Anda di halaman 1dari 9

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Lengkap Praktikum Kimia Anorganik “Pembuatan Garam


Kompleks dan Garam Rangkap” disusun oleh:
nama : Suciani
NIM : 1813040013
kelas : Pendidikan Kimia A
kelompok : I (Satu)
Telah diperiksa dan dikoreksi oleh Asisten dan Koordinator Asisten sehingga
laporan ini dinyatakan diterima.

Makassar, 2020
Koordinator Asisten Asisten

Satria Putra Jaya Negara, S.Si Muthmainnah Damsi


NIM. 1713041020

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

Dr. Muhammad Syahrir, S.Pd., M.Si


NIP. 197409672 00501 1 004
A. JUDUL PERCOBAAN
Pembuatan Garam Kompleks dan garam Rangkap

B. TUJUAN PERCOBAAN
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu mempelajari pembuatan dan sifat-
sifat garam rangkap kupri ammonium sulfat dan garam kompleks
tetramintembaga (II) sulfat monohidrat sulfat.

C. LANDASAN TEORI
1. Tinjauan Pustaka
Senyawa koordinasi pada reaksi antara NH3 dan BF3 terjadi ikatan
kovalen koordinasi antara atom nitrogen dan atom boron. Senyawa yang
terbentuk, yaitu H3NBF3 (aminatrifluoroboron), merupakan salah satu
contoh dari senyawa koordinasi.
AgCl + 2NH3 → [H3N- Ag- NH3]Cl

CO

Ni + 4CO OC Ni CO

CO

Senyawa-senyawa yang terbentuk, yaitu diaminperak (1) klorida pada


reaksi (2) dan tetrakarbonilnikel pada reaksi (3) juga merupakan senyawa-
senyawa koordinasi. Secara umum, senyawa yang pembentukannya
melibatkan pembentukan ikatan kovalen koordinasi dapat dianggap sebagai
senyawa koordinasi. Dalam konteks yang lebih khusus, senyawa koordinasi
adalah senyawa yang pembentukannya melibatkan pembentukan ikatan
kovalen koordinasi antara ion logam atau logam atau atom (Effendy, 2007:
2).
Reaksi reaksi ion tembaga (II) hidrogen sulfida (gas atau larutan air
jenuh) endapan hitam, tembaga (II) sulfida :
Cu2+ + H2S → CuS↓ + 2H+
Larutan harus asam atau (1 M dalam asam klorida) untuk memperoleh
endapan kristalin yang mudah disaring. Tanpa adanya asam, atau dalam
larutan yang hanya sedikit asam, diperoleh endapan koloid yang hitam
kecoklatan. Dengan menambahkan sedikit asam dan mendidihkan, dapat
tercapai koagulasi (penggumpalan). Endapan tak larut dalam asam sulfat
encer (1 M) mendidih (perbedaan dari kadmium), dalam natrium
hidroksida, natrium sulfide, amonium sulfide, dan hanya sedikit sekali larut
dalam polisulfida (Svehla, 1979: 230).
Sebelum senyawa kompleks dikenal telah dikenal banyak senyawa
seperti NaCl, MgCl2, AlCl3, CaCl2, dan FeCl3. Dalam senyawa tersebut
banyaknya atom yang diikat oleh atom lain adalah tergantung pada
kapasitas gabung atau valensi dari masing-masing atom yang berikatan.
Dalam NaCl valensi atom natrium adalah 1, valensi atom Klorin adalah 1,
sehingga 1 atom natrium dapat berikatan dengan atom klorin valensi atom
besi adalah 2 dan 3 sehingga besi dan klorin dapat membentuk dua
senyawa klorin FeCl2 dan FeCl3. Senyawa yang terbentuk dengan jumlah
atom atom dalam senyawanya tergantung pada valensinya dikatakan
sebagai senyawa sederhana (Effendy, 2007: 3).
Jika ketiga senyawa tersebut direaksikan dengan AgNO 3(aq) berlebihan
dihasilkan 3, 2 dan 1 mol AgCl per mol senyawa koordinasi. Tetapi rumus-
rumus ini tidak dapat menerangkan mengapa senyawa (a) berwarna kuning,
senyawa (b) berwarna ungu, dan senyawa (c) mempunyai dua bentuk
(isomer), satu Violet dan satu hijau. Untuk menerangkan pengamatan ini
kita akan menggunakan beberapa pengertian tentang ikatan dan struktur ion
kompleks, nilai yang dinyatakan pada bentuk garam sederhana untuk Co
pada senyawa (a), (b), dan (c) di atas dianggap bernilai 3. Ketika gugus
yang terikat langsung dengan atom logam adalah atom Cl atau molekul
NH3. Dianggap bahwa molekul NH3 dapat membentuk struktur menyerupai
rantai (sama dengan ikatan molekul rantai karbon) satu-satunya atom Cl
yang dapat mengion berada di ujung rantai, yaitu keadaan yang mirip
dengan garam ionik NH4Cl (Petrucci, 1985: 180-181).
Senyawa tembaga membentuk senyawa dengan tingkat oksidasi + 1
dan +2 yang stabil dan mendominasi dalam larutan air. Dalam larutan air,
hampir semua garam tembaga (II) berwarna biru, yang karakteristik dari
warna ion kompleks koordinasi 6,[Cu(H2O)62+. Kekecualian yang terkenal
yaitu tembaga(II) klorida yang berwarna kehijauan oleh karena ion
kompleks [CuCl4]2- yang mempunyai bangun geometri dasar tetrahedral
atau bujur sangkar bergantung pada kation pasangannya. Dalam larutan
encer ia menjadi berwarna biru oleh karena pendesakan ligan Cl- oleh ligan
H2O. Oleh karena itu, jika warna hijau ingin dipertahankan, kedalam
larutan pekat CuCl2 dalam air ditambahkan ion senama Cl- dengan
penambahan padatan NaCl atau HCl pekat atau gas (Sugiyarto, 2003: 266).
2. Tinjauan Hasil
Besi (II) sulfat dan ligan NH2 trz membentuk kompleks oktahedral
dengan tiga molekul ligan terkoordinasi pada ion besi(II), tetapi
pembentukan kompleks tersebut membutuhkan waktu sekitar satu malam,
karena itu sebelum kompleks tersebut terbentuk ion sulfat dapat digantikan
dengan anion lainnya. Pada penelitian ini anion Br ,I dan NO dapat
menggantikan anion sulfat, tetapi anion klorida tidak dapat menggantikan
anion sulfat (Handayani, 2018: 4).
Pembuatan Kristal CuSO4.5H2O Pada penelitian pembuatan kristal
tembaga sulfat pentahidrat ini menggunakan metode pemanasan disertai
dengan pendinginan larutan. Bahan baku yang dipakai dalam penelitian ini
yaitu berupa kawat tembaga bekas kumparan dinamo. Pada penelitian ini
mencakup penanganan produk dan persiapan bahan baku. Sebelum
digunakan, bahan baku logam dibersihkan dari pengotor lalu dipotong
kecil-kecil yang bertujuan agar mempermudah dan mempercepat proses
pelarutan logam Cu dengan HNO3. Kemudian larutan dipanaskan untuk
meningkatkan kelarutan CuSO4 untuk membentuk kristal CuSO4.5H2O.
Usai pemanasan, larutan langsung disaring untuk menghilangkan
pengotor. Filtrat didiamkan untuk proses kristalisasi selama dua hari
sehingga terbentuk kristal berwarna biru. Hidrat CuSO4.5H2O tepatnya
adalah sebagai Cu(H2O)4 SO4. H2O, empat molekul air terikat pada ion
Cu2+ sedangkan yang satunya lagi terikat pada gugus SO42− (Fitrony, 2013:
122).
Stabilitas yodium dalam garam dipengaruhi oleh kemurnian garam
atau adanya pengotor dalam garam, kadar air, dan pemanasan. Senyawa
tidak murni dalam garam termasuk senyawa higroskopis, misalnya:
MgCl2, CaCl2, MgSO4 dan CaSO4, dan beberapa agen pereduksi seperti Fe,
Cu, Zn dan senyawa organik. Reduktor dalam garam akan menyebabkan
pelepasan yodium (I2) karena KIO3 adalah agen pengoksidasi kuat. Reaksi-
reaksi ini dipercepat oleh lingkungan asam yang berasal dari pengotor
dalam garam. Yodium mudah disublimasikan dan akan hilang ke udara
melalui proses difusi (Helmyati, 2014: 2185).

D. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Tabung reaksi besar 3 buah
b. Tabung rekasi kecil 3 buah
c. Rak tabung reaksi 1 buah
d. Penjepit tabung 2 buah
e. Gelas ukur 25 mL 1 buah
f. Cawan penguapan 1 buah
g. Gelas beker 100 mL 2 buah
h. Gelas beker 250 mL 1 buah
i. Gelas arloji 2 buah
j. Batang pengaduk 1 buah
k. Corong biasa 1 buah
l. Pompa vakum 1 set
m. Kaki tiga dan kasa asbes 1 buah
n. Botol semprot 1 buah
o. Pembakar spiritus 2 buah
2. Bahan
a. Kristal kupri sulfat pentahidrat (CuSO4. 5H2O)
b. Kristal ammonium sulfat ((NH4)2 SO4)
c. Etil alcohol
d. Ammonium hidroksida (NH4OH) 6 M dan 15 M
e. Aquadest (H2O)
f. Es batu
g. Kertas saring
h. Tissu

E. PROSEDUR KERJA
1. Pembuatan garam rangkap kupri ammonium sulfat. CuSO 4 .(NH4)2
SO4.6H2O

1 11 1 11

4 5 678 45 6 78
31 11
3
2 9 21 19

Ditimbang 5 Ditimbang 0

gram 2,64 gram CuSO4.5H2O dan (NH4)2SO4 10 ml H2O larutkan dengan 10 ml Panaskan dengan
CuSO4.5H2O (NH4)2SO4 yang telah ditimbang H2O perlahan sampai
dimasukkan kedalam gelas garam larut
beker sempurna

1 11

timbang
keringkan kristal kristal disaring larutan didekantasi Lanjutkan biarkan larutan dingin
kristal
untuk memisahkan pendinginan dengan pada suhu kamar
kristal es batu
2. Pembuatan garam kompleks tetrammincopper (II) sulfat monohidrat.
Cu(NH3)4SO4. H2O

1 11

8 ml ammonia timbang 5 g kristal dimasukkan ditambahkan 8 mL larutan


5 mL H2O etil alkohol secara didiamkan dan
15 M CuSO4.5H2O dalam larutan
amonia perlahan melalui ditutup dengan
dinding beker gelas arloji
sehingga larutan
tertutupi oleh alkohol

1 11

pisahkan kristal Diamkan


menimbang kristal kering dan cuci sekali lagi cuci dengan 3-5 dengan cara kemudian
menentukan mol ammonia yang dengan 5 ml etil ml larutan dekantir dan saring aduk secara
diperlukan alkohol amonia 15 M kristal pelan
dan etil alkohol

3. Perbandingan beberapa sifat garam tunggal, garam rangkap dan garam


kompleks

a.
1 11
Amati perubahannya

1/2 gram kupri sulfat dimasukkan dalam tambahka 1 atau


anhidrat tambahkan tetes
tabung reaksi 2 ml aquades dan
demi tetes NH3 6
perhatikan warna
yang terjadi M sampai 4 mL

a b a b
b. a b
garam rangkap 1 garam rangkap 1
hasil percobaan a 3 ml hasil percobaan b
3 ml menbandingkan garam a dan b ditambahkan catat perubahan
aquades aquades warna lagi 10 mL aquades warnanya
a
b

c.

garam rangkap a garam rangkap b


catat perubahan warnanya
dan bau gas apa yang
dibebaskan

DAFTAR PUSTAKA

Effendy. 2007. Perspektif Baru Kimia Koordinasi Jilid 1. Malang: Jurusan kimia
FMIPA Universitas Negeri Malang.
Fitrony, Rizqy Fauzi, Lailatul Qadariyah, dan Mahfud. 2013. Pembuatan Kristal
Tembaga Sulfat Pentahidrat (CuSO4.5H2O) dari Tembaga Bekas
Kumparan. Jurnal Teknik Pomits. Vol. 2, No. 1. ISSN: 2337-3539.

Helmyati, S., Narendra, Y. H., Septi, P., Rochyana, I. and Endry, Y. 2014. The
Stability of Double Fortification of Salt With Iodine And Iron In Different
Storage Conditions. International Food Research Journal. Vol. 21, No. 6.
ISSN: 2183-2187.

Handayani, Surya. 2018. Sintesis dan Karakterisasi Kompleks [Fe(NH2trz)3]X2


(X=B −, I−, N ʒ−) Dengan Teknik Pertukaran Anion. Jurnal Penelitian dan
Pembelajaran MIPA. Vo. 3, No. 2. p-ISSN: 2598-2400.

Petrucci, Ralph H. 1985. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi
Keempat-Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Svehla, G. 1979. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro
Edisi kelima. Jakarta: Media Pusaka.

Sugiyarto, Kristian H. 2003. Kimia Anorganik II. Yogyakarta: JICA.

Anda mungkin juga menyukai