Anda di halaman 1dari 2

DSIP/

2.4. Kabel
2.4.1. Jenis-jenis Kabel
Kabel Paralel
Kabel paralel, seperti terlihat pada Gambar 2. 8, adalah kabel yang paling banyak
digunakan di jembatan gantung. Jenis ini terdiri dari sejumlah kabel, diletakkan sejajar
dan lurus sepanjang seluruh kabel. Kabel-kabel ini disusun dengan pemintalan in-situ
atau dengan merakit sejumlah untaian kawat paralel yang telah dibentuk sebelumnya.
Rasio rongga dari kabel kawat paralel setelah dipadatkan umumnya 18-22% (Ryall,
Parke, & Harding, 2000). Kekakuan kabel kawat paralel adalah sekitar E = 200 MPa
(Hermansson & Holma, 2015).

Gambar 2. 8. Tipikal kabel paralel


Kabel Spiral
Kabel spiral, seperti yang terlihat pada Gambar 2. 9, terdiri dari kawat inti di tengah
dipasang lurus dengan beberapa lapisan baja bundar yang dipilin di sekitarnya. Setiap
lapisan kabel dililit berlawanan arah dengan lapisan sebelumnya. Spiral yang dibuat dari
kabel menghasilkan penurunan 15-25% kekakuan dan kekuatan kabel berkurang
menjadi sekitar 90% dari jumlah kekuatan putus kabel individu (Ryall, Parke, & Harding,
2000). Kekakuan kabel spiral sekitar E = 150 MPa (Hermansson & Holma, 2015).

Gambar 2. 9. Tipikal kabel spiral


Kabel Koil Terkunci (Locked Coil Cable)
Kabel koil terkunci, seperti yang terlihat pada Gambar 2. 10, sangat mirip dengan kabel
spiral. Kabel ini seperti kabel spiral, kawat inti di tengah lurus dengan beberapa lapisan
baja bundar yang dipilin di sekitarnya. Perbedaannya pada lapisan akhir kawat terdiri
dari kabel berbentuk Z. Kabel-kabel ini saling mengunci dan menciptakan permukaan
eksterior yang halus. Kabel berbentuk Z juga meminimalkan ruang kosong di area
penampang. Lapisan luar kabel yang kompak membuat pelindung tidak diperlukan,
tetapi membuat pemeriksaan dan pemeliharaan untaian dalam menjadi sulit (Ryall,

(diisi dengan nomor halaman angka, halaman I dimulai dari Lembar Pengesahan) 8
DSIP/

Parke, & Harding, 2000). Kekakuan kabel koil terkunci sekitar E = 160 MPa
(Hermansson & Holma, 2015).

Gambar 2. 10. Tipikal locked coil cable


Wire Rope / Strand Rope
Wire rope / kabel seling, seperti terlihat pada Gambar 2. 11, biasanya terdiri dari 6 kabel
spiral yang dipilin di sekitar untaian inti, tetapi jumlahnya bisa sangat bervariasi. Inti bisa
terbuat dari bahan baja atau sintetis. Wire rope sangat fleksibel yang membuatnya
cocok untuk derek, lifting device, dll. Fleksibilitas tergantung pada pilihan bahan inti.
Wire rope dengan inti sintetis lebih fleksibel daripada wire rope inti baja tetapi inti sintetis
lebih sensitif terhadap kerusakan. Wire rope biasanya tidak digunakan pada jembatan
suspensi yang lebih besar karena jenis kabel lain yang disebutkan di atas lebih cocok
(Hermansson & Holma, 2015). Namun, pada umumnya digunakan sebagai elemen
pembawa beban utama karena merupakan solusi yang paling umum untuk jembatan
gantung di daerah pedesaan dan terpencil. Wire rope adalah produk standar fabrikasi
massal yang membuatnya lebih terjangkau dan lebih tersedia di area dimana jembatan
jenis suspended-cable dibangun. Kekakuan wire rope sangat bervariasi. Kekakuan wire
rope berdasarkan standar Helvetas adalah 110 GPA, sedangkan wire rope yang
digunakan dalam program Jembatan untuk Desa (Judesa) di Indonesia menggunakan
wire rope dengan E= 100 GPA.

Gambar 2. 11. Tipikal wire rope


Wire rope sangat elastis dan akan memanjang saat dibebani gaya tarik. Perpanjangan
ini dapat dibagi menjadi tiga fase yang berbeda yang tergantung pada besarnya gaya
dan situasi masa pakai kabel.
Fase 1 - Constructional extension
Ketika wire rope menerima beban untuk pertama kali, kabel yang diletakkan secara
heliks akan bertindak secara konstruktif yang akan mengalami kompresi pada inti dan
kontak yang lebih erat dari semua elemen kabel. Constructional extension tergantung
pada bahan inti, konstruksi kawat dan kualitas baja. Kabel dengan inti sintetis memiliki
elongasi lebih panjang daripada kabel dengan inti baja. Hal ini dikarenakan baja tidak
(diisi dengan nomor halaman angka, halaman I dimulai dari Lembar Pengesahan) 9

Anda mungkin juga menyukai