, Jakarta Barat 11480, Indonesia
Telp: (62-21) 534 5830

Rindang Widuri
Universitas Bina Nusantara, Jl. Kyai H. Syahdan No. 9, Jakarta Barat 11480, Indonesia
Telp: (62-21) 534 5830

ABSTRACT

This study aims to analyze ongoing business processes, especially in the property sales cycle, provide
recommendations and suggestions for weaknesses found from the results of analysis, configure the
new system to meet the needs of the company, and become one example of case studies in sales system
configuration property. The method used in this study is data collection and analysis. Data collection
is the writer doing library research, interviews, and observations. For the analysis method using data
reduction which consists of coding and categorization manually, and using Object Oriented Analysis
and Design (OOAD). From the analysis activities found problems in the company that hinder the
running of the company's operational activities effectively and efficiently. So we need an Odoo based
ERP system that can be configured according to the company's needs. Configuration covers the sales
process up to reports that can be produced. The discussion of the new system will be explained so that
it can be seen that the new system has answered to overcome the problems that exist in the old system.
Keywords: Configuration, Revenue Cycle, Odoo, ERP

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisa proses bisnis yang sedang berjalan khususnya dalam
siklus penjualan properti, memberikan rekomendasi dan saran atas kelemahan yang ditemukan dari
hasil analisa, melakukan konfigurasi terhadap sistem baru untuk memenuhi kebutuhan perusahaan,
serta menjadi salah satu contoh studi kasus dalam konfigurasi sistem penjualan properti. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data dan analisis. Pengumpulan data yaitu penulis
melakukan studi kepustakaan, wawancara, serta observasi. Untuk metode analisis membuat data
reduction yang terdiri dari koding dan categorization secara manual, serta menggunakan Object
Oriented Analysis and Design (OOAD). Dari kegiatan analisis ditemukan masalah – masalah pada
perusahaan yang menghambat jalannya kegiatan operasional perusahaan efektif dan efisien. Maka
dibutuhkannya sebuah sistem ERP berbasis Odoo yang dapat dilakukan konfigurasi sesuai dengan
kebutuhan perusahaan. Konfigurasi mencakup proses penjualan sampai dengan laporan yang dapat
dihasilkan. Pembahasan sistem baru akan dijelaskan agar dapat diketahui bahwa sistem baru telah
menjawab mengatasi permasalahan yang ada pada sistem lama.
Kata Kunci: Konfigurasi, Siklus Penjualan, Odoo, ERP

Pendahuluan
Pada era modern ini, perkembangan bisnis sangatlah berkembang dengan pesat setiap
tahunnya. Perusahaan harus mampu bersaing dengan para kompetitor lainnya agar dapat tetap unggul.
Banyak perusahaan memanfaatkan teknologi informasi sebagai penunjang proses bisnis pada
perusahaan, sehingga dapat terus bersaing mempertahankan kedudukan pada pangsa pasarnya dan
meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja perusahaan. Wu, Straub & Liang (2015) mengatakan
bahwa teknologi informasi (TI) meningkatkan kemampuan perusahaan untuk bertahan hidup di era
global yang sangat kompetitif pada pasar abad 21 ini telah menjadi semakin banyak dan jelas.
Pemanfaatan sistem sangat berguna untuk membantu kegiatan operasional perusahaan, seperti halnya
menyimpan data – data perusahaan yang sangat riskan apabila terjadi kehilangan ataupun kesalahan
dalam pencatatan dikarenakan tidak adanya sistem.
Salah satu perkembangan bisnis yang saat ini banyak diminati di Indonesia adalah bisnis
properti. Bisnis ini menuntut sebuah perusahaan untuk dapat menciptakan manajemen yang baik, rapi,
serta dapat memeberikan pelayanan yang baik kepada para pelanggannya. Banyak hal yang harus
dikelola dalam membangun perusahaan properti, seperti data terkait properti, transaksi penjualan, dan
data – data penting lainnya terkait dengan segala transaksi yang terjadi.
Pengembangan bisnis properti di DKI Jakarta khusunya apartemen meningkat semakin pesat,
hal ini disebabkan oleh populasi yang terus bertambah setiap tahunnya umaka dari itu secara tidak
langsung menuntut perusahaan bisnis properti khususnya apartement untuk meningkatkan unit
apartemennya. Menurut (Dinas Komunikasi, Informatika, 2017) jumlah penduduk DKI Jakarta
berkisar 10.344.018 jiwa, sedangkan persediaan unit apartement di DKI Jakarta berkisar 131.900 unit
(Asian Cities Report Seoul Residential, 2017). Jumlah penduduk di DKI Jakarta yang padat dan
meningkatnya harga tanah membuat masyarakat lebih memilih membeli apartemen di DKI Jakarta.
Perkembangan usaha perkembangan usaha Real Estate, pada tahun 2016, 2017, dan 2018
adalah 113.85 , 145.71, dan 157.41 (Triliun Rupiah) (Badan Pusat Statistik, 2018). Berdasarkan data
tersebut, setiap tahunnya index harga tersebut meningkat. Data ini juga dibuktikan dengan
peningkatan pasokan tahunan apartemen sebagai berikut (Asian Cities Report Seoul Residential,
2017).

Gambar 1 Pasokan Apartemen Tahunan

Berdasarkan data grafik di atas, pada tahun 2017 pasokan apartemen meningkat tinggi, hal ini
diakibatkan oleh pemilihan umum gubernur DKI Jakarta 2017, dimana sebanyak 34.071 units
apartemen selesai pada tahun tersebut. Dengan meningkatnya pasokan ini, kompetitor setiap
perusahaan pengembang apartemen terpaksa menurukan harga dan memberikan diskon. Pasokan
tahunan akan berkurang secara bertahap sebesar 26% per tahun dari 2019 hingga 2021 (Colliers,
2018). Total pasokan apartemen di tahun 2021 akan berjumlah 234.448 unit (Colliers, 2018).
PT Arcko Mega Raya merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang properti real estate,
fokus utama dari bidang ini adalah penjualan properti. Penjualan yang baik juga didukung dengan
prosedur penjualan yang baik. Berkembangnya perusahaan bergantung pada tingkat penjualan,
pengelolaan keuangan dari hasil penjualan perusahaan juga menjadi hal yang penting dalam
perjalanan perusahaan. Dalam proses bisnis yang sedang berjalan, kurangnya sistem yang dapat
mengintegrasikan data ke seluruh divisi, yang menyebabkan terjadinya kesalahan data atau infrmasi
yang diterima antar divisi.
Dilihat dari proses bisnis yang sedang berjalan, maka PT Arcko Mega Raya memutuskan untuk
menggunakan ERP (Enterprise Resource Planning) dalam mengelola penjualan dan keuangan. Sistem
ERP merupakan sistem informasi yang memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan seluruh proses
fungsional perusahaan lintas departemen di berbagai lokasi, sehingga informasi/data bisa diperoleh
dari satu sistem tunggal dengan format yang standar (Cisillia dan Yvonne, 2015). Hal ini senada
dinyatakan oleh Nurizal dan Indra (2016) bahwa sistem ERP memfasilitasi arus informasi dari
berbagai fungsi yang berbeda di perusahaan, sehingga proses bisnis dan informasi yang dihasilkan
saling berhubungan untuk dapat meminimalkan kesalahan.
Sistem ERP yang diterapkan pada PT Arcko Mega Raya guna menujang aktivitas operasional
perusahaan agar lebih efektif, efisien dan saling terintegrasi sehinggan dapat mudah diakses secara
real-time. Maka dari itu, akan dilakukan konfigurasi sistem untuk menyelaraskan dengan kebutuhan
perusahaan.

Metode Penelitian
Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Studi Pustaka
Pencarian data – data atau informasi yang relevan dengan pembahasan, bertujuan untuk
mendukung data primer dan data sekunder dengan teori, textbooks, journals, thesis, reports,
dan internet. Dalam pencarian data tersebut, penelitian menggunakan crm, Sales,
configuration, erp, dan PSAK sebagai keyword. Untuk penentuan criteria, peneliti mencari
yang berhubung dengan observasi studi, qualitative studi, penerbit dalam/luar negeri, dan
diterbitkan lebih dari 5 tahun terakhir.

2. Wawancara
Wawancara merupakan proses komunikasi secara lisan yang dilakukan dengan tujuan untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan. Peneliti menggunakan wawancara terstruktur,
dimana peneliti melakukan wawancara pada Financial & Accounting Head dan Sales
Manager PT Arcko Mega Raya. Wawancara ini membahas secara garis besar permasalahan
yang dihadapi PT Arcko Mega Raya. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang
dilakukan ketika diketahui pada awal informasi apa yang dibutuhkan (Sekaran & Bougie,
2013). Peneliti akan menggunakan open-ended question, dalam proses untuk mendapatkan
ide dan tema paling penting (Borgatti and Johnson, 2018). Prosedur yang digunakan dalam
wawancara yaitu, face-to-face interviews yang dimana peneliti melakukan komunikasi atau
mewancarai responden secara langsung.
3. Observasi
Mengamati peristiwa yang terjadi juga dapat menjadi bagian dari penelitian kualitatif
(Sekaran & Bougie, 2013). Metode observasi yang digunakan adalah unstructured
observation, dimana peneliti terlibat dalam suatu peristiwa atau kejadian tanpa menggunakan
teknik atau panduan tertentu. Peneliti akan merekam hampir semua yang diamati (Sekaran &
Bougie, 2013). Peneliti menggunakan metode tersebut karena salah satu faktornya adalah
peneliti mendapatkan kesempatan untuk magang sebagai konsultan ERP di Hashmicro Pte
LTD, dimana peneliti terlibat langsung dalam kegiataan sehari-hari, serta berhadapan
langsung dengan klien perusahaan apartemen untuk proses implementasi ERP.
4. Penelusuran dokumen
Penulusuran dokumen merupakan proses penulusuran bukti-bukti internal dan eksternal
dalam melakukan penelitian. Dokumen yang akan peneliti gunakan, berupa dokumen atau
laporan implementasi ERP pada PT Arcko Mega Raya yang dilakukan oleh konsultan.
Untuk menentukan responden, digunakan dua teknik sampling yaitu quota sampling dan
judgment sampling, dimana pilihan subjek yang paling menguntungkan ditempatkan atau dalam posisi
terbaik untuk memberikan informasi yang diperlukan dan quota sampling, dengan cara menetapkan
jumlah tertentu yang akan digunakan sebagai sample (Sekaran & Bougie, 2013).
Penentuan kriteria dari quota sampling diantaranya, end-user ERP, pegawai client yang
bekerja pada bidang penjualan, dan pegawai yang memiliki hak akses untuk mengelola sistem. Serta
dalam penentuan kriteria judgment sampling diantaranya, top management client untuk pembahasan
proses bisnis, requirement, dan hak akses, user yang akan menggunakan sistem ERP, team konsultan
ERP, dan developer ERP Hashmicro.
Pemilihan responden untuk wawancara dilakukan dengan melihat pihak yang terlibat dalam
konfigurasi ERP dan end-user-nya. Sampling ini akan lebih terbatas dengan memilih orang/responden
secara spesifik yang dapat menyediakan informasi atau data sesuai subjek penelitian.
Hasil dan Bahasan

User Requirement

Pada tahapan ini, peneliti membahas temuan dari hasil wawancara. Temuan ini merupakan
kutipan kebutuhan perusahaan dalam sistem untuk memenuhi keperluan operasional perusahaan
dalam bidang CRM. Kebutuhan perusahaan ini menjadi user requirement untuk merancang sistem
yang dapat menunjang operasional perusahaan dalam proses pemasaran.
1. Prospect Management
Prospect management merupakan proses yang mendukung perusahaan dalam proses
pencarian pelanggan, dimana perusahaan dapat melacak setiap prospek dan pelanggannya.
Selain itu, proses ini membantu para sales executive dalam melakukan kontrol untuk setiap
prospek yang diperoleh.
2. Sales Management
Sales management merupakan proses yang mendukung perusahaan dalam proses penjualan.
Pada proses ini membahas tentang pencatatan sales order dan rewards yang diterima oleh
sales executive.

Desain Sistem

Pada tahap ini, peneliti akan menjelaskan proses penyajian atau pembuatan desain sistem
berdasarkan hasil analisa masalah dan data requirement yang diperoleh untuk keperluan kebutuhan
perusahaan. Desain sistem ERP akan meliput siklus penjualan, proses bisnis yang diusulkan, desain
sistem lain untuk mencakup masalah dan requirement, serta laporan yang dihasilkan dari desain
tersebut.

Proses Bisnis

Sales executive melakukan pemasaran unit kepada pelanggan, kemudian saat melakukan
pemasaran sales executive meminta data prospek pelanggan kepada pelanggan, lalu disimpan dalam
sistem untuk dijadwalkan follow up oleh sales executive. Jadwal follow up disimpan ke dalam sistem
sehingga segala history dapat dilihat oleh sales executive lainnya. Selanjutnya sales executive
melakukan konfirmasi terhadap prospek pelanggan apakah pemsaran sebelumnya yang telah
ditawarkan ada ketertarikan, jika tertarik maka sales executive akan menentukan unit yang dipilih oleh
pelanggan tentang ketersediaanya, serta menjadwalkan meeting kepda pelanggan untuk membicarakan
lebih lanjut mengenai unti yang dipilih pelanggan. Setelah melakukan meeting sales executive
membuatkan NUP (Nomor Urut Pesanan) yang selanjutnya digunakan untuk membuat form
pembayaran deposit untuk pembayaran NUP yang disimpan ke sistem sebagai customer deposit.
Pelanggan yang telah membayar NUP maka akan dikonfirmasi oleh account receivable staff ,
yang informasinya akan disampaikan kepada sales executive mengenai pembayarannya. Sales
executive akan melakukan follow- up kembali kepada pelanggan apakah ingin melanjutkan pembelian
atau tidak, jika melanjutkan maka sales executive akan mengubah data prospek pelanggan menjadi
pelanggan, namun jika tidak melanjutkan sales executive akan memberikan informasi ke bagian
account receivable staff untuk melakukan pengembalian uang NUP.
Pelanggan yang telah terdaftar menjadi pelanggan akan dijadwalkan untuk meeting dan
langsung diinformasikan kepada pelanggan, apabila pelanggan setuju dengan jadwal meeting yang
diusulkan maka sales executive menyimpan ke sistem jadwal telepon, dan meeting. Namun apabila
tidak setuju maka sales executive menjadwalkan kembali untuk kegiatan meeting. Selanjutnya sales
executive membuat ilustrasi pembayaran unit yang dipilih oleh pelanggan, dan langsung mengatur
jadwal meeting kembali untuk membahas ilustrasi. Setelah menjadwalkan meeting maka sales
executive akan membuat ilustrasi pembayaran untuk unit pilihan pelanggan. Terdapat 3 metode
pembayaran yaitu hard cash, soft cash, dan KPA, apabila hard cash maka pembayaran dilakukans
secara penuh dengan ditambahkan pajak yang berlaku, apabila soft cash maka sales executive
menentukan jumlah pembayaran bertahap, menentukan jangka waktu pembayaran, menentukan pajak,
serta menetukan bunga yang dikenakan, selain 2 metode pembayaran tersebut ada satu metode lagi
yaitu KPA, sales executive akan menentukan bunga, pajak, total termin, first termin, last termin,
menentukan jangka waktu cicilan. Semua metode pembayaran selanjutnya akan dihitung ilustrasinya
yang akan disampikan kepada pelanggan ilustrasi mengenai pembayaran yang telah dipilih. Jika
pelanggan tidak setuju dengan metode pembayaran yang telah dipilih maka pelanggan berhak
menetukan kembali metode pembayaran sampai dengan setuju. Namun, apabila metode pembayaran
yang telah dipilih cocok, maka sales admin akan membuat quotation yang akan dikirimkan kepada
pelanggan. Jika pelanggan setuju dengan quotation yang telah dibuat, maka sales admin akan
membuat sales order berdasarkan quotation tersebut. Namun, apabila tidak setuju, maka Sales admin
akan mengubah quotation sesuai keinginan pelanggan.
Sales order yang telah terbit akan dikirimkan kepada pelanggan oleh sales admin, dan
dilakukan follow-up untuk melakukan pembayaran booking fee. Sebelum melakukan pembayaran
pelanggan wajib menerima invoice booking fee yang dibuat oleh account receivable staff, yang
selanjutnya dikirimkan kepada pelanggan. Pelanggan yang telah melakukan pembayaran booking fee
akan dikonfirmasi oleh account receivable staff dan langsung meng-update invoice serta mengirimkan
kwitansi pembayaran kepada pelanggan. Setelah pembayaran booking fee maka Sales admin
membuat closing fee atas pembayaran booking fee sebelumnya dengan langsung menyimpan ke
sistem. Sales executive melakukan follow-up untuk pembayaran installment kepada pelanggan, dan
langsung dicek oleh accounting receivable staff untuk langsung mengirimkan kwitansi pembayaran
kepada pelanggan yang telah melakukan pembayaran.
Sales executive kembali melakukan follow-up untuk pembayaran installment, apabila
pembayaran telah secara penuh dibayarakan maka sales admin melakukan penutupan PO. Untuk
pelanggan yang belum melakukan pembayaran secara penuh maka account receivable staff akan
menetukan pelanggan yang akan jatuh tempo pembayaran dan mencantumkan installment nerikutnya
untuk menjadi pengingat dengan menyimpan ke sistem. Jika pelanggan telah ditutup PO, maka sales
admin melakukan update sales order, membuat surat kepemilikan apartement. Surat kepemilikan
apartement diserahkan oleh sales executive kepada pelanggan, dan softcopy surat disimpan oleh sales
admin. Account receivable staff akan melakukan update data pelanggan, yang selanjutnya sales admin
akan membuat commission untuk sales executive yang pelanggannya telah membayar secara penuh.

Siklus Pendapatan

Pada tahapan ini, peneliti menentukan desain – desain yang akan mencakup siklus pendapata
dari PT Arcko Mega Raya. Dalam pengelompokan desain, peneliti menggunakan siklus pendapatan
yang didalamnya terdapat 2 proses yaitu, Sales order entry dan billing. Melihat jenis usaha perusahaan
adalah sebagai pengembang real estate apartemen yang bertujuan untuk menjual unit apartemen,
maka peneliti menentukan desain sistem sebagai berikut. Berikut merupakan desain sistem yang
mencakup siklus pendapatan pada perusahaan.

Prospect Management

Pada tahap ini, peneliti menjabarkan desain – desain yang dibutuhkan perusahaan dalam
menangani permasalahaan dalam perusahaan serta requirement yang diperoleh, antara lain :
1. Logged Calls 6. Schedule Meeting
2. Closing Fee 7. Pipeline Analysis
3. Sales Incentive 8. Activities Analysis
4. Commission 9. Sales Commission Report
5. Schedule Logged Call 10. Phonr Calls Analysis
11. Sales Analysis

Konfigurasi

Pada tahap ini, peneliti membahas hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan yaitu
dengan melakukan konfigurasi atas sistem ERP yang diimplementasikan dalam perusahaan dengan
kebutuhan bisnis PT Arcko Mega Raya. Dalam memenuhi kebutuhan bisnis perusahaan, tahap
konfigurasi ini akan difokuskan pada ruang lingkug siklus penjualan. Di bawah ini merupakan
komponen – komponen yang harus dilakukan konfigurasi guna menyesuaikan kebutuhan PT Arcko
Mega Raya.
1. Companies
Companies digunakan untuk perusahaan yang memiliki multi-companies dalam satu grup
perusahaan. Dalam sistem ERP ini, user dapat membuat perusahaan lebih dari satu.
Perbedaannya adalah setiap perusahaan akan memiliki laporan masing – masing dan user yang
berbeda serta proses bisnis atau work flow yang berbeda. Untuk pembuatan companies, dapat
mengakses sistem dengan login icon menu settings users companies klik create.
Dalam proses pengisian informasi atau data pada field, sistem akan memberikan warna ungu
untuk field yang harus diisi atau mandatory dalam pembuatan.
Setelah membuat companies langkah selanjutnya mengaktifkan mode multi company pada
sistem, dengan cara login icon menu settings general settings check multi company

checkbox click apply.


2. User
User atau pengguna dibuat agar masing – masing departemen dapat mengakses berdasarkan
wewenang yang diberikan perusahaan untuk menjalankan operasional. Setiap user memiliki
wewenang dan hak aksesnya berdasarkan job desk yang sudah ditanggung jawabkan oleh
perusahaan. Setiap user akan menerima id dan password untuk dapat mengakses sistem.
Dalam pembuatan user, admin dapat melakukan secara manual dengan cara login sebagai
admin (database administrator), lalu klik icon menu settings users users create.
Dalam proses pengisisan informasi atau data pada field, sistem akan memberikan warna ungu
untuk field yang harus diisi atau mandatory dalam pembuatan.
3. Employees
Employees adalah modul yang digunakan untuk mengelola semua pegawai yang bekerja
dalam perusahaan, dapat juga mengelola contract untuk setiap pegawai. Umumnya modul ini
digunakan untuk keperluan human resource, namun pada perusahaan ini belum mengadopsi
modul ini. Fungsi lain yang dimanfaatkan dari modul employees adalah untuk
menghubungkan user dengan employee dan keperluan integrasi terhadap modul sale dan
akuntansi. Untuk membuat employees, user dapat mengakses dengan login click icon menu

employees – click create.

4. Branch
Fungsi dari Branch adalah untuk mendefinisikan cabang-cabang dari perusahaan. Fitur ini
membantu untuk mengelola laporan perusahaan dengan membagi per-cabangnya. Dalam
pembuatan branch bergantung pada kebutuhan perusahaan, untuk kondisi PT Arcko Mega
Raya tidak memiliki branch. Meskipun perusahaan tidak memiliki cabang, branch harus tetap
dibuat sebagai default. Untuk pembuatannya, masuk login icon menu settings users

branch create branch.


5. Account
Account adalah fitur untuk pencatatan transaksi keuangan yang terjadi dalam perusahaan. Fitur
ini akan berhubungan langsung dengan Customers, Customer Deposit, Invoice, Products, dan
invoice. Untuk pembuatannya dengan login accounting adviser accounts klik
create.
6. Prospect Customer
Prospect Customer dalam konteks ini adalah sebagai database prospek yang diperoleh
perusahaan. Perolehan data ini berguna untuk pembuatan follow up yang akan dilakukan user.
Untuk pembuatannya, masuk login icon menu sales sales prospect customers
create. Dalam proses pengisisan informasi atau data pada field, sistem akan memberikan
warna ungu untuk field yang harus diisi atau mandatory dalam pembuatan.
7. Customers
Customers adalah master data utama dalam sistem yang mana menunjang keseluruhan proses
sistem ERP. Proses yang dimaksud adalah proses pembuatan NUP, follow ups, Sales order,
dan lain lain. Pelanggan yang masuk master data ini, dikhususkan untuk pelanggan yang
sudah pasti melakukan pembelian unit apartemen. Untuk pembuatannya, masuk login icon

menu Sales Sales customers create.


8. Products
Products untuk perusahaan ini berupa unit kamar apartemen. Products sebagai master data
produk perusahaan, master data ini digunakan untuk pembuatan NUP, quotation dan Sales
order. Berikut merupakan proses untuk membuat Products. Untuk pembuatannya, masuk
login icon menu sales sales products klik create.
9. Logged Calls
Logged Calls berfungsi untuk membuat follow up kepada pelanggan bagi semua user yang
berhubungan dengan proses penjualan. Sales admin, Sales executive, AR staff, dan accounting
manager dapat menggunakan fitur ini untuk melakukan follow-up kepada customer dan
prospek. Follow-ups yang dimaksud berupa pembayaran NUP, pembayaran booking fee,
pembayaran down payment dan pembayaran installment. Untuk pembuatannya, masuk login

icon menu sales phone calls klik create.

10. Nomor Urut Pesanan (NUP)


NUP adalah fitur waiting list untuk pelanggan yang memiliki ketertarikan sama pada satu unit.
Untuk pelanggan yang tertarik atas satu unit apartemen akan dibuatkan NUP. Setiap pelanggan
memilik NUP yang berbeda pada satu unit yang sama. Dalam fitur ini, user dapat membuat
jadwal follow up berupa call dan meeting yang akan dilakukan dengan pelanggan. Berikut
merupakan proses pembuatan NUP, dengan cara login icon menu sales sales NUP

klik create.

11. Schedule Logged Calls


Schedule logged calls berfungsi untuk melakukan follow up atas pelanggan yang sudah
dibuatkan NUP. Fitur ini berhubungan langsung dengan NUP, dimana berada di dalam fitur
NUP. Untuk pembuatannya , masuk login icon menu sales NUP smart buttons

schedule logged calls klik create.


12. Meetings
Meetings berfungsi untuk melakukan follow up atas pelanggan yang sudah dibuatkan NUP.
Fitur ini berhubungan langsung dengan NUP, dimana berada di dalam fitur NUP. Untuk
pembuatannya, masuk login icon menu sales NUP smart buttons meetings klik
create.
13. Illustration
Illustration digunakan sales executive pada saat melakukan presentasi atau follow up. Dalam
konteks ini, illustration sebagai alat bantu sales executive untuk menyampaikan cara
pembayaran atas unit apartemen. Berikut merupakan proses untuk pembuatan illustration,
dengan cara login icon menu sales sales illustration klik create.

14. Payment Illustration


Payment Illustration adalah fitur ilustrasi pembayaran atas penjualan unit apartemen. Fitur ini
akan digunakan dalam penyajian quotation, sales order, dan invoice, selain penyajian tetapi
juga sebagai parameter perhitungan. Untuk pembuatannya, masuk login icon menu sales

configuration payment illustration create.

15. Target group


Target group adalah fitur target penjualan. Dalam fitur ini akan ditentukan jumlah target
penjualan dengan memberikan jangka waktu. Selain itu, setiap Sales team akan ditentukan
target penjualannya pada fitur ini. Berikut merupakan proses untuk pembuatan target group,
dengan cara login icon menu sales sales reward target group klik create.

16. Sales incentive


Sales incentive adalah bonus penjualan untuk penjualan yang melampaui target. Target group
dan total sales akan menjadi parameter perhitungan bonus yang akan diperoleh sales
executive. Perhitungan bonus akan berlangsung secara ototmatis berdasarkan jangan waktu
yang ditentukan pada target group. Sales incentive memiliki 3 status, yaitu pending, accepted,
rejected, dan paid. Berikut merupakan proses untuk membuat sales incentive, dengan cara
login icon menu sales sales reward sale incentive klik create.

17. Quotations
Quotations adalah surat penawaran atas penjualan unit kamar apartemen. Pada fitur ini akan
menjelaskan secara lengkap cara pembayaran, produk, tanggal pembayaran, jumlah tahap
pembayaran, payment terms, nama sales executive sebagai penanggung jawab pelanggan, dan
lain-lain. Pembuatan quotation dapat dilakukan melalui fitur NUP dengan klik tombol.
Berikut merupakan proses untuk membuat quotation secara manual, dengan cara login icon

menu sales sales quotations klik create.

18. Sales Order


Sales order adalah fitur surat penjualan atas penjualan unit kamar apartemen. Pada fitur ini
akan menjelaskan secara lengkap cara pembayaran, produk, tanggal pembayaran, jumlah
tahap pembayaran, payment terms, nama Sales executive sebagai penanggung jawab
pelanggan, dan lain – lain. Konten dari fitur sales order sama seperti quotation, tetapi fitur ini
berhubungan langsung dengan perlakuan akuntansi penjualan. Berikut merupakan proses
untuk membuat sales order, dengan cara login icon menu sales sales sales order.

19. Invoice
Invoicing adalah fitur yang digunakan sebagai bukti pembelian yang berisi jumlah
pembayaran oleh pelanggan. Pembayaran yang dimaksud adalah pembayaran atas booking fee,
down payment, dan installment. Perhitungan detail pembayaran dan parameter-nya akan
mengikuti yang sudah ditentukan pada fitur payment illustration, NUP, dan product. Berikut
merupakan proses untuk membuat Invoice, dengan cara login icon menu sales sales

sales order pilih salah satu sales order create invoice.

20. Customer Deposit


Customer Deposit adalah fitur untuk menyimpan uang deposit pelanggan. Fitur Customer
deposit berhubungan langsung dengan fitur NUP, dimana berfungsi untuk deposit uang
pembayaran NUP. Untuk pembuatannya dengan cara login accounting sales customer

deposit klik create.


21. Customer Statements
Customer statements adalah fitur reminder untuk pelanggan yang akan dan belum melakukan
pembayaran tagihan. Fitur ini berhubungan dengan fitur invoice, dimana jika due pembayaran
maka fitur customer statements akan terotomasi berjalan. Untuk pembuatannya dengan login

accounting sales customer statements.


22. Kwitansi
Kwitansi adalah fitur dokumen untuk mencetak bukti pembayaran booking fee. Fitur ini
berhubungan langsung dengan invoice, dimana jika terjadi pembayaran atas booking fee
sistem akan terotomasi melakukan pembuatan dokumen kwitansi.
23. Commission
Commission adalah fitur perhitungan komisi otomatis, dalam perhitungannya berhubungan
langsung dengan proses penjualan pada fitur Sales order. Perhitungan otomatis yang
dimaksud adalah hasil form commission akan otomatis terbuat dengan melakukan konfigurasi
pada NUP, Sales order, dan invoice. Pada saat membuat NUP, user dapat membuat trigger
untuk commission. Dalam NUP terdapat field sales executive yang akan men-setting sales
executive tersebut sebagai penerima commission, jika sales order lunas terbayar.
Pada saat membuat sales orders, user dapat membuat dengan masuk tab “other information”.
Field sales executive akan auto generate, jika pembuatan Sales order di automasi dari NUP

klik tombol “new quotation” quotations klik “confirm sale”.


Pada saat membuat invoice, user dapat menentukan team yang bertanggung jawab atas
penjualan sales order. Komisi akan diterima oleh sales executive yang berada dalam sales
team tersebut. Setelah sales order full, sales executive akan menerima komisi.
24. Closing Fee
Closing Fee adalah fitur perhitungan closing fee dari pembayaran booking fee yang dilakukan
pelanggan atas penjualan unit. Perhitungan bergantung pada fitur invoice dan product yang
mana akan men-trigger pembuatan form closing fee secara otomatis. Untuk membuat closing
fee, terdapat beberapa parameter untuk di-set. Salah satu parameter tersebut adalah product.
Setiap room type pada product memiliki nilai booking price, dengan set room type maka
closing fee akan otomatis dibuat oleh sistem. Pada proses bisnis perusahaan, closing fee akan
diterima Sales executive saat pelanggan membayar booking fee. Pada fitur invoice, terdapat
tabel treeview “Invoice Lines” yang menjabarkan detail installment, booking fee, dan down
payment. Untuk booking fee akan diurutkan pertama pada tabel “Invoice Lines”.
25. Pipeline Analysis
Pipeline Analysis adalah fitur untuk laporan analisa atas NUP. Fitur ini berhubungan langsung
dengan fitur NUP, dimana sumber data dari lapora ini adalah fitur NUP. Untuk pembuatan
fitur laporan, dengan login sales reports pipeline.
26. Activities analysis
Activities analysis adalah fitur untuk laporan aktivitas atas kegiatan yang dilakukan oleh Sales
executive. Fitur ini berhubungan langsung dengan fitur logged calls, schedule logged calls,
dan schedule meeting yang berperan sebagai sumber data. Untuk pembuatannya, dengan login
sales reports activities.
27. Sales commission report
Sales commission report adalah fitur untuk laporan komisi dari setia Sales executive. Fitur ini
berhubungan langsung dengan fitur Commission, dimana sebagai sumber data dari laporan ini.
Untuk pembuatannya, dengan login sales reports sales commission.
28. Phone Calls Analysis
Phone Calls Analysis adalah fitur untuk laporan penelfonan yang terjadi dengan pelanggan.
Fitur ini akan berhubungan dengan fitur scheduled logged calls dan logged calls, yang mana
sebagai sumber data dari pelaporan ini. Untuk pembuatannya, dengan login sales reports

phone calls analysis.

29. Sale analysis


Sale analysis adalah fitur untuk laporan penjualan yang terjadi dengan pelanggan. Fitur ini
akan berhubungan langsung dengan fitur sales orders, dimana akan menjadi sumber data
utama untuk laporan ini. Untuk pembuatannya, dengan login sales reports sales.

Hubungan Sistem dengan PSAK

Pada tahap ini, peneliti membahas hubungan PSAK dalam desain sistem ERP. Peneliti
menjabarkan illustrasi narasi proses penjualan, serta menguhubungkan dengan PSAK yang terkait dari
setiap proses dalam sistem. Dalam proses penjabaran, peneliti mengunakan data dengan nama
Budiman untuk proses dari awal sampai akhir. Berikut detail pelanggan Budiman dalam melakukan
pembelian apartemen :
1.
Unit Kamar = [[City - North East]] 0625
2.
Unit Price = 1,127,785,680.00
3.
Taxes = PPN Keluaran (10%) Excluded
4.
Payment Illustration = Soft Cash bertahap 12x
5.
Duration = 12 Months
6.
Interest = 5.60
1. Proses Pembuatan Illustration
Tahap ini adalah proses pembuatan Illustration untuk follow up pelanggan, user dapat
mengakses pada menu sales illustration . Pada tahap ini, pelanggan dapat menentukan

pembayaran hard cash, soft cash, atau KPA. Pada proses pembuatan Illustration ini
merupakan fitur yang dapat mencakup pernyataan PSAK No 23 Pendapatan. Pernyataan
yang dimaksud adalah “Jumlah pedapatan dapat diukur secara handal”.
2. Proses Pembuatan Customer Deposit NUP
Tahap ini adalah proses pembuatan customer deposit pelanggan, user dapat mengakses pada
menu sales NUP smart buttons dollar . Berikut illustrasi pembuatan customer

deposit NUP pelanggan. Pada proses pembuatan customer deposit, peneliti menemukan
adanya singgungan dari PSAK No. 44. Pernyataa yang dimaksud adalah “Apabila satu atau
lebih kriteria yang tersebut pada paragraf 73 (percentage-of-completion) tidak terpenuhi,
maka jumlah uang yang telah diterima dari pembeli diakui sebagai uang muka (deposit)
dengan dengan metode deposit sebagaimana diatur dalam paragraf 66, sampai seluruh
kriteria tersebut terpenuhi”.
3. Proses Pembuatan Invoice
Tahap ini adalah proses pembuatan invoice, user dapat mengakses pada menu accounting

sales customer invoice atau menu sales orders select sales orders smart button
invoices. Pada proses pembuatan invoice ini, peneliti menemukan adanya singgungan
pernyataan PSAK No. 23 Pendapatan. Pernyataan yang dimaksud adalah “Penjualan ‘lay
away’ adalah penjualan yang mana barang akan dikirimkan ketika pembeli telah melakukan
pembayaran terakhir dalam suatu rangkaian cicilan”. Selain PSAK No.23, proses pembuatan
invoice juga menyinggung PSAK No. 44 Aktivitas Pengembang real estate. Pernyataan yang
dimaksud adalah “Percentage-of-completion method. Perusahaan mengakui pendapatan dan
laba kotor setiap periode berdasarkan dari kemajuan konstruksi – yaitu presentase
penyelesaian”. Adapun juga pernyataan lain dalam PSAK No 44, yaitu “Pendapatan
penjualan unit bangunan kondominium, apartemen, perkantoran, pusat perbelanjaan dan
bangunan sejenis lainnya, serta unit dalam kepemilikan secara time sharing yang telah selesai
proses pembangunannya diakui dengan metode akrual penuh sesuai dengan kriteria
sebagaimana disebutkan dalam paragraph 06”.

Simpulan dan Saran

Simpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian dengan pendekatan observasi dan wawancara yang telah
dilakukan pada siklus penjualan dan konfigurasi sistem ERP PT Arcko Mega Raya. maka dapat ditarik
simpulan bahwa :
1. Proses pengolahan data banyak terjadi kesalahan atau kurang efektif. Adanya kesalahan ini
membuat intergrasi data antara departemen menjadi terhambat. Solusi yang diusulkan
kepada perusahaan adalah sistem menyediakan fitur import/export untuk semua database
yang mencakup prospek pelanggan, pelanggan, jurnal, dan saldo awal.
2. Proses perhitungan pembayaran unit apartemen masih mengalami kesalahan perhitungan.
Kesalahan ini dialami oleh Sales departemen dalam proses penjualannya. Sales executive
yang selaku bertugas untuk menjelaskan perhitungan dan cara pembayaran mengalami
masalah. Sales admin juga mengalami hal tersebut dalam pembuatan Sales order pelanggan.
Solusi yang ditawarkan kepada perusahaan adalah pembuatan fitur illustration dan payment
illustration dimana keduanya membantu untuk perhitungan pembayaran.
3. Proses penagihan invoice pada pelanggan selalu terlambat. Solusi yang dibuatkan kepada
perusahaan adalah menerapkan fungsi reminder ada fitur invoice, dimana Sales admin dan
AR Staff akan menerima reininder pembayaran invoice sebelum due date. Selain fungis
reminder, user dapat menggunakan fitur customer statements untuk melakukan penagihan
melalui email. Fitur ini akan secara otomatis menyarankan pelanggan yang akan dan belum
due invoice.
4. Proses follow up pada pelanggan tidak dapat dijadwalkan dengan baik. Kurangnya
pengelolaan jadwal follow up dengan pelanggan mempengaruhi KPI dari Sales executive.
Oleh karena itu, solusi yang dibuatkan adalah fitur logged calls, schedule logged calls, dan
schedule meeting. Adanya fitur ini setiap Sales executive, Sales admin, dan AR Staff dapat
menjadwalkan kegiatan follow up-nya dengan pelanggan
Selain itu, peneliti menyadari terdapat keterbatasan yang dihadapi selama melakukan
penelitian. Keterbatasan dari penelitian skripsi ini antara lain:
1. Keterbatasan akses terhadap data perusahaan PT Arcko Mega Raya membuat peneliti tidak
dapat membahas secara lebih luas. Contoh data tersebut berupa dokumen data yang
sebenarnya digunakan dalam proses penjualan.
2. Peneliti hanya membahas modul Sales dimana tidak secara lengkap membahas modul dari
ERP. Meskipun untuk kasus fitur yang berhubungan dengan modul lain, peneliti telah
menjelaskan result-nya.

Saran
Berdasarkan hasil dari penelitian dengan pendekatan observasi dan wawancara yang telah
dilakukan pada siklus penjualan dan konfigurasi sistem ERP PT Arcko Mega Raya. maka dapat ditarik
beberapa saran yang dapat digunakan untk pengembangan selanjutnya, antara lain:
1. Pada penelitian ini, peneliti tidak membahas siklus customer relationship management
(CRM) yang dikhususkan untuk jenis usaha property real estate, sehingga diharapkan
untuk penelitian selanjutnya dapat membahas siklus CRM properti real estate.
2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat membahas modul ERP dengan lengkap, dimana
dapat mencakup semua proses yang berjalan pada perusahaan, khususnya perusahaan
pengembang real estate.
3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat membahas evaluasi sistem ERP yang diterapkan.
Karena seiring berkembangnya perusahaan, proses bisnis pada perusahaan akan berubah
jika terjadinya masalah.

Referensi
Badan Pusat Statistik DKI Jakarta. (2019). Berita Resmi Statistik.
Bank Indonesia. (2019a). BI 7-Day Press Release.
Bank Indonesia. (2019b). Kebijakan Moneter April.
Bengtsson, M. (2016). How to plan and perform a qualitative study using content analysis.
NursingPlus Open, 2, 8–14.
Chandra, Tinny, C., Augustine, & Yvonne. (2015). Dampak Implementasi Enterprise Resource
Planning (ERP) yang diukur dengan Metode Balanced Scorecard terhadap Kinerja Manajerial
(Studi Kasusu pada perusahaan yang menerapkan ERP Microsoft Dynamics Axapta di
Indonesia). Magister Akuntansi Trisakti, 2(1), 1–24.
Colliers. (2018). Jakarta Apartment Market. (October 2018).
Connolly, J. H. (2014). Recontextualisation, resemiotisation and their analysis in terms of an FDG-
based framework. Pragmatics, 24(2), 377–397. https://doi.org/10.1075/prag.24.2.09con
Dinas Komunikasi, Informatika, D. S. P. D. J. (2017). Data Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
dan Rasio Jenis Kelamin 2017. Retrieved from jakarta.go.id
Huang, H., & Huang, H. (2016). On E Times Group Real Estate Development Company’s Financial
Management. (Eemt), 239–244. https://doi.org/10.2991/iceemt-16.2016.47
Ibrahim, A. M. S. (2018). A Qualitative Study of the Enterprise Resource Planning (ERP) System
Implementation-related Factors: A Case Study Approach. KnE Social Sciences, Vol. 3, p. 43.
https://doi.org/10.18502/kss.v3i6.2373
Ikatan Akuntan Indonesia. (1997). PSAK 44 (Vol. 1).
Ikatan Akuntan Indonesia. (2014). PSAK 23 (Revisi 2014) - Pendapatan.pdf.
Priandani, N. D., P Ekaristio, I., Asmara, Y., Aditya, A., Cahyana, I. D., Ayu M, J. D., … Permana, Y.
(2016). Evaluasi Penerapan ERP pada Sistem Informasi Penjualan Properti berdasarkan ISO
9126. Teknik Informatika/Ilmu Komputer.
Savills. (2017). Asian Cities Report Jakarta Residential. Retrieved from http://pdf.savills.asia/asia-
pacific-research/asia-pacific-research/asian-cities---ko-res-1h-2017.pdf
Sekaran, & Bougie. (2013). Research Methods For Business: A Skill-Building Approach. Wiley, 488.
https://doi.org/http://as.wiley.com/WileyCDA/WileyTitle/productCd-111994225X.html#
Terminanto, A., Swantoro, H. A., & Hidayanto, A. N. (2017). Configurations and implementation of
payroll system using open source erp: A case study of Koperasi PT Sri. IOP Conference Series:
Materials Science and Engineering, 277(1), 0–6. https://doi.org/10.1088/1757-
899X/277/1/012036
Terminanto, Agung, & Hidayanto, A. N. (2018). Identifying characteristics and configurations in open
source ERP in accounting using ASAP: A case study on SME. Proceedings - 2017 International
Conference on Soft Computing, Intelligent System and Information Technology: Building
Intelligence Through IOT and Big Data, ICSIIT 2017, 2018-Janua, 227–232.
https://doi.org/10.1109/ICSIIT.2017.47
Wang, S., & Wang, H. (2014). A Survey of Open Source Enterprise Resource Planning ( ERP )
Systems. International Journal of Business and Information, 9(1), 1–28.
Wu, S. P. (2015). How Information Technology Governance Mechanisms And Strategic Alignment
Influence Organizational Performance: Insights From A Matched Survey Of Business And IT
Managers. 39(2), 497–518.

Riwayat Penulis
Jesse Jasson Kirikanang lahir di kota Manado pada 5 Mei 1997. Penulis menamatkan
Pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Sistem Informasi dan Akuntansi pada
tahun 2019.

Anda mungkin juga menyukai