PERTEMUAN KE I
Penggunaan tertentu dari instrumen pengukuran dapat ditandai dengan dimilikinya fungsi pemonitoran.
Termometer, barometer dan anemometer digunakan oleh lembaga cuaca untuk kepentingan tersebut.
Peralatan itu sekedar menunjukkan kondisi lingkungan dan pembacaanya tidak mempunyai fungsi
pengendalian dalam artian biasa. Demikian pula meteran air, gas dan listrik dirumah mengikuti jumlah
pemakaian sehingga biaya yang dibebankan pemakaian dapat dihitung. Pelat film yang dipakai oleh
pekerja dilingkungan radio aktif memonitor jumlah radiasi dari berbagai jenis yang diterima oleh
pemakainya.
Pada jenis penggunaan instrument pengukuran yang amat penting lainnya, instrumen bertindak sebagai
komponen sistem pengendalian yang otomatis. Suatu diagram blok fungsional yang menggambarkan
setiap variabe dengan skema “umpan balik” demikian pertama kali perlu mengukur; jadi semua sistem
pengendalian seperti ini harus mengandung paling tidak satu instrumen pengukuran.
Contoh jenis penggunaan ini tidak ada habisnya. Yang dikenal adalah sistem pemanasan rumah biasa
yang menggunakan beberapa jenis pengendalian termostatik. Suatu instrumen pengukur temperatur (
sering berupa elemen bimetal)” merasakan” temperatur ruangan, jadi memberikan informasi yang
diperlukan untuk memfungsikan sistem pengendalian. Contoh yang jauh lebih canggih (sophisticated)
dijumpai pada sistem pengendalian pesawat dan peluru kendali. Suatu sistem pengendalian tunggal
mungkin memerlukan informasi dari banyak instrumen pengukur seperti tabung pitotstatis, sensor sudut
Pengukuran Teknik 1
Teknik Mesin
datang (angle of attack), termokopel, aselerometer, altimeter dan giroskop. Banyak pengendali mesin dan
proses industri juga memakai sistem pengukuran sensor majemuk (multisensor).
Dalam mencoba untuk mengelompokkan penggunaan dalam pengalaman anda sendiri sesuai dengan
ketiga kategori pada Pasal 1-1, anda mungkin menjumpai keadaan dimana perbedaan antar fungsi
pemonitoran, pengendalian dan analisis tidak tegas. Jadi penetapan kategori mungkin bergantung pada
sudut pandangan anda. Data yang didapat oleh lembaga cuaca, misalnya, terutama memberikan fungsi
pemonitoran untuk setiap orang. Namun untuk penanam buah-buahan, suatu laporan cuaca yang dingin
mungkin bertindak sebagai pengendali karena memberi tanda pada mereka untuk memutar penyemprotan
dan memakai pengukur anti-beku yang lain. Juga, data cuaca saat ini untuk daerah luas dihubungkan dan
dianalisis sebagai dasar ramalan cuaca jangka pendek dan jangka panjang, sehingga dapat disebut bahwa
instrumen memberi data untuk analisis keteknikan. Sekali sudah disadari kemungkinan variasi penafsiran,
yang tergantung pada sudut pandang, kelonggaran yang gamblang dalam pengelompokan tidak akan
menimbulkan kesulitan.
Untuk menyelesaikan masalah keteknikan, tersedia dua metode umum: teoretis dan eksperimental.
Banyak masalah memerlukan kedua metode tersebut. Jumlah relatif dari masing-masing metode
tergantung pada sifat keadaan masalah. Masalah mengenai pengetahuan baru sering memerlukan studi
eksperimental yang sangat ekstensif karena teori yang sesuai belum tersedia. Jadi teori dan eksperimen
harus dipandang sebagai saling melengkapi, dan Insinyur yang bersikap seperti ini pada umumnya akan
menjadi pemecah masalah (problem solver) yang lebih efektif daripada yang mengabaikan salah satu di
antara kedua pendekatan tersebut.
Kiranya akan sangat membantu, untuk merangkum secara singkat uraian yang penting mengenai metode
pemecahan teoritis dan eksperimental. Hal ini diperlihatkan pada Bagan 1-2 dan 1-3.
Dalam meninjau penggunaan instrumen pengukuran terhadap masalah analisis keteknikan eksperimental,
mungkin akan membantu jika pengelompokkan jenis permasalahan yang dihadapi sudah dimiliki.
Pengelompokan ini dapat dilengkapi sesuai dengan beberapa perencanaan yang berbeda, tetapi satu yang
penulis dapatkan sangat berarti diberikan pada gambar 1-4.
Pengukuran Teknik 2
Teknik Mesin
Secara umum konsep alat ukur dapat digambarkan dalam dua katagori pokok pertama operasi dan daya
guna dilihat dari unsur-unsur fungsional sistem alat ukur, dan kedua dilihat darai karakteristik statis dan
dinamisnya.
Secara umum instrumen terdiri dari susunan elemen-elemen fungsional yang mengandung semua fungsi
dasar yang dianggap perlu untuk menerangkan setiap instrumen, yaitu :
1. Elemen perasa utama adalah elemen yang pertama kali menerima energi dari medium yang diukur
dan menghasilkan keluaran yang sedikit banyaknya tergantung pada besaran yang diukur
(“measurand”).
2. Elemen pengubah variabel adalah elemen yang mengubah sinyal keluaran dari elemen perasa utama
yang berupa variabel fisik seperti pergeseran atau tegangan listrik ke variabel lain yang lebih sesuai
namun tetap mengandung informasi sinyal aslinya.
3. Elemen manipulasi variabel adalah elemen yang memanipulasi variabel yang dihasilkan oleh elemen
pengubah variabel.Manipulasi disini diartikan secara khusus sebagai suatu perubahannilai numerik
yang mengikuti aturan tertentu, tetapi sifat fisik dari variabelnya tidak berubah. Misalnya suatu
penguat elektronik yang menerima sinyal tegangan kecil sebagai masukan dan menghasilkan sinyal
keluaran yang tetap berupa tegangan tetapi beberapa kali lipat lebih besar dari masukannya.
4. Elemen transmisi data adalah elemen yang mentransmisikan data dari satu elemen ke elemen lainya
bila elemen-elemen tersebut secara fisik terpisah.
5. Elemen penyaji data adalah suatu elemen yang berfungsi untuk menyajikan besaran yang diukur
untuk tujuan pemonitoran, pengendalian, atau analisis. Dengan demikian informasi tersebut harus
disajikan dalam bentuk yang dapat diterima oleh salah satu indra manusia.
Pengukuran Teknik 3
Teknik Mesin
Pada instrumen jenis defleksi, besaran yang diukur menghasilkan efek fisik yang memberi efek yang
sama tapi berlawanan pada beberapa bagian instrumen. Efek melawan ini berhubungan erat dengan
beberapa variabel (biasanya pergeseran mekanis atau defleksi) yang secara langsung dapat ditangkap oleh
indra manusia. Efek melawan bertambah sampai keseimbangan tercapai, yang pada titik ini “defleksi”
diukur dan nilai besaran yang diukur diperoleh dari sini. Gambar pengukur tekanan memperlihatkan
contoh instrumen jenis defleksi, karena gaya tekanan dari fluida menghasilkan gaya pegas melawan
sebagai akibat ketidakseimbangan gaya pada batang piston (disebut sambungan penjumlahan gaya), yang
mengakibatkan defleksi pegas. Pada saat pegas menyimpang, gayanya bertambah. Jadi keseimbangan
akan tercapai pada suatu defleksi jika tekanan berada pada rentangan desain instrumen.
Pengukuran Teknik 4
Teknik Mesin
Sebagai contoh untuk konsep di atas ditinjau pengukur tekanan sederhana seperti pada gambar. Satu dai
sekian interpretasi yang benar adalah sebagai berikut: Elemen utama adalah piston, yang juga sebagai
elemen pengubah tekanan fluida (gaya persatuan luas) menjadi gaya resultan pada permukaan piston.
Gaya ditransmisikan oleh batang piston ke pegas, yang mengbah gaya menjadi pergeseran yang
sebanding. Pergesaran batang piston ini diperbesar (manipulasi) oleh sambungan untuk memberi
perpindahan jarum yang lebih besar. Jarum dan sekala menunjukan tekanan, jadi berfungsi menjadi
penyajian data. Jika diinginkan penempatan pengukur yang berjauhan dengan sumber tekanan, sebuah
tabung kecil dapat dipakai sebagai elemen transmisi data.
Termometer jenis tekanan pada gambar cairan pada tabung bertindak sebagai elemen perasa utama dan
pengubah variabel karena perubahan temperatur mengakibatkan penambahan tekanan di dalam tabung
yang disebabkan oleh pemuaian termal fluida. Tekanan ini ditransmisikan melalui pipa ke pengukur
tekanan jenis Bourdon, yang mengubah tekanan menjadi pergeseran. Pergeseran ini dimanifulasi oleh
batang penyambung dan rda gigi untuk memberi gerakan jarum yang lebih besar. Skala dan jarum
bertindak sebagai penyajian dat
Pengukuran Teknik 5
Teknik Mesin
Pengukuran yaitu membandingkan secara kuantitatif suatu standar yang telah ditentukan sebelumnya
dengan suatu besaran yang tidak diketahui.
Status standar pengukuran yang disepakati secara internasional untuk satuan dasar pengukuran adalah
sebagai berikut :
Standar panjang. Pada tanggal 14 Oktober 1960, Konferensi Umum ke Sebelas tentang Berat dan
Ukuran (The Eleventh General Conference on Weights and Measures) mengadopsi definisi meter (satuan
panjang) yang terbaru yaitu 1650763.73 panjang gelombang di dalam ruang hampa udara dari radiasi
atom krypton yang mengalami transisi di antara 2p10 dan 5d5.
Standar massa. Satuan massa adalah killogram, yang didefinisikan oleh massa the International
Pryototype Kilogram, terbuat dari platinum-irridium dan disimpan oleh Biro Internasional untuk Berat
dan Ukuran di dekat Paris.
Pengukuran Teknik 6
Teknik Mesin
Di Paris, pada tanggal 13 Oktober 1967, Konferensi Umum ke Tiga Belas tentang Berat dan Ukuran (The
Eleventh General Conference on Weights and Measures) secara resmi mengadopsi detik sebagai Satuan
Waktu Internasional, yang didefinisikan sebagai berikut: “Detik adalah jangka waktu 9192631770 periode
radiasi atom cesium 133 yang mengalami transisi di antara dua tingkat yang sangat kecil pada keadaan
dasar.”
“Jam” cesium merupakan standar frekuensi dasar. Pendulum, garpu tala, osilator elektronik dan
sebagainya dapat digunakan sebagai standar sejunder. Frekuensi adalah jumlah pengulangan gejala
fenomena atau satu rangkaian kejadian selama satu interval waktu tertentu (satuannya adalah Hertz) dan
kebalikan dari frekuensi adalah periode.
Standar Suhu
Pada tahun 1948 Konferensi Umum ke Sembilan tentang Berat dan Ukuran (The Ninth General
Conference on Weights and Measure) menetapkan dua skala suhu internasional: pertama, Skala Kelvin
Termodinamuka (TKS = Thermodynamic Kelvin Scale), berdasarkan suhu yang berkaitan dengan
hubungan termodinamika, dan kedua, Skala Suhu Praktis Internasional (IPTS=International Practical
Temperature Scale, merupakan dasar magnetis, gas ultrasonik dan optis, sedangkan sisitem IPTS
berdasarkan suhu yang berkaitan dengan sifat-sifat fisik seperti pemuaian panas dan variasi termolistrik.
Titik nol derajat (juga diberi nama celsius untuk menghormati Andres Celsius, pencipta skala 100 satuan
antara titik uap dan tiitk beku air) adalah suhu di mana terjadi keseimbangan antara es murni dengan
udara jenuh air murni pada tekanan atmosfer normal. Hubungan antara nilai derajat nilai derajat Kelvin
dan Fahrenheit masing-masing adlaah 273,15 derajat dan 32 derajat.
Standar Listrik
Sebelum tahun 1948 standar listrik didasarkan pada Ohm, Amper dan Volt “Internasional” yang diakui
pada tahun 1893. Ohm internasional didefinisikan sebagai tahanan kolom air raksa dengan penampang
melintang yang sama, mempunyai panjang 106,3 cm dan massa 14,4521 gram pada temperatur O derajat
celsius. Amper Internasional didefinisikan sebagai “arus konstan yang apabila melalui larutan perak nitrat
dalam air yang sesuai dengan spesifikasi standar, dapat mengendapkan perak dengan kecepatan 0,001118
gram per detik.” Volt internasional didefinisikan sehingga sel Clark pada 15 derajat celsius mempunyai
Pengukuran Teknik 7
Teknik Mesin
ggl 1,434 volt. Standar listrik internasional ini dimodifikasi menjadi sistem absolut pada tanggal 1 Januari
1948 sebagai berikut:
Secara umum, konsep alat ukur dapat digambarkan dalam dua kategori pokok pertama operasi dan daya
guna dilihat dari unsur-unsur fungsional sistem alat ukur, dan kedua, dilihat dari karakteristik statis dan
dinamisnya.
Unsur-unsur fungsional alat ukur atau sistem pengukuran secara umum meliputi unsur penginderaan
primer.
Pengukuran Teknik 8
Teknik Mesin
PERTEMUAN II
Pengindraan (Sensor) : adalah unsur pertama yang menerima energi dari medium yang diukur dan
menghasilkan keluaran yang dalam batas-batas tertentu tergantung pada kuantitas yang diukur.
Pengindraan.
Elemen dwilogam (bimetal) digunakan dua jalur koefisien pemuaian panas yang berbeda dan ditempelkan
satu sama lain.
Kalau dua logam dengan koefisien pemuaian panas yang berbeda ditempelkan satu sama lain, setiap
perubahan temperatur akan mengakibatkan pemuaian berbeda pada masing-masing logam. Gejala ini
akan menyimpang dan membentuk gambaran busur sirkuler merata, kalau tidak dikendalikan. Analisis
menghasilkan,
ρ=
[ (
t 3(1 + m ) + (1 + mn ) m 2 + 1 / mn
2
)]
6(α A + α B )(T2 − T1 )(1 + m )
2
Pengukuran Teknik 9
Teknik Mesin
Walaupun termokopel tersebut mantap, namun ada penggunaan yang tidak tepat dan di mana pengukuran
temperatur lain lebih menguntungkan. Termometer tahanan mempunyai kepekaan yang lebih besar, yang
memungkinkan penggunaanya untuk mengukur fraksi derajat yang lebih kecil, dan tidak memerlukan
hubungan acuan yang tepat, Dasar dari pengukuran semacam ini adalah bahwa tahanan listrik berbagai
bahan berubah menurut temperatur. Ada dua kelas utama bahan tersebut: penghantar (logam) dan
semikonduktor seperti akan dibahas kemudian. Teknik pengukuran dapat merupakan jenis defleksi atau
jenis potensiometer neraca nol. Dala dua peristiwa tersebut jembatan wheatstone memudahkan
pengukuran.
Pengukuran Teknik 10
Teknik Mesin
a1 juga koefisien temperatur dari tahanan. Tabel disediakan oleh pabrik yang mermberikan harga
pembanding untuk tahanan terhadap temperatur untuk elemen tahanan umum.
Elemen – elemen pengidera tahanan berkisar kira-kira 10 ohms hinnga 25.000 0hms. Sehingga semakin
tinggi tahanan makin kurang dipengaruhi oleh kawat tembaga dan variasi tahanan kontak. Platinum
digunakan dari – 260 hingga 1000 o C, tembaga dari – 200 0 hingga 260 0 C, nikel dari – 200 hingga 4,0 0 C
dan tungsten dari – 260 hinnga 1100 0 C. Gambaran dasar ukuran tempertur rata-rata dan diferensial.
1 1
R = Roe β −
T T0
Di mana, R = tahanan pada absolut T
R O = tahanan pada temperatur acuan T O
O
β = konstanta, ciri bahan, K.
Temperatur acuan biasanya ditetapkan 298 O K (25 O C). Konstanta β biasanya bernilai 4000. Dengan
Ohms (ohm o C). Untuk β sama dengan 4000, koefisien temperatur ini naik pada 25 0 C adalah – 0,045,
dibandingkan dengan + 0,0036 untuk platinum (pengindera tipe konduktor). Karakteristikny diberikan
oleh persamaan
K B
LogR + = A+
LogR T
Dimana R adalah resistensi dalam temperatur Kelvin T, dan A, B dan K merupakan konstanta yang
ditentukan oleh kalibrasi dari tahanan individu. Tahanan ini sangat luas digunakan ubntuk pengukuran
temperatur kriogenik dalam rentang suhu dari 1 sampai 20 0 K.
Termistor tersedia di pasar dalam bentuk butiran, probe (penyelidik), piringan dan batang. Butiran (bead)
sangat luas digunakan untuk pengukuran temperatur. Termistor tersebut ada yang dilapis gelas dan
Pengukuran Teknik 11
Teknik Mesin
diameternya hanya sekecil beberapa seperseratus sentimeter. Waktu tanggapan sangat pendek sehingga
sangat cocok untuk pengukuran temperatur jenis titik. Rentang temperatur kerja adalah dari – 250 sampai
650 o C, namun termistor tunggal tidak dianjurkan untuk digunakan. Penyelidik (probe) gelas juga
digunakan. Penyelidik ini mempunyai diameter sekitar 2,5mm dan panjang berubah dari 6 mm sampai 50
mm. Gambar bentuk-bentuk termistor.
Piringan dan batang lebih digunakan sebagai alat kompensasi – temperatur, elemen penunda waktu, dan
pengendalian tegangan dan daya dalam rangkaian elektronika.
Rangkaian untuk menggunakan termistor ini pada hakikatnya dapat disamakan sebagai penghantar. Salah
satu cara untuk mengurangi sifat tak linier dari keluaran termistor adalah dengan memberi cabang pada
termistor dengan tahanan biasa seperti ditunjukan dalam
Kestabilan tanggapan merupakan masalah dengan tipe semi konduktor sebelumnya. Namun, termistor
modern mempunyai stsbilitas yang dapat diterima untuk berbagai penggunaan.
TRANSDUSER
Satu komponen yang sebagian besar atau seluruh keluaran energinya berasal dari sinyal masukan dikenal
sebagai tranduser pasif, sedangkan tranduser aktif mempunyai sumber tenaga tambahan yang
menyediakan sebagian besar energi keluaran sedangkan sinyal masukan hanya menyediakan sebagian
kecil saja. Alat ukur tekanan, termometer tekanan merupakan transduser pasif. Penguat elektronik,
counter digital dan mekanisme servo merupakan beberapa contoh transduser aktif
Transduser piezolistrik
Pengukuran Teknik 12
Teknik Mesin
Ada materi padat tertentu yang mampu mengolong-golongkan efek piezolistrik. Efek ini adalah konversi
energi listrik mekanis. Jika bahan piezolistrik dirubah bentuknya, didalam bentuk tersebut akan timbul
perubahan listrik. Proses ini juga bersifat dapat balik yaitu muatan listrik diberikan materi ini akan
memberikan tanggapan berupa perubahan bentuk secara mekanis. Arah perubahan mekanis menjadi
listrik merupakan dasar bagi alat ukur percepatan, gaya dan tekanan, sedangkan arah perubahan listrik
menjadi mekanis terdapat pada alat pengocok getaran kecil, sistem sonar untuk deteksi akustik dan lokasi
objek bawah air, dan peralatan uji non destruktif ultrasonik untuk industri. Bahan-bahan tersebut
merupakan bahan alami (kwarsa, garam, rokele), kristal sintetik (litium sulfat, amonium hidrogen fosfat)
atau jenis keramik ferolistrik yang telah mengalami polarisasi (barium titanali). Karena bahan piezolistrik
merupakan insulator, maka elektroda logam, permukaan datar dari materi yang terpilih secara otomatis
menempel pada kawat penghubung, menjadi lempengan-lempengan kapasitor. Jadi bahan yang
mengalami perubahan bentuk bekerja sebagai pembangkit muatan listrik; kemudian muatan ini
menghasilkan tegangan tertentu yang timbul di antara elektroda-elektroda sesuai dengan hukum yang
umum berlaku bagi kapasitor. Mari kita perhatikan unsur piezolistrik sebagai transduser perpindahan,
walaupun yang menjadi tujuan akhir adalah pengukuran gaya, tekanan atau percepatan secara umum.
Secara kuantitatif muatan, q, yang dihasilkan oleh kristal piezolistrik, dapat dinyatakan sebagi berikut :
Dimana, q = kq X 1
k q = Coul / cm
X 1 = defleksi, cm
Pengukuran Teknik 13
Teknik Mesin
Dengan mengubah pembangkit muatan menjadi pembangkit arus (seperti terlihat pada gambar (b)
persamaan diatas berubah menjadi
dq dx
icr = = kq 1
dt dt
icr = ic + iR
e 0 = e0
∫ i dt = ∫ (icr − iR)dt
0
C C
de dx e
Atau C 0 = icr − iR = k q 1 − 0
dt dt R
Persamaan ini dapat juga dinyatakan dalam bentuk fungsi pindah sebagai
e0
(D ) = K τ D
x1 τD + 1
Kq
Dimana, K = kepekaan = V / cm
C
C = tetapan waktu = RC, s
Kq A
e0 =
C
(e −Τ / τ
)
− 1 e −( t −T ) / τ
Pengukuran Teknik 14
Teknik Mesin
Ukuran yang kecil, tanggapan frekuensi tinggi, resistesi temperatur tinggi, linieritas dan resolusi yang
baik merupakan keuntungan dalam menggunakan transduser tekanan kapasitif, dan kekurangannya adalah
perubahan temperatur, kepekaan pada getaran dan perlunya peralatan elektronik yang relatif rumit.
Transduser tekanan LVDT dengan menggunakan bejana Bourdon sperti ditunjukkan dalam gambar
merupakan jenis yang umum dari transduser tekanan induktansi. Namun, elemen transduser utama adalah
diafragma, penghembus, tabung Bourdon dan manometer bejana-U yang keluarannya dapat
ditransformasikan ke dalam suatu sinyal listrik dengan menggunakan LVDT.
Salah satu keuntungan LVDT adalah bahwa alat ini menempatkan beban tanpa geseran pada alat ukur.
Tanggapannya linier untuk geseran angker yang kecil.
Transduser jenis reluktansi magnetis ditunjukkan dalam gambar di bawah (a sampai c). Gerakan dari
diafragma datar mengubah reluktansi rangkaian magnetis gambar (a), dengan demikian juga induktansi
L1, yang menghasilkan beda potensial Eo. Konfigirasi ini menghasilkan tanggapan frekuensi tinggi tetapi
dengan kepekaan yang rendah. Susunan yang ditunjukkan alam gambar (c) meberikan tegangan yang
Pengukuran Teknik 15
Teknik Mesin
cukup tinggi, dan menghilangkan penggunaan penguatan. Angker merupakan batang logam bebas
dihubungkan ke ujung bdebas dari tabung Bourdon yang bergerak. Tanggapan frekuensi dibatasi oleh
frekuensi pembawa dan oleh karakteristik mekanis dari angker. Keuntungan penggunaan transduser
tekanan reluktansi adalah kemampuannya untuk menahan kejutan dan getaran, toleransi lewat beban
tinggi dan tingkat keluaran sinyal yang lebih tinggi.
Gambar –Transduser Tekanan Reluktansi (a) Diafragma dan Koil tunggal (b) Rangkaian Magnet (c)
Transduser Tekanan Reluktansi untuk empat koil aktif (d) Rangkain magnet untuk (c).
Transduser ini terdiri dari tiga bagian utama: elemen untuk mengindra tekanan, pegas acuan dan elemen
resistansi. Biasanya penghembus atau tabung Bourdon digunakan sebagai elemen untuk mengetahui
tekanan. Penghembus ada yang menggunakan pegas dan adapula yang tidak, sedang pada tabung
Bourdon, elemen mengindra tekanan juga pegas acuan.
Rangkaian alat ini ditunjukkan dalam gambar di bawah ini dimana rangkaian potensiometer digunakan
untuk mengukur potensial melalui kawat geser. Pada keadaan seimbang perbandingan tegangan e/V
sebanding dengan tekanan yang diberikan.
Pengukuran Teknik 16
Teknik Mesin
Pengukuran Teknik 17
Teknik Mesin
dan tekanan keseimbangan dari sistem uap cairan, ketepatan dan kecepatan tanggapan instrumentasi
terbatas hanya oleh penginderaan temperatur. Alat ini lebih baik daripada aneroid sebagai altimeter
tekanan.
Pengukuran Teknik 18
Teknik Mesin
PERTEMUAN KE III
KINERJA ALAT UKUR
KARAKETRISTIK STATIS
Dapat ditetapkan suatu criteria daya guna alat ukur yang memberikan gambaran yang bermakna megenai
kualitas pengukuran tanpa memperhatikan gambaran dinamis yang melibatkan persamaan diferensial.
Dengan kata lain, karakteristik statis alat ukur adalah karateristik yag harus diperhatikan apabila alat
tersebut digunakan untuk mengukur suatu kondisi yang tidak berubah karena waktu atau hanya berubah
secara lambat laun.
KALIBRASI
Kalibrasi mengacu kepada suatu keadaan dimana semua masukan (yang dikehendaki, yang
mengganggu, yang mengubah) kecuali satu masukan dipertahankan pada nilai tetap, Masukan
yang dipelajari tersebut kemudian diubah-ubah sepanjang rentang nilai konstanta yang sama,
yang menyebabkan nilai keluaran berubah sepanjang rentang nilai konstanta tertentu. Prosedur
yang sama diulangi secara bervariasi sesuai dengan setiap masukan yang teliti berdasarkan
minat, sehingga mengembangkan satu kumpulan hubungan masukan-keluaran statis. Jumlah data
yang sedikit dapat dihitung secara statistik untuk memeperoleh nilai spesifik dari suatu tes
signifikansi. Hubungan masukan-keluaran harus disajikan dengan grafik yang menyatakan
keadaan ketika hubungan tersebut dibuat. Curve fitting yang dibuat nampaknya memegang
peranan penting dalam menggambarkan hubungan masukan-keluaran alat ukur. Metode kuadrat
terkecil dari suatu curve fitting digunakan untuk tujuan ini dalam penggunaaan yang luas.
Pengukuran Teknik 19
Teknik Mesin
Tidak mungkin melakukan kalibrasi suatu alat ukur dengan ketepatan lebih besar dari standar
kalibrasi pembanding. Suatu aturan yang sering diikuti adalah suatu standar kalibrasi yang paling
sedikit mempunyai ketepatan 10 kali alat ukur yang dikalibrasi. Jadi adalah amat penting bahwa
orang yang melakukan kalibrasi alat ukur harus yakin bahwa standar kalibrasi mempunyai
ketepatan yang memadai sebagai pembanding.
Pada penggunaan yang berkesinambungan, mungkin terjadi bahwa setelah beberapa waktu alat
ukur mengalami kesalahan nilai nol. Jadi bagi semua jenis alat ukur kalibrasi angka nol dan
jangka waktunya perlu dilakukan. Penting pula bagi pemakai untuk mengetahui bagaimana
kalibrasi dilakukan.
KETELITIAN (accuracy)
Ketelitian juga dikenal sebagai reproduksibiltas. Ketelitian pembacaan merupakan kecocokan antara
pembacaan- pembacaan itu sendiri. Jika nilai yang sama dari peubah yang terukur, diukur beberapa kali
dan memberikan hasil yang kurang lebih sama, maka alat ukur tersebut dikatakan mempunyai ketelitian
atau reproduksibilitas tinggi, dan juga berarti alat ukur tidak mempunyai penyimpangan. Penyimpangan
nilai alat ukur yang telah dikalibrasi disebabkan oleh berbagai faktor seperti kontaminasi logam pada
termokopel. Hal ini terjadi secara berangsur-angsur dalam suatu perioda waktu dan nampaknya tidak
diperhatikan. Penyimpangan ini hanya dapat diketahui melalui pemeriksaan secara berkala kalibrasi alat
ukur.
KETEPATAN (precision)
Ketapatan didefinisikan sebagai tingkat perbedaan yang sekecil-kecilnya antara nilai pengamatan dengan
nilai sebenarnya. Untuk memperoleh ketapatan yang diharapkan kalibrasi alat ukur, perlu dilakukan
secara berkala dengan menggunakan standar konstan yang telah diketahui.
Meskipun semua pemakai alat ukur bertujuan agar selalu memperoleh tingkat ketepatan setinggi
mungkin, namun kesalahan relatif tetap harus diingat. Ukuran relatif suatu kesalahan biasanya dinyatakan
dalam lingkup nilai ssungguhnya dari kuantitas yang diukur, sebagai persentase. Sebagai contoh bila
termokopel digunakan untuk mengukur suhu api, misalnya pada 1000 oC dengan ketapatan ± 5 o C, maka
persentasi keselahannya adalah
5
± x 100 = ± 0,5 %
1000
Pengukuran Teknik 20
Teknik Mesin
Namun bila kesalahan ± 5 o C terjadi pada pengukuran suhu air mendidih pada 100 o C, maka persentase
keselahannya adalah
5
± x 100 = ± 5 % jauh lebih serius kesalahannya.
100
Dalam kasus alat ukur terdiri dari beberapa satuan (seperti orifice plate dan manometer pada satu flow
meter), tiap satuan memiliki batas kesalahannya masing-masing. Katakanlah alat ukur terdiri dari tiga
satuan, batas kesalannya berturut-turut adalah ±a,±b,±c. Maka kemungkinan kesalahan maksimum adalah
± (a +b+c). Tak mungkin semua satuan mempunyai kesalahan maksimum pada waktu yang sama. Jadi
Untuk memberikan gambaran lengkap mengenai ketepatan suatu alat ukur, suatu grafik harus
digambarkan yang menunjukan nilai kesalahan di berbagai titik pada skala dan dibandingkan dengan nilai
sebenarnya. Mula-mula alat ukur harus dikalibrasi pada satu arah dan kemudian pada arah yang lain, atau
arah sebaliknya. Dengan cara ini diperoleh dua kurva yang menunjukkan nilai kesalahan dan histerisis
pada tiap pembacaan. Histerisis biasanya disebabkan oleh gesekan atau gerak balik ( back klash) pada
gerakan alat ukur atau karena perubahan pegas pengendali. Kurva seperti itu dapat digunakan untuk
mengoreksi pembacaan alat ukur.
KEPEKAAN (sensitivity)
Kepekaan alat ukur secara umum mengacu kepada dua hal. Pada beberapa kasus kepekaan menyatakan
perubahan terkecil nilai peubah yang diukur di mana alat ukur memberikan tanggapan sementara aliran
pemikiran lain menganggap kepekaan sebagai ukuran perubahan yang dihasilkan oleh alat ukur untuk
suatu perbahan peuabah yang dikukur.
Daerah mati (dead zone) adalah rentang nilai terbesar dari peubah yang diukur di maa alat ukur tidak
memberikan tanggapan. Daerah mati biasanya terjadi krena gesekan pada alat penunjuk dan alat pencatat
paling sering terjadi pada alat pencatat. Juga ditemukan jenis mekanisme tertentu yang hanya dapat
menunjukkan sedikit perubahan dan perubahan diskret dari nilai peubah yang diukur.
JANGKAUAN (RANGEABILITY)
Jangkauan (rangeabilitas) dari instrumen biasanya diartikan perbandingan pembacan meter maksimum ke
pembacan meter minimum, di mana kesalahan kurang dari harga yang dinyatakan. Dalam hal pengukuran
yang mempunyai jarum atau pena, ketidakmampuan pemakai untuk menafsirkan perpindahan kecil dari
jarum atau pena secara tepat, membatasi jangkauan. Pengukur sempurna tidak lebih baik daripada apa
yang dapat dibacanya. Karena itu kesalahan pembacan harus ditambahkan ke faktor-faktor lain yang
Pengukuran Teknik 21
Teknik Mesin
membatasi ketelitian dalam pengkur sebenarnya, seperti misalnya geseran, gerakan yang hilang dan
sebagainya dalam menentukan ketelitian pengukur. Dalam hal pengaruh kesalahan pada besaran total
yang diukur sangat kecil, dapat diterima jangkauan (rangeabilitas) yang lebih tinggi. Sebaliknya kalau
instrumen digunakan untuk kendali (kontrol), atau untuk pengukuran bahan dalam pabrik, ketelitian yang
tinggi seperti persentasi harga sebenarnya akan diperlukan yang sebagai akibatnya membatasi jangkauan
yang dapat diterima.
RESOLUSI (RESOLUTION)
Perubahan terkecil pada nilai yang diukur dari respon suatu instrumen
KESALAHAN PENGUKURAN
Dalam melakukan pengukuran fisik, tujuan utamanya adalah memperoleh suatu nilai yang terdiri dari
satuan yang diplih dan besarannya, yang akan menyatakan besar kuantitas fisik yang diukur. Sebagai
contoh dalam pengukuran tekanan, satuan yang diplih adalah bar dan besranya adala 100 jadi 100 bar.
Tingkat kegagalan dalam mensfesikasi besaran ini secra pasti, dan ini berarti pula variasi kuantitas nilai
yang dinayatakan dari nilai sebenarnya, merupakan kesalahan pengukuran.
Kesalahan ini muncul dalam sistem pengukuran itu sendiri dan dari standar yang digunakan untuk
kalibrasi sistem tersebut. Sebagai tambahan untuk kesalahan yang dihasilkan dari kalibrasi sistem
pengukuran yang salah, ada sejumlah sumber kesalahanyang perlu diperiksa. Sumber kesalahan ini
meliputi (1) derau (noise), waktu tanggap (respone time), (3) keterbatasan rancangan (design limitation),
(4) pertambahan atau kehilangan energi karena interaksi, (5) transmisi , (6) keausan atau kerusakan sistem
pengukuran, (7) pengaruh ruangan terhadap sistem, (8) kesalahan penafsiran oleh pengamat.
Dalam memperkirakan besar ketidak pastian atau kesalahan dalam menyatakan nilai kuantitas sebagai
hasil pegukuran, harus dibedakan antara dua golongan kesalahan : sistematis dan acak. Kesalahan
sistematis adalah kesalahan yang secara konsisten terulang apabila dilakukan pengulangan percobaan.
Kesalahan kalibrasi sistem pengukuran atau suatu perubahan dalam sistem yang menyebabkan penunjuk
menyimpang secara konsisten dari nilai kalibrasi merupakan kesalahan jenis ini. Contohnya antara lain
adalah perubahan kelenturan pegas atau diafragma karena umur atau penurunan kekuatan magnit karena
shock atau tua. Kegagalan memperhitungkan pengguanaan energi dari sumber tingkat rendah untuk
mengoprasikan sistem pengukuran juga akan menghasilkan kesalahan sistematis.
Dalam mencari kesalahan sistematis dan mengevaluasinya, secara umum cukup membantu dengan
membuat suatu perubahan tertentu dan diketahui terhdap paarameter-parameter pengukuran yang masih
berada di bawah kendali operator, dan menggunakan alat ukur yang berbeda, atau jika mungkin
menggunakan alat ukur yang berbeda. Dengan cara ini, kesalahan yang merupakan fungsi dari salah satu
Pengukuran Teknik 22
Teknik Mesin
diantara parameter-parameter terkendali diubah besarnya; atau kesalahan yang timbul dari kesalahan
kalibrasi alat ukur atau kesalahan yang melekat pada metode tertentu dapat diubah. Kesalahan acak
adalah kesalahan yang terjadi secara kebetulan, besarnya berfluktuasi tanpa bisa diduga dengan
menggunakan pengetahuan sistem pengukuran dan kondisi pengukuran.
Dalam pengukuran kuantitas fisik, pengamatan dipengarhi oleh banyak faktor pendukung. Faktor-
faktor ini adalah parameter parameter pengukuran. Pada pengukuran yang ideal semua parameter
mempunyai nilai tertentu yang tetap, sehingga besaran yang diukur ditetapkan secara sempurna dan dapat
ditentukan secara pasti.
Tersedia prosedur statistik yang memungkinkan untuk menyatakan nilai kuantitas yang paling
mungkin dari sekumpulan data, kemungkinan timbulnya ketidakpastian dari suatu pengamatan, dan batas
kemungkinan ketidakpastian dari nilai terbaik yang dapat diperoleh dari data. Harus dicatat bahwa tujuan
analisis adalah ketelitian (atau konsistensi) suatu nilai bukan ketepatan atau pendekatan kepada
kebenaran. Hukum-hukum peluang hanya berlaku bagi kesalahan acak, bukan bagi kesalahan sistematis.
Teknik rata-rata atau perkiraan varian dapat digunakan untuk analisis ketidakpastian yang sederhana.
Cara ini hanya cocok bila data mengikuti hukum sebaran normal. Untuk prosedur statistik dan teori
kemungkinan selanjutnya, seperti yang diterapkan untuk pengolahan data, pembaca dapat mempelajarinya
lebih lanjut dalam buku statistik dan probabilitas.
Sumber Kesalahan :
Gross errors (kesalahan umum), penyebabnya adalah kesalahan manusia misalnya salah
menafsirkan harga pembagian skala. Kesalahan ini dapat dikurangi dengan cara melakukan
pengukuran oleh beberapa orang kemudian ditentukan harga rata-rata dari hasil pengukuran.
Cara seperti ini perlu waktu yang lama maka dilakukan apabila benar-benar perlu.
Contoh : loading effect, setting yang tidak tepat, ketidaktepatan penggunaan alat ukur
Systematic errors (Kesalahan sistematis) kesalahan ini terjadi karena system pengukuran (alat
ukur, metode ,manusia)
A. Instrumental errors
Pengukuran Teknik 23
Teknik Mesin
Penyebabnya adalah struktur mekanis alat ukur (usia alat ukur, gesekan pada tumpuan
alat penunjuk, suhu, peneraan)
B. Enviromental erros
Penyebabnya adalah keadaan disekitar alat ukur seperti pengaruh medan magnet dan
medan listrik, suhu, kelembaban serta tahanan bocor. Kesalahan seperti ini dapat
dikurangi dengan memilih alat ukur yang tepat dan menerapkan metode yang benar.
Tinjaulah suatu keadaan di mana pengukur tekanan pada Gambar 3-2 mempunyai
masukan tekanan yang berubah secara lambat dan landai dari nol sampai skala penuh dan
kemudian kembali ke nol. Jika tidak ada geseran akibat gesekan bagian-bagian bergerak, grafik,
masukan-keluaran mungkin seperti Gambar 3-20a. ketidak berimpitan kurva pembebanan dan
pengurangan beban diakibatkan geseran internal atau peredaman histeretik bagian tertekan
(terutama pegas). Yaitu, tidak semua energi yang diberikan pada bagian tertekan selama
pembebanan, dipuluhkan selama sempurna proses dapat balik dalam dunia nyata. Bahan tertentu
memiliki geseran internal minimum, dan ini perlu dipertimbangkan dalam merancang bagian
instrumen bertekanantinggi, asal saja sifat-sifat lainnya sesuai untuk pemakaian tertentu. Untuk
instrumen dengan batas pemakaian pada kedua sisi dari nol ditunjukkan pada Gambar 3.20b.
Jika dimungkinkan mereduksi geseran internal menjadi nol tetapi geseran gesek eksternal
tetap ada, hasilnya mungkin seperti pada Gambar 3-20c dan d, di mana diandaikan gaya geseran
coulomb (kering) tetap. Jika ada kebesan atau atau kelonggaran dalam mekanisme instrumen,
kurva dengan bentuk yang sama akan diperoleh.
Pengukuran Teknik 24
Teknik Mesin
Efek histeresis juga muncul pada fenomena listrik. Salah satu contohnya adalah pada
hubungan antara keluaran tegangan dan masukan arus medan dalam generator dc, yang mirip
dengan bentuk Gambar 3-20b. efek ini disebabkan histeresis makanetik dari besi di tengah
kumparan medan. Pada instrumen tertentu, sejumlah penyebab seperti diterangkan diatas dapat
digabung untuk mendapatkan efek histeresis yang bisa menghasilkan hubungan masukan-
keluaran, seperti pada Gambar 3-20e. Harga numerik histeresis dapat ditentukan dalam harga
masukan atau keluaran, dana biasanya diberikan sebagai persentase dari skala penuh. Jika
histeresis total mempunyai komponen geseran internal yang besar, efek relaksasi dan pemulihan
yang cukup berarti mungkin muncul. Jadi dalam perpindahan dari satu titik ke titik lain pada
Gambar 3-20e, kita mungkin mendapatkan pembacaan keluaran yang berbeda begitu masukan
diubah daripada jika diberi waktu sebelum pembacaan dilakukan. Jika ini masalahnya, urutan
waktu pengujian harus secara jelas ditentukan agar hasil kemampuan ulang diperoleh.
Jika masukan instrumen naik secara perlahan dari nol, akan ada suatu harga minimum
sedemikian rupa sehingga di bawah harga ini tidak ada perubahan keluaran yang bisa dideteksi.
Harga minimum ini didefinisikan sebagai batas ambang instrumen. Dalam menentukan batas
ambang, perubahan keluaran yang pertama kali dapat dideteksi, dilukiskan sebagai setiap
perubahan yang “terlihat” atau “terukur”. Karena istilah ini agak membingungkan, maka untuk
meningkatkan produksibilitas data batas ambang, mungkin lebih baik menyatakan suatu harga
numerik yang pasti untuk mana masukan yang berseuaian disebut batas ambang.
Jika masukan naik perlahan-lahan dari suatu harga (bukan nol), sekali lagi, keluaran tidak
langsung berubah, sampai kenaikan masukan tertentu dilampaui. Pertambahan ini disebut
resolusi; sekali lagi, untuk mengurangi kekaburan, resolusi ini didefinisikan sebagai
pertambahan masukan yang memberikan perubahan numerik pada keluaran, yang walaupun
kecil tetapi pasti dan tertentu. Jadi resolusi berarti perubahan masukan terkecil terukur,
sedangkan batas ambang berarti masukan terkecil terukur. Kedua batas ambang dan resolusi ini
dapat diberikan baik dalam pembacaan harga mutlak maupun dalam persentase skala-penuh.
Suatu instrumen dengan histeresis besar tidak harus mempunyai resolusi buruk. Geseran internal
dalam pegas dapat memberi histeresis besar, tetapi jika perubahan kecil pada masukan (gaya),
menyebabkan perubahan defleksi pada pegas, akan memberikan resolusi yang tinggi.
Istilah “ruang mati”, “pita mati”, dan “zona mati” kadang-kadang dipakai saling tertukar dengan
istilah “histeresis”. Namun, ruang mati, pita mati, dan zona mati tersebut dapat didefenisikan
Pengukuran Teknik 25
Teknik Mesin
sebagai harga batas masukan total yang dimungkinkan untuk keluaran tertentu. Dengan demikian
secara numerik harganya bisa jadi dua kali lipat dari harga histeresis yang didefinisikan pada
Gambar 3-20e. Karena tidak ada dari istilah ini yang betul-betul distandarisasi, maka kita selalu
harus yakin tentang definisi yang dimaksudkan itu.
Pengukuran Teknik 26
Teknik Mesin
PERTEMUAN KE IV
KARAKTERISTIK DINAMIS
Karakteristik daya guna alat ukur secara garis besar dapat dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu :
- Karaketristik statis dan
- Karakteristik dinamis
Karakteristik Statis
Karakteristik statis suatu alat ukur adalah karakteristik yang harus diperhatikan apabila alat tersebut
digunakan untuk mengukur suatu kondisi yang tidak berubah karena waktu atau hanya berubah secara
lambat laun.
Karakteristik dinamis
Suatu alat ukur adalah fungsi waktu. Hubungan masukan-keluaran dinyatakan dalam bentuk persamaan
diferensial. Karaketristik utama adalah kecepatan dalam tanggapan dan kecermatan.
Kecepatan tanggapan (respon) adalah kecepatan alat ukur dalam memberi tangapan terhadap perubahan
kuantitas yang diukur. Keterlambatan dalam pengukuran yang berkaitan dengan kecepatan tanggapan
adalah perlambatan atau penundaan tanggapan suatu alat ukur terhadap perubahan kontinuitas yang
diukur. Perlambatan demikian merupakan karakteristik yang tidak dikehendaki. Kecermatan adalah
tingkat yang memberikan gambar apakah alat ukur menunjukkan perubahan peubah yang diukur tanpa
kesalahan dinamis. Kesalahan dinamis adalah perbedaan antara kuantitas nilai sebenarnya yang berubah
menurut waktu, dan nilai yang ditunjukkan alat ukur jika diasumsikan tidak ada kesalahan statis. Waktu
mati (Dead time) yang berkaitan dengan retardasi dalam pengukuran kesenjangan hanya mengubah
tanggapan alat ukur sepanjang skala waktu dan menyebabkan kesalahan dinamis. Secara umum,
kesenjangan pengukuran jenis ini sangat kecil dapat dinyatakan dalam sepersekian detik. Waktu mati
disebabkan oleh daerah mati (dead zone) dalam alat ukur oleh gesekan awal atau pengaruh yang serupa.
Karaketristik dinamis dari sistem pengukuran lebih baik dibahas dengan mengembangkan suatu model
matematika yang berlaku umum yang mencakup hal-hal penting berkenaan dengan karakristik hubungan
dinamis antara masukan-keluaran. Model matematika yang digunakan paling luas untuk mempelajari
tanggapan dinamis sistem pengukuran adalah persamaan defrensial linier biasa dengan koefisien-
koefisien tetapan yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
Pengukuran Teknik 27
Teknik Mesin
Dimana :
Eo = keluaran
E1 = masukan
Dan a dan b adalah tetapan-tetapan yang berkaitan dengan kombinasi parameter fisik sistem.
Persamaan umum diatas dapat diselesaikan baik dengan mengguanakan teori operator D
Yang klasik atau menggunakan transformasi Laplace.
Marilah kita definisikan opertor diferensial sebagi berikut :
Dengan menggunakan metode operator D penyelesain eo secara lengkap diperoleh dalam dua bagian
yang terpisah sebagai
Bila akar r1, r2, r3, ……. Rn telah diperoleh maka penyelesaian fungsi pelengkap dapa ditulis dengan
bantuan beberapa hukum yang telah cukup dikenal.
Pengukuran Teknik 28
Teknik Mesin
Bagian penyelesaian intergral tertentu dapat dikerjakan menggunakan metode koefisien tak ditetapkan
sehingga diperoleh penyelesiannya. Jika metode tersebut dapat diterapkan, penyelesaian eopi ditulis
sebagai berikut:
di mana sisi kanan persamaan meliputi satu istilah untuk tiap bentuk yang berbeda secara fungsional yang
diperoleh dengan menghitung f(t) dan semua turunannya. Tetapan A, B, C dan seterusnya juga dapat
dihitung tanpa banyak kesulitan.
Ada cara lain yang disederhanakan untuk menemukan penyelesaian persamaan diferensial biasa yang
bersifat umum di atas. Perbadingan keluaran dengan masukan dinyatakan dengan fungsi pindah
operasional seperti terlihat di bawah ini:
e0 e0
K
Fungsi transfer (fungsi pindah) sangat berguna dalam menggambarkan karakteristik dinamis sistem
dengan simbol yang menggunakan diagram blok. Misalkan satu sistem terdiri dari empat substatuan yang
mempunyai fungsi pindah K1,K2,K3 dan K4. Seluruh fungsi pindah dari sistem adalah
e1 K1 K2 K3 K4 e0
=K3
e0=K5.e1
Gambar Fungsi pindah keseluruhan
e0 = e1 x K5
Walaupun demikian ternsformasi Laplace fungsi pindah umum dari persamaan diferensial umum biasa
seperti diatas dapat diperoleh dengan mengganati “ D” dengan “S”
Pengukuran Teknik 29
Teknik Mesin
Dimana S adalah peubah kopleks transformasi Laplace . Dalam kasus masukan sinusiodal, karena
frekuensi sama, maka hubungan antara gelombang sinus masukan dan keluaran dispersifikasi sepenuhnya
dengan memberikan nilai perbandingan amplitudo dan peruabahan fase. Kedua kuantitas ini berubah bila
frekuensi w berubah. Fungsi pindah sinusioda satu sistem diperoleh dengan mengganti D dengan t ω
dimanapun dia muncul pada fungsi pindah operasional.
Di mana
Untuk setiap frekuensi ω persamaan diatas memeprlihatkan bahwa eo/e1 (i ω) merupakan bilangan
komplek yang dapat dinayatakan dalam bentuk polar M/ Φ yang menspesifiikasi variasi amplitudi dan
perubahan fase pada setiap waktu.
Aoeo =bo e1
Sebenarnya tidak diperlukan dua tetapan ao dan bo, dan dengan demikian kepekaaan statis atau keadaan
mantap didefinisikan sebagai berikut,
Di mana
Pengukuran Teknik 30
Teknik Mesin
Karena persamaan eo = k e1 merupakan persamaan aljabar, maka tidak boleh tidak, e1 dapat berubah
menurut waktu dan keluaran alat ukur mengikuti secara sempurna tanpa penyimpangan atau kesenjangan
waktu. Jadi alat ukur urutan nol memperhitakan penampilan dinamis yang ideal atau sempurna.
Potensiometer pengukur perpindahan merupakan satu contoh praktis. Namun bila orang memeriksa
sistem ini secara kritis ternyata ia bukan benar-benar alat ukur urutan nol.
bo
Dimana K = = kepekaan statis
ao
a1
Dan τ = = tetapan waktu
ao
Kepakaan statis K, mempunyai satauan keluaran/masukan, sementara tetapan waktu, τ , selalu
mempunyai dimensi waktu. Perhatikan bahwa kepekaan statis mempunyai arti fisik sama untuk semua
urutan alat ukur. Terometer zat cair dalam gelas adalah alat ukur urutan pertama yang sederhana. Setelah
memperoleh persamaan diferensial yang berhubungan dengan masukan dan keluaran suatu alat ukur,
tanggapan dinamis dapat dipelajari dengan mengambil masukan (kuantitas yang akan diukur) menjadi
fungsi waktu yang sudah diketahui dan kemudian menyelesaikan persamaan diferensial untuk keluran
sebagai fungsi waktu. Jika keluaran hampir sama dengan masukan maka ketepatan dinamis cukup baik.
Dalam praktek sebenarnya kuantitas yang diukur biasanya tidak mengikuti fungsi matematika sederhana
tetapi lebih bersifat acak.
Pengukuran Teknik 31
Teknik Mesin
Mari kita menganalisis karakteristik daya guna alat ukur urutan pertama dengan memperhatikan beberapa
masukan standar sederhana.
Tanggapan tangga alat ukur urutan pertama. Asumsikan bahwa mula-mula sistem dalam keseimbangan
dengan e1 = eo = o, tatkala waktu t = o kuantitas masukan meningkat dengan mendadak menjadi eis, Untuk
t>0 persamaan urutan pertama menjadi (τD + 1)eo = keis
eo 1
Atau =( ) = 1 − e ( −1) / τ
Keis τD + 1
eo
dimana adalah persamaan non dimensional
Keis
eo
karakteristik dinamis sautu alat ukur dapat dijelaskan dengan mudah bila dibuat plot antara dant / τ
Keis
. Kurva ini bersifat universal untuk setiap nilai K, eis atau τ yang mungkin dijumpai. Dapat diamati
bahwa sistem perlu mengurangi sekecil-kecilnya τ untuk memperoleh pengukuran dinamis yang baik.
Pengukuran kesalahan em, dapat juga dilakukan pada titik
eo
em = e1 −
K
em = eis − eis[1 − e[1−t ) / τ ]
atau
em
= e (1−τ ) / τ
eis
Pengukuran Teknik 32
Teknik Mesin
Karaketrisktik dinamis suatu alat ukur dapat juga dijelaskan dengan menandai waktu penyelesaian. Inilah
waktu (setelah penerapan masukan bertingkat) bagi alat ukur untuk mencapai dan bertahan dalam daerah
batas toleransi plus dan minus di sekitar nilai akhirnya. Waktu penyelesaian yang cepat adalah pertanda
tanggapan yang cepat.
Tanggapan landai alat ukur urutan pertama. Asumsikan bahwa mulamula sistem dalam keseimbangan,
dengan e1=eo=0, dimana t = 0, masukan e1 secara tiba-tiba mulai berubah dengan kecepatan tetap eis,
e1 =eo = 0
de IS
e1 = eis , t ..... ( eis = )
dt
dan karena itu
(τD + 1)eo = Keis .t
Dengan menerapkan kondisi-kondisi
eo
= (τe (1−t )τ + t − τ
Keis
Kesalahan pengukuran em dapat diperoleh dengan
eo
em = e1 − = eis t − eisτe (1−t / τ − eis t + eisτ
K
τ
eis − e (1−t ) / τ eis
= +
kesalahanperalihan kesalahankeadaanmantap
Kesalahan peralihan lebih cepat hilang jika τ Kesalahan yang terjadi pada keadaan mantap secara
langsung proporsional dengan τ . Jadi diinginkan τ kecil
Tanggapan frekuensi alat ukur urutan pertama. Persamaan umu yang menggambarkan karakteristik daya
guna satu fungsi sinusoida dapat dianalisa sebagai berikut
eo K K
(iω ) = = tan −1 − ωt
e1 iω + 1 2
ω +1
Jadi perbandingan amplitudo adalah
Ao e K
= o (iω ) =
A1 e1 ω 2τ 2 + 1
Pengukuran Teknik 33
Teknik Mesin
eo
φ= (iω ) = tan −1 ωτ
e1
Jadi alat ukur urutan pertama akan mempunyai
eo
(iω ) = K 0 o
ei
Gejala ini terjadi bila hasil ωτ cukup kecil. Sekali lagi inilah bukti bahwa pengukuran dinamis yang
tepat memerlukan tetapan waktu yang kecil.
Tanggapan impuls alat ukur urutan pertama. Fungsi impuls dari tenaga (daerah) A dtentukan dengan
proses terbatas seperti diperlihatkan dalam gambar.
Pengukuran Teknik 34
Teknik Mesin
Pengukuran Teknik 35
Teknik Mesin
Pengukuran Teknik 36