Anda di halaman 1dari 82

TUGAS AKHIR

ANALISIS KINERJA DISTRIBUSI DAN JADWAL PENGIRIMAN


UNTUK MENDAPATKAN BIAYA YANG OPTIMAL
( Study Kasus : UD. SUWARLANDONO ART, Tanggulangin, Sidoarjo)

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)


Pada Program Studi Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Di Susun Oleh :
TOPAN ROBIANA
1411700088

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
2021
TUGAS AKHIR

ANALISIS KINERJA DISTRIBUSI DAN JADWAL PENGIRIMAN


UNTUK MENDAPATKAN BIAYA YANG OPTIMAL
( Study Kasus : UD. SUWARLANDONO ART, Tanggulangin, Sidoarjo)

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)


Pada Program Studi Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Di Susun Oleh :
TOPAN ROBIANA
1411700088

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
2021

i
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Nama : Topan Robiana

NBI : 1411700088

Program Studi : Teknik Industri

Fakultas : Teknik

Judul : ANALISIS KINERJA DISTRIBUSI DAN JADWAL

PENGIRIMAN UNTUK MENDAPATKAN BIAYA YANG

OPTIMAL

Mengetahui / Menyetujui

Dosen Pembimbing

Wiwin Widiasih, ST,. MT

Npp. 20410.15..0688

Dekan Fakultas Teknik Ketua Program Studi Teknik Industri


Universitas 17 Agustus 1945 Universitas 17 Agustus 1945
Surabaya

Dr. Ir. H. Sajiyo, M. Kes Hery Murnawan, ST., MT.


NPP. 20410.94.0378 NPP. 20410.94.0378

ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Topan Robiana
NBI : 1411700088
Program Studi : Teknik Industri
Menyatakan bahwa ini sebagian maupun keseluruhan Tugas Akhir saya yang
berjudul :

“ANALISIS KINERJA DISTRIBUSI DAN JADWAL PENGIRIMAN


UNTUK MENDAPATKAN BIAYA YANG OPTIMAL”

Adalah benar – benar hasil karya intelektual mandiri, diselesaikan tanpa


menggunakan bahan – bahan yang tidak diizinkan, dan bukan merupakan karya
pihak lain yang saya akui sebagai karya sendiri.

Semua referensi yang dikutip maupun dirujuk oleh ditulis secara lengkap pada daftar
pustaka.

Apabila peryataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi sesuai yang
berlaku.

Surabaya, 19 Juli 2021


Yang membuat pernyataan

Topan Robiana
NBI : 1411700088

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kepada hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan karunianya, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini tepat dengan
batas waktu yang sudah di tentukan. Pembuatan laporan tugas akhir ini merupakan
langkah bagi penulis untuk menerapkan ilmu yang telah di pelajari selama perkuliahan
dan ditujuakan untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program
Pendidikan Strata satu Teknik Industri di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.
Laporan tugas akhir ini terdiri dari struktur pengerjaan dan dasar – dasar dari
penelitian yang akan dilakukan di UD. Suwarlandono. Art. Laporan ini memparkan
tentang“ANALISISKINERJA DISTRIBUSI DAN JADWAL PENGIRIMAN UNTUK
MENDAPATKAN BIAYA YANG OPTIMAL’’.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini dapat terselesaikan bekat bimbingan
dan dukungan dari berbagai pihak. Penulis berterima kasih kepada seluruh pihak yang
telah memberikan bimbingan dan dukungannya dalam penyelesaian tugas akhir ini
dan secara khusus pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada yang terhormat :

1. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan kepada penulis baik
secara moril maupun materil dan mendoakan penulis selama penyelesaian
tugas akhir.
2. Bapak Heri Murnawan. ST,.MT selaku Kepala Program Studi Teknik
Industri.
3. Ibu Wiwin Widiasih ST,.MT selaku Dosen Pembimbing Tugas akhir yang
telah memberikan bimbingan, arahan dan waktunya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan tugas akhir.
4. Seluruh dosen Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas 17
Agustus 1945 Surabaya yang telah mendidik penulis selama perkuliahan
sebagai bekal dalam penulisan tugas akhir.
5. Teman – teman penulis Teknik Industri Angkatan 2017 Universitas 17
Agustus 1945 Surabaya yang selalu memberikan masukan dan dukungannya
6. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian tugas akhir ini yang penulis
tidak bias sebutkan satu persatu.

iv
Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sekalian demi kesempurnaan laporan tugas akhir ini.
Akhir kata, penulis berharap agar laporan ini berguna bagi kita semua.

Surabaya, 12 Maret 2020


Penulis

( Topan Robiana )

v
ANALISIS KINERJA DISTRIBUSI DAN JADWAL PENGIRIMAN
UNTUK MEDAPATKAN BIAYA YANG OPTIMAL

ABSTRAK

UD. Suwarlandono Art merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang


industri pembuatan tas yang berlokasi di kawasan industri tas di daerah Tanggulangin
Kabupaten Sidoarjo. Proses distribusi yang hanya satu kali pengiriman produk
kepada satu distributor saja sehingga mengakibatkan jalur pengiriman yang ditempuh
jaraknya semakin panjang dan menimbulkan biaya transportasi yang
mahal. Penentuan rute transportasi dapat diselesaikan dengan metode Saving Matrix.
Metode Saving Matrix adalah salah satu teknik yang digunakan untuk menjadwalkan
sejumlah kendaraan terbatas dari fasilitas yang memiliki kapasitas maksimum. Dari
hasil Analisa dan pengolahan data dengan penerapan metode Saving Matrix dari rute
awal 4 rute sebanyak 13 kali dalam satu bulan dengan total rute tempuh sebesar
12.116,26 km dan untuk rute baru sebesar 7.923,37 km sehingga diperoleh
penghematan sebesar 4.192,9 km atau sebesar 48,7%. Dengan menggunakan
prosedur penerapan metode Nearest Neighbour yang rute awalnya ( Gudang –
Distributor 1 – Gudang ), ( Gudang – Distributor 2 – Gudang ), ( Gudang – Distributor
3 – Gudang ), dan ( Gudang – Distributor 4 – Gudang ). Setelah rute usulan menjadi
( Gudang – Distributor 1 – Distributor 3 – Distributor 4 ) dan ( Gudang – Distributor
2 – Gudang ) rute usulan ini memiliki total rute tempuh 7.923,37 km. Biaya total
transportasi sebelum penerapan metode Saving Matrix yaitu didapat pada rute awal
sebesar Rp 19.483.083,-/ bulan, dan biaya total sesudah penerapan metode Saving
Matrix sebesar Rp 13.502.629,-/bulan. Sehingga diperoleh penghematan biaya
distribusi sebesar Rp 5.980.454,- atau penghematan sebesar 30,7%.

Kata Kunci : Distribusi, Saving Matrix, Nearest Neighbour.

vi
DISTRIBUTION PERFORMANCE ANALYSIS AND
DELIVERY SCHEDULE TO GET OPTIMIZED COST

ABSTRACT

UD. Suwarlandono Art is a manufacturing company engaged in the bag-


making industry located in the bag industry area in the Tanggulangin area, Sidoarjo
Regency. The distribution process is only one time delivery of the product to one
distributor only, resulting in the shipping route being taken a longer distance and
causing expensive transportation costs. Determination of transportation routes can
be completed with the method Saving Matrix. The method Saving Matrix is one of the
techniques used to schedule a limited number of vehicles from facilities that have
maximum capacity. From the results of analysis and data processing with the
application of the method Saving Matrix from the initial route of 4 routes as much as
13 times in one month with a total route of 12,116.26 km and for new routes of
7,923.37 km so that savings are obtained of 4,192,9 km or equal to 48.7. By using the
procedure for applying the method Nearest Neighbor , the initial route is ( Warehouse
– Distributor 1 – Warehouse), ( Warehouse – Distributor 2 – Warehouse), (
Warehouse – Distributor 3 – Warehouse), and ( Warehouse – Distributor 4 –
Warehouse). After the proposed route becomes ( Warehouse – Distributor 1 –
Distributor 3 – Distributor 4) and ( Warehouse – Distributor 2 – Warehouse) this
proposed route has a total travel route of 7,923.37 km. The total cost of transportation
before the application of the method Saving Matrix is obtained on the initial route of
Rp. 38,921,001,-/month, and the total cost after the application of the method
is Saving Matrix Rp. 25,769,296,-/month. So that the distribution cost savings of Rp
13,151,705 or savings of 33.8% are obtained

.Keywords : Distribution, Saving Matrix, Neirest Neighbour

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR ............................................................. ii


LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR ......................................iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................................. vi
DAFTAR ISI ............................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xii
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah........................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 6
1.4 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................. 7
1.4.1 Batasan Masalah......................................................................................... 7
1.4.2 Asumsi........................................................................................................ 7
1.5 Manfaat ............................................................................................................. 7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 9
2.1 Distribusi ........................................................................................................... 9
2.1.1 Definisi Distribusi ...................................................................................... 9
2.1.2Faktor Yang Mempengaruhi Saluran Distribusi ....................................... 10
2.1.3Saluran Distribusi ...................................................................................... 11
2.1.4Penentuan Saluran Distribusi .................................................................... 11
2.1.5Alternatif Saluran Distribusi ..................................................................... 12
2.2 Manajemen Logistik........................................................................................ 13
2.2.1 Operasi Logistik ....................................................................................... 14
2.2.2 Koordinasi Logistik .................................................................................. 15
2.3 Transportasi ..................................................................................................... 16
2.3.1 Sistem dan Moda Transportasi ................................................................. 16

viii
2.3.2Fungsi Dasar Manajemen Transportasi dan Distribusi ............................. 17
2.4 Routing ............................................................................................................ 19
2.5 Metode Saving ................................................................................................ 20
2.5.1 Matriks Rute( Route Matrix ) ................................................................... 21
2.5.2 Matriks Penghematan ( Saving Matrix )................................................... 22
2.5.3 Mengurutkan Retailer ( tujuan ) Dalam Rute Yang Sudah Terdefinisi .... 22
2.6 Nearest Neighbor ............................................................................................ 23
2.7 Penelitian Terdahulu ....................................................................................... 25
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN .................................................................... 29
3.1 Flow Chart Penelitian ...................................................................................... 29
3.2Studi Lapangan................................................................................................. 31
3.3Mengidentifikasi Masalah ................................................................................ 31
3.4Pengumpulan Data ........................................................................................... 31
3.5Pengolahan Data............................................................................................... 33
3.6Analisis dan Pembahasan ................................................................................. 34
3.6 Jadwal Pelaksanaan ......................................................................................... 35
BAB 4 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ..................................... 37
4.1 Pengumpulan Data .......................................................................................... 37
4.1.1 Data Permintaan Produk........................................................................... 37
4.1.2 Data Waktu Tempuh antar Distributor ..................................................... 38
4.1.3 Data Armada dan Volume Packaging ...................................................... 38
4.1.4 Data Jarak Distributor .............................................................................. 39
4.1.5 Data Armada Kendaraan .......................................................................... 40
4.1.6 Data Biaya Operasional ............................................................................ 40
4.2 Pengolahan Data.............................................................................................. 45
4.2.1 Mengidentifikasi Matrix Rute .................................................................. 45
4.2.2 Mengidentifikasi Matriks Penghematan ................................................... 46
4.2.3 Mengalokasikan Permintaan Distributor ke Rute Transportasi ................ 47
4.2.4 Pengurutan Rute Pengiriman Dengan Prosedur Nearest Neighbour ........ 51
4.2.5 Perhitungan Utilitas Armada .................................................................... 53

ix
4.2.6 Perbandingan Rute Awal dan RuteUsulan .............................................. 53
4.2.7 Penjadwalan Rute Usulan......................................................................... 55
4.2.8 Perhitungan Biaya Rute Awal dan Rute Usulan ...................................... 56
4.2.9 Analisis Penentuan Rute........................................................................... 62
4.2.10 Analisis Perbandingan Rute Awal dan Rute Usulan .............................. 63
BAB V PENUTUP .................................................................................................... 65
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 65
5.2 Saran................................................................................................................ 66
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 67
BIOGRAFI PENULIS .............................................................................................. 69

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1. Urutan Alur Pengiriman ........................................................................ 2


Gambar 2. 1 Perubahan Yang Terjadi Dengan Kondisi ............................................ 22
Gambar 2. 2 Bentuk Penentuan Rute Neirest Neighbor ............................................ 23
Gambar 3. 1 Flow Chart Penelitian ........................................................................... 30

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Data Permintaan Bulan Oktober 2020 ....................................................... 3


Tabel 1. 2 Data Permintaan Bulan November 2020 .................................................... 3
Tabel 1. 3Data Permintaan Bulan Desember 2020 ..................................................... 3
Tabel 1. 4 Data Jenis Armada ..................................................................................... 4
Tabel 1. 5Data Nama Distributor dan Biaya Pengiriman ............................................ 4
Tabel 1. 6 Data Alternatif Pengiriman ........................................................................ 5
Tabel 1. 7 Data Packaging........................................................................................... 6
Tabel 2. 1 Tabel Matriks Rute ................................................................................... 21
Tabel 2. 2 Tabel Penelitian Terdahulu ...................................................................... 25
Tabel 3. 1 Tabel Pelaksanaan Kegiatan..................................................................... 35
Tabel 4. 1 Data Permintaan Produk .......................................................................... 37
Tabel 4. 2Data Waktu Tempuh Distributor ............................................................... 38
Tabel 4. 3 Jenis Kendaraan dan Kapasitas Angkut ................................................... 38
Tabel 4. 4 Volume Packaging Tas ............................................................................ 39
Tabel 4. 5 Data Rute Dari Gudang Ke outlet ............................................................ 39
Tabel 4. 6 Matriks Rute Gudang dan Outlet ............................................................. 45
Tabel 4. 7 Matriks Penghematan Rute ...................................................................... 47
Tabel 4. 8 Rute Awal Untuk Setiap Distributor ........................................................ 47
Tabel 4. 9 Data Permintaan Setiap Distributor.......................................................... 48
Tabel 4. 10 Matriks Peghematan Langkah 1 ............................................................. 49
Tabel 4. 11Matrix Penghematan Langkah 2 ............................................................. 50
Tabel 4. 12 Tabel Hasil Pembagian Rute .................................................................. 50
Tabel 4. 13 Total Rute Awal .................................................................................... 53
Tabel 4. 14 Total Rute Usulan .................................................................................. 53
Tabel 4. 15 Total Lama Waktu Distribusi ................................................................. 55
Tabel 4. 16 Rute Distribusi Usulan ........................................................................... 62
Tabel 4. 17 Perbandingan Rute Awal dan Usulan..................................................... 63

xii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan logistik hingga kini merupakan ilmu yang harus menjadi penelitian
khusus mengingat pertumbuhan ekonomi yang semakain ketat seperti hal nya dari
sektor produktifitas barang – barang yang dihasilkan dari suatu perusahaan atau
pabrik, bagaiamana sistem penyalurannya serta pengelolaan hasil produk diperlukan
penanganan khusus dan serius. Untuk mendapatkan hasil yang efektif dan efisien
diperlukan pengorganisasian yang baik yang sering disebut manajemen logistik
sehingga dalam melaksanakan kegiatannya tidak terjadi ketimpangan.Dalam logistik
mencakup banyak aspek dan kegiatan yang sangat luas, maka pengertian dan definisi
logistik dapat diuraikan beraneka macam. Pada intinya berlangsungnya kegiatan
logistik sama tuanya dengan peradaban manusia, tetapi hal tersebut masih relatif baru.
Distribusi logistik bisa diasumsikan terdiri dari satu set fasilitas yang mana masing
– masing keterhunungan dari pabrik produksi dengan sebuah gudang dan satu set
ditributor. Karena setiap distributor dihubungkan dengan pabrik tertentu, bahwa
dapat diasumsikan biaya transportasi antara pabrik dan gudang termasuk dalam biaya
produksi, dan tidak ada transportasi antara sesama distributor. Keputusan dibuat harus
melihat penempatan pelanggan untuk fasilitas dan lokasi ukuran persediaan.Pada
dasarnya konsumen mengharapkan dapat memperoleh produk yang memiliki manfaat
pada tingkat harga yang dapat diterima. Untuk mewujudkan keinginan konsumen
tersebut maka setiap perusahaan berusaha secara optimal untuk menggunakan seluruh
asset dan kemampuan yang dimiliki untuk memberikan value terhadap harapan
konsumen.
Dari gambaran diatas maka bisa dilihat logistik merupakan suatu aktifitas ataupun
proses bisnis yang akan selalu ada. Pada sebuah perusahaan manufaktur dan pabrik
produksi tentunya ini sangat diperlukan manajemen logistik dalam mengatur kegiatan
untuk meningkatkan pendistribusian barang ke distributor.UKM UD. Suwarlandono
Art adalah salah satu industri manufaktur pembuatan Tas yang mana UKM ini
mempunyai 180 karyawan dengan memiliki distributor diantaranya MS Glow, Jogja,
Hand Made Shoes Catalog Surabaya, dan Jombang.Dengan memiliki beberapa
distributor pasti membutuhkan distribusi logistik sebagai pengelola yang tepat bagi
perushaaan. Berikut dibawah ini sistem alur pendistribusiansebuah tas pada UKM
Suwarlandono Art :

1
2

Hand Made Shoes Surabaya, MS Glow, Jombang, dan Jogja

PACKAGING NAIK KE MOBIL KIRIM DROP TO


DISTRIBUTOR

Gambar 1. 1. Urutan Alur Pengiriman

Pada alur pengiriman atas diatas terdapat perbedaan sistem pendistribusiannya,


untuk distributor Hand Made Shoes Surabaya, MS, Glow, dan Jombang UD.
Suwarlandono menggunakan armada sendiri untuk pengiriman produk tas.
3

Tabel 1. 1 Data Permintaan Bulan Oktober 2020

Oktober 2020
No. Nama Distributor Data Permintaan( Unit )
1. Hand Made Shoes Surabaya 15.195
2. MS Glow 15.669
3. Jombang 3.856
4. Jogja 10.290

Tabel 1. 2 Data Permintaan Bulan November 2020

November 2020
No. Nama Distributor Data Permintaan( Unit )
1. Hand Made Shoes Surabaya 22.402
2. MS Glow 12.717
3. Jombang 3.222
4. Jogja 11.682

Tabel 1. 3Data Permintaan Bulan Desember 2020

Desember 2020
No. Nama Distributor Data Permintaan( Unit )
1. Hand Made Shoes Surabaya 22.133
2. MS Glow 13.165
3. Jombang 2.325
4. Jogja 11.877
4

Dari data permintaan tas diatas terlalu besar, apabila sistem pendistribusian ini
tidak diperbaiki maka akan menimbulkan kesulitan dalam pelayanan kosumen. Oleh
karena itu dibutuhkannya penjadwalan kendaraan untuk pengiriman tas agar
pengiriman didapatkan harga yang minim.

Tabel 1. 4 Data Jenis Armada

No. Jenis Armada Kapasitas Angkut Jumlah Armada


( Pcs ) ( Unit )
1. Grandmax Pick Up 3000 2
2. Grandmax 1000 1

Tabel 1. 5Data Nama Distributor dan Biaya Pengiriman

Rute
Nama Biaya Transportasi
No. Alamat Distributor
Distributor ( Rp )
( km )
Hand made
Kalirungkut
Shoes
1. Ruko Mejaya 30 199.000
Catalog
14 A
Surabaya
Exit Tol
2. Ms Glow 62 227.000
Pakisaji
Jl. Gubernur
3. Jombang Suryo 14 53 200.000
Jombang
Jl. Kaliurang
4. Jogja 307 720.000
no.12
5

Tabel 1. 6 Data Alternatif Pengiriman

Rute
Nama Biaya Ekspedisi
No. Alamat Distributor
Distributor ( Rp )
( km )
Hand made Kalirungkut
Shoes Ruko
1. 30 2.250 per Kg
Catalog Mejaya 14
Surabaya A
Exit Tol
2. Ms Glow 62 2.250 perKg
Pakisaji
Jl.
Gubernur
3. Jombang 53 2.250per Kg
Suryo 14
Jombang
Jl.
4. Jogja Kaliurang 307 2.250per Kg
no.12

Tabel 1.6 merupakan data biaya transportasi untuk setiap pengiriman menuju
distributor. UD. Suwarlandono menhitung biaya transportasi menggunakan armada
sendiri dengan menjumlah dari biaya bensin, ongkos sopir. UD. Dibandingkan dengan
ekspedisi lain Rail Express, ongkos menggunakan jasa pengiriman ini untuk rute
dekat akan memangkas lebih banyak biaya pengiriman.
6

Tabel 1. 7 Data Packaging

Ukuran Packaging
No. Nama Distributor Alamat plastic opp
( cm )
Hand made Shoes Kalirungkut Ruko
1. 30 X 40
Catalog Surabaya Mejaya 14 A
2. Ms Glow Exit Tol Pakisaji 30 X 40
Jl. Gubernur Suryo
3. Jombang 30 X 40
14 Jombang
4. Jogja Jl. Kaliurang no.12 30 X 40

Dalam upaya untuk melancarkan pendistribusian tersebut, penjadwalan armada


sangat diperlukan agar kapasitas armada yang dimiliki UD. Suwarlandonodapat
digunakan semaksimal mungkin dan untuk mengihindari armadanya tabrakan
pengiriman. Selain penjadwalan armada penggunaan rute pun sangat dibutuhkan agar
dapat meminimalisir biaya pada saat pengiriman produk ke beberapa distributor.
Terdapat beberapa metode untuk data – data tersebut dapat digunakan dan dioalah
untuk menjadi tujuan lancarnya pendistribusian. Metode saving matrix adalah secara
garis besar metode ini digunakan untuk megolah data – data yang tersedia untuk
mendapatkan tujuan penjadwalan penggunaan armada yang akan digunakan untuk
pengiriman suatu produk ke distributor dan menentukan pemilihan rute yang ingin
dilalui.

1.2 Perumusan Masalah


Sesuai dengan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
a. Bagaimana penentuan rute distribusi agar mendapatkan biaya yang optimal?
b. Bagaimana penjadwalan kendaraan agar permintaan distributor terpenuhi?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian penelitian ini adalah :
a. Untuk menentukan rute distribusi agar mendapatkan biaya yang optimal.
b. Untuk menjadwalan kendaraan agar permintaan distributor terpenuhi.
7

1.4 Ruang Lingkup Penelitian


1.4.1 Batasan Masalah
Peneliti melakukan batasan masalah dengan tujuan mempermudah
penelitian, berikut batasan masalah yang diberikan :
a) Penelitian dilaksanakan di UD. Suwarlandono Art
b) Penelitian hanya membahas pendistribusian ke distributor
c) Rute yang di pilih menggunakan rute jalan umum atau non tol.

1.4.2 Asumsi
Penelitian di asumsikan sebagai berikut :
a. Rute distribusi di awali dari lokasi UD. Suwarlandono. Art.
b. Kondisi armada dalam keadaan siap pakai

1.5 Manfaat
Terdapat manfaat dari penelitian sebagai berikut :

1. Manfaat bagi mahasiswa


Mahasiswa mampu menganalisis dan berfikir sistematis untuk dapat
mengaplikasikan teori yang diterima selama masa kuliah terutama tentang
pendistribusian barang dengan menggunakan metode Saving Matrix.
2. Manfaat bagi perusahaan
Mendapatkan informasi masukan dari mahasiswa dalam membantu
perusahaan dengan menerapkan manajemen transportas dan pendistribusian,
3. Manfaat bagi IPTEK
Hasil penelitian pendistribusianagar memperluas ilmu pengetahuan dan
memperkaya inovasi IPTEK terhadap pemanfaatan armada yang minim
pada saat pengiriman bahan baku.
8

( Halaman ini sengaja dikosongkan )


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Distribusi
Distribusi mencakup semua aspek dalam pengiriman produk kepada konsumen.
(Heizer 2000, dalam Suparjo, 2017) menyatakan bahwa saluran disttibusi adalah suatu
jalur yang dilalui oleh arus barang – barang dari produsen ke perantara dan akhirnya
sampai kepada pemakai. Selain itu, distirbusi juga dapat diartikan sebagai lembaga –
lembaga penyalur yang mempunyai kegitan untuk menyalurkan barang – barang atau
jasa – jasa dari produsen ke konsumen. Proses distribusi banyak dilakukan oleh
perusahaan – perusahaan yang memproduksi barang dalam jumlah besar, kegiatan
distribusi meruoakan suatu proses penting untuk kelancaran pemasaran produk.

Distribusi merupakan kegiatan yang sangat penting dalam system pemasaran


karena distribusi uang sangat efektif dan efisien maka barang akan cepat dipasarkan
dan selanjutnya akan dibeli lalu dikonsumsi oleh konsumen. Perusahaan – perusahaan
perlu melakukan fungsi distribusi dan ini sangat penting bagj pembangunan
perekonomian masyarakat karena bertugas menyampaikan barang dan jasa yang
diperlukan oleh konsumen. Para ahli ekonomi sering menggunakan istilah faedah
tempat, faedah waktu, faedah milik untuk menunjukan nilai distribusi.

2.1.1 Definisi Distribusi


Distribusi adalah bagaimana memindahkan dan menyimpan barang dari
sumber ( source) untuk sampai ke tujuan ( destination ) dengan tujuan
meminimalkan transportasi dan biaya pengiriman (Pujawan, 2010). Distribusi
terjadi diantara tahapan dari supply chain yang mana distribusi merupakan suatu
kunci dari keuntungan yang akan diperoleh perusahaan karena distiribusi secara
langsung akan mempengaruhi biaya dari supply chain dan kebutuhan konsumen.

9
10

2.1.2Faktor Yang Mempengaruhi Saluran Distribusi


Produsen harus memerhatikan berbagai macam factor yang sangat
berpengaruh dalam pemilihan saluran distribusi. Menurut Basu Swastha DH
(2009) factor – factor yang mempengaruhi saluran distribusi :

1. Pertimbangan Pasar

Saluran distribusi sangat dipengaruhi oleh pola pembelian konsumen,


maka keadaan pasar sasaran merupakan factor penentu dalam pemilihan
saluran distribusi. Beberapa factor pasar yang harus diperhatikan :

a. Konsumen atau pasar industri


b. Jumlah pembeli potensial
c. Konsentrasi pasar secara geografis
d. Jumlah pesanan
e. Kebiasaan dalam pembelian
2. Pertimbangan Barang
Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dari segi produk
antara lain :
a. Nilai Unit
b. Besar dan berat barang
c. Mudah rusaknya barang
d. Sifat teknis
e. Barang standard dan pesanan
f. Luasnya product line
3. Pertimbangan Perusahaan

Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dari segi perusahaan


antaralain :

a. Sumber pembelanjaan
b. Pengalaman dan kemampuan manajemen
c. Pengawasan saluran
d. Pelayanan yang diberikan oleh penjual
4. Pertimbangan Perantara

Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan antara lain :

a. Pelayanan yang diberikan oleh perantara


b. Kegunaan perantara
c. Sikap perantara terhadap kebujaksanaan produsen
11

d. Volume penjualan
e. Biaya

2.1.3Saluran Distribusi
(Bowersox D. J., 2006, pp. 45-46)American Marketing Association atau
Asosiasi Pemasaran Amerika mendefinisikan saluran distribusi sebagai struktur
unit – unit organisasi antar perusahaan, agen – agen, dealer – dealer ekstra
perusahaan, grosir, dan eceran melalui nama komoditi, produk atau jasa – jasa
dipasarkan. Saluran distribusi merupakan suatu kelompok perantara yang
berhubungan erat satu sama lain dan yang menyalurkan produk – produk kepada
pembeli (Winardi, 1989, p. 299)Dari pengertian para ahli diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa saluran distribusi merupakan suatu kegiatan perpindahan
barang dari produsen ke konsumen secara efektif dan efisien dimana proses
penyaluran barang tersebut bias melewati berbagai kerjasama antara produsen,
agen, pedagang besar, dan pedagang kecil bahkan produsen bias juga memotong
jalur rantai pasok untuk menjual langsung kepada konsumen.

2.1.4Penentuan Saluran Distribusi


Menurut (Tjiptono, Fandy Chandra, Gregorius Adriana, Dadi, 2008)ada
beberapa saluran distribusi yang digunakan prusahaan adalah sebagai berikut :

1. Distribusi Eksklusif
Distribusi ini dilakukan oleh perusahaan dengan hanya menggunakan
suatu pedagang besar atau pengecer dalam daerah pasar tertentu.
2. Distribusi Intensif
Perusahaan berusaha menggunakan beberapa penyalur terutama
pengecer sebanyak – banyaknya untuk mendekati dan mencapai
konsumen.
3. Distribusi Selektif
Perusahaan yang menggunakan distribusi selektif ini berusaha memilih
suatu jumlah agen dan pedagang besar serta pengecer yang terbatas dalam
suatu daerah geografis.

Faktor yang mendorong suatu perusahaan menggunakan distributor


adalah :

1. Para produsen atau perusahaan kecil dengan sumber keuangan terbatas


tidak mampu memngembangkan organisasi penjualan langsung.
12

2. Para distributor nampaknya lebih efektif dalam penjualan partai besar


karena skala operasi mereka dengan pengecer dan keahlian khususnya.
3. Para pengusaha pabrik yang cukup model lebih senang menggunakan
dana mereka untuk ekspansi daripada untuk melakukan kegiatan
promosi.
4. Pengecer yang menjual banyak sering lebih senang membel macam –
macam barang dari seorang grosir daripada membeli langsung dari
masing – masing pabriknya.

2.1.5Alternatif Saluran Distribusi


Beberapa alternatif saluran distribusi yang ada didasarkan pada jenis barang
dan segmentasi pasarnya yaitu :

1. Saluran distribusi barang konsumsi


a. Produsen – Konsumen
Bentuk saluran distribusi ini merupakan yang paling
pendek dan sederhana karena tanpa menggunakan perantara.
Produsen dapat menjual barang yang dihasilkannya melalui
pos atau langsung mendatangi rumah konsumen (dari rumah ke
rumah). Oleh karena itu saluran ini disebut saluran distribusi
langsung.
b. Produsen – Pengecer – Konsumen

Produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar


kepada pedagang besar saja, tidak menjual kepada pengecer.
Pembelian oleh pengecer dilayani oeh pedagang besar, dan
pembelian oleh konsumen dilayani pengecer saja.

c. Produsen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen


Saluran distribusi ini banyak digunakan oleh produsen,
dan dinamakan saluran distribusi tradisional. Disini, produsen
hanya melayani penjualan dalam jumlah kepada pengecer.
Embelin oleh pengecer dilayani pedagang besar, dan
pembelian oleh konsumen dilayani pengecer saja.
d. Produsen – Agen – Pengecer – Konsumen
Disini produsen memiluh agen sebagai penyalurnya. Ia
menjalankan kegiatan perdagangan besar dalam saluran
distribusi yang ada. Sasaran penjualannya terutama ditunjukan
kepada para pengecer besar.
13

e. Produsen – Agen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen


Dalam saluran distribusi, produsen sering menggunakan
agen sebagai perantara untuk menyalurkan barangnya kepada
pedagang besar yang kemudian menjualnya kepada toko – toko
kecil. Agen yang terlihat dalam saluran distribusi ini terutama
agen penjualan.
2. Saluran distribusi untuk barang industri
a. Produsen – Pemakai industri
b. Produsen – Distribusi – Pemakai industry
c. Produsen – Agen – Pemakai industri
d. Produsen – Agen – Distributor industri – Pemakaiindustry
3. Saluran distribusi untuk jasa
a. Produsen jasa – Konsumen atau pemakai industry
b. Penyedia jasa – Agen – Konsumen atau pemakai industry
c. Penyedia jasa – perantara yang lain – konsumen atau pemakai
industri.

2.2 Manajemen Logistik


Manajemen logistic adalah unik, karena ia merupakan salah satu aktifitas
perusahaan yang tertua tetapi juga yang termuda. Aktifitas logistic meliputi lokasi,
fasilitas, transportasi, innfentarisasi, komunikasi, pengurusan dan penyimpanan.
Manajemen logistic modern dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengelolaan
yang strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan barang, suku cadang dan
barang jadi dari para supplier, diantaranya fasilitas – fasilitas perusahaan dan kepada
para pelanggan.

Tujuan logistic adalah menyampaikan barang jadi bermacam – macam material


dalam jumlah yang tepat pada waktu yang dibutuhkan dan dengan total biaya yang
rendah. Melalui proses logistiklah material mengalir ke komplek manufacturing yang
sangat luas dan produk – produk di distribusikan melalui saluran – saluran distribusi
untuk konsumsi. (Bowersox, 2002, p. 13).

Sasaran penyelenggaraan logistik adalah mencapai level sokongan


manufacturing pemasaran yang telah ditentukan sebelumnya dengan total biaya
serendah mungkin. Ciri utama logistik adalah integrase berbagai dimensi dan tuntutan
terhadap pemidahan ( Pemindahan ) dan penyimpanan ( Storage ) yang strategis.
(Bowersox, 2002, p. 14).
14

Konsep Manajemen Logistik terpadu terdiri dari dua usaha yang saling berkaitan,
yaitu :

1. Operasi Logistik
2. Koordinasi Logistik

2.2.1 Operasi Logistik


Aspek operasional logistik ini mengenai proses peminfahan ( Movement )
dan penyimpanan produk jadi perusahaan. Operasi logistik dipandang sebagai
awal dari pengangkutan pertama material atau komponen – komponen dari
seumber perolehan dan berakhir pada penyerahan produk pada konsumen, seperti
industri pemakai, para pengecer, grosir, dealer, atua perantara pemasaran lainnya.

Dalam pembahasan, operasi logistic dibagi dalam 3 kategori yaitu :

a. Manajemen Distrinusi Fisik


Merupakan proses pengangkutan produk kepada para pelanggan,
dimana langganan dipandang sebagai pemberhentian terakhir dalam
saluran pemasaran dan tersedianya produk merupakan bagian
penting dalam usaha pemasaran.

b. Manajemen Material
Merupakan proses pengolahan dan pengangkutan material, suku
cadang, tersedianya barang jadi dari tempat pembelian ke tempat
perakitan ( Assembly ) gudang, toko pengecer.
c. Transfer Persediaan Barang di Dalam Perusahaan
Meruapakan pengawasan terhadap komponen – komponen
produk setengah jadi pada waktu mengalir diantara tahap – tahap
manufacturing dan pengangkutan awal dari produk jadi ke gudang
atau ke saluran – saluran pengecer. (Bowersox, 2002, pp. 24-26)
15

2.2.2 Koordinasi Logistik


Koordinasi logistik merupakan perencanaan dan pengawasan terhadap
masalah – masalah operasional. Koordinasi dibutuhkan untuk memantapkan dan
mempertahankan kontinuitas operasi. Koordinasi logistik dibagi dalam 4 bidang
managerial yaitu :

a. Peramalan ( Forecasting ) pasar produk


Penetapan tujuan pada operasi logistic memerlukan
pengumpulan tafsiran – tafsiran ( Estimates ) mengenai perkiraan
penjualan dan kebutuhan inventaris dimasa depan. Jangka waktu
peramalan pasar produk ini relative pendek yaitu maksimum 1 tahun
( lazimnya 3 bulan)
b. Pengolahan Pesanan

Merupakan realisasi penjualan yang telah diatisipasi oleh


forecasting ( Peramalan ). Pengolahan pesanan ini meliputi
informasi mengenai sifat – sifat permintaan dan merupakan suatu
aspek yang esensial bagi koordinasi logistik.

c. Perencanaan Operasi
Rencana operasi merupakan usaha untuk menyatukan apa yang
sanggup dilakukan dengan apa yang diinginkan oleh perusahaan
untuk manajemen dimasa depan. Rencana itu merinci bagaimana
perusahaan – perusahaan itu akan menyebarkan sumber dayanya
yang tersedia selama satu periode tertentu.
d. Prosurement atau Perencanaan Kebutuhan Material.
Produk Prosurement merupakan proses pembelian produk untuk
memenuhi situasi permintaan. (Bowersox, 2002, pp. 27-30)
16

2.3 Transportasi
Transportasi dapat diartikan sebagai usaha memindahkan, menggerakan,
mengangkut, atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain, dimana
tempat lain ini objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan –
tujuan tertentu. Karena dalam pengertian diatas terdapt kata – kata usaha, berarti
transportasi juga merupakan sebuah proses, yakni proses pindah,proses gerak, proses
mengangkut dan mengalihkan dimana proses ini tidak bias dilepaskan dari keperluan
akan alat pendukung untuk menjamin lancarnya proses perpindahan sesuai dengan
waktu yang diinginkan. Alat pendukung apa yang dipakai untuk melakukan proses
pindah, gerak, angkut dan alih ini, bias bervariasi, tergantung pada :
1. Bentuk objek yang akan dipindahkan tersebut.
2. Jarak antara suatu tempat dengan tempat lain.
3. Maksud objek yang akan dipindahkan tersebut.

Perkembangan ekonomi dan juga industry tidak lepas dari ketersediaan mode
transportsai. Dalam hal ini, dengan menggunakan transportasi dapat menciptakan
suatu barang atau komoditi mempunyai nilai menurut tempat dan waktu, jika barang
tersebut dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lain. Menurut (H.Salim, 2012)dalam
transportasi dapat dilihat dari dua kategori yaitu :

1. Pemindahan bahan – bahan dan hasil – hasil produksi dengan


menggunakan alat angkut.
2. Mengangkut penumpang dari suatu tempat ke tempat lain.

2.3.1 Sistem dan Moda Transportasi


Dalam manajemen transportasi dibedakan oleh dua yaitu pengiriman barang
atau pemilik barang yang disebut shipper, dan pihak yang bertugas melakukan
pengiriman barang dianamakan carrier. Beberapa hal yang biasanya dipakai
sehingga dasar pertimbangan dalam mengevaluasi mode transportasi dilihat dari
dua sudut :
1. Dilihat dari sudut pihak pengirim barang atau carrier beberapa hal yang
perlu dipertimbangkan adalah biaya – biaya yag terlihat, mulai dari
biaya alat transportasinya sendiri ( bisa berupa biaya beli atau biaya
sewa alat transportasi ), biaya operasional tetap ( biaya terminal atau
bendahara yang besarnya tidak tergantung pada volume barang yang
dikirm ), dan biaya operasional variable ( seperti biaya bahan baku )
dengan besarnya biaya tergantung pada volume angkut atau jarak yang
ditempuh dalam pengiriman. Biaya – biaya lain seperti overhead juga
17

harus menjadi pertimbangan. Disisi lain beberapa aspek yang tidak


langsung terkait biaya, seperti kecepatan, volume yang bisa diangkut,
maupun flesibilitas dalam melakukan pengiriman.
2. Dilihat dari shipper atau pemilik barang bisa didasarkan pada berbagai
ongkos yang timbul pada supply chain, termasuk ongkos selain terkait
langsung dengan transportasi tersebut. Jadi, selain biaya transportasi
yang harus ditanggung, perusahaan juga harus memperhitungkan biaya
persediaan, biaya loading – unloading, dan biaya fasilitas ( seperti
gudang dan lain – lain ). Konsekuensinya lain, seperti tingkat level
yang diperoleh dan ketdakpastian waktu pengiriman penting untuk
dipertimbangkan oleh shipper. Trade Off antar berbagai ongkos
tersebut harus dicari dalam menentukan mode transportasi yang akan
dipilih.

2.3.2Fungsi Dasar Manajemen Transportasi dan Distribusi


Manajemen distribusi dan transportasi pada umumnya melakukan sejumlah
fungsi dasar yang terdiiri dari :

1. Melakukan segmentasi dan menentukan target service level.


Segementasi pelanggan perlu dilakukan karena kontribusi mereka pada
revenue perusahaan bisa bervariasi dan karakterisitik setiap pelanggan
bisa sangat berbeda antarasatu dengan lainnya. Dari segi revenue,
sering kali hokum pareto 20/80 berlaku disini. Artinya, hanya sekitar
20% dari pelanggan atau area penjual menyumbangkan sejumlah 80%
dari pedapatan yang diperoleh perusahaan. Perusahaan tidak bisa
menomor satukan semua pelanggan. Dengan memahami perbedaan
karakterisitik dan kontribusi setiap pelanggan atau area distribusi,
perusahaan bisa mengoptimalkan alokasi persediaan maupun
kecepatan pelayanan. Misalnya, pelanggan kelas 1 yang
menyumbangkan pendapatan terbesar, memiliki target service level
yang lebih tinggi dibandingkan dengan pelanggan kelas 2 dan kelas 3
yang konstribusinya lebih rendah.
2. Menentukan mode transportasi yang akan digunakan. Tiap mode
transportasi memiliki karakteristik yang berbeda dan mempunyai
keunggulan serta kelemahan yang berbeda juga. Sebagai contoh
transportasi memiliki keunggulan dari segi biaya yang lebh rendah,
namun lebih lambat dibandingkan dengan transportasi udara.
Manajemen transportasi harus bisa menentukan mode yang akan
18

digunakan dalam mengirim / mendistribusikan produk – produk


mereka ke pelanggan. Kombinasi dua atau lebih mode transportasi
tentu bisa bahkan harus dilakukan tergantung pada situasi yang
dihadapi.
3. Melakukan konsolidasi informasi dan pengiriman. Konsolidasi
merupakan kata kunci yang sangat penting saat ini. Tekanan untuk
melakukan pengiriman cepat, namun murah menjadi pendorong utama
perlunya melakukan konsolidasi informasi maupun pengiriman, salah
satu contoh konsolidasi informasi adalah konsolidasi daa permintaan
dari beberapa regional distribution centre oleh centre warehouse untuk
keperluan perbuatan jadwal pengiriman. Sedangkan konsolidasi
pengiriman dilakukan, misalnya dengan menyatukan permintaan
beberapa toko atau ritel yang berbeda dalam sebuah truk.
4. Melakukan penjadwalan dan penentuan rute pengiriman. Salah satu
kegiatan operasional yang dilakukan oleh gudang atau distributor
adalah menentukan waktu truk atau kendaraan berangkat dan rute yang
harus dilalui unutk memenuhi permintaan dari sejumlah pelanggan.
Apabila jumlah pelanggan sedikit, keputusan ini bisa diambil dengan
relative mudah. Namun, perusahaan yang memiliki ribuan atau puluhan
ribu toko yang harus dikunjungi, penjadwalan dan penentuan rute
pengiriman adlaah pekerjaan yang sangat sulit kurang tepatan dalam
mengambil dua keputusan tersebut, bisa berimplikasi pada biaya
pengirimandan penyimpanan yang tinggi.
5. Memberikan pelayan nilai tambah. Selain mengirimkan produk ke
pelanggan, jaringan distribusi semakin banyak dipercaya untuk
melakukan proses nilai tambah. Beberapa proses nilai tambah yang
dikerjakan oleh distributor adalah pengepakan (packaging), pelabelan
harga, pemberian barcode, dan lain sebagainya.
6. Menyimpan persediaan. Jaringa distribusi selalu melibatkan
penyimpanan produk, baik disatu gudang regional maupun ditempat
produk itu dipajang untuk dijual. Oleh karena itu, manajemen produksi
tidak bisa lepas dari manajemen pergudangan.
7. Menangani pengembalian atau (return). Manajemen distribusi juga
mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan
pengembalian produk dari hilir ke hulu Supply Chain. Pengembalian
ini bisa disebut reseve logistics.
19

2.4 Routing
Salah satu situasi paling lazim dalam operasi logistic adalah kebutuhan akan rute
transportasi. Masalahnya adalah memilih urutan pengantaran ( delivery sequence )
kendaraan sedemikian rupa sehingga membuat semuanya membutuhlkan
pemberhentian sementara guna meminimumkan waktu atau jarak perjalanan. Tiga
tipe routing dilukiskan sebagai berikut :

1. Tempat Asal Tujuan Terpisah

Tujuan tipe routing ini adalah memilih urutan pemberhentian yang


dapat meminimumkan jarak sementara tetap mengunjungi semua lokasi
antara. Data yang dibutuhkan adalah tepat asal, daftar semua lokasi
pengantara, dan suatu ukuran tentang jarak maupun lamanya waktu antara
semua lokasi itu. (Bowersox, Donald J., 1986, p. 226)

2. Tempat – tempat Asal Tujuan yang Bersamaan


Situasi routing yang lazim adalah mengirimkan sebuah kendaraan
untuk banyak kali pengantaran dan / atau penjemputan / pengambilan,
dengan akhirnya kembali ke lokasi semula. Faktor yang menyulitkan
adalah perlunya kembali ke tempat asal sebagai masalah traveling
salesman ( wiraniaga keliling ). Aneka ragam Teknik analitis dan angka
telah diterapkan orang untuk masalah ini. Prosedur pemecahan yang paling
mungkin untuk masalah – masalah berskala besar adalah prosedur non
optimizing yang akan dilukiskan dibawah ini.(Bowersox, Donald J., 1986,
p. 228)
3. Routing Dengan Batas – Batas Kapasitas Kendaraan
Tipe ketiga dari prosedur routing ini adalah menambah batas – batas
kapasitas kendaraan pada prosedur penyelesaian. Masalahnya adalah
menjadwalkan sejumlah kendaraan terbatas dari suatu fasilitas sentral
yang dipengaruhi tetapi tidak terbatas pada kendala – kendala yang berikut
:
a. Kebutuhan pengantaran ke semua tempat haruslah dipenuhi.
b. Kapasitas kendaraan tidak boleh dilanggar.
c. Total waktu atau jarak yang ditempuh oleh suatu kendaraan
tertentu tidak boleh melebihi jumlah yang ditentukan
sebelumnya. (Bowersox, Donald J., 1986, p. 232)
20

2.5 Metode Saving


Metode Saving Matrix adalah metode untuk meminimumkan rute, waktu atau
biaya dengan mempertimbangkan kendala – kendala yang ada. Saving Matrix
merupakan metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah transportasi
dengan menggunakan rute distribusi produk dalam rangka meminimalkan biaya
transportasi. Metode Saving matrix dapat digunakan untuk menjadwalkan kendaraan
dengan memperhatikan kapasitas maksimum kendaraan dengan penggabungan
beberapa titik pengiriman (Indrawati, Eliyati, N,. & Lukowi, A., 2016)

Metode Saving matrix memberikan suatu hasil penugasan kendaraan sesuai


dengan kapasitas muatan ke daerah pengiriman berdasarkan penghematan terbesar
(Ikfan, N., & Masudin, I., 2013). Beberapa penelitian dilakukan menggunakan
beberapa metode untuk memperbaiki metode saving matrix. Penggunaan saving
matrix untuk menentukan penjadwalan kendaraan dan menggunakan metode Nearest
Neighbour, Nearest Insertion, dan Farthest Insertion dalam menentukan lokasi
(Ikfan, N., & Masudin, I. , 2014)Dalam metode Saving Matrix terdapat langkah –
langkah yang harus ditempuh, langkah tersebut adalah sebagai berikut :

a. Mengidentifikasikan matriks rute( Route Matrix ).


b. Mengidentifikasi matriks penghematan ( Saving Matrix ).
c. Mengalokasikan retailer ke kendaraan atau rute.
d. Mengurutkan retailer( tujuan ) dalam rute yang sudah tedefinisi.

Pada langkah satu sampai tiga digunakan untuk penentuan kendaraan yang
digunakan terhadap retailer. Sedangkan langkah keempat digunakan untuk
menentukan rute setiap kendaraan untuk mendapatkan jarak tempuh yang optimal.

Tujuan dari prosedur ini adalah untuk memilih penugasan armada kendaraan dan
rute sebaik mungkin. Adapun keunggulan dari teori ini adalah sesudah
memperhitungkan batas – batas kapasitas armada yang dimiliki perusahaan serta
dapat disesuaikan dengan jam kerja kendaraan sehingga kondisi penghematan yang
dilakukan benar – benar diperhitungkan.
21

2.5.1 Matriks Rute( Route Matrix )


Pada langkah ini jarak antara pabrik ke masing – masing retailer dan jarak
antar retailer.Dalam penyelesaiannya saat ini lebih akurat menggunakan bantuan
google maps untuk menentukan angka panjang rute antara gudang ke distributor.
Angka yang ditunjukan pada google maps menunjukan total panjang rute dari
antara tempat satu ke tempat yang lain dari titik awal sampai titik akhir
berdasarkan lokasi yang dituju. Penggunaan jarak kurang efektif karena jarak
yang didapat adalah penarikan garis lurus dari gudang ke setiap titik distribusi,
sedangkan kondisi jalan untuk pendistribusian tidak hanya sebuah jalan yang
lurus.Untuk menyederhanakan permasalahan, maka dapat digunakan lintasan
terpendek sebagai rute antar lokasi.

Tabel 2. 1 Tabel Matriks Rute

Hand
UD. MS.
Made Jombang Jogja
Dari/ke Suwarlandono Glow
Shoes ( km ) ( km )
( km ) ( km )
( km )
UD.Suwarlandono 0
Hand Made Shoes 30 0
MS.Glow 62 88 0
Jombang 53 76 99 0
Jogja 307 322 309 248 0
22

2.5.2 Matriks Penghematan ( Saving Matrix )


Saving Matrix mempresentasikan penghematan yang bisa direalisasikan
dengan penggabungan dari dua retailer dalam satu rute dan satu kendaraan.
Penghematan dapat berupa jarak dan waktu, ataupun biaya. Apabila masing –
masing retailer x dan retailer y dikunjungi secara terpisah maka jarak yang
dilalui adalah jarak dari gudang ke retailer y dan kemudian kembali ke gudang.
Penghematan S(x,y) adalah penghematan jarak apabila adanya penggabungan
kunjungan ke dalam satu rute yaitu dari gudang ke retailer x dan retailer y
kemudian kembali ke gudang. Penghematan degan menggunakan rumus sebagai
berikut (Bowersox, 2002).

Warehouse Warehouse

Retail Retail Retail Retail

Gambar 2. 1 Perubahan Yang Terjadi Dengan Kondisi

Retail 1 dan Retail 2 ke Dalam Satu Rute

S (x,y) = J (G,x) + J (G,y) – J (x,y)………………………… (2.1)

2.5.3 Mengurutkan Retailer ( tujuan ) Dalam Rute Yang Sudah Terdefinisi


Beberapa metode pengurutan rute adalah sebagai berikut :

a. Farthest Insert
b. Nearest Insert
c. Nearest Neighbor

Pada pemilihan rute, saat ini aplikasi pada smartphone yaitu google maps
membantu untuk melihat rute dari titik awal menuju akhir. Dengan algoritma
khusus, Google maps mampu mengolah data tersebut menjadi informasi. Selain
itu, data dari pengguna smartphone melalui GPS di berbagai tempat juga
digunakan oleh google. Kedua data tersebut mereka gunakan untuk dapat
memberitahu pengguna google maps secara langsung dalam waktu sepersekian
detik.
23

Tidak hanya waktu tempuh, jarak dari suatu lokasi ke lokasi lain, kondisi
jalan yang macet, kecelakaan hingga pengalihan jalur dapat diketahui secara
cepat. Angka yang ditunjukan pada google maps menunjukan total panjang rute
antara tempat satu ke tempat yang lain dari titik awal sampai titik akhir
berdasarkan lokasi yang akan dituju.

2.6 Nearest Neighbor


Neirest Neighbor yang diguanakan untuk memecahkan masalah sebagai dasar
untuk penentuan rute metode NN juga banyak diguanakan. Algoritma heuristic yang
memang berkinerja signifikan lebih baik dan realistis dalam pembentukan rute. Untuk
sejumlah kecil kota, masalah dapat dengan mudah dan cepat diselesaikan dengan
algoritma Neirest Neighbor.

Langkah pertama memasukan tujuan ke dalam rute pengiriman, hal pertama yagn
harus dilakukan adalah mengurutkan nilai terkecil yang telah diperoleh mulai dari
yang terbesar hingga yang terendah. Pada komputasi NN memiliki kinerja yang sangat
cepat. NN ditemukan oleh Solomon pada tahun 1987 yang konsepnya adalah
mengunjungi lokasi terdekat dari masing – masing lokasi yang sedang dikunjungi.

Gambar 2. 2 Bentuk Penentuan Rute Neirest Neighbour


24

Pada gambar 2.2 merupakan penentuan rute dengan menggunakan metode


nearest neighbor dengan mencari rute terdekat dari lokasi gudang kemudian
berpindah dari satu toko ke toko yang lain. Berikut pemecahan masalah dengan pada
pendistribusian menggunakan NN kumpulan dari perjalanan atau rute yang tersimpan
dalam urutan adalah hasil algoritma ini :

1. Dimulai dari gudang di setiap perjalanan atau rute pengiriman.


2. Mencari tujuan pengiriman barang yang belum dikunjungi dengan jarak yang
paling terdekat dari lokasi awal dan tidak melebihi kapasitas kendaraan.
a. Jika tujuan pengiriman barang terpilih dan masih memiliki sisa
kapasitas maka kembali ke langkah 2 dan diubah sebagai lokasi awal
b. Jika kendaraan sudah tidak memiliki sisa kapasitas maka kembali ke
langkah 1 buat perjalanan atau rute baru
3. Jika semua tujuan pengiriman telah dikunjungi satu kali pada algoritma
selesai.
25

2.7 Penelitian Terdahulu


Hasil berbagai penelitian terdahulu merupakan sebaga acuan penulis dalam
melakukan penelitian segungga didapatkan sebuah teori yang digunakan. Berikut
merupakan hasil penelitian terdahulu yaitu beberapa jurnal yang terkait :

Tabel 2. 2 Tabel Penelitian Terdahulu

No. Judul Penelitian Tahun Metode Tujuan Studi


Kasus
1. Analisa 2006 Saving Mengalokasikan PT.
Optimalisasi Matrix armada berdasarkan Anak
Distribusi jumlah armada dan Gresik
Produk Dari menjadwalkan Raya
Distribusi ke kendaraan untuk Kencana
Konsumen memenuhipermintaan
Dengan produk pada tiap –
Mengunakan tiap konsumen
Metode Saving
Pada PT. Anak
Gresik Raya
Kencana
2, Penentuan Rute 2018 Saving Menentukan Rute PT. Lima
Distribusi Matrix Penugasan Armada Jaya
Menggunakan yang Optimal Abadi
Metode Saving Berdasarkan
Matrix Untuk Kapasitas Kendaraan
meminimalkan dan Menghitung
Biaya Biaya Penghematan
Transportasi di Rute
PT. Lima Jaya
Abadi
3. Analisa 2006 Saving Menentukan Jumlah PT.
Pendistribusian Matrix Armada Sesuai Tunggal
Produk Cat Dengan Jumlah Djaja
Dengan Permintaan dan Indah
menggunakan Kapasitas Angkut
Metode Saving
26

4. Penentuan Rute 2019 Vehicle Untuk Mengetahui PT.


Distribusi Routing Rute Distribusi yang Alam
Produk Tahu Problem Optimal Hingga Semi
Dengan Model Memperoleh Biaya Jombang
Vehicle Routing Pengiriman Yang
Problem Guna Minimal
Meminimalisasi
Biaya
Pengiriman
5. Optimalisasi 2018 Penjadwalan dan CV.
Vehicle Routing Penentuan Rute Mitra
Problem Pendistribusian Sejati
Dengan Metode Karton Pada CV. Surabaya
Clarke & Mitra Sejati Surabaya
Wright Saving Untuk
Heuristic dan Meminimumkan
Nearest Biaya Distribusi.
Neighbor
6. Perancangan 2020 Saving Merencanakan Rute PT.
Sistem Matrix Distribusi Yang Sukses
Distribusi dan Harus Dilakukan di Prestasi
Penentuan Rute PT. Sukses Prestasi Karunia
Distribusi Karunia Untuk
Bahan Baku di Memenuhi
PT. Sukses Permintaan Bahan
Prestasi Baku Dengan Jarak
Karunia Tempuh Yang
Minimum dan
Merencanakan
Jadwal Distribusi
Bahan Baku yang
Paling Ekonomis.

1. Analisa biaya diperoleh penghematan biaya pendistribusian rute armada


dalam menempuh perjalanan, dibandingkan dengan waktu pendistribusian
secara acak. Sebelum menggunakan metode saving untuk armada tronton
jarak yang ditempuh adalah 1124, sedangkan utnuk armada colt diesel 350
27

km. Setelah dilakukan menggunakan Saving armada tronton jarak yang


ditempuh adalah 1219 km. Total biaya distribusi untuk setiap kali
pengiriman setelah penghematan sebesar Rp 860.680,7. Jadi total distribusi
yang dapat dihemat adalah sebelum savung – Biaya sesudah saving = Rp
1.063.671,2 – Rp 860.680,7 = Rp 202.990,5.
2. Analisa dan pengolahan data dengan penerapan metode Saving Matrix dari
13 rute awal menjadi 8 rute baru, dan di dapat perbandingan pada rute awal
sebesar 1984,3 km dan untuk rute baru sebesar 1288,4 km sehingga
diperoleh penghematan jarak sebesar 695,9 km atau sebesar 35,07%. Biaya
total transportasi sebelum penerapan metode saving matrix yaitu didapat
pada rute awal sebesar Rp 10.331.825/Bulan, dan biaya total sesudah
penerapan metode saving matrix pada rute A sampai rute H sebesar Rp
5.834.480 / bulan. Sehingga diperoleh penghematan biaya distribusi sebesar
Rp 4.497.345 / bulan atau penghematan sebesar 43,53%.
3. Dari aspek jarak, dengan menggunakan metode penjadwalan total jarak
tempuh armada sebesar 99.168 km, dengan metode saving total jarak
tempuh armada sebesar 188.650 km. dari aspek waktu, dengan metode
penjadwalan total waktu tempuh armada adalah sebesar 3.144,16 jam. Dari
aspek biaya, dengan menggunakan metode penjadwalan biaya distribusi
perusahaan adalah sebesar Rp 26.260.185,- dengan menggunakan metode
saving biaya distribusi perbulan sebesar Rp 38.546.864,-. Selama ini biaya
distribusi perusahaan adalah sebesar Rp 30.831.854,- perbulan. Bila
perusahaan menggunakan metode penjadwalan, maka terjadi penghematan
biaya distribusi sebesar Rp 30.831.854 – Rp 26.260.185 = Rp 4.571.669,-
per bulan
4. Pengurangan jarak dari jarak aktual dan jarak usulan sebesar 41 km, yaitu
dari 457 km menjadi 434 km. perbedaan biaya aktual sebesar Rp 860.000,-
dengan biaya usulan sebesar Rp 657.000,- denga presentase biaya distribusi
sebesar 21,6%.
5. Hasil dari penelitian membandingkan rute awal dengan rute awal dengan
rute berdasarkan hasil pengolahan metode Clarke & Wright Saving
Heuristic dan Nearest Neighbor dengan hasil lebih efisien terhadap jarak,
waktu, biaya, dan armada dengan rincian perpendek jarak sebesar 73 km,
penghematan waktu sebesar 285 menit, penghematan biaya sebesar Rp
335.000, dan penghematan sebuah armada jenis engkel pada setiap
periodenya.
6. Didapatkan pengurangan rute bahan baku dari 98 rute / bulan denga rata –
rata utilisasi alat angkut yang awalnya 57% meningkat menjadi 71%.
28

Kemudian, dilakukan pengurutan rute kunjungan dengan metode Nearest


Neighbor. Jarak awal yang ditempuh adalah 1526 km dan dapat dilakukan
penghematan jarak sebesar 56,92% menjadi 657,3 km. Sedangkan
Penghematan biaya dari Rp 5.238.042.- menjadi Rp 1.575.325,-.
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

Langkah – langkah untuk memecah kan suatu masalah ialah melalui


penelitian untuk melakukan proses pengumpulan dan pengolahan data untuk
memperkecil kesalahan yang mungkin terjadi. Dari hasil penelitian sesuai dengan
tujuan maka perlu dibuat suatu metodologi penelitian.

Untuk pengambilan data kami mengambil data dari UKM UD. Suwarlondono
Art dengan cara melakukan wawancara sesuai dengan permasalahan yang diangkat.
Terdapat langkah - langkah yang dilaksanakan sebagai berikut :

3.1 Flow Chart Penelitian

MULAI

STUDY LAPANGAN

STUDY LITERATUR

MENGIDENTIFIKASI MASALAH PENENTUAN TUJUAN PENELITIAN

29
30

PENGUMPULAN DATA

- Data Permintaan Distributor


- Data Nama Distributor
- Data Armada
- Harga Pengiriman
- Rute Distributor

PENGOLAHAN DATA

1. Penentuan usulan rute dengan metode saving matrix


2. Mengurutkan rute dengan metode Neirest Neighbor
3. Menentukan Biaya Transportasi
4. Menhitung Biaya Transportasi Sebelum dan sesudah

ANALISA DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN DAN SARAN

SELESAI

Gambar 3. 1 Flow Chart Penelitian


31

3.2Studi Lapangan
Pada tahap ini mengenalkan tentang kondisi perusahaan, observasi lapangan, dan
wawancara pemilik usaha, sehingga didapatkan permasalah.

3.3Mengidentifikasi Masalah
Tahap pengidentifikasian ini merupakan hasil dari setiap penelitian yang
didasarkan pada data – data yang didapatkan dengan wawancara di UD.
Suwarlandono Art untuk mendapatkan variable – variable apa saja yang diperlukan.

3.4Pengumpulan Data
Proses penginputan merupakan data yang dia ambil dari UD. Suwarlandono Art
terdiri dari :

a. Data Permintaan

No. Nama Distributor Periode Data Permintaan


( pcs )
1.
2.
3.

b. Data Waktu Tempuh antar Distributor

UD. Hand Made MS.


Jombang Jogja
Dari/ke Suwarlandono Shoes Sby Glow
( menit ) ( menit )
( menit ) ( menit ) ( menit )
UD.
0
Suwarlandono
Hand Made
64 0
Shoes SBY
MS. Glow 90 136 0
Jombang 102 118 176 0
Jogja 468 483 530 372 0
32

c. Data Armada
No. Jenis Armada Kapasitas Jumlah
Angkut Armada
( Pcs ) ( Unit )
1.

d. Data Harga Pengiriman

Rute Biaya
Nama
No. Alamat Distributor Transportasi
Distributor
( km ) ( Rp )
1.
2.
3.
4.

e. Data Rute Distributor


Rute
Nama
No. Alamat Distributor
Distributor
( km )
1.
2.
3.
4.

f. Data Packaging
Ukuran
Nama
No. Alamat Packaging
Distributor
( cm )
1.
2.
3.
4.
33

Pengolahan data ini dilakukan sebagai input dalam memecahkan masalah. Proses
pengambilan data dengan cara melakukan wawancara terhadap pemilik perusahaan.

3.5Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan akan diolah untuk mencari penyelesaian dan
perbaikan dari masalah UD. Suwarlandono Art. Pengolahan data untuk memecahkan
permasalahan yang didapatkan menggunakan metode saving matrix. Sebagai
perbandingan diharapkan Saving Matrix dapat menghasilkan biaya transportasi dan
rutetempuh yang lebih minimal.

Terdapat langkah – langkah yang digunakan metode sebagai berikut (Pujawan, I.


N., & Mahendrawathi, 2010):

1. Mengidentifikasi matrik rute


Pada tahap ini diperlukan rute antara pabrik ke masing – masing
distributor. Tetapi untuk menentukan rute saat ini menggunakan aplikasi
Google Maps untuk menentukan rute dari pabrik ke distributor. Penggunaan
matriks jarak dirasa kurang efektif karena jarak didapatkan jarak ditarik
lurus dari tempat produksi ke distributor.
2. Mengidentifikasi matriks penghematan

UD. Hand Made MS.


Jombang Jogja
Dari/ke Suwarlandono Shoes Sby Glow
( km ) ( km )
( km ) ( km ) ( km )
UD.
Suwarlandon 0
o
Hand Made
30 0
Shoes SBY
MS. Glow 65 89 0
Jombang 62 77 116 0
Jogja 308 323 338 245 0
34

Perhitungan untuk menghemat rute dapat menggunakan persamaan :


S(Ox,Oy) = J(GD,Ox) + J(GD,Oy)J(Ox,Oy)………(3.1)
Dimana :

S Ox,Oy = Penghematan rute

J (GD,Ox) = Rute gudang ke outlet x

J (D,Oy) = Rute gudang ke outlet y

J (Ox,Oy) = Rute dari outlet x ke outlet y

3. Mengalokasikan retailer ke rute


4. Penggabungan dilakukan dimulai dari nilai penghematan terbesar untuk
memaksimumkan biaya
5. Pengurutan retailer tujuan dalam rute yang sudah terdefinisi.

Dalam pengurutan rute ini menggunakan metode nearest neighbour

3.6Analisis dan Pembahasan


Pada tahap ini hasil yang sudah diolah akan dianalisa sebagaimana permasalahan
selesai dengan baik.
35

3.6 Jadwal Pelaksanaan


Tabel 3. 1 Tabel Pelaksanaan Kegiatan

Bulan Ke-
No. Kegiatan Penelitian
1 2 3 4 5 6
1. Study Lapangan
2. Identifikasi dan Prumusan Masalah
3. Studi Literatur
4. Penetapan Permasalahan
5. Observasi
Penulisan dan Revisi Proposal
6.
Penelitian
7. Pengumpulan Data
- Mencari data – data
permintaan dari setiap
distributor dalam 3 bulan
terakhir
- Mencari data rute dari
gudang ke distributor dan
data waktu tempuh antar
distributor
- Mencari data armada yang
digunakan
- Mencari data biaya
operasional armada,
pengiriman, dan tenaga
kerja
8. Pengolahan Data
- Mengidentifikasi Matriks
rute untuk meminimumkan
rute tempuh
- Menghitung penghematan
rute menggunakan matriks
penghematan
- Mengalokasikan permintaan
distributor ke rute
transportasi
- Penentuan rute distribusi
36

- Mengurutkan outlet ddengan


metode Nearest Neighbor
- Penjadwalan rute usulan
9. Analisis Data
10. Penarikan Simpulan dan Saran
11. Penulisan Laporan
BAB 4
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data


4.1.1 Data Permintaan Produk
Data permintaan produk tas UD. Suwarlandono pada periode bulan
oktober 2020 sampai bulan desember 2020.
Tabel 4. 1 Data Permintaan Produk

No. Nama Distributor Periode Data Permintaan


( pcs )
Oktober 15.195
Hand Made Shoes
1. November 22.402
Surabaya
Desember 22.133
Oktober 15.669
2. MS Glow November 12.717
Desember 13.165
Oktober 3.856
3. Jombang November 3.222
Desember 2.325
Oktober 10.290
4. Jogja November 11.682
Desember 11.877

37
38

4.1.2 Data Waktu Tempuh antar Distributor


Tabel 4. 2Data Waktu Tempuh Distributor

Hand Made Shoes Sby


UD. Suwarlandono

MS. Glow
( menit )

Jombang
( menit )

( menit )

( menit )

( menit )
Jogja
Dari/ke

UD. Suwarlandono 0

Hand Made Shoes


64 0
SBY
MS. Glow 90 136 0
Jombang 102 118 176 0
Jogja 468 483 530 372 0

4.1.3 Data Armada dan Volume Packaging


Jenis – jenis armada yang digunakan pengiriman barang dari UD.
Suwarlandono. Art ke beberapa distributor antara lain :

Tabel 4. 3 Jenis Kendaraan dan Kapasitas Angkut

Kapasitas Jumlah
No. Jenis Armada Angkut Armada
( pcs ) ( unit )
Granmax Pick
1. 3000 2
Up
2. GranMax 1000 1
39

Tabel 4. 4 Volume Packaging Tas

Ukuran Packaging Plastik OPP


No. Nama Distributor
( cm )
Hand made Shoes Catalog
1. 30 X 40
Surabaya
2. Ms Glow 30 X 40
3. Jombang 30 X 40
4. Jogja 30 X 40

4.1.4 Data Jarak Distributor

Data rute antara setiap outlet ke gudang UD. Suwarlandono.art dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 4. 5 Data Rute Dari Gudang Ke outlet

Rute
Nama
No. Alamat Distributor
Distributor
( km )
Hand made Kalirungkut
1. Shoes Catalog Ruko Mejaya 14 30,15
Surabaya A
Exit Tol
2. Ms Glow Pakisaji/Gt 65,6
Malang
Jl. Gubernur
3. Jombang Suryo 14 62,06
Jombang
Jl. Kaliurang
4. Jogja 308,2
no.12
40

4.1.5 Data Armada Kendaraan


Armada yang digunakan dalam pendistribusian di UD. Suwalrlando.Art
adalah mobil granmax Pick Up berkapasitas 3000 unit tas dan mobil MPV
GranMax yang berkapasitas 1000 unit tas.

Gambar 4. 1 Armada Jenis MPV GranMax

Gambar 4. 2 Armada Jenis GranMax Pick Up

4.1.6 Data Biaya Operasional


Data biaya operasional pada bulan desember 2020 meliputi bahan bakar
minyak armada dan biaya tenaga kerja.

4.1.6.1 Biaya Bahan Bakar Minyak Armada


Biaya bahan bakar armada terdapat dua macam perhitungan
dikarenakan ada perbedaan konsumsi dari kedua jenis armada yang
digunakan. Armada jenis mobil GranMax Pick Up mengkonsumsi bahan
41

bakar sebanyak 14,29 km/liter. Sedangkan untuk armada MPV GranMax


mengkonsumsi bahan bakar sebanyak 17 km/liter. Harga dari bahan bakar
minyak untuk armada ini menggunakan bahan bakar jenis pertalite dengan
harga Rp 7.650,-.

Dengan demikian dapat dilakukan perhitungan biaya bahan bakar


minyak armada selama bulan desember 2020 sebagai berikut :

1. Biaya bahan bakar mobil GranMax Pick Up 2 Unit

=
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑅𝑢𝑡𝑒 𝑃𝑒𝑟𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛𝑎𝑛 ( 𝑘𝑚/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 )
𝑥 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 ( 𝑘𝑚/𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 )

=
12.116,26𝑘𝑚/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
14,29𝑘𝑚/𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
𝑥 𝑅𝑝7.650, −/𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 = 𝑅𝑝 6.486.311, −/bulan

2. Biaya bahan bakar mobil MPV GranMax


=
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑃𝑒𝑟𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛𝑎𝑛 ( 𝑘𝑚/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 )
𝑥 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 ( 𝑘𝑚/𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 )

=
8.013,2𝑘𝑚/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
𝑥 𝑅𝑝 7.650, −/𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 = 𝑅𝑝 3.605.940,-/bulan
17𝑘𝑚/𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟

Total Biaya bahan bakar minyak armada selama bulan desember 2020
adalah Rp 6.486.311,-/bulan + Rp 3.605.940,-/bulan = Rp 10.092.251,-
/bulan
42

4.1.6.2 Biaya Tenaga Kerja


Biaya tenaga kerja di UD. Suwarlandono.Art adalah Rp 12.500,-
/jam. Perusahaan memberikan Batasan waktu pengiriman 8 jam/hari untuk
distributor HandMade Shoes Surabaya, MS Glow, dan Jombang melakukan
pengiriman menggunakan mobil GranMax Pick Up dengan seluruh
distributor sebagai tujuannya. Dan tidak ada Batasan waktu pengiriman
pada distributor yang berada di Jogja menggunakan armada MPV
GranMax.Jumlah pengiriman yang dilakukan pada bulan desember 2020
sebanyak 39 kali dengan armada GranMax Pick Up dan 13 kali dengan
armada MPV GranMax. Total biaya tenaga kerja untuk melakukan
pendistribusian di UD. Suwarlandono.Art dapat dihitung sebagai berikut :

a. Armada GranMax Pick Up


= Jumlah Outlet yang dikunjungi kali/bulanbulan x batas waktu
pengiriman jam/kali x biaya tenaga kerja per jam
= 39 kali/bulan x 8 jam/kali x Rp 12.500,-/jam
= Rp 3.900.000,-/bulan

b. Armada MPV GrandMax


= Jumlah Outlet yang dikunjungi kali/bulan x batas waktu
pengiriman jam/kali x biaya tenaga kerja per jam
= 13 kali/bulan x 24 jam/kali x Rp 12.500,-/jam
= Rp 3.900.000,-/bulan

Total biaya tenaga kerja dalam melakukan pendistribusian selama bulan


desember 2020 adalah Rp 3.900.000,-/bulan + Rp 3.900.000,-/bulan = Rp
7.800.000,-/bulan
43

4.1.6.3 Biaya Operasional Armada


Biaya operasional armada distribusi di UD. Suwarlandono. Art
meliputi biaya depresiasi dan biaya perawatan armada. Total biaya
operasional armada di UD. Suwarlandono. Art pada periode bulan
desember 2020 dapat dihitung sebagai berikut :

a. Armada GranMax Pick Up


Harga GranMax Pick Up : Rp 149.000.000,-
Umur Mobil :120 bulan
Nilai Sisa :Rp 85.000.000,-
Biaya depresiasi
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑎𝑟𝑚𝑎𝑑𝑎 ( 𝑅𝑝 )− 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑆𝑖𝑠𝑎 ( 𝑅𝑝 )
= 𝑈𝑚𝑢𝑟 𝑀𝑜𝑏𝑖𝑙 ( 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛 )

𝑅𝑝 149.000.000 − 𝑅𝑝 85.000.000
= 120 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
= 𝑅𝑝 533.333, −/bulan

Biaya Perawatan

𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑔𝑎𝑛𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑂𝑙𝑖 ( 𝑅𝑝 ) 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑆𝑒𝑟𝑣𝑖𝑐𝑒 𝑅𝑢𝑡𝑖𝑛 ( 𝑅𝑝 )


= +
4 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑆𝑒𝑘𝑎𝑙𝑖 4 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑆𝑒𝑘𝑎𝑙𝑖

𝑅𝑝 400.000,− 𝑅𝑝 430.000,−
= +
4 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑘𝑎𝑙𝑖 4 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑘𝑎𝑙𝑖

= Rp 100.000,-/bulan + Rp 107.500,-/bulan = Rp 207.500,-/bulan

b. Armada MPV GranMax


Harga MPV GranMax : Rp 166.000.000,-
Umur Mobil :120 bulan
Nilai Sisa :Rp 90.000.000,-
Biaya depresiasi
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑎𝑟𝑚𝑎𝑑𝑎 ( 𝑅𝑝 )− 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑆𝑖𝑠𝑎 ( 𝑅𝑝 )
=
𝑈𝑚𝑢𝑟 𝑀𝑜𝑏𝑖𝑙 ( 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛 )

𝑅𝑝 166.000.000 −𝑅𝑝90.000.000
= = 𝑅𝑝 633.333, −/bulan
120 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
44

Biaya Perawatan

𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑔𝑎𝑛𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑂𝑙𝑖 ( 𝑅𝑝 ) 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑆𝑒𝑟𝑣𝑖𝑐𝑒 𝑅𝑢𝑡𝑖𝑛 ( 𝑅𝑝 )


= 4 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑆𝑒𝑘𝑎𝑙𝑖
+ 4 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑆𝑒𝑘𝑎𝑙𝑖

𝑅𝑝 425.000 𝑅𝑝 430.000
=4 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑘𝑎𝑙𝑖 + 4 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑘𝑎𝑙𝑖

= Rp 106.250,-/bulan + Rp 107.500,-/bulan = Rp 213.750,-/bulan

Total biaya operasional armada dalam melakukan distribusi bahan baku


selama bulan desember 2020 adalah

= Biaya depresiasi GranMax Pick Up/bulan + Biaya Perawatan GranMax


Pick Up/bulan + Biaya depresiasi MPV GranMax/bulan + Biaya
Perawatan MPV GranMax Pick Up / bulan

= Rp 533.333,-/bulan + Rp 207.500,-/bulan + Rp 633.333,-/bulan + Rp


213.750,-/bulan = Rp 1.587.916,-/bulan
45

4.2 Pengolahan Data


4.2.1 Mengidentifikasi Matrix Rute
Metode saving matrix digunakan untuk meminimumkan jarak tempuh
dengan menggabungkan dua atau lebih titik penjemputan ke dalam satu rute.
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam metode saving matrix adalah
mengidentifikasi matrix jarak. Penentuan matrix jarak yang dilakukan dalam
penelitian ini menggunakan bantuan dari Google Maps untuk menghasilkan
angka rute antar setiap outlet dan gudang seperti yang terlihat pada tabel 4.6 :

Tabel 4. 6 Matriks Rute Gudang dan Outlet

UD. Hand Made


MS. Glow Jombang Jogja
Suwarlandono Shoes Sby
Dari/ke DB 2 DB 3 DB 4
WH DB 1
( km ) ( km ) ( km )
( km ) ( km )
UD.
Suwarlando
0,00
no
(WH)
Hand Made
Shoes SBY 30,15 0,00
(DB 1)
MS. Glow
65,60 89,90 0,00
(DB 2)
Jombang
62,06 77,53 116,20 0,00
(DB 3)
Jogja
308,20 323,94 338,61 245,00 0,00
(DB 4)
46

4.2.2 Mengidentifikasi Matriks Penghematan


Perhitungan matriks penghematan rutedapat menggunakan persamaan :

Dimana :

S Ox,Oy = Penghematan Rute

J ( GD,Ox ) = Rute Gudang ke Distributor x

J ( D,Oy ) = Rute Gudang ke Distributor y

J ( Ox, Oy ) = Rute dari Outlet x ke Otlet y

Dengan menggunakan persamaan diatas dapat dicari matriks penghematan


rute dari gudang ke semua distributor yang akan dikunjungi. Contoh perhitungan
matriks penghematan untuk setiap distributor adalah sebagai berikut :

1. Perhitungan matriks penghematan distributor satu dan dua


S(I,II) = J (GD,I) + J (GD,II) – J(I,II)
= 30,15 km + 65,60 km – 89,90 km = 5,85 km
2. Perhitungan matriks penghematan distributor satu dan tiga
S(I,III) = J (GD,I) + J (GD,III) – J(I,III)
= 30,15 km + 62,06 km – 77,53 km = 14,68 km
3. Perhitungan matriks penghematan distributor satu dan empat
S(I,IV) = J (GD,I) + J (GD,IV) – J(I,IV)
= 30,15 km + 308,20 km – 323,94 km =14,41 km
4. Perhitungan matriks penghematan distributor dua dan tiga
S(II,III) = J (GD,II) + J (GD,III) – J(II,III)
= 65,60 km + 62,06 km – 116,20 km = 11,46 km
5. Perhitungan matriks penghematan distributor dua dan empat
S(II,IV) = J (GD,II) + J (GD,IV) – J(II,IV)
= 65,60 km + 308,20 km – 338,61 km = 35,19 km
6. Perhitungan matriks penghematan distributor tiga dan empat
S(III,IV) = J (GD,III) + J (GD,IV) – J(III,IV)
= 62,06 km + 308,20 km – 245,00 km = 125,26 km
47

Matriks penghematan untuk setiap distributor pada tabel 4.7


Tabel 4. 7 Matriks Penghematan Rute

UD. Hand Made MS.


Jombang Jogja
Suwarlandono Shoes Sby Glow
Dari/ke DB 3 DB 4
WH DB 1 DB 2
( km ) ( km )
( km ) ( km ) ( km )
UD.
Suwarlandono 0,00
(WH)
Hand Made
Shoes SBY 30,15 0,00
(DB 1)
MS. Glow
65,60 5,85 0,00
(DB 2)
Jombang
62,06 14,68 11,46 0,00
(DB 3)
Jogja
308,20 14,41 35,19 125,26 0,00
(DB 4)

4.2.3 Mengalokasikan Permintaan Distributor ke Rute Transportasi


Langkah selanjutnya dilakukan penentuan rute awal yang merupakan rute
terpisah. Rute transportasi awal dapat dilihat pada tabel 4.8
Tabel 4. 8 Rute Awal Untuk Setiap Distributor

No. Rute Rute Yang dilalui


1. Distributor 1 – Gudang – Distributor 1
2. Distributor 2 – Gudang – Distributor 2
3. Distributor 3 – Gudang – Distributor 3
4. Distributor 4 – Gudang – Distributor 4

Berdasarkan tabel diatas, dilakukan alokasi distributor – distributor ke


kendaraan atau rute. Diawal, dialokasikan tiap outlet dengan rute yang berbeda
sehingga rute awal ada sebanyak 4 rute. Namun permintaan distributor tersebut
bisa digabungkan sampai pada batas kapasitas armada yang ada.
48

4.2.3.1 Penentuan Rute Distribusi


Total permintaan setiap distributor pada bulan desember tahun 2020
dapat dilihat pada tabel
Tabel 4. 9 Data Permintaan Setiap Distributor

Hand Made MS.


Jombang Jogja
Shoes SBY Glow
Permintaan DB 3 DB 4
DB 1 DB 2
( pcs ) ( pcs )
( pcs ) ( pcs )
1 Januari 2020 1702 1012 178 913
3 Januari 2020 1502 918 166 823
7 Januari 2020 1632 921 170 993
9 Januari 2020 1489 875 189 864
11 Januari 2020 1633 1201 177 1021
14 Januari 2020 1785 1008 174 1107
16 Januari 2020 1634 946 156 1090
18 Januari 2020 1821 970 186 987
21 Januari 2020 1778 1291 179 890
23 Januari 2020 1543 1033 199 902
25 Januari 2020 1671 1212 165 876
28 Januari 2020 1943 1213 188 777
30 Januari 2020 2000 565 198 634
49

Dari matriks penghematan dilakukan penggabungan yang dimulai


dari nilai penghematan terbesar. 125,26 km merupakan penghematan
terbesar dari nilai penghematan terbesar hasil antara distributor 3 (Jombang)
dan distributor 4 (jogja). Total kapasitas dari penggabungan ini adalah 178
pcs + 913 pcs = 1091 pcs. Penggabungan ini layak dilakukan karena total
beban tidak melebihi kapasitas armada.

Tabel 4. 10 Matriks Peghematan Langkah 1

Hand Made Shoes Sby

Diangkut pada Setiap


Distributor( pcs )
Kapasitas yang
DB 1( km )

DB 2( km )

DB 3( km )

DB 4( km )
MS. Glow

Jombang

Jogja
Dari/ke

Hand Made Shoes 1702


0,00
SBY(DB 1)
MS. Glow(DB 2) 5,85 0,00 1012
Jombang(DB 3) 14,68 11,46 0,00 178
Jogja(DB 4) 14,41 35,19 125,26 0,00 913

Penggabungan yang telah layak akan dimasukan kedalam satu rute.


Total beban yang diangkut pada rute satu masih belum mendekati kapasitas
maksimum armada. Artinya rute satu masih bisa ditambah outlet dan untuk
penggabungan selanjutnya.

Penggabungan dengan nilai penghematan terbesar selanjutnya adalah


14,68 km yang merupakan penggabungan antara Distributor 1 dan
distributor 3. Jumlah kapasitas masing – masing adalah 178 pcs dan 1702
pcs. Dilihat dari iterasi sebelumnya, distributor 3 telah tergabung dalam rute
satu. Distributor 1 akan dimasukan dalam satu rute Bersama dengan
distributor 3 dan distributor 4. Total beban dari penggabungan ini adalah
50

913 pcs +178 pcs +1702 pcs = 2793 pcs. Penggabungan ini layak dilakukan
karena total beban tidak melebihi kapasitas armada.
Tabel 4. 11Matrix Penghematan Langkah 2

Diangkut pada Setiap


Hand Made Shoes

Distributor( pcs )
SbyDB 1( km )

Kapasitas yang
DB 2( km )

DB 3( km )

DB 4( km )
MS. Glow

Jombang

Jogja
Dari/ke

Hand Made Shoes


0,00 1702
SBY(DB 1)
MS. Glow(DB 2) 5,85 0,00 1012
Jombang(DB 3) 14,68 11,46 0,00 178
Jogja(DB 4) 14,41 35,19 125,26 0,00 913

Penggabungan yang telah layak akan dimasukan kedalam rute satu.


Total beban yang diangkut pada rute satu sudah mendekati kapasitas
maksimum armada. Hanya tersisa distributor 2 yang memiliki kapasitas
1012 unit yang akan dimasukan kedalam rute 2. Penggabungan selanjutnya
tidak mungkin dilakukan lagi dikarenakan setiap rute tidak bisa ditambah
ataupun digabungkan. Sehingga ada 1 rute yang dihasilkan dari langkah
penggabungan berdasarkan saving matrix. Hasil akhir pembagian rute
adalah sebagai berikut :

Tabel 4. 12 Tabel Hasil Pembagian Rute

Rute Distributor Jumlah Kapasitas ( Pcs )

1 DB 1 – DB 3 – DB4 2793

2 DB 2 1012
51

4.2.4 Pengurutan Rute Pengiriman Dengan Prosedur Nearest Neighbour


Berdasarkan rute yang telah diperoleh sebelumnya. Langkah selanjutnya
adalah menentukan urutana outlet yang harus dikunjungi dalam satu rute. Cara
mengurutkannya menggunakan metode nearest neighbor. Metode nearest
neighbor menggunakan prinisip dengan menambahkan distributor yang jaraknya
paling dekat dengan distributor terakhir yang akan dikunjungi.

Dari iterasi diatas kemudian diperoleh 2 rute yaitu rute 1 dan rute 2 yang
berarti UD. Suwarlandono. Art membagi 2 rute tersebut ke dalam dua armada.
Untuk 1 mobil Granmax pick up akan mengirim atau melayani rute 1.Dan untuk
mobil Granmax pick up melayani rute 2 dengan kapasitas yang dimiliki.

4.2.4.1 Urutan Distributor


Hasil dari pembagian rute pada bulan desember didapatkan 2 rute
yang meliputi, rute 1 mengangkut bahan baku dari distributor { DB1, DB3,
DB4 } dan rute 2 mengangkut bahan baku dari distributor 2.

1. Urutan distributor untuk rute 1


Iterasi 1 : awal perjalanan dimulai dari gudang dengan total rute = 0
km
a. Dengan menuju ke distributor 1 maka rute perjalanan 30,15
km
b. Dengan menuju ke distributor 3 maka rute perjalanan 62,06
km
c. Dengan menuju ke distributor 4 maka rute perjalanan 308,2
km

Dengan menggunakan metode Nearest Neighbour, maka diperoleh


solusi adalah : langsung menuju ke distributor 1 dari gudang karena
rute nya paling dekat dengan gudang, ukuran data rute tersebut
dapat dilihat pada tabel 4.5

Iterasi 2 :Perjalanan dari gudang menuju distributor 3 dilanjutkan


menuju distributor terdekat selanjutnya. Ada 2 kemungkinan yang
terjadi yaitu menuju distributor 3 atau distributor 4

Dengan menggunakan metode Neirest Neighbour, maka diperoleh


solusi pada iterasi 2 adalah menuju distributor 3.
52

Iterasi 3 : Perjalanan dari gudang – distributor 1 – distributor 3


dikarenakan tidak ada distributor lain yang akan dikunjungi pada
rute 1 tersebut maka langsung dilanjutkan menuju distributor
terakhir yaitu distributor 3 sehingga diperoleh solusi { Gudang –
DB1 – DB3 – DB4 – Gudang }.
= 30,15 km + 62,06 km + 308,2 km
= 400,41 km
2. Urutan distributor untuk rute 2
Iterasi 1 : Awal perjalanan dimulai dari gudang dengan total rute =
0 km
a. Dengan menuju ke distributor 2 maka jarak perjalanan 65,6
km

Karena pada rute 1 pengiriman tidak bias dikombinasikan dengan


distributor lain maka dilakukan pengiriman sendiri dengan
menggunakan aramada lain mobil Granmax pick up sehingga
diperoleh solusi { Gudang – DB2 – Gudang }. Ukuran data rute
tersebut dapat dilihat pada tabel 4.5.

= 65,6 km + 65,6 km

= 131,2 km
53

4.2.5 Perhitungan Utilitas Armada


4.2.5.1 Utilitas Armada
Perhitungan utilitas armada pengiriman setiap rute adalah sebagai
berikut :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 ( 𝑝𝑐𝑠 )
Utilitas = 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐴𝑟𝑚𝑎𝑑𝑎 ( 𝑝𝑐𝑠 ) 𝑥 100%

2793 𝑝𝑐𝑠
Utilitas rute 1 = 3000 𝑝𝑐𝑠 𝑥100% = 93,1%

1012 ( 𝑝𝑐𝑠 )
Utilitas rute 2 = 3000 ( 𝑝𝑐𝑠 ) 𝑥100% = 33,73%

4.2.6 Perbandingan Rute Awal dan RuteUsulan


Perbandingan jarak tempuh hasil rancangan rute awal dan rute usulan
Tabel 4. 13 Total Rute Awal

No.
Rute yang Dilalui Armada Total Jarak ( km )
Rute

Distributor 1 –
Gran Max
1 Gudang – 30,15+30,15 = 60,3
Pick up
Distributor 1

Distributor 2 –
Gran Max
2 Gudang – 65,6+65,6 = 131,2
Pick up
Distributor 2

Distributor 3 –
Gran Max
3 Gudang – 62,06+62,06 = 124,12
Pick up
Distributor 3

Distributor 4 –
Gran Max
4 Gudang – 308,2+308,2 = 616,4
Pick up
Distributor 4

Total 932,02
Dilakukan sebanyak 13 kali dalam satu
12.116,26
bulan total
Tabel 4. 14 Total Rute Usulan
54

Rute Rute yang Dilalui Armada Total Jarak ( km )


Gudang – DB1 –
Gran Max 30,15+14,68+125,26+308,20
1 DB3 – DB4 –
Pick up = 478,29
Gudang
Gudang – DB2 – Gran Max
2 65,60 + 65,60 = 131,2
Gudang Pick up
Total 609,49
Dilakukan sebanyak 13 kali dalam satu 7.923,37
bulan total

Berdasarkan tabel diatas, diketahui terdapat penghematan dari rute awal


ke rute usulan. Besar penghematan yang didapat adalah :

Penghematan jarak
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑟𝑢𝑡𝑒 𝑎𝑤𝑎𝑙 ( 𝑘𝑚 ) − 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑟𝑢𝑡𝑒 𝑢𝑠𝑢𝑙𝑎𝑛 ( 𝑘𝑚 )
= 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑟𝑢𝑡𝑒 𝑎𝑤𝑎𝑙 ( 𝑘𝑚 )

12.116,26 𝑘𝑚 − 6217,8 𝑘𝑚
= 12.116,26 𝑘𝑚
𝑥 100%

= 48,7%
55

4.2.7 Penjadwalan Rute Usulan


Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan saving matrix dan
nearest neighbor. Selanjutnya dilakukan penjadwalan rute usulan. Jadwal
pendistribusian tetap dilakukan satu mingu tiga kali atau dalam satu bulan 13
kali, tetapi armada yang digunakan 2 unit yaitu sama – sama tipe mobil yang
sama GranMax pick up. Lama waktu distribusi setiap rute dapat dilihat di tabael
4.14
Tabel 4. 15 Total Lama Waktu Distribusi

Lama Waktu
Rute Rute yang Dilalui Armada Pengiriman
( menit )

Gudang – DB1 – DB3 – Gran Max Pick 64+118+372+468 =


1
DB4 – Gudang up 1022

Gran Max Pick


2 Gudang – DB2 – Gudang 90 + 90 = 180
up
Total 1202
Dilakukan sebanyak 13 kali dalam satu bulan total 15626

Lama waktu distribusi bahan baku adalah 15626 menit untuk bulan
desember 2020. Waktu tersebut hanya digunakan untuk perjalanan menuju setiap
tujuan. Lama waktu yang diberikan untuk bongkar muat dalam usulan ini adalah
30 menit untuk distributor, dan 45 menit untuk gudang. Banyak tujuan dalam
rute usulan adalah 3 tujuan distributor dan 1 gudang untuk rute 1, untuk rute 2
memiliki 1 tujuan distributor dan gudang. Total lama waktu distribusi setiap rute
adalah sebagai berikut :

1. Lama waktu distribusi rute 1.


= Lama waktu perjalanan distribusi + ( lama bongkar muat distributor x total
outlet) + ( lama bongkar muat gudang x total gudang)
= 1022 mernit + ( 30 menit x 3 outlet) + ( 45 menit x 1 gudang ) = 1157 menit
2. Lama waktu distribusi rute 2
= Lama waktu perjalanan distribusi + ( lama bongkar muat distributor x total
outlet) + ( lama bongkar muat gudang x total gudang)
= 180 menit + ( 30 menit x 1 outlet ) + ( 45 menit x 1 gudang ) = 255 menit
56

Waktu distribusi rute 1 membutuhkan waktu 1157 menit atau kurang lebih
19 jam. Rute 2 membutuhkan waktu 255 menit atau kurang lebih 4 jam untuk
melakukan pendistribusian. Artinya pendistribusian setiap rute dapat
terselesaikan kurang dari satu hari kerja lecuali rute 1. Melihat kondisi dan hasil
tersebut dapat dijadwalkan untuk pendistribusian dapat dilakukan selama satu
mingu tiga kali atau satu bulan 13 kali sesuai jadwal distribusi awal.

4.2.8 Perhitungan Biaya Rute Awal dan Rute Usulan


Perrhitungan biaya untuk membandingkan rute awal dan usulan dilakukan
dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Harga bahan bakar minyak untuk armada adalah Rp 7.650,-/liter


2. Penggunaan satu liter bahan bakar dapat menempuh perjalanan sejauh
14,29 km dengan menggunakan armada Granmax Pickup
3. Upah karyawan perusahan sebesar Rp 12.500,-/jam
4. Harga beli mobil GranMax Pick Up adalah Rp 149.000.000,-, sedangkan
harga jual setelah 120 bulan Rp 85.000.000,-

4.2.8.1 Perhitungan Biaya Rute Awal


Perhitungan biaya rute awal di bagi menjadi tiga bagian yaitu
perhitungan biaya bahan bakar minyak, perhitungan biaya tenaga kerja, dan
biaya operasional. Berikut perhitngan biaya rute awal untuk bahan bakar
minyak :

a. Biaya bahan bakar mobil GranMax PickUp 2 unit

=
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑅𝑢𝑡𝑒 𝑃𝑒𝑟𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛𝑎𝑛 ( 𝑘𝑚/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 )
𝑥 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 ( 𝑘𝑚/𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 )

12.116,26 km/bulan
= 14,29 𝑘𝑚/𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
𝑥 𝑅𝑝 7.650/𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 = Rp 6.486.311,-/bulan
57

b. Biaya bahan bakar MPV GranMax 1 unit

=
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑅𝑢𝑡𝑒 𝑃𝑒𝑟𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛𝑎𝑛 ( 𝑘𝑚/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 )
𝑥 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 ( 𝑘𝑚/𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 )

8.013,2 𝑘𝑚/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
= 17𝑘𝑚/𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
𝑥 𝑅𝑝 7.650/𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 = Rp 3.605.940,-/bulan

Total biaya bahan bakar minyak armada selama bulan desember adalah

Rp 6.486.311/bulan + Rp 3.605.940/bulan = Rp 10.092.251,-/bulan

Setelah menghitung biaya rute awal bahan bakar minyak,


selanjutnya dilakukan perhitungan biaya rute awal tenaga kerja. Berikut
adalah perhitungan dari biaya rute awal tenaga kerja :

a. Biaya Tenaga kerja armada Granmax PickUp


=Jumlah Outlet yang dikunjungi kali/bulan x batas waktu
pengiriman jam/kali x biaya tenaga kerja/jam

= 39 kali/bulan x 8 jam/kali x Rp 12.500,-/jam

= Rp 3.900.000,-/bulan

b. Biaya Tenaga Kerja armada MPV GranMax

= Jumlah Outlet yang dikunjungi kali/bulan x batas waktu


pengiriman jam/kali x biaya tenaga kerja/jam

= 13 kali/bulan x 24 jam/kali x Rp 12.500,-/jam

= Rp 3.900.000,-/bulan

Total biaya tenaga kerja rute awal dalam melakukan distribusi selama bulan
desember adalah Rp 3.900.000,-/bulan + Rp 3.900.000,-/bulan = Rp
7.800.000,-/bulan
58

Selanjutnya menghitung biaya operasional armada untuk rute awal.


Berikut adalah perhitungan biaya rute awal untuk biaya operasional :
1. Armada GranMax Pick Up( 2 unit )
Harga GranMax Pick Up : Rp 149.000.000,-
Umur Mobil :120 bulan
Nilai Sisa :Rp 85.000.000,-
Biaya depresiasi

𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑎𝑟𝑚𝑎𝑑𝑎 ( 𝑅𝑝 )– 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑆𝑖𝑠𝑎 ( 𝑅𝑝 )


=
𝑈𝑚𝑢𝑟 𝑀𝑜𝑏𝑖𝑙 ( 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛)

𝑅𝑝 149.000.000 −𝑅𝑝 85.000.000


= 120 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
𝑥2 𝑢𝑛𝑖𝑡 = 𝑅𝑝 533.333, −/bulan

Biaya Perawatan

𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑔𝑎𝑛𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑂𝑙𝑖 (𝑅𝑝) 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑆𝑒𝑟𝑣𝑖𝑐𝑒 𝑅𝑢𝑡𝑖𝑛 (𝑅𝑝)


= +
4 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑆𝑒𝑘𝑎𝑙𝑖 4 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑆𝑒𝑘𝑎𝑙𝑖

𝑅𝑝 400.000,− 𝑅𝑝 430.000,−
= +
4 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑘𝑎𝑙𝑖 4 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑘𝑎𝑙𝑖

= (Rp 100.000,-/bulan+ Rp 107.500,-/bulan) x 2 unit = Rp 415.000,-


/bulan

2. Armada MPV GranMax


Harga MPV GranMax : Rp 166.000.000,-
Umur Mobil :120 Bulan
Nilai Sisa :Rp 90.000.000,-
Biaya depresiasi

𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑎𝑟𝑚𝑎𝑑𝑎 ( 𝑅𝑝 )− 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑆𝑖𝑠𝑎 ( 𝑅𝑝 )


= 𝑈𝑚𝑢𝑟 𝑀𝑜𝑏𝑖𝑙 ( 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛 )

𝑅𝑝166.000.000−𝑅𝑝90.000.000
= 120 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
= 𝑅𝑝 633.333, −/bulan
59

Biaya Perawatan

𝑃𝑒𝑟𝑔𝑎𝑛𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑂𝑙𝑖(𝑅𝑝) 𝑆𝑒𝑟𝑣𝑖𝑐𝑒 𝑅𝑢𝑡𝑖𝑛(𝑅𝑝)


= +
4 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑆𝑒𝑘𝑎𝑙𝑖 4 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑆𝑒𝑘𝑎𝑙𝑖

𝑅𝑝 425.000 𝑅𝑝 430.000
= +
4 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑘𝑎𝑙𝑖 4 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑘𝑎𝑙𝑖

= Rp 106.250,-/bulan + Rp 107.500,-/bulan = Rp 213.750,-/bulan

Total biaya operasional armada dalam melakukan distribusi bahan baku


selama bulan desember 2020 adalah

Rp 533.333,-/bulan + Rp 415.000,-/bulan + Rp 633.333,-/bulan + Rp


213.750,-/bulan = Rp 1.795.416,-/bulan

Total keseluruhan dari biaya bahan bakar minyak, biaya tenaga kerja dan
biaya operasional pada rute awal adalah

= Biaya Bahan Bakar Minyak + Biaya Tenaga Kerja (Rp) + Biaya


Operasional (Rp)

= Rp 10.092.251,-/bulan + Rp 7.800.000,-/bulan + Rp 1.795.416,-/bulan

= Rp 19.483.083,-/bulan
60

4.2.8.2 Perhitungan Biaya Rute Usulan


Setelah dihitung menggunakan metode Saving Matrix maka armada
yang digunakan adalah GranMax Pick Up sebanyak 2 unit untuk melakukan
pengiriman ke distributor. Berikut adalah perhitungan hasil dari biaya rute
usulan.

a. Biaya Operasional armada perbulan

Harga GranMax Pick Up : Rp 149.000.000,-


Umur Mobil : 120 bulan
Nilai Sisa : Rp 85.000.000,-
Biaya depresiasi
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑎𝑟𝑚𝑎𝑑𝑎 ( 𝑅𝑝 )− 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑆𝑖𝑠𝑎 ( 𝑅𝑝 )
= 𝑈𝑚𝑢𝑟 𝑀𝑜𝑏𝑖𝑙 ( 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛 )

𝑅𝑝 149.000.000 − 𝑅𝑝 85.000.000
= 120 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
𝑥2 = 𝑅𝑝 533.333, −/bulan

b. Biaya Perawatan Armada

𝑃𝑒𝑟𝑔𝑎𝑛𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑂𝑙𝑖(𝑅𝑝) 𝑆𝑒𝑟𝑣𝑖𝑐𝑒 𝑅𝑢𝑡𝑖𝑛(𝑅𝑝)


= +
4 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑆𝑒𝑘𝑎𝑙𝑖 4 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑆𝑒𝑘𝑎𝑙𝑖

𝑅𝑝 400.000 𝑅𝑝 430.000
=4 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑘𝑎𝑙𝑖
+ 4 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑆𝑒𝑘𝑎𝑙𝑖

= (Rp 100.000,-/bulan + Rp 107.500,-.bulan) x 2 = Rp 415.000,-


/bulan

Total biaya operasional armada dalam melakukan distribusi bahan baku


selama bulan desember 2020 adalah

= Rp 533.333,-/bulan + Rp 415.000,-/bulan

= Rp 948.333,-/bulan
61

c. Biaya Bahan Bakar Armada

1. Rute 1

=
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑅𝑢𝑡𝑒 𝑃𝑒𝑟𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛𝑎𝑛 ( 𝑘𝑚/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 )
𝑥 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 ( 𝑘𝑚/𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 )

13.286 km/bulan
= 𝑥 𝑅𝑝7.650/𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 = Rp7.401.602,-/bulan
14,29 𝑘𝑚/𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
2. Rute 2
=
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑅𝑢𝑡𝑒 𝑃𝑒𝑟𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛𝑎𝑛 ( 𝑘𝑚/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 )
𝑥 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 ( 𝑘𝑚/𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 )

2.340 km/bulan
= 14,29 𝑘𝑚/𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
𝑥 𝑅𝑝 7.650/𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟= Rp 1.252.694,-/bulan

Total Bahan Bakar yang digunakan untuk pengirman ke distributor


yaitu

= Bahan Bakar Armada Rute 1 per bulan + Bahan Bakar Armada


Rute 2 per bulan

= Rp 7.401.602,-/bulan + Rp 1.252.694/bulan

= Rp 8.654.296,-/bulan

d. Biaya Tenaga Kerja


= Jumlah Outlet yang dikunjungi kali/bulan x batas waktu
pengiriman jam/kali x biaya tenaga kerja per jam
= 39 kali/bulan x 8 jam/kali x Rp 12.500,-/jam
= Rp 3.900.000,-/bulan
62

Total keseluruhan dari biaya bahan bakar minyak, biaya tenaga kerja dan
biaya operasional pada rute usulan adalah

= Biaya Bahan Bakar Minyak per bulan + Biaya Tenaga Kerja per
bulan + Biaya Operasional per bulan

= Rp Rp 8.654.296,-/bulan + Rp 3.900.000,-/bulan + Rp 948.333,-


/bulan

= Rp 13.502.629,-/bulan

Setelah melakukan perhitungan biaya transportasi rute awal


sebelum menggunakan penerapan sebelum metode Saving Matrix
diperoleh total biaya transportasi Rp 19.483.083,-/bulan dan biaya
transportasi sesudah penerapan metode Saving Matrix diperoleh total
biaya transportasi pada rute usulan sebesar Rp 13.502.629,-/bulan.
Sehingga diperoleh penghematan biaya transportasi sebesar Rp
5.980.454,- / bulan atau penghematan biaya transportasi sebesar 30,7%.
Karena didapatkan penghematan jarak tempuh maupun biaya transportasi
setelah penerapan metode saving matrix.

4.2.9 Analisis Penentuan Rute


Rute distribusi usulan terdiri dari 2 rute yang terbagi dalam 13 hari seperti
pada tabel 4.15
Tabel 4. 16 Rute Distribusi Usulan

Rute Rute yang Dilalui Armada

1 Gudang – DB1 – DB3 – DB4 – Gudang


Gran Max Pick up
2 Gudang – DB2 – Gudang

Penentuan rute distribusi dilakukan dengan mempertimbangkan nilai


penghematan rute dan kapasitas armada yang digunakan dalam mendistribusikan
bahan baku. Pengabungan distributor dalam satu rute dimulai dari nilai
penghematan rute terbesar, namun dengan memperhatikan total kapasitas yang
63

diangkut. Penggabungan rute dinyatakan layak jika total kapasitas yang


digabungkan lebih kecil dari kapasitas armada yaitu sebanyak 3000 pcs.

4.2.10 Analisis Perbandingan Rute Awal dan Rute Usulan


Perbandingan rute awal danusulan berdasarkan jumlah rute, total jarak,
biaya distribusi, dan utilitas armada dapat dilihat pada Tabel
Tabel 4. 17 Perbandingan Rute Awal dan Usulan

Sistem Rute Awal Sistem Rute Usulan


Parameter
( Bulan ) ( Bulan )
Jumlah Rute 52 Rute 26 Rute
Total rute tempuh 12.116,26 km 7.923,37 km
Biaya Distribusi Rp 19.483.083,- Rp 13.502.629,-

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa rute usulam hanya memiliki
26 rute dalam satu bulan karena terjadi penggabungan antara beberapa distributor
ke dalam satu rute. Sistem rute awal menggunakan 2 armada GranMax PickUp
dan 1 armada MPV GranMax yang melayani setiap distributor selama 13 hari
dalam satu bulan, pelayanan 4 distributor selama 13 hari menyebabkan
banyaknya jumlah rute dalam distribusi bahan baku, yaitu sebanyak 52 rute.
Setelah dilakukan penghematan dan memaksimalkan mobi GranMac PickUp,
didapatkan 26 rute distribusi yang dilakukan sesuai jadwal awal yaitu satu
minggu 3 kali atau satu bulan 13 kali.

Total jarak yang ditempuh berdasarkan rute usulan mengalami


penghematan sebesar 48,7%. System rute awal memiliki 52 rute distribusi secara
eksklusif yang mengakibatkan jarak yang harus ditempuh dalam pendistribusian
bahan baku menjadi 20.129,46 kilometer. System rute awal memiliki perbedaan
jarak dengan rute usulan yang hanya sejauh 15.626 kilometer.

Berdasarkan perhitungan biaya distribusi rute usulan didapatkan biaya


sebesar Rp 13..502.629,- biaya tersebut lebih kecil daripada biaya distribusi rute
awal yang sebesar Rp 19.483.083,-.
64

( Halaman ini sengaja dikosongkan )


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat berdasarkan pembahasan dan analisis dalam
penulisan ini adalah sebagai berikut :

Didapatkan pengurangan armada stelah menggunakan metode Saving Matrix


dan Metode Neirest Neighbour. Armada yang digunakan adalah armada Grand
Max Pick up dikarenakan kapasitas yagn dimiliki armada ini lebih banyak
dengan total maksimal 3000 pcs dibandingkan Armada Mini Bus Gran Max
hanya dapat menampung maksimal 1000 Pcs.

1. Sistem distribusi awal melakukan distribusi bahan baku secara eksklusif


dengan mobil GranMax PickUp ke masing – masing distributor. Distribusi
dilakukan sebanyak 13 kali dalam satu bulan. Rute distribusi awal terdiri dari
4 rute secara eksklusif dengan total rute tempuh dalam pendistribusian bahan
baku selama satu bulan sebesar 12.116,26 km. setelah menggunakan
penerapan metode Saving Matrix menghasilkan penghematan rute 7.923,37
km atau menghemat sebesar 48,7% dan menghemat biaya sebesar Rp
5.980.454,- atau 30,7%. Dari harga transportasi awal sebesarRp 19.483.083,-
menjadi Rp 13..502.629,-.
2. Rute distribusi menjadi minim setelah menggunakan prosedur penerapan
metode Nearest Neighbouryang rute awal nya ( Gudang –
Distributor1 – Gudang ), ( Gudang – Distributo2 – Gudang ), ( Gudang –
Distributor3 – Gudang ), dan ( Gudang – Distributor4 – Gudang ). Setelah
rute usulan menjadi ( Gudang – Distributir1 – Distributor3 – Distributor4 )
dan ( Gudang – Distributor2 – Gudang ) rute usulan ini memiliki total rute
tempuh 7.923,37 km.

Perubahan yang dilakukan adalah sistem distribusi yang sebelumnya


dilakukan secara eksklusif menjadi satu kali pengiriman dengan beberapa
tujuan dengan memaksimalkan armada GranMax PickUp.

65
66

5.2 Saran
1. Penelitian ini perlu dijadikan bahan pertimbangan perusahaan untuk
mengurangi biaya distribusi bahan baku. Jadwal kerja dan Job Desk dari
pegawai perlu diperhatikan agar bisa lebih maksimal.
2. Dalam upaya membantu perusahaan dalam proses pendistribusian ini,
diharapkan penelitian ini bisa sebagai acuan untuk dapat meminimalisir
biaya pengiriman bahan baku.
DAFTAR PUSTAKA

Bowersox. (2002). Manajemen Logistik Jilid 1. Yogyakarta: Bumi Aksara.


Bowersox, D. J. (2006). Manajemen Logistic, Integrasi Sistem-sistem Manajemen
Distribusi Fisik dan Manajemen Material. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Bowersox, Donald J. (1986). Integrasi Sistem - Sistem Manajemen Distribusi Fisik
dan Manajemen Materal. Jakarta: Bumi Aksara.
H.Salim. (2012). Hukum Pertambangan Di Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Peada.
Hari Fadlisyah¹, C. L. (2020). MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI
PENGIRIMAN BARANG PLTS SEISMIC AREA. e-ISSN: 2722-5062 ,
231-234.
Heizer 2000, dalam Suparjo. (2017). METODE SAVING MATRIX SEBAGAI
METODE ALTERNATIF. MEDIA EKONOMI DAN MANAJEMEN, Vol.
32 No. 2 Juli 2017, 138.
Ikfan, N., & Masudin, I. . (2014). Saving matrix Untuk Menentukan Rute Distribusi.
Jurnal Ilmiah Teknik Industri, 14-17.
Ikfan, N., & Masudin, I. (2013). Penentuan Rute Transportasi Terpendek untuk
Meminimalkan Biaya menggunakan Metode Saving Matriks. Jurnal Ilmiah
Teknik Industri, 165-178.
Indrawati, Eliyati, N,. & Lukowi, A. (2016). Penentuan Rute Optimal pada
Pengangkutan Sampah di Kota Palembang dengan Menggunakan Metode
Saving Matrix. Jurnal Penelitian Sains,, 105-110.
Pujawan, I. N. (2010). Supply Chain Management Edisi Kedua. Guna Widya.
Pujawan, I. N., & Mahendrawathi. (2010). Supply Chain Mangement. Surabaya:
Guna Widya.
Tjiptono, Fandy Chandra, Gregorius Adriana, Dadi. (2008). Pemasaran Strategik.
Yogyakarta: Andi.
Winardi. (1989). Strategi Pemasaran (Marketing Strategy). Bandung: Mandar Maju.

67
68

( Halaman ini sengaja dikosongkan )


69

BIOGRAFI PENULIS

TOPAN ROBIANA, lahir di Bogor pada tanggal 22 November


1995. Penulis lahir dari orang tua, Agus Priyo Santoso dan
Munati. Penulis menempuh pendidikan di mulai dari SD Negeri
Ketimang Desa Ketimang Kecamatan Wonoayu Kabupaten
Sidoarjo ( lulus tahun 2007 ), Melanjutkan ke SMP Nusantara
Krian Desa Katerungan Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo
( lulus tahun 2010 ) dilanjutkan ke SMK Negeri 3 Buduran
Sidoarjo mengambil jurusan Teknik Pengelasan Kapal Desa
Buduran Kecamatan Buduran Kabupaten Sidoarjo ( lulus tahun 2013 ), dan
melanjutkan pendidikan di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya menempuh di
Fakultas Teknik jurusan Teknik Industri. Penulis juga ikut andil dalam menyumbang
prestasi dalam bidang NON AKADEMIK mewakili Fakultas Teknik Universitas 17
Agustus 1945 Surabaya dalam event lokal olahraga basket.

Berkat petunjuk dan pertolongan Allah SWT, usaha dan disertai doa kedua orang tua
dalam menjalani aktifitas akademik di perguruan tinggi Universitas 17 Agustus 1945
Surabaya. Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan skripsi
yang berjudul “ ANALISIS KINERJA DISTRIBUSI DAN JADWAL
PENGIRIMAN UNTUK MENDAPATKAN BIAYA YANG OPTIMAL”

Anda mungkin juga menyukai