Anda di halaman 1dari 5

Nama Anggota:

1. Bella Putri (8)


2. .
3. .
4. .

Kelas : XI OTKP 2

Tugas 2 Menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan teks cerpen

Bacalah cerpen berikut kemudian jawablah pertanyaan terkait cerpen tersebut!

Sepotong Kayu Untuk Tuhan

Karya Kuntowijoyo

Rumah itu terletak di pinggir dusun, jauh dari tetangga. Tak seorang pun akan melihatnya
berbaring sampai kapan pun. Di belakang rumah ada sungai kecil. Kebunnya melandai sampai
menyentuh tepi sungai itu. Pohon-pohon meramaikan pekarangan. Alangkah berat kerjanya! Kalau istri
di rumah, dia akan disuruhnya membungkuk-bungkuk sepanjang kebun. Ada-ada saja. Kayu! Kayu habis!
Alangkah kotor kebun kita! Ia harus bangkit cepat-cepat, kalau tidak ingin basah kuyup tubuhnya oleh
siraman air istrinya. Kerja itu memang perlu, ia tahu. Hanya istrinya terlallu cerewet. Ia yang sudah
seputih itu rambutnya masih saja dinilai sebagai pemalas.

Aku bukan pemalas, pikir lelaki tua itu. Aku anak cucu mereka yang suka kerja keras. Aku rajin,
dari ujung kaki sampai ujung rambut! Ia menyedot rokok pipa dalam-dalam. Tapi buktikanlah, Kakek,
tiba-tiba ia berpikir-pikir . Ya, berkata itu mudah. Bukti itu sulit. Namun, ia tidak tahu kerja apa yang
dapat dikerjakan pada saat seperti ini. Katakanlah, misalnya kayu bakar. Kayu bakar telah bertumpuk di
dapur. Ia sendiri menumpuknya. Atau menyapu halaman. Sia-sia saja, tak seorang pun akan melihat
rumahnya. Rumahnya cukup terlindung dari mata orang.

Tiba-tiba ia bangkit. “Demi Tuhan!”, ia berseru. “Celakalah yang menyiakan waktu!” Ia


ingat.Meski berbuat sesuatu. Berbaring bermalasan bukan pekerjaan muslim yang baik. Ia sudah
mendengar kabar, orang kampung sedang mendirikan surau baru. Banyak orang telah menyediakan
bahan. Telah terkumpul kayu, genting, dan kapur. Anak-anak madrasah mencari batu dan pasir ke
sungai. Pantaskah baginya, muslim seumur hidup untuk bermalasan? Tidak. Berbaktilah kamu di ajlan
Tuhan dengan harta dan jiwamu! Ia gelisah. Kalau istrinya di rumah ia bisa mufakat. Seluruh
kekayaannya, yaitu uang untuk makan, semuanya ada pada istrinya. Padanya hanya tinggal bahan-bahan
makanan secukupnya sampai istrinya pulang. Apakah yang akan disumbangkan untuk pembangunan
rumah Tuhan itu? Apakah karena istrinya tidak di rumah ia akan melewatkan kesempatan beramal?
Tentu saja tidak. Lelaki tua itu pun berpikir. Sebenarnya, pikirannya bisa pula jernih, hanya kebiasaan
mendapatkan damprat dari istrinya telah membuatnya takut berpikir. Berpikir itu menyusahkan bagi
lelaki tua macam dia.

Jadi, ia berdiri. Melepaskan pandangan ke seluruh alam –rumah dan pekarangannya itu
disebutnya seluruh alam dan turun dari serambi. Panas matahari mempermainkan daun-daun yang
lincah oleh angin. Sekali-sekali berkas sinar jatuh ke punggung, menyengat. Ia senang.
Menikmatikebebasannya dengan berjalan berjingkat, melangkahi tanaman sayur. Istrinya akan
mengumpat kalau ia di rumah. Selalu ia cerewet apabila dilihatnya ia berjalan di sela tanaman sayur itu.
Padahal dia sendirilah yang mengatur tanaman. Di belakang rumah adalah sungai.Hanya karena
larangan istrinya, ia tak lagi bersahabat dengan air. Nanti masuk angina . Juga ia tak lagi mengail.
Mengail adalah kerja bagi pemalas. Kadang-kadang istrinya menyuruh dia mencari ikan bukan dengan
kail, tetapi dengan jala.

Ia berhenti. Di depannya berdiri sebuah pohon nangka. Pohon itu telah mati. Kayu itu cukup
besar. tertanam dekat pinggir sungai. Pucuknya telah mengering, tidak ada selembar daun pun tinggal.
Bagus! Kayu ini pantas untuk pembangunan surau itu. Kayunya kuning mengkilat. Tidak lagi perlu cat
atau pelitur. Pelitur, bolehlah, sedikit saja. Dan kayu itu akan ditebangnya sendiri. Mudah saja. Kayu
dikapak sampai putus. Kulitnya dikupas. Didorong ke sungai. Lewat sungai itu akan diangkutnya. Dari
tepi sungai hanya perlu sebuah gerobak dorong untuk sampai ke tempat surau itu dibangun.

Istrinya tak akan tahu semuanya. Sesudah dia pulang barulah tahu, pekerjaan apa yang telah
dibuatoleh suaminya! Betapa senang ia nanti, seorang perempuan tua yang saleh. Kayu itu kita
sumbangkan untuk pembangunan rumah Tuhan, istriku. Istri akan senang, memuji syukur. Pada saat-
saat terakhir dari hidup mereka, masih sempat juga beramal.

Ya, dia sendirilah yang menanam pohon itu. Dia sendirilah yang menyiram dengan air sungai.
Alangkah suburnya dulu. Ayahnya akan memerintahkannya memanjat apabila nangka itu telah berbuah
masak. Kematian pohon itu tidak perlu disesalkan. Pohon itu akan diletakkan di suatu tempat terhormat:
Rumah Tuhan. Setiap hari akan disaksikan orang-orang memuji kebesaran Tuhan dan Rasul-Nya. Itu
akhir yang baik bagi sebuah kayu! Jauh lebih baik daripada masuk tungku. Itu sudah wajar, pohon itu
ditanamnya dahulu dengan mengucapkan nama Tuhan lebih dahulu. Sebuah pohon nangka yang
ditanam dengan tangannya, dibesarkan dengan tangannya, dan ditebang dengan tangannya! Ia akan
membuktikan dengan benda yang nyata, sekali dalam hidupnya dapat juga ia menyumbang untuk
Tuhan.

1) Identifikasilah unsur intrinsik dalam cerpen tersebut!

No. Unsur Intrinsik Jawaban berdasarkan teks cerpen

1 Tema

2 Tokoh
3 Penokohan/watak

4 Alur

5 Latar

6 Sudut pandang

7 Amanat

8 Gaya Bahasa

2) Analisislah Struktur teks cerpen tersebut!

Struktur Poin penting paragraf yang menjadi bagian struktur


Orientasi Rumah itu terletak di pinggir dusun, jauh dari tetangga. Tak seorang pun akan
melihatnya berbaring sampai kapan pun.
Pengungkapa Aku bukan pemalas, pikir lelaki tua itu. Aku anak cucu mereka yang suka kerja
n peristiwa keras. Aku rajin, dari ujung kaki sampai ujung rambut! Ia menyedot rokok pipa
dalam-dalam.
Menuju Tiba-tiba ia bangkit. “Demi Tuhan!”, ia berseru. “Celakalah yang menyiakan
konflik waktu!” Ia ingat.Meski berbuat sesuatu. Berbaring bermalasan bukan pekerjaan
muslim yang baik
puncak konflik Ia berhenti. Di depannya berdiri sebuah pohon nangka. Pohon itu telah mati. Kayu
itu cukup besar. Tertanam dekat pinggir sungai
Penyelesaian Ya, dia sendirilah yang menanam pohon itu. Dia sendirilah yang menyiram dengan
air sungai. Alangkah suburnya dulu.

3) Analisislah nilai kehidupan yang terkandung dalam cerpen tersebut!

Nilai kehidupan Bukti kalimat dan paragraf ke Makna /hikmah sesuai kehidupan sehari-hari
berapa
Nilai Moral
Nilai budaya
Nilai agama
Nilai sosial
Nilai estetik
*jika tidak terdapat dalam teks kalian bisa membubuhkan tanda – pada kolom

4) Analisislah kaidah kebahasaan teks cerpen tersebut!

Kaidah kebahasaan Bukti kalimat


1. Kalimat bermakna lampau Dia sendirilah yang menyiram dengan air sungai.
Alangkah suburnya dulu. Ayahnya akan
memerintahkannya memanjat apabila nangka itu
telah berbuah masak.
2. Konjungsi kronologis (urutan waktu) ia tidak tahu kerja apa yang dapat dikerjakan pada
saat seperti ini
3. Kata Kerja Aksi (peristiwa yang terjadi) -Ia senang. Menikmati kebebasannya dengan
berjalan berjingkat, melangkahi tanaman sayur
- Ia menyedot rokok pipa dalam-dalam
- Kayu bakar telah bertumpuk di dapur. Ia sendiri
menumpuknya. Atau menyapu halaman.
4.Kata Kerja yang menunjukkan kalimat tak - Hanya karena larangan istrinya, ia tak lagi
langsung bersahabat dengan air. Nanti masuk angina . Juga ia
tak lagi mengail. Mengail adalah kerja bagi pemalas.
- Istrinya akan mengumpat kalau ia di rumah. Selalu
ia cerewet apabila dilihatnya ia berjalan di sela
tanaman sayur itu
5. Kata kerja yang menyatakan sesuatu yang - Ia senang. Menikmatikebebasannya dengan
dipikirkan atau dirasakan berjalan berjingkat
- Istri akan senang, memuji syukur
- dia sendirilah yang menanam pohon itu. Dia
sendirilah yang menyiram dengan air sungai
- sekali dalam hidupnya dapat juga ia menyumbang
untuk Tuhan.

6. contoh dialog Tiba-tiba ia bangkit. “Demi Tuhan!”, ia berseru.


“Celakalah yang menyiakan waktu!” Ia ingat.
7. Kata sifat (adjektif) -Hanya istrinya terlalu cerewet
- Istri akan senang
- Mengail adalah kerja bagi pemalas
- Di depannya berdiri sebuah pohon nangka. Pohon
itu telah mati

5) Refleksi Diri
Setelah kalian belajar bertahap dan berlanjut melalui kegiatan belajar 2, berikut diberikan tabel
untuk mengukur diri kalian terhadap materi yang sudah kalian pelajari. Isilah dengan mencentang
(V) pada refleksi diri terhadap pemahaman materi di tabel berikut! Tabel Refleksi Diri Pemahaman
Materi

No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah kalian telah memahami cerita pendek? 
2 Dapatkah kalian memahami unsur pembangun cerita pendek? 
3 Dapatkah kalian menganalisis unsur intrinsik cerita pendek? 
4 Dapatkah kalian mengidentifikasi struktur dalam cerita pendek? 
5 Dapatkah kalian mengidentifikasi kaidah kebahasaan dalam cerita 
pendek?
6 Dapatkah kalian menentukan topik kehidupan dalam cerita 
pendek?
7 Dapatkah kalian menulis kerangka cerita pendek ? 
8 Dapatkah kalian menulis cerita pendek dengan memanfaatkan 
kerangka yang telah dibuat ?

Anda mungkin juga menyukai