Anda di halaman 1dari 6

Journal of Governance Innovation

Volume 2, Number 1, Maret 2020


(P-ISSN) 2656-6273, (E-ISSN) 657-1714
DOI https://doi.org/10.36636/jogiv.v2i1.394

Kebijakan Food Security : Arah Kebijakan dan Strategi


Ketahanan Pangan Pemerintah Indonesia
Nudia Indah P1, Aprilia Setyaningsih2
1,2
Progam Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Muhamadiyah Ponorogo.
2
apriliasetya20@gmail.com
Abstract
Food is the initial priority need of humans as living things. While food security is defined
as meeting the needs continuously. Because food security is a guarantee for living things
to work productively. This paper aims to examine: 1. The direction of policy, and 2. food
security strategies. This paper is carried out from various literature studies from the
results of research related to the aspects of the discussion. The results show that 1. The
direction of food security policy so far certainly wants to realize food independence from
the household to the national level and 2. Indonesia's food security strategy is expected to
be able to compete in the future so that an active and responsive government with food
security is needed.
Keywords: Food security policy, Production policy, Strategy policy.

Abstrak
Pangan ialah kebutuhan awal prioritas manusia sebagai makhluk hidup. Sedangkan
ketahanan pangan diartikan sebagai pemenuhan kebutuhan secara menerus. Sebab
ketahanan pangan ialah jaminan bagi makhluk hidup untuk bekerja secacara produktif.
Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji arah kebijakan dan strategi ketahanan pangan.
Tulisan ini dilakukan dari berbagai studi pustaka dari hasil penelitian yang terkait dengan
aspek pembahasan. Hasilnya menunjukkan bahwa 1. Arah kebijakan ketahanan pangan
selama ini tentunya ingin mewujudkan kemandirian pangan dari tingkat rumah tangga
hingga nasional dan 2. Strategi ketahanan pangan diharapkan indonesia mampu bersaing
dimasa depan sehingga diperlukan pemerintah yang aktif dan tanggap dengan masalah
ketahanan pangan.
Kata kunci: Kebijakan ketahanan pangan, Kebijakan produksi, Kebijakan strategi.

77
Journal of Governance Innovation
Volume 2, Number 1, Maret 2020
(P-ISSN) 2656-6273, (E-ISSN) 657-1714
DOI https://doi.org/10.36636/jogiv.v2i1.394

PENDAHULUAN pangan menjadi penting bagi unsur-


Pangan artinya kebutuhan sehari- unsur politik, ekonomi, sosial dan
hari manusia atau bisa disebut (basic budaya.
need) manusia. Sesuai UU pangan Pemerintah indonesia juga sudah
(1996) ketahanan pangan merupakan seharusnya meningkatkan sektor
kondisi terpenuhinya kebutuhan bagi pertanian. Hal ini karena indonesia
rumah tangga tidak hanya jumlah yang memiliki potensi SDA yang cukup
cukup tetapi juga harus aman, bermutu, melimpah jika bisa dimanfaatkan
bergizi dan beragam. Dengan harga dengan baik apalagi dalam sektor
yang terjangkau oleh daya beli pertanian ini bisa mendongkrak dalam
masyarakat. Secara lebih aktual kondisi masalah ketahanan pangan.
ketahanan pangan sangat berpacu pada METODE
komitmen pemerintah. Sumber data menggunakan studi
Peningkatan ketahanan pangan pustaka dengan mengumpulkan dari
kearah yang lebih maju tentunya berbagai hasil penelitian dan
menjadi aspek prioritas pembangunan mereviewnya dari beberapa
agar mampu bersaing dalam jurnal.Analisis data berupa menganalis
perekonomian nasional. Dengan berbagai jurnal yang ada.
demikian pemenuhan kebutuhan
masyarakat menjadi terpenuhi. Selain PEMBAHASAN
itu ketahanan pangan mencakup aspek Arah Kebijakan
rumah tangga dan tingkat nasional Arah pertumbuhan pangan akan
(Anonimous,1999). selalu meningkat ditandai dengan laju
Dalam pengertian kebijakan pertumbuhan penduduk. Sementara
operasional pembangunan departemen pemanfaatan sumber daya alam belum
pertanian menterjemahkan menyangkut terlaksana secara baik, jika ini terus-
ketersediaan, aksesibilitas. Selain itu menerus terjadi maka akan
produksi ketahanan pangan harus menimbulkan impor. Sehingga harus
mampu bagi masyarakat untuk diarahkan menjadi kemandirian pangan
menjangkau bahan pangan, keamanan untuk ketahanan pangan berkelanjutan
pangan, serta aspek distribusi. Dengan arahan tersebut harus
Dalam tingkat rumah tangga memperhatikan:
berdasarkan kondisi tersebut adalah 1. Sisi ketersediaan: kualitas SDA
memberdayakan masyarakat agar dan sumber daya air,
mampu mewujudkan ketahanan pangan memprioritaskan produksi dalam
yang berkelanjutan. Selain itu negeri, pengelolaan cadangan
ketersediaan pangan harus mengacu makanan per daerah yang
pada tingkat daerah yang selanjutnya seharusnya dilakukan
pada ketersediaan pangan nasional. 2. Sisi distribusi: perbaikan ditribusi
Ketahanan pangan yang utama barang secara cermat, menghapus
makanan pokok juga tidak terlepas dari peraturan daerah yang membuat
unsur-unsur seperti politik, ekonomi, ketahanan pangan antar daerah
sosial dan budaya, karena rata-rata tidak terlaksana dan
penduduk indonesia atau sebagian lain 3. Sisi konsumsi : kebutuhan gizi
mengkonsumsi dari beras, jagung dan yang seimbang harus terpenuhi
terigu. Dengan demikian ketahanan dalam rumah tangga , pemenuhan

78
Journal of Governance Innovation
Volume 2, Number 1, Maret 2020
(P-ISSN) 2656-6273, (E-ISSN) 657-1714
DOI https://doi.org/10.36636/jogiv.v2i1.394

pangan yang cukup bagi kenaikan harga 2. Harga pangan


masyarakat dan pembantuan memadai dapat menjamin semua orang
pangan bagi orang miskin, ibu tercukupi 3. Produksi pangan
hamil dan gizi buruk. swasembada untuk ketahanan pangan
Arahan yang lain yang mungkin dalam negeri.
dilakukan yaitu dengan UU pangan Kelemahan tersebut sejatinya
dengan kreativitas dalam produksi tugas pokok pemerintah karena
pangan dengan mengandalkan potensi program yang dijalankam pemerintah
alam, manusia, sosial dan kearifan selama ini tidak sesuai dengan kondisi
lokal dengan ini maka komoditas yang ketahanan pangan setiap daerah yang
harus dikembangkan ialah : ada di wilayah indonesia. Berdasarkan
1. Komoditas pasar ekspor tidak harus hal tersebut strategi yang layak untuk
swasembada pangan ketahanan pangan ialah perencanaan
2. Dengan pemanfaatan teknologi yang demi keberlangsungan masa depan
profesional mampu merubah bukan hanya pemerintah saja tetapi
ketahanan pangan menjadi lebih masyarakat juga harus berpartisipasi
baik melalui kelembagaan desa. Isu sentral
3. Jenis pangan yang harus seluruhnya kebijakan ketahanan pangan yaitu
diimpor sebab kebutuhan negeri untuk mendapatkan hasil pangan (food
Dengan demikian arahan yang entitlement) kepada masayrakat sekitar
terdapat didalam UU pangan untuk lewat pasar online atau pasar
mencapai : ketersediaan pangan, tradisional, Pendapatan panen
keterjangkauan pangan, dan disalurkan oleh produksi untuk dijual
pemanfaatan pangan. kembali kepada kosumen atau
Implementasi arah kebijakan masyrakat hal ini dapat dilihat kondisi
tersebut tentunya perlu dukungan ekonomi di sekitar yaitu:
kebijakan lain antara lain: 1. Pendapatan yang diperoleh
1. Meningkatkan koordinasi dalam masyarakat kurang maksimal
mengelola ketahanan pangan sehingga banyak yang tidak
serta kerawanan pangan mampu membeli bahan pokok
2. Meningkatkan penelitian untuk kebutuhan sehari-hari
3. Meningkatkan kelembagaan 2. Keterbatasan barang dan harga
ketahanan pangan dan sehingga masyakat tidak mampu
4. Meningkatkan kerjasama mencukupi karena harga terlalu
internasional tinggi.
Strategi Pangan Strategi kebijakan pangan ini
Strategi kebijakan pemerintah memberikan dorongan untuk
dalam ketahanan pangan sudah ada mendapatkan pertumbuhan sektor
sebelum zaman kolonial ,namun hingga harga pangan yang dilakukan oleh
saat ini pemerintah belum menyebut pemerintah supaya harga sesuai yang
secara gamblang tentang konsep inginkan konsumen.
ketahanan pangan, menurut simatupang Di Indonesia ada penetapan
(1999) bahwa pendekatan ketersediaan strategi yang dilakukan pemerintah
pangan pada orde baru mempunyai 3 meliputi :
asumsi kelemahan : 1. Kelangkaan 1. Pemerintah membuat rancangan
pangan secara cepat ini menimbulkan yang baru untuk memudahkan

79
Journal of Governance Innovation
Volume 2, Number 1, Maret 2020
(P-ISSN) 2656-6273, (E-ISSN) 657-1714
DOI https://doi.org/10.36636/jogiv.v2i1.394

dan memberikan fasilitas yang permintaan dapat ditempuh


dibutuhkan oleh konsumen. melalui :
2. Pemerintah mengadakan iklan  Pajak tanah yang bersifat
investasi pertanian diberbagai progresif.
wilayah terutama di kawasan  Meningkatkan lahan
terpencil. sebagai non pertanian
3. Pembangunan pasar desa di  Penghematan lahan sebagai
wilayah desa utamanya para perbuatan rumah, indusri,
petani untuk menjual hasil panen dan perdagangan.
yang telah dipanen. 2. Konversi lahan :
Strategi lain yang mungkin harus  Meminimkan lahan sawah,
dilakukan oleh pemerintah Indonesia menyaingi tenaga kerja
ialah pemanfaatan sumber daya hayati pertanian tinggi dan fungsi
pangan sebagai pendongkrak ketahanan lingkungan.
pangan, disamping itu Indonesia adalah  Meminimkan luas lahan
kawasan inti dari ekonomi yang dapat dimanfatkan
pertumbuhan. Berikut ini mungkin setiap kota kemampuan
jenis-jenis keanekaragaman sumber pangan secara mandiri.
daya hayati meskipun terkesan sangat  Membuat lahan yang
lokal ini mempunyai peluang dalam berkaitan dengan ketahanan
mewujudkan ketahanan pangan antara pangan abadi.
lain : 3. Instrumen pengendalian konversi
1. Ubi – ubian lahan yuridis dan non yuridis :
Telah ada sebanyak 300 yang
 Yuridis ialah peraturan
telah dibudidayakan dan berbagai undang-undang yang di
macam bentuk dan ukuran.
dalamnya disertai dengan
2. Kacang – kacangan sanksi yang mengikat.
Di indonesia mempunyai nilai
 RT RW (Rencana tata ruang
yang tinggi bisa disebut dengan kecipir.
wilayah).
3. Buah – buahan
Di indonesia juga terdapat KESIMPULAN
berbagai macam buah-buahan seperti Pangan merupakan kebutuhan
salak, mangga, apel, manggis, durian pokok yang dibutuhkan manusia dan
dan lainnya . ketahanan pangan merupakan
Yang tak kalah penting ketersediaan pangan yang dibutukhan
menyangkut tentang ketahanan pangan manusiaa untuk mencukupi
strategi lain agar mampu bersaing ketersediaan pangan. Oleh karena itu
dalam masa depan sehingga dapat di indonesia diterapkan ketahanan
mewarisi anak cucu bangsa. Strategi itu pangan untuk melindungi berbagai
ialah perlindungan dan pengendalian jenis hasil panen dari petani. Selain itu
konversi lahan pertanian mungkin pemerintah harus memeperhatikan arah
dapat ditempuh melalu tiga cara yaitu : dalam melakuan kebijakan antara lain:
1. Meminimalisir pengakibatan 1. Sisi ketersediaan
konversi mengdapatkan melalui SDA dan sumber daya air,
penawaran dan penawaran, dan memprioritaskan produksi dalam
negeri, pengelolaan cadangan

80
Journal of Governance Innovation
Volume 2, Number 1, Maret 2020
(P-ISSN) 2656-6273, (E-ISSN) 657-1714
DOI https://doi.org/10.36636/jogiv.v2i1.394

makanan per daerah yang 1.2011.33-51


seharusmya dilakukan. Maluku, P. D. I., & Noto, A. 2010.
2. Sisi distribusi Prospek dan strategi
Perbaikan ditribusi barang secara pengembangan jagung untuk
cermat, menghapus peraturan mendukung ketahanan pangan di
daerah yang membuat ketahanan maluku. 97232(2).
pangan antar daerah tidak
terlaksana. Mewa Ariani. 2004. Penguatan
3. Sisi konsumsi ketahanan pangan daerah untuk
Kebutuhan gizi yang seimbang mendukung ketahanan pangan
harus terpenuhi dalam rumah nasional. Pusat Analisis Sosial
tangga pemenuhan pangan yang Ekonomi Dan Kebijakan
cukup bagi masyarakat dan Pertanian, 1999(70), 23–37.
pembantuan pangan bagi orang Nainggolan, K. 2002. Program
miskin dan ibu hamil. Akselerasi Pemantapan
DAFTAR PUSTAKA Ketahanan Pangan. 114–122.
Badan Ketahanan Pangan. 2014. Badan Pertanian, J. T., Pertanian, F., &
Ketahanan Pangan. (2014). Bengkulu, U. 2012.
Badan Ketahanan Pangan. 1–74. Pengembangan Diversifikasi
Produk Pangan Olahan Lokal
B., Pengembangan, D. A. N., & Bengkulu untuk Menunjang
Pertanian, K. 2015. Kajian Ketahanan Pangan Berkelanjutan.
ketahanan pangan nasional dalam Jurnal Agritech Fakultas
perspektif perdagangan regional Teknologi Pertanian UGM,
dan global. 1–19. 30(4).
Dewan Ketahanan Pangan. 2009. https://doi.org/10.22146/agritech.
Kebijakan Umum Ketahanan 9717
Pangan 2006-2009. Gizi Dan Pangan, Dari, Klaten, Tengah, &
Pangan, 1(1), 57–63. Adam, n.d.)Pangan, K., Dari, P.,
Kustiari, R., Sosial, P., Dan, E., Klaten, K., Tengah, J., & Adam,
Pertanian, K., Penelitian, B., L. (n.d.). THE INSTITUTIONAL
Pengembangan, D. A. N., & ISSUES ON THE
Pertanian, K. 2015. Kajian DEVELOPMENT OF FOOD
ketahanan pangan nasional dalam SECURITY : LESSONS
perspektif perdagangan regional LEARNED FROM KLATEN
dan global. 1–19. REGENCY , CENTRAL JAVA
Lantarsih, R., Widodo, S., Darwanto, Iss. VII(2).
D. H., Lestari, S. B., & Paramita, Prabowo, R. 2010. Kebijakan
S. 2016. Sistem Ketahanan Pemerintah dalam Mewujudkan
Pangan Nasional: Kontribusi Ketahanan Pangan di Indonesia.
Ketersediaan dan Konsumsi Mediagro, 6(2), 62–73.
Energi serta Optimalisasi Priantoro, Priyotamtama, & Handoyo,
Distribusi Beras. Analisis n.d.)Priantoro, A. T.,
Kebijakan Pertanian, 9(1), 33. Priyotamtama, P. W., &
https://doi.org/10.21082/akp.v9n Handoyo, D. (n.d.). Gunung

81
Journal of Governance Innovation
Volume 2, Number 1, Maret 2020
(P-ISSN) 2656-6273, (E-ISSN) 657-1714
DOI https://doi.org/10.36636/jogiv.v2i1.394

Kidul Secara Berkelanjutan. 29–


42.
Saliem, H. P., & Ariani, M. 2016.
Ketahanan Pangan, Konsep,
Pengukuran dan Strategi. Forum
Penelitian Agro Ekonomi, 20(1),
12.
https://doi.org/10.21082/fae.v20n
1.2002.12-24
STRATEGI PENGUATAN
LUMBUNG PANGAN DESA
DALAM MENUN- JANG
PEMENUHAN KETAHANAN
PANGAN Mohamad. (n.d.).
Mohamad Ikbal Bahua
ABSTRAK. 16(02), 117–124.
Simatupang, P. 2016. Analisis Kritis
terhadap Paradigma dan
Kerangka Dasar Kebijakan
Ketahanan Pangan Nasional.
Forum Penelitian Agro Ekonomi,
25(1), 1.
https://doi.org/10.21082/fae.v25n
1.2007.1-18
Zuraida, R. 2010. Usaha tani Padi dan
Jagung Manis pada Lahan Tadah
Hujan untuk Mendukung
Ketahanan Pangan di Kalimantan
Selatan ( Kasus di Kec .
Landasan Ulin Kotamadya
Banjarbaru ).

82

Anda mungkin juga menyukai