Buku Petunjuk Teknis Manajemen Pelayanan Kesehatan Jiwa Di Puskesmas
Buku Petunjuk Teknis Manajemen Pelayanan Kesehatan Jiwa Di Puskesmas
2
5.2.1 Monitoring Layanan Keswa di Puskesmas 91
5.2.2 Evaluasi Layanan Keswa di Puskesmas 93
5.3 Peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 94
5.4 Peran Dinas Kesehatan Provinsi 94
BAB VI. PENUTUP 96
DAFTAR PUSTAKA 97
LAMPIRAN 98
Lampiran 1. Adaptasi Layanan Keswa Selama Pandemi COVID-19 98
Lampiran 2. Contoh Rancangan SK Camat tentang TP-KJM 105
Lampiran 3. SRQ-20 110
Lampiran 4. SRQ-29 112
Lampiran 5. SDQ (Strengths and Difficulties Questionnaire) 114
Lampiran 6. Formulir Skrining Depresi (MINI) 119
Lampiran 7. Formulir GDS (Geriatric Depression Scale) 121
Lampiran 8. Formulir EPDS (Edinburgh Postnatal Depression Scale) 123
3
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Pihak Terkait dalam Tugas Terintegrasi UKM Keswa ........................................... 12
Tabel 2. Pihak Terkait dalam Tugas Terintegrasi UKP Keswa ........................................... 15
Tabel 3. Bentuk Kegiatan Integrasi Lintas Program ........................................................... 19
Tabel 4. Target Capaian Non-SPM Berdasarkan Renstra Kemenkes RI Tahun 2020-2024 27
Tabel 5. Prevalensi Depresi pada Penduduk Usia ≥ 15 tahun berdasarkan Kab/Kota di
Provinsi DKI Jakarta ......................................................................................................... 28
Tabel 6. Prevalensi GME pada Penduduk Usia ≥ 15 tahun berdasarkan Kab/Kota di Provinsi
DKI Jakarta ...................................................................................................................... 28
Tabel 7. Langkah-langkah Pengumpulan Data Kunjungan Rumah..................................... 29
Tabel 8. Identifikasi Masalah Keswa ................................................................................. 34
Tabel 9. Contoh Penentuan Prioritas Masalah Keswa Tingkat Kelurahan X ....................... 36
Tabel 10. Contoh Penentuan Prioritas Masalah Keswa Tingkat Puskesmas/Kecamatan .... 36
Tabel 11. Contoh Rumusan Masalah ................................................................................ 37
Tabel 12. Contoh Tabel Cara Pemecahan Masalah Keswa ............................................... 39
Tabel 13. Sarana dan Prasarana ...................................................................................... 42
Tabel 14. Obat-obatan Keswa Berdasarkan Fornas 2019 .................................................. 43
Tabel 15. Langkah-langkah Penyusunan dan Pengesahan RUK ....................................... 44
Tabel 16. Matriks RUK...................................................................................................... 45
Tabel 17. Contoh matriks RUK Layanan Keswa di Puskesmas X ...................................... 47
Tabel 18. Formulir RPK Tahunan Layanan Keswa ............................................................ 51
Tabel 19. Contoh matriks RPK UKM dan UKP Layanan Keswa di Puskesmas X ............... 53
Tabel 20. Penyuluhan Kesehatan Jiwa Luar Gedung Puskesmas...................................... 57
Tabel 21. Penyuluhan Kesehatan Jiwa Dalam Gedung Puskesmas................................... 60
Tabel 22. Pembentukan dan Pembinaan Kader Keswa ..................................................... 61
Tabel 23. Deteksi Dini: Penemuan Kasus ODGJ ............................................................... 64
Tabel 24. Pemantauan Pengobatan ODGJ ....................................................................... 66
Tabel 25. Skrining Masalah Keswa Luar Gedung Puskesmas ........................................... 67
Tabel 26. Upaya Rehabilitatif Keswa................................................................................. 69
Tabel 27. Skrining Keswa dalam Gedung Puskesmas ....................................................... 73
Tabel 28. Penanganan Kedaruratan ODGJ ....................................................................... 74
Tabel 29. Prosedur Lokakarya Mini Internal ...................................................................... 78
Tabel 30. Prosedur Lokakarya Mini Eksternal.................................................................... 80
Tabel 31. Jenis Pencatatan dan Pelaporan Kegiatan Keswa Komprehensif ....................... 82
Tabel 32. Monitoring Layanan Keswa di Puskesmas ......................................................... 92
Tabel 33. Formulir Penilaian Capaian Indikator SPM dan Non-SPM .................................. 94
4
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Manajemen Layanan Kesehatan Jiwa di Puskesmas ......................................... 8
Gambar 2. Alur Pembagian Tugas Terintegrasi UKM Keswa ............................................. 12
Gambar 3. Alur Pembagian Tugas Terintegrasi UKP Keswa (Kuratif) ................................ 15
Gambar 4. Contoh Diagram Ishikawa (Diagram Tulang Ikan) ............................................ 38
Gambar 5. Contoh Diagram Pohon Masalah ..................................................................... 38
Gambar 6. Alur Pelayanan Keswa dalam Gedung Puskesmas .......................................... 71
Gambar 7. Mekanisme Pelaporan Data Keswa ................................................................. 90
Gambar 8. Monitoring dan Evaluasi Layanan Keswa di Puskesmas .................................. 91
5
DAFTAR SINGKATAN
BLUD : Badan Layanan Umum Daerah
Bimtek : Bimbingan teknis
EPDS : Edinburgh Postnatal Depression Scale
Fornas : Formularium Nasional
GDS : Geriatric Depression Scale
GME : Gangguan Mental Emosional
IKS : Indeks Keluarga Sehat
Juknis : Petunjuk teknis
Kapus : Kepala puskesmas
Keswa : Kesehatan jiwa
KPLDH : Ketuk Pintu Layani dengan Hati
Lintor : Lintas sektoral
Lokmin : Lokakarya mini
MMD : Musyawarah Mufakat Desa
Musrenbang : Musyawarah Rencana Pembangunan
ODMK : Orang dengan Masalah Kesehatan Jiwa
ODGJ : Orang dengan Gangguan Jiwa
PIS-PK : Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga
PJ : Penanggung Jawab
RPK : Rencana Pelaksanaan Kegiatan
RUK : Rencana Usulan Kegiatan
TP-KJM : Tim Pembina, Tim Pengarah, Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa
Masyarakat
PKP : Penilaian kinerja puskesmas
SDQ : Strengths and Difficulties Questionnaire
SIMPUS : Sistem Informasi Manajemen Puskesmas
SRQ : Self-Reporting Questionnaire
SPM : Standar pelayanan minimal
UKM : Upaya Kesehatan Masyarakat
UKP : Upaya Kesehatan Perseorangan
6
BAB I. PENDAHULUAN
Hasil evaluasi implementasi layanan keswa di Puskesmas yang dilakukan di empat kota di
Indonesia (Jakarta Pusat, Denpasar, Palu, dan Yogyakarta) menunjukkan adanya variasi pola
performa layanan keswa di puskesmas. Terdapat puskesmas yang mampu
menyelenggarakan layanan keswa komprehensif mulai dari promotif, preventif, kuratif, hingga
rehabilitatif, namun terdapat pula puskesmas yang hanya bisa memberikan layanan promotif
atau preventif saja. Variasi dalam pemberian layanan keswa dipengaruhi oleh berbagai
persoalan dalam hal kecukupan tenaga keswa terlatih, keterbatasan obat-obatan
psikotropika, tingginya angka rujukan, serta proses pencatatan dan pelaporan yang belum
optimal. Penyelenggaraan layanan keswa pun masih terpusat pada upaya preventif dan
kuratif dalam rangka penemuan kasus baru dan penanganan Orang Dengan Gangguan Jiwa
(ODGJ) di masyarakat, sedangkan kegiatan promotif, preventif, dan rehabilitatif bagi Orang
Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK) belum diprioritaskan (Sukmaningrum dkk., 2020).
7
Sebagai tindak lanjut dari evaluasi implementasi layanan keswa di Puskesmas, PPH Atma
Jaya bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dalam melakukan studi
implementasi penyusunan petunjuk teknis layanan kesehatan jiwa di Puskesmas yang bisa
digunakan dalam situasi umum maupun dalam situasi pandemi COVID-19. Setelah
melakukan penilaian dalam rangka memahami konteks dan penyelenggaraan layanan keswa
yang ada di lima Puskesmas yang tersebar di lima kota di Provinsi DKI Jakarta, maka petunjuk
teknis difokuskan pada pengelolaan (manajemen) layanan keswa untuk menjawab kebutuhan
Puskesmas seperti yang disajikan pada Gambar 1, dengan merujuk pada Permenkes RI
No.44/2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas dan Petunjuk Teknis Penguatan
Manajemen Puskesmas dengan Pendekatan Keluarga.
Kondisi pandemi COVID-19 juga menjadi salah satu pertimbangan dalam penyusunan
petunjuk teknis manajemen layanan keswa di Puskesmas. Adaptasi layanan keswa untuk
kegiatan UKM dan UKP dalam situasi pandemi COVID-19 diperlukan untuk mengurangi
peningkatan risiko penularan COVID-19 dan untuk merespons peningkatan masalah keswa
yang dihadapi oleh masyarakat sebagai dampak dari pandemi COVID-19. Oleh karena itu,
penyusunan juknis ini juga tidak akan terlepas dari Petunjuk Teknis Pelayanan Puskesmas
pada Masa Pandemi COVID-19 yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia pada tahun 2020.
Berbagai kebijakan strategis dan operasional yang menjadi acuan dalam penyusunan Juknis
terdiri dari:
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016 tentang
Pedoman Manajemen Puskesmas.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 tentang
8
Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2016 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2020 tentang
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2020-2024.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2017 tentang
Penanggulangan Pemasungan Pada Orang Dengan Gangguan Jiwa.
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 220/Menkes/SK/III/2002
tentang Pedoman Umum Tim Pembina, Tim Pengarah, Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa
Masyarakat (TP-KJM).
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 406/Menkes/SK/VI/2009
tentang Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas.
11. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
HK.01.07/MENKES/813/2019 tentang Formularium Nasional.
12. Petunjuk Teknis Penguatan Manajemen Puskesmas dengan Pendekatan Keluarga,
Kementerian Kesehatan RI, 2016.
13. Pedoman Lokakarya Mini Puskesmas, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat
Departemen Kesehatan RI, 2006.
14. Petunjuk Teknis Pelayanan Puskesmas Pada Masa Pandemi COVID-19, Direktorat
Pelayanan Kesehatan Primer, Direktorat Pelayanan Kesehatan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, 2020.
15. Peraturan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 278 Tahun 2016 tentang
Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan.
16. Peraturan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 386 Tahun 2016 tentang
Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Pusat Kesehatan Masyarakat.
17. Peraturan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 159 Tahun 2019 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan.
Maka dari itu penyelenggaraan upaya keswa perlu dilaksanakan berdasarkan par adigma
keswa komunitas, yang berarti seluruh potensi yang ada di berbagai lapisan mulai dari
pemerintah pusat, pemerintah daerah, hingga berbagai kalangan masyarakat perlu dilibatkan
secara aktif. Dengan demikian diharapkan dapat terwujud upaya keswa yang terintegrasi,
komprehensif, dan berkesinambungan. Upaya keswa dalam Juknis ini sendiri bertujuan
untuk:
9
a. Menjamin setiap orang dapat mencapai kualitas hidup yang baik, menikmati
kehidupan kejiwaan yang sehat, bebas dari ketakutan, tekanan, dan gangguan lain
yang dapat mengganggu kesehatan jiwa;
b. Menjamin setiap orang dapat mengembangkan berbagai potensi kecerdasan;
c. Memberikan perlindungan dan menjamin pelayanan keswa bagi ODMK, khususnya
penderita depresi dan penderita gangguan mental emosional (GME), serta ODGJ
berdasarkan hak asasi manusia;
d. Memberikan pelayanan kesehatan secara terintegrasi, komprehensif, dan
berkesinambungan melalui upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif bagi
penderita depresi, penderita GME, dan ODGJ;
e. Menjamin ketersediaan dan keterjangkauan sumber daya dalam upaya keswa;
f. Meningkatkan mutu upaya keswa sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi; dan
g. Memberikan kesempatan kepada penderita depresi, penderita GME, dan ODGJ untuk
dapat memperoleh haknya sebagai Warga Negara Indonesia.
Beberapa topik pelatihan dasar seputar keswa yang perlu diikuti oleh tenaga keswa terlatih
adalah: psychological first aid (PFA), deteksi dini keswa, penanganan kegawatdaruratan,
community mental health nursing (CMHN), konseling, kegawatdaruratan, psikiatri,
motivational interviewing, penggunaan alat tes psikologis seperti: SRQ dan SDQ.
Beberapa topik pelatihan khusus yang berkaitan dengan keswa yang dapat mendukung
kompetensi tenaga keswa: ibu hamil (postpartum depression), anak sekolah (bullying), remaja
(napza), lansia, HIV, dan penyakit menular lainnya (co: COVID-19, dsb.)
10
b. Tenaga Keswa Puskesmas Kelurahan
Puskesmas kelurahan merupakan satuan pelayanan dari Puskesmas Kecamatan dalam
pelaksanaan kesehatan di wilayah kelurahan. Maka itu, keberadaan program keswa
Puskesmas Kelurahan juga memiliki kaitan erat dengan program keswa Puskesmas
Kecamatan. Kaitan tersebut terletak pada beberapa tugas Puskesmas Kelurahan, antara lain:
1) Mengajukan usulan rencana anggaran Puskesmas Kelurahan sebagai bagian dari rencana
strategis dan rencana kerja anggaran Puskesmas Kecamatan; 2) Melaksanakan upaya keswa
promotif, preventif, dan kuratif yang ditugaskan oleh Puskesmas Kecamatan; dan 3)
Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas kepada Kepala Puskesmas
Kecamatan.
Pada lingkup lintas sektor, tenaga keswa menjalin kerjasama dengan lintas sektor. Dalam hal
sosialisasi/penyuluhan keswa ke masyarakat, tenaga keswa menjalin kerjasama dengan
pemangku kepentingan seperti Camat, Lurah, Ketua RT/RW, Satpol PP dan Babinkamtibmas,
Kasatpel Pendidikan, panti sosial, tokoh agama, perguruan tinggi, dan organisasi profesi .
Sedangkan untuk meningkatkan sumber daya maupun menambah mitra dalam hal
pelaksanaan upaya rehabilitatif (seperti kegiatan spiritual, dan terapi aktivitas kelompok),
11
tenaga keswa dapat menginisiasi dan memelihara kerjasama dengan tokoh agama,
komunitas/LSM, institusi pendidikan, dan organisasi profesi yang bergerak pada ranah keswa.
Deskripsi lebih rinci terkait peran/kegiatan masing-masing pihak yang terlibat dalam UKM
keswa (lihat Tabel 1):
Tabel 1. Pihak Terkait dalam Tugas Terintegrasi UKM Keswa
Puskesmas Kecamatan
12
No. Pihak Terkait Peran/Kegiatan
Puskesmas Kelurahan
5 Tenaga Keswa Melakukan upaya preventif (deteksi dini) depresi dan GME di
tingkat kelurahan; merujuk pasien depresi dan GME ke
puskesmas kecamatan ataupun RS rujukan; bekerjasama
dengan kader dan lintas sektor di tingkat kelurahan; dan
melakukan pencatatan dan pelaporan kepada puskesmas
kecamatan.
Lintas Sektor
13
No. Pihak Terkait Peran/Kegiatan
Upaya kesehatan perorangan (UKP) dalam Program Keswa merupakan suatu kegiatan
dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan,
pencegahan, penyembuhan masalah/gangguan keswa, pengurangan penderitaan akibat
masalah/gangguan keswa dan memulihkan kesehatan perorangan. UKP Program Keswa
mencakup pada upaya kuratif.
Pada lingkup eksternal, tenaga berkoordinasi dengan RS rujukan untuk menerima rujukan
pasien depresi, GME, dan ODGJ yang tidak dapat tuntas ditangani di Puskesmas Kecamatan
maupun Puskesmas Kelurahan.
14
Gambar 3. Alur Pembagian Tugas Terintegrasi UKP Keswa (Kuratif)
Deskripsi lebih rinci terkait peran/kegiatan masing-masing pihak yang terlibat dalam UKP
keswa (lihat tabel 2):
Puskesmas Kecamatan
Puskesmas Kelurahan
15
No. Pihak Terkait Peran/Kegiatan
1.3 Tujuan
Tujuan umum:
Petunjuk teknis ini secara umum bertujuan untuk memberikan panduan standar dalam
pengelolaan/manajemen layanan kesehatan jiwa di Puskesmas baik dalam situasi umum
(normal) maupun dalam menghadapi situasi khusus (pandemi COVID-19).
Tujuan khusus:
a. Memberikan acuan terkait sumber daya yang perlu tersedia di Puskesmas dan
pengaturan tugas terintegrasi untuk menjamin terselenggaranya layanan keswa
kepada masyarakat;
b. Memberikan acuan mekanisme perencanaan layanan kesehatan jiwa di Puskesmas;
c. Memberikan acuan dalam penggerakan dan pelaksanaan layanan keswa sebagai
bagian dari UKM dan UKP, baik di dalam gedung maupun di luar gedung Puskesmas;
d. Memberikan acuan untuk kegiatan pengawasan, pengendalian dan penilaian
(monitoring dan evaluasi) layanan kesehatan jiwa di Puskesmas;
e. Memberikan acuan adaptasi layanan keswa dalam menghadapi pandemi COVID-19.
16
1.5 Sasaran
Terdapat tiga sasaran yang ditargetkan menjadi pengguna Juknis, diantaranya:
17
BAB II. PERSIAPAN PELAKSANAAN
Adanya paradigma keswa komunitas tentu menunjukkan bahwa keberhasilan program keswa
tidak dapat hanya berpaku pada kinerja tenaga keswa semata. Diperlukan sinergi antara
tenaga keswa puskesmas dengan tenaga keswa lintas program dan juga pihak eksternal
puskesmas untuk mewujudkan upaya keswa yang terintegrasi, komprehensif, dan
berkesinambungan. Maka dibutuhkan kegiatan sosialisasi sebagai bagian dari persiapan
pelaksanaan program keswa.
2.1 Sosialisasi
Sosialisasi merupakan kegiatan untuk menyampaikan inf ormasi seputar upaya keswa
puskesmas kepada lintas program puskesmas dan lintas sektor, yang kemudian bertujuan
agar diperolehnya dukungan dari lintas program dan lintas sektor dalam upaya keswa.
Puskesmas perlu melakukan sosialisasi tentang Program Keswa secara terencana dan tepat
sasaran. Sosialisasi penguatan upaya keswa puskesmas dilaksanakan pada dua sisi, yaitu
sosialisasi internal (bagi lintas program) dan sosialisasi eksternal (bagi TP-KJM Kecamatan
dan lintas sektor).
Penanganan upaya keswa di puskesmas kecamatan maupun kelurahan tidak dapat berdiri
sendiri, sehingga diperlukan integrasi upaya keswa dengan lintas program. Secara khusus
integrasi penting untuk dilakukan karena atas dasar kesadaran bahwa ke sehatan fisik dan
jiwa tidak bisa dipisahkan, dan sebagai wujud intervensi untuk mengurangi stigma dan
diskriminasi masalah kejiwaan. Sosialisasi internal khususnya untuk koordinasi
pengintegrasian dalam hal: penyelenggaraan deteksi dini (atau skrining) ke swa dan
penanganan kegawatdaruratan ODGJ untuk semua kegiatan baik dalam gedung maupun luar
gedung; peluang pengadaan kegiatan bersama antara program keswa dengan program
lainnya; dan penentuan target capaian dan anggaran awal tahun.
Sosialisasi dilakukan melalui forum lokmin bulan ke-1, sedangkan sosialisasi selanjutnya
dapat menggunakan rapat koordinasi keswa. Penanggung Jawab Program Keswa
puskesmas kelurahan/kecamatan menjadi narasumber, serta dihadiri pula oleh Kasatpel
UKP, Kasatpel UKM, dan tenaga kesehatan lintas program puskesmas. Sosialisasi internal
dapat dilakukan secara formal dan informal melalui komunikasi pribadi.
Seluruh tenaga kesehatan, maupun non-kesehatan puskesmas di luar program keswa perlu
untuk terlibat dalam penyelenggaraan Program Keswa. Peran lintas program khususnya
diperlukan pada kegiatan upaya penyuluhan (promotif), deteksi dini (preventif), dan
penanganan kegawatdaruratan (kuratif).
18
Tabel 3. Bentuk Kegiatan Integrasi Lintas Program
UKM
19
No. Program Kegiatan
e) Usaha Kesehatan Promosi keswa dan deteksi dini masalah keswa pada
Sekolah (UKS) anak dan remaja dapat dilakukan bersama dengan
program UKS dengan menyasar SD, SMP, atau SMA
yang berada di wilayah kerja Puskesmas. PJ program
UKS membantu mengakomodir kegiatan tersebut
dengan menghubungi pihak sekolah yang sudah
menjalin kerjasama dengan Puskesmas.
UKP
20
No. Program Kegiatan
c) Kesehatan Ibu dan Bidan yang memberikan layanan KIA pada ibu hamil
Anak (KIA) yang berkunjung di Puskesmas dapat melakukan
deteksi dini keswa pada pasien ibu yang memiliki
keluhan fisik/non fisik yang berkepanjangan (co.: sulit
tidur, perubahan emosi secara cepat atau mood
swing) saat masa kehamilan maupun pasca
melahirkan.
21
No. Program Kegiatan
22
dilibatkan, maupun dokumen resmi berupa perjanjian atau surat keputusan (SK) yang
dikeluarkan oleh Camat yang mengatur kerjasama lintas sektor (mis. TP-KJM) dalam
melaksanakan upaya keswa kepada masyarakat (contoh dokumen lihat pada
Lampiran 2). Adanya dokumen ini dapat menunjang keberlangsungan pengaturan
tugas secara lebih jelas dan terstruktur.
Selain itu turut diundang pula para pejabat lintas sektor di tingkat kecamatan. Hal ini
bertujuan untuk mendapatkan pemahaman dan komitmen kerjasama lintas sektor
dalam pelaksanaan Program Keswa oleh Puskesmas. Sebagaimana pada sosialisasi
ke pejabat-pejabat kantor kecamatan, dalam sosialisasi diupayakan agar Camat yang
mengundang dan berperan sebagai penyaji dan aktif mengawal sosialisasi sampai
selesai. Hal ini penting dilakukan guna menciptakan pemahaman bahwa keswa tidak
bisa hanya dititikberatkan pada sektor kesehatan (Puskesmas), melainkan untuk
kepentingan bersama.
23
termasuk di dalamnya layanan keswa pada lingkup terdekat masyarakat, serta
menumbuhkan kesadaran masyarakat akan kebutuhan untuk mengakses layanan
keswa khususnya di puskesmas.
24
BAB III. MEKANISME PERENCANAAN LAYANAN
KESWA DI PUSKESMAS
SPM bidang kesehatan mengatur bahwa setiap orang dengan gangguan jiwa berat
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar. Indikator ini juga menjadi salah satu
capaian yang ditargetkan oleh Kemenkes RI sebagaimana tertuang dalam Renstra Keme nkes
tahun 2020-2024. Pemerintah daerah Kabupaten/Kota wajib memberikan pelayanan
kesehatan sesuai standar kepada seluruh ODGJ berat (100%) sebagai upaya pencegahan
sekunder di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun. Pelayanan kesehatan pada
ODGJ berat (psikotik akut dan skizofrenia) sesuai standar meliputi pemeriksaan kesehatan
jiwa dan edukasi. Capaian pemerintah daerah Kabupaten/Kota diturunkan kepada masing -
masing kecamatan yang menjadi wilayah kerja puskesmas.
Capaian kinerja Puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar bagi
ODGJ Berat dinilai dari jumlah ODGJ berat yang mendapatkan pelayanan sesuai standar di
wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun. Pelayanan keswa sesuai standar dilakukan
secara komprehensif mulai dari upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Apabila
ODGJ berat sudah mendapatkan salah satu layanan dari keempat upaya tersebut, maka
terhitung bahwa ODGJ tersebut sudah memperoleh layanan standar. Perhitungan kinerja
Puskesmas untuk SPM keswa menggunakan data proyeksi jumlah ODGJ berat yang ada di
wilayah kerja Puskesmas. Formula perhitungannya adalah sebagai berikut:
25
Jumlah ODGJ berat di
wilayah kerja Puskesmas
yang mendapatkan
pelayanan keswa sesuai
standar dalam kurun
waktu satu tahun
Persentase ODGJ berat (numerator)
yang mendapatkan = x 100%
layanan keswa sesuai
standar Jumlah ODGJ berat
berdasarkan proyeksi*
di wilayah kerja
Puskesmas dalam
kurun waktu satu
tahun (denominator)
Keterangan:
*Proyeksi ODGJ berat di wilayah kerja Puskesmas diperoleh dari estimasi proporsi ODGJ
berat di wilayah kerja Puskesmas yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kab/Kota setiap awal
tahun, kemudian dikali dengan jumlah penduduk yang berada di wilayah kerja puske smas
Kecamatan.
Selain menyasar pada ODGJ berat, indikator capaian upaya pencegahan dan pengendalian
masalah kesehatan jiwa yang tertuang dalam Renstra Kemenkes RI tahun 2020 -2024 juga
menyasar pada penderita depresi dan gangguan mental emosional. Masing-masing sebesar
50% penderita depresi dan gangguan mental emosional yang berusia ≥ 15 tahun
mendapatkan pelayanan di tahun 2024.
Indikator non-SPM akan dicapai oleh Puskesmas secara bertahap dalam kurun waktu lima
tahun dengan mengacu pada Renstra Kemenkes RI tahun 2021-2024 (lihat tabel 4). Namun,
penentuan capaian target Non-SPM juga disesuaikan dengan target dari masing-masing
puskesmas setiap tahunnya berdasarkan hasil evaluasi dan kemampuan puskesmas, dengan
harapan akan mencapai 50% di tahun 2024 sebagaimana yang tertuang dalam Renstra
Kemenkes RI. Artinya, indikator capaian Non-SPM keswa setiap tahun di puskesmas dapat
26
dibuat sama persis dengan indikator capaian yang tertuang dalam Renstra Kemenkes RI
tahun 2020-2024 (lihat tabel 4) atau dapat ditentukan sendiri oleh Puskesmas berdasarkan
hasil evaluasi dan kemampuan puskesmas untuk dicapai setiap tahunnya.
Capaian kinerja Puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan jiwa dinilai dari jumlah
penderita depresi atau gangguan mental emosional ≥ 15 tahun yang mendapatkan pelayanan
di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun. Perhitungan kinerja Puskesmas untuk
indikator capaian non-SPM keswa adalah sebagai berikut.
● Depresi
Formula perhitungan untuk capaian non-SPM terkait depresi adalah sebagai berikut:
27
Tabel 5. Prevalensi Depresi pada Penduduk Usia ≥ 15 tahun berdasarkan Kab/Kota di
Provinsi DKI Jakarta
Formula perhitungan untuk capaian non-SPM untuk GME adalah sebagai berikut:
Tabel 6. Prevalensi GME pada Penduduk Usia ≥ 15 tahun berdasarkan Kab/Kota di Provinsi
DKI Jakarta
28
Kota Prevalensi 95% CI
Selain indikator capaian SPM dan Non-SPM yang ditetapkan berdasarkan kebijakan
pemerintah, Puskesmas dapat pula menentukan indikator lainnya sebagai capaian program
puskesmas yang disesuaikan dengan permasalahan kesehatan jiwa yang ada di wilayah kerja
Puskesmas. Target capaian yang telah ditentukan puskesmas selama satu tahun dapat dibagi
kedalam target bulanan dan dievaluasi minimal setiap tiga bulan (triwulan).
Beberapa data yang dibutuhkan sebagai acuan dalam perencanaan program keswa di
Puskesmas antara lain: data kunjungan rumah (prokesga), data capaian program keswa
tahun sebelumnya, dan data kunjungan pasien serta data skrining.
Kegiatan kunjungan rumah dilakukan dalam rangka penemuan kasus dan pemantauan
minum obat. Pengumpulan data kegiatan kunjungan rumah terintegrasi dengan pengumpulan
data yang dilakukan melalui Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-
PK) di mana upaya keswa menjadi salah satu dari 12 indikator program. PIS-PK dikenal
dengan program Ketuk Pintu Layani dengan Hati (KPLDH) di Provinsi DKI Jakarta. Indikator
keswa dalam program PIS-PK/KPLDH yaitu penderita gangguan jiwa mendapatkan
pengobatan dan tidak ditelantarkan, artinya jika di keluarga terdapat anggota keluarga yang
menderita gangguan jiwa berat, maka penderita tersebut tidak ditelantarkan dan/atau
dipasung serta diupayakan kesembuhannya. Data keswa yang dikumpulkan melalui kegiatan
kunjungan rumah dapat digunakan juga sebagai denominator dalam perhitungan capaian
kinerja layanan keswa Puskesmas untuk indikator SPM.
Tabel berikut ini menyajikan langkah-langkah pengumpulan data keswa melalui kegiatan
kunjungan rumah yang terintegrasi dengan kegiatan PIS-PK/KPLDH.
29
Langkah-langkah Uraian Kegiatan
Pendataan
30
Langkah-langkah Uraian Kegiatan
Pendataan
31
Langkah-langkah Uraian Kegiatan
Pendataan
32
mendapatkan layanan di puskesmas, kemudian dibandingkan dengan target capaian yang
juga ditentukan di awal tahun. Selain itu, data capaian program RUK dapat diperoleh dari
laporan pelaksanaan kegiatan keswa yang terselenggara selama 12 bulan, kemudian
dibandingkan dengan jenis dan frekuensi kegiatan yang tertuang dalam RUK.
Berdasarkan rekapitulasi data kunjungan pasien dalam satu tahun, PJ keswa dapat
memperoleh data jumlah pasien yang mengakses layanan keswa setiap bulan selama 12
bulan berdasarkan kategori usia, tatalaksana kasus, dan status pasien (lama/baru) untuk
beberapa jenis gangguan keswa berikut ini:
Data skrining masalah keswa yang dilakukan melalui pelayanan dalam gedung puskesmas
diperoleh dari lintas program yang terlibat dalam kegiatan skrining seperti skrining masalah
keswa melalui pemeriksaan umum, program catin, program KIA-KB, program PKPR,
program penyakit menular (HIV/TB/IMS), dan program lainnya. Data skrining masalah
keswa luar gedung puskesmas diperoleh dari lintas program seperti program kesehatan
lansia dan UKS yang melakukan skrining keswa dalam kegiatan posyandu lansia dan
skrining keswa pada anak sekolah. Data skrining dikumpulkan oleh PJ Keswa Puskesmas
Kecamatan setiap bulannya selama 12 bulan.
33
3.3 Identifikasi Masalah Keswa
Data yang sudah diperoleh selanjutnya dianalisis untuk mengidentifikasi masalah keswa yang
dialami di tingkat keluarga, kelurahan, dan kecamatan. Masalah keswa untuk ODGJ berat di
tingkat keluarga dan kelurahan dapat teridentifikasi berdasarkan data prokes ga yang
diperoleh dari kunjungan rumah. Sedangkan, masalah keswa untuk depresi dan GME di
tingkat keluarga dan kelurahan dapat teridentifikasi berdasarkan data kunjungan dan data
skrining masalah keswa di Puskesmas. Salah satu cara untuk mengidentifikasi masalah
keswa di tingkat kecamatan adalah membandingkan target dengan capaian kegiatan indikator
keswa.
34
Tingkatan Identifikasi masalah keswa
Identifikasi masalah keswa juga dilakukan berdasarkan analisis masalah dari sudut pandang
masyarakat melalui survei mawas diri (SDM), musyawarah masyarakat desa (MMD), dan
musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) desa dan kecamatan yang
terintegrasi dalam manajemen perencanaan program puskesmas. Kegiatan ini bertujuan
untuk memperoleh konteks dan gambaran penyebab masalah keswa yang terjadi di
masyarakat dan untuk membangun kesepakatan bersama masyarakat dan Lurah untuk
mengatasi masalah kesehatan termasuk masalah keswa di masyarakat.
Masing-masing faktor diberi nilai 1–5 berdasarkan skala likert (5=sangat besar, 4=besar,
3=sedang, 2=kecil, 1=sangat kecil), dan nilai total tiap masalah kesehatan diperoleh dari
rumus:
T= U+S+G+F
Nilai total (T) digunakan untuk mengurutkan masalah kesehatan berdasar prioritasnya,
sehingga diperoleh:
Nilai total tertinggi akan menjadi fokus utama dalam pemberian intervensi. Contoh penentuan
masalah kesehatan jiwa di tingkat kelurahan, dan kecamatan disajikan pada tabel-tabel
berikut ini:
35
Tabel 9. Contoh Penentuan Prioritas Masalah Keswa Tingkat Kelurahan X
36
Berdasarkan Tabel 9 diketahui bahwa masalah keswa utama di Puskesmas X adalah
Persentase penderita GME ≥ 15 tahun di wilayah kerja Puskesmas yang mencapai 15%.
Keluarga (1) Ibu di Keluarga A yang terdiagnosa skizofrenia sudah dua tahun
tidak mengkonsumsi obat secara teratur
(2) Bapak di keluarga A pernah terdiagnosa menderita depresi oleh
psikiater
Kecamatan (1) Hanya 20% penderita ODGJ berat yang mendapatkan layanan
standar oleh Puskesmas
(2) Hanya 5% penderita GME ≥ 15 tahun yang mendapatkan
layanan keswa oleh Puskesmas
(3) Terdapat 70% ODGJ berat (penderita skizofrenia) di
Kecamatan X yang tidak mengkonsumsi obat secara teratur,
yang terbanyak berada di Kelurahan A, Kelurahan B, dan
Kelurahan C
37
Gambar 4. Contoh Diagram Ishikawa (Diagram Tulang Ikan)
38
5) Untuk masing-masing kemungkinan penyebab, cobalah membuat daftar sub-
penyebab masalah keswa dan letakkan pada kotak di bawahnya.
6) Setelah semua sub-penyebab tercatat, lakukan klarifikasi data untuk menghilangkan
duplikasi atau poin sub-penyebab yang tidak sesuai dengan kategori masalah.
Dengan menggunakan Diagram Ishikawa atau Pohon Masalah, maka Puskesmas dapat
menetapkan penyebab masalah keswa prioritas di tingkat kelurahan dan di tingkat kecamatan.
Penyebab-penyebab masalah kesehatan jiwa dapat diketahui dari berbagai aspek yaitu:
1) Tata kelola: dukungan kebijakan, dukungan Kepala Puskesmas, sistem pencatatan
dan pelaporan, monitoring dan evaluasi
2) Orang (SDM keswa), baik dari segi kuantitas (ketersediaan dan kecukupan) maupun
kualitas (kompetensi dan keterampilan)
3) Logistik: ketersediaan dan kecukupan obat-obatan keswa esensial
4) Pembiayaan/dana: sumber dan alokasi dana
5) Sarana dan prasarana: ketersediaan dan kecukupan
6) Kontekstual: faktor lingkungan dan faktor lain diluar sistem kesehatan (mis. kondisi
pademi COVID-19, kepercayaan dan budaya lokal)
dst.
Keterangan:
1. Matriks diatas dibuat untuk membantu tim keswa Puskesmas Kecamatan dalam
mencari penyebab dan cara pemecahan masalah.
2. Kolom (2): Prioritas masalah diisi dengan masalah keswa prioritas yang sudah
teridentifikasi atau yang terdapat pada bagian kepala ikan dalam diagram tulang ikan
dan pada puncak dari diagram pohon masalah.
39
3. Kolom (3): Penyebab masalah diisi dengan berbagai faktor yang secara spesifik
menjadi penyebab langsung dari prioritas masalah yang teridentifikasi. Penyebab
masalah dapat dilihat dari aspek tata kelola, orang (SDM), logistik (obat-obatan),
pembiayaan, dan faktor kontekstual.
4. Kolom (4): Alternatif pemecahan masalah diisi dengan berbagai cara yang dapat
dilakukan sebagai upaya untuk pemecahan masalah.
5. Kolom (5): Pemecahan masalah terpilih diisi dengan cara pemecahan masalah yang
diprioritaskan oleh tim keswa dengan mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki
Puskesmas.
6. Kolom (6): Tindak lanjut diisi dengan siapa yang memiliki peran utama dalam
melakukan tindak lanjut terhadap permasalahan keswa tersebut. Misalnya: PJ Keswa
Kelurahan, PJ Keswa Kecamatan, atau lintas sektor (mis. P3S/Dinas Sosial untuk
permasalahan ODGJ yang terlantar)
Berikut ini adalah contoh cara pemecahan masalah berdasarkan curah pendapat atau tabel
cara pemecahan masalah:
1. Cara memecahkan masalah keswa di tingkat keluarga adalah melalui kunjungan rumah
dalam rangka penemuan kasus, pemantauan minum obat, dan edukasi masalah keswa
kepada anggota keluarga. Hal-hal yang tidak dapat diselesaikan dalam kunjungan rumah
dirujuk ke Puskesmas Kelurahan atau Puskesmas Kecamatan.
2. Cara memecahkan masalah keswa kelurahan dapat dilakukan melalui kegiatan
pengorganisasian masyarakat untuk memfasilitasi kegiatan promotif keswa yaitu
penyuluhan kepada masyarakat dan pembinaan kader keswa kelurahan. Selain itu, dapat
juga dilakukan pengembangan kelurahan siaga keswa.
3. Cara memecahkan masalah keswa kecamatan adalah melakukan peningkatan kapasitas
SDM keswa melalui pelatihan skrining masalah keswa dan penanganan kedaruratan
ODGJ gaduh gelisah atau melaksanakan upaya keswa rehabilitatif dalam rangka intervensi
psikososial bagi ODGJ berat yang sudah teratur menggunakan obat.
40
dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan kebijakan yang
berlaku terkait keswa baik di daerah maupun di tingkat nasional (misalnya kebijakan SPM
Bidang Kesehatan dan Renstra Kemenkes tahun 2020-2024).
41
2) Sarana dan Prasarana
Sarana
2 Panduan Praktik Klinis bagi Disesuaikan Acuan bagi dokter untuk memberikan
Dokter di Fasilitas Pelayanan dengan pelayanan di fasilitas kesehatan tingkat
Kesehatan Primer kebutuhan primer.
4 Alat tulis (co.: buku dan pena) Disesuaikan Alat penyimpan dan pengolah data
dengan untuk pencatatan dan pelaporan.
kebutuhan
7 Media KIE (co.: poster, brosur, Disesuaikan Alat penyampaian informasi penyuluhan
ponsel pintar, akun media dengan dalam upaya keswa promotif.
sosial) kebutuhan
8 Kit berisi 2 alat fiksasi Disesuaikan Alat penanganan sementara saat ODGJ
dengan dalam kondisi akut atau gaduh gelisah;
kebutuhan
Prasarana
42
3) Obat-obatan
Antiansietas
tab 5 mg 30 tab/bulan.
inj 5 mg/mL
tab 1 mg 30 tab/bulan.
tab 2 mg 30 tab/bulan.
Antidepresi
Antiobsesi kompulsi
Antipsikosis
1 Haloperidol tab 1,5 mg* 90 tab per bulan.
tab 2 mg* 90 tab per bulan.
tab 5 mg* 90 tab per bulan.
drops 2mg/mL 90 tab per bulan.
inj 5mg/mL (i.m.) 4 amp/hari, maks 3
a) untuk agitasi akut; hari.
b) untuk kasus
kedaruratan
psikiatrik (tidak
untuk pemakaian
jangka panjang)
2 Klorpromazin tab 25 mg
inj 5 mg/mL (i.m.)
3 Risperidone tab 2 mg
*Mengacu pada Fornas Tahun 2019, dapat disesuaikan dengan edisi yang terbaru
43
Tim keswa Puskesmas Kecamatan selanjutnya menyusun RUK program keswa berdasarkan
pertimbangan sumber daya yang dimiliki Puskesmas. Langkah-langkah penyusunan dan
pengesahan RUK program keswa di Puskesmas disajikan pada tabel berikut ini.
4. Persetujuan Dinas RUK yang telah disetujui oleh Kapus akan disampaikan
Kesehatan Kab/Kota ke Dinas Kesehatan Kab/Kota untuk pembahasan lebih
lanjut untuk menentukan paket anggaran yang dapat
dipenuhi untuk mendukung RUK. Terdapat dua
kemungkinan yang bisa terjadi:
1) Dinas kesehatan menyetujui semua usulan dalam
RUK program keswa
2) Dinas kesehatan memberikan beberapa catatan
untuk dipertimbangkan lagi oleh Puskesmas,
misalnya memasukkan kegiatan-kegiatan yang
mendukung Renstra Dinkes dan capaian target
SPM atau pertimbangan anggaran sehingga
beberapa kegiatan yang tidak prioritas harus
dikeluarkan dari RUK
44
Tabel 16. Matriks RUK
No Upaya Kegiata Tujuan Sasaran Target Penan Kebutuha Mitra Waktu Kebutuh Indikat Biaya
Kesehatan n sasara ggung n sumber kerja Pelaksa an or
n Jawab daya naan anggara kinerja
n
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
1. UKM
2. UKP
Keterangan:
1. Matriks diatas dibuat dan dilengkapi oleh penanggungjawab program keswa
Puskesmas Kecamatan berdasarkan hasil curah pendapat dengan tim keswa
puskesmas Kecamatan dan PJ Keswa Puskesmas Kelurahan. Matriks tersebut adalah
kegiatan keswa yang dilakukan oleh Puskesmas. Target indikator kegiatan dapat
ditambah berdasarkan hasil analisa dan mengacu pada rencana lima tahunan
Puskesmas.
2. Matriks dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan kebijakan daerah dengan
tidak mengurangi variabel kolom yang ada.
3. Kolom (2): Upaya Kesehatan diisi dengan UKM dan UKP yang dilaksanakan di
Puskesmas. Layanan keswa dapat menjadi bagian dari UKM esensial dalam program
pencegahan dan pengendalian penyakit untuk penyakit tidak menular (PTM) atau
merupakan UKM pengembangan. Kegiatan penyuluhan keswa juga bisa menjadi
bagian dari UKM esensial promosi kesehatan.
4. Kolom (3): Kegiatan diisi dengan penjabaran kegiatan dari masing-masing upaya
keswa yang termasuk dalam Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya
Kesehatan Perorangan (UKP). Kegiatan dapat disusun berdasarkan upaya keswa
komprehensif yaitu promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang menjadi prioritas
Puskesmas.
5. Kolom (4): Tujuan diisi dengan tujuan dari setiap kegiatan yang dilaksanakan.
6. Kolom (5): Sasaran diisi dengan kelompok sasaran/populasi atau area yang akan
dicakup dalam kegiatan.
7. Kolom (6): Target Sasaran diisi dengan jumlah dari sasaran/area yang akan diberikan
pelayanan keswa oleh Puskesmas, dihitung berdasarkan kondisi geografis, target
indikator kinerja, sumber daya, dan pencapaian tahun sebelumnya.
8. Kolom (7): Penanggungjawab diisi dengan penanggungjawab untuk kegiatan keswa
di Puskesmas
9. Kolom (8): Kebutuhan sumber daya diisi dengan sumber daya yang dibutuhkan
untuk dapat melaksanakan kegiatan, diluar pembiayaan (SDM, sarana prasarana,
obat-obatan, dan logistik lainnya) yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan
keswa.
10. Kolom (9): Mitra kerja diisi dengan nakes lintas program dan unit lintas sektor yang
yang terlibat dan mendukung dalam pelaksanaan kegiatan keswa.
45
11. Kolom (10): Waktu Pelaksanaan diisi dengan waktu (bulan) pelaksanaan kegiatan
dalam periode satu tahun.
12. Kolom (11): Kebutuhan anggaran diisi dengan perkiraan anggaran yang diperlukan
untuk melaksanakan kegiatan yang telah dirumuskan.
13. Kolom (12): Indikator Kinerja diisi dengan indikator kinerja yang didukung oleh
pelaksanaan kegiatan tersebut (misalnya, indikator kinerja SPM keswa).
14. Kolom (13): Sumber Pembiayaan dapat berasal dari pemerintah yaitu APBD dan
APBN (BOK/DAK), BLUD/JKN atau sumber pendanaan lain yang sah.
46
Tabel 17. Contoh matriks RUK Layanan Keswa di Puskesmas X
No Upaya Kegiatan Tujuan Sasaran Target Penanggun Kebutuhan Mitra Waktu Kebutuhan Indikator Sumber
Kesehatan gjawab sumber Kerja Pelaksan anggaran Kinerja Pembiayaan
daya aan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
1 UKM Esensial Pembentukan Membantu Kader 10 orang PJ Keswa - SDM:PJ PJ Februari Belanja Persentase APBD
(Upaya kader kesehatan puskesmas kesehata (satu orang Puskesmas Keswa program makan siang penderita
Pencegahan dan jiwa dalam n per Kecamatan PKC & promkes (@Rp.50.00 ODGJ berat
Pengendalian melakukan Kelurahan) Puskesma Puskesm 0)= Rp. Rp. mendapat
Penyakit-PTM) penemuan s as, PJ 500.000 pelayanan
atau UKM kasus dan Kelurahan Keswa standar
Pengembangan - monitoring - Sarpras:Ko Keluraha
Pelayanan penderita ODGJ mputer dan n,
kesehatan jiwa berat proyektor Lurah/Ket
ua
RT/RW
UKM Esensial Penyuluhan Meningkatkan Masyarak 300 orang PJ Keswa - SDM:Tim PJ Februari- Belanja Persentase APBD/BLUD
Promosi kesehatan jiwa pengetahuan at umum (30 orang Puskesmas promkes/Ti program November snack (@Rp. penderita
Kesehatan atau masyarakat di 10 Kecamatan m keswa promkes 20.000) = GME dan
UKM Esensial tentang Kelurahan) - Sarpras: Puskesm Rp. depresi ≥
(Upaya kesehatan jiwa Laptop, as, Kader 6.000.000 15 tahun
Pencegahan dan proyektor, keswa, mendapat
Pengendalian lembar Lurah, pelayanan
Penyakit-PTM) balik/flyer ketua
atau UKM RT/RW
Pengembangan -
Pelayanan
kesehatan jiwa
UKM Esensial Penyuluhan dan Menurunkan Remaja/a 250 orang PJ Keswa - SDM:Tim PJ Septembe Belanja Persentase APBD/BLUD
Promosi skrining keswa masalah nak (50 orang Puskesmas promkes/Ti program r-Oktober snack (@Rp. penderita
Kesehatan atau pada remaja gangguan sekolah di 5 Kecamatan m keswa promkes 20.000) = GME ≥ 15
UKM Esensial mental sekolah) - Sarpras: Puskesm Rp. tahun
(Upaya emosional pada Laptop, as, 5.000.000 mendapat
Pencegahan dan remaja proyektor, Kepala pelayanan
Pengendalian dan/atau sekolah
Penyakit-PTM) flyer, dan guru
atau UKM formulir
47
No Upaya Kegiatan Tujuan Sasaran Target Penanggun Kebutuhan Mitra Waktu Kebutuhan Indikator Sumber
Kesehatan gjawab sumber Kerja Pelaksan anggaran Kinerja Pembiayaan
daya aan
Pengembangan - skrining
Pelayanan SDQ
kesehatan jiwa
UKM Esensial Penyuluhan Meningkatkan Keluarga/ 50 orang (1 PJ Keswa - SDM:Tim PJ November Belanja Persentase APBD/BLUD
Promosi keswa kepada pengetahuan caregiver kali) Puskesmas promkes/Ti program snack (@Rp. penderita
Kesehatan atau keluarga/ keluarga/caregi ODGJ Kecamatan m keswa promkes 20.000) = ODGJ berat
UKM Esensial caregiver ODGJ ver dalam berat - Sarpras: Puskesm Rp. mendapat
(Upaya berat penanganan yang Laptop, as, Kader 1.000.000 pelayanan
Pencegahan dan ODGJ di rumah berobat di proyektor, keswa/Lu standar
Pengendalian dan edukasi Puskesm dan/atau rah
Penyakit-PTM) dalam as flyer
atau UKM mendukung
Pengembangan - kepatuhan
Pelayanan minum obat
kesehatan jiwa
UKM Esensial Kunjungan rumah Penemuan Masyarak Seluruh RT PJ Keswa - SDM:Tim PJ Keswa Februari- Dibebankan Persentase APBD/BLUD
(Upaya kasus ODGJ at umum di wilayah Puskesmas PIS- Keluraha November pada penderita
Pencegahan dan berat, dan kerja Kecamatan PK/KPLDH n, Kader program ODGJ berat
Pengendalian skrining Puskesma - Formulir keswa, PIS-PK mendapat
Penyakit-PTM) penderita s Prokesga, Lurah, pelayanan
atau UKM depresi & GME Kecamatan flyer Ketua standar;
Pengembangan - ≥ 15 tahun RT/RW Persentase
Pelayanan penderita
kesehatan jiwa depresi dan
GME ≥ 15
tahun
mendapat
pelayanan
standar
UKM Esensial Kelas peningkatan Membantu Pasien 100 orang PJ Keswa - SDM:Dokt Kader Maret-Juni Belanja Persentase APBD/BLUD
(Upaya kemandirian dan penyembuhan yang (4 kali @ Puskesmas er/perawat keswa makan siang penderita
Pencegahan dan keterampilan pasien keswa berobat di 25 orang) Kecamatan jiwa/Psikiat (@Rp. ODGJ berat
Pengendalian kesehatan jiwa poli jiwa er 50.000) = mendapat
Penyakit-PTM) Puskesm (Narasumb Rp. pelayanan
atau UKM as er) 5.000.000 standar
48
No Upaya Kegiatan Tujuan Sasaran Target Penanggun Kebutuhan Mitra Waktu Kebutuhan Indikator Sumber
Kesehatan gjawab sumber Kerja Pelaksan anggaran Kinerja Pembiayaan
daya aan
Pengembangan - - Sarpras:La
Pelayanan ptop dan
kesehatan jiwa Proyektor
UKM Esensial Penguatan Penggerakan Pemangk 50 orang PJ Keswa - SDM: Camat, Mei Belanja Persentase APBD/BLUD
(Upaya kerjasama lintas penanganan u Puskesmas Kapus Satpol makan siang penderita
Pencegahan dan sektor/pemangku kedaruratan kepenting Kecamatan (Narasumb PP, (@Rp. ODGJ berat
Pengendalian kepentingan ODGJ berat an lintas er) Dinsos, 50.000) = mendapat
Penyakit-PTM) (gaduh sektor - Sarpras:La RS, dll Rp. pelayanan
atau UKM gelisah/menga kecamata ptop dan 2.500.000 standar
Pengembangan - muk, dipasung n Proyektor
Pelayanan dan terlantar)
kesehatan jiwa
UKM Esensial Rapat koordinasi Monitoring dan Tim 15 orang (4 PJ Keswa Sarpras: PJ Keswa Februari- Belanja Persentase APBD/BLUD
(Upaya tim keswa evaluasi keswa kali) Puskesmas Laptop dan Puskesm Desember makan siang penderita
Pencegahan dan pelaksanaan Puskesm Kecamatan proyektor as (@Rp.50.00 ODGJ berat
Pengendalian program keswa as Keluraha 0)=Rp.3.000. mendapat
Penyakit-PTM) triwulan n 000 pelayanan
atau UKM standar;
Pengembangan - Persentase
Pelayanan penderita
kesehatan jiwa depresi dan
GME ≥ 15
tahun
mendapat
pelayanan
2 UKP- Pelayanan Pemeriksaan dan Memberikan Semua Semua Kepala - SDM: Petugas Januari- Belanja obat Persentase APBN
Kesehatan Jiwa pengobatan layanan pasien pasien Satuan dokter, Farmasi; Desember (sesuai penderita (BOK/DAK)/BL
pasien keswa pemeriksaan, yang yang Pelayanan perawat, Petugas dengan ODGJ berat UD
dalam gedung pengobatan dan berkunjun berkunjung UKP dan/atau BPJS daftar mendapat
Puskesmas rujukan kepada g di untuk psikolog kebutuhan pelayanan
pasien Puskesm memperole - Obat- obat) standar;
as h layanan obatan Persentase
keswa di - Sarpras: penderita
Puskesma Ruang depresi dan
s pemeriksa GME ≥ 15
49
No Upaya Kegiatan Tujuan Sasaran Target Penanggun Kebutuhan Mitra Waktu Kebutuhan Indikator Sumber
Kesehatan gjawab sumber Kerja Pelaksan anggaran Kinerja Pembiayaan
daya aan
Penanganan Memberikan ODGJ ODGJ PJ Keswa - SDM: Stakehold Januari- Belanja obat Persentase APBN
kedaruratan penanganan berat berat Puskesmas Dokter dan er lintas Desember (injeksi) penderita (BOK/DAK)/BL
ODGJ dan pengobatan gaduh Kecamatan perawat sektor ODGJ berat UD
segera kepada gelisah/me - Sarpras: mendapat
ODGJ berat ngamuk Alat fiksasi, pelayanan
yang gaduh atau ambulans standar
gelisah/menga dipasung - Obat-
muk atau obatan
dipasung (injeksi)
Skrining keswa Melakukan Semua Pasien PJ Keswa - SDM: Nakes Januari- Belanja Persentase APBN
dalam gedung deteksi dini pasien layanan Puskesmas Dokter, lintas Desember kertas (ATK) penderita (BOK/DAK)/BL
Puskesmas masalah keswa yang pemeriksa Kecamatan perawat, program depresi dan UD
(depresi/GME) berkunjun an umum, dan/atau di GME ≥ 15
pada pasien g di catin, Psikolog Puskesm tahun
yang Puskesm KIA/KB, - Formulir as (mis. mendapat
berkunjung di as PTM, PM, skrining Catin, pelayanan
Puskesmas PKPR, dll (SRQ, KIA/KB,
SDQ, atau PKPR,
GDS) pemeriks
aan
umum)
Cat: Tabel diatas hanya digunakan sebagai contoh. Puskesmas menyusun RUK sesuai dengan cara pemecahan masalah, indikator kinerja, dan su mber daya masing-masing
50
b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Program Keswa
Rencana pelaksanaan kegiatan (RPK) disusun setelah RUK keswa disetujui oleh Kepala Puskesmas dan
Dinas Kesehatan Kab/Kota dalam lokakarya mini bulanan pertama bersamaan dengan penyusunan RPK untuk
program lainnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan RPK:
1) Penyusunan RPK dilakukan melalui pendekatan keterpaduan lintas program dan lintas sektor karena
adanya keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh Puskesmas.
2) Sebelum melakukan penyusunan RPK, PJ Keswa Puskesmas Kecamatan perlu mempelajari alokasi
kegiatan dan biaya yang sudah disetujui dalam RUK, menyusun rincian dan lokasi pelaksanaan
kegiatan.
3) RPK tahunan disusun dalam bentuk matriks yang kemudian dirinci kedalam RPK bulanan.
4) RPK dimungkinkan untuk diubah atau disesuaikan dengan kebutuhan saat itu apabila hasil analisis
monitoring bulanan dijumpai kondisi tertentu (bencana alam, konflik, KLB, perubahan kebijakan
mendesak, dll) yang harus dituangkan kedalam RPK.
5) Perubahan RPK dilakukan dengan pendampingan Dinas Kesehatan Kab/Kota dengan tidak mengubah
pagu anggaran yang ada.
No Upaya Kegi Tujua Sas Target Penan Volume Jad Rincian Lokasi Biaya
Keseh atan n aran sasara ggung Kegiatan wal Pelaksa Pelaksa
atan n Jawab naan naan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
UKM Keswa
1.
dst.
UKP Keswa
1.
dst.
Keterangan:
1. Matriks diatas dibuat dan dilengkapi oleh penanggungjawab program keswa Puskesmas Kecamatan
2. Matriks dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dengan tidak mengurangi variabel kolom yang
ada
3. Kolom (2): Upaya Kesehatan diisi dengan UKM dan UKP yang dilaksanakan di Puskesmas. Layanan
keswa dapat menjadi bagian dari UKM esensial dalam program pencegahan dan pengendalian
penyakit untuk penyakit tidak menular (PTM) atau merupakan UKM pengembangan. Kegiatan
penyuluhan keswa juga bisa menjadi bagian dari UKM esensial promosi kesehatan.
51
4. Kolom (3): Kegiatan diisi dengan penjabaran kegiatan dari masing-masing upaya keswa yang
termasuk dalam Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
5. Kolom (4): Tujuan diisi dengan tujuan dari setiap kegiatan yang dilaksanakan
6. Kolom (5): Sasaran diisi dengan kelompok sasaran/populasi atau area yang akan diberikan layanan
keswa oleh Puskesmas
7. Kolom (6): Target Sasaran diisi dengan jumlah dari sasaran/area yang akan diberikan pelayanan
keswa oleh Puskesmas, dihitung berdasarkan target indikator kinerja, sumber daya, dan pencap aian
tahun sebelumnya.
8. Kolom (7): Penanggungjawab diisi dengan penanggungjawab untuk masing-masing kegiatan keswa
9. Kolom (8): Volume Kegiatan diisi dengan jumlah pelaksanaan kegiatan keswa dalam kurun waktu satu
tahun
10. Kolom (9): Jadwal diisi dengan waktu pelaksanaan kegiatan dalam kurun waktu satu tahun
11. Kolom (10): Rincian Pelaksanaan diisi dengan rincian kegiatan tanggal dan bulan pelaksanaannya
dalam 1 tahun yang disesuaikan dengan jadwal kegiatan.
12. Kolom (11): Lokasi pelaksanaan diisi dengan tempat/lokasi pelaksanaan kegiatan keswa
13. Kolom (12): Biaya diisi anggaran yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan yang telah dirumuskan
52
Tabel 19. Contoh matriks RPK UKM dan UKP Layanan Keswa di Puskesmas X
No Upaya Kegiatan Tujuan Sasaran Target Penanggun Volume Jadwal Rincian Lokasi Biaya
Kesehatan sasaran g Jawab Kegiatan Pelaksanaan Pelaksanaan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
1 UKM Layanan Pembentukan Membantu Kader 10 orang PJ Keswa 1 kali Februari Pertemuan Puskesmas Belanja Rp. 500.000
Keswa kader puskesmas kesehatan (satu orang Puskesmas pada Minggu Kecamatan/K makan
kesehatan jiwa dalam per Kecamatan ke-2 Februari antor siang=Rp.
melakukan Kelurahan) 2021 Kecamatan 50.000
penemuan
kasus dan *misalnya
monitoring terdapat 10
penderita kelurahan
ODGJ berat dalam
wilayah kerja
puskesmas
Penyuluhan Meningkatkan Masyaraka 300 orang PJ Keswa 10 kali Februari Minggu ke-1 Kantor Belanja snack Rp.
kesehatan jiwa pengetahuan t umum (30 orang di Puskesmas - Bulan Februari Kelurahan di = Rp. 20.000 6.000.000
masyarakat 10 Kecamatan Novemb s.d November 10 Kelurahan
tentang Kelurahan) er 2021
kesehatan
jiwa
Penyuluhan Menurunkan Remaja/an 250 orang PJ Keswa 5 kali Septem 3 kali di bulan SD, SMP, Belanja snack Rp.
dan skrining masalah ak sekolah (50 orang di 5 Puskesmas ber- September atau SMA di = Rp. 20.000 5.000.000
keswa pada gangguan sekolah) Kecamatan Oktober (minggu ke-1,2, wilayah kerja
remaja mental dan 3) dan 2 Puskesmas
emosional kali di bulan
dan Oktober
penemuan (minggu ke-1
kasus GME dan ke-2)
pada
remaja/anak
sekolah
53
No Upaya Kegiatan Tujuan Sasaran Target Penanggun Volume Jadwal Rincian Lokasi Biaya
Kesehatan sasaran g Jawab Kegiatan Pelaksanaan Pelaksanaan
Penyuluhan Meningkatkan Keluarga/c 50 orang PJ Keswa 1 kali Novemb Minggu ke-2 Puskesmas Belanja snack Rp.
keswa kepada pengetahuan aregiver Puskesmas er Bulan Kecamatan = Rp. 20.000 1.000.000
keluarga/ keluarga/care ODGJ Kecamatan November
caregiver giver dalam berat yang 2021
ODGJ berat penanganan berobat di
ODGJ di Puskesma
rumah dan s
edukasi dalam
mendukung
kepatuhan
minum obat
Kunjungan Penemuan Masyaraka Semua RT di PJ Keswa 1 kali Februari Sesuai dengan Setiap rumah Dibebankan pada program
rumah kasus ODGJ t umum wilayah kerja Puskesmas - program PIS- yang ada di PIS-PK/KPLDH
dan skrining Puskesmas Kecamatan Novemb PK/KPLDH setiap
penderita kecamatan er kelurahan di
depresi & wilayah kerja
GME ≥ 15 puskesmas
tahun
Kelas Membantu Pasien 100 orang (@ PJ Keswa 4 kali Maret- Minggu ke-3 Puskesmas Belanja Rp.
peningkatan penyembuhan yang 25 orang) Puskesmas Juni Bulan Maret, Kecamatan makan 5.000.000
kemandirian pasien keswa berobat di Kecamatan April, Mei dan siang=Rp.
dan poli jiwa Juni 50.000
keterampilan Puskesma
kesehatan jiwa s
Penguatan Penggerakan Pemangku 50 orang PJ Keswa 1 kali Mei Minggu ke-4 Puskesmas Belanja Rp.
kerjasama penanganan kepentinga Puskesmas Bulan Mei 2021 Kecamatan/K makan 2.500.000
lintas kedaruratan n lintas Kecamatan antor siang=Rp.
sektor/pemang ODGJ berat sektor Kecamatan 50.000
ku kepentingan (gaduh kecamatan
gelisah/meng
amuk,
dipasung dan
terlantar)
54
No Upaya Kegiatan Tujuan Sasaran Target Penanggun Volume Jadwal Rincian Lokasi Biaya
Kesehatan sasaran g Jawab Kegiatan Pelaksanaan Pelaksanaan
Rapat Monitoring Tim keswa 15 orang PJ Keswa 4 kali Maret, Minggu ke-4 Puskesmas Belanja Rp.
koordinasi tim dan evaluasi Puskesma Puskesmas Juni, Bulan Maret, Kecamatan makan 3.000.000
keswa pelaksanaan s Kecamatan Septem Juni, siang=Rp.
program ber, September, 50.000
keswa Desemb dan Desember
triwulan er
2 UKP Layanan Pemeriksaan Memberikan Semua Semua Kepala Setiap Januari- Januari- Puskesmas Belanja Obat: dibebankan
keswa dan layanan pasien pasien yang Satuan hari Desemb Desember Kecamatan pada UKP Farmasi
pengobatan pemeriksaan, yang berkunjung Pelayanan er 2021
pasien keswa pengobatan berkunjung untuk UKP
dalam gedung dan rujukan di memperoleh
Puskesmas kepada Puskesma layanan
pasien s keswa di
Puskesmas
atau yang
dirujuk dari
bagian
pemeriksaan
umum,
KIA/KB, dll
Penanganan Memberikan ODGJ ODGJ berat PJ Keswa Disesuaik Januari- Januari- Rumah Belanja Obat: dibebankan
kedaruratan penanganan berat gaduh Puskesmas an Desemb Desember warga, jalan, pada UKP Farmasi
ODGJ dan gelisah/meng Kecamatan er 2021 dll
pengobatan amuk atau
segera dipasung
kepada
ODGJ berat
yang gaduh
gelisah/meng
amuk atau
dipasung
Skrining keswa Melakukan Semua Pasien PJ Keswa Setiap Januari- Januari- Puskesmas Belanja kertas/fotokopi
dalam gedung deteksi dini pasien layanan Puskesmas hari Desemb Desmeber Kecamatan formulir (dibebankan pada
55
No Upaya Kegiatan Tujuan Sasaran Target Penanggun Volume Jadwal Rincian Lokasi Biaya
Kesehatan sasaran g Jawab Kegiatan Pelaksanaan Pelaksanaan
Cat: Tabel diatas hanya digunakan sebagai contoh. Puskesmas menyusun RPK sesuai dengan RUK masing-masing Puskesmas
56
BAB IV. PELAKSANAAN DAN PENGGERAKAN LAYANAN KESWA DI
PUSKESMAS
Upaya Kesehatan Masyarakat merupakan setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggul angi
timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat. Progr am Jiwa sendiri merupakan bagian dari Upaya
Kesehatan Masyarakat Pengembangan, di mana upaya yang sifatnya inovatif, serta disesuaikan dengan potensi masalah kesehatan, wilayah
kerja dan sumber daya yang tersedia di masing-masing Puskesmas. Upaya kesehatan masyarakat sendiri terdiri dari upaya promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif.
Kegiatan Deskripsi Sasaran Program Tim Lintas Sektor Logistik Prosedur Pelaksanaan
Kesehatan
57
Kegiatan Deskripsi Sasaran Program Tim Lintas Sektor Logistik Prosedur Pelaksanaan
Kesehatan
Upaya Kegiatan dilakukan untuk Masyarakat Satuan Pelaksana Kader Jiwa, Media
Penyuluhan mengajak masyarakat umum Program Jiwa penyuluhan
Pencegahan agar dapat Petugas (brosur, leaflet)
Dampak memperlakukan ODGJ Promkes RT/RW/Kecamatan
Buruk bagi dengan baik dan secara setempat, Pengeras suara
ODGJ bermartabat. Kegiatan
diharapkan dapat Tim KPLDH
menyampaikan informasi
mengenai ODGJ
sehingga dapat
meningkatkan
pengetahuan dan
pemahaman mengenai
58
Kegiatan Deskripsi Sasaran Program Tim Lintas Sektor Logistik Prosedur Pelaksanaan
Kesehatan
catatan: dalam
pelaksanaannya,
kegiatan ini dapat
disertakan sebagai
materi pada kegiatan
promotif luar gedung
59
4.1.1.2 Penyuluhan Kesehatan Jiwa Dalam Gedung
60
4.1.1.3 Pembinaan Kader Keswa
Kader kesehatan jiwa merupakan setiap individu yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menggerakkan masyarakat berpart isipasi dalam
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan jiwa. Sebelum menjalankan peran sebagai kader, anggota masyarakat terpilih p erlu terlebih dahulu
menjalani orientasi/ pelatihan. Orientasi dilakukan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan kader dalam pelaksanaan pemberdayaan
masyarakat terkait isu kesehatan jiwa. Puskesmas merupakan pihak yang bertanggung jawab dalam pening katan kapasitas kader.
Kader memiliki tugas menggerakan masyarakat untuk berperan serta dalam upaya kesehatan, melakukan penyuluhan kesehatan kepada
masyarakat, melaporkan permasalahan atau kasus kesehatan kepada tenaga setempat. Secara khusus, kader kesehatan jiwa dapat membantu
tenaga kesehatan untuk memberikan informasi kepada keluarga pasien untuk membawa anggota keluarga yang mengalami gangguan
kesehatan jiwa ke layanan kesehatan, mendukung pasien untuk berobat dan rutin berobat, melibatkan pasien pada kegiatan sosial apabila
kondisi pasien sudah membaik, serta melaporkan kepada petugas kesehatan atau dinas sosial atau kepada petugas P3S ( Pelayanan,
Pengawasan, dan Pengendalian Sosial) apabila menemukan pasien dengan gangguan jiwa psikotik yang terlantar/ menggelandang.
Individu yang dipilih Satuan Pelaksana 1. Satuan pelaksana program jiwa menginformasikan
Pembentukan Kader menjadi kader kesehatan Program Jiwa kepada kelurahan bahwa akan dibuka rekrutmen
Kesehatan Jiwa jiwa merupakan mereka kader kesehatan jiwa.
yang memiliki kepedulian 2. Kelurahan menginformasikan kepada RW untuk
terhadap isu kesehatan merekomendasikan nama individu yang bersedia/
jiwa dan menguasai sesuai menjadi kader kesehatan jiwa.
situasi/ kondisi lingkungan 3. Satuan pelaksana program jiwa mereview dan
setempat. Kader mendiskusikan nama-nama individu yang
kesehatan jiwa dapat direkomendasikan sebagai calon kader kesehatan
ditunjuk dari kader jiwa bersama dengan tim.
kesehatan yang telah ada 4. Satuan pelaksana program jiwa menghubungi calon
di puskesmas atau kader kesehatan jiwa untuk menanyakan kesediaan
merekrut anggota mereka untuk menjadi kader.
masyarakat lainnya 5. Satuan pelaksana program jiwa memberitahukan
dan menjelaskan orientasi/ pembinaan yang perlu
61
Kegiatan Deskripsi Program Logistik Prosedur Pelaksanaan
Kesehatan
1. Pengetahuan
kesehatan jiwa
dasar
2. Deteksi dini
kesehatan jiwa di
masyarakat
3. Pengenalan alur
pelayanan
kesehatan jiwa di
puskesmas
62
Kegiatan Deskripsi Program Logistik Prosedur Pelaksanaan
Kesehatan
4. Prosedur
penanganan
kedaruratan
ODGJ
5. Pemantauan
pengobatan
ODGJ
6. Praktek lapangan
untuk
mengaplikasikan
materi yang telah
dipelajari
Pelaksanaan kunjungan bertujuan agar Puskesmas tidak hanya melakukan pelayanan UKP secara terintegrasi, tetapi juga pelayanan UKM yang
dapat melakukan pemberdayaan kepada anggota keluarga sehingga dapat mengatasi masalah-masalah kesehatan jiwa yang dihadapi. Terdapat
beberapa isu kesehatan jiwa mungkin saja tidak dapat ditangani oleh keluarga, oleh karena itu dibutuhkan peran dari puskesmas untuk
memberikan arahan serta mendukung keluarga untuk mengatasinya. Masalah kesehatan jiwa yang perlu mendapatkan kunjungan rumah adalah
terkait penemuan kasus ODGJ baru yang tidak dirawat oleh keluarga atau dipasung, sehingga perlu segera mendapatkan tindakan.
63
Tabel 23. Deteksi Dini: Penemuan Kasus ODGJ
Penemuan kasus Kegiatan dilakukan Satuan Pelaksana Kader Jiwa Surat Tugas/ Surat 1. Tim pelaksana melakukan
ODGJ untuk mengetahui Program Kesehatan Petugas Perintah Perjalanan kunjungan rumah bersama kader
kondisi dan Jiwa RT/RW/Kelurahan Dinas jiwa, dan petugas
melakukan Penanggung Jawab setempat Formulir Rujukan
RT/RW/Kelurahan ke rumah
tindakan kepada Jiwa Kelurahan Internal
pasien yang belum Tim KPLDH Formulir pencatatan pasien ODGJ yang tidak
mendapatkan Kegiatan kunjungan mendapatkan perawatan atau
perawatan mengalami pemasungan.
kejiwaan. 2. Tim pelaksana menyampaikan
maksud dan tujuan dari kunjungan
yang dilakukan tim.
3. Tim pelaksana melakukan
pengamatan dan anamnesa
mengenai keluhan, riwayat
penyakit, dan riwayat pengobatan
pasien, serta menentukan
diagnosa awal
4. Tim pelaksana menyampaikan
hasil dari pengamatan dan
anamnesa kepada keluarga
pasien, serta tindak lanjut
pengobatan/ terapi yang
dibutuhkan pasien.
5. Tim pelaksana mendiskusikan
mengenai tindak lanjut
pengobatan/ terapi bersama
dengan keluarga.
6. Tim pelaksana meminta kesediaan
keluarga untuk menandatangani
f ormulir persetujuan untuk merujuk
64
Kegiatan Deskripsi Program Kesehatan Tim Lintas Sektor Logistik Prosedur
Pelaksanaan kunjungan bertujuan agar Puskesmas agar puskesmas dapat melakukan pelayanan UKP secara terintegrasi, serta dapat
melakukan pemberdayaan kepada anggota keluarga sehingga dapat mengatasi masalah-masalah kesehatan jiwa yang dihadapi pasien.
Terdapat beberapa isu kesehatan jiwa mungkin saja tidak dapat ditangani oleh keluarga, oleh karena itu dibutuhkan peran dari puskes mas untuk
memberikan arahan serta mendukung keluarga untuk mengatasinya. Masalah kesehatan jiwa yang perlu mendapatkan kunjungan ru mah adalah
terkait pemantauan kepatuhan minum obat dan terapi ODGJ, serta pendampingan keluarga untuk merawat ODGJ.
65
Tabel 24. Pemantauan Pengobatan ODGJ
Pemantauan Kegiatan dilakukan Satuan Pelaksana Kader Jiwa Surat Tugas/ Surat 1. Tim pelaksana melakukan
ODGJ untuk mengetahui Program Petugas Perintah Perjalanan kunjungan rumah bersama kader
kondisi pasien di Kesehatan Jiwa RT/RW/Kelurahan Dinas jiwa, dan petugas
rumah, memberikan Penanggung setempat Rekam Medis Pasien RT/RW/Kelurahan setempat ke
inf ormasi dan Jawab Jiwa Formulir Rujukan rumah pasien ODGJ yang tidak
edukasi mengenai Kelurahan Internal ada kabar/datang berobat ke
penyakit pasien KPLDH Formulir pencatatan puskesmas selama kurang lebih
agar keluarga kegiatan kunjungan tiga bulan.
mendukung penuh 2. Tim pelaksana menyampaikan
program maksud dan tujuan dari kunjungan
pengobatan yang yang dilakukan tim.
dijalani pasien. 3. Tim pelaksana melakukan
pengamatan dan anamnesa
mengenai keluhan, riwayat
penyakit, dan riwayat pengobatan
pasien, serta menanyakan alasan
tidak berkunjung ke puskesmas
4. Tim pelaksana menyampaikan
hasil dari pengamatan dan
anamnesa dan mendiskusikan
mengenai tindak lanjut
pengobatan/ terapi bersama
kepada keluarga pasien.
5. Tim pelaksana memberikan
edukasi mengenai pentingnya
minum obat secara teratur dan
kontrol ke dokter/ puskesmas,
serta kemungkinan-kemungkinan
yang dapat terjadi bila pasien putus
obat
6. Tim pelaksana menginformasikan
kepada RT/RW/Kelurahan
66
Kegiatan Deskripsi Program Tim Lintas Logistik Prosedur
Kesehatan Sektor
Skrining kesehatan jiwa merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi faktor risiko penyakit yang berhubungan dengan kesehatan
jiwa pada masyarakat individu dengan atau tanpa gejala. Skrining dilakukan dengan meminta pasien mengisi formulir yang sesuai dengan
kebutuhan/potensi masalah mereka. Melalui hasil skrining, petugas dapat merencanakan upaya tindak lanjut untuk pengobatan pasien. Kegiatan
skrining luar gedung dapat membantu puskesmas untuk menjaring masyarakat yang mungkin saja tidak menyadari bahwa dirinya meng alami
persoalan kesehatan jiwa, sehingga tidak memperoleh penanganan yang tepat. Dalam pelaksanaannya, kegiatan skrining dapat dilakukan
bersamaan dengan program kesehatan lainnya yang turut berhubungan dengan kelompok masyarakat yang menjadi sasaran.
Kegiatan dilakukan Satuan Pelaksana Satuan Pelaksana SDQ (Strengths and 1. Tim pelaksana menjelaskan
Skrining untuk mengetahui Program Kesehatan Kesehatan Jiwa, Difficulties Questionnaire) tujuan dari pengisian formulir
Keswa kondisi kesehatan Jiwa KPLDH, Kasatpel SRQ (Self Reporting kepada pasien.
Remaja/Se jiwa dan isu terkini Program Kesehatan Pendidikan Questionnaire) 2. Tim pelaksana menjelaskan cara
kolah kejiwaan pada Peduli Remaja pengisian formulir dan
remaja. Kegiatan Program UKS menanyakan kepada pasien
dapat dilakukan apabila memiliki pertanyaan atau
sesuai dengan hal yang tidak dipahami terkait
67
Kegiatan Deskripsi Program Kesehatan Tim Lintas Sektor Logistik Prosedur
68
4.1.3 Upaya Rehabilitatif Kesehatan Jiwa
Tabel 26. Upaya Rehabilitatif Keswa
Kegiatan Kegiatan rehabilitatif berupa Satuan Kader Jiwa Salinan materi 1. Tim pelaksana menetapkan
Rehabilitatif peningkatan kemandirian dan Pelaksana pembinaan tujuan/sasaran dari kegiatan rehabilitatif
ODGJ dalam keterampilan berupa terapi Program Laptop dan yang akan dilakukan
Puskesmas aktivitas kelompok untuk Kesehatan inf ocus 2. Tim pelaksana menyiapkan undangan
kesehatan jiwa bagi ODGJ Jiwa Alat tulis dan menyerahkan undangan kepada
yang telah mendapatkan Daf tar hadir pasien/pendamping/ anggota keluarga
pengobatan. 3. Tim pelaksana melaksanakan kegiatan
Kegiatan yang dapat dilakukan rehabilitatif kepada
berupa: pasien/pendamping/keluarga
a. Sharing Perawatan 4. Tim pelaksana menyediakan
ODGJ dengan kesempatan untuk diskusi seputar
keluarga/ pendamping materi bagi
b. Senam sehat jiwa pasien/pendamping/keluarga
c. Pelatihan kemandirian 5. Tim pelaksana mencatat dan
d. Pelatihan kreativitas melaporkan hasil kegiatan rehabilitatif
pasien ODGJ yang dilakukan
catatan: Kegiatan rehabilitatif
tidak wajib dilakukan di
Puskesmas/dilakukan sesuai
dengan sumber daya dan
kemampuan puskesmas
bersangkutan
69
4.2 Upaya Kesehatan Perorangan Kesehatan Jiwa
70
Gambar
Gambar6. SEQ
Alur Pelayanan Keswa dalam
Gambar \* ARABIC 6. AlurGedung Puskesmas
Pelayanan Keswa
dalam Gedung Puskesmas
Dokter kemudian melakukan identifikasi ulang kesesuaian data pasien dengan rekam medis.
Untuk pasien baru, dapat dimulai dengan skrining awal kesehatan jiwa. Untuk pasien berusia
di bawah 18 tahun, dapat menggunakan formulir SDQ ( Strengths and Difficulties
Questionnaire); untuk pasien berusia 18 tahun ke atas, dapat menggunakan formulir SRQ
(Self Reporting Questionnaire).
Setelah itu, dokter melakukan anamnesa kepada pasien, baik pasien lama maupun baru,
serta pasien dewasa maupun anak. Apabila pasien berusia 18 tahun keatas (pasien dewasa),
maka dokter akan menanyakan keluhan utama pasien dan mencatat pada rekam medis
elektronik (e-puskesmas). Keluhan dapat digolongkan ke dalam penggolongan jenis
71
gangguan kesehatan jiwa (dapat merujuk pada BAB III. Mekanisme Perencanaan
Layanan Keswa di Puskesmas), lalu dokter memberikan kode yang sesuai. Setelah itu,
dokter dapat melakukan tindakan/terapi sesuai kebutuhan. Apabila pasien berusia 18 tahun
ke bawah (anak/remaja), maka dokter menanyakan keluhan utama kepada
anak/pendamping, lalu mencatat keluhan pada rekam medis elektronik. Keluhan dapat
digolongkan ke dalam penggolongan jenis gangguan kesehatan jiwa ( dapat merujuk pada
BAB III. Mekanisme Perencanaan Layanan Keswa di Puskesmas) , lalu dokter
memberikan kode yang sesuai. Dokter juga dapat menanyakan keluhan mental-emosional
dan status perkembangan anak..
Dokter kemudian memeriksa kembali hasil anamnesis dengan melihat keadaan pasien secara
menyeluruh dan menanyakan kembali hal-hal yang meragukan, atau menanyakan hal-hal
lainnya. Setelah pemeriksaan fisik dan mental, dokter menegakan diagnosis baik fisik maupun
mental serta cantumkan kode diagnosisnya di rekam medis pasien. Setelah itu, dokter dapat
melakukan tindakan/terapi sesuai kebutuhan. Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan jiwa,
terdapat kemungkinan bahwa tindakan/terapi/kebutuhan pengobatan pasien perlu didukung
oleh pemeriksaan penunjang, misalnya hasil pemeriksaan laboratorium, atau tidak dapat
tuntas terlaksana di puskesmas, sehingga pasien perlu mendapat rujukan kepada unit
pelayanan kesehatan lainnya. Oleh karena itu, terdapat dua mekanisme rujukan, rujukan
internal dan rujukan eksternal.
Rujukan internal merupakan proses rujukan antar pelayanan kesehatan yang masih dalam
satu tingkatan, misalnya rujukan ke laboratorium atau ke poli pelayanan lainnya s esuai
kebutuhan pasien. Sedangkan rujukan eksternal merupakan rujukan antar unit layanan yang
berbeda tingkatan, misalnya rujukan ke rumah sakit umum daerah atau rumah sakit jiwa.
Rujukan dapat dilakukan untuk mendukung pelaksanaan upaya penyembuhan maupun
pemulihan pasien, misalnya untuk kebutuhan diagnostik, pengobatan, atau tindakan medis
lainnya. Apabila pasien tidak memerlukan rujukan, maka tindakan/terapi/keutuhan
pengobatan dalam terlaksana di puskesmas yang bersangkutan. Bagi pasien yang
memerlukan terapi obat, maka dokter dapat memberikan resep obat dan mempersilahkan
pasien menuju farmasi untuk pengambilan obat. Dokter juga dapat menginformasikan kepada
pasien durasi/periode kontrol yang harus dilakukan. Setelah pasien menyerahkan obat
kepada petugas farmasi, kemudian petugas farmasi menerima dan menyiapkan obat, lalu
memberikan obat pada pasien dan menjelaskan prosedur konsumsi obat.
72
4.2.2 Skrining Kesehatan Jiwa dalam Gedung Puskesmas
Skrining kesehatan jiwa merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi faktor risiko penyakit yang berhubungan dengan kesehatan
jiwa pada masyarakat individu dengan atau tanpa gejala. Skrining dilakukan dengan meminta pasien mengisi formulir yang sesuai dengan
kebutuhan/potensi masalah mereka. Melalui hasil skrining, petugas dapat merencanakan upaya tindak lanjut untuk pengobatan pasien. Skrining
kesehatan jiwa dalam gedung puskesmas dilaksanakan oleh program jiwa bersama program lainnya yang berkaitan. Apabila ditemukan isu
kesehatan jiwa yang perlu mendapatkan penanganan, maka pasien dapat dirujuk ke poli kesehatan jiwa.
Kegiatan dilakukan untuk Layanan pemeriksaan SRQ (Self-Reporting 1.Tim pelaksana menjelaskan tujuan dari pengisian
Skrining mengetahui kondisi umum Questionnaire) f ormulir kepada pasien.
Keswa Umum kesehatan jiwa dan isu Layanan VCT/HIV AIDS 2.Tim pelaksana menjelaskan cara pengisian
terkini kejiwaan pada Layanan Gizi
f ormulir dan mengonfirmasi kepada pasien
masyarakat Posbindu PTM
umum/pengunjung Satuan Pelaksana apabila memiliki pertanyaan.
puskesmas. Program Kesehatan 3.Tim pelaksana mempersilahkan pasien mengisi
Jiwa, f ormulir
4.Tim pelaksana melakukan penilaian formulir yang
Kegiatan dilakukan untuk Program KIA dan KB EPDS (Edinburgh telah diisi pasien
Skrining mengetahui kondisi Satuan Pelaksana Postnatal Depression 5.Bila ditemukan masalah pada hasil pengisian
Keswa Ibu kesehatan jiwa dan isu Program Kesehatan Scale)
f ormulir, petugas dapat merujuk pasien ke poli
Hamil terkini kejiwaan pada ibu Jiwa SRQ (Self-Reporting
hamil dan pasca- Questionnaire) konsultasi
melahirkan 6.Tim pelaksana menjelaskan kepada pasien
tujuan dari rujukan yang akan dilakukan
Kegiatan dilakukan untuk Program Kesehatan SRQ (Self-Reporting
Skrining mengetahui kondisi Reproduksi untuk Catin Questionnaire)
Keswa Catin kesehatan jiwa pada Satuan Pelaksana
calon pengantin (catin) Program Kesehatan
Jiwa
73
4.2.3 Penanganan Kedaruratan ODGJ
Pelayanan Kedaruratan Psikiatri adalah pelayanan yang diberikan pada pasien yang datang dalam keadaan yang dapat membahayakan
dirinya dan orang lain. Pelayanan dapat berupa pelayanan kesehatan darurat umum, tindakan medik psikiatrik dan tindakan lainnya termasuk
yang non kesehatan seperti pengamanan dan lain-lain.
Kegawatdaruratan Satuan Pelaksana Kader Jiwa 1. Alat f iksasi untuk 1. Warga atau keluarga melapor ke
Penanganan adalah kondisi yang Program Petugas tangan dan kaki RT/RW/Kelurahan atau kader
Kegawatdarurat ditandai oleh Kesehatan Jiwa RT/RW/Kelurahan 2. Jaket f iksasi apabila ada pasien diduga
an ODGJ adanya gangguan (dokter dan setempat 3. Alat injeksi – spuit gangguan jiwa di wilayahnya
pada pikiran, perawat) Dinas Sosial injeksi 3 cc 2. Kader atau petugas
perasaan dan Puskesmas (P3S) 4. Alat – alat Kesehatan RT/RW/Kelurahan melapor ke
perilaku seseorang Kelurahan Satpol PP 5. APD level 1 petugas medis puskesmas atau
yang memerlukan 6. Obat oral : satuan pelaksana program
perhatian dan Haloperidol tablet 5 kesehatan jiwa
intervensi terapeutik mg, Risperidon tablet 3. Petugas puskesmas atau tim
segera. . 2 mg, pelaksana menanyakan kondisi
Chlorpromazine pasien terlebih dahulu.
tablet 100 mg, a. Pasien gaduh gelisah
Diazepam tablet 2 - Tim pelaksana melakukan
mg atau 5 mg koordinasi dengan Lurah/Dinas
7. Obat Injeksi : Sosial (P3S)/ Satpol PP
Haloperidol injeksi 5 - Sebelum turun ke lapangan tim
mg, Diazepam injeksi pelaksana puskesmas
10 mg menggunakan APD level 1
- Tim pelaksana beserta Lurah/
Dinas Sosial (P3S)/ Satpol PP
dan RT/RW setempat
mendatangi lokasi terjadinya
kedaruratan. Tim pelaksana
74
Kegiatan Deskripsi Program Tim Lintas Logistik Prosedur
Kesehatan Sektor
membawa obat-obatan
emergency jiwa
- Tim pelaksana melakukan
penilaian kondisi kejiwaan dan
f isik pasien
- Tim pelaksana memberikan
pengobatan awal
- Tim pelaksana berkoordinasi
dengan RS rujukan untuk
merujuk pasien.
- Proses pengantaran pasien ke
RS rujukan dapat dilakukan
dengan
a) Pengantaran
menggunakan ambulans
puskesmas/ Dinas Sosial
dengan didampingi
puskesmas/ keluarga
b) Penjemputan
menggunakan ambulans
oleh RS yang menjadi
f asilitas rujukan
b. Pasien tidak gaduh gelisah
- Sebelum turun ke lapangan tim
pelaksana menggunakan APD
level 1
- Tim pelaksana beserta Lurah/
Dinas Sosial/ Satpol PP dan
RT/RW setempat mengunjungi
lokasi kedaruratan. Tim
pelaksana membawa obat-
obatan emergency jiwa
- Tim pelaksana melakukan
penilaian kondisi kejiwaan dan
f isik pasien ke pasien.
75
Kegiatan Deskripsi Program Tim Lintas Logistik Prosedur
Kesehatan Sektor
76
4.3 Penggerakan melalui Lokakarya Mini
Lokakarya mini dapat dilakukan untuk penggerakan serta pelaksanaan kegiatan -kegiatan
yang tercantum pada RPK (Rencana Pelaksanaan Kegiatan), serta menggalang kerjasama
lintas program lintas program, serta lintas sektor. Dalam pelaksanaannya, lokakarya mini juga
dapat membantu puskesmas untuk mengidentifikasi masalah dan hambatan dalam
penyelenggaraan program, serta mengupayakan pemecahan masalah untuk mengatasi
hambatan. Lokakarya mini terdiri dari dari dua jenis, yaitu lokakarya mini internal puskesmas,
dan lokakarya mini eksternal. Lokakarya mini internal puskesmas diadakan sebulan sekali,
sedangkan lokakarya mini eksternal yang mengundang pihak lintas sektor terkait dapat
diadakan setiap tiga bulan.
Lokakarya mini internal puskesmas diadakan untuk menyusun kegiatan-kegiatan yang akan
dilaksanakan selama bulan berjalan secara lebih rinci, khususnya dalam hal target
perorangan, serta target tim/unit kerja, dan target Puskesmas, serta dukungan (lintas program
dan sektor) yang diperlukan. Lokakarya mini juga dapat memperkuat kerjasama dan
koordinasi antar-petugas Puskesmas (lintas program), serta petugas puskesmas kelurahan.
Lokakarya mini diharapkan dapat meningkatkan motivasi petugas dalam pelaksanaan
kegiatan. Selain itu, lokakarya mini juga dapat membantu menilai penyelenggaraan RPK yang
telah disusun, serta memecahkan masalah dan menyusun upaya pemecahan masalah dalam
bentuk rencana kerja.
Lokakarya mini eksternal diadakan untuk merencanakan secara konkret dukungan dari lintas
sektor yang akan dilakukan selama bulan berjalan, melalui diskusi lebih lanjut terkait RPK
antar sektor dan tujuan kegiatan. Lokmin juga dapat mendorong kerjasama, komitmen, serta
meningkatkan koordinasi lintas sektor dalam pelaksanaan kegiatan sesuai RPK. Lokakarya
mini juga diharapkan dapat meningkatkan motivasi lintas sektor dalam melaksanakan
kegiatan. Selain itu, dalam lokakarya mini dapat pula mendiskusikan hambatan dalam
penyelenggaraan kegiatan, serta menyusun rencana kerja sama sebagai bentuk pemecahan
masalah.
77
4.3.1 Lokakarya Mini Internal
Terselenggaranya Lokakarya mini Kepala Lokakarya mini bulanan pertama dapat diselenggarakan
Lokakarya Mini lokakarya mini bulanan pertama Puskesmas sebagai berikut:
Internal internal sebagai Satuan pelaksana 1. Penggalangan tim dalam bentuk dinamika kelompok
upaya pemantauan Lokakarya mini program jiwa mengenai peran, tanggung jawab staf, dan
hasil kerja bulanan pertama Program terkait kewenangan puskesmas
puskesmas dengan diselenggarakan lainnya 2. Pemberian informasi mengenai kebijakan atau
membandingkan sebagai upaya program baru terkait puskesmas
rencana kerja pengorganisasian 3. Inventarisasi kegiatan puskesmas
dengan hasil untuk 4. Analisa beban kerja setiap petugas puskesmas
kegiatan, serta penyelenggaraan 5. Pembagian tanggung jawab kepada petugas
target kegiatan. Rencana Kegiatan 6. Penyusunan rencana kegiatan puskesmas
Puskesmas (RPK). berdasarkan RPK, serta kesepakatan pelaksanaan
Kegiatan secara Pengorganisasian rencana kegiatan
khusus bertujuan dilaksanakan berupa 7. Penyusunan matriks untuk mempermudah
untuk: penentuan tanggung memetakan pembagian tugas
a. Mengetahui jawab dan pelaksana
hasil setiap kegiatan, serta
kegiatan pembagian beban
puskesmas kerja berdasarkan
pada bulan wilayah kerja dan
sebelumnya kemampuan.
b. Menyampai
kan hasil Lokakarya mini Kepala Lokakarya mini bulanan rutin dapat diselenggarakan sebagai
rapat bulanan rutin Puskesmas berikut:
dengan Satuan pelaksana 1. Pemaparan laporan hasil kegiatan pada bulan
Kabupaten Lokakarya mini program jiwa sebelumnya, misalnya:
Kota/Kecam bulanan rutin Program terkait a. perkembangan capaian layanan (SPM dan
atan merupakan tindak lainnya non-SPM)
c. Mengetahui lanjut dari lokakarya b. perkembangan pengobatan pasien
hambatan/ mini bulanan
78
Kegiatan Deskripsi Jenis Lokakarya Peserta Pelaksanaan
Mini
79
4.3.2 Lokakarya Mini Eksternal
Terselenggaranya Lokakarya mini Satuan pelaksana Lokakarya mini triwulan pertama dapat diselenggarakan
Lokakarya Mini lokakarya mini triwulan pertama program jiwa sebagai berikut:
Eksternal eksternal sebagai Program terkait 1. Penggalangan tim dalam bentuk dinamika kelompok,
Triwulanan upaya untuk lainnya serta pemberian informasi mengenai lintas program
menggalang Lokakarya mini Puskesmas dan program kesehatan
kerjasama lintas triwulan pertama Kecamatan 2. Pemberian informasi mengenai kebijakan atau
sektoral. diselenggarakan Staf kecamatan program baru terkait puskesmas
Keberhasilan sebagai upaya Kader kesehatan 3. Inventarisasi peran masing-masing lintas sektoral
penyelenggaraan pengorganisasian jiwa 4. Analisa masalah peran masing-masing lintas
kegiatan untuk Tim lintas sektor sektoral, serta pembagian peran dan tugas.
membutuhkan penyelenggaraan kecamatan 5. Kesepakatan tertulis lintas sektoral dalam
koordinasi dan rencana kegiatan mendukung program kesehatan
dukungan dari lintassektoral terkait
sektoral, serta kesehatan.
penyusunan Pengorganisasian
rencana kerja dilaksanakan berupa
triwulanan. penetapan
penanggung
Kegiatan secara berdasarkan
khusus bertujuan kewenangan lintas
untuk: sektor terkait, serta
a. Membahas pembagian beban
dan kerja berdasarkan
memecahka wilayah kerja dan
n masalah/ kemampuan.
hambatan
yang
dialami oleh
tim lintas
80
Kegiatan Deskripsi Jenis Lokakarya Peserta Pelaksanaan
Mini
sektoral. Lokakarya mini Satuan pelaksana Lokakarya mini triwulan rutin dapat diselenggarakan sebagai
b. Merumuska triwulan rutin program jiwa berikut:
n rencana Program terkait 1. Pemaparan laporan hasil kegiatan pada bulan
kerja tim Lokakarya mini lainnya sebelumnya, serta dukungan sektor terkait, misalnya:
lintas sektortriwulan rutin Puskesmas a. pelaksanaan upaya promotif, preventif,
untuk merupakan tindak Kecamatan kuratif , dan rehabilitatif oleh lintas sektor
triwulan lanjut dari lokakarya Staf kecamatan b. koordinasi upaya promotif, preventif, kuratif,
mendatang. mini triwulan Kader kesehatan dan rehabilitatif oleh lintas sektor
pertama. Kegiatan jiwa c. upaya pelaksanaan penanganan kedaruratan
berf okus untuk Tim lintas sektor ODGJ yang dibantu oleh lintas sektor
Catatan: Apabila memperkuat kecamatan: d. capaian dan pelaksanaan kegiatan
puskesmas memiliki penggalangan kesehatan jiwa oleh kader
TP-KJM, maka kerjasama lintas e. hambatan layanan dalam pelaksanaan
dapat pula sektoral yang telah kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan
dilaksanakan dilakukan rehabilitatif oleh lintas sektor.
pertemuan TP-KJM sebelumnya, dengan 2. Analisa hambatan dan masalah dalam pelaksanaan
rutin untuk melakukan kegiatan dari masing-masing sektor
membahas isu pertemuan triwulan 3. Merumuskan alternatif pemecahan masalah
keswa secara secara tetap. 4. Menyepakati strategi pemecahan masalah, serta
khusus pelaksanaannya
5. Penginformasian rencana kerja triwulan mendatang,
serta pembagian tugas dalam pelaksanaannya
81
BAB V. MONITORING DAN EVALUASI LAYANAN
KESWA DI PUSKESMAS
82
Upaya Jenis Jenis Instrumen Pelaporan
keswa Kegiatan Pencatatan Pencatatan
(terlampir)
puskesmas kecamatan
akan melakukan
rekapitulasi dan
mengirimkan laporan
pemantauan pengobatan
kasus ODGJ via email ke
Dinkes Kab/Kota setelah
mendapat persetujuan dari
Kepala Puskesmas
83
Upaya Jenis Jenis Instrumen Pelaporan
keswa Kegiatan Pencatatan Pencatatan
(terlampir)
No Item Pencatatan
5. Tema Penyuluhan
84
(2) FORMULIR LAPORAN PEMANTAUAN KASUS ODGJ
Puskesmas :
Tahun :
Bulan :
Kota :
No. Nomor Puskes Nama Tanggal Jenis Kelura Alamat Pendid Diagnos Tahun Jenis Layan Efek Hasil Ketera
uru Kasus mas Lahir Kelamin han ikan is Jiwa awal Kasus an Sampi Peman ngan
t pengob Keseh ng tauan
atan atan Pengo
batan
85
(3) FORMULIR LAPORAN JUMLAH SKRINING KESWA
Puskesmas :
Tahun :
Bulan :
Kota :
1. KIA/KB
2. Catin
3. Layanan
VCT HIV
AIDS
4. PKPR
(Penyulu
han
Pelayana
n
Kesehata
n Peduli
Remaja)
5. Pemeriks
86
aan
umum
6. Posyand
u Lansia
7. Posbindu
PTM
8. Gizi
Puskesmas :
Tahun :
Bulan :
Kota :
L P L P L P L P L P L P
2. Gangguan F10
Penggunaan NAPZA
87
3. Skizofrenia dan F20
Gangguan Psikotik
Lainnya
JUMLAH
88
(5) FORMULIR LAPORAN KASUS PASUNG
Puskesmas :
Tahun :
Bulan :
Kota :
Nomor Registr Nama NIK/ Jenis Tang Ala Diagn Diag Mas Tahu Riway Lay Car Frek Tahu Inisia Alasa Dilep Petug Laya Pema Kondi
Kasus asi BPJS Kela gal mat osis nosi alah n at ana a uens n tor n askan as nan sung si
Kasus min Lahir Jiwa s / awal Pengo n Pe i awal Pasu Pema yang Peng an sekar
Kep peny sakit batan Kes ma pem ng sung mele obata kemb ang
eraw akit eha sun asun an paska n ali
atan fisik tan gan gan n tangg
al
1. Waktu Pelaksanaan
2. Lokasi Pelaksanaan
3. Sasaran Kegiatan
89
5.1.2 Alur Pelaporan Upaya Keswa Komprehensif
Tim keswa
puskesmas Melakukan dokumentasi kegiatan promotif -preventif dalam bentuk
kelurahan laporan kegiatan promosi jiwa, laporan kunjungan rumah, laporan
penemuan kasus pasung dan laporan skrining kesehatan jiwa
90
5.2 Monitoring dan Evaluasi Layanan Keswa di Puskesmas
Manajemen perencanaan layanan kesehatan jiwa yang telah disusun dalam Rencana
Pelaksanaan Kegiatan, perlu dilakukan pengawasan dan pengendalian agar target indikator
capaian dari upaya keswa komprehensif dapat dicapai secara optimal. Hal-hal yang menjadi
faktor penghambat pencapaian target output yang ditemukan pada proses pengawasan dan
pengendalian, dapat segera diatasi melalui penyesuaian perencanaan selanjutnya.
Pengawasan Puskesmas dibedakan menjadi dua yaitu pengawasan internal dan eksternal.
Pengawasan internal adalah pengawasan yang dilakukan oleh Puskesmas sendiri, baik oleh
Kepala Puskesmas, tim audit internal maupun setiap penanggung jawab dan
pengelola/pelaksana program. Adapun pengawasan eksternal dilakukan oleh instansi dari
luar Puskesmas antara lain dinas kesehatan kabupaten/kota, institusi lain selain Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dan/atau masyarakat.
91
Tabel 32. Monitoring Layanan Keswa di Puskesmas
Rakor Keswa Meninjau proses kegiatan keswa yang Tiga bulan Tim keswa
sudah berjalan serta hasil kegiatan dalam sekali puskesmas
mengidentifikasi hambatan dan kecamatan dan tim
penyimpangan dari upaya promotif dan keswa puskesmas
preventif yang sudah direncanakan. Hal- kelurahan
hal yang perlu mendapat perhatian adalah:
a. perkembangan pengobatan pasien
ODGJ (apakah pengobatan
dilakukan secara teratur? apakah
ada pasien yang drop out? adakah
tindak lanjut untuk pasien yang
drop out?)
b. perilaku keluarga pasien dalam
mendukung keberhasilan
pengobatan bagi pasien ODGJ
c. kesadaran masyarakat dalam
mengenali masalah kejiwaan yang
ada di sekitar maupun yang
dialaminya
d. laporan bulanan yang sudah diisi
oleh tim puskesmas kelurahan
Mini Meninjau proses kegiatan keswa yang Setiap bulan Kepala Puskesmas,
Lokakarya sudah berjalan serta hasil kegiatan dalam tim audit internal
Bulanan mengidentifikasi hambatan dan maupun setiap
penyimpangan dari yang sudah penanggung jawab
direncanakan. Hal-hal yang perlu mendapat dan pengelola/
perhatian adalah: pelaksana program,
a. perkembangan pengobatan pasien tim keswa
ODGJ (apakah pengobatan puskesmas
dilakukan secara teratur? apakah kelurahan
ada pasien yang drop out? adakah
tindak lanjut untuk pasien yang
drop out?)
b. perilaku keluarga pasien dalam
mendukung keberhasilan
pengobatan bagi pasien ODGJ
c. kesadaran masyarakat dalam
mengenali masalah kejiwaan yang
ada di sekitar maupun yang
dialaminya
d. perkembangan capaian SPM 100%
ODGJ berat tertangani
e. pelaksanaan skrining keswa yang
dilakukan lintas program
f. perkembangan capaian non-SPM
50% penderita depresi dan
gangguan mental emosional
mendapat perawatan
g. inovasi yang dibutuhkan untuk
mencapai target dari indikator
capaian SPM dan Non-SPM
92
Kegiatan Tujuan Frekuensi Peserta
Monitoring Pelaksanaan
Lokakarya sektor yang sudah berjalan untuk sekali tim audit internal,
Triwulan mengidentifikasi ada/tidaknya tiap penanggung
hambatan dan penyimpangan dari apa jawab dan
yang telah disepakati pengelola/
2. Memperbarui dan/atau memperkuat pelaksana program,
komitmen kerjasama lintas sektor lintas sektor terkait
guna menjamin terlaksananya
dukungan lintas sektor untuk setiap
indikator capaian SPM maupun non-
SPM terkait keswa
Penilaian kedua dilakukan pada akhir tahun dengan memanfaatkan lokakarya mini bulan ke-
12. Tujuan penilaian akhir tahun diantaranya adalah:
1. Menilai capaian SPM kesehatan terkait ODGJ berat 100% tertangani dan capaian
non-SPM terkait gangguan mental emosional dan depresi 50% mendapatkan
perawatan yang ditetapkan dalam RPK
2. Mengidentifikasi hambatan dari tercapainya target sasaran dan indikator capaian
SPM maupun Non-SPM dan menetapkan target yang hendak dicapai di tahun
berikutnya serta langkah-langkah untuk mengatasi hambatan dari pencapaian
target tersebut
93
Tabel 33. Formulir Penilaian Capaian Indikator SPM dan Non-SPM
1. ODGJ berat
mendapatkan
layanan standar
2. Gangguan depresi
mendapatkan
layanan
3. Gangguan mental
emosional
mendapatkan
layanan
94
4. Memfasilitasi pembinaan teknis berupa pelatihan kepada tenaga kesehatan program
jiwa melalui pusat pelatihan kesehatan daerah
5. Melakukan sosialisasi Renstra untuk program keswa tahun mendatang
6. Menginisiasi Peraturan Gubernur yang mengatur tentang TP-KJM (Tim
Pembina/Pengarah/Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat) di Tingkat Provinsi
95
BAB VI. PENUTUP
Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) memiliki peran yang sangat
penting dalam memberikan pelayanan kesehatan jiwa kepada masyarakat secara adil dan
merata, mencakup semua kelompok umur, dan tanpa membedakan status sosial dan ekonomi
masyarakat. Setiap puskesmas tentunya memiliki sumber daya yang berbeda-beda dalam
menunjang terlaksananya pelayanan keswa yang komprehensif mulai dari upaya keswa
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Dukungan Kepala Puskesmas sangat dibutuhkan
dalam tata kelola layanan keswa sehingga Puskesmas mampu mengoptimalkan semua
sumber daya yang dimiliki dalam menjamin terselenggaranya kegiatan keswa yang sudah
rencanakan. Keterlibatan tenaga kesehatan lintas program dan stakeholder lintas sektor
menjadi kunci dalam pelaksanaan layanan keswa yang optimal kepada masyarakat. Petunjuk
teknis yang berfokus pada manajemen pelayanan kesehatan jiwa diharapkan dapat menjadi
acuan standar Puskesmas dalam pemberian layanan keswa yang komprehensif, terintergrasi,
dan berkesinambungan.
96
DAFTAR PUSTAKA
Balitbangkes, 2019. Laporan Provinsi DKI Jakarta Riskesdas 2018. Jakarta: Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan, Kemenkes RI. Jakarta: Lembaga Penerbit Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2019
Kementerian Kesehatan RI. 2002. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
220/Menkes/SK/III/2002 tentang Pedoman Umum Tim Pembina, Tim Pengarah, Tim
Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TP-KJM). Jakarta: Kemenkes RI
Kementerian Kesehatan RI. 2009. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
406/Menkes/SK/VI/2009 tentang Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas.
Jakarta: Kemenkes RI
Kementerian Kesehatan RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Rep ublik Indonesia Nomor 5
Tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer. Jakarta: Kemenkes RI
Kementerian Kesehatan RI. 2019. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 4 Tahun 2019
tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Layanan Dasar pada Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI
Kementerian Kesehatan RI. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 44 Tahun 2016
tentang Pedoman Manajemen Puskesmas dan Petunjuk Teknis Penguatan Manajemen
Puskesmas dengan Pendekatan Keluarga. Jakarta: Kemenkes RI
Kementerian Kesehatan RI. 2019. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Kemenkes RI
Kementerian Kesehatan RI. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas. Jakarta: Kemenkes RI
Kementerian Kesehatan RI. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
39 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Pendekatan
Keluarga. Jakarta: Kemenkes RI
Kementerian Kesehatan RI. 2019. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
HK.01.07/MENKES/813/2019 tentang Formularium Nasional. Jakarta: Kemenkes RI
Kementerian Kesehatan RI. 2020. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
21 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2020 -2024. Jakarta:
Kemenkes RI
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. 2016. Peraturan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Nomor 278 Tahun 2016 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Kesehatan. Jakarta: Pemprov DKI Jakarta
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. 2016. Peraturan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Nomor 386 Tahun 2016 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Pusat
Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Pemprov DKI
Republik Indonesia. 2014. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2014
Tentang Kesehatan Jiwa. Jakarta: Kemenkumham RI
Sukmaningrum, E., Negara, M.D., Langi, G.G., Devika., M. Nidia., Praptoraharjo, I. 2020.
Evaluasi Implementasi Kebijakan Layanan Kesehatan Jiwa di Puskesmas. Belum
dipublikasikan. Jakarta: Pusat Penelitian HIV AIDS Unika Atma Jaya
World Health Organization. 2008. Integrating mental health into primary care : a global
perspective
97
LAMPIRAN
A. Protokol kesehatan
98
● Menjaga kesehatan lingkungan
1) Petugas kesehatan harus melakukan pembersihan area sekitar pasien menggunakan
klorin 0,05%, atau H2O2 0,5-1,4%, bila ada cairan tubuh menggunakan klorin 0,5%.
Pembersihan permukaan sekitar pasien harus dilakukan secara rutin setiap hari,
termasuk setiap kali pasien pulang/keluar dari fasyankes (terminal dekontaminasi).
Pembersihan juga perlu dilaksanakan terhadap barang yang sering tersentuh tangan,
misalnya: tombol telepon, gagang pintu, permukaan meja kerja, anak kunci, dll.
2) Petugas puskesmas harus menjaga agar sistem ventilasi dapat menjamin terjadinya
pertukaran udara di dalam gedung dan luar gedung yang memadai, sehingga
konsentrasi droplet nuklei menurun. Sistem ventilasi campuran mengkombinasikan
antara ventilasi alamiah dan penggunaan peralatan mekanis. Misalnya, kipas angin
yang berdiri atau diletakkan di meja dapat mengalirkan udara ke arah tertentu, hal ini
dapat berguna bila dipasang pada posisi yang tepat, yaitu dari petugas kesehatan ke
arah pasien.
Penyesuaian kegiatan UKM keswa selama pandemi COVID-19 dapat dilihat pada tabel 1.
Secara umum, tata kelola layanan keswa selama pandemi disesuaikan dengan tata kelola
layanan keswa dalam kondisi normal terutama dalam hal sumber pembiayaan dan SDM yang
terlibat dalam pemberian layanan. Namun, terdapat modifikasi dalam hal pemberian layanan
di mana terdapat beberapa kegiatan keswa yang dilakukan secara virtual ( online) karena tidak
bisa mengumpulkan banyak orang dalam kondisi pandemi.
99
UKM Keswa Kegiatan Adaptasi Layanan Prosedur
100
UKM Keswa Kegiatan Adaptasi Layanan Prosedur
101
UKM Keswa Kegiatan Adaptasi Layanan Prosedur
102
2) Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
Kondisi pandemi COVID-19 menyebabkan sedikit perubahan pada alur layanan keswa,
prosedur penanganan kedaruratan ODGJ dan kegiatan skrining keswa dalam gedung
puskesmas.
Alur layanan keswa terlaksana sesuai dengan alur layanan umum puskesmas dalam kondisi
pandemi. Apabila pasien keswa datang dalam kondisi gawat darurat (gaduh
gelisah/mengamuk), maka petugas kesehatan kemudian dapat melakukan tindakan kepada
pasien sesuai prosedur penanganan dan segera merujuk pasien ke fasilitas kesehatan
rujukan tingkat lanjutan (FKRTL) yaitu RS/RSJ rujukan. Apabila tidak terdapat sumber daya
(mis. obat-obatan) yang cukup dalam melakukan penanganan, maka puskesmas akan
melakukan rujukan pasien ke RS/RSJ rujukan. Pasien yang dapat ditangani di puskesmas
selanjutnya diarahkan ke unit farmasi untuk mengambil obat atau unit laboratorium (jika ada
pemeriksaan lanjutan) dan kemudian bisa pulang ke rumah. Penanganan kedaruratan ODGJ
dilakukan bersama dengan lintas sektor. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan menerapkan
prinsip-prinsip PPI, penggunaan APD sesuai dengan pedoman, serta physical distancing.
Apabila pasien keswa tidak termasuk dalam kondisi gawat darurat atau merupakan pasien
rawat jalan, maka akan dilakukan skrining terlebih dahulu untuk menentukan apakah pasien
tersebut memiliki gejala ISPA (demam, batuk, sakit menelan, dll) dan riwayat perjalanan dari
daerah yang terjangkit COVID-19. Apabila hasil skrining menunjukkan tidak ada gejala ISPA
dan riwayat perjalanan, pasien kemudian diminta menunggu di ruang tunggu non-ISPA dan
diarahkan untuk melakukan pendaftaran. Selanjutnya, petugas akan memanggil pasien
sesuai dengan nomor urut untuk memasuki ruang pemeriksaan dan berkonsultasi dengan
dokter atau memasuki ruang konseling (apabila di Puskesmas tersedia layanan konseling
dengan psikolog klinis). Berdasarkan hasil konsultasi dengan dokter, pasien selanjutnya
diarahkan untuk mengambil obat di unit farmasi, diarahkan ke unit laboratorium, atau dirujuk
ke RS/RSJ rujukan.
103
Pasien
Datang
Pendaftaran
Ruang
Pemeriksaan Unit Pelayanan
Kasus ISPA Kesehatan Jiwa
Pasien pulang
Puskesmas yang menyediakan layanan konseling (memiliki psikolog klinis) juga dapat
memberikan layanan konseling keswa secara virtual. Puskesmas dapat membuka
pendaftaran online atau melalui telepon bagi masyarakat yang membutuhkan layanan
konseling. Informasi adanya layanan konseling virtual dapat dibagikan melalui situs resmi
puskesmas dan media sosial (mis. Facebook dan Instagram). Pendaftaran dapat dilakukan
pada jam kerja Puskesmas melalui nomor kontak yang disebarkan atau dengan menghubungi
puskesmas via telepon. Selanjutnya, puskesmas akan mengirimkan jadwal konseling virtual
bagi masyarakat yang mendaftarkan diri. Konseling virtual dilakukan selama 45 -60 menit
untuk masing-masing orang.
104
Lampiran 2. Contoh Rancangan SK Camat tentang TP-KJM
Nomor: … … / … …
TENTANG
TIM PELAKSANA KESEHATAN JIWA MASYARAKAT
(TP-KJM) KECAMATAN ………………….
105
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di …
Pada Tanggal …
Camat …
Ttd
(Nama)
Lampiran Keputusan Camat …
Nomor :
Tanggal :
106
No Jabatan dalam Tim Jabatan Kedinasan
1. Ketua Camat …
4. Anggota 1) Lurah
2) Kasatpel Pendidikan
3) Kasatpel Sosial
4) Kepala KUA
5) Kepala Satpol PP
6) Perwakilan Bhabinkamtibmas/Babinsa
7) Perwakilan panti sosial (jika ada)
8) LSM/ Komunitas (jika ada)
9) Perguruan Tinggi/Universitas (jika ada)
10) Organisasi profesi (jika ada)
1. Camat
a) Bertanggung jawab terhadap perencanaan dan pelaksanaan kegiatan TP-
KJM Kecamatan.
b) Melakukan evaluasi kinerja tim TP-KJM kecamatan dalam rakor lintas
sektoral di tingkat kecamatan.
c) Memimpin pelaksanaan rapat koordinasi TP-KJM Kecamatan.
d) Mengkoordinasikan ke tingkat kelurahan terkait penanganan kasus
kedaruratan ODGJ (gaduh gelisah/dipasung/terlantar/menggelandang).
e) Melaporkan temuan kasus keswa ke puskesmas untuk segera ditindaklanjuti
tenaga kesehatan.
2. Puskesmas
a) Melakukan kunjungan rumah dalam rangka penemuan kasus ODGJ berat.
b) Melakukan penanganan kedaruratan ODGJ gaduh gelisah/mengamuk atau
dipasung.
c) Berkoordinasi dengan pihak RS untuk merujuk pasien ODGJ.
d) Menyiapkan surat rujukan untuk dibawa ke RS.
e) Menyiapkan kendaraan (ambulans) untuk merujuk ODGJ ke RS.
f) Melakukan deteksi dini masalah keswa di luar gedung puskesmas.
3. Lurah
a) Memberi penugasan kepada ketua RT/RW untuk melaporkan temuan kasus
kedaruratan ODGJ, dan mendampingi tenaga keswa puskesmas saat
kunjungan rumah.
107
b) Menghimbau masyarakat agar dapat berperan serta dalam menjaring pasien
ODGJ yang belum terdeteksi dan membantu pemulihan pasien yang telah
menjalani perawatan sebelumnya di puskesmas.
c) Menyusun rencana program tentang penyandang masalah dari para
penyelenggara pelayanan kesejahteraan sosial yang ada di setiap
kelurahan/desa, sehingga kemudian dapat digunakan sebagai sumber data
kecamatan.
d) Membantu penemuan kasus keswa di masyarakat, seperti di antaranya:
melaporkan temuan ODGJ yang gaduh gelisah/ dipasung di kelurahan/desa,
serta menyiapkan/mencari data diri ODGJ yang ditemukan namun tidak
diketahui identitas dirinya.
e) Membantu pelaksanaan rujukan pasien ke rumah sakit.
f) Meningkatkan peran kader keswa di masyarakat.
g) Mengkoordinasikan ke tingkat kelurahan/desa terkait penanganan kasus
keswa.
h) Melaporkan temuan kasus keswa ke puskesmas untuk segera ditindaklanjuti
tenaga kesehatan.
4. Kasatpel Pendidikan
a) Membantu tim keswa Puskesmas Kecamatan dalam melaksanakan
promosi/penyuluhan keswa kepada sekolah.
b) Membantu tim keswa Puskesmas Kecamatan dalam melaksanakan deteksi
dini/skrining masalah keswa kepada sekolah.
5. Kasatpel Sosial
a) Melakukan rujukan pasien ODGJ yang tidak memiliki keluarga/kerabat dan
sudah selesai perawatan di panti sosial.
b) Membuat dan memberikan surat rekomendasi bagi pasien ODGJ puskesmas
yang perlu dirujuk ke RS jiwa ataupun panti sosial.
9. Panti Sosial
a) Menyediakan fasilitas tempat tinggal untuk ODGJ terlantar.
b) Memberikan dukungan rehabilitatif (psikososial dan peningkatan
keterampilan) bagi ODGJ
108
10. Komunitas / Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Perguruan Tinggi, dan
Organisasi Profesi
a) Mitra puskesmas dalam melakukan upaya promotif dan preventif di kalangan
anggota pengikut ataupun kalangan yang lebih luas; memfasilitasi upaya
rehabilitatif (co.: terapi aktivitas kelompok).
b) Mitra puskesmas dalam peningkatan kompetensi nakes keswa dalam upaya
rehabilitatif, serta penyedia tenaga psikolog (sementara/tetap).
109
Lampiran 3. SRQ-20
Formulir ini bertujuan untuk melakukan skrining kesehatan mental emosional pada
masyarakat/pasien yang berumur ≥ 15 tahun dan “TIDAK DIWAKILI”
Hari/Tanggal :
Tempat Skrining :
Nama :
Umur :
Kami akan mengajukan 20 pertanyaan. Kalau kurang dimengerti, kami akan membacakan sekali
lagi. Namun kami tidak akan menjelaskan/mendiskusikan. Jika ada pertanyaan, akan dibicarakan
setelah selesai menjawab ke 20 pertanyaan
No Pertanyaan Jawaban
110
15 Dalam 1 bulan terakhir, apakah [NAMA] kehilangan minat 1. Ya 2. Tidak
pada berbagai hal?
Gangguan mental emosional ditegakkan jika seseorang mengalami 6 keluhan atau enam
jawaban “Ya” pada pertanyaan 1 sampai 20.
111
Lampiran 4. SRQ-29
Formulir ini bertujuan untuk melakukan skrining kesehatan mental emosional pada
masyarakat/pasien yang berumur ≥ 15 tahun dan “TIDAK DIWAKILI”
Hari/Tanggal :
Nama :
Umur :
Kami akan mengajukan 20 pertanyaan. Kalau kurang dimengerti, kami akan membacakan sekali
lagi. Namun kami tidak akan menjelaskan/mendiskusikan. Jika ada pertanyaan, akan dibicarakan
setelah selesai menjawab ke 20 pertanyaan
No Pertanyaan Jawaban
8 Dalam 1 bulan terakhir, apakah [NAMA] sulit untuk berpikir jernih? 1. Ya 2. Tidak
112
17 Dalam 1 bulan terakhir, apakah [NAMA] mempunyai pikiran untuk 1. Ya 2. Tidak
mengakhiri hidup?
23 Dalam 1 bulan terakhir, apakah ada yang mengganggu atau hal 1. Ya 2. Tidak
yang tidak biasa dalam pikiran [NAMA]?
27 Dalam 1 bulan terakhir, apakah minat Anda terhadap teman dan 1. Ya 2. Tidak
kegiatan yang biasa [NAMA] lakukan berkurang?
113
Lampiran 5. SDQ (Strengths and Difficulties Questionnaire)
Formulir ini digunakan untuk menilai gangguang tingkah laku pada anak dan remaja (3-16
tahun)
114
No Pernyataan Tidak Benar Agak Benar Benar
115
No Pernyataan Tidak Benar Agak Benar Benar
Panduan Skoring
1. Skoring
SDQ adalah kuesioner singkat mengenai tingkah laku anak usia 3 – 16 tahun. Kuesioner
ini terdiri dari 25 pernyataan yang terbagi ke dalam 5 sub-skala. Masing-masing sub-skala
menggambarkan lima atribut psikologis, yaitu:
116
No Atribut (pernyataan) Skor
Masalah relasi dengan kelompok teman sebaya (Peer Tidak Agak Benar
problems) benar benar
117
No Atribut (pernyataan) Skor
2. Interpretasi Skor
Ket: Jika Skor Total Kesulitan Tingkah Laku temasuk ke dalam kategori abnormal, maka
skor ini dapat digunakan sebagai dasar mengenali anak yang berpotensi mengalami
gangguan mental.
118
Lampiran 6. Formulir Skrining Depresi (MINI)
Formulir ini bertujuan untuk melakukan skrining depresi pada masyarakat/pasien yang
berumur ≥ 15 tahun dan “TIDAK DIWAKILI”
Hari/Tanggal :
Tempat skrining :
Nama :
Umur :
No Pertanyaan Jawaban
119
Catatan: Disebut kondisi depresi jika ada minimal 2 jawaban “ya” pada pertanyaan 1 -3, dan
minimal 2 jawaban “ya” pada pertanyaan 4-10.
120
Lampiran 7. Formulir GDS (Geriatric Depression Scale)
Formulir Singkat
Geriatric Depression Scale-15
Formulir ini digunakan untuk skrining kondisi depresi pada orang lanjut usia (≥ 60 tahun)
Hari/Tanggal :
Tempat Skrining :
Nama :
Umur :
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah anda pada dasarnya puas dengan kehidupan anda? √
6 Apakah anda merasa takut bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi √
pada anda?
12 Apakah anda merasa tidak berharga sesuai dengan diri anda saat √
ini?
13 Apakah anda merasa penuh semangat? √
15 Apakah anda pikir bahwa orang lain, lebih baik keadaannya daripada √
anda?
121
Skor 5-9 : Kemungkinan Depresi
Skor 10 atau lebih : Depresi
122
Lampiran 8. Formulir EPDS (Edinburgh Postnatal Depression Scale)
Formulir EPDS
(Edinburgh Postnatal Depression Scale)
Formulir ini bertujuan untuk skrining kondisi depresi pada Ibu pada masa nifas (bukan untuk
diagnosis).
Hari/Tanggal :
Tempat Skirining :
Nama :
Umur :
Sejak hamil hingga memiliki anak, kami ingin mengetahui apa yang dirasakan oleh Ibu.
Silahkan memilih jawaban yang tersedia berdasarkan apa yang Ibu rasakan dalam tujuh hari
terakhir ini.
Total Skor
123
Perhitungan skor
Favourable Unfavourable
Nomor Nomor
Tipe jawaban Skor Tipe jawaban Skor
pertanyaan pertanyaan
Jarang 1 Jarang 2
124