Anda di halaman 1dari 62

Petunjuk Teknis

Pemberian Makanan Tambahan Berupa


Biskuit Bagi Balita Kurus dan Ibu Hamil
Kurang Energi Kronis (KEK)
Tahun 2020

Kementerian Kesehatan RI
Tahun 2020
KATA PENGANTAR

Gizi berperan penting pada peningkatan kualitas


sumber daya manusia. Upaya tersebut telah diwujudkan
dengan komitmen pemerintah sebagaimana tertuang
pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 42
tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan
Perbaikan Gizi.
Gerakan tersebut dimaksudkan untuk percepatan
perbaikan gizi masyarakat prioritas pada 1000 Hari
Pertama Kehidupan (1000 HPK), memberikan perhatian
besar terhadap perbaikan masalah gizi di Indonesia
dengan melibatkan semua kementerian dan lembaga,
dunia usaha, pendidikan, dan pemangku kepentingan
lainnya. Berdasarkan pengalaman global, kunci
keberhasilan perbaikan gizi adalah penyelenggaraan
intervensi terpadu pada kelompok sasaran prioritas.
Dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024 telah
ditetapkan target penurunan Prevalensi stunting
(pendek dan sangat pendek) pada balita sebesar 14%
dan prevalensi wasting (kurus/gizi kurang dan sangat
kurus/gizi buruk) sebesar 7% pada tahun 2024.
Pemberian makanan tambahan atau suplementasi
gizi pada ibu hamil dan anak merupakan salah satu
kegiatan spesifik untuk membantu penurunan prevalensi
balita stunting dan kurus dengan memenuhi kekurangan
kebutuhan gizi anak dan ibu hamil. Berdasarkan data
Survei Diet Total (SDT) tahun 2014 dan Pemantauan
Konsumsi Gizi (PKG) tahun 2016 menunjukan masih
kurangnya konsumsi harian ibu hamil dan anak dari
kebutuhannya berdasarkan angka kecukupan gizi.

I
Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020
Salah satu upaya untuk mencukupi kekurangan
kebutuhan gizi dari konsumsi makan harian terutama
pada kelompok rawan gizi dan berdampak pada kondisi
kesehatan adalah program suplementasi gizi yang saat
ini dilaksanakan oleh pemerintah diantaranya adalah
pemberian Makanan Tambahan (MT) pada balita kurus
dan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK).
Program tersebut merujuk pada Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 51 Tahun 2016 tentang Standar
Produk Suplementasi Gizi. Agar kegiatan berjalan
secara efektif dan efisien, diperlukan petunjuk teknis
pemberian makanan tambahan berupa biskuit bagi
tenaga kesehatan dan semua pihak terkait.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi
kami sampaikan kepada semua pihak yang terlibat
dalam penyusunan buku ini. Saran dan masukan yang
membangun sangat kami harapkan.

Jakarta, September 2020


Direktur Jenderal
Kesehatan Masyarakat,

dr. Kirana Pritasari, MQIH

II
Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020
DAFTAR ISI

Kata pengantar ……………………….. i

Ucapan Terima Kasih ………………………..

Daftar Isi ………………………..

Daftar Singkatan ………………………..

Daftar Lampiran ………………………..

Bab I pendahuluan ………………………..


A. Latar belakang ……………………………
B. Tujuan ……………………………
C. Pengertian ……………………………
D. Sasaran Pengguna ……………………………
E. Dasar Hukum ……………………………

Bab II. Manajemen Makanan Tambahan ………


A. Produk Makanan Tambahan …………..
B. Perencanaan Kebutuhan, Penyediaan
dan Distribusi Makanan Tambahan
1. Kirim Daerah …………….
2. Buffer stok ……………..
C. Penyimpanan Makanan Tambahan ……………..
1. Kirim Daerah ……………..
2. Buffer stok ……………..
D. Pemanfaatan Makanan Tambahan ……………..

III
Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020
Bab III. Monitoring dan evaluasi ………….
A. Pencatatan dan Pelaporan ……………
B. Monitoring ……………
C. Evaluasi ……………

Bab IV penutup ………….

IV
Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020
DAFTAR SINGKATAN

AKG : Angka Kecukupan Gizi


AKE : Angka Kecukupan Energi
BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah
BB : Berat Badan
BDD : Bidan di Desa
BAST : Berita Acara Serah Terima Barang
BAP : Berita Acara Penerimaan Barang
IMD : Inisiasi Menyusu Dini
KEK : Kurang Energi Kronis
KPB : Kartu Persediaan Barang
LiLA : Lingkar Lengan Atas
MP-ASI : Makanan Pendamping Air Susu Ibu
PMT : Pemberian Makanan Tambahan
PB : Panjang Badan
SD : Standar Deviasi
SDT : Survei Diet Total
SBBM : Surat Bukti Barang Masuk
SBBK : Surat Bukti Barang Keluar
TB : Tinggi Badan
TTD : Tablet Tambah Darah
MT : Makanan Tambahan

V
Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Perhitungan Luas Gudang


Penyimpanan Makanan Tambahan
Balita dan Ibu Hamil Panduan Aplikasi
Distribusi Makanan Tambahan
Formulir
Lampiran 2 : Formulir Stock Opname Makanan
Tambahan di Puskesmas
Lampiran 3 : Formulir Stock Opname Makanan
Tambahan di Kabupaten/Kota
Lampiran 4 : Contoh Form Berita Acara Serah
Terima Barang (BAST)
Lampiran 5 : Daftar Penerima Makanan Tambahan
Lampiran 6 : Laporan Pemantauan Makanan
Tambahan di Tingkat Kabupaten/Kota
Lampiran 7 : Laporan Pemantauan Makanan
Tambahan di Tingkat Puskesmas
Lampiran 8 : Formulir Pemantauan Pendistribusian
MT di Tingkat Kabupaten/Kota
Lampiran 9 : Formulir Pemantauan Pendistribusian
MT di Tingkat Puskesmas

VI
Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menindaklanjuti Peraturan Presiden


Nomor 18 Tahun 2020 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN)
2020-2024, salah satu strategi untuk
pencapaiannya melalui percepatan perbaikan
gizi masyarakat. Indikator pembangunan
kesehatan yang akan dicapai adalah
penurunan prevalensi balita stunting menjadi
14% dan prevalensi balita wasting menjadi
7% pada tahun 2024.

Sebagai upaya untuk mencapai tujuan


tersebut, Kementerian Kesehatan
diamanatkan untuk memenuhi kekurangan
asupan gizi balita kurus/gizi kurang dan ibu
hamil Kurang Energi Kronis (KEK) melalui
penyediaan makanan tambahan berupa
biskuit.

Penyediaan makanan tambahan tahun


2018-2020 dilakukan dengan dua sumber
pembiayaan yaitu dana Anggaran

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


1
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
untuk MT kirim daerah dan bufferstock pusat
dan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik
Penugasan untuk MT lokus stunting.
Penyediaan makanan tambahan
diperuntukkan terutama bagi balita kurus/gizi
kurang dan ibu hamil KEK.

B. Tujuan

Sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dan


pemangku kepentingan terkait dalam
pengelolaan pemberian Makanan Tambahan.

C. Pengertian

1. Suplementasi Gizi merupakan


penambahan makanan atau zat gizi yang
diberikan dalam bentuk; a) makanan
tambahan, b) tablet tambah darah, c) kapsul
vitamin A, dan d) bubuk tabur gizi yang
bertujuan untuk memenuhi kecukupan gizi
bagi bayi, balita, wanita usia subur, ibu hamil
dan ibu nifas.
2. Balita Kurus/Gizi Kurang adalah balita
yang berdasarkan hasil pengukuran berat
badan menurut Panjang Badan/Tinggi

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


2
Badan antara minus 3 (-3SD) sampai kurang
dari minus dua Standar Deviasi (<-2SD).
Istilah balita kurus dalam Permenkes
Nomor 1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang
Standar Antropometri Penilaian Status Gizi
Anak telah direvisi menjadi Permenkes
Nomor 2 tahun 2020 tentang Standar
Antropometri Anak dengan istilah balita
kurus diubah menjadi balita gizi kurang.
3. Ibu Hamil KEK adalah ibu hamil dengan
hasil pengukuran Lingkar Lengan Atas
(LiLA) kurang dari 23,5 cm.
4. Edukasi Gizi adalah kegiatan penyuluhan
individu maupun kelompok masyarakat
tentang cara penyajian dan mengonsumsi
makanan bergizi seimbang sesuai kelompok
usia untuk mencegah risiko Ibu hamil KEK
dan balita kurus/gizi kurang.
5. Makanan Tambahan (MT) Pemulihan
adalah makanan tambahan yang diberikan
untuk membantu meningkatkan status gizi
pada sasaran.
6. Makanan Tambahan (MT) Berupa Biskuit
bagi balita adalah makanan tambahan yang
diformulasi khusus dan difortifikasi dengan
vitamin dan mineral yang diberikan kepada

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


3
anak balita usia 6-59 bulan dengan kategori
kurus/gizi kurang untuk mencukupi
kebutuhan gizi, dengan kandungan nilai gizi
sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
51 tahun 2016.
7. Makanan Tambahan (MT) Berupa Biskuit
Ibu Hamil adalah makanan tambahan yang
diformulasi khusus dan difortifikasi dengan
vitamin dan mineral yang diberikan kepada
ibu hamil kategori Kurang Energi Kronis
(KEK) untuk mencukupi kebutuhan gizi,
dengan kandungan nilai gizi sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 51
tahun 2016.
8. Makanan Tambahan Penyuluhan adalah
makanan tambahan kepada seluruh sasaran
balita dan ibu hamil berupa makanan
berbasis pangan lokal untuk edukasi dalam
perbaikan pola konsumsi sesuai gizi
seimbang.
9. Buffer stock adalah persediaan tambahan
yang disediakan untuk mengatasi risiko
kekurangan karena situasi darurat,
ketidakpastian pasokan dan permintaan.
10. Batas Kedaluwarsa adalah keterangan
batas waktu obat dan makanan layak untuk
dikonsumsi dalam bentuk tanggal, bulan,

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


4
tahun, atau bulan dan tahun yang dihitung
mulai dari tanggal produksi.

D. Dasar Hukum
1. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009
tentang Kesehatan;
2. Undang-undang Nomor 24 tahun 2007
tentang Penanggulangan Bencana;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun
2019 Tentang Keamanan Pangan
4. Peraturan Presiden Nomor 42 tahun 2013
tentang Gerakan Nasional Percepatan
Perbaikan Gizi;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1096/MENKES/PER/VI/2011 tentang
Higiene Sanitasi Jasa Boga
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 64
Tahun 2013 tentang Penanggulangan Krisis
Kesehatan;
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 64
tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kemenkes
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 23
Tahun 2014 tentang Upaya Perbaikan Gizi;

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


5
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 41
tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang
(PGS);
10. Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 35 tahun 2015 tentang Kemenkes;
11. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 51
Tahun 2016 tentang Standar Produk
Suplementasi Gizi;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 79
Tahun 2016 tentang Pedoman Umum
Penyaluran Bantuan Pemerintah di
Lingkungan Kemenkes
13. Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 18 tahun 2020 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) tahun 2020-2024;
14. Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 61 tahun 2019 tentang Rencana
Kerja Pemerintah Tahun 2020;
15. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 28
tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi
yang Dianjurkan untuk Masyarakat
Indonesia.
16. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2
Tahun 2020 tentang Standar Antropometri
Anak.

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


6
17. Surat Edaran Dirjen Kesehatan Masyarakat
Nomor : HK.02.02/V/407/2017 tentang
Pemberian Suplementasi Gizi PMT Ibu
Hamil, PMT Anak Balita dan PMT Anak
Sekolah.

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


7
BAB II
MANAJEMEN PEMBERIAN MAKANAN
TAMBAHAN

A. Pemanfaatan Makanan Tambahan

Pemanfaatan produk MT berupa biskuit


dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu:
1. Makanan Tambahan kirim ke daerah
Pemanfaatan makanan tambahan kirim ke
daerah dapat digunakan untuk:
a. Pemulihan Status Gizi
MT pemulihan diberikan kepada:
1) Balita kurus/gizi kurang usia 6–59
bulan (indeks BB/PB atau BB/TB
dengan Z Score -3 SD sampai
< -2 SD), diberi MT selama minimal
90 hari.
2) Ibu hamil KEK dengan LiLA < 23,5
cm, diberi minimal selama 90 hari.

.
Pemberian MT Pemulihan 90 hari dapat dipenuhi
dari makanan tambahan berupa biskuit dan atau
makanan berbasis pangan lokal

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


8
b. Penyuluhan Gizi
Makanan tambahan berupa biskuit dapat
diberikan kepada ibu hamil dan balita
bersamaan dengan kegiatan penyuluhan
gizi baik kelompok maupun individu.

2. Makanan Tambahan buffer stock


Pemanfaatan makanan tambahan buffer
stock dapat digunakan untuk:
a. Situasi Darurat
Makanan Tambahan diberikan kepada
seluruh balita dan ibu hamil pada masa
tanggap darurat (Kejadian Luar Biasa
yang berpotensi menimbulkan masalah
gizi dan penyakit serta bencana).
b. Penyuluhan Gizi
Makanan tambahan berupa biskuit dapat
diberikan kepada ibu hamil dan balita
bersamaan dengan kegiatan penyuluhan
gizi, sosialisasi dan advokasi yang
dilakukan oleh pemangku kepentingan
terkait baik pemerintah, legislatif maupun
masyarakat.
c. Penelitian
Makanan tambahan berupa biskuit dapat
digunakan untuk penelitian,

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


9
pengembangan produk, dan atau ilmu
pengetahuan (riset).

B. Deskripsi Produk Makanan Tambahan (MT)

1. Makanan Tambahan Balita 6-59 Bulan

a. Makanan Tambahan Balita diperkaya


dengan 10 macam vitamin (A, D, E, K, B1,
B2, B3, B6, B12, Folat) dan 7 macam
mineral (Besi, Iodium, Seng, Kalsium,
Natrium, Selenium, dan Fosfor).
b. Dapat dikonsumsi bersama Makanan
Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI)
berbasis pangan lokal.
c. Produk makanan tambahan balita
berbentuk biskuit bulat dan rasa manis
dibungkus dalam kemasan primer berisi 4
keping, dengan rincian :
 Setiap 4 (empat) keping biskuit
dikemas dalam 1 (satu ) kemasan
primer dengan berat 40 gram.
 Setiap 21 (dua puluh satu) kemasan
primer dikemas dalam 1 (satu) kotak
kemasan sekunder dengan berat 840
gram.

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


10
 Setiap 4 (empat) kemasan sekunder
dikemas dalam 1 (satu) kemasan
tersier

d. Anjuran pemberian MT Balita Kurus/Gizi


Kurang

Pada usia 6 -11 bulan diberikan 8 keping


(2 bungkus) per hari. Usia 12-59 bulan
diberikan 12 keping (3 bungkus) per hari.
Tiap bungkus MT Balita berisi 4 keping
biskuit (40 gram). Biskuit dapat langsung
dikonsumsi atau terlebih dahulu ditambah
air matang dalam mangkok bersih
sehingga dapat dikonsumsi dengan
menggunakan sendok. Setiap pemberian
MT harus dihabiskan oleh balita.
Pada kasus balita dengan kategori kurus
(berdasarkan indeks BB/PB atau BB/TB
dibawah -2 SD) diberikan makanan
tambahan (MT) sampai status gizi anak
membaik (dinilai dengan pertambahan
berat badan dan nilai Z Score pada indeks
BB/TB) dan selanjutnya mengonsumsi
makanan keluarga bergizi seimbang
sesuai kebutuhan. Tata cara pemberian
MT pada balita kurus berbeda pada
jangka waktu pemberian yaitu dapat

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


11
diberikan lebih dari 1 bulan. Pada balita
kurus yang diberikan makanan tambahan
harus dipantau kenaikan berat badannya.

2. Makanan Tambahan Ibu Hamil


a. Diperkaya 11 macam vitamin (A, D, E, B1,
B2, B3, B5, B6, B12, C dan Folat) dan 7
macam mineral (Besi, Kalsium, Natrium,
Seng, Iodium, Fosfor dan Selenium).
b. Makanan Tambahan Ibu Hamil berbentuk
biskuit lapis dengan perisa buah dan rasa
manis yang dibungkus dalam kemasan
primer berisi 3 keping, dengan rincian :
 Setiap 3 (tiga) biskuit lapis dikemas
dalam 1(satu) kemasan primer
dengan berat 60 gram. Mengandung
minimum 270 kalori, minimum 6 gram
protein, minimum 12 gram lemak.
 Setiap 7 (tujuh) kemasan primer
dikemas dalam 1 (satu) kotak
kemasan sekunder dengan berat 420
gram.
 Setiap 4 (empat) kemasan sekunder
dikemas dalam 1 (satu) kemasan
tersier.

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


12
c. Anjuran Pemberian MT pada ibu hamil
KEK
Pada ibu hamil jadwal pemberian
terintegrasi dengan pelayanan Antenatal
Care (ANC). Pada kehamilan trimester I
diberikan 2 keping biskuit lapis per hari.
Pada kehamilan trimester II dan III
diberikan 3 keping biskuit lapis per hari.
Setiap bungkus MT ibu hamil berisi 3
keping biskuit lapis (60 gram). Pemberian
MT ini sebagai MT Penyuluhan yang
diberikan dengan waktu pemberian
maksimal 1 (satu) bulan disertai dengan
edukasi. MT Ibu Hamil ini dapat juga
digunakan pada situasi darurat.

C. Perencanaan Kebutuhan, Penyediaan dan


Distribusi Makanan Tambahan

1. Perencanaan Kebutuhan

Perencanaan kebutuhan MT balita dan


ibu hamil yang dikirim ke daerah dilakukan
berdasarkan pada prevalensi balita
kurus/gizi kurang usia 6 – 59 bulan dan
prevalensi ibu hamil KEK yang bersumber
dari data survei nasional walaupun
pemanfaatannya tidak sepenuhnya untuk

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


13
balita kurus/gizi kurang dan ibu hamil KEK.
Sedangkan perencanaan kebutuhan buffer
stock dihitung untuk memenuhi kondisi
darurat berupa bencana, penyuluhan gizi,
advokasi, sosialisasi dan penelitian.
Perencanaan kebutuhan MT balita dan
ibu hamil dilaksanakan di tingkat nasional
untuk MT dikirim ke kabupaten/kota non
lokus stunting dan lokus stunting yang tidak
diusulkan oleh daerah serta buffer stock
bersumber dari pembiayaan APBN. Pada
tahun 2020, untuk kabupaten/kota lokus
stunting menggunakan DAK Fisik
Penugasan Stunting oleh dinas kesehatan
provinsi.

Kebutuhan makanan tambahan untuk


ibu hamil dan balita di puskesmas perlu
dihitung dengan baik agar tepat sasaran.
Berikut tahapan dalam perencanaan
kebutuhan:
a. Menghitung Sasaran
Untuk mengetahui jumlah sasaran
dapat dilakukan melalui perhitungan
menurut konsep wilayah kerja yaitu:
1) Puskesmas

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


14
 Data sasaran ibu hamil KEK dan
balita kurus/gizi kurang usia 6-59
bulan merupakan sasaran riil di
tingkat desa/kelurahan.
 Di tingkat puskesmas data
sasaran di tingkat desa direkap
menjadi data sasaran puskesmas.
 Data sasaran tersebut digunakan
untuk membuat usulan kebutuhan
MT ke kabupaten/kota.

2) Dinas Kesehatan Provinsi/


Kabupaten/ Kota

Melakukan perhitungan jumlah ibu


hamil dan balita menggunakan data
proyeksi dari BPS setempat atau
yang disepakati oleh pengelola
program Kesehatan Keluarga dan
Gizi. Selanjutnya menghitung
perkiraan jumlah ibu hamil KEK dan
balita kurus/gizi kurang usia 6-
59 bulan berdasarkan proporsi bumil
KEK dan balita 6-59 bulan kurus/gizi
kurang tingkat kabupaten/kota/
kecamatan.

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


15
Catatan : proporsi bumil KEK dan
balita kurus dapat diambil dari data
survei.

3) Pusat

Melakukan perencanaan kebutuhan


MT berdasarkan jumlah ibu hamil dan
balita menggunakan data jumlah
sasaran yang ditetapkan oleh
Kementerian Kesehatan.
Selanjutnya menghitung perkiraan
jumlah ibu hamil KEK dan balita
kurus/gizi kurang usia 6-59 bulan
berdasarkan proporsi bumil KEK dan
balita kurus/gizi kurang tingkat
provinsi yang didapat melalui survei
terbaru.

Jumlah ibu hamil KEK :


jumlah ibu hamil x % bumil KEK di suatu wilayah

Jumlah balita kurus:


jumlah balita 6-59 bln x % balita 6-59 bln kurus di
suatu wilayah

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


16
b. Menghitung Kebutuhan
Untuk menghitung kebutuhan
makanan tambahan ibu hamil dan balita
usia 6-59 bulan di puskesmas sebaiknya
berdasarkan sasaran riil, sedangkan
untuk penyediaan di provinsi, kabupaten
dan kota menggunakan data proyeksi.
Cara menghitung kebutuhan makanan
tambahan menggunakan rumus sebagai
berikut:

Perhitungan MT kirim ke daerah


a.
MT ibu hamil KEK:
jumlah ibu hamil KEK x 60 gram x 90 hr

MT balita kurus:
jumlah balita 6-59 bulan kurus x 120 gram x 90 hari

Perhitungan MT untuk buffer stok pusat

MT ibu hamil KEK:


jumlah ibu hamil KEK x (minimal 10%) x 60 gr x minimal 30 hr

MT balita kurus:
jumlah balita 6-59 bln kurus x (minimal 10%) x 120 gr x minimal 30
hr

2. Penyediaan

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


17
Penyediaan MT berupa biskuit dapat
dilakukan di tingkat pusat dan daerah.
Berikut proses penyediaannya:

a. Tingkat Pusat

Penyediaan MT di tingkat pusat untuk


memenuhi kebutuhan daerah di
kabupaten/kota dan puskesmas non
lokus maupun lokus stunting dan buffer
stock.

1. MT biskuit kirim ke daerah


a. MT Balita
Penyediaan MT Balita yang dikirim
ke daerah minimal 90 hari makan.
Pendanaanya bersumber dari
APBN, jika terdapat kekurangan
dapat dipenuhi melalui sumber
pendanaan lain seperti APBD.

b. MT Ibu Hamil
Penyediaan MT Ibu Hamil yang
dikirim ke daerah minimal 90 hari
makan. Pendanaanya bersumber
dari APBN, jika terdapat
kekurangan dapat dipenuhi
melalui sumber pendanaan lain
seperti APBD.

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


18
Jumlah penyediaan MT Biskuit pada tahun
selanjutnya dapat berkurang seiring dengan
perubahan tingkat pola konsumsi makanan dan
status gizi yang lebih baik

2. MT Buffer Stock
Penyediaan MT Balita dan Ibu Hamil
untuk buffer stock dapat memenuhi
untuk kebutuhan minimal 10% dari
sasaran balita kurus dan ibu hamil
KEK.

Diharapkan penyediaan MT Biskuit pada tahun


selanjutnya hanya sebagai buffer stock. Upaya
perubahan tingkat konsumsi dilakukan dengan
edukasi dan promosi gizi seimbang.

Sebelum MT didistribusikan, dilakukan


uji mutu produk secara acak (kandungan
gizi, cemaran) dan pemeriksaan di
gudang penyedia terkait kesesuaian
jumlah dan spesifikasi produk. Makanan
tambahan yang sudah diperiksa
dibuktikan dengan Berita Acara

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


19
Pemeriksaan Barang (BAPB) oleh Tim
Pemeriksa Barang di tingkat Pusat.

Selanjutnya MT tersebut didistribusikan


ke daerah untuk selanjutnya diperiksa
dan dibuktikan dengan Berita Acara
Pemeriksaan Barang (BAPB) oleh Tim
Pemeriksa Barang di daerah yang
diusulkan oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota dan ditetapkan oleh PPK
saturan kerja Direktorat Gizi Masyarakat.

Selanjutnya, kabupaten/kota membuat


surat permohonan proses hibah yang
ditandatangani oleh kepala dinas
kesehatan kabupaten/kota kepada
Direktur Jenderal Kesehatan
Masyarakat. Surat permohonan tersebut
dilengkapi dengan dokumen pendukung
sesuai aturan administrasi Barang Milik
Negara (BMN).

b. Tingkat Daerah

Penyediaan MT program di tingkat


provinsi bersumber dana DAK Fisik
Penugasan Stunting untuk memenuhi
kebutuhan program di kabupaten/kota
lokus stunting. Apabila kebutuhan MT di
daerah belum terpenuhi dapat

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


20
menyediakan dengan menggunakan
dana APBD atau mengajukan
permohonan ke Direktorat Gizi
Masyarakat.

3. Distribusi Makanan Tambahan

a. Penyediaan Pusat
1) Distribusi MT Ke Daerah
Untuk penyediaan MT yang
dilakukan di pusat, MT dikirim ke
daerah dengan franco kabupaten
atau puskesmas dan penyedia wajib
mengirim MT ke gudang/tempat
penyimpanan yang telah ditetapkan.
Gudang disiapkan oleh Direktorat
Gizi Masyarakat.
Untuk makanan tambahan yang
dikirim ke daerah dengan franco
kabupaten/kota, rencana distribusi
MT ke puskesmas diatur oleh
masing-masing dinas kesehatan
kabupatan/kota dengan
mempertimbangkan data riil sasaran
di masing-masing puskesmas.

2) Distribusi MT Buffer stock

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


21
Makanan tambahan buffer stock yang
diadakan di pusat disimpan di gudang
penyedia. Selanjutnya MT akan
dikirimkan sesuai dengan telaah
terhadap surat permintaan MT.
Mekanisme permintaan dan
pendistribusian MT Buffer stock
adalah sebagai berikut:
a) Pihak yang membutuhkan MT
buffer stock mengirimkan surat
yang ditujukan kepada Direktur Gizi
Masyarakat. Surat harus
mencantumkan jumlah sasaran,
jumlah MT dan justifikasi
pemanfaatan MT.
b) Surat permintaan MT yang masuk,
selanjutnya ditindaklanjuti oleh
Direktorat Gizi Masyarakat, dengan
mempertimbangkan ketersediaan
stok MT.
c) Pengiriman MT bufferstock ke
lokasi akan dilakukan setelah
mendapat persetujuan Direktur Gizi
Masyarakat
d) Biaya pengiriman MT bufferstock
dari pusat ke daerah dengan franco
provinsi/kabupaten/kota akan
ditanggung oleh pusat, sedangkan

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


22
biaya pengiriman ke sasaran dari
provinsi atau kabupaten/kota
ditanggung oleh masing-masing
pihak pemohon.
e) Pihak pemohon harus menyiapkan
tempat penerimaan atau
penyimpanan sementara (gudang)
yang memenuhi persyaratan.
f) Pihak pemohon tidak
diperkenankan merubah seluruh
dan atau sebagian kemasan
produk pada saat pendistribusian
sampai ke sasaran.
g) Pihak pemohon wajib memberikan
laporan tertulis kepada Direktur
Gizi Masyarakat dengan tembusan
kepada Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi atau Kabupaten/Kota yang
berisi jumlah MT yang telah
didistribusikan ke sasaran dan ada
dokumentasinya (sesuai format
terlampir)

b. Penyediaan Daerah (Provinsi atau


Kabupaten/kota)

Penyediaan MT yang dilakukan di


kabupaten/kota lokus stunting

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


23
menggunakan DAK Fisik Penugasan
Stunting. Pengiriman MT franco
puskesmas. Gudang/tempat
penyimpanan MT disiapkan oleh masing-
masing daerah dengan menggunakan
anggaran yang tersedia.

2. Penyimpanan Makanan Tambahan

Persyaratan tempat dan cara penyimpanan


merupakan salah satu bagian penting dalam
prosedur pengelolaan MT sehingga perlu
dipersiapkan dengan baik agar kualitas MT
dapat tetap terjaga sampai kepada sasaran.
Adapun persyaratan gudang/tempat
penyimpanan MT adalah sebagai berikut:
1. Gudang penyimpanan harus selalu
higienis, tidak berdebu dan bebas dari
tikus, kecoa dan binatang pengerat lainnya;
2. Ruang gudang tidak bocor dan lembab,
ruangan mempunyai ventilasi dan
pencahayaan yang baik;
3. Bangunan dan pekarangan sekitar gudang
harus selalu bersih, bebas kotoran, vektor
dan sampah;

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


24
4. Pintu gudang dapat dibuka dan ditutup
dengan rapat pada saat keluar masuk
proses distribusi makanan tambahan;
5. Pada waktu melakukan bongkar muat
makanan tambahan dilarang menggunakan
ganco atau dibanting; dan
6. Makanan Tambahan yang diterima harus
disimpan pada tempat yang kering, bersih
dan tertutup agar terhindar dari bahan
cemaran dan binatang pengganggu.
7. Makanan tambahan diletakkan di
alas/rak/palet yang kuat dengan jarak
minimal 30 cm dari dinding;
8. Penyusunan peletakan/penumpukan
makanan tambahan sedemikian rupa
sehingga barang tetap dalam kondisi baik.
Batas maksimum tumpukan adalah 12
karton untuk MT Balita maupun MT Ibu
Hamil. Contoh perhitungan luas gudang
penyimpanan terlampir (lampiran 1);
9. Penyusunan karton makanan tambahan
dalam gudang harus menggunakan
alas/rak/palet dan dilarang menginjak
tumpukan karton;

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


25
10. Makanan tambahan yang masuk ke
gudang lebih awal harus dikeluarkan
terlebih dahulu (First in First out = FiFo);
11. Penyimpanan makanan tambahan tidak
dicampur dengan bahan pangan lain dan
bahan bukan pangan;
12. Makanan tambahan yang rusak selama
penyimpanan di gudang, diambil dan
dipisahkan dari makanan tambahan yang
masih baik;
13. Makanan tambahan yang akan mendekati
masa kadaluarsa kurang lebih 6 bulan
segera didistribusikan ke sasaran;
14. Makanan tambahan dinyatakan rusak
apabila kemasan berlubang, robek, pecah,
dan teksturnya berubah;
15. Makanan tambahan yang telah dinyatakan
rusak atau kadaluarsa perlu dibuatkan
Berita Acara Penghapusan sesuai dengan
ketentuan peraturan yang berlaku.

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


26
BAB III
MONITORING DAN EVALUASI

A. Pencatatan dan Pelaporan

Pencatatan seluruh kegiatan distribusi


makanan tambahan sampai ke sasaran yang
bersumber dari Pengadaan Pusat maupun
Pengadaan Daerah, dilakukan menggunakan
formulir bantu manual yang selanjutnya di-entry
ke dalam aplikasi pencatatan dan pelaporan
elektronik sigizi terpadu yang dapat diakses
dan panduannya dapat diunduh melalui alamat
https://sigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id

1. Pencatatan Administrasi Gudang


Pencatatan administrasi gudang atau Stock
Opname MT dilakukan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota atau
Puskesmas dengan menggunakan formulir
stock opname makanan tambahan seperti
pada lampiran 2 dan 3. Contoh
pengisian formulir pencatatan administrasi
gudang MT di Dinkes
Kabupaten/Kota/puskesmas sebagai
berikut:

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


27
Stock Opname Makanan Tambahan

Provinsi :
Dinkes Kabupaten/Kota :
Puskesmas :

2020

Pencatatan administrasi gudang atau Stock


Opname selanjutnya di-entry ke aplikasi
sigizi terpadu pada menu Distribusi PMT.
Pada aplikasi ini juga terdapat format BAST
seperti pada lampiran 4.

2. Pencatatan Distribusi dan Konsumsi MT


pada Sasaran
Pencatatan distribusi dan konsumsi MT
dilakukan pada semua sasaran yang

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


28
menerima MT. Pencatatan ini bertujuan
untuk mengetahui jumlah dan jenis MT
yang diterima dan dikonsumsi oleh sasaran
dengan menggunakan formulir seperti pada
lampiran 5. Contoh pengisian formulir
sebagai berikut:

Daftar Penerima Makanan Tambahan Balita/Ibu Hamil

Puskesmas :
Dinkes Kabupaten/Kota :
Provinsi :

Formulir Distribusi dan Konsumsi MT pada


sasaran dapat digunakan untuk ibu hamil dan
balita. Formulir ini selanjutnya di-input ke
aplikasi sigizi terpadu pada modul e-PPGBM
entry PMT. Pada menu tersebut, keterangan
menerima makanan tambahan melekat pada
data masing-masing individu seperti data

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


29
penimbangan, pengukuran maupun
pelayanan lainnya.

Data sasaran balita dan ibu hamil penerima


MT yang sudah di-entry oleh puskesmas
dapat diamati perubahan pertumbuhan berat
badan dan status gizinya setiap saat.
Rekapitulasi dan pelaporan secara otomatis
dilakukan oleh sistem aplikasi, dan umpan
balik dapat dilakukan secara berjenjang pada
waktu yang bersamaan sehingga lebih efektif
dan efisien. Formulir pelaporan seperti
terlampir (lampiran 8 dan 9).

B. Monitoring

Pemantauan merupakan komponen penting


dalam pengelolaan MT yang mencakup
distribusi MT dan pemanfaatan oleh sasaran.
Kegiatan pemantauan dan evaluasi pemberian
MT menggunakan formulir pemantauan yang
kemudian di-input kedalam aplikasi sigizi
terpadu.

Pemantauan distribusi termasuk penyimpanan,


dilakukan oleh Dinas Kesehatan
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Puskesmas.

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


30
1. Dinas Kesehatan
Provinsi/Kabupaten/Kota
Pemantauan dilaksanakan oleh petugas
Provinsi dan Kabupaten/Kota dengan
melakukan pengamatan terhadap:
a. Jadwal penerimaan MT di Dinkes
Kabupaten/Kota.
b. Jumlah dan jenis MT.
c. Kondisi fisik gudang dan penyimpanan.
d. Catatan administrasi gudang.
e. Rencana pendistribusian MT dari
Kabupaten ke Puskesmas (alokasi
rencana pendistribusian dan
pemberitahuan ke Puskesmas).
f. Pelaksanaan pendistribusian (jumlah
dan jenis MT yang telah didistribusikan,
cara pendistribusian, dan jumlah MT
yang rusak).
Dalam melakukan pemantauan petugas
menggunakan formulir pada lampiran 6.

2. Puskesmas
Pemantauan dilaksanakan oleh petugas
Kabupaten/Kota dan Puskesmas, dengan
melakukan pengamatan terhadap:
a. Jadwal penerimaan MT di Puskesmas.

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


31
b. Jumlah dan jenis MT.
c. Kondisi fisik gudang dan penyimpanan.
d. Catatan administrasi gudang.
e. Rencana pendistribusian MT dari
Puskesmas ke sasaran.
f. Pelaksanaan pendistribusian (jumlah
dan jenis MT yang telah didistribusikan,
cara pendistribusian, dan jumlah yang
rusak).
Dalam melakukan pemantauan petugas
menggunakan lampiran 8.

C. Evaluasi
Kegiatan evaluasi bertujuan untuk menilai hasil
kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai tujuan
yang diharapkan dan mengkaji masalah-
masalah yang ada untuk perbaikan program
selanjutnya. Evaluasi yang perlu dilakukan
mencakup aspek pengelolaan makanan
tambahan untuk dapat menjawab apakah
kegiatan perencanaan kebutuhan, penyediaan,
distribusi dan penyimpanan MT telah berjalan
dengan baik sesuai yang diharapkan. Evaluasi
didasarkan pada hasil monitoring yang telah
dilakukan secara berkala.

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


32
Evaluasi dilaksanakan secara berjenjang
dengan mempertimbangkan ketersediaan
sumber daya yang ada di masing-masing
tingkat administrasi. Hasil dari kegiatan
evaluasi ini digunakan sebagai bahan
perencanaan kegiatan pada pelaksanaan
pemberian makanan tambahan pada tahun
berikutnya.

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


33
BAB VIII
PENUTUP

Pemberian makanan tambahan kepada


kelompok rawan gizi pada dasarnya bertujuan
untuk meningkatkan asupan gizi yang pada
akhirnya dapat meningkatkan status gizi sasaran,
serta mempercepat perbaikan gizi di Indonesia.
Peran serta semua pihak sangat diharapkan dalam
mendukung keberhasilan kegiatan pemberian MT
kepada sasaran.
Buku petunjuk teknis ini dapat menjadi
panduan bagi petugas kesehatan maupun pihak
terkait lainnya dalam memengelola produk
makanan tambahan agar mencapai tujuan yang
diharapkan secara efektif dan efisien.

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


34
Lampiran 1
Perhitungan Luas Gudang Penyimpanan Makanan
Tambahan Balita dan Ibu Hamil

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


35
Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020
36
Lampiran 2

Stock Opname Makanan Tambahan di Puskesmas


STOCK OPNAME MAKANAN TAMBAHAN

Puskesmas :

Kab/Kota :

Provinsi :

Distribusi dan
BULAN TAHUN MT-BALITA MT-AS MT-BUMIL KETERANGAN
Stock
JUMLAH
ALOKASI (Kg)

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

JUMLAH Stock Tersisa


DISTRIBUSI (Kg)
Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


37
Lampiran 3

Stock Opname Makanan Tambahan di Kabupaten/Kota


STOCK OPNAME MAKANAN TAMBAHAN

Puskesmas :

Kab/Kota :

Provinsi :

Distribusi dan
BULAN TAHUN MT-BALITA MT-AS MT-BUMIL KETERANGAN
Stock
JUMLAH
ALOKASI (Kg)

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

JUMLAH Stock Tersisa


DISTRIBUSI (Kg)
Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


38
Lampiran 4

Contoh Form Berita Acara Serah Terima Barang

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


39
Lampiran 5

DAFTAR
PENERIMA
MAKANAN
TAMBAHA
N

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


40
Lampiran 6
LAPORAN PEMANTAUAN PENDISTRIBUSIAN MAKANAN
TAMBAHAN
DI TINGKAT KABUPATEN/KOTA
TAHUN …….

Kabupaten/Kota : ........................................
Provinsi : ……………………………

1. Data Sasaran PMT


a. Jumlah seluruh balita : ……………… anak
b. Jumlah balita kurus (gizi kurang):….... anak
(…..%)
c. Jumlah seluruh anak usia SD/MI: ………….. anak
d. Jumlah anak usia SD/MI gizi kurang:
……………….. anak (…………%)
e. Jumlah seluruh Ibu Hamil : ………….orang
f. Jumlah ibu hamil KEK: …… orang (……..%)

2. Jumlah MT
Jumlah MT Balita dan MT Ibu Hamil berdasarkan
data di Gudang/tempat penyimpanan
MT Balita
- Jumlah MT yang ada: …………..kg,
seharusnya: …………….kg
- Jumlah MT yang rusak: ………...kg
- Jumlah MT yang hilang: …….…...kg

MT Ibu Hamil
- Jumlah MT yang ada : …………..kg,
seharusnya : …………….kg
- Jumlah MT yang rusak: ………...kg

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


41
- Jumlah MT yang hilang: ………....kg

3. Sarana dan Prasarana Penyimpanan MT


 Gudang/tempat penyimpanan MT: (memenuhi
syarat/cukup; memenuhi syarat/kurang; memenuhi
syarat *)
 Sarana tempat penyimpanan MT (palet, alat
angkut, dll): (Baik/cukup baik/kurang baik *)

4. Prosedur Penerimaan MT:


Baik/cukup baik/kurang baik *)

5. Prosedur Penyimpanan MT:


Baik/cukup baik/kurang baik *)

6. Prosedur Pendistribusian MT:


Baik/cukup baik/kurang baik *)

7. Prosedur Pencatatan dan Pelaporan MT:


Baik/cukup baik/kurang baik *)

8. Masalah dan Hambatan dalam pengelolaan MT:


……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………

9. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalah dan


hambatan yang ada:
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
10. Kesimpulan
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


42
11. Saran
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………

…………………………. 20..

Kabupaten/Kota Pelapor
Provinsi

………………………….
……………………………………..

Keterangan :
Sarana dan prasarana *)
- Baik : jika > 80 – 100 % memenuhi
persyaratan
- Cukup : jika > 60 - 80 % memenuhi persyaratan

- Kurang : jika ≤ 60 % memenuhi persyaratan

Prosedur *)
- Baik : jika > 80 – 100 % sesuai prosedur
- Cukup : jika > 60 - 80 % sesuai prosedur
- Kurang : jika ≤ 60 % sesuai prosedur

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


43
Lampiran 7
LAPORAN PEMANTAUAN PENDISTRIBUSIAN MAKANAN
TAMBAHAN DI TINGKAT PUSKESMAS
TAHUN …….

Puskesmas : .......................................
Kabupaten/Kota : .......................................
Provinsi : ……………………………

1. Data Sasaran PMT


a. Jumlah seluruh balita: ……………… anak
b. Jumlah balita kurus (gizi kurang): ….. anak
(…..%)
c. Jumlah seluruh anak usia SD/MI: ………….. anak
d. Jumlah anak usia SD/MI gizi kurang: …. anak
(……%)
e. Jumlah seluruh Ibu Hamil : …… orang
f. Jumlah ibu hamil KEK :..……orang (…….%)

2. Jumlah MT
Jumlah MT Balita dan MT Ibu Hamil berdasarkan
data di Gudang/tempat penyimpanan
MT Balita
- Jumlah MT yang ada :…………..kg,
seharusnya :…………….kg

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


44
- Jumlah MT yang rusak: ………...kg
- Jumlah MT yang hilang: …….…...kg

MT Ibu Hamil
- Jumlah MT yang ada: …………..kg,
seharusnya: …………….kg
- Jumlah MT yang rusak: ………...kg
- Jumlah MT yang hilang: ………....kg

3. Sarana dan Prasarana Penyimpanan MT


- Gudang/tempat penyimpanan MT:
memenuhi syarat/cukup memenuhi syarat/kurang
memenuhi syarat

- Sarana tempat penyimpanan MT (palet, alat


angkut, dll) :
Baik/cukup baik/kurang baik

4. Prosedur Penerimaan MT:


Baik/cukup baik/kurang baik

5. Prosedur Penyimpanan MT:


Baik/cukup baik/kurang baik

6. Prosedur Pendistribusian MT:


Baik/cukup baik/kurang baik

7. Prosedur Pencatatan dan Pelaporan MT:


Baik/cukup baik/kurang baik

8. Masalah dan Hambatan dalam pengelolaan MT:


……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


45
9. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalah dan
hambatan yang ada :
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………

10. Kesimpulan
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………

11. Saran

………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
……………………………………………………

…………………………. 20..

Kabupaten/Kota Pelapor
Provinsi

…………………………………….. ………………………….
Keterangan :
Sarana dan prasarana *)
- Baik : jika > 80 – 100 % memenuhi
persyaratan

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


46
- Cukup : jika > 60 - 80 % memenuhi persyaratan

- Kurang : jika ≤ 60 % memenuhi persyaratan

Prosedur *)
- Baik : jika > 80 – 100 % sesuai prosedur
- Cukup : jika > 60 - 80 % sesuai prosedur
- Kurang : jika ≤ 60 % sesuai prosedur

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


47
Lampiran 8

FORMULIR PEMANTAUAN PENDISTRIBUSIAN MAKANAN


TAMBAHAN
DI TINGKAT KABUPATEN/KOTA

Kabupaten : …………………………..
Propinsi : …………………………..
JAWABAN
No. INFORMASI KETERANGAN
YA TIDAK
Mengetahui jadwal Lihat Surat
1.
penerimaan dari Rencana
Dinkes Provinsi ke Pengiriman dari
Dinkes Dinkes Provinsi
Kabupaten/Kota ke Kepala Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Kota
atau cek apakah
ada informasi
lisan melalui
telepon
Ada gudang Amati gudang
2.
penyimpanan MT, penyimpanan MT
amati penyimpanan
MT di gudang
- Kebersihan
- Ventilasi
- Kelembaban
- Atap tidak bocor
- Kapasitas
- Cara
penyimpanan
- Tumpukan
kardus
- Palet
- Penyimpanan

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


48
JAWABAN
No. INFORMASI KETERANGAN
YA TIDAK
terpisah dari
bahan berbahaya
- Penyimpanan
yang rusak
terpisah
Penerimaan MT Cocokkan
3.
tepat waktu dokumen SPB
dengan BAPB

Jumllah dan jenis Cocokkan


4.
yang diterima sesuai dokumen SPB
dengan Surat dengan BAPB
Pengiriman Barang
(SPB)
Ada catatan Cek catatan
5.
administrasi administrasi
MT gudang
- Masuk
- Keluar
- Sisa
- Rusak
Apakah ada MT dari APBDII/lain-lain
6.
sumber lain?
- Sumber
- Nama
produk
- Jenis
- Jumlah
- Sasaran
7. Ada rencana Lihat catatan
distribusi MT ke rencana
Puskesmas distribusi MT ke
- Jumlah Puskesmas
- Jenis
- Waktu distribusi

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


49
JAWABAN
No. INFORMASI KETERANGAN
YA TIDAK
8. Pelaksanaan Lihat dokumen
distribusi MT SBBK
- Sesuai jumlah
- Sesuai jenis
- Sesuai waktu
- Distribusi MT
tahap ke berapa
- Kalau tidak
sesuai sebutkan
alasannya
9. Pendistribusian MT: Lihat dokumen
- Dikirim oleh pengiriman MT
Petugas
Kabupaten/Kota
/Perusahaan
Jasa Pengiriman
Barang

…………………………. 20..
Petugas Pemantau

Kabupaten/Kota Provinsi

…………………………………… ……………………………………

Lampiran 9

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


50
FORMULIR PEMANTAUAN PENDISTRIBUSIAN MAKANAN
TAMBAHAN
DI TINGKAT PUSKESMAS

Puskesmas : …………………….
Kabupaten : …………………….
Propinsi : …………………….

JAWABAN
No. INFORMASI KETERANGAN
YA TIDAK
Mengetahui jadwal Lihat Surat
1.
penerimaan dari Rencana
Dinkes Pengiriman dari
Kabupaten/Kota Dinkes
kabupaten/Kota ke
Kepala Puskesmas
atau cek apakah
ada informasi lisan
melalui telepon

Ada gudang Amati gudang


2.
penyimpanan PMT, penyimpanan
amati penyimpanan PMT
PMT di gudang
- Kebersihan
- Ventilasi
- Kelembaban
- Atap tidak bocor
- Kapasitas
- Cara
penyimpanan
- Tumpukan
kardus
- Palet
- Penyimpanan

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


51
JAWABAN
No. INFORMASI KETERANGAN
YA TIDAK
terpisah dari
bahan
berbahaya
- Penyimpanan
yang rusak
terpisah

Penerimaan PMT Cocokkan


3.
tepat waktu dokumen SPB
dengan BAPB

Jumlah dan jenis Cocokkan


4.
yang diterima dokumen SPB
sesuai dengan dengan BAPB
Surat Pengiriman
Barang (SPB)
Ada catatan Cek catatan
5.
administrasi administrasi
MT gudang
- Masuk
- Keluar
- Sisa
- Rusak

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


52
JAWABAN
No. INFORMASI KETERANGAN
YA TIDAK
Apakah ada data Cek data sasaran
6.
sasaran? MT di seluruh
- Balita 6-59 desa wilayah
bulan kerja Puskesmas
- Bumil KEK

Cek dokumen
7. Apakah ada
rencana kegiatan rencana distribusi
MT
distribusi MT?
Apakah sebelum Cek arsip surat
8.
pendistribusian MT, pemberitahuan
ada pemberitahuan distribusi MT dari
dari Puskesmas? Puskesmas ke
BDD/petugas yg
ditunjuk/kader

Apakah Cek kesesuaian


9.
pendistribusian MT jumlah MT yang
sesuai rencana? dikirim dengan
- Jumlah jumlah sasaran
- Jenis
- Waktu
distribusi
Bagaimana cara Jelas
10.
pendistribusian MT?

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


53
JAWABAN
No. INFORMASI KETERANGAN
YA TIDAK
Apakah ada MT APBDII/lain-lain
11.
dari sumber lain
yang
didistribusikan?
- Sumber
- Nama
produk
- Jenis
- Jumlah
- Sasaran

……………………20..

Kabupaten/Kota Provinsi

…………………………………… ……………………………………

TIM PENYUSUN

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


54
Pengarah:

1. dr. Kirana Pritasari, MQIH (Direktur Jenderal


Kesehatan Masyarakat)
2. Dr. Rr. Dhian Probhoyekti, SKM, MA (Direktur Gizi
Masyarakat)

Kontributor (Alfabetical):

Asep Adam Muttaqin, Della Rosa, Dewi Astuti, Dyah


Yuniar Setiawati, Eko Prihastono, Evi Fatimah, Ghotama
Airlangga, Heny Purbaningsih, Ivonne Kusumaningtias,
Iwan Halwani, Irwansyah, Kartika Wahyu Dwi Putra,
Khairunnisa Nurul Firdausi, Mahmud Fauzi, Mursalim,
Rian Anggraini, Rivani Noor, Siti Masruroh, Sri
Nurhayati, Tito Achmad Satori, Tiska Yumeida, Yemima
Ester, Yunimar Usman.

Editor:

Akhadiyah Kurniasih, Guruh Tri Utomo, Sodik

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan 2020


55

Anda mungkin juga menyukai