Identifikasi Istilah :
1. VOS= VOS adalah singkatan dari Visus Oculi Sinistra, yaitu ketajaman penglihatan untuk
mata kiri. VOS pasien 2/60 , artinya pada orang normal bisa melihat jari dari jarak 60 meter,
namun pada pasien hanya bisa melihat pada jarak 2 meter.
2. Konjungtiva bulbi= berfungsi sebagai penutup dari sklera. memiliki ukuran yang sangat
tipis dan juga pembuluh darah yang bisa terlihat dengan jelas sehingga bisa dilihat hanya
dengan mata telanjang, dan justru akan lebih jelas dilihat jika mata dalam keadaan iritasi.
3. Injeksi konjungtiva= Melebarnya pembuluh darah arteri konjungtiva posterior atau injeksi
konjungtiva ini terjadi akibat pengaruh mekanis, alergi, ataupun infeksi pada jaringan
konjungtiva.
4. COA kedalaman dangkal= posisi prosesus siliaris lebih ke anterior yang mendorong iris
perifer lebih kedepan. Kedalaman COA ada 3 grade yaitu:
Dalam = 3,0 mm
Moderate= 2,0-2,5 mm
Dangkal= 1,5 mm
7. Tonometer Schiotz= Tonometer Shiotz merupakan alat yang digunakan untuk pemeriksaan
TIO (Tekanan Intra Okuler). Alat tersebut akan bergerak memberikan nilai sesuai dengan
nilai tekanan pada permukaan kornea.
Jika tekanan yang didapat :
Pada tekanan >20 mmHg dicurigai adanya glaukoma
Pada tekanan >25 mmHg pasien menderita glaukoma
Identifikasi Masalah
1. Apa diagnosa pasien tersebut?
2. Apa tatalaksana awal pada pasien tersebut?
1. DIAGNOSIS
Seorang lelaki usia 56 tahun mengeluhkan mata kiri tiba-tiba penglihatannya menurun
sejak 4 jam sebelum masuk rumah sakit disertai mual muntah dan diawali dengan nyeri sejak
kepala dan bola mata terus menerus 2 hari sebelumnya dan hilang saat istirahat. Berdasarkan
anamnesa didapatkan, bila ia melihat cahaya lampu maka akan terlihat seperti warna pelangi
dan jika melihat jauh maka hanya dapat melihat seperti bayangan. Sedangkan mata kanannya
juga terasa kabur seperti berasap tapi tidak nyeri. Pasien juga tidak ada riwayat trauma pada
mata serta tidak ada penggunaan obat tetes mata yang lama . Pasien juga tidak menggunakan
kaca mata serta juga tidak ada riwayat penyakit seperti hipertensi, dm.
Dari keluhan yang muncul pada pasien sesuai dengan gambaran klinis glaukoma akut
yaitu berupa nyeri yang merupakan tanda khas pada serangan akut, terjadi secara mendadak
dan sangat nyeri pada sebelah mata di sekitar daerah inervasi cabang nervus kranial V. Nyeri
kepala disertai mual, muntah dan lemas sering berhubungan dengan nyeri. Penglihatan buram
dan melihat pelangi disekitar lampu.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah normal yaitu 120/70 mmHg,
pernafasannya takipneu yaitu 28 x/menit, nadi pasien takikardi yaitu 112 x/menit, temperatur
normal yaitu 36,2dan pada sistem kardiovaskular,respirasi,kulit,dan ekstremitas dalam batas
normal. Pada pemeriksaan oculi sinista didapatkan VOS nya menurun yaitu 2/60 dengan
didapat injeksi konjungtiva pada konjungtiva bulbi, kornea udem, COA dangkal,iris
baik,pupil mid dilatasi, reflek cahaya negatif, TIO sinistra meningkat yaitu 45 mmHg dengan
lensa keruh. Sedangkan pada mata kanan VOS nya juga menurun yaitu 4/60, palpebra dan
konjungtiva tenang,kornea jernih,COA dalam,iris baik,pupil miosis dengan reflek cahaya
postif, lensa keruh dan TIO 18 mmHg.
Hasil pemeriksaan tersebut merupakan tanda khas yang mengarah pada kelainan mata
merah dengan penurunan visus mendadak, yaitu glaukoma kongestif atau glaukoma akut.
Hasil pemeriksaan sesuai dengan
temuan klinis kasus glaukoma akut sudut tertutup primer yang umumnya ditandai dengan
mata merah oleh karena terjadinya mix injection pada konjungtiva, kornea edem dengan
penampakan suram/keruh, bilik mata depan dangkal. Pupil mid dilatasi dan tidak ada reaksi
terhadap TIO meningkat tajam dimana normalnya yaitu 10-21 mmHg.
Perawatan medis untuk glaukoma sudut tertutup akut bertujuan untuk menurunkan tekanan
intraokular dengan menghalangi produksi aqueous humor, meningkatkan aliran aqueous
humor, dan mengurangi volume aqueous humor.
1. Non-Medikamentosa
Pembatasan asupan cairan untuk menjaga agar tekanan intra okular tidak semakin meningkat
2. Medikamentosa
a. Asetazolamid HCl 500 mg, dilanjutkan 4 x 250 mg/hari.
b. KCl 0.5 gr 3 x/hari.
c. Timolol 0.5%, 2 x 1 tetes/hari.
d. Tetes mata kombinasi kortikosteroid + antibiotik 4-6 x 1 tetes sehari
e. Terapi simptomatik.
Terapi pada pasien glaukoma bertujuan untuk menurunkan dan menstabilkan TIO,
antara lain dengan antiglaukoma topikal, laser trabekulo-plasti, dan operasi filtrasi glaukoma.
Tindakan operasi dapat menurunkan TIO secara drastis; namun operasi dapat meimbulkan
beberapa kompli-kasi yang cukup berat, seperti katarak, makulopati hipotonik, dan bleb-
related infection. Oleh karena itu, pemberian obat antiglaukoma merupakan jenis terapi yang
paling banyak direko-mendasikan
Penatalaksanaan glaukoma primer sudut tertutup akut pada dasarnya dapat dibagi dalam 4
tahap, yaitu segera menghentikan serangan akut dengan obat-obatan untuk menurunkan TIO,
melindungi mata sebelahnya dari kemungkinan terkena serangan akut, melakukan iridektomi
perifer pada kedua mata sebagai terapi definitif serta penatalaksanaan sekuele jangka
panjang. Pada serangan akut sudut tertutup,biasanya digunakan terapi medikasi
menurunkan TIO untuk mengurangi nyeri dan menjernihkan kornea yang edem sebagai
persiapan iridotomi
Pada kasus ini, pilihan terapi kombinasi yang diberikan yaitu timolol 5%, pilocarpine 2% dan
asetazolamide peroral. Pilihan terapi tersebut sesuai dengan terapi glaukoma akut yang biasa
melibatkan kombinasi 2-4 obat
berbeda fungsi untuk mendapatkan efek sesegera mungkin. Prinsip terapi pada glaukoma akut
adalah menjaga fungsi visual pasien dengan menurunkan TIO dan re-evaluasi target tekanan
intraokukar. Pemeriksaan TIO diperlukan dalam menetapkan target TIO yang diinginkan dan
berapa kombinasi obat yang digunakan. TIO normal adalah 10-21 mmHg. Antiglaukoma
topikal yang sering dipakai dalam praktik klinik adalah β blocker dan analog prostaglandin
Timolol maleat merupakan obat golongan antagonis beta adrenergik (β blocker) yang
menjadi pilihan terapetik utama untuk sebagian besar jenis glaukoma. Dosis penggunaan
timolol larutan 0,5 % dua kali sehari dengan waktu kerja lebih dari 7 jam.
Pilokarpin adalah obat kolinergik (miotik) yang bekerja langsung. Konsentrasi yang umum
digunakan
adalah 0.5-4%. Diberikan 1-2 tetes, 3-4 kali sehari. Awitan efek miotik dimulai 10-30 menit
dan lama kerja adalah 6 jam. Pada keadaan akut yang membutuhkan penurunan segera TIO,
pemberian pilokarpin dapat ditingkatkan hingga 6 kali dengan pengawasan dan penurunan
dosis segera pada perbaikan.
Terapi sistemik pilihan pada kasus ini adalah asetazolamide. Asetazolamide merupakan
inhibitor karbonik anhidrase yang paling sering digunakan. Tersedia dalam bentuk tablet dan
kapsul dengan dosis umum 125 - 250 mg 2-4 kali sehari
Glaukoma akut sudut tertutup harus segera diatasi agar meminimilkan kerusakan trabekulum,
saraf
optik, dan lensa serta mencegah pembentukan sinekhia posterior dan sinekhia perifer anterior.
Jika TIO berhasil diturunkan, maka iridektomi perifer sebagai terapi definitif harus segera
dikerjakan untuk mencegah terjadinya serangan akut yang berulang.
Perawatan medis untuk glaukoma sudut tertutup akut bertujuan untuk menurunkan tekanan
intraokular dengan menghalangi produksi aqueous humor, meningkatkan aliran aqueous
humor, dan mengurangi volume aqueous humor.
Pengobatan pasti adalah iridektomi perifer setelah episode akut mereda. Iridektomi
laser adalah pengobatan pilihan. Iridektomi bedah diindikasikan jika iridektomi laser tidak
dapat dilakukan. Iridektomi meredakan blok pupil saat tekanan antara ruang posterior dan
anterior mendekati nol dengan membiarkan aliran aqueous humor melalui jalur yang berbeda.
Iridektomi harus dibuat sepersif mungkin dan ditutupi oleh kelopak mata untuk menghindari
diplopia monokuler melalui lubang kedua di pupil ini.
Sudut tertutup adalah jenis glaukoma yang dapat muncul sebagai keadaan darurat medis
dalam keadaan akut. Ini terjadi ketika sistem drainase mata tersumbat secara tiba-tiba karena
penutupan sudut yang terbentuk antara kornea dan iris. Biasanya, ini terjadi karena penebalan
lensa yang berkaitan dengan usia, menyebabkan peningkatan bertahap pada blok pupil relatif,
yang kemudian mendorong iris ke anterior. Iris yang dipindahkan ke anterior ini bersama
dengan variasi anatomi alami dari sudut yang lebih kecil, seperti yang terlihat pada rabun
jauh atau kelompok etnis tertentu, memungkinkan penyumbatan saluran keluar lebih mudah.
Blok pupil dianggap sebagai penyebab lebih dari 90% kasus. Ketika pelebaran pupil tiba-tiba
terjadi karena rangsangan atau obat-obatan, iris menjadi cukup tebal dalam keadaan
berkontraksi, atau dipindahkan ke anterior oleh blok pupil,untuk memblokir drainase cairan
melalui trabecular meshwork. Tekanan kemudian meningkat dengan cepat di dalam mata.
Perubahan cepat dalam tekanan intraokular inilah yang dapat menyebabkan
kehilangan penglihatan terjadi dalam satu hari setelah onset tanpa intervensi, karena
oklusi vaskular retina, neuropati optik iskemik, atau kerusakan saraf optik glaukoma. Namun,
hanya sekitar 10% kasus glaukoma adalah tipe sudut tertutup akut ini.
Pada glaukoma sudut tertutup akan terjadi peningkatan tekanan intraokular yang yang sangat
tinggi dan mendadak sehingga akan mengganggu segmen anterior mata dan papil saraf optik.
Pada segmen anterior mata akan terjadi gangguan fungsi berupa pelebaran pembuluh darah
lebaran tersebut menyebabkan mata akan menjadi tampak merah. selain itu juga terjadi
bendungan yang akan menyebabkan edema pada kornea sehingga ketajaman penglihatan
menjadi menurun.
Peningkatan Tekanan Intra Okular erat kaitanya dengan akuos humor. Jadi, akuos humor
adalah cairan jernih yang mengisi Camera Oculi Anterior sebanyak 0.25 ml dan camera oculi
posterior sebanyak 0.06 ml. Fungsi dari Akuos humor tersebut adalah
Mengatur tekanan intraocular. Normalnya tekanan intraocular dipertahankan antara
10-21 mmHg
Berperan dalam proses metabolisme, jadi si akuos humor ini menyediakan nutrisi
yang diperlukan bagi kornea dan lensa, serta membuang metabolit metabolit yang
berasal dari kornea dan lensa. Kenapa ? Karena kornea dan lens aitu avascular.
Mempertahankan optical transparency
Menggantikan peran dari pembuluh limfatik pada mata
Tekanan intraokuli yang normal itu dipertahankan oleh kestabilan antara produksi dan
outflow (drainase) dari akuos humor. Nah terdapat beberapa factor yang mempengaruhi
Tekanan intraokuler.
a. Produksi akuos humor, dimana produksi akuos humor ini terganting pada banyak
factor, contohnya adalah permeabilitas dari Kapiler siliaris dan tekanan osmotic
darah.
b. Drainase dari akuos humor, nah drainase dari akuos humor ini memainkan peran
yang sangat penting dalam menjaga tekanan intraocular agar tetap normal. Apabila
terdapat adanya gangguan pada system drainase, maka tekanan intra ocular dapat
meningkat. Gangguan pada tingkat drainase yang paling sering adalah gangguan
pada trabecular meshwork, apabila sudut antara trabecular meshwork dengan iris
maka akan terjadi sudut tertutup.
c. Peningkatan tekanan Vena episcleral. Ketika seseorang melakukan valsava manuver,
akan terjadi peningkatan tekanan Vena Episcleral dan menyebabkan peningkatan
tekanan intra ocular.
d. Dilatasi pupil pada sudut tertutup dapat menyebabkan peningkatan TIO. Hal ini
disebabkan karena terjadinya obstruksi secara mekanis drainase akuos humor oleh
iris.
Faktor Umum :
a. Herediter. Peningkatan TIO dapat terjadi karena adanya sifat bawaan atau genetic
b. Usia, umumnya TIO akan berada dalam batas normal Ketika usia seseorang berada
diantara 20-40 tahun. Pada orang diatas 40 tahun, TIO akan lebih cepat meningkat
akibat terjadinya penebalan lensa akibat proses degenerative sehingga terjadilah
blok pupil.
c. Wanita
d. Diurnal Variasi. Biasanya TIO akan meningkat pada pagi hari dan menurun pada
malam hari, hal ini disebabkan oleh kadar hormone kortisol dalam darah. Variasi
normal peningkatan atau penurunan TIO itu adalah <5mmHg. Sedangakn pada
glaucoma, fluktuasi tersebut >8mmHg.
e. Posisi tubuh. TIO cenderung menigkat pada saat perubahan posisi Ketika seseorang
duduk menjadi berbaring.
f. Tekanan Darah. Glaukoma lebih sering terjadi pada orang2 dgn hipertensi daripada
normotensi
g. Tekanan Osmotik Darah.
h. Penggunaan Anestesi Lokal, alcohol, merokok, kafein, dan steroid dapat
menyebabkan peningkatan TIO
7. Differential Diagnosis
Diagnosis Banding:
1. Uveitis Anterior
2. Keratitis
3. Ulkus Kornea
Allergic conjunctivitis
Bacterial conjunctivitis (Pink Eye)
Viral conjunctivitis
Drug-induced glaucoma
Malignant glaucoma
Neovascular glaucoma
Phacomorphic glaucoma
Senile cataract (Age-Related Cataract)
Lens subluxation
Migraine headache
Cluster headache
Suprachoroidal hemorrhage
Lingkaran pelangi saat melihat cahaya disebut juga dengan halo, yang akan dialami apabila
seseorang mengalami pembengkakan kornea. Beberapa penyakit mata yang dapat
menyebabkan kondisi tersebut adalah keratitis, glaukoma, katarak, maupun uveitis.
Sedangkan penyakit lain yang dapat menyebabkan melihat halo adalah migrain dengan aura.
Kerusakan atau kematian syaraf penglihatan pada kenaikan tekanan bola mata yang tidak
terlalu tinggi, terjadi secara perlahan dan lazimnya dimulai dari daerah tepi. Sehingga
penderita umumnya tidak menyadari bahwa telah terjadi gangguan penglihatan, dan pada
keadaan ini tidak menimbulkan keluhan yang membawa penderita berobat. Inilah mengapa,
glaucoma disebut dengan “si pencuri penglihatan”.
Pada keadaan dimana tekanan bola mata sangat tinggi akan menyebabkan keluhan-keluhan,
seperti ; mata merah, nyeri pada bola mata, penglihatan kabur, dan keluhan melihat pelangi
saat melihat lampu menyala. Pada beberapa penderita dapat disertai keluhan mual serta
muntah, dimana keluhan ini sering menyebabkan pasien berobat ke tempat yang kurang
tepat yaitu ke dokter ahli penyakit dalam.
Pada glaukoma sudut tertutup akan terjadi peningkatan tekanan intraokular yang yang
sangat tinggi dan mendadak sehingga akan mengganggu segmen anterior mata dan papil
saraf optik. Pada segmen anterior mata akan terjadi gangguan fungsi berupa pelebaran
pembuluh darah lebaran tersebut menyebabkan mata akan menjadi tampak merah. selain itu
juga terjadi bendungan yang akan menyebabkan edema pada kornea sehingga ketajaman
penglihatan menjadi menurun.
Akibat dari edema pada kornea, akan menyebabkan terjadinya difraksi atau pemecahan
cahaya putih menjadi komponen warna pelangi disekitar sumber cahaya sehingga akan
terlihat gambaran pelangi atau halo pada penderita.
Kemudian, juga terjadi paralisis otot sfingter pupil yang menyebabkan pupil dilatasi dan
penderita merasakan silau (fotofobia). Selain itu, peningkatan TIO akan merangsang saraf
trigeminus sehingga mata akan terasa nyeri. Nyeri tersebut dapat menjalar ke kepala, sinus,
gigi, dan telinga.
TIO yang meningkat juga akan menyebabkan terjadinya rangsangan pada saraf otonom,
sehingga akan menimbulkan rasa mual muntah.
LEARNING OBJECTIVE :
1. Definisi
Glaukoma akut adalah glaukoma yang diakibatkan peninggian tekanan intraokular yang
mendadak. Glaukoma akut dapat bersifat primer atau sekunder. Glaukoma primer timbul
dengan sendirinya pada orang yang mempunyai bakat bawaan glaukoma, sedangkan
glaukoma
sekundertimbul sebagai penyulit penyakit mata lain ataupun sistemik. Umumnya penderita
glaukoma telah berusia lanjut, terutama bagi yang memiliki risiko. Bila tekanan intraokular
yang mendadak tinggi ini tidak diobati segera akan mengakibatkan kehilangan penglihatan
sampai kebutaan yang permanen.
2. ETIOLOGI
Penyumbatan aliran aqueous humor terjadi karena sejumlah variasi anatomi yang
mempengaruhi. Variasi ini termasuk ruang anterior yang lebih dangkal, ukuran lensa,
lokasi anterior diafragma lensa-iris, dan pintu masuk yang sempit ke sudut ruang
anterior. Sudut bilik anterior yang lebih dangkal menyebabkan area iris dan lensa
yang luas saling bersentuhan sehingga memperlambat aliran aqueous humor dari bilik
posterior ke bilik anterior. Hal ini, pada gilirannya, menyebabkan perbedaan tekanan
antara ruang yang disebut blok pupil. [4]
Blok pupil menyebabkan iris yang membungkuk yang semakin mempersempit sudut
ruang anterior. Siklus ini akan menyebabkan peningkatan tekanan intraokular yang
mengarah ke presentasi klinis glaukoma sudut tertutup akut.
1. EPIDEMIOLOGI
Ada sejumlah faktor risiko glaukoma akut sudut tertutup yang meliputi usia, jenis kelamin,
ras dan riwayat keluarga. [5]
Usia: Usia rata-rata saat presentasi adalah 60 dan prevalensi meningkat
setelahnya. Hal ini dirasakan karena bertambahnya ukuran lensa seiring bertambahnya
usia.
Jenis kelamin: Ada rasio 4: 1 dari kejadian glaukoma sudut tertutup pada wanita
dibandingkan pria.
Ras: Glaukoma sudut tertutup lebih sering terjadi pada orang Asia Tenggara, Cina,
dan Eskimo. Ini jarang terjadi pada populasi kulit hitam. Pada orang kulit putih,
glaukoma akut sudut tertutup menyumbang 6% dari semua diagnosis glaukoma. [6]
Riwayat keluarga: Fitur anatomi okuler diturunkan.
2. PATOFISIO
Peningkatan Tekanan Intra Okular erat kaitanya dengan akuos humor. Jadi, akuos
humor adalah cairan jernih yang mengisi Camera Oculi Anterior sebanyak 0.25 ml
dan camera oculi posterior sebanyak 0.06 ml. Fungsi dari Akuos humor tersebut
adalah
• Mengatur tekanan intraocular. Normalnya tekanan intraocular dipertahankan
antara 10-21 mmHg
• Berperan dalam proses metabolisme, jadi si akuos humor ini menyediakan
nutrisi yang diperlukan bagi kornea dan lensa, serta membuang metabolit metabolit
yang berasal dari kornea dan lensa. Kenapa ? Karena kornea dan lens aitu avascular.
• Mempertahankan optical transparency
• Menggantikan peran dari pembuluh limfatik pada mata
Tekanan intraokuli yang normal itu dipertahankan oleh kestabilan antara produksi
dan outflow (drainase) dari akuos humor. Nah terdapat beberapa factor yang
mempengaruhi Tekanan intraokuler.
a. Produksi akuos humor, dimana produksi akuos humor ini terganting pada
banyak factor, contohnya adalah permeabilitas dari Kapiler siliaris dan tekanan
osmotic darah.
b. Drainase dari akuos humor, nah drainase dari akuos humor ini memainkan
peran yang sangat penting dalam menjaga tekanan intraocular agar tetap normal.
Apabila terdapat adanya gangguan pada system drainase, maka tekanan intra ocular
dapat meningkat. Gangguan pada tingkat drainase yang paling sering adalah
gangguan pada trabecular meshwork, apabila sudut antara trabecular meshwork
dengan iris maka akan terjadi sudut tertutup.
c. Peningkatan tekanan Vena episcleral. Ketika seseorang melakukan valsava
manuver, akan terjadi peningkatan tekanan Vena Episcleral dan menyebabkan
peningkatan tekanan intra ocular.
d. Dilatasi pupil pada sudut tertutup dapat menyebabkan peningkatan TIO. Hal
ini disebabkan karena terjadinya obstruksi secara mekanis drainase akuos humor oleh
iris.
Faktor Umum :
a. Herediter. Peningkatan TIO dapat terjadi karena adanya sifat bawaan atau
genetic
b. Usia, umumnya TIO akan berada dalam batas normal Ketika usia seseorang
berada diantara 20-40 tahun. Pada orang diatas 40 tahun, TIO akan lebih cepat
meningkat akibat terjadinya penebalan lensa akibat proses degenerative sehingga
terjadilah blok pupil.
c. Wanita
d. Diurnal Variasi. Biasanya TIO akan meningkat pada pagi hari dan menurun
pada malam hari, hal ini disebabkan oleh kadar hormone kortisol dalam darah. Variasi
normal peningkatan atau penurunan TIO itu adalah <5mmHg. Sedangakn pada
glaucoma, fluktuasi tersebut >8mmHg.
e. Posisi tubuh. TIO cenderung menigkat pada saat perubahan posisi Ketika
seseorang duduk menjadi berbaring.
f. Tekanan Darah. Glaukoma lebih sering terjadi pada orang2 dgn hipertensi
daripada normotensi
g. Tekanan Osmotik Darah.
h. Penggunaan Anestesi Lokal, alcohol, merokok, kafein, dan steroid dapat
menyebabkan peningkatan TIO
Serangan akut glaukoma sudut tertutup dipicu oleh dilatasi pupil yang
menyebabkan peningkatan kontak lensa dan lensa yang meningkatkan blok
pupil. [7] Blok pupil yang meningkat menyebabkan pembengkakan iris secara akut
menutup sudut antara iris dan kornea sehingga menghalangi saluran keluar humor
aqueous. Tekanan intraokular meningkat secara akut sehingga menimbulkan gejala.
Lebih dari 1 juta serabut saraf berjalan melalui saraf optik, yang mentransmisikan
sinyal visual dari fotoreseptor di dalam retina luar ke area pemrosesan visual dari
lobus oksipital. Berbagai jenis glaukoma semuanya menyebabkan kerusakan pada
lapisan serat saraf retinal. Cairan di dalam ruang anterior mata ini disebut aqueous
humor. Aqueous diproduksi oleh sel epitel non-pigmen dari proses tubuh siliaris,
dengan pola produksi sirkadian individu. [19]Cairan ini memiliki sistem drainase
kontinu pertama melalui pupil dan melalui trabecular meshwork anterior ke scleral
spur dan insersi iris, dan kemudian ke kanal Schlemm dan kemudian ke sistem vena
episkleral dan sistem vena orbital yang lebih besar ke dalam sirkulasi vena sistemik.
Jala trabekuler terdiri dari beberapa lapisan jaringan ikat dan endotel dari kanal
Schlemm. Aliran keluar fluida melalui jalur aliran keluar konvensional ini bergantung
pada tekanan, dan berfungsi sebagai katup satu arah untuk drainase air. Sebaliknya,
jalur aliran keluar uveoskleral memungkinkan aliran keluar yang tidak tergantung
tekanan dari cairan melalui permukaan otot siliaris dan akar iris, ke dalam ruang
suprasiliaris dan suprachoroidal. [19]Saluran ini dianggap menunjukkan penurunan
arus keluar seiring bertambahnya usia. [19]Seiring waktu, terjadi penurunan aliran
keluar air melalui trabecular meshwork juga, sementara produksi badan siliaris dari
air menurun sedikit, ketidakseimbangan aliran keluar dan produksi air menghasilkan
peningkatan TIO rata-rata dan fluktuasi diurnal yang lebih besar dalam TIO.
Peningkatan TIO dan peningkatan fluktuasi TIO biasanya terlihat pada pasien dengan
glaukoma. Dengan peningkatan TIO yang berkepanjangan, serabut saraf mulai mati
dan atrofi, menciptakan bentuk "menangkup" atau melengkung ke bentuk cakram
normal dari saraf optik yang terlihat pada fundoskopi. Tekanan intraokular normal
dianggap sekitar 16 +/- 3 mm Hg tetapi memiliki banyak faktor yang
menyebabkannya berfluktuasi sepanjang hari, seperti detak jantung, pernapasan,
olahraga, status cairan, pengobatan sistemik, waktu hari, konsumsi alkohol, posisi
pasien , dan obat topikal.
Saat ini, pembacaan tekanan skrining yang lebih besar dari 21 mm Hg dianggap di
atas tekanan mata fisiologis normal yang mengkhawatirkan kerusakan saraf glaukoma
di masa depan. Namun, sulit untuk mengetahui apakah pasien mengalami lonjakan
tekanan sementara sepanjang hari, menyebabkan kerusakan dan tidak terdeteksi pada
skrining, yang merupakan bagian dari mengapa peningkatan tekanan skrining hanya
dapat menjadi faktor risiko untuk mengembangkan glaukoma, dan tidak diperlukan
untuk diagnosis glaukoma. Pemantauan tekanan diurnal dari TIO dapat membantu
menangkap populasi pasien ini. [20]
Penderita glaukoma tegangan normal juga cenderung memiliki kondisi vaskular
sistemik seperti fenomena Raynaud, migrain, sleep apnea, penyakit arteri karotis, dan
perubahan tekanan darah yang lebih besar dari biasanya dalam semalam. [21] [22]
Pada glaukoma sudut tertutup akut, jalur drainase trabecular meshwork ditutup baik
dari iris yang didorong ke depan dari tekanan, yaitu lensa yang dipindahkan ke
anterior atau iris ditarik ke depan oleh jaringan fibrosa. Paling umum, ini disebabkan
oleh blok pupil di mana iris melebar ke posisi tengah dan membungkuk ke anterior
karena kontak dengan lensa dan menutup jalinan trabekuler yang menghalangi aliran
keluar air.
Seperti disebutkan sebelumnya di atas, glaukoma sekunder dapat disebabkan oleh
berbagai mekanisme, yaitu pembedahan atau neovaskularisasi, memicu penyumbatan
saluran keluar yang mengakibatkan peningkatan tekanan intraokular, dan jika
berkepanjangan, terkait cedera saraf optik glaukomatosa.
5. FAKTOR RESIKO
Bilik mata depan yang dangkal
Faktor risiko penutupan sudut termasuk jenis kelamin perempuan, usia yang lebih tua, dan
etnis Asia (misalnya, Cina). Mata dengan sudut tertutup cenderung memiliki karakteristik
biometrik tertentu. Faktor risiko okuler utama untuk penutupan sudut melibatkan segmen
anterior yang penuh sesak di mata kecil, dengan kedalaman ruang anterior sentral yang
dangkal, lensa yang lebih tebal dan lebih ditempatkan di anterior, dan panjang aksial mata
yang pendek. 55 - 57 Dengan tomografi koherensi optik segmen anterior, faktor risiko anatomi
lain untuk penutupan sudut baru-baru ini telah diidentifikasi seperti lebar ruang anterior yang
lebih kecil, luas dan volume, irides yang lebih tebal dengan kelengkungan iris yang lebih
besar, dan kubah lensa yang lebih besar
5. MANIFESTASI KLINIS
Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan
1. Mata merah
2. Tajam penglihatan turun mendadak
3. Rasa sakit atau nyeri pada mata yang dapat menjalar ke kepala
4. Mual dan muntah (pada tekanan bola mata yang sangat tinggi)
Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pada fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama.
6. PENCEGAHAN
5. KOMPLIKASI
Jika glaukoma sudut tertutup akut tidak terdeteksi dan diobati pada tahap awal, ini
dapat menyebabkan hilangnya penglihatan atau kebutaan sementara. Terjadi
kehilangan penglihatan tepi, diikuti dengan hilangnya penglihatan sentral. Pada pasien
dengan iridotomi paten perifer, dapat terjadi peningkatan TIO yang signifikan, dengan
ruang anterior datar. Kondisi ini disebut glaukoma maligna. Kondisi ini sulit diobati
dan semakin mengarah pada kebutaan.
6. PROGNOSIS
Prognosisnya tergantung pada deteksi dini dan pengobatan yang tepat untuk glaukoma
sudut tertutup akut. Sebuah studi yang dilakukan pada 116 kasus glaukoma akut sudut
tertutup menyimpulkan bahwa keterlambatan presentasi dan waktu yang dibutuhkan
untuk mengakhiri episode akut adalah faktor terpenting dalam menentukan hasil akhir
dari pasien ini. Tekanan intraokular yang tinggi kurang efektif dalam menentukan
prognosis jangka panjang dari kondisi ini
1. Ad vitam : Bonam
2. Ad functionam : Dubia ad malam
3. Ad sanationam : Dubia ad malam
Kriteria Rujukan
Pada glaukoma akut, rujukan dilakukan setelah penanganan awal di layanan tingkat pertama.
Peralatan
a. Snellen chart
b. Tonometri Schiotz
c. Oftalmoskopi