Anda di halaman 1dari 6

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan disajikan data mengenai hasil penelitian melalui

pengumpulan data yang diperoleh pada 21 Mei 2019 – 22 Mei 2019 di

PAUD Permata Kasih Malang dengan jumlah responden sebanyak 38

orang. Penyajian hasil meliputi gambaran umum lokasi penelitian, data

umum, data khusus dan pembahasan.

4.1 Hasil Penelitian


4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian
PAUD Permata Kasih Malang merupakan salah satu Pendidikan

Anak prasekolah yang berada di wilayah Sukun Malang. PAUD Permata

Kasih berada di Jl. Satsui Tubun I No. 49, Kebonsari, Kec. Sukun, Kota

Malang.

4.1.2 Data Umum

Hasil analisis data umum yang peneliti dapatkan pada penelitian ini

berdasarkan pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Orang Tua

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Orang Tua


Di PAUD Permata Kasih Malang
No Umur Jumlah (n) Persentase (%)
1. 26-35 15 75
2. 36-45 5 25
Jumlah 20 100
(Sumber : Data Primer, 2019)

Berdasarkan data diatas terlihat bahwa, sebagian besar

umur ibu yaitu 26-35 tahun sejumlah 29 responden (76,3%) dan


sebagian kecil umur ibu yaitu 36-45 tahun sejumlah 9 responden

(23,7%).

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Orang Tua


Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Orang
Tua Di PAUD Permata Kasih Malang
No Pendidikan Jumlah (n) Persentase (%)
1. SD 4 20
2. SMP 4 20
3. SMA 6 30
4. Perguruan Tinggi 6 30
Jumlah 20 100
(Sumber : Data Primer, 2019)

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa, hampir

setengahnya berpendidikan SMA sejumlah 6 responden (30%) dan

Peruguruan Tinggi sejumlah 6 responden (30%), dan sebagian

kecil berpendidikan SD sejumlah 4 responden (20%) dan SMP

sejumlah 4 responden (20%).

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi

Orang Tua Mengenai Pendidikan Seks Pada Anak Prasekolah

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Informasi


Orang Tua Mengenai Pendidikan Seks Di PAUD
Permata Kasih Malang
No Sumber Informasi Jumlah (n) Persentase (%)
1. Pernah 16 80
2. Tidak pernah 4 20
Jumlah 20 100
(Sumber : Data Primer, 2019)

Berdasarkan data diatas terlihat bahwa, hampir seluruh

responden pernah mendapat informasi mengenai pendidikan seks

pada anak prasekolah sejumlah 16 responden (80%) dan sebagian

kecil.
4.1.3 Data Khusus

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Peran Orang Tua


Tentang Pendidikan Seksual pada Anak Prasekolah di
Paud Permata Kasih Malang

No Kriteria Jumlah (n) Persentase (%)


1. Baik 10 50
2. Cukup 6 30
3. Kurang 4 20
Jumlah 20 100
(Sumber : Data Primer, 2019)

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa, setengah

responden memiliki peran yang baik dalam pendidikan seks

dengan jumlah 10 responden (50%) dan sebagian kecil memiliki

peran yang kurang dalam pendidikan seks dengan jumlah 4

responden (20%).

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai peran orang tua dalam

pendidikan seks pada anak prasekolah di PAUD Permata Kasih,

didapatkan bahwa dari 20 responden, setengah responden memiliki peran

yang baik dalam pendidikan seks dengan jumlah 10 responden (50%) dan

sebagian kecil memiliki peran yang kurang dalam pendidikan seks dengan

jumlah 4 responden (20%). Peran orang tua adalah pola tingkah laku dari

ayah dan ibu berupa tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan

membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang

menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat. Peran

orang tua dapat dipengaruhi oleh faktor internal (usia dan minat) dan
faktor eksternal (pendidikan, pengalaman, keluarga, dan kebudayaan)

[ CITATION Eri17 \l 14345 ].

Berdasarkan tabel 4.1, terlihat bahwa, sebagian besar umur orang

tua yaitu 26-35 tahun sejumlah 29 responden (76,3%) dan sebagian kecil

umur orang tua yaitu 36-45 tahun sejumlah 9 responden (23,7%). Menurut

Budiman dan Riyanto (2013), semakin bertambahnya usia maka akan

semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga

pengetahuan yang diperoleh juga akan semakin membaik dan bertambah.

Akan tetapi pada usia tertentu, bertambahnya proses perkembangan

mental ini tidak secepat seperti ketika berusia belasan tahun.

Teori tersebut sejalan dengan penelitian ini, karena dari hasil

pendataan didapatkan bahwa, yang memiliki pengetahuan baik adalah

responden yang berusia 26-35 tahun, sedangkan yang memiliki

pegetahuan kurang adalah responden yang berusia 36-45 tahun. Dari

uraian ini maka dapat kita simpulkan bahwa, bertambahnya usia

seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang

diperolehnya, akan tetapi pada usia-usia tertentu atau menjelang usia

lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan

berkurang.

Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa, hampir setengah orang tua

berpendidikan SMA sejumlah 6 responden (30%) dan Peruguruan Tinggi

sejumlah 6 responden (30%), dan sebagian kecil berpendidikan SD

sejumlah 4 responden (20%) dan SMP sejumlah 4 responden (20%).


Menurut Budiman dan Riyanto (2013), pendidikan adalah proses

perubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok dan merupakan

usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Teori tersebut sejalan dengan hasil penelitian ini dimana, dari hasil

pendataan, responden dengan pengetahuan baik sebagian telah

menempuh pendidikan perguruan tinggi dan sebagian telah menempuh

pendidikan sampai SMA, yang memiliki pengetahuan cukup sebagian

telah menemph pendidikan sampai SMA dan sebagian sampai SMP,

sedangkan yang memiliki pengetahuan kurang seluruhnya telah

menempuh pendidikan hanya sampai sekolah dasar. Dari uraian tersebut,

dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka

semakin cepat menerima dan memahami suatu informasi sehingga

pengetahuan yang dimiliki juga semakin tinggi.

Berdasarkan tabel 4.3, dapat diketahui bahwa hampir seluruh

responden pernah mendapat informasi mengenai pendidikan seks pada

anak prasekolah sejumlah 16 responden (80%) dan sebagian kecil.

Informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan,

menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisis dan

menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu. Informasi diperoleh dari

pendidikan formal maupun nonformal dapat memberikan pengaruh jangka

pendek sehingga menghasilkan perubahan dan peningkatan pengetahuan

(Budiman, 2013). Jika seseorang sering mendapatkan informasi tentang

suatu pembelajaran maka, akan menambah pengetahuan dan

wawasannya, sedangkan seseorang yang tidak sering menerima


informasi tidak akan menambah pengetahuan dan wawasannya

(Budiman, 2013).

Teori diatas sejalan dengan penelitian ini, dimana pada hasil

pendataan, sebagian besar telah menerima informasi mengenai

pendidikan seks pada anak prasekolah sebesar 80%, baik dari

penyuluhan, brosur, maupun internet. Sehingga dapat diasumsikan

bahwa, semakin seseorang sering mendapat informasi mengenai

pendidikan seks, maka pengetahuan mengenai pendidikan seks pada

anak prasekolahpun bertambah, sehingga peran seseorang dalam

mendidik anak mengenai seks pun bisa lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai