Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Pancasila
Dosen Pengampu : Karina Imelda, S. Kom.

OLEH
Akbar Nurohman
NIM : 352110514

KELAS IE.21.B1
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PELITA BANGSA
2021
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan atas rahmat Allah SWT, karena berkat rahmat serta karunia-
Nya makalah yang berjudul Pancasila Sebagai Sistem Filsafat dapat selesai tepat waktu.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah Pancasila dari Ibu Karina Imelda,
S.Kom. Dan penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Karina Imelda, S.Kom.
Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang
diberikan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak kesalahan.
Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketaksempurnaan yang pembaca
temukan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kritik serta saran yang membangun akan penulis
terima demi kesempurnaan makalah ini.

Penyusun

Akbar Nurohman
NIM 352110514

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULIUAN ................................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah............................................................................................................................ 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................................................. 1
BAB 2 PEMBAHASAN..................................................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Pancasila Sebagai Sistem Filsafat ..................................................................................... 2
2.2 Dasar-Dasar Yang Menjadikan Pancasila Sebagai Sistem Filsafat....................................................... 4
2.3 Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis Tentang Pancasila Sebagai Sistem Filsafat .................. 6
2.4 Kedudukan Dan Pandangan Integralistik Pancasila Sebagai Sistem Filsafat ..................................... 7
2.5 Fungsi dan Tujuan Pancasila Sebagai Sistem Filsafat .......................................................................... 8
2.5.1 Fungsi ........................................................................................................................................... 8
2.5.2 Tujuan ........................................................................................................................................ 12
BAB 3 PENUTUP .......................................................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................................ 13
3.2 Kritik dan Saran ................................................................................................................................. 13

ii
BAB 1
PENDAHULIUAN

1.1 Latar Belakang


Pancasila merupakan dasar negara Indonesia sekaligus sebagai sistem filsafat negara
Indonesia, lima butir isi dari Pancasila sangat mepengaruhi bagi tananan negara Indonesia. Bunyi
Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan
Indonesia, Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan
Perwakilan, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Setiap negara pasti memiliki dasar negara masing-masing untuk menjalankan aktivitas
bernegara yang baik. Adanya Pancasila sebagai dasar negara sekaligus sebagai sistem filsafat
diharapakan bisa menjadi pedoman dan pegangan sikap, tingkah laku serta perbuatan dalam
kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk bangsa Indonesia,
dan juga keragaman di Indonesia dapat dipersatukan dalam wadah negara Indonesia yang
berdasarkan Pancasila.

1.2 Perumusan Masalah


1. Apa pengertian Filsafat?
2. Bagaimana pengertian Pancasila sebagai Sistem Filsafat?
3. Apa dasar dasar yang menjadikan Pancasila sebagai Sistem Filsafat?
4. Bagaimana sumber historis, sosiologis, politis tentang Pancasila sebagai Sistem Filsafat?
5. Bagaimana kedudukan dan pandangan Integralistik Pancasila sebagai Sistem Filsafat?
6. Apa fungsi dan tujuan Pancasila sebagai Sistem Filsafat?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Filsafat dan pengertian Pancasila sebagai Sistem Filsafat
2. Untuk mengetahui dasar apa saja yang menjadikan Pancasila sebagai Sistem Filsafat
3. Untuk mengetahui sumber apa saja tentang Pancasila sebagai Sistem Filsafat
4. Untuk mengetahui pandangan Integralistik Pancasila sebagai Sistem Filsafat
5. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan Pancasila sebagai Sistem Filsafat

1
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pancasila Sebagai Sistem Filsafat


a) Pengertian Filsafat
Secara etimologi, filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu philosophia. Kata itu terdiri
dari kata philo, philos, philein yang mempunyai arti cinta / pecinta / mencintai dan sophia yang
berarti kebijakan, kearifan, hikmah, hakikat kebenaran. Jadi secara harfiah istilah filsafat
adalah cinta pada kebijaksanaan atau kebenaran yang hakiki.
Pada umumnya terdapat dua pengertian filsafat yaitu filsafat dalam arti proses dan filsafat
dalam arti produk. Selain itu, ada pengertian lain, yaitu filsafat sebagai ilmu dan filsafat sebagai
pandangan hidup. Disamping itu, dikenal pula filsafat dalam arti teoritis dan filsafat dalam arti
praktis. Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dalam arti produk, filsafat sebagai
pandangan hidup, dan filsafat dalam arti praktis. Hal itu berarti Pancasila mempunyai fungsi
dan peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam
kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi
bangsa Indonesia dimanapun mereka berada.
Apabila kita bicara tentang filsafat, ada dua hal yang patut diperhatikan, yaitu filsafat
sebagai metode dan filsafat sebagai suatu pandangan, keduanya sangat berguna untuk
memahami Pancasila. Di sisi lain, kesatuan sila-sila Pancasila pada hakikatnya bukanlah hanya
merupakan kesatuan yang bersifat formal logis saja namun juga meliputi kesatuan dasar
ontologis, dasar epistemologi dan dasar aksiologis dari sila-sila Pancasila. Filsafat Pancasila
adalah refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya
bangsa dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertian secara mendasar dan
menyeluruh. Pembahasan filsafat dapat dilakukan secara deduktif (dengan mencari hakikat
Pancasila serta menganalisis dan menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan pandangan
yang komprehensif dan secara induktif (dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya
masyarakat, merefleksikannya dan menarik arti dan makna yang hakiki dari gejala-gejala itu).
Dengan demikian, filsafat Pancasila akan mengungkapkan konsep-konsep kebenaran yang
bukan saja ditujukan pada bangsa Indonesia, melainkan bagi manusia pada umumnya

2
b) Pengertian Pancasila
Secara etimologis, pengertian Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari
dua kata, Panca dan Sila. Pengertian Pancasila yaotu, Panca berarti lima dan Sila berarti dasar.
Sila juga diartikan sebagai aturan yang melatarbelakangi perilaku seseorang atau bangsa;
kelakuan atau perbuatan yang menurut adab (sopan santun); akhlak dan moral.
Menurut Prof. Darji Darmodiharjo, SH (dalam Kaderi), pengertian Pancasila telah dikenal
sejak zaman kerajaan Majapahit pada abad XIV. Istilah Pancasila terdapat pada buku
Negarakertagama Karangan Empu Prapanca, dan buku Sutasoma karangan Empu Tantular.
Dalam buku Sutasoma ini pengertian Pancasila di samping mempunyai arti “berbatu sendi
yang lima” (dari bahsa Sansekerta) dia juga mempunyai arti pelaksanaan Kesusilaan yang lima.
Istilah Pancasila kemudian diangkat lagi oleh Soekarno saat merumuskan dasar negara
Indonesia pasca kemerdekaan.
Secara terminologi pengertian Pancasila dapat diartikan sebagai lima prinsip dasar negara.
Pasca kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945, keesokan harinya PPKI mengadakan sidang
sebagai sarana untuk melengkapi alat-alat kelengkapan negara yang telah merdeka. Dalam
sidang tersebut telah berhasil mengesahkan UUD negara Republik Indonesia, yang selanjutnya
dikenal dengan nama UUD 1945.

c) Pancasila Sebagai Sistem Filsafat


Filsafat Pancasila merupakan sistem ialah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling
memiliki keterkaitan, keterikatan dan saling bekerjasama untuk suatu tujuan tertentu dan
secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh yang dinamakan sebuah kesatuan
organis. Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada dasarnya menggunakan beberapa
pendekatan untuk menyelami nilai-nilai pokok yang mendasarinya,
Pendekatan-pedekatan tersebut diantaranya :
1) Dengan menggunakan pendekatan secara deduktif yakni dengan mencari hakikat serta
menganalisis isi dari Pancasila itu sendiri dan menyusunnya secara sistematis menjadi
suatu keutuhan pandangan yang komprehensif.
2) Dengan menggunakan pendekatan secara induktif yaitu dengan mengamati gejala-
gejala yang timbul dalam kehidupan sosial dan budaya pada masyarakat kemudian

3
merefleksikannya lantas menarik arti serta makna yang hakiki dari gejala-gejala yang
timbul tersebut.
Pancasila sebagai filsafat mengandung sebuah pandangan, konsep-konsep kebenaran dan cara
berpikir yang menjadikan Pancasila sebagai ideologi nasional bangsa Indonesia. Pancasila
memiliki fungsi dasar negara bagi suatu negara yang sesungguhnya ditujukan bukan hanya
untuk bangsa Indonesia nammun juga pada kehidupan manusia secara menyeluruh. Didalam
Pancasila yang terdiri dari lima sila yang pada hakikatnya merupakan sebuah sistem filsafat.

2.2 Dasar-Dasar Yang Menjadikan Pancasila Sebagai Sistem Filsafat


Kedudukan dan fungsi Pancasila harus dipahami sesuai dengan konteksnya, misalnya
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, sebagai dasar filsafat negara Republik
Indonesia, sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia. Seluruh kedudukan dan fungsi Pancasila
itu bukanlah berdiri secara sendiri-sendiri namun bilamana dikelompokan maka akan kembali pada
dua kedudukan dan fungsi Pancasila yaitu sebagai dasar filsafat negara dan pandangan hidup
bangsa Indonesia.
Ada beberapa dasar yang menjadikan pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia yaitu :
1. Landasan Ontologis Pancasila
Ontologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu atau tentang
ada, keberadaan atau eksistensi dan disamakan artinya dengan metafisika. Jadi ontologi adalah
bidang filsafat yang menyelidiki makna yang ada (eksistensi dan keberadaan), sumber ada,
jenis ada, dan hakikat ada, termasuk ada alam, manusia, metafisika dan kesemestaan atau
kosmologi. Dasar ontologi Pancasila adalah manusia yang memiliki hakikat mutlak
monopluralis, oleh karenanya disebut juga sebagai dasar antropologis. Subyek pendukungnya
adalah manusia, yakni : yang berketuhanan, yang berkemanusiaan, yang berpersatuan, yang
berkerakyatan dan yang berkeadilan pada hakikatnya adalah manusia. Hal yang sama juga
berlaku dalam konteks negara Indonesia, Pancasila adalah filsafat negara dan pendukung
pokok negara adalah rakyat (manusia).

4
2. Landasan Epistemologis Pancasila
Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat, susunan, metode, dan
validitas ilmu pengetahuan. Pengetahuan manusia sebagai hasil pengalaman dan pemikiran,
membentuk budaya. Bagaimana manusia mengetahui bahwa ia tahu atau mengetahui bahwa
sesuatu itu pengetahuan menjadi penyelidikan epistemologi. Dengan kata lain, adalah
bidang/cabang yang menyelidiki makna dan nilai ilmu pengetahuan, sumbernya, syarat-syarat
dan proses terjadinya ilmu, termasuk semantik, logika, matematika dan teori ilmu.
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya adalah suatu sistem pengetahuan.
Dalam kehidupan sehari-hari Pancasila menjadi pedoman atau dasar bagi bangsa Indonesia
dalam memandang realitas alam semesta, manusia, masyarakat, bangsa, dan negara tentang
makna hidup serta sebagai dasar bagi manusia Indonesia untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapi dalam hidup dan kehidupan. Pancasila dalam pengertian seperti itu telah menjadi
suatu sistem cita-cita atau keyakinan-keyakinan (belief system) sehingga telah menjelma
menjadi ideologi yang mengandung tiga unsur yaitu :
a) Logos (rasionalitas atau penalaran)
b) Pathos (penghayatan)
c) Ethos (kesusilaan).

3. Landasan Aksiologis Pancasila


Aksiologi mempunyai arti nilai, manfaat, pikiran dan atau ilmu/teori. Menurut Brameld,
aksiologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki :
a) Tingkah laku moral, yang berwujud etika,
b) Ekspresi etika, yang berwujud estetika atau seni dan keindahan,
c) Sosial politik yang berwujud ideologi.
Kehidupan manusia sebagai mahluk subyek budaya, pencipta dan penegak nilai, berarti
manusia secara sadar mencari memilih dan melaksanakan (menikmati) nilai. Jadi nilai
merupakan fungsi rohani jasmani manusia. Dengan demikian, aksiologi adalah cabang fisafat
yang menyelidiki makna nilai, sumber nilai, jenis nilai, tingkatan nilai dan hakikat nilai,
termasuk estetika, etika, ketuhanan dan agama. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat
dikemukakan pula bahwa yang mengandung nilai itu bukan hanya yang bersifat material saja
tetapi juga sesuatu yang bersifat nonmaterial/rokhaniah. Nilai-nilai material relatif mudah

5
diukur yaitu dengan menggunakan indra maupun alat pengukur lainnya, sedangkan nilai
rokhaniah alat ukurnya adalah hati nurani manusia yang dibantu indra manusia yaitu cipta,
rasa, karsa serta keyakinan manusia.

2.3 Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis Tentang Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
a) Sumber Historis Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Pada 12 Agustus 1928, Soekarno pernah menulis di Suluh Indonesia yang menyebutkan
bahwa nasionalisme adalah yang membuat manusia menjadi perkakasnya Tuhan dan
membuat manusia hidup dalam roh. Pembahasan sila-sila Pancasila sebagai sistem
filsafat dapat ditelusuri dalam sejarah masyarakat Indonesia
b) Sumber Sosiologis Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Sumber sosiologis Pancasila sebagai sistem filsafat dapat diklasifikasikan ke dalam 2
kelompok, yaitu :
1. Kelompok pertama, memahami sumber sosiologis Pancasila sebagai sistem
filsafat dalam pandangan hidup atau kearifan lokal yang memperlihatkan unsur-
unsur filosofis Pancasila itu masih berbentuk pedoman hidup yang bersifat praktis
dalam berbagai aspek kehidupan.
2. Kelompok kedua, yaitu masyarakat ilmiah-akademis yang memahami Pancasila
sebagaisistem filsafat dengan teori-teori yang bersifat akademis
c) Sumber Politis Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Pada awalnya, Pancasila merupakan konsensus politik yang kemudian berkembang
menjadi sistem filsafat. Sumber politis Pancasila sebagai sistem filsafat dapat
diklasifikasikan kedalam dua kelompok, yaitu:
1. Kelompok pertama, meliputi wacana politis tentang Pancasila sebagai sistem
filsafat pada sidang BPUPKI, sidang PPKI, dan kuliah umum Soekarno antara
tahun 1958 dan1959, tentang pembahasan sila-sila Pancasila secara filosofis.
2. Kelompok kedua, mencakup berbagai argumen politis tentang Pancasila sebagai
sistemfilsafat yang disuarakan kembali di era reformasi dalam pidato politik
Habibie 1 Juni2011.

6
2.4 Kedudukan Dan Pandangan Integralistik Pancasila Sebagai Sistem Filsafah
Pancasila merupakan suatu sistem filsafat. Dalam sistem itu masing-masing silanya saling
kait mengkait merupakan satu kesatuan yang menyeluruh. Di dalam Pancasila tercakup filsafat
hidup dan cita-cita luhur bangsa Indonesia tentang hubunagan manusia dengan Tuhan, hubungan
manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan lingkungannya. Menurut Driyakarya,
Pancasila memperoleh dasarnya pada eksistensi manusia sebagai manusia, lepas dari keadaan
hidupnya yang tertentu. Pancasila merupakan filsafat tentang kodrat manusia. Dalam pancasila
tersimpul hal-hal yang asasi tentang manusia. Oleh karena itu, pokok-pokok Pancasila bersifat
universal. Berdasarkan hal tersebut, dapat diperoleh unsur inti yang tetap dari Pancasila, yang
tidak mengalami perubahan dalam dunia yang selalu berubah ini. Sifatnya yang abstrak, umum
dan universal ini mengemukakan Pancasila dalam isi dan artinya sama dan mutlak bagi seluruh
bangsa, diseluruh tumpah darah dan sepanjang waktu sebagai cita-cita bangsa dalam Negara
Republik Indonesia yang diproklamirkan pada 17 Agustus 1945.
Secara lebih lanjut dapat dikemukakan pula bahwa dasar filsafat bangsa Indonesia bersifat
majemuk tunggal (monopluralis), yang merupakan persatuan dan kesatuan dari sila-silanya. Akan
tetapi bukan manusia yang menjadi dasar persatuan dan kesatuan dari sila-sila Pancasila itu,
melainkan dasar persatuan dan kesatuan itu terletak pada hakikat manusia. Secara hakiki, susunan
kodrat manusia terdiri atas jiwa dan badan, sifat kodratnya adalah sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial, dan kedudukan kodratnya adalah sebagai makhluk Tuhan dan makhluk yang
berdiri sendiri (otonom). Aspek-aspek hakikat kodrat manusia itu dalam realitasnya saling
berhubungan erat, saling brkaitan, yang satu tidak dapat dipisahkan dari yang lain. Jadi bersifat
monopluralis, dan hakiikat manusia yang monopluralis itulah yang menjadi dasar persatuan dan
kesatuan sila-sila Pancasila yang merupakan dasar filsafat Negara Indonesia.
Pancasila yang bulat dan utuh yang bersifat majemuk tunggal itu menjadi dasar hidup
bersama bangsa Indonesia yang bersifat majemuk tunggal pula. Dalam kenyataannya, bangsa
Indonesia itu terdiri dari berbagai suku bangsa, adat istiadat, kebudayaan dan agama yang
berbeda. Dan diantara perbedaan yang ada sebenarnya juga terdapat kesamaan. Secara hakiki,
bangsa Indonesia yang memiliki perbedaan-perbedaan itu juga memiliki kesamaan,.bangsa
Indonesia berasal dari keturunan nenek moyang yang sama, jadi dapat dikatakan memiliki
kesatuan darah. Dapat diungkapkan pula bahwa bangsa Indonesia yang memiliki perbedaan itu
juga mempunyai kesamaan sejarah dan nasib kehidupan. Secara bersama bangsa Indonesia pernah

7
dijajah, berjuang melawan penjajahan, merdeka dari penjajahan. Dan yang lebih penting lagi
adalah bahwa setelah merdek, bangsa Indonesia mempunyai kesamaan tekad yaitu mengurus
kepentingannya sendiri dalam bentuk Negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Kesadaran akan perbedaan dan kesamaan inilah yang menumbuhkan niat, kehendak (karsa dan
Wollen) untuk selalu menuju kepada persatuan dan kesatuan bangsa atau yang lebih dikenal
dengan wawasan “ bhineka tunggal ika “.
Pernyataan lebih lanjut adalah bagaimana bangsa Indonesia melaksanakan kehidupan
bersama berlandaskan kepada dasar filsafat Pancasila sebagai asas persatuan dan kesatuan sebagai
perwujudan hakikat kodrat manusia. Pada saat mendirikan Negara Indonesia, para pendiri sepakat
untuk mendirikan Negara Indonesia yang sesuai dengan keistimewaan sifat dan corak masyarakat
Indonesia,yaitu Negara yang berdasar atas aliran pikiran Negara (staatsidee) negara yang
integralistik, negara yang bersatu dengan seluruh rakyatnya, yang mengatasi seluruh golongan
dalam bidang apapun.
Jadi negara sebagai susunan dari seluruh masyarakat dimana segala golongan, segala
bagian dan seluruh anggotanya berhubungan erat satu dengan lainnya dan merupakan persatuan
dan kesatuan yang organis. Kepentingan individu dan kepentingan bersama harus diserasikan dan
diseimbangkan antara satu dengan lainnya. Hidup kenegaraan diatur dalam prinsip solidaritas,
menuntut bahwa kebersamaan dan individu tidak dapat dipertentangkan satu dengan lainnya.
Negara harus dipandang sebagai institusi seluruh rakyat yang memberi tempat bagi semua
golongan dan lapisan masyarakat dalam bidang apapun. Sebaliknya negara juga bertanggung
jawab atas kemerdekaan dan kesejahteraan semua warga negara. Tujuan Negara adalah
kesejahteraan umum. Oleh karena itu negara tidak mempersatukan diri dengan golongan terbesar,
juga tidak mempersatukan diri dengan golongan yang paling kuat, melainkan Negara
mengusahakan tujuannya dengan memperhatikan semuua golongan dan semua perseorangan.
Negara mempersatukan diri dengan seluruh lapisan masyarakat.

2.5 Fungsi dan Tujuan Pancasila Sebagai Sistem Filsafat


2.5.1 Fungsi
1) Sebagai Jiwa Bangsa Indonesia
Setiap bangsa di dunia memiliki jiwa masing-masing. Hal ini disebut dengan istilah
Volkgeish yang berarti ‘jiwa bangsa’ atau ‘jiwa rakyat’. Bagi Bangsa Indonesia, Pancasila

8
merupakan jiwa yang memiliki peranan penting untuk kehidupan Indonesia dalam jiwa
Pancasila sejak kelahirannya pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia.

2) Sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia


Filsafat Pancasila juga berfungsi sebagai kepribadian Bangsa Indonesia, yaitu pemberi
corak khas bagi Bangsa Indonesia dan menjadi pembeda bangsa kita ditengah banyaknya
bangsa lain di dunia. Dengan demikian, Pancasila sebagai kepribadian bangsa juga berperan
sebagai identitas nasional yang diwujudkan dengan tingkah laku dan sikap mental sehingga
muncullah ciri khas bangsa berupa kepribadian Bangsa Indonesia.

3) Sebagai Sumber Dari Segala Sumber Hukum


Indonesia adalah negara hukum yang menerapkan hukum secara adil berdasarkan
peraturan yang berlaku. Dalam hal ini, fungsi filsafat Pancasila adalah sebagai sumber dari
segala sumber hukum di Indonesia. Artinya, sifat norma hukum di negara Indonesia harus
sesuai dan bersumber pada Pancasila. Tidak hanya itu, semua warga negara Indonesia harus
patuh terhadapnya. Tidak boleh ada hukum dan peraturan yang bertentang dengan Pancasila.
Setiap sila yang terkandung dalam Pancasila berperan sebagai nilai dasar, sementara hukum
yang dibuat adalah nilai instrumental atau penjabaran dari sila-sila Pancasila tersebut. Hal ini
selaras dengan apa yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke-
4, dimana dalam susunan tersebut ditunjukkan bahwa kedudukan Pancasila bagi Bangsa
Indonesia adalah sebagai dasar, kerangka dan pedoman bagi Indonesia dan tertib hukum di
Indonesia yang pada dasarnya terkandung dalam asas kerohanian Pancasila.
Maka, Pancasila berperan sebagai asas yang mutlak bagi ketertiban hukum yang mutlak di
Indonesia, yang pada akhirnya direalisasikan dalam setiap aspek penyelenggaraan
pemerintahan Indonesia. Oleh karena itulah Pancasila memiliki kedudukan sebagai sumber
dari segala sumber hukum. Pancasila adalah sebagaimana nilai-nilainya yang bersifat
fundamental sebagai sumber hukum, berfungsi sebagai wadah yang fleksibel bagi beragam
paham positif untuk berkembang dan menjadi dasar ketentuan yang menolak paham yang tidak
sesuai dengan Pancasila, seperti ateisme, kolonialisme, diktatorisme, dan lain sebagainya.

9
4) Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia
Tidak hanya itu, filsafat Pancasila juga berfungsi sebagai pandangan hidup Bangsa
Indonesia. Artinya, Pancasila menjadi pedoman dan petunjuk dalam kehidupan sehari-hari.
Bisa diartikan bahwa Pancasila menjadi pedoman dalam berperilaku dan menetapkan norma-
norma yang berlaku di masyarakat. Segala bentuk cita-cita dan moral Bangsa Indonesia serta
kebudayaannya harus bersumber pada Pancasila. Hal ini bisa dilihat dari beragam contoh
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dalam kehidupan sehari-hari.

5) Sebagai Cita-cita Dan Tujuan Bangsa Indonesia


Telah disebutkan secara singkat sebelumnya, bahwa cita-cita bangsa harus bersumber pada
Pancasila. Hal ini bisa kita ketahui dari pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang secara
jelas memuat tentang Pancasila yang menjadi tujuan dan cita-cita Bangsa Indonesia, yaitu
untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur.

6) Menjadi Falsafah Hidup Bangsa


Artinya, filsafat Pancasila memiliki fungsi sebagai pemersatu bangsa. Hal ini bisa
dikarenakan pandangan bahwa Pancasila mengandung nilai-nilai kepribadian yang paling
benar dan sesuai dengan Bangsa Indonesia. Tidak hanya itu, Pancasila juga dipercaya sebagai
nilai-nilai yang paling bijaksana, adil dan cocok untuk menyatukan seluruh rakyat Indonesia.

7) Sebagai Dasar Negara


Jika sebelumnya telah disebutkan bahwa fungsi filsafat Pancasila salah satunya adalah
sebagai sumber dari segala sumber hukum, maka Pancasila juga berfungsi sebagai dasar untuk
mengatur pemerintahan atau penyelenggaraan negara. Segala hal yang ada di dalam kehidupan
Bangsa Indonesia, baik rakyat, pemerintah, wilayah, dan aspek kenegaraan lainnya harus
didasarkan pada Pancasila. Pancasila dirumuskan oleh para pendiri bangsa dan lahir dari cara
hidup bangsa Indonesia. Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara melalui penelitian
dan penyelidikan kesepakatan terjadi pada sidang BPUPKI. Dalam pidato Ir. Soekarno pada 1
Juni 1945, disebutkan betapa pentingnya keberadaan sebuah alat pemersatu bangsa. Selain itu,
terdapat masukan pula dari pendiri bangsa yang lain, seperti Moh. Yamin, Ki Hadi Bagoes
Koesoema, dan lain-lain yang juga berkeinginan untuk mengadakan sebuah filsafat dasar

10
negara, yang pada akhirnya diputuskan filsafat dasar Bangsa dan Negara Indonesia adalah
Pancasila.

8) Sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia


Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada 17 Agustus 1945, Indonesia
masih belum memiliki undang-undang dasar secara tertulis. Oleh karena itu, Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengesahkan pembukaan dan batang tubuh Undang-Undang
Dasar 1945 pada 18 Agustus 1945 yang didasarkan pada Pancasila. Oleh karena itu, dapat
terlihat bahwa Pancasila merupakan hasil perjanjian antara PPKI, yang merupakan wakil
rakyat, dengan rakyat untuk senantiasa membela Pancasila.

9) Memberi Hakikat Kehidupan Bernegara


Filsafat Pancasila juga memberi jawaban atas beragam pertanyaan yang sifatnya
fundamental atau sangat mendasar, misalnya tentang hakikat kehidupan bernegara. Dengan
filsafat Pancasila, kita bisa mengetahui bahwa hakikat kehidupan bernegara adalah segala
aspek yang memiliki kaitan yang sangat erat dengan kehidupan masyarakat dan kelangsungan
hidup negara. Sebagai contohnya adalah susunan politik, bentuk negara, susunan
perekonomian negara, dan lain sebagainya.

10) Memberi Substansi Tentang Hakikat Negara, Ide Negara Dan Tujuan Bernegara
Dengan filsafat Pancasila, kita juga bisa mencari kebenaran yang sifatnya substansial
tentang hakikat negara, ide negara dan tujuan kita bernegara. Hal ini dikarenakan dengan
substansi itulah yang memiliki kebenaran yang bersifat universal bagi bangsa Indonesia di
sepanjang zaman, baik dahulu, sekarang, maupun di masa yang akan datang. Pengertian dari
substansi itu juga memiliki manfaat untuk menjadi faktor penentu untuk titik tolak yang
bersifat deduktif dan induktif. Atau bisa diartikan juga dengan substansi itu dapat diuji apakah
keadaan yang berlangsung bersifat konkrit dalam masyarakat bertentangan dengan nilai-nilai
Pancasila atau tidak.

11
11) Menjadi Perangkat Ilmu Kenegaraan
Fungsi filsafat Pancasila berikutnya adalah untuk menjadi perangkat dari berbagai ilmu
pengetahuan, terutama ilmu yang berkaitan dengan kehidupan bernegara. Hal ini bisa
tercermin dari beragam contoh Pancasila sebagai pengetahuan ilmiah yang kita temukan
sehari-hari. Fungsi Pancasila sebagai perangkat dari ilmu pengetahuan ini akan semakin jelas
terlihat jika pemerintahan negara telah dijalankan secara teratur sebagaimana kehidupan
bernegara seharusnya. Filsafat Pancasila, selain memiliki fungsi seperti yang telah disebutkan
di atas, juga memiliki tujuan bagi bangsa dan negara Indonesia.

2.5.2 Tujuan
Tujuan filsafat Pancasila bagi Indonesia adalah sebagai berikut:
1) Untuk menciptakan bangsa yang religius dan taat kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2) Menjadi bangsa yang menjunjung keadilan, baik secara sosial maupun ekonomi.
3) Menjadi bangsa yang menghargai hak asasi manusia (HAM),
4) Untuk menciptakan bangsa yang menjunjung tinggi demokrasi.
5) Menjadi bangsa yang nasionalis dan mencintai tanah airnya, yaitu tanah air Indonesia.
Dengan tujuan filsafat Pancasila yang disebutkan di atas, diharapkan dengan filsafat
Pancasila kita bisa menciptakan negara yang ideal, memperhatikan kepentingan rakyat secara
menyeluruh, baik secara spiritual dan material. Tidak hanya itu, dengan filsafat Pancasila juga
diharapkan akan terwujud cita-cita negara untuk menjadi negara yang adil, makmur dan
sejahtera. Hal ini sejalan dengan cita-cita para pendiri bangsa kita di awal melakukan
perumusan dan memproklamirkan kemerdekaan negara

12
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Filsafat Pancasila merupakan sistem ialah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling
memiliki keterikatan dan saling bekerjasama untuk suatu tujuan tertentu dan secara keseluruhan
merupakan suatu kesatuan yang utuh yang dinamakan sebuah kesatuan organis. Ada beberapa
dasar yang menjadikan Pancasila sebagai Sistem Filsafat seperti Landasan Ontologis Pancasila,
Landasan Epistemologis Pancasila dan Landasan Aksiologis. Pancasila dijadikan sebagai Sistem
Filsafat bukan tanpa fungsi dan tujuan melainkan untuk membuat negara Indonesia menjadi
negara yang bedaulat, adil dan makmur.

3.2 Kritik dan Saran


Sebaiknya penanaman tentang Pancasila sebagai Sistem Filsafat dan nilai-nilai Pancasila
harus mulai di tanamkan sejak dini, karena pengetahuan tentang Pancasila sebagai Sistem
Filsafat sangat penting bagi kehidupan sosial dan keberlangsungan hidup.

13

Anda mungkin juga menyukai