Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Konsep Bisnis dan Manajemen, Vol.

4 (2) Bulan (Mei) p-ISSN: 2407-


2648 e-ISSN: 2407-263X

Jurnal Konsep Bisnis dan Manajemen

Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/bisman

Dampak Konflik Peran pada Stres dan Kepuasan Kerja Karyawan

IMPACT OF ROLE CONFLICT ON JOB SATISFACTION, MEDIATING JOB


STRESS IN PT. JOMBANG INTERMEDIA PERS (Jawa Pos RADAR
JOMBANG)

Kristin Juwita
STIE PGRI Dewantara Jombang
Devy Arintika
STIE PGRI Dewantara Jombang

*Corresponding author: E-mail: kristinjuwita66@gmail.com


Abstrak
Penelitian ini bertujuan meneliti pengaruh konflik peran terhadap kepuasan kerja karyawan dengan
stres kerja sebagai variabel mediasi pada PT. Jombang Intermedia Pers (Jawa Pos Radar Jombang).
Jenis penelitian adalah penelitian penjelasan (explanatory research) dengan pendekatan kuantitatif.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada 30 karyawan PT.Jombang
Intermedia Pers (Radar Jombang) dengan metode sampling jenuh. Metode analisis menggunakan SEM
(Structural equation Model) dengan alat analisis Pls versi 3. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan
ada pengaruh positif yang signifikan antara konflik peran terhadap stres kerja. Namun, justru konflik
peran berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja, stres kerja berpengaruh positif terhadap kepuasan
kerja, dan stres kerja tidak mampu memediasi antara konflik peran terhadap kepuasan kerja.

Kata Kunci: Konflik Peran, Stres Kerja dan Kepuasan Kerja

Abstract
The purpose of this research is to know the effect of role conflict on employee job satisfaction with job
stress as a mediation variable at PT. Jombang Intermedia Press (Jawa Pos Radar Jombang). The research
used explanatory research with a quantitative approach to explain the relationship between variables
through hypothesis testing. This study uses questionnaires which is distributed to 30 respondents of PT.
Jombang Intermedia Pers (Radar Jombang) with saturated sampling method. The analysis method uses
SEM (Structural Equation Model) with PLS ( partial least square) 3 . The result of data analysis known has
significant positive influence between role conflict on work stress. But, role conflict has a positive effect on
job satisfaction, work stress positively influence to job satisfaction, while work stress is not able to mediate
between role conflict to job satisfaction.

Keyword: Role Conflict, Job Stress, Job Satisfaction

99
Nama Penulis [Kristin Juwita], Judul Artikel [Dampak Konflik Peran pada Stres dan Kepuasan
Kerja Karyawan]
A. PENDAHULUAN pengharapan yang sulit untuk dipenuhi
atau dipuaskan. Konflik peran dapat
Aktivitas sumber daya manusia menyebabkan terjadinya stres kerja dan
dapat menentukan keberhasilan menurunnya kepuasan kerja. Hal tersebut
pencapaian tujuan perusahaan, karenanya akan diperparah dengan adanya perasaan
manajemen harus memberi perhatian ketidakpastian karyawan terhadap
kepada sumber daya manusia agar organisasi. Ketidakpastian tersebut
kestabilan jalannya usaha senantiasa meliputi ketidakpastian dalam menjalankan
lancar. Salah satu faktor yang bisa memacu tugas, adanya job insecurity serta
karyawan dalam mencapai tujuan ketidakpastian akan kesejahteraan diri.
perusahaan adalah kepuasan khususnya Perasaan tersebut akan menggangu
terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja karyawan saat bekerja yang dapat
adalah sikap emosional seseorang terhadap berpengaruh terhadap menurunnya
beberapa aspek pekerjaanya, (Kreitner dan kepuasan kerja dan meningkatnya stres
Kinicki, 2014 dalam Widyani, A. D., & kerja.
Sugianingrat, I. W, 2015). Setiap individu
memiliki tingkat kepuasan yang berbeda Stres kerja adalah situasi kerja
sesuai dengan perasaannya. Semakin menegangkan yang mempengaruhi emosi,
banyak aspek-aspek dalam pekerjaan yang proses berfikir dan kondisi seseorang,
sesuai dengan keinginan individu, maka Handoko (2008). Stres atau perasaan
akan semakin tinggi tingkat kepuasan yang tertekan dalam jiwa seorang karyawan
dirasakan, dan sebaliknya. Di dalam berdampak pada kepuasan kerjanya. Akan
perusahaan, termasuk industri media cetak tetapi, tidak semua karyawan yang
karyawan dituntut bekerja dengan mengalami stres dalam bekerja tidak
profesionalisme tinggi. Tuntutan mampu menyelesaikan pekerjaan tepat
profesionalisme ini tercermin dari waktu dan sesuai dengan target yang telah
kepatuhan terhadap peraturan, budaya, ditetapkan. Afrizal, P. R. (2014). Stres di
norma, dan SOP (Standard Operation tempat kerja menurut Munandar (2010:
Procedure) yang ditetapkan perusahaan 241) dalam Nur, I. R., Hidayati, T., & Maria,
Akwan, N. M., Suprapti, N. W. S., & Sintaasih, S. (2017) disebabkan oleh beberapa faktor
D. K. (2016). Namun, beberapa peraturan yang dapat diidentifikasikan oleh banyak
justru berpeluang menimbulkan konflik peneliti, seperti ketidakamanan pekerjaan,
bagi karyawan khususnya terjadi konflik konflik peran, ambiguitas peran, tekanan
peran karena tidak sesuai dengan tata nilai, waktu, konflik interpersonal, jumlah
kebiasaan dan proses bekerja yang pekerjaan yang berlebihan.
dilakukan sebelumnya dan berdampak
pada stres dan kepuasan kerja karyawan. Berdasarkan hasil penelitian Iqbal,
N. (2013) yang menunjukan pengaruh
Konflik peran adalah kondisi positif yang signifikan antara konflik peran
seseorang pada tekanan untuk dan stres kerja, konflik peran berpengaruh
mengerjakan beberapa pekerjaan yang negatif dengan kepuasan kerja dan stres
berbeda dan tidak konsisten dalam waktu kerja, serta stres kerja memediasi antara
bersamaan, (Yustrianthe, R. H, 2008). konflik peran dan kepuasaan kerja. Namun,
Konflik peran muncul karena banyaknya Safaria T et al., (2011) dalam Muhdiyanto,
pekerjaan yang kerjakan karyawan, Nur, I. M., & Hidayati, L. A. (2017) menunjukkan
R., Hidayati, T., & Maria, S. (2017). Konflik hasil yang berbeda, karena konflik peran
peran menurut Robbins, SP. & Judge, TA. tidak berpengaruh pada stres kerja. Pada
(2009) akan menciptakan pengharapan- hasil penelitian Yousef, D. A. (2000)

100
Jurnal Konsep Bisnis dan Manajemen Vol (4) (2018): halaman. [99-113]

menemukan bahwa konflik peran tidak yang diindikasikan dengan karyawan


memiliki efek interaktif pada kepuasan kesulitan dalam memenuhi standard
kerja, begitu pula pada Widyani, A. D., & kinerja yang ditetapkan perusahaan karena
Sugianingrat, I. W. (2015). menemukan bingung pekerjaan mana yang harus
bahwa konflik peran tidak berpengaruh diselesaikan dahulu, kecemasan,
terhadap kepuasan kerja dan stres kerja tersinggung, mudah marah, jenuh,
tidak mampu menjadi mediasi antara menangis hingga mengalami gangguan
konflik peran terhadap kepuasan kerja. kesehatan.Stres yang meningkat dapat
Berdasarkan beberapa hasil penelitian ini berdampak pada penurunan kepuasan
menunjukkan hasil yang inkonsistensi. karyawan Radar Jombang terhadap
pekerjaan, rekan kerja, atasan, bahkan
Radar Jombang adalah salah satu imbalan yang di terima.
dari 165 surat kabar yang ada di Indonesia
(http://corporate.jawapos.com/business- Rencana pemecahan masalah:
section#business-section-media). Radar
Jombang yang sebelumnya merupakan Kepuasan kerja karyawan
kantor biro Jombang untuk Radar merupakan faktor yang sangat
Mojokerto telah berkembang menjadi PT. diperhatikan. Maka dari itu, dilakukan
Jombang Intermedia Pers dan berpisah dari suatu kegiatan penilaian persepsi kepuasan
Radar Mojokerto termasuk karyawannya kerja karyawan, yang diukur dari hubungan
sebagian pindah ke Radar Mojokerto. Hal antara pimpinan dengan karyawan,
ini, tidak diimbangi dengan penambahan pembagian tugas dan kesamaan atau
karyawan di kantor Radar jombang karena kesesuaian program kerja, Afrizal, P. R.
sumber daya manusia yang ada (2014).
dimaksimalkan fungsinya yang berakibat
kepuasan kerja karyawan yang menurun Rumusan Penelitian :
yang diindikasikan dengan karyawan Kepuasan kerja sering ditunjukkan
mengalami kesulitan menyelesaikan oleh karyawan dengan caranya menyukai
berbagai pekerjaan sesuai target yang telah pekerjaan itu sendiri serta tingkat
ditentukan perusahaan. Hal ini terjadi keasikannya dalam menjalankan
karena karyawan mengalami konflik peran pekerjaan. Demikian sebaliknya,
yaitu kondisi konflik yang muncul ketika ketidakpuasan kerja sering ditunjukan
karyawan merasa kesulitan dalam hal dengan banyaknya pelanggaran peraturan
menyesuaikan berbagai peran yang dimiliki yang dilakukan pegawai serta tidak
dalam waktu yang bersamaan. Karyawan terlepas dari suatu keadaan yang
yang awalnya hanya memegang satu mengikuti seorang individu salah satunya
pekerjaan, saat ini dituntut untuk bisa yaitu stres. Karyawan PT. Jombang
menyelesaikan dua hingga tiga bidang Intermedia Pers (Jawa Pos Radar
pekerjaan sekaligus dalam waktu yang Jombang) mengalami konflik peran dan
sama, yang sebenarnya tidak sesuai dengan stress dalam menyelesaikan pekerjaannya.
deskripsi pekerjaan awal bidang kerja Karyawan dituntut untuk bisa
karyawan dan belum tentu karyawan menyelesaikan dua atau lebih bidang kerja
mempunyai kemampuan di bidang dengan baik sesuai dengan prosedur yang
tersebut. telah ditetapkan sesuai dengan target
sehingga menyebabkan timbulnya konflik
Beban kerja dan tanggung jawab peran. Tuntutan-tuntutan pekerjaan yang
yang bertambah menyebabkan karyawan berlebihan menjadi beban bagi karyawan
Radar Jombang merasa stres atau tertekan yang dapat menyebabkan timbulnya stress

101
Nama Penulis [Kristin Juwita], Judul Artikel [Dampak Konflik Peran pada Stres dan Kepuasan
Kerja Karyawan]
kerja, sehingga menurunkan kepuasan Kepuasan kerja merupakan evaluasi
kerja karyawan. Untuk itu, diajukan yang menggambarkan seseorang atas
perumusan pertanyaan yaitu (1) apakah perasaan sikapnya, senang atau tidak
konflik peran berpengaruh terhadap stres senang, puas, atau tidak puas dalam bekerja
kerja karyawan? ;(2) apakah stres kerja (Rivai, 2005). Sedangkan Robbins, S.P., &
berpengaruh terhadap kepuasan kerja Coulter, M. (2010) memiliki pendapat
karyawan?;(3) apakah konflik peran bahwa kepuasaan kerja adalah sikap umum
berpengaruh terhadap kepuasan kerja seseorang terhadap pekerjaannya yang
karyawan? ; dan (4) apakah stres kerja menunjukkan ada perbedaan antara jumlah
memediasi konflik peran terhadap penghargaan yang diterima dan jumlah
kepuasan kerja? yang seharusnya diterima. Dapat
disimpulkan bahwa kepuasaan kerja adalah
Tujuan penelitian tingkat kesenangan yang dirasakan oleh
Adapun tujuan penelitin ini adalah untuk seseorang atas peranan atau pekerjaannya
mengetahui dan menganalisis pengaruh dalam organisasi.
konflik peran terhadap stres kerja
karyawan, pengaruh kepuasan kerja Terdapat dua faktor yang
terhadap stres kerja karyawan, pengaruh mempengaruhi kepuasan kerja menurut
konflik peran terhadap kepuasan Mangkunegara (2000), yaitu faktor yang
karyawan, dan pengaruh konflik peran ada pada diri pegawai (meliputi:
terhadap kepuasaan kerja karyawan yang kecerdasan (IQ), kecerdasan khusus, umur,
dimediasi oleh stres kerja. jenis kelamin, kondisi fisik, pendidikan,
pengalaman kerja, masa kerja, kepribadian,
Manfaat penelitian: emosi, cara berfikir, persepsi, dan sikap
kerja) dan faktor pekerjaannya (meliputi:
Hasil penelitian ini diharapkan jenis pekerjaan, struktur organisasi,
dapat memberikan manfaat bagi pangkat (golongan), kedudukan, mutu
manajemen PT. Jombang Intermedia Pers pengawasan, jaminan finansial, kesempatan
(Jawa Pos Radar Jombang) yang sedang promosi jabatan, interaksi sosial, dan
berkembang dalam menentukan kebijakan hubungan kerja)
yang tepat dalam mengoptimalkan potensi
karyawan dan mampu mengendalikan Respon terhadap ketidakpuasan
konflik peran dan stres kerja karyawannya kerja menurut Robbins and Judge (2009)
karena dapat berdampak pada kepuasan menunjukkan empat tanggapan yang
kerja. Selain itu, hasil penelitian ini akan berbeda meliputi:
memberikan tambahan informasi 1. Exit
implementasi keilmuan manajemen sumber
daya manusia terkait pengaruh konflik Ketidakpuasaan ditunjukkan
peran terhadap kepuasan kerja karyawan melalui perilaku diarahkan pada
dengan stres kerja sebagai variabel mediasi meninggalkan organisasi,
dalam suatu organisasi. termasuk mencari posisi baru atau
mengundurkan diri.
2. Voice
B. LANDASAN TEORI
Ketidakpuasaan ditunjukkan
Kepuasan Kerja secara pasif, tetapi optimistik
dengan menunggu kondisi untuk
memperbaiki, termasuk dengan

102
Jurnal Konsep Bisnis dan Manajemen Vol (4) (2018): halaman. [99-113]

berbicara bagi organisasi outcome negatif seperti stress kerja,


dihadapan kritik eksternal dan komitmen, kepuasan dan turnover. Konflik
mempercayai oragnisasi dan peran harus dikelola dengan baik karena
manjemen melakukan hal yang jika diabaikan dapat meningkatkan
benar. ketidakpastian dan menyebabkan
3. Loyalty terjadinya stres saat bekerja. Semakin
kompleks konflik peran yang dialami
Ketidakpuasaan ditunjukkan karyawan akan semakin meningkatkan
secara pasif, tetapi optimistik stres kerja karyawan yang berarti ada
dengan menunggu kondisi untuk hubungan positif yang signifikan antara
memperbaiki, termasuk dengan konflik peran dan stres kerja, Iqbal, N.
berbicara bagi organisasi di (2013) dan Yasa, I. W. M. (2017). Selain itu,
hadapan kritik eksternl dan semakin tinggi tingkat konflik maka
mempercayai organisasi dan kepuasan kerja karyawan akan cenderung
manajemen melakukan hal yang menurun. Hal ini sesuai dengan hasil
benar. penelitian Afrizal, P. R. (2014) dan yang
4. Neglect menunjukkan konflik kerja berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap kepuasan
Ketidakpuasaan ditunjukkan kerja karyawan PT.TASPEN PERSERO Cab.
melalui tindakan secara pasif Malang dan didukung hasil penelitian Iqbal,
membiarkan kondisi semakin N. (2013) yang menunjukkan konflik peran
buruk, termasuk kemankiran atau memiliki hubungan negatif dengan
keterlambatan secara kronis, kepuasan kerja karyawan perbankan
mengurangi usaha, dan swasta di Pakistan.
meningkatkan tingkat kesalahan.

Konflik Peran
Terdapat beberapa faktor-faktor
Konflik peran adalah keadaan yang mempengaruhi konflik peran adalah
seseorang berhadapan dengan harapan sebagai berikut : (a) Masalah komunikasi
peran yang berbeda, (Robbins, S. P.,& Judge, yang dikarenakan kesalahpahaman yang
T.A, 2008). Menurut Handoko konflik peran terjadi terkait kalimat, bahasa, atau
adalah kondisi seseorang menjalani informasi yang kurang lengkap serta gaya
pekerjaan yang tidak jelas atau pekerjaan individu yang tidak konsisten. (b) Masalah
yang saling bertentangan atau diharapkan struktur organisasi karena adanya
dapat melakukan pekerjaan lebih dari pertarungan kekuasaan antar departemen
kemampuan, (Handoko, 2012). Tidd and dengan kepentingan-kepentingan atau
Friedman (2002) dalam Rifky Indrawan sistem penilaian yang bertentangan,
(2009) menyatakan konflik peran adalah persaingan untuk memperebutkan sumber
situasi dimana ada perbedaan tuntutan daya yang terbatas atau saling
pada seorang karyawan karena ada ketergantungan dua atau lebih kelompok-
berbagai tindakan yang harus dilakukan. kelompok kegiatan kerja untuk mencapai
Konflik peran menyebabkan tekanan pada tujuan mereka. (c) Masalah pribadi yang
diri karyawan atas perbedaan tindakan biasanya karena merasa tidak sesuai
yang diambil yang akan berpengaruh dengan tujuan atau nilai-nilai sosial pribadi
terhadap keadaan karyawan secara pegawai dengan perilaku yang diperankan
psikologis. Konflik peran dapat pada jabatan mereka dan perbedaan
berpengaruh terhadap berbagai macam persepsi. Sedarmayanti (2013)

103
Nama Penulis [Kristin Juwita], Judul Artikel [Dampak Konflik Peran pada Stres dan Kepuasan
Kerja Karyawan]
Konflik peran dengan menggunakan dipandang tidak pasti dan penting.
pengukuran yang dikembangkan oleh Sedangkan, menurut Hasibuan (2007) stres
Rizzo, House dan Lirtzman (1970) dalam kerja adalah kondisi tegang yang
Mas’ud (2004). Diukur dengan indikator- mempengaruhi emosi, proses berfikir dan
indikator sebagai berikut: kondisi seseorang.
1. Time based conflict, adalah konflik
yang terjadi karena waktu yang Faktor-faktor yang dapat
digunakan untuk memenuhi satu menyebabkan stres diantaranya: (a). Beban
peran tidak dapat digunakan untuk kerja yang berlebihan; (b) tekanan dan
memenuhi peran lainnya, artinya sikap pimpinan yang kurang adil dan wajar;
pada saat yang bersamaan seorang (c) waktu dan peralatan kerja yang kurang
yang mengalami konflik peran memadai; dan (d) konflik antar pribadi
ganda tidak akan bisa melakukan dengan pimpinan atau kelompok kerja,
dua peran atau lebih. Hasibuan (2007). Sedangkan menurut
2. Strain based conflict, adalah Robbins (2008) terdapat tiga sumber
ketegangan yang dihasilkan oleh utama yang dapat menyebabkan timbulnya
salah satu peran membuat stres, yaitu: (a) faktor Organisasi, meliputi:
seseorang sulit untuk memenuhi tuntutan tugas, tuntutan peran, tuntutan
tuntutan peran yang lain. antar pribadi, struktur organisasi,
Ketegangan yang ditimbulkan akan kepemimpinan organisasi, dan tahap
mempengaruhi kualitas hidup perkembangan organisasi.; (b) faktor
secara keseluruhan. Ketegangan Individu, meliputi : masalah keluarga,
peran ini termasuk stres, tekanan ekonomi, dan kepribadian individu; dan (c)
darah meningkat, kecemasan, cepat faktor Lingkungan, meliputi: ketidakpastian
marah, dan sakit kepala. ekonomi, politik, dan teknologi.
3. Behaviour based conflict, adalah
konflik yang muncul ketika suatu
tingkah laku efektif untuk satu C. METODE PENELITIAN
peran namun tidak efektif
digunakan untuk peran yang lain. Metode/Rancangan penelitian
Ketidakefektifan tingkah laku ini Penelitian ini menggunakan
dapat disebabkan oleh kurangnya pendekatan kuantitatif dan bersifat
kesadaran individu akan akibat dari kausal. Kausal adalah hubungan yang
tingkah lakunya kepada orang lain. bersifat sebab akibat dimana variabel
independen mempengaruhi variabel
dependen (Sugiyono, 2013). Pengukuran
penelitian ini menggunakan skala likert
Stres Kerja yang menurut Sugiyono (2010) skala
likert digunakan untuk mengukur sikap,
Stres muncul akibat pendapat dan persepsi seseorang atau
ketidakmampuan seseorang dalam sekelompok orang tentang fenomena
memenuhi tuntutan dan harapan terhadap social dengan 5 poin pilihan jawaban
dirinya, Potale, R., & Uhing, Y. (2015). mulai sangat tidak setuju sampai sangat
Menurut Robbins (2008) stres adalah setuju. Data yang digunakan dalam
keadaan yang dinamis dimana individu penelitian ini adalah data primer yaitu
dihadapkan pada suatu peluang, tuntutan, menggunakan angket pada seluruh
atau sumber daya yang terkait dengan apa karyawan PT. Jombang Intermedia Pers
yang diinginkan dengan hasilnya yang dan melakukan wawancara pada

104
Jurnal Konsep Bisnis dan Manajemen Vol (4) (2018): halaman. [99-113]

perwakilan manajemen dan karyawan. dari penjelasan Robbins (2008) yaitu :


Sedangkan data sekunder dalam fisiologis, psikologis, dan perilaku.
penelitian ini diperoleh dari PT. Jombang 3. Kepuasan Kerja (Y)
Intermedia Pers berupa jumlah karyawan Definisi operasional kepuasan kerja
dan urian pekerjaan, artikel jurnal, dan yaitu tingkat rasa puas individu atas
literatur lain yang berkaitan dengan situasi pekerjaan dari organisasi
materi kajian. Dalam penelitian ini tempat mereka bekerja. Pengukuran
populasi yang digunakan adalah seluruh aspek kepuasan kerja menggunakan
karyawan PT. Jombang Intermedia Pers indikator yang dikembangkan oleh
(Jawa Pos Radar Jombang) yang berjumlah Hariandja (2002) dalam koesmono
30 orang sehingga teknik penentuan (2007) meliputi kepuasan pada
sampelnya disebut sampling jenuh. pekerjaan itu sendiri, gaji, rekan kerja,
atasan, kesempatan promosi, dan
lingkungan kerja.

Identifikasi dan Operasionalisasi


Variabel
Teknik Analisis Data
Variabel penelitian yang digunakan dalam Data angket online yang sudah
penelitian ini adalah variabel independen masuk selanjutnya pada analisa deskriptif
(X), variabel dependen (Y) dan variabel untuk melihat akarakteristik responden
mediasi (M). dan skor hasil jawaban masing-masing
1. Konflik Peran (X) variabel. Selain itu, di lakukan analsis
structural equation model (SEM)
Definisi operasional konflik peran menggunakan alat bantu Wrap PLS 5.
yaitu menunjukkan kondisi konflik Menurut Ghozali (2014), Structural
yang muncul ketika karyawan merasa Equation Modeling (SEM) merupakan
kesulitan dalam hal menyesuaikan gabungan dari dua metode statistik yang
berbagai peran yang dimiliki dalam terpisah, yaitu analisis faktor (factor
waktu yang bersamaan. Konflik peran analysis) yang dikembangkan di ilmu
diukur dengan menggunakan psikologi dan psikometri, serta model
pengukuran yang dikembangkan oleh persamaan simultan (simultaneous
Rizzo, House dan Lirtzman (1970 equation modelling) yang dikembangkan
dalam Mas’ud 2004) meliputi : Time di ekonometrika.
based conflict, strain based conflict, dan
behaviour based conflict
2. Stres Kerja (M) Dalam uji Wrap PLS di peroleh
Definisi operasional stres kerja yaitu informasi hasil Outer Model dan Inner
kondisi seseorang yang tertekan Model. Pada analisis WarpPLS, validitas
karena adanya tuntutan-tuntutan diikur dengan menggunakan dua
lingkungan kerja berlebihan dari instrumen, yaitu Convergent Validity dan
perusahaan yang melebihi Discriminant Validity (Solimun, 2017).
kemampuan karyawan dan tanggapan Convergent Validity merupakan korelasi
yang ditunjukkan dalam menghadapi antar skor indikator refleksif dengan skor
tuntutan-tuntutan tersebut dapat variabel latennya, sedangkan Discriminant
berbeda-beda. Seseorang yang Validity merupakan pengukuran indikator
mengalami stres kerja dicerminkan refleksif dengan skor variabel latennya
(Solimun, 2017).

105
Nama Penulis [Kristin Juwita], Judul Artikel [Dampak Konflik Peran pada Stres dan Kepuasan
Kerja Karyawan]
Begitu juga untuk reliabilitas dengan Setelah diketahui hasil outer model
analisis WarpPLS, reliabilitas diukur dan inner model maka dapat digunakan
dengan menggunakan dua instrumen, yaitu untuk menjawab hipotesis yang dilakukan
Composite Reliability dan Alpha Cronbach dengan melihat hasil t-test, bilamana
(Solimun, 2017). Composite Reliability diperoleh p-value ≤ 0,05 (Alpha 5%), maka
adalah kelompok indikator yang mengukur dapat disimpulkan signifikan, dan begitu
sebuah variabel memiliki reliabilitas pula sebaliknya (Solimun, 2017).
komposit yang baik berdasarkan skor
composite reliability, sedangkan Alpha
Cronbach (Reliabilitas Internal Konsistensi) HASIL DAN PEMBAHASAN
adalah kelompok indikator yang mengukur
sebuah variabel memiliki reliabilitas Karakteristik Responden
komposit yang baik berdasarkan nilai
koefisien alpha (Solimun, 2017).

Tabel 1. Jenis Kelamin


Jenis Kelamin
Laki -laki Perempuan Total
24 6 30

Sumber: data diolah (Spss 15.0)


berada pada tugas lapangan seperti
Dari tabel 1 diatas, dapat dijelaskan wartawan dan marketing iklan. Sdangkan
mayoritas responden adalah laki-laki perempuan di bidang admin.
dikarenakan mayoritas bidang pekerjaan

Tabel 2. Pendidikan Terakhir


No Tingkat Pendidikan Jumlah
1 SMA / SMK sederajat 5
2 D3 0
3 S1 25
Total 30

Sumber: data diolah (Spss 15.0)


pendidikan S1 merupakan kriteria
Dari tabel 2 diatas, dapat dijelaskan persyaratan untuk menjadi karyawan
mayoritas pendidikan terakhir responden Radar Jombang.
adalah tingkat S1 dikarenakan tingkat

Tabel 3. Hasil Analisis Deskriptif


Skor rata-
Variabel rata
Konflik Peran (X) 3,04
Stres Kerja (M) 2,72
Kepuasan Kerja (Y) 3,83

106
Jurnal Konsep Bisnis dan Manajemen Vol (4) (2018): halaman. [99-113]

Composite Cronbach’s
Variabel reliability alpha
coffecient coefficient
X 0,86 0,80
M 0,80 0,70
Y 0,93 0,91

mayoritas responden sering mengalami


Berdasarkan tabel 3. menujukkan stres walaupun tidak terus menerus.
konflik peran masuk dalam kriteria cukup Sedangkan kepuasan kerja masuk dalam
tinggi yang berarti bahwa mayoritas kriteria tinggi yang berarti mayoritas
responden pernah mengalami konflik responden merasa puas akan pekerjaannya.
peran. Selain itu, stres kerja masuk dalam
kriteria cukup yang berarti bahwa

Hasil Uji Outer Model


1. Uji Validitas
Square Root Of Ave’s
X M Y
X 0,72 0,54 0,29
M 0,54 0,64 0,28
Y 0,29 0,28 0,73

Diketahui dari 30 responden variabel memiliki nilai lebih dari 0,7


bahwa nilai root of AVE setiap sehingga composite reliability
variabel lebih besar dari korelasi diterima. Untuk cronbach’s alpha
antar variabel laten pada kolom pada masing-masing variabel
yang sama. Sehingga menunjukkan memiliki nilai lebih dari 0,60
bahwa discriminant validity dapat sehingga reliabilitas internal
diterima. konsistensi diterima.
2. Uji Reliabilitas 3. Uji Goodness of Fit (Inner Model)
Composite Reliability Dan
Cronbach’s Alpha Coefficient Pada Analisis dengan menggunakan
Sumber: Data diolah (WarpPLS 5.0) WarpPLS, kriteria Goodness of Fit Model
Dari tabel 4.1.4.3 diketahui nilai dapat dilihat pada tabel berikut :
composite reliability masing-masing

Model Fit Dan Quality Indiches WarpLS


Model Fit and
No Kriteria Fit Indeks Kriteria
Quality Indiches
Average Path Terpenu
1 p < 0.05 0,438
Coefficient (APC) hi
Average R – squared Terpenu
2 p < 0.05 0,314
(ARS) hi
3 Average Adjusted R – p < 0.05 0,276 Terpenu

107
Nama Penulis [Kristin Juwita], Judul Artikel [Dampak Konflik Peran pada Stres dan Kepuasan
Kerja Karyawan]
squared (AARS) hi
Acceptable if
Average block VIF Terpenu
4 <= 5, ideally <= 1,012
(AVIF) hi
3.3
Average Full Acceptable if
Terpenu
5 Collinierity VIF ( <= 5, , ideally 1,297
hi
AFVIF) <= 3.3
Small >= 0.1,
Terpenu
Medium >= hi,
6 Tanenhaus GoF (GoF) 0,413
0.25, kategori
large
Large >= 0.36
Acceptable if
Sympson’s Paradox Terpenu
7 >=0.7,ideally = 1,0
Radio (SPR) hi
1
R – squared Acceptable if
Terpenu
8 Contribution Ratio >=0.9,ideally = 1,0
hi
(RSCR) 1
Statistical
Acceptable if Terpebu
9 Suppression Ratio 1,0
>= 0.7 hi
(SSR)
Nonlinear Bivariate
Acceptable if Terpenu
10 Causality Direction 1,0
>=0.7 hi
Ratio (NLBCDR)
Sumber: Data diolah (WarpPLS 5.0)
sudah fit dengan data sehingga dapat
Berdasarkan hasil uji Goodness of melanjutkan pengujian berikutnya.
Fit diatas, dapat dijelaskan bahwa model

4. Hasil Uji SEM WrapPLS

Gambar 4.1.5.1 Direct and indirect effect

Tabel 4.1.5.1

108
Jurnal Konsep Bisnis dan Manajemen Vol (4) (2018): halaman. [99-113]

Kep.Kerj
Kriteria Variabel K.Peran Stres
a
K.Peran 0,54 0,42
Path
Stres 0,35
coefficient
Kep.Kerja
K.Peran <0,01 <0,01
P values Stres 0,01
Kep.Kerja
K.Peran 0,29
Effect sizes
Stres 0,33
for path
Kep.Kerja
Indirect Konflik Peran -> Stres -> Kepuasan
Effect dengan β (0,191) dan p-value (0,057)

Path Coefficients

Sumber: data diolah (WarpPLS 5.0)


terhadap kepuasan kerja karyawan. Hal
Pembahasan ini bertolak belakang pada hipotesis yang
Pengaruh konflik peran terhadap stres
kerja karyawan. diajukan yaitu berpengaruh negatif
Hasil penelitian menunjukkan bukannya positif. Dalam realitanya
bahwa konflik peran berdampak pada karyawan Radar Jombang masih
peningkatan stres kerja karyawan yang merasakan adanya kesesuaian antara
berarti apabila semakin sering terjadi harapan dalam diri mereka dengan peran
konflik peran akan mengakibatkan yang dijalankan. Karyawan menyadari jika
meningkatnya stres kerja karyawan. pekerjaan mereka memang berat, namun
Karyawan Radar Jombang sering pekerjaan tersebut semestinya dikerjakan.
mengerjakan beberapa tugas yang harus Walaupun karyawan dihadapkan pada
diselesaikan dalam waktu yang bersamaan berbagai macam pekerjaan yang
sehingga mengalami stres karena dirasa menyebabkan konflik peran, namun
tidak efektif dalam segi waktu dan tenaga. karyawan masih mampu mengontrol diri
Bentuk stres yang dirasakan yaitu merasa dari kesadaran terhadap tanggung jawab
kelelahan, tegang, mudah tersinggung dan pekerjaan yang harus diperhatikan
bahkan dengan banyaknya pekerjaan sehingga kepuasan kerja karyawan tetap
yang harus diselesaikan membuat terjaga. Banyaknya pekerjaan tetap
karyawan menyalahkan pekerjaan orang membuat karyawan merasa puas
lain. Hasil penelitian ini memperkuat terhadap sarana dan prasarana yang
penelitian Iqbal, N. (2013) memberikan mendukung penyelesaian pekerjaan, serta
hasil bahwa adanya hubungan positif yang dukungan dari rekan kerja maupun
signifikan antara konflik peran dan stres General Manager. Karyawan Radar
kerja. H1diterima. Jombang memberikan respon yang positif
terhadap adanya tuntutan pekerjaan dan
Pengaruh konflik peran terhadap tanggung jawab, namun tidak berarti
kepuasan kerja karyawan. karyawan tidak puas terhadap pekerjaan
Hasil penelitian ini menunjukkan mereka. Penelitian ini sejalan dengan
bahwa konflik peran berdampak positif penelitian Melly (2004) dalam Churiyah,
M. (2011) yang menyatakan bahwa ada

109
Nama Penulis [Kristin Juwita], Judul Artikel [Dampak Konflik Peran pada Stres dan Kepuasan
Kerja Karyawan]
hubungan positif antara konflik peran dan yang efektif di antara para anggota dalam
kepuasan kerja. Namun, hasil penelitian organisasi tersebut. H3 Ditolak.
ini tidak didukung oleh Yousef (2000)
mengemukakan bahwa seseorang yang Pengaruh stres kerja dalam memediasi
mengalami konflik peran dan ambiguitas konflik peran terhadap kepuasan kerja
peran pada tingkat yang tinggi sebagai karyawan.
sumber dari stres akan kurang puas
dengan pekerjaannya. H2 Di tolak Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa stres kerja tidak mampu memediasi
Pengaruh stres kerja terhadap pengaruh konflik peran terhadap kepuasan
kepuasan kerja karyawan. kerja karyawan. Dalam penelitian ini
Hasil penelitian ini menunjukkan konflik peran mempunyai hubungan yang
bahwa stres kerja berdampak positif positif dan berpengaruh secara langsung
terhadap kepuasan kerja karyawan. Hal terhadap kepuasan kerja karyawan. Dalam
ini berbanding terbalik dengan hipotesis kenyataan di lapangan, karyawan Radar
yang diajukan yaitu berpengaruh negatif Jombang memang merasakan adanya stres
bukannya positif. Stres yang dirasakan kerja namun hanya pada saat-saat tertentu,
karyawan radar Jombang merupakan stres misalnya pada akhir dan awal bulan ketika
yang positif, dimana seseorang semakin deadline semua pekerjaan bersamaan
terpacu untuk mengerahkan segala waktu pengerjaan dan pelaporannya.
kemampuan dan sumberdaya-sumberdaya
yang dimilikinya agar dapat memenuhi Hasil penelitian ini tidak mendukung
persyaratan dan kebutuhan kerja. hasil penelitian terdahulu dari Khattak et al.
Terkadang ada individu yang saat (2013) dan Ain et al. (2013) dalam
menghadapi beban kerja yang berat Rohmawati, I. S. N. (2016) yang
menjadi merasa tertantang untuk dapat menyatakan bahwa stres kerja memediasi
menyelesaikannya sehingga akan lebih pengaruh antara ambiguitas peran dan
rajin dan giat dalam mencapai target yang konflik peran terhadap kepuasan kerja.
telah dibebankan. Sehingga individu yang
demikian tidak merasakan stres dalam Konflik peran yang dialami oleh
pekerjaannya tetapi merasa lebih karyawan Radar Jombang dapat teratasi
bersemangat untuk bekerja memenuhi dengan adanya dukungan dan kekomapkan
target. dari rekan kerja serta atasan dan juga
Hasil penelitian ini memperkuat komunikasi yang intensif dan efektif. Rekan
penelitian sebelumnya yang dilakukan kerja dan atasan yang membantu dan selalu
HANIM, M. L. (2016) yang menunjukkan mendukung dalam kondisi pekerjaan yang
ada hubungan positif yang signifikan berat dapat menurunkan tingkat
antara stres kerja dengan kepuasan kerja. ketegangan pada karyawan, sehingga
McGee, G. W., Goodson, J. R., & Cashman, J. kepuasan dengan rekan kerja dan atasan
F. (1987) mendapati bahwa beberapa yang dirasakan oleh karyawan pun akan
faktor yang menyebabkan pegawai meningkat. Komunikasi yang terjalin
mengalami stres kerja tetapi masih dengan baik juga dapat mengurangi
merasa puas terhadap pekerjaannya. Hal terjadinya konflik peran, karena informasi-
ini diantaranya disebabkan oleh tugas informasi penting dalam melakukan
yang mereka kerjakan penuh dengan pekerjaan dapat tersampaikan dengan baik.
tantangan dan menyenangkan hati H4 ditolak.
mereka. Selain itu terjadi komomunikasi

110
Jurnal Konsep Bisnis dan Manajemen Vol (4) (2018): halaman. [99-113]

PENUTUP kesadaran diri dan memahami bahwa


pekerjaan tersebut memang sudah menjadi
Berdasarkan penelitian di peroleh tanggung jawabnya. Untuk penelitian
kesimpulan bahwa konflik peran berperan selanjutnya, diharapkan untuk mengungkap
dalam meningkatkan stres kerja karyawan hasil penelitian sejenis yang menjadi
dan kepuasan kerja karyawan. Selain itu, research gap bagi stressor yang berdampak
stres kerja berdampak positif pada pada kepuasan kerja karyawan, karena
kepuasan kerja karyawan yang hasil penelitian ini menujukan konflik
menunjukkan bahwa jika terjadi peran menjelaskan kepuasan kerja
peningkatan pada stres kerja maka sangatlah rendah dan stres kerja tidak
kepuasan kerja karyawan meningkat mampu menjadi mediasi antara konflik
karena diimbangi dengan adanya peran dan kepuasan kerja karyawan.
keterbukaan komunikasi dan kekompakan
tim kerja, serta kesadaran karyawan
terhadap tanggung jawab. Hasil penelitian
juga menunjukan stres kerja tidak mampu DAFTAR PUSTAKA
memediasi pengaruh konflik peran
terhadap kepuasan kerja karyawan. A, P. R. (2014). Pengaruh konflik kerja dan
stres kerja terhadap kepuasan kerja
Berdasarkan hasil penelitian di (studi pada karyawan PT. TASPEN
atas, maka dapat diberikan saran kepada (PERSERO) cabang Malang). Jurnal
perusahaan untuk melakukan evaluasi Administrasi Bisnis, 8(1).
proses kerja sehingga mengurangi
terjadinya konflik peran terhadap A, N. M., Suprapti, N. W. S., & Sintaasih, D. K.
karyawan. Hal itu bisa dilakukan dengan (2016). Peran Kepuasan Kerja Dalam
mengurangi tuntutan peran pekerjaan yang Memediasi Pengaruh Konflik Peran
melebihi sumber daya yang dimiliki Dan Stres Kerja Terhadap Intensi
karyawan. Selain itu, menjalin komunikasi Keluar (Studi Pada Anantara
yang lebih baik antar karyawan maupun Seminyak Resort & Spa, Bali). JURNAL
dengan atasan juga dapat meminimalisir RELASI STIE MANDALA
terjadinya konflik peran. Adapun kepuasan JEMBER, 12(1)..
kerja karyawan sudah baik dan perlu
dipertahankan, peruasahaan sebaiknya C, M. (2011). Pengaruh konflik peran,
memberikan upah lembur kepada kelelahan emosional terhadap
karyawan yang melakukan tugas diluar jam kepuasan kerja dan komitmen
kerjanya atau diadakan gathering untuk organisasi. Jurnal Ekonomi
seluruh karyawan guna lebih mempererat Bisnis, 16(2), 145-154.
tali persaudaran. Perusahaan juga lebih
meningkatkan fasilitas yang diberikan G, I. 2014. Model Persamaan Struktural :
untuk karyawan, seperti meningkatkan Konsep dan Aplikasi dengan Program
kenyamanan sarana prasarana penunjang AMOS 22. Semarang: BP Undip
pekerjaan karyawan, misalnya komputer
serta kebersihan lingkungan kantor. Stres H, T. Hani. 2008. Manajemen Personalia
kerja yang dialami oleh karyawan adalah dan Sumber Daya Manusia, Edisi
hal wajar, namun apabila terlalu sering kedua. Yogyakarta: BPFE
akan menimbulkan dampak buruk bagi
karyawan itu sendiri. Untuk itu, karyawan
Radar Jombang perlu meningkatkan

111
Nama Penulis [Kristin Juwita], Judul Artikel [Dampak Konflik Peran pada Stres dan Kepuasan
Kerja Karyawan]
H, T. Hani. 2012. Manajemen Personalia Semarang: Badan Penerbit
dan Sumber Daya Manusia. Universitas Diponegoro
Yogyakarta: BPFE
M, G. W., Goodson, J. R., & Cashman, J. F.
H, M. L. (2016). Pengaruh Stres Kerja (1987). Job stress and job
Terhadap Kepuasan Kerja Serta dissatisfaction: Influence of
Dampaknya Pada Kinerja Karyawan contextual factors. Psychological
Hull Construction Di Pt. Dok Dan Reports, 61(2), 367-375.
Perkapalan Surabaya. Jurnal Ilmu
Manajemen (JIM), 4(3). M, M., & Hidayati, L. A. (2017).
PEMODELAN STRES KERJA DALAM
http://corporate.jawapos.com/business- MENDORONG INTENSITAS
section#business-section-media. KELUAR. Jurnal Analisis Bisnis
Diakses: 31 januari 2018 Ekonomi, 15(1), 54-64.

I, R. (2009). PENGARUH KONFLIK PERAN N, I. R., H, T., & Maria, S. (2017). Pengaruh
TERHADAP STRES KERJA DENGAN konflik peran, ambiguitas peran dan
KETIDAKPASTIAN DAN KEPUASAN stres kerja terhadap kinerja
KERJA SEBAGAI VARIABEL MEDIASI karyawan. Jurnal Manajemen, 8(1), 1-
(Studi Pada PT. Air Mancur 18.
Karanganyar) (Doctoral dissertation,
Universitas Sebelas Maret). P, R., & Uhing, Y. (2015). Pengaruh
Kompensasi dan Stres Kerja
I, N. (2013). Impact of Role Conflict on Job Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan
Satisfaction, Mediating Role of Job Pada PT. Bank Sulut Cabang Utama
Stress in Private Banking Manado. Jurnal EMBA: Jurnal Riset
Sector. Interdisciplinary Journal of Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan
Contemporary Research In Business, Akuntansi, 3(1).
l4, 711-722
R, S. P., & Coulter, M. (2010).
K, H. T. (2007). Pengaruh kepemimpinan Manajemen. Jakarta: Erlangga.
dan tuntutan tugas terhadap
komitmen organisasi dengan variabel R, S. P., & Judge, T. A. (2008). Perilaku
moderasi motivasi perawat rumah Organisasi (Terjemahan) Edisi
sakit swasta Surabaya. Jurnal Keduabelas Buku Dua. Jakarta: PT.
Manajemen dan Kewirausahaan, 9(1), Salemba Empat.
pp-30.
R, S. P., & Judge, T. A. (2009).
M, S. P. Hasibuan 2007. Manajemen Sumber Organizational Behavior (Perilaku
Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Organisasi) Terj. Diana Angelica dkk,
Aksara Jakarta.

M, A. A. P. (2000). Manajemen sumber daya R, I. S. N. (2016). Pengaruh ambiguitas


manusia perusahaan. Remaja peran terhadap kepuasan kerja
Rosdakarya. karyawan dengan stres kerja sebagai
variabel mediasi pada PT. Waskita
M, F. 2004. Survai Diagnosis beton precast plant Sidoarjo.
Organisasional, Konsep dan Aplikasi.

112
Jurnal Konsep Bisnis dan Manajemen Vol (4) (2018): halaman. [99-113]

S. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia.


Bandung: Refika Aditama

S. 2017. Penguatan Confirmatory Research :


Pemodelan Persamaan Struktural
Pendekatan WarpPLS. Malang:
Universitas Brawijaya

S. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif,


Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.CV

S. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif,


Kualitatif dan R&D.Bandung:
Alfabeta.CV

W, A. D., & Sugianingrat, I. W. (2015). Effect


of multiple role conflict on job
satisfaction with the mediation role
of stress. International Journal of
Economics, Commerce and
Management, 3(5), 868-870.

Y, I. W. M. (2017). Pengaruh Konflik Peran


dan Ambiguitas Peran Terhadap
Kinerja Pegawai Melalui Mediasi
Stres Kerja Pada Dinas Kesehatan
Kota Bali. Jurnal Ekonomi &
Bisnis, 4(1), 38-57.

Y, D. A. (2000). The interactive effects of


role conflict and role ambiguity on
job satisfaction and attitudes toward
organizational change: A moderated
multiple regression
approach. International Journal of
Stress Management, 7(4), 289-303.

Y, R. H. (2008). Pengaruh flexible work


arrangement terhadap role conflict,
role overload, reduced personal
accomplishment, job satisfaction dan
intention to stay. Jurnal Bisnis dan
Akuntansi, 10(3), 127-138.

113

Anda mungkin juga menyukai