Anda di halaman 1dari 13

2 Sehingga

dy dy
: Turunan terhadap x : = ....
dz dz dx
2 Turunan
dy dy
terhadap z : = ....
2
dz dz
C. Nilai Ekstrim : Maksimum dan Minimum
Untuk y = f(x,z), maka y akan mencapai titik ekstrimnya jika :
dy d
=fx =0 dan= fz = 0 (syarat perlu) dx dz
Untuk mengetahui apakah titik ekstrim berupa titik maksimum atau minimum, dibutuhkan syarat cukup yaitu
:
2 2
d
Maksimum dy
2
bila dx 2 < 0 dan<dz02
d
Minimum bila
>0 dan >0
2 2
dx dz

2
dy
D. Optimasi Bersyarat
Ada kalanya kita ingin mengoptimalkan suatu fungsi tetapi terkendala oleh fungsi lain yang harus dipenuhi.
Misal kita akan memaksimalkan tingkat kepuasan tetapi terkendala oleh fungsi pendapatan.
Atau juga kita akan memaksimalkan laba tetapi terikat pada fungsi produksi.

Perhitungan ini dapat diselesaikan dengan 2 cara :

1. Pengganda Lagrange

Cara ini dengan membentuk fungsi baru (fungsi Lagrange) yang merupakan jumlah dari fungsi yang akan
dioptimalkan ditambah hasil kali pengganda Lagrange (λ) dengan fungsi kendala.
Pengganda Lagrange λ ini adalah suatu variabel tak-tentu yang hanya bersifat membantu. Misal akan

dioptimumkan fungsi z = f(x,y) dengan syarat harus terpenuhi u = g(x,y)

maka fungsi Lagrangnya : F(x,y,λ ) = f(x,y) + λ g(x,y)

Nilai ekstrim dari F(x,y,λ ) dapat dicari denga memformulasikan masing-masing turunan parsial pertamanya
sama dengan nol yaitu :
F x(x,y, λ ) = f x + λ g x = 0
F y(x,y, λ ) = f y + λ g y = 0

Syarat di atas hanya merupakan syarat perlu. Sedangkan syarat cukup untuk mengetahui maksimum atau
minimum dilakukan dengan turunan parsial kedua yaitu :

Maksimum bila F xx

<0 dan F yy < 0


Minimum bila F x x >
0 dan F yy > 0

Contoh 1 :
Tentukan nilai ekstrim z dari fungsi z = 2x + 2y dengan syarat x2 + y2 = 8 dan tentukan jenis nilai ekstrimnya.

Penyelesaian :
Fungsi kendala x2 + y2 = 8 diubah dalam bentuk implisit menjadi x2 + y2 – 8 = 0

Fungsi Lagrange : F = 2x + 2y + λ (x2 + y2 – 8)

F = 2x + 2y + λ x2 + λ y2 – 8λ

Supaya F mencapai ekstrim maka F’ = 0


Fx = 2 + 2λ x = 0 → 2λ x = –2
λ = –2 /2x → λ = – 1/x ........ (1)
Fy = 2 + 2λ y = 0 → 2λ y = –2
λ = –2 /2y → λ = – 1/y ........ (2)
Berdasarkan (1) dan (2) diperoleh –1 /x = – 1/y
x =y
Menurut fungsi kendala : x 2 + y2 = 8
y2 + y2 = 8
2y2 = 8
y2 = 4
y =±2 dan x=±2
Sehingga nilai ekstrim z = 2x + 2y = ± 8 Penyidikan nilai

ekstrim :

- Untuk x = 2 dan y = 2, λ =
– ½ Fxx = 2λ = 2( – ½) = –1
<0
Fyy = 2λ = 2( – ½) = –1 < 0
Karena Fxx < 0 dan Fyy < 0 , nilai ekstrim maksimum dengan Zmax = 8
- Untuk x = –2 dan y = –2 , λ
= ½ Fxx = 2λ = 2(½) = 1 > 0
Fyy = 2λ = 2(½) = 1 > 0
Karena Fxx > 0 dan Fyy > 0 , nilai ekstrim minimum dengan Zmax = – 8

24
Contoh 2 :
Optimumkan z = xy dengan syarat x + 2y = 10

Penyelesaian :
Fungsi kendala x + 2y = 10 → x + 2y – 10 = 0
F = xy + λ( x + 2y –
Fungsi Lagrange : 10)
F = xy + λx + 2 λy –
10λ
Syarat perlu agar F optimum, F’ = 0
Fx = y + λ = 0 → λ=–y
Fy = x + 2λ =
0 → λ=–½x
Sehingga – y = – ½ x → 2y = x
Dari fungsi kendala x + 2y = 10
2y + 2y = 10
4y = 10
x = 2y = 2(2,5) =
y = 2,5 dan 5

Jadi z optimum pada x = 5 dan y = 2,5 sehingga Zopt = xy = 5(2,5) = 12,5

2. Metode Kuhn Tucker

Jika pada metode Lagrange kita optimumkan sebuah fungsi terhadap kendala yang berbentuk
persamaan, pada metode Kuhn-Tucker dioptimumkan sebuah fungsi terhadap kendala yang berbentuk
pertidaksamaan.

Bentuk permasalahan dapat berupa :

• Maksimumkan fungsi tujuan f(x,y) terhadap kendala g(x,y) ≤ 0 atau

• Minimumkan fungsi tujuan f(x,y) terhadap kendala g(x,y) ≥ 0 Prosedur penyelesaian


dapat ditempuh melalui 2 cara :
a. Metode Lagrange yang dimodifikasi kemudian diuji dengan kondisi kuhn-Tucker
Prosesnya melalui langkah berikut :

- Bentuk fungsi baru Lagrange : F(x,y,λ ) = f(x,y) – λ g(x,y) dengan menganggap fungsi kendala berupa
persamaan.

- Lakukan pengujian terhadap nilai λ

- Jika λ ≤ 0 berarti optimasi fungsi tujuan f(x,y) tanpa menyertakan fungsi kendala g(x,y) sudah dengan
sendirinya memenuhi kendala, sehingga dapat diabaikan

- Jika λ > 0 kendala bersifat mengikat sehingga nilai optimum yang diperoleh merupakan nilai
optimum berdasar fungsi kendala yang berbentuk pertidaksamaan b. Metode Kuhn-Tucker langsung
- Rumuskan masalah misalkan maksimumkan fungsi f(x,y) thd g(x,y) ≤ 0 atau minimumkan fungsi f(x,y)
thd g(x,y) ≥ 0
- Tetapkan kondisi kuhn-Tucker :

(a) F x(x,y,λ ) = f x – λ gx = 0
(b) F y(x,y,λ ) = f y – λ gy = 0
(c) λ g(x,y) = 0 dimana g(x,y) ≤ 0 atau g(x,y) ≥ 0
- Diuji untuk λ = 0 dan g(x,y) = 0 untuk menentukan mana diantara yang memenuhi persamaan
(a) dan
(b) serta pertidaksamaan kendala g(x,y)
- Nilai x dan y yang memenuhi ketiga kondisi ini merupakan nilai-nilai yang mengoptimimkan fungsi
tujuan f(x,y)

25
Contoh 1 : Maksimumkan f(x,y) = 10xy – 2,5x2 – y2 terhadap kendala x + y ≤ 9 Penyelesaian :
Dengan menganggap x + y = 9 maka

F(x,y,λ) = 10xy – 2,5x2 – y2 – λ (x + y –9 )

F(x,y,λ) = 10xy – 2,5x2 – y2 – λ x –λ y + 9λ


Fx = 0 → 10y – 5x – λ = 0 →
λ = 10y – 5x
Fy = 0 → 10x – 2y – λ = 0 →
λ = 10x – 2y
10y – 5x = 10x – 2y 12
y = 15x
y =x = 5 x 12

atau x= y = 4y 15 5
12 4
4
5
y+y=9
Menurut kendala : 9 x + y = 9→
5y=9

= 54
4
Sehingga x = 5 y y=5

(5)=4

λ = 10y – 5x = 10(5) – 5(4) = 50 – 20 = 30 > 0

karena λ > 0 berarti x = 4 dan y = 5 yang memaksimumkan f(x,y) terhadap kendala yang dianggap
berbentuk persamaan, berlaku juga terhadap kendala yang berbentuk pertidaksamaan. Nilai
maksimum fungsi :

f(x,y) = 10xy – 2,5x2 – y2 = 10(4)(5) – 2,5(4)2 – (5)2 = 200 – 40 – 25 = 135


Contoh 2 :
Minimumkan fungsi f(x) = x2 – xy + 2y2 terhadap x + y ≥ 8 dengan cara Kuhn-Tucker Penyelesaian :

F(x,y, λ ) = f – λ g = x2 – xy + 2y2 – λ (x + y – 8)

= x2 – xy + 2y2 – λx – λ y – 8λ

(a) F x(x,y, λ ) = f x – λ g x = 0 → 2x – y – λ = 0 → λ= 2x – y
(b) F y(x,y, λ ) = fy – λ gy = 0 → – x + 4y – λ = 0 → λ=– x + 4y

(c) λ g(x,y) = 0 → λ (x + y – 8) = 0
Sehingga Jika λ = 0, maka :
(a) 2x – y = 0 → y = 2x y = 8y

(b) –x + 4y = 0 → x = 4y x = 8x

Sehingga agar (a) dan (b) terpenuhi haruslah x = y = 0


Tetapi dengan demikian kendala x + y ≥ 8 tidak terpenuhi Jika x + y
– 8 = 0, dengan kata lain y = 8 – x , maka :

(a) 2x – y – λ =0 (b) –x + 4y – λ = 0

2x – (8 –x ) – λ= 0 –x + 4(8 – x) – λ = 0

3x – 8 – λ =0 –5 x + 32 – λ = 0

λ = 3x – 8 λ = –5 x + 32
Sehingga 3x – 8 = –5 x + 32
8x = 40 x = 5 dan y = 8 – x = 8 – 5 = 3
Jadi dengan x = 5 dan y = 3, kendala x + y ≥ 8

terpenuhi dan nilai minimum f(x,y) = x2 – xy + 2y2

= 52 – (5)(3) + 2(3)2

= 25 –15+18
= 28

E. Penerapan Diferensial Parsial

Pendekatan diferensial parsial sangat bermanfaat untuk diterapkan pada model-model ekonomi yang
mengandung lebih dari satu variabel bebas, dalam hal hendak menelaah secara parsial pengaruh dari salah
satu variabel bebas tadi terhadap variabel terikatnya.
1. Permintaan marginal dan elastisitas permintaan parsial

Apabila dua macam barang mempunyai hubungan dalam penggunaannya, maka permintaan akan masing-
masing barang akan fungsional terhadap harga masing-masing barang tersebut, jadi misalnya terdapat
dua macam barang yaitu teh dan gula dan kedua macam barang tersebut mempunyai hubungan
penggunaan, maka:

Qda = f (Pa, P b) dibaca : permintaan akan barang A dipengaruhi oleh harga barang A dan harga
barang B

Qdb = f (Pa, P b) dibaca : permintaan akan barang B dipengaruhi oleh harga barang B dan harga
barang A

Turunan pertama dari Qda dan Qdb adalah fungsi fungsi permintaan marjinalnya dimana :

dQda
adalah permintaan marjinal akan A berkenaan dengan Pa

dP a

dQda
adalah permintaan marjinal akan A berkenaan

dengan Pb dP b

dQdb
adalah permintaan marjinal akan B berkenaan dengan

Pb dP b

dQdb
adalah permintaan marjinal akan B berkenaan dengan

Pa dP a
Dengan dapat diturunkannya fungsi permintaan tersebut maka kita dapat mengetahui elastisitas
permintaan dua macam barang yang memiliki hubungan penggunaan dengan rumus sebagai berikut
:

dQ P
da
ηda = dP ⋅ Q
a
dibaca : elastisitas permintaan barang A berkenaan dengan perubahan harga barang A
a da

dQd b Pb
ηd b = ⋅ dibaca : elastisitas permintaan barang B berkenaan dengan perubahan harga barang B dPb db
da Pb
= dQ dibaca : elastisitas permintaan barang A berkenaan dengan perubahan harga barang B η dab

dPb da

d Q db Pa
ηdba = dP ⋅ Q dibaca ; elastisitas permintaan barang B berkenaan dengan perubahan harga barang A
a db

jika nilai |ηda| > 1 dan |ηdb| > 1 disebut bersifat elastis,
jika nilai |ηda| = 1 dan |ηdb| = 1 disebut unitary elastis dan
jika nilai |ηda| < 1 dan |ηdb| < 1 disebut inelastis.

Untuk nilai ηdab dan ηdba

jika ηdab dan ηdba < 0 maka kedua barang tersebut bersifat komplementer jika
ηdab dan ηdba > 0 kedua barang tersebut bersifat substitusi.
Contoh 1 :
Fungsi permintaan akan barang A dan barang B masing-masing ditunjukkan oleh persamaan Q da . P a² .
P b³ - 1 = 0 dan Qdb . Pa³ . P b - 1 = 0. Berapa elastisitas masing-masing barang dan apa hubungan kedua
barang tersebut ?

Penyelesaian :
Q da . Pa² . Pb³ - 1 = 0 Dan Qd b . Pa³ . Pb - 1 = 0
Q da . Pa² . Pb³ = 1 Dan Q db . Pa³ . Pb = 1
1
Qd a = db
3
Q =
a ⋅P
Pa ⋅ Pb dQdb –3

dP b = – Pa
dQd a –3 –3 –2 dPa = –2Pa . Pb. Pb dQdb 4

dQd a –2 –4 –1

= –3Pa . Pb = –3Pa . Pb
dP b dPa

maka :
dQ P

ηda = da ⋅ a dQ P dPa Qd a ηdba = db a dP Q dQ
P a db ηdb = db ⋅ b dP Q
b
db dQ P ηdab
= da ⋅ b
dPb Q da

Analisis :
Karena |ηda| > 1 Karena |ηdb| = 1
Karena ηdab < 0
a

–3 –3
= –2Pa . Pb . −2 = –2 |ηda| = 2
P ⋅P −3
A b

–3 –2 Pb
= –Pa . Pb . P a
= –3Pa –4 . Pb –1 . P a −3 ⋅ P b −1 = –3
P
a− 3 ⋅
Pb −1 barang A bersifat elastis dan barang B bersifat unitary elastis, hubungan
antara barang A dan B adalah bersifat komplementer.
2 4 P
= –3Pa – . Pb – . P a − 2 ⋅
b
P b − 3 = –3
2. Perusahaan dengan dua macam produk dan biaya produksi gabungan

Apabila sebuah perusahaan menghasilkan dua macam output, dan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan
kedua macam produk tersebut merupakan biaya produksi gabungan ( joint production cost ), maka
perhitungan keuntungan maksimum dapat dilakukan dengan pendekatan diferensiasi
parsial.

Andaikan sebuah perusahaan memproduksi dua macam barang, A dan B dimana fungsi permintaan masing-
masing barang dicerminkan oleh Qa serta Q b, serta biaya produksinya C = f(Qa , Q b) maka :

Penerimaan dari memproduksi A : R a = Qa . Pa = f(Qa)

Penerimaan dari memproduksi B : R b = Q b . P b = f(Q b)

Penerimaan Total : R = Ra + R b = f(Qa) + f(Q b)


Biaya Total : C = f(Qa , Q b)

Fungsi Keuntungan : π = R – C
= f(Qa) + f(Q b) – f(Qa , Q b) = g(Qa ,
Q b)

π maksimum jika π’ = 0


(1) πQ a == 0

dQ a

(2) πQ b = =0

dQ b

Dari (1) dan (2) maka nilai Qa dan Q b dapat diperoleh dan selanjutnya nilai π maksimum dapat dihitung.
Contoh :

Biaya total yang dikeluarkan suatu perusahaan untuk menghasilkan dua macam barang yaitu A dan B adalah C =
Qa² + 3Q b² + Qa . Q b. Harga jual masing-masing produk adalah Pa = 7 dan P b = 20.
Hitunglah berapa unit masing-masing barang harus dihasilkan agar keuntungan maksimum ?

Penyelesaian 1 :

Ra = Q a . Pa = 7 Q a

R = Ra + Rb = 7 Q a + 20 Q b Rb = Q b . Pb = 20 Q b

π = R – C = 7 Q a + 20 Q b – (Q a² + 3 Q b² + Q a . Q b)

π = 7 Q a + 20 Q b – Q a² – 3 Q b² – Q a . Q b

agar π maks maka π’ = 0

π’a = 7 – 2 Q a – Qb = 0 ………………(1)

π’b = 20 – 6 Q b – Q a = 0 ……………..(2)

dari persamaan (1) dan (2) maka diperoleh :

7 – 2 Q a – Qb = 0 x1 7 – 2 Qa – Q b = 0

20 – 6 Q b – Q a = 0 x2 40 – 12 Q b – 2 Q a = 0

–33 + 11 Q b =0

Qb=3

Dari (1) 7 – 2 Q a – Q b = 0

Anda mungkin juga menyukai