Anda di halaman 1dari 15

99

EVALUASI KINERJA DAN PERBANDINGAN ANALISIS RASIO


(Studi pada Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)

Candra Puspita Ningtyas, Suhadak, Nila Firdausi Nuzula

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui evaluasi kinerja dengan menggunakan
perbandingan analisis rasio selama tahun 2010-2014. Jenis penelitian menggunakan penelitian
deskriptif dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari situs resmi BEI www.idx.co.id
sebanyak 12 perusahaan. Analisis data penelitian ini menggunakan analisis rasio. Analisis rasio
terdiri dari rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage, rasio profitabilitas, dan rasio pasar
dengan jumlah sebanyak 19 rasio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio likuiditas yang
cukup baik diperoleh perusahaan INDF, AISA, dan ULTJ. Rasio aktivitas yang cukup baik
diperoleh perusahaan ICBP, CEKA, MLBI, dan ROTI. Rasio leverage yang cukup baik diperoleh
perusahaan DLTA, ICBP, INDF, ROTI, dan ULTJ. Rasio profitabilitas dan rasio pasar yang cukup
baik diperoleh perusahaan DLTA dan MLBI.

Kata kunci : Analisis Rasio, Evaluasi Kinerja, Makanan Dan Minuman

Dunia bisnis yang dijalankan oleh suatu neraca dan laporan laba rugi dari suatu
perusahaan memiliki tujuan salah satunya perusahaan.
adalah untuk mencapai keuntungan yang Penggunaan metode pembanding untuk
optimal. Perusahaan yang berorientasi pada menafsirkan rasio-rasio keuangan dengan
profit haruslah memaksimalkan kesejahteraan menggunakan asumsi bahwa metode akuntansi
pemegang saham. Manajer keuangan bertugas yang dipergunakan oleh perusahaan konsisten
untuk menciptakan kesejahteraan para dari waktu ke waktu, dan sama dengan yang
pemegang saham. Manajer keuangan harus dipergunakan oleh perusahaan-perusahaan lain.
terus menunjukkan peningkatan laba karena Rasio-rasio keuangan dapat menafsirkan
laba mempengaruhi harga saham yang dimiliki dengan cara membandingkan rasio keuangan
sehingga memerlukan adanya evaluasi kinerja sekarang dengan waktu yang lalu (Time Series
dengan cara mengukur kinerja terhadap Analysis) dan membandingkan rasio
keuangan perusahaan. Evaluasi kinerja perusahaan dengan perusahaan-perusahaan lain
menunjukkan seberapa baik perusahaan yang sejenis (Cross Sectional Aproach).
mengelola aset, saham dan liabilitas, serta Jenis pengukuran yang digunakan untuk
pendapatan dan beban (Hosan dan Ahsan, menilai kinerja keuangan perusahaan, yaitu
2010). rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas,
Analisis laporan keuangan akan dan rasio profitabilitas, dan rasio pasar. Rasio
melibatkan diantaranya yaitu membandingkan likuiditas merupakan suatu indikator mengenai
kinerja perusahaan dengan kinerja dari kemampuan perusahaan untuk membayar
perusahaan-perusahaan lain dalam industri semua kewajiban finansial jangka pendek pada
yang sama, dan mengevaluasi tren posisi saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva
keuangan perusahaan dari waktu ke waktu lancar yang tersedia. Terdapat beberapa
(Brigham, 2006). Analisa laporan keuangan pengukuran rasio likuiditas, yaitu: rasio lancar,
perusahaan pada dasarnya merupakan rasio cepat, dan rasio kas(Syamsuddin, 2007).
penghitungan rasio-rasio untuk menilai keadaan Rasio aktivitas digunakan untuk mengukur
keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini, dan tingkat likuiditas dari perkiraan-perkiraan
kemungkinannya dimasa depan (Syamsuddin, lancar tertentu. Ada beberapa cara pengukuran
2009). Cara yang dapat digunakan di dalam rasio aktivitas, yaitu: tingkat perputaran piutang
menganalisa keadaan keuangan perusahaan (Account Receivable Turnover), umur rata-rata
menggunakan rasio. Rasio memberikan hasil piutang, perputaran sediaan (Inventory Turn
pengukuran relatif dari operasi perusahaan. Over), umur rata-rata persediaan, Fixed Asset
Rasio keuangan dirancang untuk mengevaluasi Turnover, Total Asset Turnover (Syamsuddin,
laporan keuangan (Brigham et al, 1998). 2007).
Analisis rasio berasal dari data pokok yaitu Rasio leverage digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan untuk

99
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.2, Juni 2016 100

membayar seluruh kewajibannya, baik jangka dalam penyerapan tenaga kerja yang berfungsi
pendek maupun jangka panjang apabila mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia.
perusahaan dilikuidasi (dibubarkan). Ada Industri ini banyak menyerap peluang lapangan
beberapa jenis rasio leverage yang digunakan pekerjaan bagi masyarakat sekitar lingkungan
perusahaan, yaitu : Debt ratio dan Debt to perusahaan maupun diluar perusahaan,
Equity Ratio (Syamsuddin, 2007). Profitabilitas sehingga kontribusi industri ini paling besar
merupakan kemampuan perusahaan dibanding industri pengolahan lainnya dalam
memperoleh keuntungan dalam hubungannya menyediakan lapangan pekerjaan. Pada tahun
dengan penjualan, total aktiva maupun modal 2010 jumlah tenaga kerja makanan dan
sendiri. Profitabilitas yang semakin tinggi maka minuman yang terserap adalah 23,21%, tahun
kelangsungan hidup perusahaan lebih terjamin. 2011 meningkat sebesar 23,54%, tahun 2012
Profitabilitas mengukur kemampuan meningkat secara signifikan sebesar 25,48%,
perusahaan menghasilkan keuntungan pada dan pada tahun 2013 menurun secara
tingkat penjualan, aset, dan modal saham keseluruhan industri namun tetap menyerap
tertentu. Rasio yang sering digunakan yaitu Net tenaga kerja terbesar sebesar 26,38%.
Profit Margin (NPM), Gross Profit Margin, Penelitian yang dilakukan oleh Sharma
Operating Profit Margin, Return on Assets, (2013), Hosan dan Ahsan (2013), Delen et al
Return on Equity (Syamsuddin, 2007). Rasio (2013), Bhamorasathit dan Katawandee (2014),
nilai pasar menggunakan angka yang diperoleh menggunakan beberapa analisis rasio. Analisis
dari laporan keuangan dan pasar modal. Rasio rasio ini meliputi rasio likuiditas, rasio
pasar adalah rasio yang mengukur prestasi leverage, rasio profitabilitas, rasio manajemen
pasar relatif terhadap nilai buku, pendapatan, aset, dan rasio nilai pasar. Berdasarkan latar
atau deviden. Ada beberapa jenis rasio nilai belakang dan penelitian terdahulu maka peneliti
pasar yang digunakan perusahaan, yaitu : tertarik untuk mengambil judul tentang
Earnings per Share, Book Value per Share, “Evaluasi Kinerja dan Perbandingan
Market/book ratio (Syamsuddin, 2007). Analisis rasio, Studi pada sektor makanan
Keberadaan industri makanan dan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
minuman merupakan penggerak roda Indonesia periode 2010-2014”.
perekonomian nasional. Hal tersebut terlihat
pada kontribusi perusahaan makanan dan Rumusan Masalah
minuman terhadap tingkat Produk Domestik Berdasarkan latar belakang masalah di
Bruto (PDB). Sektor makanan, minuman dan atas, maka perumusan masalah dalam
tembakau sebagai salah satu penyumbang penelitian ini adalah sebagai berikut :
terbesar dalam pembentukan PDB Indonesia a. Bagaimana kinerja perusahaan jika diukur
selama empat tahun terakhir yaitu dari tahun dengan rasio likuiditas?
2011 sampai tahun 2014. Berdasarkan PDB b. Bagaimana kinerja perusahaan jika diukur
atas dasar harga berlaku 2014, kontribusi dengan rasio Leverage?
pertumbuhan PDB khususnya sektor industri c. Bagaimana kinerja perusahaan jika diukur
pengolahan tahun 2011 pertumbuhan industri dengan rasio aktivitas?
migas adalah sekitar 3,41% dan pertumbuhan d. Bagaimana kinerja perusahaan jika diukur
non migas sebesar 20,93%. Industri makanan dengan rasio profitabilitas?
dan minuman pada tahun 2011 sebesar 7,37% e. Bagaimana kinerja perusahaan jika diukur
meningkat menjadi 7,57% pada tahun 2012, dengan rasio nilai pasar?
namun pada tahun 2013 mengalami penurunan f. Bagaimana kinerja perusahaan yang
sebesar 7,42% lalu meningkat secara signifikan terbaik diantara beberapa perusahaan?
pada tahun 2014 sebesar 7,70%.
Industri makanan dan minuman selain
menyumbang PDB paling besar juga berperan
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.2, Juni 2016 101

Kerangka Konseptual

TINJAUAN PUSTAKA 2008:50). Laporan keuangan secara garis besar


Laporan Keuangan dibedakan menjadi 4 macam, yaitu laporan
Pengertian yang sederhana, laporan neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan
keuangan adalah laporan yang menunjukkan modal, dan laporan aliran kas.
kondisi keuangan perusahaan pada saat ini
atau dalam suatu periode tertentu (Kasmir, Analisis Rasio Keuangan
2008:7). Laporan keuangan adalah ikhtisar Rasio menggambarkan suatu hubungan
mengenai keadaan finansial perusahaan, atau perimbangan (mathematical relationship)
dimana neraca menggambarkan nilai aktiva, antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah
hutang dan modal pada satu tanggal tertentu, yang lain, dan dengan menggunakan alat
dan laporan laba rugi menggambarkan hasil- analisis berupa rasio ini akan dapat
hasil yang dicapai selama periode tertentu, menjelaskan atau memberi gambaran kepada
laporan sumber penggunaan dana dan laporan para analis tentang baik dan buruknya keadaan
arus kas (Munawir, 2002:4). “Laporan atau posisi keuangan perusahaan terutama
Keuangan merupakan ikhtisar mengenai apabila angka rasio tersebut dibandingkan
keadaan keuangan suatu perusahaan pada dengan angka rasio pembanding yang
suatu tertentu” (Martono dan Harjito, digunakan sebagai standar (Munawir, 2001).
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.2, Juni 2016 102

Rasio sebenarnya hanyalah alat yang kewajibannya. Menurut (Weston, 2004) rasio
dinyatakan dalam aritmathical terms yang likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio
dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan yang menggambarkan kemampuan perusahaan
antara dua macam data finansial (Riyanto, dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka
2001). Rasio keuangan merupakan suatu pendek. Artinya, apabila perusahaan ditagih,
informasi yang menggambarkan hubungan perusahaan akan mampu untuk memenuhi
antara berbagai macam akun (accounts) dari utang tersebut terutama utang yang sudah jatuh
laporan keuangan yang mencerminkan tempo. Rasio ini digunakan untuk mengetahui
keadaan keuangan serta hasil operasional kemampuan perusahaan dalam membiayai dan
perusahaan. Studi yang berfungsi untuk memenuhi kewajiban (utang) pada saat
mempelajari rasio keuangan tersebut disebut ditagih.
analisa rasio keuangan (financial ratios Rasio dalam tingkat likuiditas
analysis). Analisis rasio keuangan adalah mensyaratkan sejumlah aset “liquid” tertentu
analisa hubungan dari berbagai pos dalam yang harus ada pada perusahaan. Semakin
berbagai laporan keuangan yang merupakan tinggi nilainya menunjukkan alokasi yang
dasar untuk dapat menginterprestasikan terlalu besar (berlebihan) pada pos ini (aktiva
kondisi keuangan dan hasil operasi suatu lancar) akan menyebabkan perusahaan
perusahaan (Munawir, 2001:64). kehilangan kesempatan untuk mengalokasikan
dana tersebut pada pos lain yang mungkin
Metode Pembanding Rasio Keuangan dapat memberikan keuntungan bagi
Menurut Syamsuddin (2012) terdapat perusahaan. Sebaliknya, semakin rendah
dua cara yang dapat dilakukan dalam nilainya menunjukkan kekurangan asset liquid
membandingkan rasio keuangan perusahaan, yang juga akan berakibat buruk bagi
yaitu: perusahaan karena kesulitan untuk memenuhi
1) Cross Sectional Aproach, adalah suatu kewajibannya dalam jangka pendek, berarti
cara mengevaluasi dengan semakin tinggi resiko kegagalan perusahaan
membandingkan rasio-rasio keuangan dalam memenuhi kewajibannya (Munawir,
antar perusahaan yang satu dengan 2004). Ada beberapa jenis rasio likuiditas yang
perusahaan lain yang sejenis pada waktu digunakan perusahaan untuk mengukur
yang sama. kemampuan dalam memenuhi kewajibannya,
2) Time Series Analysis, adalah cara yaitu : rasio lancar, rasio cepat, dan rasio kas.
mengevaluasi dengan membandingkan
rasio-rasio di masa lalu dan saat ini, Rasio Lancar (Current Ratio)
sehingga dapat diketahui bagaimana Rasio lancar (current ratio) merupakan
perkembangan perusahaan yang rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan
bersangkutan apakah mengalami dalam membayar kewajiban jangka pendek
kemajuan atau kemunduran. atau utang yang segera jatuh tempo pada saat
ditagih secara keseluruhan. Penghitungan rasio
Rasio-Rasio Keuangan lancar dilakukan dengan cara membandingkan
Rasio Likuiditas antara total aktiva lancar dengan total utang
Analisis rasio likuiditas adalah analisis lancar (Kasmir, 2015). Rumus rasio lancar
keuangan yang berkaitan dengan kemampuan atau current ratio dapat digunakan sebagai
perusahaan untuk membayar utang atau berikut:

Aktiva Lancar (Current Assets)


Rasio Lancar/Current Ratio=
Utang Lancar (Current Liabilities)

Sumber : Kasmir (2015), Hosan dan Ahsan (2013), Syamsuddin (2007).

kewajiban atau utang lancar (utang jangka


Rasio Cepat (Quick Ratio) pendek) dengan aktiva lancar tanpa
Rasio cepat (quick ratio) atau rasio memperhitungkan nilai sediaan (inventory)
sangat lancar atau acid test ratio merupakan (Kasmir, 2015). Rumus rasio cepat atau quick
rasio yang menunjukkan kemampuan ratio dapat digunakan sebagai berikut:
perusahan dalam memenuhi atau membayar
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.2, Juni 2016 103

Aktiva Lancar (Current Assets)- Inventory


Rasio Cepat/Quick Ratio=
Utang Lancar (Current Liabilities)
Sumber : Kasmir (2015), Hosan dan Ahsan (2013), Syamsuddin (2007).

Rasio Kas (Cash Ratio)


Rasio kas atau cash ratio merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa
besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang (Kasmir, 2015). Rumus rasio lancar atau
cash ratio dapat digunakan sebagai berikut:
Cash
Rasio Kas/Cash Ratio=
Utang Lancar (Current Liabilities)
Sumber : Kasmir (2015), Hosan dan Ahsan (2013).

Rasio Aktivitas (Activity Ratio) Perputaran piutang merupakan rasio


Rasio aktivitas (activity ratio) atau yang yang digunakan untuk mengukur berapa lama
disebut rasio manajemen aset merupakan rasio penagihan piutang selama satu periode atau
yang digunakan untuk mengukur efektifitas berapa kali dana yang ditanam dalam piutang
perusahaan dalam menggunakan aktiva yang ini berputar dalam satu periode (Kasmir,
dimilikinya (Kasmir, 2015). Ada beberapa 2015). Rumus rasio perputaran piutang atau
jenis rasio aktivitas yang digunakan Account Receivable Turnover dapat digunakan
perusahaan, yaitu : sebagai berikut:
2.4.2.1 Tingkat Perputaran Piutang
(Account Receivable Turnover)

Penjualan Kredit
Perputaran Piutang =
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔

Sumber : Kasmir (2015), Hosan dan Ahsan (2013), Syamsuddin (2007).

360
Umur rata-rata piutang =
Perputaran Piutang
Sumber : Kasmir (2015), Hosan dan Ahsan (2013), Syamsuddin (2007).

Perputaran Sediaan (Inventory Turn Over)


Perputaran sediaan atau rasio perputaran persediaan (Inventory Turn Over) merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam sediaan (inventory) ini
berputar dalam suatu periode (Kasmir, 2015). Rumus rasio perputaran sediaan atau Inventory Turn
Over dapat digunakan sebagai berikut:

Harga Pokok Barang Yang Dijual


Perputaran Persediaan =
Persediaan Rata-Rata
Sumber : Kasmir (2015), Hosan dan Ahsan (2013), Syamsuddin (2007).

Umur rata-rata persediaan (average of inventory) dimaksudkan untuk menghitung berapa hari
secara rata-rata persediaan berada di dalam perusahaan (Syamsuddin, 2007). Perhitungan umur rata-
rata persediaan adalah sebagai berikut:
360
Umur Rata-Rata Persediaan =
Perputaran Persediaan
Sumber : Kasmir (2015), Syamsuddin (2007).

Fixed Asset Turnover (Perputaran Aktiva Tetap)


Fixed Asset Turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang
ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode (Kasmir, 2015). Rumus rasio Fixed Asset
Turnover dapat digunakan sebagai berikut:

103
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.2, Juni 2016 104

Penjualan
Fixed Asset Turnover =
Total Aktiva Tetap
Sumber : Kasmir (2015), Hosan dan Ahsan (2013), Syamsuddin (2007).

Total Asset Turnover (Perputaran Total Aktiva)


Total Asset Turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua
aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap
rupiah aktiva (Kasmir, 2015). Rumus rasio Total Asset Turnover dapat digunakan sebagai berikut:

Penjualan
Total Asset Turnover =
Total Aktiva
Sumber : Kasmir (2015), Hosan dan Ahsan (2013), Syamsuddin (2007).

Rasio Leverage
Rasio leverage atau rasio solvabilitas Debt Ratio
merupakan rasio yang digunakan untuk Debt ratio atau Debt asset ratio
mengukur sejauh mana aktiva perusahaan merupakan rasio utang yang digunakan untuk
dibiayai dengan utang (Kasmir, 2015). Rasio mengukur perbandingan antara total utang
leverage digunakan untuk mengukur dengan total aktiva. Rasio ini mengukur
kemampuan perusahaan untuk membayar berapa besar aktiva perusahaan yang dibiayai
seluruh kewajibannya, baik jangka pendek oleh kreditur. Semakin tinggi debt ratio
maupun jangka panjang apabila perusahaan semakin besar jumlah modal pinjaman yang
dilikuidasi (dibubarkan). Ada beberapa jenis digunakan di dalam menghasilkan keuntungan
rasio aktivitas yang digunakan perusahaan, bagi perusahaan (Syamsuddin, 2007). Rumus
yaitu : Debt Ratio dapat digunakan sebagai berikut:

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
Debt Ratio =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
Sumber : Kasmir (2015), Hosan dan Ahsan (2013), Syamsuddin (2007).

Debt to Equity Ratio


Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas.
Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan
seluruh ekuitas (Kasmir, 2015). Rumus Debt to Equity Ratio dapat digunakan sebagai berikut:

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔
Debt Equity Ratio (DER) =
𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
Sumber : Kasmir (2015), Hosan dan Ahsan (2013), Syamsuddin (2007).

Rasio Profitabilitas Profitabilitas yang dipergunakan dalam


Rasio profitabilitas mengukur menilai kinerja suatu perusahaan antara lain
efektivitas manajemen berdasarkan hasil sebagai berikut:
pengembalian yang dihasilkan dari penjualan
dan investasi (Weston dan Copeland, 2010). Return on Assets (ROA)
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk Return on Assets atau Return on
menilai kemampuan perusahaan dalam Investment digunakan untuk mengukur laba
mencari keuntungan (Kasmir, 2015). Rasio ini setelah pajak dengan total aktiva. ROA
juga memberikan ukuran tingkat efektivitas merupakan pengukuran kemampuan
manajemen suatu perusahaan. Hal ini perusahaan secara keseluruhan dalam
ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari menghasilkan keuntungan dengan jumlah
penjualan dan pendapatan investasi. keseluruhan aktiva yang tersedia dalam
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan perusahaan (Syamsuddin, 2007). Rasio ini
memperoleh laba dalam hubungannya dengan digunakan untuk mengukur efektivitas dari
penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. keseluruhan operasi perusahaan. Semakin
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.2, Juni 2016 105

tinggi ratio ini, semakin baik keadaan suatu (Syamsuddin, 2007). Hal ini dihitung
perusahaan, begitu pula sebaliknya semakin menggunakan rumus sebagai berikut:
rendah rasio ini maka semakin kurang baik

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘


𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
Sumber : Kasmir (2015), Hosan dan Ahsan (2013), Syamsuddin (2007).

Return on Equity (ROE)


Return on Equity merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak
dengan modal sendiri. Seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri. Rasio
ini dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘


𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 =
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖
Sumber : Kasmir (2015), Hosan dan Ahsan (2013), Syamsuddin (2007).

Net Profit Margin


Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio yang digunakan untuk menghitung keuntungan
penjualan setelah menghitung seluruh biaya dan pajak penghasilan. NPM mengukur perbandingan
antara laba bersih yaitu penjualan setelah dikurangi dengan seluruh expenses termasuk pajak
dibandingkan dengan penjualan (Syamsuddin, 2007). Margin laba bersih merupakan ukuran
keuntungan dengan membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan
penjualan (Kasmir, 2015). Rasio ini dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
Sumber : Kasmir (2015), Hosan dan Ahsan (2013), Syamsuddin (2007).

Gross Profit Margin


Gross Profit Margin merupakan persentase dari laba kotor (sales-cost of goods sold) dibandingkan
dengan sales (Syamsuddin, 2007). Rasio ini dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ − 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑜𝑘𝑜𝑘 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛


𝐺𝑟𝑜𝑠𝑠 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
Sumber : Kasmir (2015), Hosan dan Ahsan (2013), Syamsuddin (2007).

Operating Profit Margin


Operating Profit Margin menggambarkan jumlah tersebutlah yang benar-benar diperoleh dari
hasil operasi perusahaan dengan mengabaikan kewajiban-kewajiban finansial berupa bunga serta
kewajiban terhadap pemerintah berupa pembayaran pajak (Syamsuddin, 2007). Rasio ini dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut :
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖
𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
Sumber : Kasmir (2015), Hosan dan Ahsan (2013), Syamsuddin (2007).

Rasio Nilai Pasar


Rasio pasar atau rasio penilaian adalah rasio yang memberikan ukuran kemampuan manajemen
dalam menciptakan nilai pasar usahanya di atas biaya investasi. Jika rasio likuiditas, leverage,
aktivitas, dan profitabilitas perusahaan semuanya bagus, maka rasio nilai pasarnya akan tinggi dan
harga sahamnya mungkin akan setinggi yang diperkirakan (Weston dan Brigham, 1993).
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.2, Juni 2016 106

Earnings per Share


Earnings per Share menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham
biasa (Syamsuddin, 2007). Rasio laba per lembar saham atau rasio nilai buku merupakan rasio untuk
mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Rasio yang
rendah berarti manajemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan
rasio yang tinggi, kesejahteraan pemegang saham meningkat (Kasmir, 2015). Rasio ini dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut:
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔𝑠 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑖𝑎𝑠𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟
Sumber : Kasmir (2015), Hosan dan Ahsan (2013), Syamsuddin (2007).

Book Value per Share


Book Value per Share menunjukkan suatu perkiraan nilai (tidak pasti) dari setiap lembar saham
biasa yang didasarkan atas asumsi bahwa semua aset perusahaan dapat dilikuidir menurut nilai
bukunya (Syamsuddin, 2007). Rasio ini dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑖𝑎𝑠𝑎


𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑖𝑎𝑠𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟
Sumber : Hosan dan Ahsan (2013), Syamsuddin (2007).

Market/Book Ratio
Market/book ratio adalah rasio harga pasar saham terhadap nilai bukunya (Weston dan
Brigham, 1993). Rasio ini dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚


𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡/𝑏𝑜𝑜𝑘 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑏𝑢𝑘𝑢 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚
Sumber : Hosan dan Ahsan (2013) dan Weston dan Brigham (1993)

METODE Populasi dan sampel penelitian


Jenis Penelitian Populasi yang digunakan dalam
Peneliti menggunakan metode penelitian penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan
kuantitatif dengan jenis penelitian yang bersifat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
deskriptif. Penelitian deskriptif ini bertujuan dalam Sektor makanan dan minuman tahun
untuk menggambarkan dan mengungkapkan 2010-2014 sebanyak 15 perusahaan.
suatu masalah, keadaan, peristiwa, Berdasarkan kriteria populasi didapatkan
sebagaimana adanya atau mengungkapkan perusahaan yang menjadi sampel penelitian
fakta secara lebih mendalam mengenai yang berjumlah 12 perusahaan. Berikut ini
perbandingan evaluasi kinerja menggunakan adalah daftar perusahaan yang menjadi objek
analisis rasio pada beberapa perusahaan. kajian penelitian.

No. Nama Perusahaan Kode Emiten


1. PT. Akasha Wira International, Tbk (PT. Ades Waters Indonesia, Tbk) ADES
2. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk AISA
3. PT. Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk (PT. Cahaya Kalbar, Tbk) CEKA
4. PT. Delta Djakarta, Tbk DLTA
5. PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk ICBP
6. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk INDF
7. PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk MLBI
8. PT. Mayora Indah, Tbk MYOR
9. PT. Nippon Indosari Corporindo, Tbk ROTI
10. PT. Sekar laut, Tbk SKLT
11. PT. Siantar Top, Tbk STTP
12. PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk ULTJ
Sumber : Data Diolah
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.2, Juni 2016 107

Metode pengumpulan data


Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data kuantitatif bersumber dari
data sekunder. Informasi industri makanan dan minuman yang dipublikasikan melalui situs resmi BEI
yaitu www.idx.co.id.

Definisi Operasional
Ringkasan Definisi Operasional
No Variabel Indikator
1. Rasio Rasio Lancar/Current Ratio=
Likuiditas Aktiva Lancar (Current Assets)
Utang Lancar (Current Liabilities)
Rasio Cepat/Quick Ratio=
Aktiva Lancar (Current Assets)- Inventory
Utang Lancar (Current Liabilities)
Cash
Rasio Kas/Cash Ratio=
Utang Lancar (Current Liabilities)

2. Rasio Penjualan Kredit


Perputaran Piutang =
Aktivitas 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
360
Umur rata-rata piutang =
Perputaran Piutang
Harga Pokok Barang Yang Dijual
Perputaran Persediaan =
Persediaan Rata-Rata
360
Umur Rata-Rata Persediaan =
Perputaran Persediaan
Penjualan
Fixed Asset Turnover =
Total Aktiva Tetap
Penjualan
Total Asset Turnover =
Total Aktiva

3. Rasio 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠


Debt Ratio =
Leverage 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔
Debt Equity Ratio (DER) =
𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠

4. Rasio 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ


𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =
Profitabilitas 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝐺𝑟𝑜𝑠𝑠 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ − 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑜𝑘𝑜𝑘 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
=
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖
𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 =
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖
5. Rasio Nilai 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔𝑠 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒
Pasar 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑖𝑎𝑠𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟
𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑖𝑎𝑠𝑎
=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑖𝑎𝑠𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚
𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑡𝑜 𝑏𝑜𝑜𝑘 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑏𝑢𝑘𝑢 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.2, Juni 2016 108

Metode analisis data Rasio cepat atau acid test ratio sebesar
Analisis Rasio 1,0 pada umumnya sudah dianggap baik
Analisis rasio keuangan variasinya (Syamsuddin, 2007). Rasio kas yang terlalu
sangat banyak tergantung pada pihak yang tinggi kurang baik karena ada dana yang
memerlukan. Analisis rasio keuangan menganggur atau yang tidak atau belum tentu
membantu dalam mengidentifikasi beberapa digunakan secara optimal. Sebaliknya apabila
kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan. rasio kas di bawah rata-rata industri, kondisi
Rasio keuangan memiliki dua cara dalam kurang baik ditinjau dari rasio kas karena untuk
membuat perbandingan data keuangan membayar kewajiban masih memerlukan waktu
perusahaan menjadi lebih berarti : (1) meneliti untuk menjual sebagian dari aktiva lancar
rasio antar waktu (lima tahun terakhir) untuk lainnya (Kasmir, 2015).
meneliti pergerakannya; dan (2) Rasio aktivitas mengukur sejauh mana
membandingkan rasio keuangan perusahaan efektivitas penggunaan aset dengan melihat
dengan perusahaan lain (Keown, 1999). tingkat aktivitas aset. Aktivitas yang rendah
pada tingkat penjualan tertentu akan
Analisis deskriptif mengakibatkan semakin besarnya dana
Penelitian ini berusaha memberikan kelebihan yang tertanam pada aktiva-aktiva
gambaran umum pada hasil penelitian, maka tersebut (Hanafi dan Abdul, 2014). Semakin
digunakan analisis deskriptif. Analisis ini tinggi turnover yang diperoleh, semakin efisien
mendeskripsikan data sampel yang telah perusahaan di dalam melaksanakan operasinya
terkumpul untuk tiap variabel. Dengan (Syamsuddin, 2007). Fixed asset turnover yang
menggunakan analisis deskriptif ini, dapat semakin tinggi berarti semakin efektif
terlihat gambaran bagaimana kinerja penggunaan aktiva tetap tersebut. Total asset
perusahaan dilihat dari rasio-rasio keuangan turnover yang semakin tinggi menunjukkan
perusahaan yang digunakan dalam variabel- manajemen yang baik, sebaliknya rasio yang
variabel dalam penelitian ini. rendah manajemen harus mengevaluasi strategi,
pemasarannya, dan pengeluaran modalnya
Analisis grafik (investasi) (Hanafi dan Abdul, 2014).
Analisis grafik menunjukkan gambaran Rasio Leverage mengukur sejauh mana
rangkuman mengenai kondisi keuangan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban
perusahaan agar dapat memudahkan dalam jangka panjangnya. Menurut Hanafi dan Abdul
menganalisis dan pengambilan keputusan. (2014) Debt Ratio yang tinggi berarti
Data-data rasio-rasio keuangan yang berupa perusahaan menggunakan financial leverage
angka-angka dapat disajikan dalam bentuk yang tinggi. Rasio profitabilitas mengukur
tabel dan grafik. kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba. Profit margin yang tinggi menandakan
Kriteria Penilaian Rasio Terbaik kemampuan perusahaan menghasilkan laba
Kondisi perusahaan dikatakan baik atau tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Secara
tidaknya ditentukan berdasarkan suatu standar umum rasio yang rendah bisa menunjukkan
rasio yang digunakan, misalnya menggunakan ketidakefisienan manajemen. Rasio yang tinggi
rata-rata industri untuk usaha yang sejenis. menunjukkan efisiensi manajemen aset yang
Rasio likuiditas mengukur kemampuan berarti efisiensi manajemen.
perusahaan memenuhi kewajiban jangka Rasio nilai pasar mengukur
pendeknya. Rasio lancar untuk perusahaan perkembangan nilai perusahaan relatif terhadap
yang normal berkisar pada angka 2, meskipun nilai buku perusahaan. Pemegang saham
tidak ada standar yang pasti untuk penentuan tertarik dengan EPS yang besar karena
rasio lancar yang seharusnya (Hanafi dan merupakan salah satu indikator keberhasilan
Abdul, 2014). Rasio lancar dengan standar suatu perusahaan. Rasio yang rendah berarti
200% (2:1) yang terkadang sudah dianggap manajemen belum berhasil untuk memuaskan
sebagai ukuran yang cukup baik atau pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang
memuaskan bagi suatu perusahaan (Kasmir, tinggi kesejahteraan pemegang saham
2015). meningkat (Syamsuddin, 2007).
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.2, Juni 2016 109

Hasil Deskripsi Analisis Rasio Keuangan, dengan nilai 175,47 dan terendah dimiliki oleh
Analisis Grafik, dan Perbandingan Kinerja ROTI dengan nilai 13,67. Perusahaan yang
a. Rasio Likuiditas memiliki nilai diatas rata-rata industri 83,18
Rasio Lancar (Current Ratio) tertinggi adalah AISA, CEKA, ADES, dan ULTJ,
dimiliki oleh DLTA dengan nilai 535,66% dan sedangkan dibawah rata-rata industri adalah
terendah dimiliki oleh MLBI dengan nilai STTP, INDF, SKLT, MLBI, MYOR, dan
80,22%. Perusahaan yang memiliki nilai diatas ICBP.
rata-rata industri 197,08% adalah ULTJ, Fixed Asset Turnover tertinggi dimiliki
MYOR, dan ICBP dibawah rata-rata industri oleh DLTA dengan nilai 9,14 dan terendah
adalah INDF, AISA, ADES, SKLT, CEKA, dimiliki oleh ROTI dengan nilai 1,40.
ROTI, dan STTP. Perusahaan yang memiliki Perusahaan yang memiliki nilai diatas rata-rata
nilai standart rasio sebesar 200% adalah INDF industri 4,49 adalah CEKA, ICBP, dan MYOR,
dan ULTJ. Rasio Cepat (Quick Ratio) tertinggi sedangkan dibawah rata-rata industri adalah
dimiliki oleh DLTA dengan nilai 439,90% dan SKLT, MLBI, ADES, INDF, ULTJ, AISA, dan
terendah dimiliki oleh MLBI dengan nilai STTP. Total Asset Turnover tertinggi dimiliki
63,35%. Perusahaan yang memiliki nilai diatas oleh CEKA dan SKLT dengan nilai 1,74 dan
rata-rata industri 138,23% adalah MYOR dan terendah dimiliki oleh AISA dengan nilai 0,61.
ICBP dan dibawah rata-rata industri adalah Perusahaan yang memiliki nilai diatas rata-rata
INDF, ROTI, ULTJ, ADES, AISA, SKLT, industri 1,34 adalah MLBI, MYOR, dan ICBP,
STTP, dan CEKA. Perusahaan yang memiliki sedangkan dibawah rata-rata industri adalah
nilai standart rasio sebesar 100% adalah ICBP, DLTA, STTP,ULTJ, ADES, ROTI, dan INDF.
MYOR, INDF, ROTI, ULTJ, ADES, AISA.
Rasio Kas (Cash Ratio) tertinggi dimiliki oleh c. Rasio Leverage
DLTA dengan nilai 253,72% dan terendah Debt ratio tertinggi dimiliki oleh MLBI
dimiliki oleh STTP dengan nilai 2,37%. dan MYOR dengan nilai 0,61 dan 0,60 dan
Perusahaan yang memiliki nilai diatas rata-rata terendah dimiliki oleh DLTA dengan nilai 0,20.
industri 54,84% adalah ICBP, INDF, dan ULTJ Perusahaan yang memiliki nilai diatas rata-rata
sedangkan dibawah rata-rata industri adalah industri 0,46 adalah CEKA, AISA, ADES,
ROTI, MYOR, AISA, ADES, MLBI, SKLT, STTP, dan INDF, sedangkan dibawah
SKLT,dan CEKA. rata-rata industri adalah ROTI, ICBP, dan
ULTJ. Debt to Equity Ratio tertinggi dimiliki
b. Rasio Aktivitas oleh MLBI dengan nilai 1,81 dan terendah
Perputaran piutang tertinggi dimiliki oleh dimiliki oleh DLTA dengan nilai 0,25.
INDF dengan nilai 13,46 dan terendah dimiliki Perusahaan yang memiliki nilai diatas rata-rata
oleh AISA dengan nilai 4,18. Perusahaan yang industri 1,00 adalah MYOR, CEKA, AISA, dan
memiliki nilai diatas rata-rata industri 8,26 ADES, sedangkan dibawah rata-rata industri
adalah ICBP, ULTJ, MLBI, ROTI, CEKA, dan adalah SKLT, STTP, INDF, ROTI, ICBP, dan
SKLT sedangkan dibawah rata-rata industri ULTJ.
adalahSTTP, ADES, DLTA dan MYOR. Umur
rata-rata piutang tertinggi dimiliki oleh DLTA d. Rasio Profitabilitas
dengan nilai 89,81 dan terendah dimiliki oleh Return on Assets tertinggi dimiliki oleh
INDF dengan nilai 26,98. Perusahaan yang MLBI dengan nilai 44,25% dan terendah
memiliki nilai diatas rata-rata industri 59,09 dimiliki oleh SKLT dengan nilai 3,43%.
adalah AISA, ADES, dan MYOR, sedangkan Perusahaan yang memiliki nilai diatas rata-rata
dibawah rata-rata industri adalah STTP, SKLT, industri 12,14% adalah DLTA dan ROTI
CEKA, ROTI, MLBI, ULTJ, ICBP. Perputaran sedangkan dibawah rata-rata industri adalah
persediaan tertinggi dimiliki oleh ROTI dengan ICBP, ADES, MYOR, ULTJ, INDF, STTP,
nilai 26,89 dan terendah dimiliki oleh AISA CEKA, dan AISA. Return on Equity tertinggi
dengan nilai 3,03. Perusahaan yang memiliki dimiliki oleh MLBI dengan nilai 117,86% dan
nilai diatas rata-rata industri 7,06 adalah ICBP, terendah dimiliki oleh SKLT dengan nilai
sedangkan dibawah rata-rata industri adalah 6,81%. Perusahaan yang memiliki nilai diatas
MYOR, MLBI, SKLT, ADES, INDF, STTP, rata-rata industri 25,36% adalah DLTA,
ULTJ, CEKA, dan DLTA. Umur rata-rata sedangkan dibawah rata-rata industri adalah
persediaan tertinggi dimiliki oleh DLTA
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.2, Juni 2016 110

ADES, MYOR, ROTI, ICBP, INDF, CEKA, Penentuan Perusahaan yang Terbaik
STTP, AISA, dan ULTJ. Hasil analisis rasio yang telah dihitung
Net Profit Margin (NPM) tertinggi dapat diketahui rata-rata rasio selama lima
dimiliki oleh MLBI dan DLTA dengan nilai tahun. Analisis rasio keuangan digunakan untuk
28,09% dan 25,99%, dan terendah dimiliki oleh mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja
SKLT dengan nilai 1,94%. Perusahaan yang perusahaan. Hasil analisis rasio keuangan akan
memiliki nilai diatas rata-rata industri 9,43% terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang
adalah ROTI, sedangkan dibawah rata-rata bersangkutan. Penentuan perusahaan yang
industri adalah ADES, ICBP, AISA, terbaik menggunakan industri makanan dan
INDF,ULTJ, MYOR, STTP,dan CEKA. Gross minuman berasal dari sampel penelitian
Profit Margin tertinggi dimiliki oleh DLTA dan sebanyak 12 perusahaan. Penentuan ini berasal
MLBI dengan nilai 63,44% dan 60,27%, dan dari rata-rata industri sejenis yaitu industri
terendah dimiliki oleh CEKA dengan nilai makanan dan minuman dan berasal dari standar
11,49%. Perusahaan yang memiliki nilai diatas rasio berdasarkan teori. Strandar rasio
rata-rata industri 29,71% adalah ADES, dan berdasarkan teori digunakan oleh rasio
ROTI, sedangkan dibawah rata-rata industri likuiditas yang terdiri dari Current Ratio (CR),
adalah ULTJ, INDF, ICBP, AISA, SKLT, Quick Ratio (QR), dan Cash Ratio (CaR),
MYOR dan STTP. Operating Profit Margin sedangkan rasio yang lain menggunakan rata-
tertinggi dimiliki oleh DLTA dan MLBI rata industri. Hasil rata-rata analisis rasio
dengan nilai 47,82% dan 38,04%, dan terendah selama lima tahun yang terdiri dari rasio
dimiliki oleh SKLT dengan nilai 2,94%. likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage, rasio
Perusahaan yang memiliki nilai diatas rata-rata profitabilitas, dan rasio pasar sebagai berikut:
industri 14,25% adalah ROTI dan AISA, Rasio likuiditas menggambarkan
sedangkan dibawah rata-rata industri adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi
INDF, ICBP, ADES, MYOR, ULTJ,STTP, dan kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh
CEKA. tempo. Rasio likuiditas terdiri dari Current
Ratio (CR), Quick Ratio (QR), dan Cash Ratio
e. Rasio Pasar (CaR). Berdasarkan Tabel 5.31 di bawah,
Earnings per Share tertinggi dimiliki Current Ratio yang berada pada standar 200%
oleh MLBI dan DLTA dengan nilai Rp (Kasmir, 2015) adalah perusahaan INDF dan
31.984,18 dan Rp 13.211,87, sedangkan ULTJ. Quick Ratio yang berada pada standar
terendah dimiliki oleh SKLT dengan nilai Rp 100% (Syamsuddin, 2007) adalah perusahaan
13,73. Perusahaan yang memiliki nilai dibawah INDF, ROTI, ULTJ, ADES, AISA. Cash Ratio
rata-rata industri Rp 3.318,25 adalah MYOR, yang berada pada standar 15%-50% adalah
ICBP, INDF, dan CEKA, sedangkan dibawah perusahaan MLBI, ADES, AISA, MYOR.
rata-rata industri sangat rendah adalah ROTI, Perusahaan yang memiliki rasio likuiditas yang
ULTJ, AISA, ADES dan STTP. Book Value cukup baik adalah INDF, AISA, dan ULTJ
per Share tertinggi dimiliki oleh DLTA dan dikarenakan terdapat dua macam diantara 3
MLBI dengan nilai Rp 39.840,26 dan Rp rasio yang memenuhi nilai standar.
27.267,89, sedangkan terendah dimiliki oleh Rasio aktivitas digunakan untuk
SKLT dengan nilai Rp 192,17. Perusahaan mengukur efektifitas manajemen dalam
yang memiliki nilai dibawah rata-rata industri menggunakan seluruh aset yang dimiliki.
Rp 5.670,46 adalah INDF, MYOR, ICBP, dan Semakin tinggi rasio maka semakin baik
CEKA, sedangkan dibawah rata-rata industri kondisi perusahaan, sebaliknya semakin rendah
sangat rendah adalah AISA, ULTJ, ROTI, maka semakin buruk aktivitas perusahaan.
STTP, dan ADES. Market/book ratio tertinggi Perusahaan yang memiliki tingkat perputaran
dimiliki oleh MLBI dengan nilai 24,53 dan piutang yang tinggi adalah INDF, ICBP,
terendah dimiliki oleh SKLT dengan nilai 1,17. CEKA, ULTJ, MLBI, dan ROTI. Perusahaan
Perusahaan yang memiliki nilai diatas rata-rata yang memiliki perputaran persediaan yang
industri 5,21 adalah ROTI, DLTA, dan MYOR, tinggi adalah ROTI dan ICBP. Perusahaan yang
sedangkan dibawah rata-rata industri adalah memiliki Fixed Asset Turnover yang tinggi
ULTJ, ADES, ICBP, STTP, CEKA, AISA, dan adalah ICBP, DLTA, dan CEKA. Perusahaan
INDF. yang memiliki Total Asset Turnover yang
tinggi adalah CEKA, SKLT, MLBI, MYOR.
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.2, Juni 2016 111

Perusahaan yang memiliki rasio aktivitas yang dikarenakan terdapat tiga macam atau seluruh
cukup baik adalah ICBP, CEKA, MLBI, dan rasio pasar yang berada di atas rata-rata
ROTI dikarenakan terdapat 4 hingga 5 macam industri. EPS merupakan rasio pertimbangan
rasio diantara 6 rasio yang berada di atas rata- para pemegang saham untuk investasi bukan
rata industri. berarti rasio yang dibawah rata-rata industri
Rasio leverage menggambarkan nilai pasar perusahaan tidak menguntungkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi bagi pemegang saham.
seluruh utangnya. Semakin tinggi rasio
leverage maka berdampak kerugian KESIMPULAN DAN SARAN
perusahaan, sebaliknya apabila perusahaan Kesimpulan
memiliki rasio leverage yang rendah memiliki Berdasarkan hasil penelitian dan
kerugian lebih kecil. Perusahaan yang memiliki pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan
Debt ratio yang rendah adalah DLTA, ROTI, bahwa rasio likuiditas yang cukup baik
ICBP, INDF, dan ULTJ. Perusahaan yang diperoleh perusahaan INDF, AISA, dan ULTJ.
memiliki Debt to Equity Ratio yang rendah Rasio aktivitas yang cukup baik diperoleh
adalah ROTI, ICBP, INDF, DLTA, SKLT, perusahaan ICBP, CEKA, MLBI, dan ROTI.
STTP, dan ULTJ. Perusahaan yang memiliki Rasio leverage yang cukup baik diperoleh
rasio leverage yang cukup baik adalah DLTA, perusahaan DLTA, ICBP, INDF, ROTI, dan
ICBP, INDF, ROTI, dan ULTJ dikarenakan ULTJ. Rasio profitabilitas dan rasio pasar yang
terdapat dua macam atau seluruh rasio yang cukup baik diperoleh perusahaan DLTA dan
berada di bawah rata-rata industri. MLBI.
Rasio profitabilitas menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan Saran
keuntungan. Semakin tinggi rasio profitabilitas 1. Perusahaan hendaknya mengambil
maka semakin baik keuntungan perusahaan, kebijakan dengan berbagai pertimbangan
sebaliknya semakin rendah maka semakin termasuk dalam mengelola kinerja analisis
tidak menguntungkan. Perusahaan yang rasio keuangan untuk mencapai target
memiliki Return on Assets yang tinggi adalah kinerja manajemen yang telah ditetapkan.
MLBI, DLTA, ICBP, dan ROTI. Perusahaan Perusahaan perlu untuk memperhatikan
yang memiliki Return on Equity yang tinggi analisis rasio yang dihasilkan agar dapat
adalah MLBI, dan DLTA. Perusahaan yang dijadikan evaluasi ke depan.
memiliki Net Profit Margin yang tinggi adalah 2. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi
MLBI, DLTA, ADES, ICBP, dan ROTI. pandangan untuk berinvestasi yang baik
Perusahaan yang memiliki Gross Profit Margin dengan mempertimbangkan kondisi
yang tinggi adalah MLBI, DLTA, ADES, dan keuangannya sehingga bisa memberi
ROTI. Perusahaan yang memiliki Operating keputusan strategis dalam melakukan
Profit Margin yang tinggi adalah MLBI, investasi. Kreditur bisa lebih berhati-hati
DLTA, AISA, dan ROTI. Perusahaan yang dalam memberi pendanaan dengan
memiliki rasio profitabilitas yang cukup baik memperhatikan kinerja keuangan dengan
adalah DLTA dan MLBI dikarenakan terdapat analisis rasio.
lima macam atau seluruh rasio profitabilitas 3. Sebaiknya penelitian yang akan datang
yang berada di atas rata-rata industri, dan ROTI dapat ditambah dengan menggunakan
dikarenakan terdapat empat macam rasio yang variabel-variabel analisis rasio keuangan
berada di atas rata-rata industri yang lebih lengkap agar dapat lebih
Rasio pasar digunakan untuk prestasi menjelaskan bagaimana kondisi kinerja
pasar relatif terhadap nilai buku dan keuangan perusahaan, sehingga hasilnya
pendapatan. Perusahaan yang memiliki diharapkan dapat lebih mendekati kepada
Earnings per Share yang tinggi adalah DLTA keadaan yang sebenarnya dari evaluasi
dan MLBI. Perusahaan yang memiliki Book kinerja. Bagi penelitian selanjutnya agar
Value per Share yang tinggi adalah DLTA dan dapat mengembangkan dari penelitian ini
MLBI. Perusahaan yang memiliki Market/book pada obyek yang lain sehingga bisa
ratio adalah DLTA, MLBI, ROTI, dan MYOR. memberikan kontribusi yang lebih baik lagi
Perusahaan yang memiliki rasio pasar yang pada penelitian ini. Hasil penelitian
cukup baik adalah DLTA dan MLBI
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.2, Juni 2016 112

selanjutnya diharapkan dapat melengkapi hasil penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA Dursun, Delen., Cemil Kuzey, Ali Uyar. 2013.


Atmaja, Lukas Setia. 2008. Teori & Praktik “Measuring Firm Performance Using
Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Financial Ratio: A Decision Tree
Andi Offset. Approach”. Journal Expert Systems with
Bhamorasathit, Slisa., Katawandee, Applications, Vol. 40, pp 3970-3983.
Punthumadee. 2014. “ Ratio Analysis of Fahmi, Irham. 2012. Pengantar Manajemen
Publicly Traded Hotel Companies Listed Keuangan. Penerbit Alfabeta. Bandung
in The Stock Exchange of Thailand Hanafi, Mamduh M. 2008. Manajemen
(SET)”. Journal Proceedings of ASBBS, Keuangan. Fakultas Ekonomi UGM :
Vol. 21, No. 1, pp. 92-96. Yogyakarta
Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston. 2006. Hanafi, Mamduh M. Dan Abdul Halim. 2014.
Fundamentals of Financial management Analisis Laporan Keuangan. Edisi
10th Edition Jilid 1. Terjemahan Ali Keempat. UPP STIM YKPN:
Akbar Yulianto. Salemba Empat : Yogyakarta
Jakarta Horne, J. V. 2007. Fundamentals of Financial
Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston. 2011. Management. Prinsip-prinsip Manajemen
Essensials of Financial Management 11th Keuangan, di terjemahkan oleh Fitriasari,
Edition Jilid 2. Terjemahan Ali Akbar D. Edisi 12. Salemba Empat. Jakarta.
Yulianto. Salemba Empat : Jakarta Hossan, Faruk and Md Ahsan Habib. 2010.
“Performance Evaluation and Ratio
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.2, Juni 2016 113

Analysis of Pharmaceutical Company in Keempat, Cetakan Pertama.


Bangladesh”. Master Thesis in BPFE:Yogyakarta
International Business. Department of Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan:
Economic and Informatics. University Teori dan Aplikasi. Penerbit BPFE.
West. Yogyakarta.
Husnan, Suad & Enny Pudjiastuti. 2006. Sawir, Agnes. 2004. Kebijakan Pendanaan dan
Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Restrukturisasi Perusahaan. PT.
YKPN. Yogyakarta Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.
Indrianto, Nur., Bambang Supomo.2002. Sekaran, Uma. 2006. Metodologi penelitian
Metodologi Penelitian Bisnis untuk untuk bisnis, Edisi 1. Salemba
Akuntansi dan Manajemen. BPFE, Empat:Jakarta.
Yogyakarta Sharma Raju.2012. “Comparing and Analyzing
Kasmir. 2015. Analisis Laporan Keuangan, Financial Statement to Make An
Edisi Revisi, Cetakan ke-8. PT. Raja Investment decision”. Bussiness
Grafindo Persada : Jakarta. Economics and Tourism. University of
Keown, A.J., Scott. D.F., Martin J.D., and Applied Sciences.
Petty. J.W. (1999). Basic Financial Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis.
Management, Seven Edition. Dasar dasar Bandung: CV Alfabeta.
Manajemen Keuangan, di terjemahkan ________. 2010. Metode penelitian kuantitatif
oleh Djakman. C.D. Edisi Ketujuh. kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Salemba Empat. Jakarta. Sulianto.2005. Analisis Data Dalam Aplikasi
Martono, dan Harjito. A. 2007. Manajemen Pemasaran. Bogor :Ghalia Indonesia.
Keuangan, Edisi Kelima. Cetakan Syamsuddin, Lukman. 2007. Manajemen
Kelima. EKONISIS. Yogyakarta. Keuangan Perusahaan. PT. Raja
Munawir, S. 2007. Analisa laporan Keuangan, Grafindo Persada : Jakarta.
Edisi Keempat, Cetakan Keempat belas. Weston, J.fred and Thomas E.Copeland. 2010.
Liberty. Yogyakarta. Managerial Finance Revision Edition
Nazir, Moh. 2009. Metode Penelitian. Bogor: Book 2. Terjemahan A.Jaka Wasana dan
Ghalia Indonesia Kibrandoko. Binarupa Aksara: Jakarta.
Prabansari & Kusuma. 2005. Faktor-faktor Weston, J. Fred and Eugene F. Brigham. 1993.
yang Mempengaruhi Struktur Modal Dasar-Dasar Manajemen Keuangan.
Perusahaan Manufaktur Go Publik di Edisi Kesembilan, Jilid 1. Penerbit
Bursa Efek Jakarta. SINERGI. Edisi Erlangga: Jakarta.
Khusus on Finance, Hal. 1-15 Annonymous. Diakses pada tanggal 16 Oktober
Prastowo D, Dwi dan Rifky Juliaty. 1995. 2015 http://www.idx.co.id
Analisa Laporan Keuangan. Konsep dan Annonymous. Diakses pada tanggal 16 Oktober
Aplikasi. UPP AMP YKPN. Yogyakarta. 2015
Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1
Pembelanjaan Perusahaan, Edisi 241

Anda mungkin juga menyukai