Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN AMAN DAN NYAMAN : NYERI

DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU

RUANG AR FAHRUDIN

Di Susun Oleh

Surya Alam

(P2105033)

PRODI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KLATEN

2021
A. PENGERTIAN
Tidur merupakan kondisi tidak sadar dimana persepsi reaksi individu terhadap
lingkungan menurun dan dapat dibangunkan kembali dengan stimulus dan sensoi
yang cukup. Kata istirahat mempunyai arti yang sangat luas meliputi bersantai,
menyegarkan diri, diam menganggur setelah melakukan aktivitas, serta melepaskan
diri dari apapun yang membosankan, menyulitkan dan menjengkelkan. Dapat
disimpulkan bahwa istiahat merupakan rileks tanpa tekanan emosional dan bebas dari
kecemasan (ansieas), (Gayton, 2008).
Tidur adalah keadaan gangguan kesadaran yang dapat bangun dikarakterisasikan
dengan minimnya aktifitas (Keperawatan Dasar, 2011). Sedangkan istirahat adalah
relaksasi seluruh tubuh atau mungkin hanya melibatkan istirahat untuk bagian tubuh
tertentu (Keperawatan Dasar, 2011).
Gangguan pola tidur adalah keadaan keika individu mengalami perubahan dalam
kualitas pola istirahatnya yang menyebabkan rasa tidak nyaman (Herdman, 2013).

B. FISIOLOGI TIDUR
Fisiologi tidur terdiri dari :
a. Irama sirkadian
Irama siklus 24 jam siang-malam disebut irama sirkadian. Irama sirkadian
memengaruhi perilaku dan pola fungsi biologis utama seperti suhu tubuh, denyut
jantung, tekanan darah, sekresi hormon, kemampuan sensorik dan suasana hati.
Irama sirkadian dipengaruhi oleh cahaya, suhu, dan faktor eksternal seperti
aktivitas sosial dan rutinitas pekerjaan.
b. Tahapan tidur
Dua fase tidur normal : NREM (Pergerakan mata yang tidak cepat), dan REM
(Pergerakan mata yang cepat). Terdiri dari :
1. Tahap I : NREM
Merupakan tingkatan paling dangkal dari tidur. Tahapan ini berakhir beberapa
menit sehingga orang mudah terbangun karena suara. Merasa telah melamun
setelah bangun.
2. Tahap II : NREM
Merupakan tidur bersuara. Terjadi relaksasi sehingga untuk bangun sulit.
Tahap ini berakhir 10-20 menit. Fungsi tubuh menjadi lambat.
3. Tahap III : NREM
Menjadi tahap awal tidur yang dalam. Otot – otot menjadi relaks penuh
sehingga sulit untuk dibangunkan dan jarang bergerak. Tanda-tanda vital
menurun namun teratur. Berakhir 15-30 menit.
4. Tahap IV : NREM
Menjadi tahap tidur mendalam. Individu menjadi sulit dibangunkan. Jika
individu kurang tidur, individu akan menyeimbangkan porsi tidurnya pada
tahap ini. Tanda-tanda vital menurun secara bermakna. Pada tahap ini terjadi
tidur sambil berjalan dan enuresis. Berakhir dalam waktu 15-30 menit.
5. Tidur REM
Pada tahap ini, individu akan mengalami mimpi. Respon pergerakan mata
yang cepat, fluktuasi jantung dan kecepatan respirasi dan peningkatan tekanan
darah. Terjadi tonus otot skelet penurunan dan sekresi lambung
meningkat.Berakhir dalam waktu 90 menit. Terjadi penigkatan tidur REM tiap
siklus dalam waktu 20 menit (Saryono & Tri Widianti, 2011).

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS TIDUR


Kualitas dan kuantitas tidur dapat memengaruhi beberapa faktor. Kualitas tersebut
dapat menunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh jumlah
istirahat sesuai dengan kebutuhannya. Berikut ini merupakan faktor yang dapat
memengaruhi pemenuhan kebutuhan tidur seseorang, antara lain:
1. Status Kesehatan atau Penyakit 
Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari
normal. Namun demikian keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau tidak
dapat tidur. Seseorang yang kondisi tubuhnya sehat memungkinkan untuk dapat
tidur dengan nyenyak. Sakit dapat memengaruhi kebutuhan tidur seseorang.
Misalnya pada pasien dengan gangguan pernapasan seperti asma, bronkhitis,
penyakit kardiovaskuler, dan penyakit persarafan.
2. Lingkungan 
Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang dapat mempercepat
proses terjadinya tidur. Sebaliknya, lingkungan yang tidak aman dan nyaman bagi
seseorang dapat menyebabkan hilangnya ketenangan sehingga memengaruhi
proses tidur.
3. Motivasi 
Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk tidur,
sehingga dapat memengaruhi proses tidur. Selain itu, adanya keinginan untuk
tidur dapat menimbulkan gangguan proses tidur.
4. Kelelahan
Kelelahan dapat memengaruhi pola tidur seseorang. Kelelahan tingkat menengah
orang dapat tidur nyenyak. Sementara pada kelelahan yang berlebihan akan
menyebabkan periode tidur REM lebih pendek.
5. Kecemasan 
Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis sehingga
mengganggu tidurnya.
6. Alkohol 
Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum alkohol
dapat mengakibatkan insomnia dan cepat marah.
7. Obat-obatan 
Beberapa obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain Diuretik
(menyebabkan insomnia), Anti depresan (supresi REM), Kaffein (Meningkatkan
saraf simpatis), Beta Bloker (Menimbulkan insomnia), dan Narkotika (Mensupresi
REM).

D. JENIS GANGGUAN TIDUR


Ada beberapa penyimpangan atau gangguan tidur yang umum terjadi pada individu
antaranya (Wahid Iqbal Mubarak, Indarawati, & Santo, 2015) :
1. Insomnia
Insomnia adalah ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tidur, baik secara kualitas
maupun kuantitas. Gangguan tidur ini umumnya ditemui pada individu dewasa.
Penyebabnya bisa karena gangguan fisik atau karena faktor mental seperti
perasaan gundah atau gelisah.
2. Hipersomnia
Hipersomnia adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang berlebihan terutama
pada siang hari. Gangguan ini dapat disebabkan oleh kondisi medis tertentu,
seperti kerusakan system saraf, gangguan pada hati atau ginjal, atau karena
gangguan metabolisme.
3. Narkolepsi
Narkolepsi adalah gelombang kantuk yang tidak bisa tertahankan yang muncul
secara tiba – tiba pada siang hari. Gangguan ini disebut juga sebagai “serangan
tidur” atau sleep attack.
4. Apnea saat tidur
Apnea saat tidur adalah kondisi terhentinya nafas secara periodik pada saat tidur.
Kondisi ini diduga terjadi pada orang yang mengorok dengan keras, sering terjaga
di malam hari, insomnia, mengantuk berlebihan pada siang hari, sakit kepala di
pagi hari, iritabilitas, atau mengalami perubahan psikologis seperti hipertensi atau
aritmia jantung.
5. Sleep apnea
6. Sleep apnea adalah gangguan tidur dengan kesulitan bernafas. Ada dua jenis sleep
apnea, yaitu sentral dan obstruktif. Orang yang menderita hal ini biasanya tidak
sadar, walaupun setelah bangun.
7. Mendengkur
Disebabkan oleh adanya rintangan terhadap pengaliran udara di hidung dan mulut.
Amandel yang membengkak dapat menjadi factor yang turut menyebabkan
mendengkur.

E. PENGKAJIAN
Pengkajian
 Riwayat Keperawatan
Tentukan efek samping pengobatan terhadap pola tidur pasien Pantau pola
tidur pasien dan catat hubungan faktor-faktor fisik (mis., apnea saat tidur,
sumbatan jalan nafas, nyeri/ ketidaknyamanan, dan sering berkemih) atau faktor-
faktor psikologis (mis., ketakutan/ansietas) yang dapat menggangu pola tidur
pasien.
a. Pemeriksaan Fisik: Data Fokus Riwayat Tidur
b. Deskripsi masalah tidur
1) Sifat dari masalah
Pertanyaan-pertanyaan pengkajian antara lain mencakup:
a) Beritahu saya masalah tidur apa yang anda alami?
b) Beritahu saya seberapa jauh perbedaan tidur Anda saat ini dari tidur Anda
yang dulu?
2) Tanda dan gejala
Pertanyaan-pertanyaan pengkajian antara lain mencakup:
a) Apakah anda mengalami kesulitan untuk tidur, tetap tidur, atau untuk
bangun?
b) Apakah anda terbangun karena mimpi?
3) Durasi
Pertanyaan-pertanyaan pengkajian antara lain mencakup:
a) Kapan anda pertama kali Anda menyadari masalah ini?
b) Sudah berapa lama masalah ini terjadi?
4) Keparahan
Pertanyaan-pertanyaan pengkajian antara lain mencakup:
a) Berapa lama waktu yang anda butuhkan untuk tidur?
b) Seberapa sering dalam seminggu Anda mengalami kesulitan untuk tidur?
c) Apa yang anda lakukan di saat terbangun di malam hari atau terlalu dini di
pagi hari?
5) Faktor pencetus
a) Beritahu saya apa yang anda lakukan seaat sebelum tidur?
b) Apakah akhir-akhir ini Anda mengalami perubahan di tempat kerja atau di
rumah?
c) Apakah anda meminum obat tidur?
6) Efek pada Klien
a) Bagaimana pengaruh kurang tidur ini bagi anda?
b) Apakah anda merasa kantuk yang berlebihan atau kesulutan berkonsentrasi
selam terjaga?
c. Pola tidur
a) Pukul berapa biasanya tidur?
b) Berapa kali and aterbangun di malam hari ?
c) Berapa jam rata-rata anda tidur setiap malam ?
d. Penyakit fisik
e. Peristiwa hidup yang baru terjadi
f. Status emosional dan mental
g. Rutinitas menjelang tidur
h. Lingkungan tidur
 Pemeriksaan penunjang
Peralatan seperti elektroensefalogram (EEG), yang mengukur aktivitas
listrik dalam korteks serebral, elektromiogram (EMG) yang mengukur tonus
otot dan elektrookulogram (EOG) yang mengukur gerakan mata, memberikan
informasi struktur aspek fisiologis tidur Kajian laboratorium tentang tidur
sering kali digunakan untuk mendiagnosa gangguan tidur, termasuk
menggunakan polisomnogram (PSG) dimalam hari dan Multiple Sleep
Latency Test (MSLT). PSG melibatkan penggunaan EEG, EMG, dan EOG
untuk memantau tahapan tidur dan bangun selama tidur malam. MSLT
memberi informasi objektif tentang tidur dan aspek-aspek terpilih dari struktur
tidur dengan mengukur seberapa cepat individu tertidur selama empat
kesempatan tidur siang sepanjang hari. Episode REM awitan tidur juga dicatat
karena abnormalitas ini berhubungan dengan beberapa gangguan tidur.
F. PATHWAYS

(Sumber : Vaughans, 2011)

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis yang mengenai respon
pasien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dilaminya baik yang
berlangsung actual maupun potensial. Tujuan dari diagnosa keperawatan adalah untuk
mengidentifikasi respon pasien individu, keluarga, komunitas terhadap situasi yang
berkaitan dengan kesehatan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016).
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul yaitu :
Diagnosa 1 : Gangguan pola tidur b.d hambatan lingkungan
Adapun gejala dan tanda mayor yaitu :
 Mengeluh sulit tidur
 Mengeluh sering terjaga
 Mengeluh tidak puas tidur
 Mengeluh istirahat tidak cukup
Gejala atau tanda minor yaitu :
 Mengeluh kemampuan beraktivitas menurun
 Wajah pasien tampak mengantuk

Diagnosa 2 : Gangguan rasa nyaman b.d gejala penyakit


Adapun gejala dan tanda mayor yaitu :
 Mengeluh tidak nyaman
 Gelisah
Gejala dan tanda minor :
 Mengeluh sulit tidur
 Tidak mampu rileks
 Mengeluh mual
 Mengeluh lelah
Diagnosa 3 : Ansietas b.d krisis situasional
Adapun gejala dan tanda mayor yaitu :
 Merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi
 Sulit berkonsentrasi
 Tampak gelisah
 Tampak tegang
 Sulit tidur
Gejala dan tanda minor :
 Mengeluh pusing
 Merasa tidak berdaya

H. RENCANA KEPERAWATAN
Perencanaan keperawatan merupakan langkah perawat dalam menetapkan tujuan
dan kriteria atau hasil yang diharapkan bagi klien dan merencanakan intervensi
keperawatan. Dari pernyataan tersebut diketahui bahwa dalam membuat perencanaan
perlu mempertimbangkan tujuan, kriteria, yang diperkirakan atau diharapkan, dan
intervensi keperawatan (Andarmoyo, 2013).
Perencanaan keperawatan
Diagnosa
Keperawatan Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi
1. Gangguan Tujuan : setelah dilakukan Dukungan tidur (I.09265)
pola tidur tindakan keperawatan 3x24 Observasi :
(D.0055) jam diharapkan pola tidur 1. Identifikasi pola aktivitas dan
membaik tidur
Kriteria hasil : 2. Identifikasi faktor
1. Keluhan sulit tidur pengganggu tidur
menurun atau hilang (2) (fisik/psikologis)
2. Keluhan sering terjaga 3. Identifikasi makanan
menurun atau hilang (2) minuman yang mengganggu
3. Keluhan tidak puas tidur tidur (misal kopi, teh)
menurun atau hilang (2) 4. Identifikasi obat tidur yang
4. Keluhan istirahat tidak dikonsumsi
cukup menurun atau Terapeutik :
hilang (2) 1. Modifikasi lingkungan
2. Batasi waktu tidur siang, jika
perlu
3. Fasilitasi meghilangkan stres
sebelum tidur
4. Lakukan prosedur untuk
meningkatkan kenyamanan
(pijat, pengaturan posisi)
5. Sesuaikan jadwal pemberian
obat dan/atau tindakan untuk
menunjang siklus tidur-
terjaga
Edukasi :
1. Jelaskan pentingnya tidur
cukup selama sakit
2. Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang
mengganggu tidur
3. Ajarkan relaksasi otot
autogenik atau cara non
farmakologis lainnya
2. Gangguan Tujuan : setelah dilakukan Terapi relaksasi (I.09326)
rasa nyaman tindakan keperawatan selama Observasi :
(D.0074) 3x24 jam diharapkan nyeri 1. Identifikasi penurunan
berkurang atau hilang tingkat energi,
Kriteria hasil : ketidakmampuan
1. Keluhan tidak nyaman berkonsentrasi.
berkurang (4) 2. Identifikasi teknik relaksasi
2. Gelisah berkurang atau yang pernah efektif
hilang (4) digunakan.
3. Keluhan sulit tidur 3. Perksa ketegangan otot,
berkurang atau hilang (4) frekuensi nadi, tekanan
darah, dan suhu
Terapeutik :
1. Ciptakan lingkungan tenang
dan tanpa gangguan dengan
pencahayaan dan suhu ruang
yang nyaman, jika
memungkinkan
2. Berikan informasi tertulis
tentang persiapan dan
prosedur teknik relaksasi.
3. Gunakan relaksasi sebagai
strategi penunjang dengan
anal getik atau tindakan
medis lain
Edukasi :
1. Jelaskan tujuan, manfaat,
batasan, dan jenis relaksasi
yang tersedia.
2. Anjurkan mengambil posisi
nyaman.
3. Anjurkan sering mengulangi
atau melatih teknik yang
dipilih.
3. Ansietas Tujuan : setelah dilakukan Reduksi ansietas (I.09314)
(D.0080) tindakan keperawatan selama Observasi :
3x24 jam diharapkan ansietas 1. Identifikasi saat tingkat
berkurang atau hilang ansietas berubah (misal
Kriteria hasil : kondisi, waktu, stresor)
1. Perilaku gelisah menurun 2. Identifkasi kemampuan
atau hilang (4) mengambil keputusan
2. Perilaku tegang menurun 3. Monitor tanda-tanda ansietas
atau hilang (4) ( Verbal dan non verbal)
3. Keluhan pusing menurun Terapeutik :
atau tegang (4) 1. Temani pasien untuk
4. Pola tidur membaik (4) mengurangi kecemasan, jika
memungkinkan
2. Pahami situasi yang
membuat ansietas
3. Gunakan pendekatan yang
tenang dan menyakinkan
Edukasi :
1. Jelaskan prosedur, termasuk
sensasi yang mngkin dialami
2. Informasikan secara faktual
mengenal diangnosis,
pengobatan, dan proknosis
3. Anjurkan keluarga untuk
tetap bersama pasien, jika
perlu
4. Latih teknik relaksasi
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian obat
antiansietas, jika perlu
DAFTAR PUSTAKA

Vaughans, Bennita W. 2011. Keperawatan Dasar. Yogyakarta : Rapha Publishing.

Saryono dan Anggriana Tri Widianti. 2011. Kebutuhan Dasar Manusia. Yogyakarta : Nuha
Medika.

Andarmoyo, S. (2013). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri, Ar- Ruzz, Yogyakarta.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 2018. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia


Cetakan 2. Jakarta: DPP PPNI.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia


Cetakan 2. Jakarta: DPP PPNI.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia


Cetakan 2. Jakarta: DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai