Anda di halaman 1dari 2

SABTU BUDAYA UNTUK MEMPERERAT PERSAUDARAAN DAN

MELESTARIKAN BUDAYA DAERAH

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuhu

Pertama-tama marilah kita terlebih dahulu memanjatkan puji dan syukur kepada Sang
Maha Pencipta Allah SWT. Atas berkat rahmat dan karunianya kita bisa berkumpul di tempat
ini dalam keadaan sehat wal afiat. Shalawat dan salam semoga tercurahlimpahkan kepada
junjungan kita Habibana Wanabiyana Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya dan
seluruh umat islam di mana pun berada.

Seiring dengan berkembangnya zaman, semangat untuk melestarikan budaya daerah


dikalangan remaja semakin memudar. Globalisasi menjadi salah satu penyebabnya. Pengaruh
globalisasi menyebabkan kebudayaan – kebudayaan tradisisional kini menjadi ditinggalkan.
Sekarang ini banyak remaja sangat menggemari budaya budaya luar yang mereka kenal lewat
adanya Globalisasi. Globalisasi seolah jendela untuk menuju dunia luar. Sepertinya, dunia
telah menyatu dalam satu atap budaya, apa yang ingin kita lihat hanya dengan membuka TV, 
HP, internet maka trend global akan nampak di hadapan kita.

Bapak Kepala Dinas Dikbud Provinsi NTB, para hadirin, yang saya hormati, dan anak-
anakku{taruna/taruni} SMKN 1 Lembaryang saya banggakan

Maka dari itu, kita para generasi muda Indonesia harus melestarikan budaya daerah
kita, boleh saja mengikuti budaya luar tapi tentu saja kita harus memilih – milih atau selektif
pada kebudayaan luar itu dan juga jangan lupa untuk melestarikan kebudayaan sendiri agar
tidak punah.

Mengenal budaya daerah merupakan sarana untuk meningkatkan rasa kecintaan


terhadap Indonesia. Dengan mengenal dan mempelajari budaya daerah, akan timbul rasa
bangga dan rasa memilki terhadap budaya sendiri. Seperti program Dikbud NTB melalui
Bidang Kebudayaan yang dimulai dengan Sabtu Budaya, Pojok Ekspresi, dan Wisata Belajar
merupakan progran terintregasi dinas dikbud yang dikolaborasikan dengan peningkatan
literasi belajar di sekolah dan di lingkungan masing-masing yang telah disusun secara
terencana, terarah , dan terukur.

Keragaman budaya tersebut menjadikan Indonesia unik. Tak heran banyak orang asing
datang ke Indonesia untuk belajar  budaya Indonesia. Ini menjadi bukti budaya daerah
tidaklah kalah kualitasnya dengan budaya yang datangnya dari barat. Jadi haruskah kita kalah
dengan orang asing yang begitu antusias mengenal budaya local yang ada di Indonesia,
sementara kita sibuk mempelajari budaya barat dan melupakan budaya kita sendiri?

Kebudayaan merupakan seluruh hasil karya, rasa, serta cipta dari masyarakat,
kebudayaan merupakan perilaku yang dimiliki oleh manusia sebagai ciri sebagai makhluk
sosial yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam bertingkah laku.

SMK Negeri 1 Lembar, adalah salah satu sekolah yang berusaha dan selalu berihtiar
untuk dapat dan bisa melakukan kebijakan-kebijakan dinas yang menjadi program unggulan
dalam bidang pendidikan dan kebudayaan.
Bapak Kepala Dinas Dikbud Provinsi NTB, para hadirin, yang saya hormati, dan anak-
anakku{taruna/taruni} SMKN 1 Lembaryang saya banggakan

Kebudayaan daerah akan terus berkembang dan hidup jika pemilik kebudayaan
tersebut peduli. Jika pemilik budayanya acuh dan tak peduli, cepat atau lambat budaya
daerahnya niscaya akan hilang. Oleh karena itu kita sebagai bagian dari penerus bangsa ini
semestinya mengenal dan mempelajari warisan luhur budaya nenek moyang kita.

Beberapa seni budaya yang berasal dari suku sasak antara lain :


Kain tenun dan budaya menenun,Kepercayaan (agama islam),Adat Istiadat(pada saat proses
pernikahan), Rumah Adat (uniq), Tradisi suku sasak (bau nyale, rebo bontong, berbubus
batu), termasuk di dalamnya ada berbagai seni antara lain : tari gendang beleq, tari rudat,
nyongkolan, Perisean, dan masih banyak lagi berbagai macam kesenian tradisional sasak yang
harus dan wajib kita lestarikan sebagai warisan dari pendahulu kita.

Pada kesempatan yang baik ini saya mengajak para hadirin, dan anak-anakku
semuanya, marilah kita kenali dan lestarikan budaya daerah yang menjadi milik kita bersama .
Siapa lagi yang akan melestarikan budaya kita kalau bukan diri kita sendiri.
Demikian yang bisa saya sampaikan, mohon maaaf jika terdapat kata-kata yang
kurang berkenan di hati bapak/Ibu, para hadirin, dan anak-anakku (taruna/taruni) semuanya.

Wabilahi Taufik walhidayah Wasalamuallaikum Wr. Wb

Anda mungkin juga menyukai