Anda di halaman 1dari 34

PERAN FILSAFAT DALAM PENGEMBANGAN IPTEKS DAN

KEBUDAYAAN NASIONAL

MAKALAH
Diajukan guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah
filsafat ilmu

oleh:
Betresia Sendy Opilah (A2L021002) – UNIB
Dwi Erni Triyanti (A2L021006) – UNIB
Elsi Adelia Putri (A2L021008) – UNIB
Nor Indriyanti (210220104009) – UNEJ
Nisan (210220104014)) – UNEJ

PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU – UNIVERSITAS JEMBER2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah dengan judul “Peran Filsafat
dalam Pengembangan IPTEKS dan Kebudayaan Nasional”. Makalah ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliahFilsafat Ilmu.
Tentunya dalam penulisan makalah ini penulis banyak mengalami
hambatan, tetapi semua ini menjadikan penulis untuk selalu semangat dakam
menyelesaikan makalah ini dengan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis mengharap kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah ini. Besar harapan penulis semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bari para pembaca.

Bengkulu- Jember, 10 Oktober 2021


Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... i


KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................ 2

BAB 2 PEMBAHASAN ....................................................................................... 3


2.1 Dimensi IPTEKS dan Kebudayan Nasional ..................................... 3
2.2 Pengembangan IPTEKS dan Kebudayaan Nasional pada zaman
Kontemporer....................................................................................... 8
2.3 Peran filsafat dalam diversifikasi dan spesialisasi pengembangan
IPTEKS dan Kebudayaan Nasional ............................................... 15

2.4 Peran manusia dalam pengembangan IPTEKS dan Kebudayaan


Nasional ............................................................................................. 19
2.5. Dampak negatif dan positif dalam pengembangan IPTEKS dan
Kebudayaan Nasional ...................................................................... 24

BAB 3 PENUTUP ............................................................................................... 11


3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 11
3.2 Penutup ............................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehadiran teknologi tidak bisa dihindari sehingga membuat manusia harus


menikmati kehadiran teknologi. Perkembangan teknologi ini kemudian diperluas
dengan perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi), sehingga tidak
sebatas teknologi saja melainkan juga perkembangan ilmu pengetahuan. Hal ini
senada dengan seiring berjalannya masa ke masa yang membuat manusia berhasil
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Irama perkembangan ini
kemudian membuat manusia lupa akan sisi negatif dari ilmu pengetahuan dan
teknologi karena terlena dengan kemudahan-kemudahan yang ditawarkan.
Fenomena ini didukung oleh pendapat Santosa (2002:2) yang mengatakan
bahwa teknologi adalah pedang bermata dua. Di satu sisi teknologi membantu
mempermudah kerja manusia, sedangkan di sisi lain teknologi bisa mengikis
peradaban manusia itu sendiri. Hal ini dibuktikan dengan keberadaan teknologi
yang membuat manusia mudah digantikan oleh teknologi termutakhir. Seperti
munculnya mesin-mesin di pabrik industri yang mampu menggeser posisi
manusia. Dengan demikian, kedua hal yang bertolakbelakang tentang kehadiran
teknologi sekarang ini menarik untuk diteliti.
Teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin memanjakan manusia ini
menarik perhatian penulis untuk ditinjau secara filosofis. Ilmu yang memang
berkembang seirama dengan peradaban zaman memang tidak bisa ditolak atau
dihentikan sementara namun hal ini bisa disikapi secara bijak. Perlu memahami
ilmu secara filosofis sebab manusia tanpa moral maka menjadikan manusia seperti
senapan yang terbalik karena bisa jadi membunuh manusia itu sendiri Seperti
yang dikatakan oleh Hadi kebebasan tanpa tradisi akan menjerumuskan manusia
di dalam anariki sedangkan tradisi tanpa kebebasan atau kreativitas membuat
manusia kerdil dan mati (1996:159). Hal itu berarti teknologi itu penting dan
dibutuhkan namun juga ada kebijaksanaan yang harus dipenuhi manusia.

1 1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan
masalahdalam makalah ini sebagai berikut:

1. Dimensi IPTEKS dan Kebudayaan Nasional


2. Pengembangan IPTEKS dan Kebudayaan Nasional pada zaman
kontemporer
3. Peran filsafat dalam Diversifikasi dan spesialisasi Pengembangan
IPTEKS dan Kebudayaan Nasional
4. Peran manusia dalam Pengembangan IPTEKS dan Kebudayaan Nasional
5. Dampak positif dan negatif dari Pengembangan IPTEKS dan
Kebudayaan Nasional

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dalam penulisan
makalah ini sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan dimensi IPTEKS dan Kebudayaan Nasional


2. Mendeskripsikan pengembangan IPTEKS dan Kebudayaan Nasional
pada zaman kontemporer
3. Untuk mendeskripsikan Peran filsafat dalam diversifikasi dan
spesialisasi Pengembangan IPTEKS dan Kebudayaan Nasional
4. Peran manusia dalam Pengembangan IPTEKS dan Kebudayaan Nasional
5. Dampak positif dan negatif dari Pengembangan IPTEKS dan
Kebudayaan Nasional

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Dimensi IPTEKS dan Kebudayaan Nasional


a. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Ilmu Pengetahuan dan teknologi sains (IPTEKS) ikut mengiringi sejarah


peradaban manusia. Bahkan sejumlah kajian menyebutkan bahwa IPTEKS ada
sejak jutaan tahun yang lalu, dengan istilah yang berbeda. IPTEKS menjadi
bagian penting dalam kemajuan dunia, yang menyertai interaksi dengan
masyarakat. Seiring berjalannya waktu, IPTEK kian berkembang dan berdampak
besar.
Ilmu pengetahuan dan teknologi berjalan beriringan untuk membangun
sebuah kemajuan dalam perkembangan global. Ilmu pengetahuan menjadi studi
tentang alam serta perilaku dunia fisik dengan alam melalui metode ilmiah. Ilmu
pengetahuan didefinisikan sebagai proses mengamati, mengidentifikasi,
eksperimen, deskripsi, penyelidikan, dan penjelasan teoretis tentang fenomena
alam tersebut. Sedangkan teknologi ialah kumpulan teknik dan proses yang
digunakan dalam produksi barang atau jasa, serta pencapaian tujuan seperti
penyelidikan ilmiah.
Teknologi berpacu pada metode, perangkat dan sistem yang berasal dari
ilmu pengetahuan ilmiah sebagai tujuan praktis. Jadi, ilmu pengetahuan mencakup
studi sistematis tentang struktur dan perilaku dunia fisik serta alam. Melalui
pengamatan dan eksperimen. Sementara teknologi adalah penerapan pengetahuan
ilmiah tadi untuk tujuan praktisnya.
Teknologi memegang peranan penting, terutama dengan revolusi industri,
perkembangannya mulai terpacu lagi Abad XX mencatat loncatan-loncatan
penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Penemuan dan
penciptaan terjadi silih berganti, sedangkan informasi ilmiah diproduksi dengan
cepat setiap lima tahun, bahkan dalam disiplin-disiplin tertentu seperti genetika
setiap dua tahun, sehingga menimbulkan kesukaran dalam penyebaran,
penyimpanan, penelusuran dan penyerapannya. Semua itu pada gilirannya
memerlukan teknologi. Di era inilah mulai tersebar luas cabang-cabang biologi

3
3
yang inovatif dan revolusioner, serta cabang-cabang fisika, kimia dan geologi
yang membuka cakrawala baru bagi kehidupan manusia.
Jarak antara teori dan praktek, gagasan dan penciptaan, laboratorium dan
pasar semakin dekat. Ciptaan mempengaruhi gagasan, dan teknologi
mempengaruhi ilmu. Laju teknologi komunikasi juga semakin pesat, sehingga
hasil ilmu pengetahuan dan teknologi dengan cepat menyebar di masyarakat.
Kegelisahan yang ditimbulkan oleh perubahan semacam ini, kerap mengakibatkan
kerisauan dikalangan masyarakat.
Revolusi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi berkali-kali telah terjadi,
dengan akibat yang besar dan tidak terduga. Perkembangan empat revolusi
dimaksud sebagai berikut: Revolusi pertama, membuka era bagi penelitian
mendalam tentang gaya gravitasi, dan penelitian tentang dinamika gerakan benda-
benda. Hasil-hasil yang dicapai dalam era ini ialah suatu pembuktian bahwa sifat
itu dapat diramalkan secara amat teliti. Era tersebut dirintis oleh Isaac Newton.
Revolusi kedua, era ini lebih memusatkan pada sifat-sifat kelistrikan dan
kemagnitan benda sebagai keseluruhan, dan juga tentang sifat-sifat radiasi.
Perkembangan ilmu pengetahuan dalam era itu dipelopori oleh sarjana-sarjana
besar seperti Faraday, sedangkan deskripsi teoritisnya oleh Maxwell. Revolusi
ketiga, era ini dimulai pada awal ditemukannya sifat kuantum cahaya oleh Max
Planc. Era ini membawa revolusi secara menyeluruh dalam pemikiran manusia
tentang zat dan jagad raya. Kecemerlangan era ini dibawakan oleh Einstein yang
merumuskan Teori Relativitas; Rutherford tentang atom; Bohr tentang kuantum
serta nama-nama yang berkaitan dengan teori kuantum baru seperti Schrodinger,
Heisenberg dan Dirac. Revolusi keempat dimulai pada tahun 1938 dengan
ditemukannya suatu tipe materi baru yang disebut partikel oleh Anderson.
Penemuan selanjutnya dalam media komunikasi yaitu mesin cetak
merupakan penemuan yang sangat penting, yang dimanfaatkan dengan baik
pertama kali di Eropa. Penyebaran informasi melonjak dengan luar biasa. Media
elektronik kemudian merevolusi informasi dengan televisi, koran jarak jauh
(Telezeitung) dan lain-lain, sehingga dunia terasa menjadi sangat sempit. Pada
zaman sekarang mikroelektronik dan multimedia membawa kita ke masyarakat
informasi yang sanggup menyajikan gambar, suara dan gerakan sekaligus dan

4
menjadikan masyarakat kita bersifat individual dan personal. Ilmu pengetahuan
yang semakin maju, mengubah masyarakat dari tahapan prailmiah dengan
kehidupan berladang dan berternak ke tahapan ilmiah dengan kehidupan kota dan
komunikasi yang padat.
Ilmu pengetahuan yang berkembang pesat itu terjadi di seluruh dunia
dengan laju, pola dan waktu yang berbeda-beda sehingga timbul mozaik di dalam
ruang dan waktu. Tidak ada pola dasar yang identik bagi perkembangan semua
kebudayaan dan pada setiap masa, kecuali pada garis-garis besar yang mendasar
sekali, karena terbatasnya kemungkinan yang dapat ditempuh. Kehidupan
masyarakat yang berubah ke tahap ilmiah juga akan membawa manusia pada
peradaban yang lebih maju lagi, diiringi dengan teknologi-teknologi mutakhir.
Pertumbuhan ilmu dan teknologi dewasa ini sangat pesat dan dampaknya
amat besar terhadap kehidupan setiap orang. Sehingga boleh dikatakan kini setiap
segi dan tahap kehidupan seseorang tersentuh oleh kemajuan ilmu dan
perkembangan teknologi. Ilmu dan teknologi bukanlah entitas yang sederhana
karena bersangkut paut dengan dorongan hakiki dan naluri kreatif dalam diri
manusia. Bagaimana hubungan senyatanya antara ilmu dengan teknologi yang
saling-kait, saling gayut maupun saling-pengaruh. Ilmu dan teknologi jika dikaji
dari berbagai aspek dan nuansanya maka ada titik singgung antara keduanya,
yakni:
(1) Baik ilmu dan teknologi merupakan komponen dari kebudayaan;
(2) Baik ilmu dan teknologi memiliki aspek ideasional maupun faktual,
dimensi abstrak maupun konkret, dan aspek teoretis maupun praktis;
Terdapat hubungan dialektis antara ilmu dan teknologi. Pada satu sisi,
ilmu menyediakan bahan pendukung penting bagi kemajuan teknologi yakni
berupa teori-teori. Pada sisi lain penemuan teknologi sangat membantu perluasan
cakrawala penelitian ilmiah, yakni dengan dikembangkannya perangkat penelitian
berteknologi mutakhir. Bahkan dapat dikatakan, dewasa ini kemajuan ilmu
mengandalkan dukungan teknologi, sebaliknya kemajuan teknologi mengandalkan
dukungan ilmu.

5
b. Filsafat Kebudayaan dan Ilmu Kebudayaan
Istilah kebudayaan atau culture dalam bahasa Inggris, berasal dari kata
kerja dalam bahasa Latin colere yang berarti bercocok tanam (cultivation). Di
kalangan pemeluk agama Kristen istilah cultura juga dapat diartikan sebagai
ibadah atau pemujaan (worship). Di Indonesia sendiri hingga saat ini masih terjadi
perbedaan pandangan mengenai asal-muasal istilah kebudayaan. Salah satu
pendapat menyatakan bahwa dalam bahasa Indonesia kata kebudayaan berasal
dari bahasa Sansekerta buddhayah, yaitu bentuk jamak dari kata buddhi yang
berarti akal. Ada kalanya pula ditafsirkan bahwa kata budaya merupakan
perkembangan dari kata majemuk “budi – daya” yang terdiri dari cipta, rasa, dan
karsa (Poerwanto, 2000 : 51-52). Sementara itu pendapat lain menyatakan bahwa
ada kemungkinan kata kebudayaan berasal dari kata abhudaya dari bahasa
Sansekerta.
Perubahan bentuk kata abhudaya menjadi budaya dapat dipertanggung
jawabkan menurut hukum-hukum filologi aphaeresis dan syncope (Bakker, 1984 :
32). Perdebatan paling mutakhir mengenai kata kebudayaan di kalangan pakar
ilmu antropologi di Indonesia terjadi tahun 1999. Ketika itu, Amri Marzali,
Parsudi Suparlan, Heddy Shri Ahimsa, dan Bachtiar Alam terlibat perdebatan
sengit dalam penggunaan kata budaya dan kebudayaan sebagai kata benda atau
kata sifat (Wacana Antropologi, 1999, Vol.2, No.4)
Konsep kebudayaan untuk pertama kalinya dikembangkan oleh para pakar
antropologi menjelang akhir abad ke sembilan belas. Definisi pertama yang
sungguh-sungguh jelas dan komprehensif diajukan oleh ahli antropologi Inggris,
Sir Edward Burnett Tylor. Tepatnya tahun 1871, Tylor telah mengajukan definisi
kebudayaan sebagai kompleks keseluruhan pengetahuan, kepercayaan, seni,
kesusilaan, hukum, adat-istiadat, serta kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang
diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Sejak itu, sejalan dengan kian
berkembangnya pengetahuan mengenai kebudayaan, muncul ratusan pembatasan
konsep kebudayaan dari berbagai perspektif bidang keilmuan. Sampai dengan
tahun 1952, A.L. Kroeber dan C. Kluckhohn dalam bukunya “Culture : A Critical
Review of Concepts and Definitions“ telah berhasil mengidentifikasi dan
menginventarisasi 179 batasan konsep kebudayaan dalam upayanya merumuskan

6
kembali konsep kebudayaan secara lebih sistematik. Dalam buku tersebut antara
lain dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan kebudayaan adalah keseluruhan
pola-pola tingkah laku dan tingkah laku berpola yang diperoleh dan diturunkan
melalui simbol, yang akhirnya mampu membentuk sesuatu yang khas dari
kelompok-kelompok manusia, termasuk perwujudannya dalam benda-benda
material. Wujud Kebudayaan :
a. Sistem Nilai
Nilai merupakan konsep-konsep mengenai segala sesuatu yang dianggap
penting dan berharga dalam kehidupan masyarakat yang berfungsi sebagi
pedoman orientasi bagi pikiran, tindakan, dan ciptaan manusia.
b. Sistem Gagasan
Kebudayaan dalam wujud sistem gagasan terdiri dari kompleks ide atau
pikiran (baik yang diciptakan secara individual maupun kolektif) yang
difahami dan dijadikan acuan atau pedoman bagi tingkah laku manusia
dalam masyarakat. Manusia mampu melahirkan berbagai gagasan sebagai
konsekwensi logis dari hakikat manusia sebagai mahluk berpikir. Gagasan-
gagasan yang diakui dan diterima oleh masyarakat cenderung dibakukan
dan dijadikan milik bersama dari masyarakat yang bersangkutan. Apabila
gagasangagasan yang telah dibakukan tersebut diimplementasikan dan
diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi, maka ia akan
menjadi tradisi dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan. Norma,
aturan, hukum, dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang kita kenal dalam
kehidupan sekarang pada dasarnya berawal dari gagasan-gagasan masa lalu
yang telah disepakati bersama
c. Sistem Tindakan
Sistem tindakan atau perilaku terdiri dari berbagai tindakan atau tingkah
laku manusia yang mengacu atau berpedoman atau ditata oleh sistem nilai
dan sistem gagasan yang berlaku dalam masyarakat. Setiap tindakan atau
aktivitas manusia yang berpedoman pada sistem nilai dan gagasan tersebut
merupakan tindakan berpola atau action. Tindakan berpola dibedakan
dengan tindakan naluriah, yakni tindakan yang semata-mata dimotivasi
oleh naluri atau insting.

7
2.2. Pengembangan IPTEKS dan Kebudayaan Nasional pada zaman
Kontemporer
a. Pengembangan IPTEKS
Ilmu Pengetahuan,Teknologi dan Seni atau yang sering disingkat dengan
IPTEKS. IPTEKS merupakan tiga unsur utama kemajuan peradaban manusia
yang sangat penting karena melalui kemajuan IPTEKS,manusia dapat
mendayagunakan kekayaan dan lingkungan alam ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
untuk menunjang kesejahteraan dan meningkatkan kualitas kehidupannya.
Ilmu pengetahuan dikembangkan dengan tujuan untuk mengetahui
keberadaan beragam dunia,Teknologi dikembangkan dengan tujuan untuk
mengelola keberadaan beragam dunia dan Seni dikembangkan dengan tujuan
untuk mengapresiasi (penghargaan terhadap sesuatu) keberadaan beragam
dunia.Perkembangan ilmu pengetahuan,Teknologi dan Seni juga mendorong
terjadinya era globalisasi kehidupan manusia karena manusia semakin mampu
mengatasi dimensi jarak dan waktu dalam kehidupannya.
Perkembangan Ipteks di dunia juga sejalan dengan laju peradaban manusia.
Seiring dengan berkembangnya Zaman ipteks yang pada awalnya adalah suatu
kebudayaan manusia berkembang menjadi sesuatu alat untuk membantu aktivitas
manusia. Manusia yang selalu ingin berkarya menyebabkan manusia berlomba-
lomba dalam penciptaan Ipteks sehingga lupa dengan perubahan yang diakibatkan
dari Iptek itu sendiri. Dengan demikian perkembangan Ipteks sudah dimulai pada
zaman purba dan berkembang sampai sekarang.
Perkembangan IPTEKS dapat dibuat periodisasi sejarah ilmu pengetahuan
dan teknologi sebagai berikut .
1. Zaman Purba (4 Juta tahun yang lalu)
Di dalam kehidupan prasejarah dikenal adanya zaman batu. Ciri-ciri ilmu
yang dikembangkan adalah kemampuan mengamati, kemampuan membedakan,
kemampuan memilih, dan kemampuan melakukan percobaan, sekalipun masih
terbatas pada proses trial dan error. Berdasarkan proses tersebut lambat laun
terjelma suatu kemampuan dalam melakukan pekerjaan, misalnya pembuatan alat-
alat batu yang tadinya lunak sampai akhirnya terbuat dari batu yang keras.
Kemudian bentuk alat-alat itu lebih disempurnakan.

8
Semula penduduk masih nomaden, berburu dengan berburu dan
mengumpulkan makanan. Kemudian melalui trial dan error, mulai mengenal api
untuk memasak. Hal ini mendorong mereka membuat periuk dan barang pecah
belah lainnya. Dalam perkembangannya mereka juga mulai mengenal bercocok
tanam dan bertani dengan segala peralatannya yang meningkat dari batu sampai
alat-alat perunggu dan besi.
Hal yang bersifat khusus lagi adalah kemampuan menulis dan berhitung
yang mendorong perkembangan ilmu pengetahuan pada masa itu. Mereka juga
mulai mengenal hal-hal yang berkaitan dengan perbintangan dalam sistem
kalender. Pada fase ini dikembangkan, antara lain oleh orang-orang Mesir Kuno,
Sumeria, dan Babilonia. Kemudian menyusul orang-orang Hindu.
2. Zaman Yunani (600 - 200 SM)
Sementara itu antara masa 600 SM hingga 200 SM sejarah mencatat adanya
kemajuan berpikir umat manusia dalam lapangan ilmu dan teknologi yang
berpusat di Yunani. Pada waktu itu terjadi perubahan besar pada cara berpikir
umat manusia. Sebelum itu manusia cukup puas dengan menerima kenyataan
sehari-hari, bahwa di alam ini terdapat tanah, air, api, awan, tumbuhan, hewan,
dan sebagainya.
Tetapi kemudian manusia mulai mengajukan pertanyaan yang amat sangat
penting, yaitu dari apakah benda-benda yang berjenis-jenis itu dibuat?
Mungkinkah ada bahan dasar yang menjadi inti dari sekalian benda-benda yang
ada di alam itu? Dengan pertanyaan itu, maka manusia mulai berpikir dan
berusaha mengungkap kabut rahasia alam dan tersusunlah ilmu serta teknologi.
Sementara itu Pythagoras (580-500 SM) seorang ahli filsafat berhasil menemukan
berbagai dasar ilmu. Dia telah menemukan Hukum atau Dalil Pythagoras, yaitu
a+b = c yang berlaku bagi segitiga siku-siku, sedangkan jumlah sudut suatu
segitiga siku-siku adalah 180. Penemuan Pythagoras itu mendasari ilmu
matematika.
Sedangkan Socrates (470-399 SM) merumuskan suatu perkataan atau
pengertian, mengadakan analisa sosial dengan diskusi dan memantapkan suatu
norma dalam bidang etika. Masih banyak filsuf-filsuf Yunani yang berjasa
menyusun ilmu. Plato (427-347 SM) adalah seorang pemikir yang menganggap

9
bahwa yang berada di balik semua benda di alam ini adalah ide, yang bersifat
abadi. Kemudian Aristoteles (384-322 SM) sebagai murid Plato, telah berjasa
menulis banyak buku yang berisi berbagai ilmu.
Buku peninggalan Aristoteles yang penting bagi ilmu dan teknologi antara
lain Logika, Biologi, dan Metafisika. Sebenarnya Aristoteles masih banyak
menulis kitab-kitab yang penting dalam bidang politik, etika, dan estetika. Pada
bidang Biologi Aristoteles telah mempelajari embriologi, khususnya mengenai
perkembangan telur ayam sampai terbentuknya kepala ayam. Demikian pula
anatomi badan hewan sudah diselidiki.
Aristoteles mengamati alam sekitar dengan teliti dan hasilnya dituliskannya
dalam sebuah ensiklopedi. Aristoteles tidak hanya mempelajari logika dan biologi
tetapi juga memikirkan masalah filsafat dan keagamaan. Untuk jangka waktu yang
lama karya-karya Aristoteles itu dipelajari orang. Pengaruhnya besar sekali,
sehingga selama lebih dari 2000 tahun pikirannya dianut masyarakat.
Salah satu ilmu yang hingga sekarang masih penting ialah ilmu ukur bidan
datar atau planimetri. Ilmu ukur itu disusun secara cermat oleh Eulid (330 SM)
dengan mendasarkan pada definisi, aksioma dan pembuktian menurut dalil-dalil.
Salah satu dalil Eulid yang terkenal ialah “antara dua titik hanya dapat ditarik
dalam satu garis lurus”. Archimides (287-212 SM) tercatat sebagai penemu
hukum alam, yaitu “benda yang terapung atau terendam dalam air kehilangan
berat sesuai dengan berat air yang dipindahkan”. Arkhimides juga terkenal
sebagai seorang ahli teori yang membuktikan teorinya dengan percobaan atau
eksperimen. Dia adalah juga seorang ahli teknologi, karena menerapkan sebagian
penemuannya pada usaha membuat alat-alat.
3. Zaman Pertengahan (31 SM-628 M)
Pada zaman pertengahan oleh para ilmuwan sering dinamakan Abad
Kegelapan. Hal ini disebabkan perkembangan ilmu pengetahuan yang sudah ada
sejak zaman Yunani-Romawi menjadi terhenti di Eropa. Pada waktu itu agama
Kristen berkembang di Eropa.. Kekuasaan gereja begitu dominan dan sangat
menentukan kehidupan di Eropa. Semua kehidupan harus diatur dengan doktrin
gereja atau hukum dan ketentuan Tuhan. Gereja tidak memberikan kebebasan
berpikir. Hal ini telah menyebabkan kemunduran bagi perkembangan ilmu

10
pengetahuan.
Apabila di Eropa mengalami Abad Kegelapan dalam perkembangan ilmu
pengetahuan, tetapi di timur, di dunia Islam mengalami perkembangan.
Perkembangan kekuasaan Islam di timur (di Asia Barat) telah membawa
perkembangan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia Islam mulai
menonjol terutama setelah terjadi masa penerjemahan yang terjadi pada tahun
750-850 di masa kekhalifahan Abasiyah. Pada waktu itu para cendekiawan
muslim dan cendekiawan Barat melakukan penerjemahan karya-karya klasik dari
Yunani, Romawi Kuno, dan Persia. Setelah dipadu dengan pemahaman terhadap
kandungan Al-Qur’an telah melahirkan pemikiran-pemikiran baru dalam bidang
ilmu pengetahuan. Para cendekiawan itu juga melakukan penyelidikan. Fase ini
mendorong perkembangan ilmu pengetahuan di masa-masa berikutnya.
Tokoh ahli ilmu Islam itu antara lain ialah Al Khawarizmi (825 M), yang
menyusun buku Aljabar, yang menjadi standar hinga dewasa ini. Ia juga
menegaskan dan memantapkan perhitungan desimal, dengan mengganti angka
Romawi dengan angka Arab seperti yang dipakai dewasa ini. Kemudian Omar
Khayam (1043-1132), juga seorang ahli sastra (penyair) dan matematikus. Ia
berhasil menemukan pemecahan persamaan pangkat tiga.
Nama-nama seperti Al Razi (Razes, 850-923 M), dan Ibnu Sina (Avicenna,
980-1037 M), menghiasi dunia kedokteran. Ibnu Sina menulis kitab kedokteran
yang sampai tahun 1650 menjadi buku standar. Abu Qasim juga menulis
ensiklopedi kedokteran dan telah mendalami ilmu bedah.
4. Zaman Modern (658 M-Sekarang)
Perkembangan ilmu pengetahuan di zaman modern didorong atau diawali
dengan berkembangnya zaman Renaissans. Masa ini merupakan fase lahir dan
berkembangnya kembali budaya Yunani - Romawi Kuno. Perkembangan
Renaissance tidak terlepas dari fase sebelumnya, yakni perkembangan ilmu
pengetahuan pada masa penerjemahan di masa Islam. Setelah zaman Romawi,
ilmu pengetahuan tidak hanya mengklasifikasikan atau menentukan sesuatu itu
termasuk kelas atau kelompok tertentu, tetapi memahami sesuatu atau benda-
benda itu memiliki susunan dan aturan yang ada hukum-hukumnya. Leonardo

11
Pisa ahli aljabar dari Italia, terus melakukan penyelidikan sehingga menemukan
tiga akar dari persamaan pangkat tiga. Ilmu-ilmu alam terus berkembang.
Kemudian tampil ilmuawan-ilmuwan seperti Copernicus, Galileo, dan Keppler.
Mereka telah melakukan penelitian tentang tata surya.
Copernicus dan Galileo telah memantapkan prinsip heliosentris (matahari
sebagai pusat tata surya), merombak teori geosentrisme (bumi sebagai pusat).
Bumi ini bulat, bukan datar. Francis Bacon juga merupakan ilmuwan penting saat
itu. Ia telah mengembangkan ilmu alam dan kegiatan eksperimental (empiriame).
Perkembangan di zaman Renaissans terus bertambah maju. Memasuki zaman
Aufklarung (zaman Penceharan), perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
terus berkembang. Orang mulai mengandalkan kekuatan akal dan meninggalkan
dogma-dogma agama. Fase zaman Aufklarung merupakan fase yang amat penting
bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Para filsuf dan ilmuwan besar pada masa Aufklarung, antara lain Issac
Newton. Ia telah mengembangkan ilmu pengetahuan alam berdasarkan prinsip-
prinsip matematika. Newton yang mendorong perkembangan teori gravitasi,
perhitungan Calculus, dan Optika. Tokoh lain, seperti Montesquieu, J.J
Rousseau.Dalam perkembangannya, ilmu pengetahuan seolah-olah tidak dapat
dikendalikan oleh manusia, mengingat begitu cepat kemajuannya. Aplikasi dari
ilmu pengetahuan yang mengembangkan teknologi pun semakin berkembang.
Pada abad ke-20, perkembangan iptek semakin menakjubkan. Dari zaman atom
dan nuklir, berkembang pula teknologi informasi, komunikasi, telekomunikasi,
dan kini kita kenal zaman komputer dan internet.
b. Pengembangan Kebudayaan Nasional
1. Pengertian Kebudayaan Menurut Beberapa Ahli
a. Taylor (dalam Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM, 2010: 155) mengartikan
kebudayaan sebagai keseluruhan kompleks yang mencakup pengetahuan,
kepercayaan, seni, hukum, moral, adat istiadat, dan kemampuan-
kemampuan dan kebiasaan lain yang dibutuhkan manusia sebagai anggota
masyarakat.
b. Menurut Jujun (2003) kebudayaan diartikan sebagai perangkat sistem nilai,
tata hidup dan sarana bagi manusia dalam kehidupan.

12
c. Djojodigono (1958) memberikan definisi mengenai kebudayaan adalah daya
dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kebudayaan adalah
seperangkat sistem nilai, tata hidup, dan sarana bagi manusia dalam kehidupan
yang berupa cipta, rasa, dan karsa.
2. Unsur-unsur Kebudayaan Nasional
Unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah kebudayaan ada tujuh yaitu:
a. Bahasa merupakan hal yang terpenting bagi manusia, sebagai alat untuk
berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain atau berhubungan dengan
sesamanya, sebagai suatu pemenuhan kebutuhan social.
b. Sistem pengetahuan. Manusia dibekali oleh akal dan pikiran sehingga
berusaha untuk mencari tahu jawaban akan pertanyaan apa, bagaimana, dan
mengapa suatu hal tersebut terjadi.
c. Sistem kekerabatan dan organisasi sosial adalah usaha manusia untuk
membentuk masyarakan melalui kelompok kecil atau kelompok sosial
sehingga terjalin sebuah kekerabatan yang sadar akan dirinya yang tidak
dapat bertahan hidup sendiri dan memiliki kepentingan yang sama.
d. Sistem peralatan hidup dan teknologi yang lahir dan timbul karena manusia
dibekali oleh akal sehingga berpikir untuk menciptakan sesuatu yang
bermanfaat untuk kehidupan.
e. Sistem ekonomi dan mata pencaharian. Untuk mencukupi kebutuhan hidup,
manusia memiliki berbagai cara mata pencaharian untuk menjaga
kelangsungan hidupnya.
f. Sistem religi. Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta
yang muncul karena kesadara bahwa ada zat yang lebih dan maha kuasa
sehingga manusia melakukan berbagai cara untuk berkomunikasi dengan
kekuatan supranatural tersebut.
g. Kesenian. Manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi
kebutuhan psikis mereka sehingga lahirlah kesenian.
3. Sifat Kebudayaan
Kebudayaan juga memiliki sifat sebagaimana terterah pada berikut ini:

13
a. Etnosentris adalah persepsi yang dimiliki oleh individu dan menganggap
bahwa kebudayaannya yang terbaik dibandingkan dengan kebudayaan
yang lain.
b. Universal artinya kebudayaan itu bersifat umum (berlaku untuk semua
orang atau untuk seluruh dunia).
c. Akulturasi merupakan perpaduan atau percampuran dua kebudayaan atau
lebih yang saling bertemu dan saling mempenaruhi sehingga terbentuk
kebudayaan yang baru.
d. Adaptif berarti bahwa kebudayaan itu selalu mampu menyesuaikan diri.
e. Dinamis (Flexibel) artinya bahwa kebudayaan itu terus mengalami
perkembangan seiring dengan semakin berkembangnya kehidupan, dan
kebudayaan itu dapat ditempatkan dan mengikut atau sesuai dengan
keberadaannya.
f. Integratif (integrasi) artinya kebudayaan itu memadukan semua unsur
yang dapat mencapai suatu keserasian fungsi dalam kehidupan
masyarakat.
4. Wujud Kebudayaan
Wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga yaitu:
a. Gagasan (wujud ideal) adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-
ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya yang
sifatnya abstrak.
b. Aktivitas (tindakan) adalah aktivitas manusia yang saling berinteraksi,
mengadakan kontak, serta begaul dengan manusia lainnya menurut pola-
pola tertentu yang berdasarkan adat teta kelakuan.
c. Artefak (karya) adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari
aktivitas, perbuatan dan karya berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat
diindrai.
5. Hubungan Ilmu Dengan Kebudayaan
Ilmu merupakan alat bagi manusia untuk dapat menyesuaikan diri dan
merubah lingkungan, IPTEKS memiliki hubungan yang sangat erat dengan
kebudayaan, ilmu dan kebuadayaan adalah satu kesatuan yang tidak bisa
dipisahkan. Menurut Talcot Parsons (Suria Sumantri, 1990: 272) dia menyatakan

14
bahwa “Ilmu dan kebudayaan itu saling mendukung satu sama lain: dalam
beberapa tipe masyarakat ilmu dan kebudayaannya dapat berkembang dengan
pesat, kehidupan masyarakatnya tidak dapat berfungsi dengan wajar tanpa di
dukung perkembangan yang sehat dari ilmu dan penerapan”. Ilmu dan
kebudayaan berada dalam posisi yang saling tergantung dan saling mempengaruhi
antara satu dengan yang lainnya. Pada satu pihak perkembangan ilmu dalam suatu
masyarakat tergantung dari kondisi kebudayaan. Sedangkan di pihak lain,
pengembangan ilmu akan mempengrauhi jalannya kebudayaan. Dengan kata lain
perkembangan ilmu dan kebudayaan itu memiliki dampak yang positif dan
dampak yang negatif.
Hubungan antara ilmu dan kebudayaan yaitu keduanya saling menunjang
satu sama lain, sebagaimana diungkapkan oleh (Jujun,2003:272) bahwa ilmu dan
budaya merupakan dua aspek yang saling mempengaruhi dan saling tergantung.
Ketidakterlepasan itu terlihat dari pernyataan bahwa ilmu merupakan bagian dari
kebudayaan, sedangkan eksistensi suatu budaya juga ditunjang dan dipengaruhi
oleh perkembangan ilmu. Kebudayaan di sini merupakan satu system nilai, tata
hidup dan sarana yang ada dalam kehidupan manusia.
Untuk mengembangkan kebudayaan nasional, ilmu memiliki peranan ganda yaitu
:
1. Ilmu merupakan sumber nilai yang mendukung terselenggaranya
pengembangan kebudayaan nasional.
2. Ilmu merupakan sumber nilai yang mengisi pembentukkan watak suatu
bangsa.

2.3. Peran filsafat dalam Diversifikasi dan spesialisasi Pengembangan


IPTEKS dan Kebudayaan Nasional

Filsafat mempunyai andil yang besar dalam mempengaruhi diversifikasi dan


spesialisasi pengembangan IPTEKS dan kebudayaan nasional, seperti dalam hal
berikut ini:
1) Kesehatan
Dalam bidang kesehatan, mulai dari penyakit, gizi, farmasi, hingga
kesehatan lingkungan menjadi sangat berkembang karena peranan filsafat di
dalamnya. Perkembangan jaringan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi

15
kesehatan, alat-alat kedokteran telah mencapai kemajuan yang sangat pesat. Hal
ini sangat mempengaruhi perkembangan kesehatan masyarakat. Dengan ini maka
kesehatan masyarakat semakin meningkat dan angka kematian semakin menurun.
2) Astronomi
Selama ini sebagian masyarakat hanya mengetahui matahari terbit dari timur
dan tenggelam di barat, tetapi tidak mengetahui ada apa sebenarnya di dalam
matahari atau bagaimana terbentuknya matahari. Padahal, sejak zaman dahulu tata
surya dan matahari merupakan sesuatu yang vital. Masih ada sebagian masyarakat
yang memanfaatkan siklus matahari sebagai patokan untuk bercocok tanam,
penunjuk arah, atau patokan waktu. Bahkan di tengah pesatnya perkembangan
teknologi, ilmu falak merupakan dasar yang diajarkan untuk kepentingan navigasi.
Filsuf astronomi (ahli perbintangan) berkebangsaan Polandia yang bernama
Nicolaus Copernicus menjelaskan ide-ide filosof Yunani Aristarchus dari Samos
(abad ke-13 SM). Filosof ini berpendapat bahwa bumi dan planet-planet lain
berputar mengitari matahari. Copernicus jadi yakin dengan kebenaran hipotesa
“heliocentris”. Copernicus memerlukan waktu bertahun-tahun melakukan
pengamatan, perhitungan cermat yang diperlukan untuk penyusunan buku
besarnya De Revolutionibus Orbium Coelestium (tentang Revolusi Bulatan
Benda-benda Langit), yang melukiskan teorinya secara terperinci dan
mengedepankan pembuktian-pembuktiannya.
Dalam bukunya Copernicus dengan tepat mengatakan bahwa bumi berputar
pada porosnya, bahwa bulan berputar mengelilingi matahari dan bumi, serta
planet-planet lain semuanya berputar mengelilingi matahari. Aristarchus lebih dari
tujuh belas abad lamanya dari Copernicus sudah mengemukakan persoalan-
persoalan menyangkut hipotesa peredaran benda-benda langit, adalah layak.
Sebab, betapapun Aristarchus sudah mengedepankan pelbagai masalah yang
mengandung inspirasi, namun dia tak pernah merumuskan teori yang cukup
terperinci sehingga punya manfaat dari kacamata ilmiah. Tatkala Copernicus
menggarap perhitungan matematik hipotesa-hipotesa secara terperinci, dia
berhasil mengubahnya menjadi teori ilmiah yang punya arti dan guna. Dapat
digunakan untuk dugaan-dugaan, dapat dibuktikan dengan pengamatan
astronomis, dapat bermanfaat dibanding dengan teori-teori terdahulu.

16
a. Perkembangan Astronomi di Indonesia
Tanggal 7 Juni 1928 – tujuh puluh delapan tahun lalu terjadi peristiwa
penting dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan alam di Indonesia.
Peristiwa di Lembang itu, sebuah desa di pegunungan sebelah utara Bandung,
adalah tempat peresmian pemakaian teropong bintang besar, refraktor ganda Zeiss
yang berdiameter 60 cm, di Observatorium Bosscha..
Kegiatan di Observatorium Bosscha telah banyak dimulai bahkan sebelum
teropong besar Zeiss berfungsi tahun 1928, berupa program pengamatan dengan
teropong lebih kecil yang sudah berjalan aktif. Program utama yang dijalankan
adalah pengamatan sejumlah besar bintang ganda, survey bintang dalam Galaksi
Bima Sakti di langit selatan, pengamatan bintang variable, dan kerja sama dengan
Dinas Topografi dalam studi geografi. Menjelang tahun 1950, di bawah
koordinasi Dr GB van Albada, berbagai aktifitas kembali berlangsung di
Observatorium Bosscha. Program utama masih tetap studi bintang ganda.
Perhatian dari para astronom internasioanal pun berdatangan (termasuk dari
Hertzprug dan Russel, dua nama besar dalam astrofisika), dan hal ini sangat
membantu perkembangan dunia astronomi di Indonesia selanjutnya.
Dengan berlangsungnya proses peralihan ke Pemerintah Republik
Indonesia, putra-putri Indonesia meneruskan kegiatan penelitian dan pendidikan
astronomi di Observatorium Bosscha, yang sejak tahun 1951 bersama-sama
Departemen Astronomi berada di bawah naungan ITB. Topik penelitian
berkembang dari Astrofisika Bintang, Studi Galaksi Bima Sakti, Studi Tata Surya,
sampai Kosmologi.
Sebagai satu-satunya observatorium besar di Indonesia, dan bahkan untuk
beberapa lama di Asia Tenggara, membuat observatorium ini menjadi salah satu
penegak ilmu astronomi di Indonesia. Di dalam perkembangan selanjutnya,
dengan meluasnya kegiatan astronomi di Indonesia, Observatorium Bosscha
diupayakan tetap menjadi pusat astronomi, sebagai situs ilmiah yang keutuhan dan
nilainya selalu terlindungi, serta merupakan sumber informasi astronomi bagi
masyarakat.
3) Teknologi
Berbagai penemuan di bidang teknologi telah mendorong majunya infomasi

17
dan teknologi. Setelah James Watt menemukan mesin uap, maka Friedrich Konig
(orang Jerman) mengembangkan mesin cetak dengan tenaga. Mesin ketik yang
pertama kali dipatenkan adalah rancangan tiga orang Amerika yaitu Christoper L.
Sholes, Samuel Soule, dan Carlos Glidden (1868).
Dunia elektronik semakin maju. Hal ini telah membuka babak baru bagi
kegiatan komunikasi. Hal ini dimulai tahun 1840 sewaktu F.B. Morse menemukan
telegram listrik. Sejak saat ini mulai komunikasi jarak jauh dengan tepat. Tahun
1876 Alexander Graham Bell menemukan telepon. Tahun 1864 Clark Maxwell
menemukan toeri bahwa gelombang elektromagnetik dapat merambat dalam
ruang hampa. Tahun 1895, Guilerino Marconi menggabungkan pemenuan
Maxwell dan hasil percobaan Hertz untuk mengirimkan pesan melalui ruang
hampa yang disebut telegram tanpa kabel, yang kemudian dikenal dengan radio.
Tahun 1906 bertepatan dengan malam Natal sebagai pengganti pengiriman kode
Morse, pemancar radio yang pertama kali dibuat untuk menyiarkan lagu-lagu
Natal. Berikutnya gambar bergerak dan teknologi pemancar radio digabung,
sehingga tercipta televisi.
Vladimir K. Zworykin ahli fisika kelahiran Rusia telah mendemonstrasikan
televisi elektronik pertama kali pada tahun 1928. Teknologi informasi komunikasi
terus berkembang. Tahun 1960 ketika Echo I, berhasil menerima gelombang radio
dari bumi dan memancarkannya kembali ke bumi. Sejak itu mulai diluncurkan
satelit ke ruang angkasa. Dengan ini maka komunikasi melalui satelit berkembang
di dunia.
Peran filsafat dalam perkembangan IPTEKS juga memberikan pengaruh
besar di bidang komunikasi antara lain:
a. Percetakan (media cetak) sebagai alat yang menggunakan media komunikasi
antar instansi dan manusia,komunikasi massa (koran,majalah,e-koran,e-book)
bisa tersebar ke pelosok pedesaan.
b. Radio (media elektronik) suatu alat komunikasi dengan menggunakan
gelombang radio yang dipancarkan melalui pemancar.
c. Televisi (media elektronik) suatu alat komunikasi berupa suara dan gambar
dimana arak sebagai penghalang tidak lagi menjadi masalah.

18
d. Satelit komuniasi : siaran radio dan televisi dapat diterima pada waktu yang
bersamaan ,tidak terhalang jarak.
e. Telepon : orang dapat berkomunikasi langsung dengan orang lain tanpa batas
jarak termasuk Hand Phone yang sekarang berkembang pesat.
f. Internet : suatu alat komunikasi jarak jauh dengan waktu singkat.
g. Teknologi smartphone, laptop, komputer, smartwatch dan piranti-piranti lain
yang terhubung dengan internet.

4) Arsitektur
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian
yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang keseluruhan lingkungan binaan,
mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perencanaan perkotaan, arsitektur
lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain perabot dan desain produk.
Arsitektur juga merujuk pada hasil-hasil proses perancangan tersebut. Menurut
Vitruvius di dalam bukunya De Architectura ( yang merupakan sumber tertulis
paling tua yang masih ada hingga sekarang), bangunan yang baik haruslah
memiliki Keindahan/Estetika (Venustas), Kekuatan (Firmitas), dan
Kegunaan/Fungsi (Utilitas); arsitektur dapat dikatakan bahwa keseimbangan dan
koordinasi antara ketiga unsur tersebut, dan tidak ada satu unsur yang melebihi
unsur lainnya. Dalam definisi modern, arsitektur harus mencakup pertimbangn
fungsi, estetika, dan psikologis. Namun, dapat dikatakan pula bahwa unsur fungsi
itu sendiri di dalamnya sudah mencakup baik unsur estetika maupun psikologis.

2.4. Peran manusia dalam pengembangan IPTEKS dan Kebudayaan


Nasional
a. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sebagai Kajian Filsafat
Seperti yang kita ketahui, teknologi sudah ada dan digunakan manusia
dalam berbagai aspek kehidupan sejak dulu. Teknologi ada dan digunakan karena
manusia dibekali akal dan pikiran untuk mengembangkannya. Di dalam
kehidupannya manusia selalu menemui hambatan dan kesulitan. Dengan
memaksimalkan akalnya tersebut manusia ingin keluar dan mengatasi segala
hambatan yang ada sehingga mendapatkan hidup yang lebih baik, aman dan

19
selaras. Perkembangan ilmu dan pengetahuan tersebut banyak membawa manfaat
bagi peradaban manusia.
Perkembangan ilmu selalu berlanjut sesuai dengan perkembangan zaman.
Hal ini disebabkan rasa ingin tahu manusia yang besar dan juga karena alam yang
dinamis dan selalu berubah. Semua perkembangan ini juga mempengaruhi
perkembangan teknologi dan berbagai aspek dalam kehidupan manusia dan
mendatangkan efek-efek baru, contohnya pada era globalisasi saat ini. Jika
manusia tidak berpikir dinamis kemungkinan dia akan tertinggal, tetapi jika dia
berpikir untuk terus maju dan komprehensi maka akan terciptalah actus hominis.
Searah dengan perkembangan tersebut, berbagai kemudahan diperoleh.
Jenis pekerjaan yang hanya mampu diselesaikan oleh kekuatan fisik, kini mulai
tergantikan oleh perangkat mesin otomatis. Demikian juga dengan ditemukannnya
formulasi-formulasi sofware dan perangkat komputer yang sudah dapat dikatakan
mampu menggeser pemikiran dan otak manusia. Setiap inovasi diciptakan untuk
memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Begitu banyak contoh nyata
manfaat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia ini.
Tidak bisa dipungkiri, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah
sesuatu yang tidak bisa dipungkiri dan dihindari dalam kehidupan ini. Kemajuan
teknologi akan sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Namun
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu tidak hanya memberikan
manfaat positif namun juga di satu sisi menimbulkan dampak negatif. Dan dari
sinilah filsafat berperan. Filsafat dan ilmu pengetahuan merpakan dua hal yang
saling terkait satu sama lain, baik secara substantial maupun historis karena
kelahiran ilmu itu tidak lepas dari peranan filsafat. Sebaliknya, perkembangan
ilmu memperkuat keberadaan filsafat itu sendiri.
Disamping berkembang pesatnya ilmu dan pengetahuan, rasa
kekhawatiran akan berubahnya peran manusia pun muncul. Timbul kekhawatiran
akan hilangnya eksistensi manusia yang tanpa sadar justru dapat menjadikan
manusia sebagai budak teknologi. Hakikatnya, ilmu pengetahuan dan
teknologi dipelajari untuk mengembangkan dan memperkokoh eksistensi
manusia, dan bukan sebaliknya. Karena itu filsafat berusaha mengembalikan ruh
dan tujuan luhur ilmu agar tidak menjadi boomerang bagi kehidupan manusia

20
sekaligus mempertegas bahwa ilmu dan teknologi bukan tujuan utama. Oleh sebab
itu, diperlukan tanggung jawab dan etika yang dapat mengontrol kegiatan dan
penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ilmu bersifat pasteriori yaitu kesimpulannya ditarik setelah pengujian-
pengujian secara berulang-ulang. Sedangkan filsafat bersifat apriori yakni
kesimpulan-kesimpulannya adanya data empiris seperti yang dituntut ilmu.
Filsafat merupakan pembuka lahirnya ilmu sehingga filsafat di sebut dengan
induk ilmu.
b. Implementasi Filsafat pada Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Menurut Rahmawati ( 2015 ) Filsafat merupakan dasar pemikiran yang
melahirkan ilmu pengetahuan yang nantinya berkembang dan menghasilkan
produk berupa teknologi. Teknologi digunakan manusia sebagai sarana untuk
memenuhi kebutuhannya. Dapat ditemui berbagai implementasi atau bentuk nyata
penerapan filsafat pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Filsafat medorong pola
pikir manusia untuk lebih kritis dalam mencari tahu suatu kebenaran. Untuk
mempelajari yang dalam menjadi lebih dalam sehingga filsafat memberi nilai
terhadap perkembangan itu sendiri.
Studi mengenai filsafat tidak hanya terbatas pada obyek yang ada atau nyata
dan kasat mata, namun juga terhadap obyek yang mungkin ada. Dalam hal ini
obyek yang kasat mata dan tidak bisa dijelaskan secara rasionalitas. Misalnya
mengenai konsep ketuhanan. Di dalam filsafat, kebenaran tidak hanya sebatas
pada kebenaran yang kasat mata secara metafisika, tapi jua terdapat kebenaran
yang bersifat kasat mata. Implentasi filsafat pada ilmu pengetahuan dan teknologi
salah satunya yaitu dengan munculnya konsep ketuhanan. Konsep ketuhanan
muncul karen adanya kepercayaan terhadap tuhan sebagai pusat kekuatan maha
dasyat. Kepercayaan tersebut timbul dan merupakan suatu pola pikir yang hanya
dapat dilihat oleh soseorang yang berhasil mengembangkan ilmu filsafat dengan
baik. Dengan adanya keinginan mencari kebenaran, membawa dan menimbulkan
suatu pola pikir manusia.
Dengan berfilsafat, manusia terus berupaya mengembangakan pemikirannya
secara kritis untuk mencari tahu hal yang tidak diketahui hingga sampai kepada
bagaimana membuktikan berdasarkan rasionalias yang empiris. Dari sanalah

21
muncul dan lahir berbagai cabang ilmu pengetahuan berdasarkan pengalaman
manusia yang bertumpu pada kenyataan obyektif maupun pengetahuan yang
terjadi tanpa adanya pengalaman. Pengetahuan yang terjadi tanpa adanya
pengalaman tersebut timbul dengan pola pikir manusia yang melibatkan indra
maupun batin. Filsafat membantu mengembangkan pola pikir secara batin tersebut
dimana pemikiran semacam itu lebih banyak terjadi pada hal-hal yang jauh pada
rasionalitas manusia. Misalnya pada cabang ilmu pengetahuan tradisional. Lalu
dimana filsafat berperan dalam ilmu pengetahuan tradisional ini?
Filsafat pada ilmu pengetahuan tradisional digunakan untuk menstandariasi
atau untuk menciptakan ilmu pengetahuan tradisional itu sendiri. Melibatkan
pencarian secara harfiah hingga pengembangan akhir berupa produk teknologi.
Jadi dapat dikatakan, filsafat tidak hanya membentuk, melahirkan dan
menciptakan ilmu pengetahuan, namun filsafat juga berperan dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan tersebut hingga menghasilkan produk
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang. Keinginan
manusia untuk menigkatkan taraf kehidupan dan peradabannya menjadi lebih
baik, mendorong manusia untuk lebih berpikir kritis menciptakan berbagai
kemudahan dan inovasi. Dengan memahami filsafat, manusia juga dapat berpikir
komprehensif yaitu berpikir secara menyeluruh dan radikal dalam membangun
pengetahuan, sehingga dia akan bersikap dinamis dan terbuka terhadap
lingkungan dan perkembangan iptek yang akan membuat pengetahuannya
menjadi luas.
Setiap pengetahuan selalu mengandung kebenaran dan suatu kebenaran
tersebut harus dicari kepastian atau kesahihan kebenarannya. Kita ketahui bahwa
ada dua macam kebenaran yaitu kebenaran empiris dan logis, dimana ada tiga
sifat dasar kebenaran ilmiah; pertama, struktur kebenaran ilmiah bersifat rasional-
logis atau dapat dipahami dengan baik oleh akal budi, kedua harus berisi empiris
artinya harus diuji dengan kenyataan yang ada, dan ketiga, sifat pragmatis yang
menggabungkan dua sifat kebenaran di atas serta dapat berguna dalam
memecahkan permasalahan.
Filsafat juga berperan dalam pembentukan karakter dimana filsafat
mendorong pola pikir dan pemahaman manusia akan suatu hal yang dapat

22
diterapkan di kehidupan sehari-harinya. Kebiasaan sehari-hari itulah yang
membentuk suatu karakter dimana pembentukan karakter tersebut disertai
pendidikan karakter yang berdasarkan teladan yang baik. Pemikiran positif dan
teladan yang baik nantinya dapat menjadikan manusia untuk mampu membedakan
yang baik dan yang buruk dimana sangat bermanfaat dalam pengembangan ilmu
pengetahuan. Penerapan ilmu pengetahuan selalu memerlukan pertimbangan-
pertimbangan dari dimensi etis yang mempengaruhi pengembangan ilmu
pengetahuan ke depannya. Tanggung jawab etis selalu berhubungan dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Filsafat tidak berdiri sendiri, namun juga berkembang
sebagai landasan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
c. Pengaruh Timbal Balik Antara Ilmu Dan Kebudayaan
Menurut surajiyo (2007:137) Ilmu adalah bagian dari pengetahuan. Untuk
mendapatkan ilmu diperlukan cara-cara tertentu, ialah adanya suatu metode dan
mempergunakan sistem, mempunyai objek formal dan material. Karena
pengetahuan adalah bagian dari unsur kebudayaan, maka ilmu yang merupakan
bagian dari pengetahuan dengan sendirinya juga merupakan salah satu unsur
kebudayaan. Kecuali ilmu merupakan unsur dari kebudayaan, antar ilmu dan
kebudayaan ada hubungan timbal-balik. Perkembangan ilmu tergantung pada
perkembangan kebudayaan, sedangkan Perkembangan ilmu dapat memberikan
pengaruh pada kebudayaan. Keadaan sosial dan kebudayaan, saling tergantung
dan saling mendukung. Pada beberapa kebudayaan, ilmu dapat berkembang
dengan subur. Di sini ilmu mempunyai dua peran ganda :
1. Ilmu merupakan sumber nilai yang mendukung perkembangan
kebudayaan
2. Ilmu merupakan sumber nilai yang mengisi pembentukan watak bangsa.
d. Peranan Ilmu Terhadap Kebudayaan Nasional
Menurut Surajiyo (2007:140) Pengembangan kebudayaan Nasional pada
hakikatnya adalah perubahan dari kebudayaan yang sekarang ini bersifat
konvensional ke arah situasi kebudayaan yang lebih mencerminkan aspirasi tujuan
Nasional. Langkah-langkah yang sistematik menurut Endang Daruni Asdi (1991)
adalah sebagai berikut:

23
a. Ilmu dan kegiatan keilmuan disesuaikan dengan kebudayaan yang ada
dalam masyarakat kita, dengan pendekatan edukatif dan persuasif yang
menghindari konflik-konflik, bertitik tolak dari reinspretasi nilai yang ada
dalam argumentasi keilmuan.
b. Menghindari scientisme dan pendasaran terhadap akal sebagai satu-
satunya sumber kebenaran.
c. Meningkatkan integritas ilmuwan dan lembaga keilmuan, dan
melaksanakan dengan konsekuen kaidah moral kegiatan keilmuan.
d. Pendidikan keilmuan sekaligus dikaitkan dengan pendidikan moral. Etika
dalam kegiatan keilmuan mempunyai kaidah imperatif.
e. Pengembangan ilmu disertai pengembangan bidang filsafat. Filsafat ilmu
hendaknya diberikan di pendidikan tinggi. Walaupun demikian, kegiatan
ilmiah tidak berarti lepas dari kontrol pemerintah dan kontrol masyarakat.

2.5. Dampak positif dan negatif dari Pengembangan IPTEKS dan


Kebudayaan Nasional

a. Dampak Negatif
Teknologi merupakan hasil karya manusia untuk mengolah lingkungan dan
menyesuaikan dirinya dengannya. Teknologi juga merupakan instrument bagi
manusia dalam memenuhi, tidak hanya kebutuhan dasarnya ±yaitu
pangan,mobilitas, komunikasi serta pertahanannya- tetapi juga kebutuhan untuk
meningkatkan mutu kehidupannya (quality of life). Teknologi menjadi suatu
subjek krusial atas penguasaannya. Manusia dan lingkungan mempunyai
hubungan timbal balik, karena manusia dipengaruhi oleh lingkungan, maka
lingkungan teknologi juga mempunyai dampak terhadap manusia. Teknologi awal
yang sederhana, seperti teknologi kayu, batu dan tulang, sedikit jumlahnya dan
lambat tumbuhnya, sehingga pengaruhnya terhadap manusia tidak segera muncul.
Teknologi mutakhir yang berkembang besar-besaran dan dengan laju yang cepat,
dampaknya terhadap manusia juga luas dan dalam. Pengaruh itu dapat langsung
atau primer, dan dapat pula tidak segera, sekunder atau tersier. Jacob berpendapat
bahwa ada tujuh dampak negatif teknologi terhadap manusia dapat disebutkan
sebagai berikut:

24
a. Penggeseran atau penggantian manusia (displacement, substitution)
Misalnya, fungsi otot-otot besar manusia yang di dalam pekerjaannya
diganti oleh hasil teknologi, sehingga manusia mengalami atrofi.
Misalnya seluruh fungsi manusia dapat diganti oleh robot, sehingga
manusia tergeser dari pekerjaannya.
b. Kebebasan terkekang
Pilihan yang dapat diambil manusia relatif makin sedikit, meskipun dapat
makin bertambah dengan perkembangan teknologi. Makin banyak hal
yang dapat dibuat, tetapi keinginan manusia yang dapat dicapai hanyalah
sedikit. Manusia dalam banyak hal harus menyesuaikan diri dengan alat-
alat dan system.
c. Kepribadian terhimpit
Manusia cenderung terdesak menjadi manusia massa yang uniform
dengan privacy yang makin kurang. Ia menjadi bagian kecil dari
perencanaan sentral dan ia harus berpartisipasi didalamnya.
d. Objektivisasi manusia (dehumanisasi)
Manusia dianggap sebagai hal yang objektif, diurai-urai, hanya hal-hal
yang dapat diukur atau dihitung saja yang dapat diperhatikan, sedangkan
yang lain-lain dianggap periferal dan tidak menjadi perkembangan dalam
usaha-usaha pengembangan, pendidikan dan penigkatannya. Teknologi
makin berkembang menjadi sistem yang rumit dan mahal, serta makin
otonom, karena tidak ada orang yang dapat menghambatnya. Teknologi
juga membiarkan diri, dan manusia hanya menjadi jentera atau budaknya
yang efisien.
e. Mentalitas teknologis.
Hal ini tercermin pada kepercayaan yang berlebihan pada alat
(teknosentris), seolah-olah segala sesuatu dapat dipecahkan oleh
teknologi, dan sesuatu akan lebih meyakinkan kalau dilakukan dengan
peralatan dan disertai angka-angka.
f. Penyeimbangan kembali yang tidak adaptif
Dalam rangka mengembalikan keseimbangan yang terganggu oleh
teknologi, orang kadang-kadang lari ke penggunaan obat-obatan untuk

25
adaptasi seperti narkotika, psikedelik dan lain-lain dan mencari kekuatan
dengan mengumpulkan barang-barang penunjuk status (positional goods)
untuk mengkompensasi adaptasi yang gagal.
g. Krisis teknologis
Berbagai krisis yang melanda dunia di abad ini terutama disebabkan oleh
perkembangan teknologi yang terlalu cepat, sehingga proses adaptasi dan
integrasi tidak sempat dilakukan. Akibat dari proses adaptasi dan
integrasi yang tidak sempat dilakukan maka berakibat pada individu ialah
technostress, penyakit urban, penyakit peradaban dan lain-lain. Sistem
dalam stress pasti menunjukkan patologi. Teknologi destruktif juga
berkembang dengan pesat dan kontinu dalam bentuk perlombaan senjata
nuklir, yang membuat perang menjadi using sebagai cara pemecahan
konflik.
Adapun dampak teknologi terhadap lingkungan, antara lain:

a. Terkurasnya sumber daya


Karena teknologi cenderung berkembang kearah penciptaan kebutuhan
baru, hiperkonsumsi, maka eksploitasi sumber daya semakin meningkat,
terutama untuk memuaskan kebutuhan kultural.
b. Gangguan iklim
Tumbuhnya megalopolis dan kawasan industri dapat menimbulkan
perubahan cuaca.
c. Pencemaran lingkungan
Destabilisasi dan dekompensasi lingkungan Pada tahap-tahap terahir akan
terjadi dekompensasi, ketika alam tidak lagi dapat memelihara
keseimbangan yang diperlukan karena hantaman teknologi yang terus
menerus.
d. Beban-lebih informasi
Ketidakseimbangan informasi antara berbagai lapisan masyarakat dan
diantara masyarakat akan melahirkan ketegangan-ketegangan.
e. Konsumsi tinggi dan massal
Jika dinamika sosial ekonomi tidak bergerak seiring dengan peningkatan
konsumsi, maka masyarakat Dunia Ketiga hanya menjadi konsumen

26
barang-barang dari negeri mewah yang sebetulnya tidak sesuai dengan
tahapan kemajuannya.
f. Destruksi dan kepunahan spesies hewan dan tumbuh-tumbuhan.

b. Dampak Positif:
1. Inovasi Dunia Pendidikan Semakin Berkembang
Dengan adanya IPTEK tentunya membuat pendidikan sangat mudah untuk
dilaksanakan dalam kondisi apapun. Semua orang akan mudah belajar tanpa
adanya halangan karena tempat yang jauh. Seperti masa sekarang ini yang sedang
terjadi pandemi, kita tidak perlu pergi ke tempat yang dituju untuk mendapatkan
ilmu. Kita bisa hanya duduk di rumah dan mengikuti berbagai webinar yang
disediakan di internet. Sekolah dan kuliah pun menjadi mudah karena semua serba
di rumah. Karena IPTEK juga membuat internet dapat menjangkau beberapa
daerah, jadi semua yang mengikuti pembelajaran daring dapat dengan mudah
untuk mengaksesnya.
2. Sistem Administrasi Pendidikan Berkembang
IPTEK juga memudahkan dalam hal administrasi di dunia pendidikan. Orang
tua dan mahasiswa tidak perlu repot-repot untuk mendaftarkan pendidikan hingga
datang ke tempatnya. Dengan berkembangnya administrasi, pendaftaran sekolah
dan kuliah dapat dilakukan dengan mudah dari rumah saja dengan berbekal
internet. Kita juga tidak perlu mengantre untuk menyerahkan dokumen-dokumen
yang harus dilengkapi. Kita hanya perlu mengunggahnya di situs web yang sudah
disediakan oleh sekolah atau kampus.
3. Muncul Metode Pembelajaran Baru
IPTEK mendukung adanya perubahan metode pembelajaran bagi pelajar
dan mahasiswa. Metode pembelajaran kini tidak hanya itu-itu saja seperti sebelum
IPTEK berkembang. Metode pembelajaran yang sekarang fokus pada dunia
digital, di mana semua orang juga dapat mengakses dan mempelajari hal-hal baru
yang sebelumnya belum diketahui. Contohnya sekarang pembelajaran dapat
menggunakan media seperti Google Classroom, Zoom, Google Meeting, bahkan
pembelajaran bisa dilakukan lewat Youtube. Guru atau dosen dapat membuat
video yang menarik mengenai materi-materi yang ingin disampaikan, lalu mereka
unggah ke Youtube dan mahasiswa maupun pelajar dapat dengan mudah

27
mengaksesnya, serta tidak terpaku oleh waktu. Tidak hanya itu, seminar pun juga
dapat dilakukan siaran langsung di Youtube. Bagi kamu yang ingin mendapatkan
ilmu gratis kamu bisa menelusuri akun Youtube yang selalu membagikan siaran
langsung seminar.
4. Perpustakaan Online/Daring
Semakin pesat berkembangnya IPTEK kita dapat membaca hanya melalui
gawai yang kita miliki. Kita tidak perlu datang ke perpustakaan tertentu ketika
kita membutuhkan buku yang ingin kita baca. Banyak situs web sebagai penyedia
peminjaman buku atau perpustakaan online. Bahkan setiap kampus memiliki situs
web perpustakaan yang isinya sama persis seperti perpustakaan fisik yang ada di
kampus. Untuk mengunjunginya tentunya kamu harus memiliki akun dari
kampus kamu terlebih dahulu. Dengan perpustakaan online kita dapat membaca di
mana saja dan kapan saja tanpa halangan waktu. Kita bisa membaca buku yang
kita pinjam di malam hari, pagi hari, atau sore hari. Namun perlu diingat yang
namanya perpustakaan online pasti juga memiliki masa pinjam. Jika batas waktu
pinjam sudah habis, buku akan otomatis hilang dari daftar buku kamu.

5. Berbagi Hasil Penelitian


IPTEK membuat kemudahan kita untuk berbagi ilmu dan mendapatkan
ilmu. Dengan adanya IPTEK penelitian yang dibuat oleh para peneliti dapat
diunggah di internet. Beberapa juga ada situs web dengan berbagai unggahan hasil
penelitian yang bisa diakses khalayak ramai. Kampus pun menyediakan situs web
hasil penelitian dosen dan mahasiswanya. Namun jika situs web kampus pastinya
kamu harus memiliki akun dari kampus kamu sendiri untuk dapat masuk lalu
membaca maupun mengunggah hasil penelitian kamu di situs web tersebut.

28
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dimensi IPTEKS dan Kebudyaan Nasional merupakan kajian dari
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi , dalam perkembangannya
seiring dengan kemajuan perkembangan global, yang mana ilmu pengetahuan
menjadi studi tentang alam serta perilaku dunia fisik dengan alam melalui metode
ilmiah, melalui proses proses mengamati, mengidentifikasi, eksperimen, deskripsi,
penyelidikan, dan penjelasan teoretis tentang fenomena alam. Sedangkan
teknologi ialah kumpulan teknik dan proses yang digunakan dalam produksi
barang atau jasa, serta pencapaian tujuan seperti penyelidikan ilmiah. Dan
kebudayaan mengartikan sebagai kompleks keseluruhan pengetahuan,
kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat-istiadat, serta kesanggupan dan
kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Wujud
dari kebudayan terbentuk sistem nilai, sistem gagasan, sistem tindakan.
Perkembangan IPTEKS dan Kebudayaan Nasional dikembangakan sejalan
dengan peradaban manusia dimulai pada zaman purba hingga berkembang sampai
sekarang, yang mana bermula menjadi alat untuk membantu aktivitas manusia
hingga berkembang menjadi kesenian sebagai pemenuhan kebutuhan
kehidupannya. IPTEKS dan Kebudayaan Nasional memiliki hubungan yang
sangat erat atau saling menunjang dalam perkembangannya.
Dalam perkembanganya IPTEKS dan Kebudayaan Nasional tidak lepas dari
pengaruh ilmu filsafat didalammya, sebagaimana dalam terapan ilmu kesehatan,
Astronomi, Teknologi, Arsitektur. Manusia merupakan pelaku atau yang berperan
penting dalam hal perkembangan IPTEKS dan Budaya Nasional seiring dengan
rasa ingin tahu dan ingin mengembangkannya, maka dalam pemanfatan IPTEKS
dan Budaya Nasional benar-benar mengerti akan manfaat dan dampak positif –
negatifnya. Beberapa dampak negatif dari teknologi bagi manusia : Penggeseran
atau penggantian manusia, Kebebasan terkekang, Kepribadian terhimpit,
Objektivisasi manusia, Mentalitas teknologis, Penyeimbangan kembali yang tidak

29
29
adaptif, Krisis teknologis. Dampak negatif pada lingkungan, diantaranya :
Terkurasnya sumber daya, Gangguan Iklim, Pen cemaran lingkunag, beban lebih
informasi, konsumsi tinggi dan massal serta destruksi dan kepunakan spesies
hewan dan tumbuhan. Selain itu juga ada dampak positif, diantaranya : Inovasi
Dunia Pendidikan Semakin Berkembang, Sistem Administrasi Pendidikan
Berkembang, Muncul Metode Pembelajaran Baru, Perpustakaan Online/Daring,
dan berbagai hasil penelitian.

3.2 Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang telah diuraikan, maka
saran yang diberikan sebagai berikut:
a. Bagi pembaca, ketika membaca makalah ini disarankan untuk mencari
sumber referensi lain sebagai pendukung atau penambahan wawasan
hasil bacaan.
b. Bagi penulis lain, jika terdapat banyak kekurangan dalam uraian materi
silahkan untuk mencari dari sumber referensi yang akurat atau bisa
ditambahkan jurnal pendukung untuk menguatkan argumentasi hasil
penulisan anda.

30
DAFTAR PUSTAKA

Retnosari, Putri dan Hakim Lukman. 2020. Filsafat Ilmu Sebagai Dasar dan
Arah Pengembangan Ilmu (Kajian Filosofis Terhadap Perkembangan IPTEK).
Surabaya : IKIP Widya Darma

http://erepo.unud.ac.id/id/eprint/4022/1/108d7388ce5d4aec4da54563f9cb1547.pdf
diakses tanggal 8 Oktober 2021 pukul 20.10 WIB

https://www.merdeka.com/trending/pengertian-iptek-menurut-para-ahli-beserta-
pahami-peran-amp-manfaat-perkembangannya-kln.html?page=2 diakses tanggal 8
Oktober 2021 pukul 19.30 WIB

https://www.gramedia.com/literasi/dampak-positif-dan-negatif-iptek/ diakses
tanggal 11 Oktober 2021, pukul 11.12

Surajiyo. 2007. “Hubungan dan Peranan Ilmu terhadap Pengembangan


Kebudayaan Nasional” http://research.mercubuana.ac.id/?p=84.
Rahmawati, T. (2015). Implementasi Filsafat dalam IPTEK. Retrieved from
https://trisfani.blogspot.com/2015/08/implementasi-filsafat-dalam-iptek.html

31

Anda mungkin juga menyukai