Anda di halaman 1dari 36

A.

JUDUL PERCOBAAN
Pembuatan Cis dan Trans-Kalium Dioksalatodiakuokromat (III)

B. TUJUAN PERCOBAAN
Mempelajari pembuatan dan sifat-sifat isomer cis dan trans dari garam
kompleks Kalium dioksalatodiakuokromat(III).

C. LATAR BELAKANG
1. Tinjauan Pustaka
Cabang ilmu kimia yang mempelajari tentang senyawa koordinasi
disebut kimia koordinasi. Sifat-sifat senyawa koordinasi dapat diprediksi dari
sifat ion pusatnya. Hal yang sangat spesifik dari senyawa kompleks adalah
adanya spesies bagian dari senyawa itu yang tidak berubah baik dalam padatan
maupun dalam larutan, walaupun sedikit ada disosiasi. Spesies tersebut dapat
berupa nonionik, kation dan anion, bergantung pada muatan penyusunnya. Jika
bermuatan maka spesies tersebut disebut dengan ion kompleks atau lebih
sederhana disebut spesies kompleks (Ramlawati, 2005: 1).
Senyawa yang pembentukannya melibatkan pembentukan ikatan
kovalen koordinasi dapat dianggap sebagai senyawa koordinasi. Dalam
konteks yang lebih khusus, senyawa koordinasi adalah senyawa yang
pembentukannya melibatkan pembentukan ikatan kovalen koordinasi antara
ion logam atau atom logam atau atom nonlogam. Senyawa kompleks
merupakan senyawa kompleks netral. Senyawa kompleks ionik terdiri atas ion
postitif (kation) dan ion negatif (anion). Dalam senyawa kompleks ionik salah
satu dari ion tersebut atau keduanya dapat merupakan ion kompleks. Senyawa
kompleks kation merupakan senyawa kompleks yang kationnya merupakan ion
kompleks. Senyawa kompleks anion merupakan senyawa kompleks yang
anonnya merupakan ion kompleks (Effendy, 2011: 2-3).
Senyawa molekuler yang mengandung logam transisi blok d dan ligan
disebut sebagai senyawa koordinasi. Sifat logam transisi pertama (3d) dan deret
kedua (4d) bilangan oksidanya lebih tinggi, lebih stabil daripada keadaan
oksidasi tinggi logam transisi deret pertama. Senyawa logam transisi pertama
dalam bilangan oksidasi tinggi adalah oksidator kuat sehingga mudah
direduksi. Bilangan koordinasi ditentukan oleh ukuran atom logam pusat,
jumlah elektron d, efek sterik ligan. Dikenal kompleks dengan bilangan
koordinasi antara 2 dan 9. Khususnya kompleks bilangan koordinasi 4-6 adalah
yang paling stabil secara elektronik dan secara geometrid an kompleks dengan
koordinas 4-6 (Saito, 1996: 116-119).
Keisomeran ruang atau stereoisomer adalah keisomeran yang terjadi
pada senyawa-senyawa yang memiliki rumus molekul yang sama, tetapi
memiliki konfigurasi yang berbeda. keisomeran geometri atau kesomeran cis-
trans (Latin cis = sisi sama, dan trans = berseberangan) dimiliki oleh senyawa-
senyawa organik yang mempunyai ikatan rangkap dua di antara atom
karbonnya. Perbedaan isomer yang satu dengan isomer yang lainnya adalah
pada letak atau substituen ikatan rangkap. Makin banyak ikatan rangkap dalam
suatu senyawa, makin kompleks isomer geometris tersebut. Apabila
kedudukan substituen yang sama berada pada sisi yang sama atau sepihak,
isomer tersebut disebut dengan cis, dan apabila berseberangan maka disebut
trans (Sumardjo, 2008: 48).
Stereoisomerisme berkenaan dengan dengan sejumlah molekul yang
memiliki pelekatan atom yang sama, tetapi susunan atomnya diruangan
berbeda. Isomerisme cis-trans (isomer geometrik) merupakan salah satu
stereoisomerisme. Isomer cis-trans berbeda satu dengan lainnya hanya dari
posisi atom atau gugusnya dalam ruangan. Isomer-isomer cis-trans merupakan
senyawa yang unik dan berbeda. isomer cis-trans tidak mudah
diinterkonvensikan melalui rotasi pada ikatan karbon-karbon. Isomer cis-trans
dapat dipisahkan dengan satu dan lainnya dan tetap terpisah (Hart, 2003: 62).
Ikatan sigma mengandung satu ikatan pi antara kedua atom karbonnya.
Rotasi diantara atom karbon-karbonnya tidak mempengaruhi ikatan sigma itu,
akan tetapi hal itu akan menyebabkan dua orbital 2pz pindah ke luar tumpang-
tindih, dank arena itu dapat merusak sebagian atau seluruh ikatan pi. Proses ini
memerlukan input energi sebesar 270 kJ/mol. Dengan alasan ini, rotasi ikatan
rangkap dua karbon-karbon menjadi terbatas, tetapi tidak mustahil. Sebagai
akibatnya, molekul mengandung ikatan rangkan dua atom karbon-karbon yaitu
alkenan, yang mempunyai isomer geometeri (Chang, 2003: 340).
Isomer geometrik cis dan trans mungkin diamati pada senyawa
kompleks dengan dua jenis ligan, dan pertama kali dicatat oleh A. Werner
ketika mensintesis senyawa berkoordinasi 4 [PtCl2(NH3)2]. Karena kompleks
tetrahedral tidak akan menghasilkan isometric geometri, Werner
menyimpulkan bahwa senyawa kompleksnya adalah bujur sagkar. Baru-baru
ini cis-[PtCl2(NH3)2] telah digunakan untuk terapi tumor dan patut dicatat
bahwa yang aktif hanyalah iomer cis (Saito, 1996: 120).
Pada dasarnya, senyawa kompleks dapat digolongkan menjadi dua,
yaitu senyawa kompleks netral dan senyawa kompleks ionik. Untuk senyawa
kompleks ionik, terdiri dari ion positif (kation) dan ion negative (anion), di
mana salah satu dari ion tersebut atau bahkan kedua ionnya dapat merupakan
ion kompleks. Contoh senyawa kompleks ionik yang kationnya merupakan ion
kompleks yaitu [Ag(NH3)2]NO3 dan [Co(NH3)6](NO3)3. Senyawa kompleks
ionik yang anionnya merupakan ion kompleks yaitu K3[Fe(CN)6] dan K-
2[PtCl4]. Adapun contoh senyawa kompleks ionik yang kation dan anionnya
merupakan ion-ion kompleks yaitu [Co(NH3)6][Cr(CN)6] dan
[Pt(NH3)4][PtCl4]. Sedangkan untuk senyawa kompleks netral seperti
[Ni(CO)4] (Effendy, 2011: 3).
Menurut Ramlawati (2005: 3-4) menyatakan bahwa teori koordinasi
Werner dapt dinyatakan sebagai berikut :
a. Sebuah ion mempunyai dua jenis valensi, yaitu valensi primer (valensi dapat
terionisasi)dan valensi sekunder (valensi tidak dapat terionisasi)
b. Jumlah valensi sekunder suatu ion tertentu,
c. Valensi sekunder harus dipenuhi oleh anion atau molekul netral yang
mempunyai pasangan elektron bebas.
d. Dalam sebuah senyawa, valensi sekunder harus dipenuhi secara sempurna.
Setelah valensi ini dipenuhi, kemudian valensi primer baru dipenuhi oleh
anion jika membentuk kompleks kation dan begitu sebaliknya.
e. Valensi sekunder memiliki ruangan dan bentuk geometri tertentu.
2. Tinjauan Hasil
Jumlah cis yang ada dalam campuran akan selalau lebih kecil
dibandingkan trans. Karena dalam kecenderungan cis akan berubah ke arah
trans. Struktur cis dan trans adalah struktur yang mirip hanya berbeda orientasi
gugus OH, namun tidak berbeda dalam ikatan C-C sehingga reaktivitas terhadap
reaksi Sain Sayef kestabilannya tidak terlalu jauh. Orientasi gugus relatif tidak
berpengaruh terhadap reaksitifitas suatu senyawa. Kemudian suhu sangat
berpengaruh terhadap perubahan isomer cis. Sifat struktur kimia cis adalah
senyawa yang relatif tidak stabil energinya dibandingkan dengan trans, dimana
struktur cis orientasi gugus yang sama (H) berada dalam posisi satu garis dengan
sifat elektronegatifitas yang sama sehingga terjadi tolak menolak yang besar. Hal
ini berbeda dengan struktur trans yang secara geometri memiliki kestabilan
ruang yang lebih baik, energinya lebih rendah dibandingkan struktur cis kaena
posisi gugus hidrogen yang elektropositif berada pada posisi berseberangan
sehingga disribusi elektro menjadi merata. Sehingga energi struktur trans akan
lebih besar dibandingkan dengan struktur cis (Wibowo, 2016: 142-144).
Sensitisasi cis dan trans memiliki ligan asam. Bagian karbonil cis dan
trans merupakan lokasi pemanenan cahaya yang baik serta akan membantu
untuk berlabuh dengan suatu permukaan. Ligan asam juga akan meningkatkan
kelarutan dalam solusi dan mengurangi agregasi selain itu, ligan bersifat asam
akan menjadi posisi yang menjanjikan untuk mentransfer elektron dari pewarna
ke suatu permukaan. Bahkan rantai samping yang panjang akan menghasilkan
penghalang antara lubang pada pasangan redoks dan elektron untuk
menghambat rekombinasi (Asiri, 2015: 1536).
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H2C2O4
dengan nama sistematis asam etanadioat. Asam dikarboksilat paling sederhana
ini biasa digambarkan dengan rumus HOOC-COOH. Di-anionnya, dikenal
sebagai oksalat. Asam oksalat digunakan sebagai bahan reagen di laboratorium,
pada industri kulit dalam proses penyamakan, oleh penatu digunakan sebagai
asam pencuci untuk menghilangkan kotoran yang disebabkan oleh ion ferri dan
pemutih, sebagai bahan pembersih radiator motor, bleaching agent, untuk
industri lilin, industri tekstil, industri kimia lainnya digunakan untuk membuat
seluloid, rayon, bahan warna, tinta, bahan kimia dalam fotografi, pemurnian
gliserol, dibidang obat-obatan dapat dipakai sebagai haemostatik dan anti septik
luar (Melwita dan Kurniadi, 2015: 58).

D. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Gelas kimia 250 mL 1 buah
b. Gelas kimia 100 mL 2 buah
c. Erlenmeyer 250 mL 1 buah
d. Erlenmeyer 100 mL 2 buah
e. Gelas ukur 10 mL 1 buah
f. Kaca arloji 2 buah
g. Corong biasa 1 buah
h. Batang pengaduk 2 buah
i. Neraca analitik 1 buah
j. Pembakar spiritus 1 buah
k. Kaki tiga dan kasa asbes @ 1 buah
l. Corong Buchner 1 buah
m. Labu hisap 1 buah
n. Pompa vakum 1 buah
o. Selang 2 buah
p. Spatula 1 buah
q. Cawan penguap 1 buah
r. Sendok 1 buah
s. Lap kasar 2 buah
t. Lap halus 2 buah
2. Bahan
a. Kristal asam oksalat dihidrat (H2C2O4.2H2O)
b. Aquades (H2O)(l)
c. Es batu (H2O)(s)
d. Kristal kalium dikromat (K2Cr2O7)
e. Etanol (C2H5OH)
f. Larutan amonia encer (NH3)
g. Kertas saring
h. Kertas saring whatman
i. Tisu
E. PROSEDUR KERJA
1. Pembuatan isomer trans-kalium dioksalatodiakuokromat (III)

12 gram asam Dimasukkan Aquades


oksalat kedalam
gelas kimia

4 gram Dimasukkan Aquade


kalium kedalam s panas
dikrimat gelas kimia

Larutan Larutan asam okslaat Larutan dibiarkan


kalium menguap pada suhu Disaring
Larutan diuapkan kamar
dikromat hingga volumenya
tinggal setengahnya
Kristal yang dihasilkan Dinginkan dengan alkohol Dicuci dengan
ditimbang aquades dingin

2. Pembuatan isomer cis-kalium dioksalatodiakuokromat (III)

Dimasukkan ke Digerus sampai


4 gram kalium dikromat dalam mortar halus

12 gram asam oksalat Dimasukkan ke Digerus sampai


dalam mortar halus

Dicampurkan

Serbuk halus Serbuk halus


kalium dikromat asam oksalat Tambahkan setetes Tutup dengan kaca arloji
demi setetes aquades Ditambahkan
20 mLetanol

Kristal yang dihasilkan Tambah lagi dengan


Disaring dengan etanol Diaduk
ditimbang Didekantir
corong buchner

3. Uji kemurnian Isomer

Tempatkan sedikit Tempatkan sedikit Sedikit NH3 encer


Sedikit NH3 encer kristal kompleks
kristal kompleks ditambahkan ditambahkan
(trans) pada (cis) pada
kertas saring kertas saring
Filename: JUDUL PERCOBAA1
Directory: C:\Users\JITU DJ\Documents
Template: C:\Users\JITU DJ\AppData\Roaming\Microsoft\Templates\Normal.dotm
Title:
Subject:
Author: JITU DJ
Keywords:
Comments:
Creation Date: 08-Apr-20 11:48:00 DJ
Change Number: 15
Last Saved On: 15-Apr-20 7:10:00 JITU
Last Saved By: JITU DJ
Total Editing Time: 172 Minutes
Last Printed On: 15-Apr-20 7:11:00 JITU
As of Last Complete Printing
Number of Pages: 35
Number of Words: 1,438 (approx.)
Number of Characters: 8,200 (approx.)

Anda mungkin juga menyukai