(Naskah diterima: 11 Mei 2018; Revisi final: 24 Oktober 2018; Disetujui publikasi: 25 Oktober 2018)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun ciplukan (Physalis angulata) sebagai
imunostimulan dalam meningkatkan jumlah leukosit dan aktivitas fagositosis pada ikan nila. Ikan nila yang
digunakan berukuran panjang 10-12 cm dan bobot 70-90 g. Ikan tersebut diperoleh dari pembudidaya
ikan nila di Desa Riding Panjang Kecamatan Merawang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak
Lengkap tunggal. Rancangan ini terdiri atas lima perlakuan (P), yaitu P1= kontrol positif (penyuntikkan
dengan larutan fisiologis), P2= 4% (v/v) (1 mL ekstrak + 24 mL akuades), P3= 8% (v/v) (2 mL ekstrak + 23
mL akuades), P4= 12% (v/v) (3 mL ekstrak + 22 mL akuades) dan P5= kontrol negatif (tanpa penyuntikan).
Ekstrak ciplukan diinjeksikan sebanyak 0,1 mL pada setiap ekor ikan secara intra-muskular. Indikator imun
yang diamati adalah jumlah total leukosit dan aktivitas fagositosis. Data dianalisis menggunakan analisis
sidik ragam (ANOVA). Hasil yang menunjukkan pengaruh antara perlakuan, selanjutnya dianalis dengan uji
wilayah berganda duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak ciplukan dapat meningkatkan
jumlah leukosit dan aktivitas fagositosis. Dosis terbaik dalam meningkatkan respon imun adalah dosis
ekstrak P4= 12% (v/v) ekstrak dengan jumlah total leukosit (12,43 x 108 sel/mL) dan aktivitas fagositosis
(46,67%).
KATA KUNCI: Physalis angulata; respon imun; aktivitas fagositosis; jumlah leukosit
ABSTRACT: The efectiveness of the extract ciplukan leaves (Physalis angulata L.) on the immune system of nile
tilapia (Oreochromis niloticus). By: Yusrika Octarina, Eva Prasetiyono, Dwi Febrianti, and Robin
The aim of this research was to determined the effectivity of the extract Physalis angulata as immunostimulant on the
amount of total leucocyte count and phagocytosis activity of nile tilapia. The tested fishes were nile tilapia with size of,
10-12 cm in total length, and 70-90 g in weight. The fish were obtained from fish farmers in Riding Panjang village
Merawang Sub District. The research was designed in single completely randomized design. There were five levels of
treatment (P), with P= positive control (injected with physiological solution), P2= 4% (v/v) (1 mL extract + 24 mL
aquadest), P3= 8% (v/v) (2 mL extract + 23 mL aquadest), P4= 12% (v/v) (3 mL extract + 22 mL aquadest) and P5=
negative control (without injection). The extract Physalis angulata L. was injected intramuscularly at a dose of 0.1 mL
per fish. The immune indicators observed were total leucocyte count and phagocytosis activity). Data analyzed by using
analysis of variant (Anova). if there were any significant different between the treatment, analysis continued by
duncan”s multiple range test. The results of the research showed that the extract could increase the amount of total
leucocyte count and phagocytosis activity. The ciplukan leaves at a dose of 12% (v/v) were the most effective dose in
enhancing total leucocyte (12.43 x 108 cell/mL) and phagocytosis activity (46.67%).
KEYWORDS: Physalis angulata; immune response; phagocytosis activity; total leucocyte count
#
Korespondensi: Jurusan Akuakultur, Universitas Bangka
Belitung. Jl. Kampus Terpadu UBB, Kel. Balunijuk,
Kec. Merawang, Balun Ijuk, Merawang, Kab. Bangka,
Kepulauan Bangka Belitung 33172
Tel. + 62 811 7178769
E-mail: evaintegral@gmail.com
Copyright @ 2018, Jurnal Riset Akuakultur, p-ISSN 1907-6754; e-ISSN 2502-6534 259
Efektivitas ekstrak daun ciplukan (Physalis angulata L.) terhadap ..... (Yusrika Octarina)
260 Copyright @ 2018, Jurnal Riset Akuakultur, p-ISSN 1907-6754; e-ISSN 2502-6534
Jurnal Riset Akuakultur, 13 (3), 2018, 259-265
Copyright @ 2018, Jurnal Riset Akuakultur, p-ISSN 1907-6754; e-ISSN 2502-6534 261
Efektivitas ekstrak daun ciplukan (Physalis angulata L.) terhadap ..... (Yusrika Octarina)
30
0
0 (sebelum 1 (Setelah 4 (Setelah 7 (Setelah 14 (Setelah
diinjeksi) diinjeksi) diinjeksi) diinjeksi) diinjeksi)
Gambar 1. Total leukosit ikan nila pada berbagai perlakuan ( P1= kontrol positif,
P2= 4 % (v/v), P3= 8% (v/v), P4= P3= 8% (v/v), dan P5= kontrol
negatif).
Figure 1. Total leucocyte count of nile tilapia in the various treatments (P1= Positive
control, P2= 4% (v/v), P3= 8% (v/v), P4= 8% (v/v), and P5= negative
control).
Satyantini et al. ( 2016) menggunakan ekstrak air panas Jumlah leukosit pada ikan yang normal menurut
mikroalga Spirulina platensis yang diberikan secara Angka et al. (1985) berkisar antara 2-15 (x 107sel mL-1)
injeksi juga memberikan respons peningkatan atau pada penelitian ini (3,78 x 108sel mL-1). Pemberian
leukosit tertinggi pada perlakuan 20%. Dosis 20% ekstrak daun ciplukan secara injeksi memberikan efek
merupakan dosis tertinggi yang digunakan pada positif terhadap peningkatan total leukosit.
penelitian tersebut. Hakikatnya ikan yang terpapar patogen juga akan
mengalami peningkatan jumlah leukosit. Peningkatan
Peningkatan leukosit di semua perlakuan bekerja
ini terjadi untuk mengeliminasi patogen yang masuk,
optimal pada hari ke-4. Hal ini sesuai dengan pendapat
sehingga jumlah leukosit yang diproduksi oleh tubuh
Effendi & Harti (2014) yang mengatakan bila antigen
ikan akan langsung termanfaatkan. Berbeda halnya
pertama kali masuk ke dalam tubuh, terjadilah respons
dengan peningkatan leukosit yang terjadi ketika
imun humoral yang ditandai dengan dihasilkannya
diberikan ekstrak daun ciplukan, ini akan
antibodi (IgM) 6-7 hari setelah pemaparan. Respons
menyebabkan ikan memproduksi leukosit sebelum
pembentukan antibodi merupakan respons imun hu-
terjadinya paparan penyakit, sehingga ikan lebih
moral yang artinya ketika terpapar antigen, ikan lebih
tanggap apabila terpapar patogen. Menurut Efendi &
dahulu akan melalui respons imun secara selular.
Harti (2014), ciplukan mengandung senyawa saponim
Respons imun selular biasa terjadi 1-5 hari setelah
dan flavonoid yang bersifat imunostimulator yang dapat
pemaparan (Effendi & Harti, 2014).
membangkitkan respons imun.
Penurunan jumlah leukosit terjadi pada hari ke-7
dan ke-14. Hal ini berkaitan dengan lama dosis bereaksi Aktivitas Fagositosis
di dalam tubuh. Menurut penelitian Anderson & Siwiski Aktivitas fagositosis (%) ikan nila pada berbagai
(1993), menggunakan glucan dan chitosan dengan cara perlakuan dan berbagai rentang pengamatan
pemberian disuntik atau direndam pada ikan ditunjukkan pada Gambar 2.
mengalami penurunan kualitas efek obat pada hari ke-
14 dan ke-21. Penurunan ini juga diduga karena ikan Sistem pertahanan alamiah selain neutrofil
tidak terpapar patogen sehinggga ikan akan berhenti (leukosit granular), yaitu sel-sel fagositik yang terdiri
memproduksi leukosit secara berlebihan dan kembali atas monosit dan makrofag. Makrofag merupakan
menuju keadaan normal. monosit matang yang mampu memfagosit 100
262 Copyright @ 2018, Jurnal Riset Akuakultur, p-ISSN 1907-6754; e-ISSN 2502-6534
Jurnal Riset Akuakultur, 13 (3), 2018, 259-265
80
P1 d
70
Gambar 2. Aktivitas fagositosis (%) ikan nila pada pada berbagai perlakuan
(P1= kontrol positif, P2= 4% (v/v), P3= 8% (v/v), P4= 12% (v/v),
dan P5= kontrol negatif).
Figure 2. Activities phagocytosis (%) of tilapia in the various treatments (P1=
positive control, P2= 4% (v/v), P3= 8% (v/v), P4= 12% (v/v), and
P5= negative control).
bakteri. Monosit berfungsi sebagai fagosit terhadap ini memberi perlindungan segera dan efektif terhadap
benda-benda asing, termasuk antigen. Aktivitas infeksi.
fagositosis biasa dijadikan parameter untuk
Proses fagositosis menurut Anderson (1992),
menentukan sistem ketahanan tubuh ikan. Aktivitas
apabila terjadi kontak antara partikel dengan
fagositosis pada pengamatan hari ke-0 (16,20%)
permukaan sel fagositosis. Membran sel kemudian
merupakan kondisi normal ikan pada awal sebelum
mengalami invaginasi di mana dua lengan sitoplasma
diberi perlakuan.
menelan partikel asing sehingga terkurung dalam
Pengamatan hari ke-1 P4 (42,17%) memberikan sitoplasma sel, terletak dalam vakuola yang dilapisi
respon berbeda nyata (P<0,05) dibandingkan dengan membran (fagolisosom). Enzim pencernaan dan
P5 (21,50%), P1 (28,67%), dan P2 (28,83%), namun tidak senyawa antimikroba yang terdapat dalam lisosom
berbeda nyata dengan P3 (40,83%). Pengamatan pada dapat mendegradasi sel mikroba yang tertelan.
hari ke-4 berbeda nyata (P<0,05) antar perlakuan.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa
Aktivitas fagositosis tertinggi pada P4 yaitu sebanyak
ekstrak daun ciplukan dapat meningkatkan aktivitas
67,00%. Pengamatan pada hari ke-7 diketahui bahwa
fagositosis ikan nila terhadap ragi secara in vitro.
P4 (42,33%) berbeda nyata (P < 0,05) dengan P5
Penelitian yang dilakukan oleh Fitrianti et al. (2011)
(27,67%), P2 (v/v) (34,00%) dan P1 (37,17%) tetapi tidak
diketahui bahwa ekstrak daun ciplukan memiliki
berbeda nyata dengan P3 (40,33%). Pengamatan pada
efektivitas sebagai antimikroba terhadap bakteri MRSA
hari ke-14 P4 (46%) berbeda nyata (P < 0,05) dengan
secara in vitro. Penelitian serupa juga dilakukan oleh
P5 (38,83%) dan P1 (39,00%), namun tidak berbeda nyata
Sudarto (2009) diketahui bahwa ekstak daun ciplukan
dengan P2 (41,83%) dan P3 (43,17%).
dengan konsentrasi 30% mampu membunuh bakteri
Berdasarkan data pengamatan dapat diketahui Pseudomonas aeruginosa dengan metode dilusi tabung
bahwa pemberian ekstrak daun ciplukan secara injeksi dan penggoresan media NAP. Berdasarkan beberapa
ke tubuh ikan nila dapat meningkatkan aktivitas penelitian ini dapat diketahi bahwa ekstrak daun
fagositosis. Uji lanjut duncan yang dilakukan diketahui ciplukan memiliki sifat antimikroba.
bahwa dosis 12% (v/v) (P4) memberikan respons yang
Menurut Fitrianti et al. (2011), ekstrak daun
berbeda nyata (P>0,05) dengan kontrol negatif.
ciplukan mempunyai sifat antimikroba. Sifat
Meningkatnya aktivitas fagositosis merupakan
antimikroba ini disebabkan oleh adanya zat-zat aktif
indikator peningkatan kekebalan tubuh. Alifuddin
yang larut ketika daun ciplukan diekstrak
(1999) menyatakan peningkatan kekebalan tubuh dapat
menggunakan pelarut alkohol. Zat-zat aktif tersebut
diketahui dari peningkatan aktivitas sel fagosit. Proses
antara lain flavonoid, alkaloid, dan folifenol.
Copyright @ 2018, Jurnal Riset Akuakultur, p-ISSN 1907-6754; e-ISSN 2502-6534 263
Efektivitas ekstrak daun ciplukan (Physalis angulata L.) terhadap ..... (Yusrika Octarina)
120.00
a a a
Sintasan (Survival rate)
100.00
80.00 a a
60.00
40.00
20.00
0.00
P1 P2 P3 P4 P5
Perlakuan (Treatment)
264 Copyright @ 2018, Jurnal Riset Akuakultur, p-ISSN 1907-6754; e-ISSN 2502-6534
Jurnal Riset Akuakultur, 13 (3), 2018, 259-265
Copyright @ 2018, Jurnal Riset Akuakultur, p-ISSN 1907-6754; e-ISSN 2502-6534 265