Anda di halaman 1dari 2

Sebagai upaya menumbuhkan rasa cinta terhadap kesenian islami, KKN UIN Walisongo

mengadakan pelatihan rebana bagi anak-anak di desa Mojo pada Senin malam (15/11).

Rebana adalah alat musik perkusi yang sumber bunyinya berasal dari selaput atau membran.
Rebana dimainkan dengan cara ditepuk atau dipukul sehingga termasuk ke dalam kategori
alat musik membranophone. Tak cukup dengan permainan alat musik, biasanya dalam
praktik kesenian bercorak islam ini dilantunkan pula syair syair bernuansa Islami yang cukup
kental.

Pelatihan rebana ini dilakukan sebagai wadah bagi anak-anak untuk dapat menuangkan minat
dan bakatnya pada seni musik. Setali tiga uang, pelatihan ini dilakukan untuk dapat
memperkuat nilai spiritual pada anak yang terkemas dalam makna kental syair-syair islami
yang disenandungkan.

Pelatihan rebana dilakukan di halaman TPQ Al Rohim, tempat di mana mereka mendulang
ilmu agama khususnya tentang Al Quran. Kegiatan ini dibuka dengan pembacaan Ummul
Quran bersama-sama dipandu secara langsung oleh pelatih. Kemudian, pelatih membagi alat
musik kepada anak-anak sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki untuk
memainkannya. Secara kompak, mereka memainkan alat yang ada di tangan mereka untuk
mengiringi senandung syair islami yang mendayu dari vokalis.

Deta, salah satu vokalis mengaku merasa tenteram karena menyenandungkan syair islami
yang berisi pujian atas Allah dan sholawat atas Nabi. Selain sebagai sarana untuk
menyalurkan kegemarannya dalam menyanyi, ia juga merasa terhibur dengan adanya
kegiatan pelatihan rebana.

"Rebana tidak seperti yang lainnya. Meski alat musiknya lebih sederhana, tapi tetap tak kalah
dengan seni musik lain. Ini (baca: rebana) bikin hati saya damai", ungkap Deta.

Ilya, Mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang sekaligus pelatih yang membimbing anak-
anak dalam memainkan rebana, menegaskan jika memang dirinya telah lama belajar tentang
trik memainkan alat musik pukul ini. Ia menyampaikan bahwa anak-anak cukup antusias
dalam pelatihan ini.

"Memang perlu diadakan pelatihan rebana. Hobi anak terhadap musik jadi bisa tersalurkan
dalam kegiatan yang sangat positif, edukatif, dan menyenangkan.", tegasnya.
Pembina kegiatan pelatihan rebana mengaku sangat terbantu dengan kegiatan yang diadakan
oleh mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang atas kegiatan yang telah diadakan. Munadi
menegaskan bahwa sebelumnya mengaku kewalahan untuk menjembatani penyaluran hobi
anak terhadap seni musik rebana yang begitu banyak. Selain itu, keterbatasan inovasi dan
pengetahuan tentang perkembangan seni musik rebana, menjadikan group rebana Desa Mojo
dalam perkembangan yang terbilang stagnan.

"Bakat anak banyak, tapi kemampuan inovasi dari kami cukup terbatas. Pelatihan dari KKN
ini betul-betul membantu mewadahi dan membuka pengetahuan kami tentang rebana menjadi
lebih luas.", tegasnya.

Setelah kegiatan pelatihan rebana ini berlangsung, harapan yang tertoreh cukuplah banyak.
Perkembangan seni musik rebana desa mojo menjadi lebih inovatif, baik dari trik memainkan
alat musik rebana juga ragam syair yang dilantunkan.

Anda mungkin juga menyukai