Kristin Juwita
STIE PGRI Dewantara Jombang
Devy Arintika
STIE PGRI Dewantara Jombang
Abstract
The purpose of this research is to know the effect of role conflict on employee job satisfaction with job
stress as a mediation variable at PT. Jombang Intermedia Press (Jawa Pos Radar Jombang). The research
used explanatory research with a quantitative approach to explain the relationship between variables
through hypothesis testing. This study uses questionnaires which is distributed to 30 respondents of PT.
Jombang Intermedia Pers (Radar Jombang) with saturated sampling method. The analysis method uses
SEM (Structural Equation Model) with PLS ( partial least square) 3 . The result of data analysis known has
significant positive influence between role conflict on work stress. But, role conflict has a positive effect on
job satisfaction, work stress positively influence to job satisfaction, while work stress is not able to mediate
between role conflict to job satisfaction.
99
Nama Penulis [Kristin Juwita], Judul Artikel [Dampak Konflik Peran pada Stres dan Kepuasan
Kerja Karyawan]
A. PENDAHULUAN pengharapan yang sulit untuk dipenuhi
atau dipuaskan. Konflik peran dapat
Aktivitas sumber daya manusia menyebabkan terjadinya stres kerja dan
dapat menentukan keberhasilan menurunnya kepuasan kerja. Hal tersebut
pencapaian tujuan perusahaan, karenanya akan diperparah dengan adanya perasaan
manajemen harus memberi perhatian ketidakpastian karyawan terhadap
kepada sumber daya manusia agar organisasi. Ketidakpastian tersebut
kestabilan jalannya usaha senantiasa meliputi ketidakpastian dalam menjalankan
lancar. Salah satu faktor yang bisa memacu tugas, adanya job insecurity serta
karyawan dalam mencapai tujuan ketidakpastian akan kesejahteraan diri.
perusahaan adalah kepuasan khususnya Perasaan tersebut akan menggangu
terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja karyawan saat bekerja yang dapat
adalah sikap emosional seseorang terhadap berpengaruh terhadap menurunnya
beberapa aspek pekerjaanya, (Kreitner dan kepuasan kerja dan meningkatnya stres
Kinicki, 2014 dalam Widyani, A. D., & kerja.
Sugianingrat, I. W, 2015). Setiap individu
memiliki tingkat kepuasan yang berbeda Stres kerja adalah situasi kerja
sesuai dengan perasaannya. Semakin menegangkan yang mempengaruhi emosi,
banyak aspek-aspek dalam pekerjaan yang proses berfikir dan kondisi seseorang,
sesuai dengan keinginan individu, maka Handoko (2008). Stres atau perasaan
akan semakin tinggi tingkat kepuasan yang tertekan dalam jiwa seorang karyawan
dirasakan, dan sebaliknya. Di dalam berdampak pada kepuasan kerjanya. Akan
perusahaan, termasuk industri media cetak tetapi, tidak semua karyawan yang
karyawan dituntut bekerja dengan mengalami stres dalam bekerja tidak
profesionalisme tinggi. Tuntutan mampu menyelesaikan pekerjaan tepat
profesionalisme ini tercermin dari waktu dan sesuai dengan target yang telah
kepatuhan terhadap peraturan, budaya, ditetapkan. Afrizal, P. R. (2014). Stres di
norma, dan SOP (Standard Operation tempat kerja menurut Munandar (2010:
Procedure) yang ditetapkan perusahaan 241) dalam Nur, I. R., Hidayati, T., & Maria,
Akwan, N. M., Suprapti, N. W. S., & Sintaasih, S. (2017) disebabkan oleh beberapa faktor
D. K. (2016). Namun, beberapa peraturan yang dapat diidentifikasikan oleh banyak
justru berpeluang menimbulkan konflik peneliti, seperti ketidakamanan pekerjaan,
bagi karyawan khususnya terjadi konflik konflik peran, ambiguitas peran, tekanan
peran karena tidak sesuai dengan tata nilai, waktu, konflik interpersonal, jumlah
kebiasaan dan proses bekerja yang pekerjaan yang berlebihan.
dilakukan sebelumnya dan berdampak
pada stres dan kepuasan kerja karyawan. Berdasarkan hasil penelitian Iqbal,
N. (2013) yang menunjukan pengaruh
Konflik peran adalah kondisi positif yang signifikan antara konflik peran
seseorang pada tekanan untuk dan stres kerja, konflik peran berpengaruh
mengerjakan beberapa pekerjaan yang negatif dengan kepuasan kerja dan stres
berbeda dan tidak konsisten dalam waktu kerja, serta stres kerja memediasi antara
bersamaan, (Yustrianthe, R. H, 2008). konflik peran dan kepuasaan kerja. Namun,
Konflik peran muncul karena banyaknya Safaria T et al., (2011) dalam Muhdiyanto,
pekerjaan yang kerjakan karyawan, Nur, I. M., & Hidayati, L. A. (2017) menunjukkan
R., Hidayati, T., & Maria, S. (2017). Konflik hasil yang berbeda, karena konflik peran
peran menurut Robbins, SP. & Judge, TA. tidak berpengaruh pada stres kerja. Pada
(2009) akan menciptakan pengharapan- hasil penelitian Yousef, D. A. (2000)
100
Jurnal Konsep Bisnis dan Manajemen Vol (4) (2018): halaman. [99-113]
101
Nama Penulis [Kristin Juwita], Judul Artikel [Dampak Konflik Peran pada Stres dan Kepuasan
Kerja Karyawan]
kerja, sehingga menurunkan kepuasan Kepuasan kerja merupakan evaluasi
kerja karyawan. Untuk itu, diajukan yang menggambarkan seseorang atas
perumusan pertanyaan yaitu (1) apakah perasaan sikapnya, senang atau tidak
konflik peran berpengaruh terhadap stres senang, puas, atau tidak puas dalam bekerja
kerja karyawan? ;(2) apakah stres kerja (Rivai, 2005). Sedangkan Robbins, S.P., &
berpengaruh terhadap kepuasan kerja Coulter, M. (2010) memiliki pendapat
karyawan?;(3) apakah konflik peran bahwa kepuasaan kerja adalah sikap umum
berpengaruh terhadap kepuasan kerja seseorang terhadap pekerjaannya yang
karyawan? ; dan (4) apakah stres kerja menunjukkan ada perbedaan antara jumlah
memediasi konflik peran terhadap penghargaan yang diterima dan jumlah
kepuasan kerja? yang seharusnya diterima. Dapat
disimpulkan bahwa kepuasaan kerja adalah
Tujuan penelitian tingkat kesenangan yang dirasakan oleh
Adapun tujuan penelitin ini adalah untuk seseorang atas peranan atau pekerjaannya
mengetahui dan menganalisis pengaruh dalam organisasi.
konflik peran terhadap stres kerja
karyawan, pengaruh kepuasan kerja Terdapat dua faktor yang
terhadap stres kerja karyawan, pengaruh mempengaruhi kepuasan kerja menurut
konflik peran terhadap kepuasan Mangkunegara (2000), yaitu faktor yang
karyawan, dan pengaruh konflik peran ada pada diri pegawai (meliputi:
terhadap kepuasaan kerja karyawan yang kecerdasan (IQ), kecerdasan khusus, umur,
dimediasi oleh stres kerja. jenis kelamin, kondisi fisik, pendidikan,
pengalaman kerja, masa kerja, kepribadian,
Manfaat penelitian: emosi, cara berfikir, persepsi, dan sikap
kerja) dan faktor pekerjaannya (meliputi:
Hasil penelitian ini diharapkan jenis pekerjaan, struktur organisasi,
dapat memberikan manfaat bagi pangkat (golongan), kedudukan, mutu
manajemen PT. Jombang Intermedia Pers pengawasan, jaminan finansial, kesempatan
(Jawa Pos Radar Jombang) yang sedang promosi jabatan, interaksi sosial, dan
berkembang dalam menentukan kebijakan hubungan kerja)
yang tepat dalam mengoptimalkan potensi
karyawan dan mampu mengendalikan Respon terhadap ketidakpuasan
konflik peran dan stres kerja karyawannya kerja menurut Robbins and Judge (2009)
karena dapat berdampak pada kepuasan menunjukkan empat tanggapan yang
kerja. Selain itu, hasil penelitian ini akan berbeda meliputi:
memberikan tambahan informasi 1. Exit
implementasi keilmuan manajemen sumber
daya manusia terkait pengaruh konflik Ketidakpuasaan ditunjukkan
peran terhadap kepuasan kerja karyawan melalui perilaku diarahkan pada
dengan stres kerja sebagai variabel mediasi meninggalkan organisasi,
dalam suatu organisasi. termasuk mencari posisi baru atau
mengundurkan diri.
2. Voice
B. LANDASAN TEORI
Ketidakpuasaan ditunjukkan
Kepuasan Kerja secara pasif, tetapi optimistik
dengan menunggu kondisi untuk
memperbaiki, termasuk dengan
102
Jurnal Konsep Bisnis dan Manajemen Vol (4) (2018): halaman. [99-113]
Konflik Peran
Terdapat beberapa faktor-faktor
Konflik peran adalah keadaan yang mempengaruhi konflik peran adalah
seseorang berhadapan dengan harapan sebagai berikut : (a) Masalah komunikasi
peran yang berbeda, (Robbins, S. P.,& Judge, yang dikarenakan kesalahpahaman yang
T.A, 2008). Menurut Handoko konflik peran terjadi terkait kalimat, bahasa, atau
adalah kondisi seseorang menjalani informasi yang kurang lengkap serta gaya
pekerjaan yang tidak jelas atau pekerjaan individu yang tidak konsisten. (b) Masalah
yang saling bertentangan atau diharapkan struktur organisasi karena adanya
dapat melakukan pekerjaan lebih dari pertarungan kekuasaan antar departemen
kemampuan, (Handoko, 2012). Tidd and dengan kepentingan-kepentingan atau
Friedman (2002) dalam Rifky Indrawan sistem penilaian yang bertentangan,
(2009) menyatakan konflik peran adalah persaingan untuk memperebutkan sumber
situasi dimana ada perbedaan tuntutan daya yang terbatas atau saling
pada seorang karyawan karena ada ketergantungan dua atau lebih kelompok-
berbagai tindakan yang harus dilakukan. kelompok kegiatan kerja untuk mencapai
Konflik peran menyebabkan tekanan pada tujuan mereka. (c) Masalah pribadi yang
diri karyawan atas perbedaan tindakan biasanya karena merasa tidak sesuai
yang diambil yang akan berpengaruh dengan tujuan atau nilai-nilai sosial pribadi
terhadap keadaan karyawan secara pegawai dengan perilaku yang diperankan
psikologis. Konflik peran dapat pada jabatan mereka dan perbedaan
berpengaruh terhadap berbagai macam persepsi. Sedarmayanti (2013)
103
Nama Penulis [Kristin Juwita], Judul Artikel [Dampak Konflik Peran pada Stres dan Kepuasan
Kerja Karyawan]
Konflik peran dengan menggunakan dipandang tidak pasti dan penting.
pengukuran yang dikembangkan oleh Sedangkan, menurut Hasibuan (2007) stres
Rizzo, House dan Lirtzman (1970) dalam kerja adalah kondisi tegang yang
Mas’ud (2004). Diukur dengan indikator- mempengaruhi emosi, proses berfikir dan
indikator sebagai berikut: kondisi seseorang.
1. Time based conflict, adalah konflik
yang terjadi karena waktu yang Faktor-faktor yang dapat
digunakan untuk memenuhi satu menyebabkan stres diantaranya: (a). Beban
peran tidak dapat digunakan untuk kerja yang berlebihan; (b) tekanan dan
memenuhi peran lainnya, artinya sikap pimpinan yang kurang adil dan wajar;
pada saat yang bersamaan seorang (c) waktu dan peralatan kerja yang kurang
yang mengalami konflik peran memadai; dan (d) konflik antar pribadi
ganda tidak akan bisa melakukan dengan pimpinan atau kelompok kerja,
dua peran atau lebih. Hasibuan (2007). Sedangkan menurut
2. Strain based conflict, adalah Robbins (2008) terdapat tiga sumber
ketegangan yang dihasilkan oleh utama yang dapat menyebabkan timbulnya
salah satu peran membuat stres, yaitu: (a) faktor Organisasi, meliputi:
seseorang sulit untuk memenuhi tuntutan tugas, tuntutan peran, tuntutan
tuntutan peran yang lain. antar pribadi, struktur organisasi,
Ketegangan yang ditimbulkan akan kepemimpinan organisasi, dan tahap
mempengaruhi kualitas hidup perkembangan organisasi.; (b) faktor
secara keseluruhan. Ketegangan Individu, meliputi : masalah keluarga,
peran ini termasuk stres, tekanan ekonomi, dan kepribadian individu; dan (c)
darah meningkat, kecemasan, cepat faktor Lingkungan, meliputi: ketidakpastian
marah, dan sakit kepala. ekonomi, politik, dan teknologi.
3. Behaviour based conflict, adalah
konflik yang muncul ketika suatu
tingkah laku efektif untuk satu C. METODE PENELITIAN
peran namun tidak efektif
digunakan untuk peran yang lain. Metode/Rancangan penelitian
Ketidakefektifan tingkah laku ini Penelitian ini menggunakan
dapat disebabkan oleh kurangnya pendekatan kuantitatif dan bersifat
kesadaran individu akan akibat dari kausal. Kausal adalah hubungan yang
tingkah lakunya kepada orang lain. bersifat sebab akibat dimana variabel
independen mempengaruhi variabel
dependen (Sugiyono, 2013). Pengukuran
penelitian ini menggunakan skala likert
Stres Kerja yang menurut Sugiyono (2010) skala
likert digunakan untuk mengukur sikap,
Stres muncul akibat pendapat dan persepsi seseorang atau
ketidakmampuan seseorang dalam sekelompok orang tentang fenomena
memenuhi tuntutan dan harapan terhadap social dengan 5 poin pilihan jawaban
dirinya, Potale, R., & Uhing, Y. (2015). mulai sangat tidak setuju sampai sangat
Menurut Robbins (2008) stres adalah setuju. Data yang digunakan dalam
keadaan yang dinamis dimana individu penelitian ini adalah data primer yaitu
dihadapkan pada suatu peluang, tuntutan, menggunakan angket pada seluruh
atau sumber daya yang terkait dengan apa karyawan PT. Jombang Intermedia Pers
yang diinginkan dengan hasilnya yang dan melakukan wawancara pada
104
Jurnal Konsep Bisnis dan Manajemen Vol (4) (2018): halaman. [99-113]
105
Nama Penulis [Kristin Juwita], Judul Artikel [Dampak Konflik Peran pada Stres dan Kepuasan
Kerja Karyawan]
Begitu juga untuk reliabilitas dengan Setelah diketahui hasil outer model
analisis WarpPLS, reliabilitas diukur dan inner model maka dapat digunakan
dengan menggunakan dua instrumen, yaitu untuk menjawab hipotesis yang dilakukan
Composite Reliability dan Alpha Cronbach dengan melihat hasil t-test, bilamana
(Solimun, 2017). Composite Reliability diperoleh p-value ≤ 0,05 (Alpha 5%), maka
adalah kelompok indikator yang mengukur dapat disimpulkan signifikan, dan begitu
sebuah variabel memiliki reliabilitas pula sebaliknya (Solimun, 2017).
komposit yang baik berdasarkan skor
composite reliability, sedangkan Alpha
Cronbach (Reliabilitas Internal Konsistensi) HASIL DAN PEMBAHASAN
adalah kelompok indikator yang mengukur
sebuah variabel memiliki reliabilitas Karakteristik Responden
komposit yang baik berdasarkan nilai
koefisien alpha (Solimun, 2017).
106
Jurnal Konsep Bisnis dan Manajemen Vol (4) (2018): halaman. [99-113]
Composite Cronbach’s
Variabel reliability alpha
coffecient coefficient
X 0,86 0,80
M 0,80 0,70
Y 0,93 0,91
107
Nama Penulis [Kristin Juwita], Judul Artikel [Dampak Konflik Peran pada Stres dan Kepuasan
Kerja Karyawan]
squared (AARS) hi
Acceptable if
Average block VIF Terpenu
4 <= 5, ideally <= 1,012
(AVIF) hi
3.3
Average Full Acceptable if
Terpenu
5 Collinierity VIF ( <= 5, , ideally 1,297
hi
AFVIF) <= 3.3
Small >= 0.1,
Terpenu
Medium >= hi,
6 Tanenhaus GoF (GoF) 0,413
0.25, kategori
large
Large >= 0.36
Acceptable if
Sympson’s Paradox Terpenu
7 >=0.7,ideally = 1,0
Radio (SPR) hi
1
R – squared Acceptable if
Terpenu
8 Contribution Ratio >=0.9,ideally = 1,0
hi
(RSCR) 1
Statistical
Acceptable if Terpebu
9 Suppression Ratio 1,0
>= 0.7 hi
(SSR)
Nonlinear Bivariate
Acceptable if Terpenu
10 Causality Direction 1,0
>=0.7 hi
Ratio (NLBCDR)
Sumber: Data diolah (WarpPLS 5.0)
sudah fit dengan data sehingga dapat
Berdasarkan hasil uji Goodness of melanjutkan pengujian berikutnya.
Fit diatas, dapat dijelaskan bahwa model
Tabel 4.1.5.1
108
Jurnal Konsep Bisnis dan Manajemen Vol (4) (2018): halaman. [99-113]
Kep.Kerj
Kriteria Variabel K.Peran Stres
a
K.Peran 0,54 0,42
Path
Stres 0,35
coefficient
Kep.Kerja
K.Peran <0,01 <0,01
P values Stres 0,01
Kep.Kerja
K.Peran 0,29
Effect sizes
Stres 0,33
for path
Kep.Kerja
Indirect Konflik Peran -> Stres -> Kepuasan
Effect dengan β (0,191) dan p-value (0,057)
Path Coefficients
109
Nama Penulis [Kristin Juwita], Judul Artikel [Dampak Konflik Peran pada Stres dan Kepuasan
Kerja Karyawan]
hubungan positif antara konflik peran dan yang efektif di antara para anggota dalam
kepuasan kerja. Namun, hasil penelitian organisasi tersebut. H3 Ditolak.
ini tidak didukung oleh Yousef (2000)
mengemukakan bahwa seseorang yang Pengaruh stres kerja dalam memediasi
mengalami konflik peran dan ambiguitas konflik peran terhadap kepuasan kerja
peran pada tingkat yang tinggi sebagai karyawan.
sumber dari stres akan kurang puas
dengan pekerjaannya. H2 Di tolak Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa stres kerja tidak mampu memediasi
Pengaruh stres kerja terhadap pengaruh konflik peran terhadap kepuasan
kepuasan kerja karyawan. kerja karyawan. Dalam penelitian ini
Hasil penelitian ini menunjukkan konflik peran mempunyai hubungan yang
bahwa stres kerja berdampak positif positif dan berpengaruh secara langsung
terhadap kepuasan kerja karyawan. Hal terhadap kepuasan kerja karyawan. Dalam
ini berbanding terbalik dengan hipotesis kenyataan di lapangan, karyawan Radar
yang diajukan yaitu berpengaruh negatif Jombang memang merasakan adanya stres
bukannya positif. Stres yang dirasakan kerja namun hanya pada saat-saat tertentu,
karyawan radar Jombang merupakan stres misalnya pada akhir dan awal bulan ketika
yang positif, dimana seseorang semakin deadline semua pekerjaan bersamaan
terpacu untuk mengerahkan segala waktu pengerjaan dan pelaporannya.
kemampuan dan sumberdaya-sumberdaya
yang dimilikinya agar dapat memenuhi Hasil penelitian ini tidak mendukung
persyaratan dan kebutuhan kerja. hasil penelitian terdahulu dari Khattak et al.
Terkadang ada individu yang saat (2013) dan Ain et al. (2013) dalam
menghadapi beban kerja yang berat Rohmawati, I. S. N. (2016) yang
menjadi merasa tertantang untuk dapat menyatakan bahwa stres kerja memediasi
menyelesaikannya sehingga akan lebih pengaruh antara ambiguitas peran dan
rajin dan giat dalam mencapai target yang konflik peran terhadap kepuasan kerja.
telah dibebankan. Sehingga individu yang
demikian tidak merasakan stres dalam Konflik peran yang dialami oleh
pekerjaannya tetapi merasa lebih karyawan Radar Jombang dapat teratasi
bersemangat untuk bekerja memenuhi dengan adanya dukungan dan kekomapkan
target. dari rekan kerja serta atasan dan juga
Hasil penelitian ini memperkuat komunikasi yang intensif dan efektif. Rekan
penelitian sebelumnya yang dilakukan kerja dan atasan yang membantu dan selalu
HANIM, M. L. (2016) yang menunjukkan mendukung dalam kondisi pekerjaan yang
ada hubungan positif yang signifikan berat dapat menurunkan tingkat
antara stres kerja dengan kepuasan kerja. ketegangan pada karyawan, sehingga
McGee, G. W., Goodson, J. R., & Cashman, J. kepuasan dengan rekan kerja dan atasan
F. (1987) mendapati bahwa beberapa yang dirasakan oleh karyawan pun akan
faktor yang menyebabkan pegawai meningkat. Komunikasi yang terjalin
mengalami stres kerja tetapi masih dengan baik juga dapat mengurangi
merasa puas terhadap pekerjaannya. Hal terjadinya konflik peran, karena informasi-
ini diantaranya disebabkan oleh tugas informasi penting dalam melakukan
yang mereka kerjakan penuh dengan pekerjaan dapat tersampaikan dengan baik.
tantangan dan menyenangkan hati H4 ditolak.
mereka. Selain itu terjadi komomunikasi
110
Jurnal Konsep Bisnis dan Manajemen Vol (4) (2018): halaman. [99-113]
111
Nama Penulis [Kristin Juwita], Judul Artikel [Dampak Konflik Peran pada Stres dan Kepuasan
Kerja Karyawan]
H, T. Hani. 2012. Manajemen Personalia Semarang: Badan Penerbit
dan Sumber Daya Manusia. Universitas Diponegoro
Yogyakarta: BPFE
M, G. W., Goodson, J. R., & Cashman, J. F.
H, M. L. (2016). Pengaruh Stres Kerja (1987). Job stress and job
Terhadap Kepuasan Kerja Serta dissatisfaction: Influence of
Dampaknya Pada Kinerja Karyawan contextual factors. Psychological
Hull Construction Di Pt. Dok Dan Reports, 61(2), 367-375.
Perkapalan Surabaya. Jurnal Ilmu
Manajemen (JIM), 4(3). M, M., & Hidayati, L. A. (2017).
PEMODELAN STRES KERJA DALAM
http://corporate.jawapos.com/business- MENDORONG INTENSITAS
section#business-section-media. KELUAR. Jurnal Analisis Bisnis
Diakses: 31 januari 2018 Ekonomi, 15(1), 54-64.
I, R. (2009). PENGARUH KONFLIK PERAN N, I. R., H, T., & Maria, S. (2017). Pengaruh
TERHADAP STRES KERJA DENGAN konflik peran, ambiguitas peran dan
KETIDAKPASTIAN DAN KEPUASAN stres kerja terhadap kinerja
KERJA SEBAGAI VARIABEL MEDIASI karyawan. Jurnal Manajemen, 8(1), 1-
(Studi Pada PT. Air Mancur 18.
Karanganyar) (Doctoral dissertation,
Universitas Sebelas Maret). P, R., & Uhing, Y. (2015). Pengaruh
Kompensasi dan Stres Kerja
I, N. (2013). Impact of Role Conflict on Job Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan
Satisfaction, Mediating Role of Job Pada PT. Bank Sulut Cabang Utama
Stress in Private Banking Manado. Jurnal EMBA: Jurnal Riset
Sector. Interdisciplinary Journal of Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan
Contemporary Research In Business, Akuntansi, 3(1).
l4, 711-722
R, S. P., & Coulter, M. (2010).
K, H. T. (2007). Pengaruh kepemimpinan Manajemen. Jakarta: Erlangga.
dan tuntutan tugas terhadap
komitmen organisasi dengan variabel R, S. P., & Judge, T. A. (2008). Perilaku
moderasi motivasi perawat rumah Organisasi (Terjemahan) Edisi
sakit swasta Surabaya. Jurnal Keduabelas Buku Dua. Jakarta: PT.
Manajemen dan Kewirausahaan, 9(1), Salemba Empat.
pp-30.
R, S. P., & Judge, T. A. (2009).
M, S. P. Hasibuan 2007. Manajemen Sumber Organizational Behavior (Perilaku
Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Organisasi) Terj. Diana Angelica dkk,
Aksara Jakarta.
112
Jurnal Konsep Bisnis dan Manajemen Vol (4) (2018): halaman. [99-113]
113