Anda di halaman 1dari 5

BAB III

DIFERENSIAL FUNGSI MAJEMUK


Fungsi majemuk merupakan fungsi yang mengandung lebih dari satu variabel bebas.
Contoh : y = 2x3 + 3x2z – 6xz2 – 4z3 (variabel bebasnya x dan z)

A. Derivatif Parsial
Sebuah fungsi dengan satu variabel bebas hanya akan mempunyai satu macam turunan. Jika y = f(x) maka
turunannya turunan y terhadap x yaitu y’ = dy . Jika fungsi mempunyai lebih dari satu variabel bebas, maka
dx
turunannya lebih dari satu pula.
Jika y = f(x,z) maka akan terdapat dua macam turunan, yaitu :
o Turunan y terhadap x atau dy
dx
dy
o Turunan y terhadap z atau
dz
Sehingga :
 dy
f (x , z ) =
 x dx
Jika y = f(x,z) maka y’ 
f z (x , z ) = dy

 dz

Derivatif/Turunan Parsial

Turunan y terhadap x yaitu dy hanya memperhitungkan suku-suku yang mengandung x. Sedangkan suku yang
dx
lain dianggap sebagai konstanta dan turunannya adalah nol.
Turunan y tehadap z yaitu dy hanya memperhitungkan suku-suku yang mengandung z. Sedangkan suku yang
dz
lain dianggap sebagai konstanta dan turunannya adalah nol.
(dalam ekonomi dikenal istilah asumsi ceteris paribus)

Contoh : Jika y = x3 + 5z2 – 4x2z – 6xz2 + 8z – 7 maka


dy
= .....
dx
dy
= ....
dz
Latihan : Tentukan dy dan dy dari fungsi-fungsi berikut :
dx dz
1. y = 2x4 – 3x3z2 + z2 – 2x2z3 + 8xz2 + 12
2. y = 3x3 + x2z2 – 2xz3 – 4z4 + 5xz + 2x2z – xz2 – 3
3. y = x3 + 5x2z – 4xz2 + 3z3 + 14

B. Derivatif dari Derivatif Parsial


Fungsi dengan lebih dari satu variabel bebas juga dapat diturunkan lebih dari satu kali.
Contoh : Jika y = x3 + 5z2 – 4x2z – 6xz2 + 8z – 7 maka
dy
= ....
dx
2
Sehingga : Turunan dy terhadap x : d y2 = ....
dx dx
d 2y
Turunan dy terhadap z : = ....
dx dx dz
dy
= ....
dz

22
d 2y
Sehingga : Turunan dy terhadap x : = ....
dz dz dx
2
Turunan dy terhadap z : d y2 = ....
dz dz

Soal latihan :
2 d 2y d 2y 2 3 3 3
Tentukan d y2 , , , d y2 , d y3 , d y 2 , dan d y 2 dari fungsi-fungsi berikut :
dx dx dz dz dx dz dx dx dz dz dx
1. y = 2x – 3x z + z – 2x2z3 + 8xz2 + 12
4 3 2 2

2. y = 3x3 + x2z2 – 2xz3 – 4z4 + 5xz + 2x2z – xz2 – 3


3. y = x3 + 5x2z – 4xz2 + 3z3 + 14

C. Nilai Ekstrim : Maksimum dan Minimum


Untuk y = f(x,z), maka y akan mencapai titik ekstrimnya jika :
dy
= fx = 0 dan dy = fz = 0 (syarat perlu)
dx dz
Untuk mengetahui apakah titik ekstrim berupa titik maksimum atau minimum, dibutuhkan syarat cukup yaitu :
d 2y d 2y
Maksimum bila <0 dan <0
dx 2 dz 2
d 2y d 2y
Minimum bila >0 dan >0
dx 2 dz 2

Contoh :
Selidiki apakah titik ekstrim dari fungsi majemuk y = –x2 + 12x – z2 + 10z – 45 maksimum atau minimum.
Penyelesaian :
dy dy
= fx = ... =0 = fz = ... =0
dx dz

x = ... z = ...

Sehingga y = –x2 + 12x – z2 + 10z – 45 (substitusikan nilai x dan z)


y=
y=
y=
Untuk menentukan maksimum atau minimum maka ditentukan
d 2y d 2y
= ... = ...
dx 2 dz 2

Jadi ....

Latihan :
Selidiki apakah titik ekstrim dari fungsi majemuk p = 3q2 – 18q + r2 – 8r + 50 merupakan titik maksimum
atau minimum dan tentukan nilainya.

23
D. Optimasi Bersyarat
Ada kalanya kita ingin mengoptimalkan suatu fungsi tetapi terkendala oleh fungsi lain yang harus dipenuhi.
Misal kita akan memaksimalkan tingkat kepuasan tetapi terkendala oleh fungsi pendapatan. Atau juga kita akan
memaksimalkan laba tetapi terikat pada fungsi produksi.

Perhitungan ini dapat diselesaikan dengan 2 cara :


1. Pengganda Lagrange
Cara ini dengan membentuk fungsi baru (fungsi Lagrange) yang merupakan jumlah dari fungsi yang akan
dioptimalkan ditambah hasil kali pengganda Lagrange (λ) dengan fungsi kendala.
Pengganda Lagrange λ ini adalah suatu variabel tak-tentu yang hanya bersifat membantu.

Misal akan dioptimumkan fungsi z = f(x,y) dengan syarat harus terpenuhi u = g(x,y)
maka fungsi Lagrangnya : F(x,y,λ) = f(x,y) + λg(x,y)
Nilai ekstrim dari F(x,y,λ) dapat dicari denga memformulasikan masing-masing turunan parsial pertamanya
sama dengan nol yaitu :
Fx(x,y,λ) = fx + λ gx = 0
Fy(x,y,λ) = fy + λ gy = 0
Syarat di atas hanya merupakan syarat perlu. Sedangkan syarat cukup untuk mengetahui maksimum atau
minimum dilakukan dengan turunan parsial kedua yaitu :
Maksimum bila Fxx < 0 dan Fyy < 0
Minimum bila Fxx > 0 dan Fyy > 0
Contoh 1 :
Tentukan nilai ekstrim z dari fungsi z = 2x + 2y dengan syarat x2 + y2 = 8 dan tentukan jenis nilai ekstrimnya.
Penyelesaian :
Fungsi kendala x2 + y2 = 8 diubah dalam bentuk implisit menjadi x2 + y2 – 8 = 0
Fungsi Lagrange : F = 2x + 2y + λ (x2 + y2 – 8)
F = 2x + 2y + λx2 + λy2 – 8λ
Supaya F mencapai ekstrim maka F’ = 0
Fx = 2 + 2λx = 0 → 2λx = –2
λ = –2/2x → λ = – 1/x ........ (1)
Fy = 2 + 2λy = 0 → 2λy = –2
λ = –2/2y → λ = – 1/y ........ (2)
Berdasarkan (1) dan (2) diperoleh –1/x = – 1/y
x=y

Menurut fungsi kendala : x2 + y2 = 8


y2 + y2 = 8
2y2 = 8
y2 = 4
y =±2 dan x=±2
Sehingga nilai ekstrim z = 2x + 2y = ± 8

Penyidikan nilai ekstrim :


- Untuk x = 2 dan y = 2, λ = – ½
Fxx = 2λ = 2(– ½) = –1 < 0
Fyy = 2λ = 2(– ½) = –1 < 0
Karena Fxx < 0 dan Fyy < 0 , nilai ekstrim maksimum dengan Zmax = 8
- Untuk x = –2 dan y = –2, λ = ½
Fxx = 2λ = 2(½) = 1 > 0
Fyy = 2λ = 2(½) = 1 > 0
Karena Fxx > 0 dan Fyy > 0 , nilai ekstrim minimum dengan Zmax = –8
24
Contoh 2 :
Optimumkan z = xy dengan syarat x + 2y = 10
Penyelesaian :
Fungsi kendala x + 2y = 10 → x + 2y – 10 = 0
Fungsi Lagrange : F = xy + λ( x + 2y – 10)
F = xy + λx + 2λy – 10λ

Syarat perlu agar F optimum, F’ = 0


Fx = y + λ = 0 → λ=–y
Fy = x + 2λ = 0 → λ=–½x
Sehingga –y = – ½ x → 2y = x
Dari fungsi kendala x + 2y = 10
2y + 2y = 10
4y = 10
y = 2,5 dan x = 2y = 2(2,5) = 5
Jadi z optimum pada x = 5 dan y = 2,5 sehingga Zopt = xy = 5(2,5) = 12,5

2. Metode Kuhn Tucker


Jika pada metode Lagrange kita optimumkan sebuah fungsi terhadap kendala yang berbentuk persamaan,
pada metode Kuhn-Tucker dioptimumkan sebuah fungsi terhadap kendala yang berbentuk pertidaksamaan.

Bentuk permasalahan dapat berupa :


• Maksimumkan fungsi tujuan f(x,y) terhadap kendala g(x,y) ≤ 0 atau
• Minimumkan fungsi tujuan f(x,y) terhadap kendala g(x,y) ≥ 0
Prosedur penyelesaian dapat ditempuh melalui 2 cara :
a. Metode Lagrange yang dimodifikasi kemudian diuji dengan kondisi kuhn-Tucker
Prosesnya melalui langkah berikut :
- Bentuk fungsi baru Lagrange : F(x,y,λ) = f(x,y) – λ g(x,y) dengan menganggap fungsi kendala
berupa persamaan.
- Lakukan pengujian terhadap nilai λ
- Jika λ ≤ 0 berarti optimasi fungsi tujuan f(x,y) tanpa menyertakan fungsi kendala g(x,y) sudah dengan
sendirinya memenuhi kendala, sehingga dapat diabaikan
- Jika λ > 0 kendala bersifat mengikat sehingga nilai optimum yang diperoleh merupakan nilai optimum
berdasar fungsi kendala yang berbentuk pertidaksamaan
b. Metode Kuhn-Tucker langsung
- Rumuskan masalah misalkan maksimumkan fungsi f(x,y) thd g(x,y) ≤ 0 atau minimumkan fungsi f(x,y)
thd g(x,y) ≥ 0
- Tetapkan kondisi kuhn-Tucker :
(a) Fx(x,y,λ) = fx – λ gx = 0
(b) Fy(x,y,λ) = fy – λ gy = 0
(c) λ g(x,y) = 0 dimana g(x,y) ≤ 0 atau g(x,y) ≥ 0
- Diuji untuk λ = 0 dan g(x,y) = 0 untuk menentukan mana diantara yang memenuhi persamaan (a) dan
(b) serta pertidaksamaan kendala g(x,y)
- Nilai x dan y yang memenuhi ketiga kondisi ini merupakan nilai-nilai yang mengoptimimkan fungsi
tujuan f(x,y)

25
Contoh 1 : Maksimumkan f(x,y) = 10xy – 2,5x2 – y2 terhadap kendala x + y ≤ 9
Penyelesaian :
Dengan menganggap x + y = 9 maka
F(x,y,λ) = 10xy – 2,5x2 – y2 – λ(x + y –9)
F(x,y,λ) = 10xy – 2,5x2 – y2 – λx –λy + 9λ
Fx = 0 → 10y – 5x – λ = 0 → λ = 10y – 5x
Fy = 0 → 10x – 2y – λ = 0 → λ = 10x – 2y

10y – 5x = 10x – 2y
12 y = 15x
15 5 12 4
y= x= x atau x= y= y
12 4 15 5

4
Menurut kendala : x+y=9 → y+y=9
5
9
y=9
5
y=5
4 4
Sehingga x = y= (5) = 4
5 5
λ = 10y – 5x = 10(5) – 5(4) = 50 – 20 = 30 > 0
karena λ > 0 berarti x = 4 dan y = 5 yang memaksimumkan f(x,y) terhadap kendala yang dianggap berbentuk
persamaan, berlaku juga terhadap kendala yang berbentuk pertidaksamaan.
Nilai maksimum fungsi :
f(x,y) = 10xy – 2,5x2 – y2 = 10(4)(5) – 2,5(4)2 – (5)2 = 200 – 40 – 25 = 135

Contoh 2 :
Minimumkan fungsi f(x) = x2 – xy + 2y2 terhadap x + y ≥ 8 dengan cara Kuhn-Tucker
Penyelesaian :
F(x,y,λ) = f – λ g = x2 – xy + 2y2 – λ(x + y – 8)
= x2 – xy + 2y2 – λx – λy – 8λ
(a) Fx(x,y,λ) = fx – λ gx = 0 → 2x – y – λ = 0 → λ = 2x – y
(b) Fy(x,y,λ) = fy – λ gy = 0 → –x + 4y – λ = 0 → λ = –x + 4y
(c) λ g(x,y) = 0 → λ (x + y – 8) = 0
Sehingga Jika λ = 0, maka :
(a) 2x – y = 0 → y = 2x y = 8y
(b) –x + 4y = 0 → x = 4y x = 8x
Sehingga agar (a) dan (b) terpenuhi haruslah x = y = 0
Tetapi dengan demikian kendala x + y ≥ 8 tidak terpenuhi
Jika x + y – 8 = 0, dengan kata lain y = 8 – x , maka :
(a) 2x – y – λ =0 (b) –x + 4y – λ = 0
2x – (8 –x) – λ = 0 –x + 4(8 – x) – λ = 0
3x – 8 – λ =0 –5x + 32 – λ = 0
λ = 3x – 8 λ = –5x + 32

Sehingga 3x – 8 = –5x + 32
8x = 40
x =5 dan y=8–x=8–5=3
Jadi dengan x = 5 dan y = 3, kendala x + y ≥ 8 terpenuhi dan
nilai minimum f(x,y) = x2 – xy + 2y2
= 52 – (5)(3) + 2(3)2
= 25 – 15 + 18
= 28

26

Anda mungkin juga menyukai