Makalah Pancasila
Makalah Pancasila
OLEH
Akbar Nurohman
NIM : 352110514
KELAS IE.21.B1
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PELITA BANGSA
2021
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis panjatkan atas rahmat Allah SWT, karena berkat rahmat serta karunia-
Nya makalah yang berjudul Pancasila Sebagai Sistem Filsafat dapat selesai tepat waktu.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah Pancasila dari Ibu Karina Imelda,
S.Kom. Dan penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Karina Imelda, S.Kom.
Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang
diberikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak kesalahan.
Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketaksempurnaan yang pembaca
temukan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kritik serta saran yang membangun akan penulis
terima demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
Akbar Nurohman
NIM 352110514
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULIUAN ................................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah............................................................................................................................ 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................................................. 1
BAB 2 PEMBAHASAN..................................................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Pancasila Sebagai Sistem Filsafat ..................................................................................... 2
2.2 Dasar-Dasar Yang Menjadikan Pancasila Sebagai Sistem Filsafat....................................................... 4
2.3 Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis Tentang Pancasila Sebagai Sistem Filsafat .................. 6
2.4 Kedudukan Dan Pandangan Integralistik Pancasila Sebagai Sistem Filsafat ..................................... 7
2.5 Fungsi dan Tujuan Pancasila Sebagai Sistem Filsafat .......................................................................... 8
2.5.1 Fungsi ........................................................................................................................................... 8
2.5.2 Tujuan ........................................................................................................................................ 12
BAB 3 PENUTUP .......................................................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................................ 13
3.2 Kritik dan Saran ................................................................................................................................. 13
ii
BAB 1
PENDAHULIUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Filsafat dan pengertian Pancasila sebagai Sistem Filsafat
2. Untuk mengetahui dasar apa saja yang menjadikan Pancasila sebagai Sistem Filsafat
3. Untuk mengetahui sumber apa saja tentang Pancasila sebagai Sistem Filsafat
4. Untuk mengetahui pandangan Integralistik Pancasila sebagai Sistem Filsafat
5. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan Pancasila sebagai Sistem Filsafat
1
BAB 2
PEMBAHASAN
2
b) Pengertian Pancasila
Secara etimologis, pengertian Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari
dua kata, Panca dan Sila. Pengertian Pancasila yaotu, Panca berarti lima dan Sila berarti dasar.
Sila juga diartikan sebagai aturan yang melatarbelakangi perilaku seseorang atau bangsa;
kelakuan atau perbuatan yang menurut adab (sopan santun); akhlak dan moral.
Menurut Prof. Darji Darmodiharjo, SH (dalam Kaderi), pengertian Pancasila telah dikenal
sejak zaman kerajaan Majapahit pada abad XIV. Istilah Pancasila terdapat pada buku
Negarakertagama Karangan Empu Prapanca, dan buku Sutasoma karangan Empu Tantular.
Dalam buku Sutasoma ini pengertian Pancasila di samping mempunyai arti “berbatu sendi
yang lima” (dari bahsa Sansekerta) dia juga mempunyai arti pelaksanaan Kesusilaan yang lima.
Istilah Pancasila kemudian diangkat lagi oleh Soekarno saat merumuskan dasar negara
Indonesia pasca kemerdekaan.
Secara terminologi pengertian Pancasila dapat diartikan sebagai lima prinsip dasar negara.
Pasca kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945, keesokan harinya PPKI mengadakan sidang
sebagai sarana untuk melengkapi alat-alat kelengkapan negara yang telah merdeka. Dalam
sidang tersebut telah berhasil mengesahkan UUD negara Republik Indonesia, yang selanjutnya
dikenal dengan nama UUD 1945.
3
merefleksikannya lantas menarik arti serta makna yang hakiki dari gejala-gejala yang
timbul tersebut.
Pancasila sebagai filsafat mengandung sebuah pandangan, konsep-konsep kebenaran dan cara
berpikir yang menjadikan Pancasila sebagai ideologi nasional bangsa Indonesia. Pancasila
memiliki fungsi dasar negara bagi suatu negara yang sesungguhnya ditujukan bukan hanya
untuk bangsa Indonesia nammun juga pada kehidupan manusia secara menyeluruh. Didalam
Pancasila yang terdiri dari lima sila yang pada hakikatnya merupakan sebuah sistem filsafat.
4
2. Landasan Epistemologis Pancasila
Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat, susunan, metode, dan
validitas ilmu pengetahuan. Pengetahuan manusia sebagai hasil pengalaman dan pemikiran,
membentuk budaya. Bagaimana manusia mengetahui bahwa ia tahu atau mengetahui bahwa
sesuatu itu pengetahuan menjadi penyelidikan epistemologi. Dengan kata lain, adalah
bidang/cabang yang menyelidiki makna dan nilai ilmu pengetahuan, sumbernya, syarat-syarat
dan proses terjadinya ilmu, termasuk semantik, logika, matematika dan teori ilmu.
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya adalah suatu sistem pengetahuan.
Dalam kehidupan sehari-hari Pancasila menjadi pedoman atau dasar bagi bangsa Indonesia
dalam memandang realitas alam semesta, manusia, masyarakat, bangsa, dan negara tentang
makna hidup serta sebagai dasar bagi manusia Indonesia untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapi dalam hidup dan kehidupan. Pancasila dalam pengertian seperti itu telah menjadi
suatu sistem cita-cita atau keyakinan-keyakinan (belief system) sehingga telah menjelma
menjadi ideologi yang mengandung tiga unsur yaitu :
a) Logos (rasionalitas atau penalaran)
b) Pathos (penghayatan)
c) Ethos (kesusilaan).
5
diukur yaitu dengan menggunakan indra maupun alat pengukur lainnya, sedangkan nilai
rokhaniah alat ukurnya adalah hati nurani manusia yang dibantu indra manusia yaitu cipta,
rasa, karsa serta keyakinan manusia.
2.3 Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis Tentang Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
a) Sumber Historis Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Pada 12 Agustus 1928, Soekarno pernah menulis di Suluh Indonesia yang menyebutkan
bahwa nasionalisme adalah yang membuat manusia menjadi perkakasnya Tuhan dan
membuat manusia hidup dalam roh. Pembahasan sila-sila Pancasila sebagai sistem
filsafat dapat ditelusuri dalam sejarah masyarakat Indonesia
b) Sumber Sosiologis Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Sumber sosiologis Pancasila sebagai sistem filsafat dapat diklasifikasikan ke dalam 2
kelompok, yaitu :
1. Kelompok pertama, memahami sumber sosiologis Pancasila sebagai sistem
filsafat dalam pandangan hidup atau kearifan lokal yang memperlihatkan unsur-
unsur filosofis Pancasila itu masih berbentuk pedoman hidup yang bersifat praktis
dalam berbagai aspek kehidupan.
2. Kelompok kedua, yaitu masyarakat ilmiah-akademis yang memahami Pancasila
sebagaisistem filsafat dengan teori-teori yang bersifat akademis
c) Sumber Politis Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Pada awalnya, Pancasila merupakan konsensus politik yang kemudian berkembang
menjadi sistem filsafat. Sumber politis Pancasila sebagai sistem filsafat dapat
diklasifikasikan kedalam dua kelompok, yaitu:
1. Kelompok pertama, meliputi wacana politis tentang Pancasila sebagai sistem
filsafat pada sidang BPUPKI, sidang PPKI, dan kuliah umum Soekarno antara
tahun 1958 dan1959, tentang pembahasan sila-sila Pancasila secara filosofis.
2. Kelompok kedua, mencakup berbagai argumen politis tentang Pancasila sebagai
sistemfilsafat yang disuarakan kembali di era reformasi dalam pidato politik
Habibie 1 Juni2011.
6
2.4 Kedudukan Dan Pandangan Integralistik Pancasila Sebagai Sistem Filsafah
Pancasila merupakan suatu sistem filsafat. Dalam sistem itu masing-masing silanya saling
kait mengkait merupakan satu kesatuan yang menyeluruh. Di dalam Pancasila tercakup filsafat
hidup dan cita-cita luhur bangsa Indonesia tentang hubunagan manusia dengan Tuhan, hubungan
manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan lingkungannya. Menurut Driyakarya,
Pancasila memperoleh dasarnya pada eksistensi manusia sebagai manusia, lepas dari keadaan
hidupnya yang tertentu. Pancasila merupakan filsafat tentang kodrat manusia. Dalam pancasila
tersimpul hal-hal yang asasi tentang manusia. Oleh karena itu, pokok-pokok Pancasila bersifat
universal. Berdasarkan hal tersebut, dapat diperoleh unsur inti yang tetap dari Pancasila, yang
tidak mengalami perubahan dalam dunia yang selalu berubah ini. Sifatnya yang abstrak, umum
dan universal ini mengemukakan Pancasila dalam isi dan artinya sama dan mutlak bagi seluruh
bangsa, diseluruh tumpah darah dan sepanjang waktu sebagai cita-cita bangsa dalam Negara
Republik Indonesia yang diproklamirkan pada 17 Agustus 1945.
Secara lebih lanjut dapat dikemukakan pula bahwa dasar filsafat bangsa Indonesia bersifat
majemuk tunggal (monopluralis), yang merupakan persatuan dan kesatuan dari sila-silanya. Akan
tetapi bukan manusia yang menjadi dasar persatuan dan kesatuan dari sila-sila Pancasila itu,
melainkan dasar persatuan dan kesatuan itu terletak pada hakikat manusia. Secara hakiki, susunan
kodrat manusia terdiri atas jiwa dan badan, sifat kodratnya adalah sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial, dan kedudukan kodratnya adalah sebagai makhluk Tuhan dan makhluk yang
berdiri sendiri (otonom). Aspek-aspek hakikat kodrat manusia itu dalam realitasnya saling
berhubungan erat, saling brkaitan, yang satu tidak dapat dipisahkan dari yang lain. Jadi bersifat
monopluralis, dan hakiikat manusia yang monopluralis itulah yang menjadi dasar persatuan dan
kesatuan sila-sila Pancasila yang merupakan dasar filsafat Negara Indonesia.
Pancasila yang bulat dan utuh yang bersifat majemuk tunggal itu menjadi dasar hidup
bersama bangsa Indonesia yang bersifat majemuk tunggal pula. Dalam kenyataannya, bangsa
Indonesia itu terdiri dari berbagai suku bangsa, adat istiadat, kebudayaan dan agama yang
berbeda. Dan diantara perbedaan yang ada sebenarnya juga terdapat kesamaan. Secara hakiki,
bangsa Indonesia yang memiliki perbedaan-perbedaan itu juga memiliki kesamaan,.bangsa
Indonesia berasal dari keturunan nenek moyang yang sama, jadi dapat dikatakan memiliki
kesatuan darah. Dapat diungkapkan pula bahwa bangsa Indonesia yang memiliki perbedaan itu
juga mempunyai kesamaan sejarah dan nasib kehidupan. Secara bersama bangsa Indonesia pernah
7
dijajah, berjuang melawan penjajahan, merdeka dari penjajahan. Dan yang lebih penting lagi
adalah bahwa setelah merdek, bangsa Indonesia mempunyai kesamaan tekad yaitu mengurus
kepentingannya sendiri dalam bentuk Negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Kesadaran akan perbedaan dan kesamaan inilah yang menumbuhkan niat, kehendak (karsa dan
Wollen) untuk selalu menuju kepada persatuan dan kesatuan bangsa atau yang lebih dikenal
dengan wawasan “ bhineka tunggal ika “.
Pernyataan lebih lanjut adalah bagaimana bangsa Indonesia melaksanakan kehidupan
bersama berlandaskan kepada dasar filsafat Pancasila sebagai asas persatuan dan kesatuan sebagai
perwujudan hakikat kodrat manusia. Pada saat mendirikan Negara Indonesia, para pendiri sepakat
untuk mendirikan Negara Indonesia yang sesuai dengan keistimewaan sifat dan corak masyarakat
Indonesia,yaitu Negara yang berdasar atas aliran pikiran Negara (staatsidee) negara yang
integralistik, negara yang bersatu dengan seluruh rakyatnya, yang mengatasi seluruh golongan
dalam bidang apapun.
Jadi negara sebagai susunan dari seluruh masyarakat dimana segala golongan, segala
bagian dan seluruh anggotanya berhubungan erat satu dengan lainnya dan merupakan persatuan
dan kesatuan yang organis. Kepentingan individu dan kepentingan bersama harus diserasikan dan
diseimbangkan antara satu dengan lainnya. Hidup kenegaraan diatur dalam prinsip solidaritas,
menuntut bahwa kebersamaan dan individu tidak dapat dipertentangkan satu dengan lainnya.
Negara harus dipandang sebagai institusi seluruh rakyat yang memberi tempat bagi semua
golongan dan lapisan masyarakat dalam bidang apapun. Sebaliknya negara juga bertanggung
jawab atas kemerdekaan dan kesejahteraan semua warga negara. Tujuan Negara adalah
kesejahteraan umum. Oleh karena itu negara tidak mempersatukan diri dengan golongan terbesar,
juga tidak mempersatukan diri dengan golongan yang paling kuat, melainkan Negara
mengusahakan tujuannya dengan memperhatikan semuua golongan dan semua perseorangan.
Negara mempersatukan diri dengan seluruh lapisan masyarakat.
8
merupakan jiwa yang memiliki peranan penting untuk kehidupan Indonesia dalam jiwa
Pancasila sejak kelahirannya pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia.
9
4) Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia
Tidak hanya itu, filsafat Pancasila juga berfungsi sebagai pandangan hidup Bangsa
Indonesia. Artinya, Pancasila menjadi pedoman dan petunjuk dalam kehidupan sehari-hari.
Bisa diartikan bahwa Pancasila menjadi pedoman dalam berperilaku dan menetapkan norma-
norma yang berlaku di masyarakat. Segala bentuk cita-cita dan moral Bangsa Indonesia serta
kebudayaannya harus bersumber pada Pancasila. Hal ini bisa dilihat dari beragam contoh
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dalam kehidupan sehari-hari.
10
negara, yang pada akhirnya diputuskan filsafat dasar Bangsa dan Negara Indonesia adalah
Pancasila.
10) Memberi Substansi Tentang Hakikat Negara, Ide Negara Dan Tujuan Bernegara
Dengan filsafat Pancasila, kita juga bisa mencari kebenaran yang sifatnya substansial
tentang hakikat negara, ide negara dan tujuan kita bernegara. Hal ini dikarenakan dengan
substansi itulah yang memiliki kebenaran yang bersifat universal bagi bangsa Indonesia di
sepanjang zaman, baik dahulu, sekarang, maupun di masa yang akan datang. Pengertian dari
substansi itu juga memiliki manfaat untuk menjadi faktor penentu untuk titik tolak yang
bersifat deduktif dan induktif. Atau bisa diartikan juga dengan substansi itu dapat diuji apakah
keadaan yang berlangsung bersifat konkrit dalam masyarakat bertentangan dengan nilai-nilai
Pancasila atau tidak.
11
11) Menjadi Perangkat Ilmu Kenegaraan
Fungsi filsafat Pancasila berikutnya adalah untuk menjadi perangkat dari berbagai ilmu
pengetahuan, terutama ilmu yang berkaitan dengan kehidupan bernegara. Hal ini bisa
tercermin dari beragam contoh Pancasila sebagai pengetahuan ilmiah yang kita temukan
sehari-hari. Fungsi Pancasila sebagai perangkat dari ilmu pengetahuan ini akan semakin jelas
terlihat jika pemerintahan negara telah dijalankan secara teratur sebagaimana kehidupan
bernegara seharusnya. Filsafat Pancasila, selain memiliki fungsi seperti yang telah disebutkan
di atas, juga memiliki tujuan bagi bangsa dan negara Indonesia.
2.5.2 Tujuan
Tujuan filsafat Pancasila bagi Indonesia adalah sebagai berikut:
1) Untuk menciptakan bangsa yang religius dan taat kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2) Menjadi bangsa yang menjunjung keadilan, baik secara sosial maupun ekonomi.
3) Menjadi bangsa yang menghargai hak asasi manusia (HAM),
4) Untuk menciptakan bangsa yang menjunjung tinggi demokrasi.
5) Menjadi bangsa yang nasionalis dan mencintai tanah airnya, yaitu tanah air Indonesia.
Dengan tujuan filsafat Pancasila yang disebutkan di atas, diharapkan dengan filsafat
Pancasila kita bisa menciptakan negara yang ideal, memperhatikan kepentingan rakyat secara
menyeluruh, baik secara spiritual dan material. Tidak hanya itu, dengan filsafat Pancasila juga
diharapkan akan terwujud cita-cita negara untuk menjadi negara yang adil, makmur dan
sejahtera. Hal ini sejalan dengan cita-cita para pendiri bangsa kita di awal melakukan
perumusan dan memproklamirkan kemerdekaan negara
12
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Filsafat Pancasila merupakan sistem ialah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling
memiliki keterikatan dan saling bekerjasama untuk suatu tujuan tertentu dan secara keseluruhan
merupakan suatu kesatuan yang utuh yang dinamakan sebuah kesatuan organis. Ada beberapa
dasar yang menjadikan Pancasila sebagai Sistem Filsafat seperti Landasan Ontologis Pancasila,
Landasan Epistemologis Pancasila dan Landasan Aksiologis. Pancasila dijadikan sebagai Sistem
Filsafat bukan tanpa fungsi dan tujuan melainkan untuk membuat negara Indonesia menjadi
negara yang bedaulat, adil dan makmur.
13