Anda di halaman 1dari 10

Pengukuran Teknik, Oleh Ir.

Najamudin, MT Dosen Teknik Mesin UBL

KONSEP DASAR PENGUKURAN TEKNIK

Oleh Ir. Najamudin, MT


Dosen Universitas Bandar Lampung

1.1 Pengukuran ( measurement )


Pengukuran adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menentukan nilai suatu
besaran dalam bentuk angka (kwantitatif). Jadi mengukur adalah suatu proses yang
mengaitkan angka secara empirik dan obyektif pada sifat-sifat obyek atau kejadian nyata
sehingga angka yang diperoleh tersebut dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai
obyek atau kejadian yang diukur.
1.2 Pengertian Alat Ukur (instrument)
Untuk melakukan kegiatan pengukuran, diperlukan suatu perangkat yang dinamakan
instrumen (alat ukur). Jadi instrumen adalah sesuatu yang digunakan untuk membantu kerja
indera untuk melakukan proses pengukuran. Misalnya pada mobil, manometer (pressure
gauge) pengukur tekanan udara dalam ban, termometer ( pengukur suhu mesin), speedometer
(pengukur kecepatan), levelmeter (pengukur bahan bakar pada tangki), pH meter (pengukur
derajat keasaman dalam batere) dst.
Instrument atau alat ukur terdiri dari banyak jenis yang dapat juga dikelompokkan melalui
disiplin kerja atau besaran fisiknya. diantaranya:
Pengukuran Teknik, Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Teknik Mesin UBL 2

 alat ukur dimensi: mistar, jangka sorong, mikrometer, dst.


 alat ukur massa : timbangan
 alat ukur mekanik; tachometer, torquemeter, dll
 alat ukur fisik : gelas ukur, densitometer, flowmeter .
 alat ukur listrik: voltmeter, amperemeter, jembatan Wheatstone
 alat ukur suhu: termometer
 alat ukur optik: luxmeter,fotometer, spectrometer dan lain‐lain
Instrumentasi (Instrumentation)
Adalah Bidang ilmu dan teknologi yang mencakup perencanaan, pembuatan dan penggunaan
instrument atau alat ukur besaran fisika atau sistem instrument untuk keperluan deteksi,
penelitian, pengukuran, pengaturan serta pengolahan data.
Kata diukur (Measured) digunakan untuk menunjukkan parameter Fisika tertentu yang
sedang diamati dan diukur, yaitu kuantitas masukan ke proses pengukuran dan kemudian
kegiatan pengukuran akan memberikan hasilnya.

Gambar 1.1. Proses Pengukuran

Contoh :
 Mengukur panjang diukur menggunakan mistar ukur (Standar), hasil (Pembacaan)
didapat dalam satuan panjang (Meter, cm, mm, ft, inch dst).
 Mengukur suhu / Tempratur digunakan Thermometer (standar), dan hasil (Pembacaan)
didapat dalam satuan tempratur (0C, 0F)
Standar pembanding harus mempunyai sifat yang sama dengan yang diukur, dan diatur oleh
lembaga resmi atau organisasi yang diakui :
Misal :
 National Bureau of Standard (NBS)
 International Organisation for Standarisation (ISO)
 American National Standar Institute (ANSI)
Besaran-besaran yang digunakan seperti : Suhu, parameter-parameter aliran fluida, gerakan,
besaran-besaran dasar, massa, panjang, waktu dan sebagainya adalah yang termasuk dalam
ruang lingkup besaran mekanis.
Pengukuran besaran mekanis sering juga menggunakan elemen listrik karena dapat
mempermudah pengukuran untuk mentrandus atau mengubah besaran mekanis yang diukur
menjadi besaran listrik yang sesuai.
Pengukuran juga merupakan elemen dasar dari setiap proses pengendalian (Control Prosses).
Berbagai operasi proses pengendalian harian memerlukan pengukuran agar didapat unjuk
kerja yang benar.
Contoh :
Suatu pabrik kimia yang modern, setiap hari harus memantau suhu, aliran, tekanan, amplitudo
getaran dan lain-lain untuk menjamin sistem tersebut memberikan unjuk kerja yang benar.
Pengukuran juga merupakan dasar ekonomi dan bisnis misal untuk menentukan biaya harus
berdasarkan jumlah bahan, daya listrik, waktu dan tenaga kerja yang digunakan dan lain-lain.
Semakin canggih teknologi sistem pengukuran maka akan semakin mudah dan murah biaya
yang diperlukan untuk proses pengendalian. ( lihat sejarah perkembangan pengukuran).

1.3 Satuan-satuan Dalam Pengukuran


1.3.1 Satuan Dasar ”Sistem Internasional”-SI
Satuan Dasar adalah satuan pengukuran sebuah besaran dasar pada sebuah system besaran
phisik. Definisi dan realisasi dari setiap satuan dasar dapat berubah dengan adanya penelitian
kemetrologian yang dapat menemukan kemungkinan dicapainya definisi dan realisasi yang
lebih akurat dari besaran phisik tersebut.
Ilmu pengetahuan dan teknik menggunakan dua jenis satuan, yaitu satuan dasar dan satuan
turunan. Satuan-satuan dasar dalam mekanika terdiri dari panjang, massa dan waktu. Biasa
disebut dengan satuan-satuan dasar utama. Dalam beberapa besaran fisis tertentu pada ilmu
termal, listrik dan penerangan juga dinyatakan satuan-satuan dasar.
Arus listrik, temperatur, intensitas cahaya disebut dengan satuan dasar tambahan.
Sistem satuan dasar tersebut selanjutnya dikenal sebagai sistem internasional yang disebut
sistem SI. Sistem ini memuat 6 satuan dasar seperti tabel berikut ini.
Tabel 1.1 Satuan Dasar SI

1.3.2 Satuan Turunan SI


Satuan Turunan adalah sebuah satuan pengukuran dari sebuah besaran turunan dalam sebuah
sistem besaran.

Tabel 1.2 Satuan Turunan SI yang dinyatakan dengan satuan SI

Contoh : Dari hubungan fisik antara besaran panjang yang diukur dalam satuan m, dan besaran
waktu yang diukur dalam satuan s, maka besaran kecepatan yang diukur dalam satuan m/s
dapat diturunkan.Satuan turunan dinyatakan dalam satuan dasar dengan simbol matematis
perkalian dan pembagian.
Tabel 1.3 Satuan Turunan SI yang nama dan simbolnya terdapat satuan turunan SI
dengan nama simbol khusus.

Tabel 1.4 Satuan‐satuan SI yang diterima untuk digunakan bersama dengan satuan SI,
karena banyak digunakan (Satuan Selain SI yang diterima)
Tabel 1.5 Satuan‐satuan selain SI yang digunakan pada bidang‐bidang tertentu

Tabel 1.6 Prefiks atau Awalan Satuan SI

1.4 Sejarah Perkembangan Pengukuran dan Sistem Control (Pengendalian)


Sebelum tahun 1920 : Manual Control ( Pengendalian Manual )
Pengoperasian dan pengontrolan Plant / Pabrik Industri dilakukan secara manual di lapangan
atau pada areal mesinnya, misal pembukaan / penutupan valve, seting tekanan, aliran,
tempratur, level dan lain-lain. Semuanya dilakukan bersama-sama oleh pekerja dengan
memerlukan banyak tenaga atau sumber daya manusia.

Tahun 1920 – 1950 : Automatic Control 1 ( Pengendalian Automatis )


Pengendalian proses dan pengukuran telah menggunakan sistim Pheneumatic Control yang
dilengkapi Panel pengontrol indikator dengan sistim penunjukkan jarum skala. Sehingga dapat
meringankan tugas operator karena tidak harus mengontrol terus pada mesinnya langsung.
Sistim ini tidak membutukan terlalu banyak pekerja sehingga bisa menghemat tenaga dan
sumber daya manusia.

Tahun 1950 – 1975 : Automatic Control 2


Pengendalian dan penggunaan alat ukur menggunakan panel dengan Instrument Elektronik
dan Pheneumatic. Pengendalian proses dan mesin telah dapat dilakukan dengan jarak jauh
yaitu pengontrolan dilakukan pada ruang control (Control Room) dengan menggunakan
System Programmable Logic Control / PLC. Dalam pengoperasiannya cukup dilakukan oleh
dua orang operator.

Tahun 1975 sampai sekarang.


Distributed Control Sistem ( Sistem pengendalian terpadu )
Pengendalian dan penggunaan alat ukur menggunakan panel dengan Instrument telah
menggunakan teknologi canggih yaitu Teknologi Micro Processor dengan menggunakan
sistem computer yang disebut Distributed Control Sistem (DCS). Sistem ini dapat menyimpan
data, mencetak, serta dapat membuat laporan harian
(Dairy Report), dan data secara grafik yang dapat dicetak (Print).
Dalam pengoperasian dapat dilakukan oleh hanya satu orang yaitu pada ruang control
(Control Room).
Gambar 1.2 Panel Control Pada Mesin

Gambar 1.3 Programmable Logic Control /PLC (Control Room)


Gambar 1.4 Distributed Control Sistem / DCS (Control Room)

1.4 Istilah-istilah dalam pengukuran :


 Ketepatan (Precision) : Ukuran keidentikan dan mampu ulang pengukuran (dalam alat
ukur)
 Kepekaan (Sensitivity) : Kemampuan untuk merasakan perubahan
 Kecermatan ( Resolution / Least Count ) : Skala terkecil alat ukur atau beda terkecil
antara dua penunjukan yang dapat dibaca.
 Kesalahan (Error) : Perbedaan harga yang sebenarnya dengan hasil pengukuran.
 Ketidak pastian : kemungkinan / kisaran kesalahan
 Ketelitian (Accuracy) : Deviasi / Selisih / penyimpangan pengukuran terhadap
masukan yang diketahui atau kesesuaian antara hasil pengukuran terhadap harga
sebenarnya.
 Kemampuan Bacaan (Readibility) : Kemampuan untuk menunjukkan seberapa teliti
skala suatu instrumen (alat) yang dibaca.
Contoh :
Instrument yang mempunyai skala 300 mm tentu mempunyai kemampuan yang lebih tinggi
dari instrumen yang mempunyai skala 30 cm dalam jangkauan range yang sama.

Gambar 1.5 Mistar Ukur

1.5 Metode Dasar Pengukuran :


Pada umumnya metode pengukuran adalah membandingkan besaran yang diukur terhadap
standarnya. Bagaimana proses membandingkan dilakukan, diantarnya harus diketahui:
 Konsep dasar tentang besaran yang dilakukan
 Dalil fisika tentang besaran tersebut
 Spesifikasi peralatan yang harus digunakan untuk pengukuran
 Proses pengukuran yang dilakukan
 Urut‐urutan langkah yang harus dilakukan
 Kondisi lingkungan

a. Pembandingan Langsung, dengan standar primer atau skunder


Contoh :
Membandingkan panjang suatu batang dengan mistar ukur (Standar)
b. Pembandingan tak langsung, dengan menggunakan sistem yang telah dikalibrasi.
Pembandingan tak langsung menggunakan beberapa bentuk alat transduser yang
dikopel dengan alat-alat penghubung disebut sistem pengukuran.
Kebanyakan transduser mengubah masukan mekanis menjadi analog elektrik untuk
pemerosesan.

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat untuk kita semua dan dapat menambah wawasan
di bidang Mechanical Engineering

Thanks

Ir. Najamudin, MT

Anda mungkin juga menyukai