Statistika Inferensi memberikan jalan yang lebih mudah untuk kasus di atas. Untuk
membandingkan dua populasi dapat dilakukan dengan memilih sampel yang mewakili dari
masing-masing populasi tersebut kemudian dibandingkan sehingga hasil analisisnya dapat
mewakili populasi. Dalam kasus di atas dipilih sampel acak dari masing-masing propinsi
sehingga dipunyai sampel Propinsi JABAR dan sampel Propinsi JATENG, selanjutnya analisis
perbndingan dilakukan berdasarkan dua sampel ini.
Dua sampel independen maksudnya tidak ada kaitan antara kedua sampel tersebut. Contoh kasus
di atas merupakan kasus dua sampel independent. Contoh lain, membandingkan prestasi belajar
siswa yang diajar dengan metode A dan siswa yang diajar dengan metode B.
Dua sampel berpasangan artinya kedua sampel ada hubungannya, atau saling berpasangan
sehingga ukuran sampelnya selalu sama. Contohnya : Membandingkan kemampuan berfikir
kritis antara suami dan istri, contoh lain membandingkan nilai pretest dan postset (meskipun
pada kasus ini sampel A dan B orang yang sama, kasus ini dipandang sebagai dua sampel
berpasangan)
1. Apakah ada perbedaan rata-rata nilai antara sampel pertama(I) dan sampel kedua(II)
Independent sample t-test adalah jenis uji statistika yang bertujuan untuk membandingkan rata-
rata dua grup yang tidak saling berpasangan atau tidak saling berkaitan. Tidak saling
berpasangan dapat diartikan bahwa penelitian dilakukan untuk dua subjek sampel yang berbeda.
Prinsip pengujian uji ini adalah melihat perbedaan variasi kedua kelompok data, sehingga
sebelum dilakukan pengujian, terlebih dahulu harus diketahui apakah variannya sama (equal
variance) atau variannya berbeda (unequal variance).
Hipotesis statistiknya
Ho : 12 = 22 (Tidak ada perbedaan nyata keragaman populasi 1 dan populasi 2)
Data dinyatakan memiliki varian yang sama (equal variance) bila F-Hitung ≤ F-tabel, dan
sebaliknya, varian data dinyatakan tidak sama (unequal variance) bila F-Hitung ¿ F-tabel.
Bentuk varian kedua kelompok data akan berpengaruh pada nilai standar error yang akhirnya
akan membedakan rumus pengujiannya.
Uji t untuk varian yang sama (equal variance) menggunakan rumus Polled Varians:
Uji t untuk varian yang berbeda (unequal variance) menggunakan rumus Separated Varians:
Keterangan
X 1 = rata rata sampel 1
X 2 = rata rata sampel 2
n1 = ukuran(banyaknya anggota) sampel 1
n2 = ukuran(banyaknya anggota) sampel 2
s21= variansi (ragam) sampel 1
2
s2= variansi (ragam) sampel 2
2. Menetapkan taraf signifikansi atau taraf kesalahan = α (prob. menolak H0 padahal H0 benar)
4. Menetapkan daerah kritis sesuai hipotesis statistik (hipotesis dua arah, satu arah kanan, satu arah kiri)
Untuk uji t hipotesis dua arah daerah kritisnya : menolak H0 bila thitung > tα/2 ; n1+n2 -2 atau thitung <
-tα/2 ; n1+n2 -2
Untuk uji t hipotesis satu arah kanan daerah kritisnya : menolak H0 bila thitung > tα ; n1+n2 -2
Untuk uji t hipotesis satu arah kiri daerah kritisnya : menolak H0 bila thitung < -tα ; n1+n2 -2
5. Menuliskan Simpulan hasil uji Hipotesis
Contoh kasus 1
Diketahui data hasil pengambilan sampel secara acak nilai prestasi siswa kelas 9 SMP dari dua populasi
SMP di Kab. Tegal (X1) dan Kota Tegal (X2) diperoleh data sbb
No X1 X2
1 60 70
2 70 80
3 65 70
4 55 60
5 60 90
6 40 80
7 70 100
8 80 90
9 90 80
10 100 85
11 40 70
12 60 80
13 70 60
14 80 70
15 40 50
16 90 100
17 100 80
18 60 85
19 100 70
20 30 75
21 40 75
22 50 75
23 100 70
24 60 80
25 70 80
26 70
27 70
28 60
29 65
JML 1945 1925
67,06896
Rata rata 55 77
386,6379 133,333
Variansi= s2 31 33
Ujilah dengan taraf signifikansi 5% apakah prestasi matematika siswa SMP Kota Tegal lebih baik dari
prestasi siswa SMP Kab Tegal
Penyelesaian
Langkah pertama menguji Kesamaan variansi dengan uji F untuk menentukan rumus uji t mana yang
digunakan
1. Hipotesis statistic
Ho : 12 = 22 (Tidak ada perbedaan nyata variansi data prestasi siswa SMP Kota Tegal dengan
Kab.Tegal)
H1 : 12 ≠ 22 (ada perbedaan nyata variansi data prestasi siswa SMP Kota Tegal dengan Kab.Tegal)
2. Taraf signifikansi = α = 5%
3. Statistik uji
F = 386.64/133.33
F 2,89978448
4. Daerah kritis : Menolak H0 bila F> Fα, k-1, (n1+n2)-k dengan k = 2 (banyaknya sampel=2)
Karena Fhitung < Ftabel maka H0 tidak ditolak sehingga variansi kedua sampel tidak berbeda nyata (seragam)
X 1− X 2
t=
√ 2
s gab
( n1 + n1 )
1 2
Atau
X 1− X 2
t=
s gab
√( 1 1
+
n1 n2 )
Dengan
Langkah pengujian uji Perbandingan rata-rata dua sampel dari soal di atas
Hipotesis statistiknya
Ho : µ2 ≤ µ1
(prestasi siswa SMP Kota Tegal tidak lebih baik dari prestasi siswa SMP Kab.Tegal)
H1 : µ2 > µ1
(prestasi siswa SMP Kota Tegal lebih baik dari prestasi siswa SMP Kab.Tegal)
2. Menetapkan taraf signifikansi atu taraf kesalahan = α = 5% = 0,05 (sesuai permintaan soal)
3. Menghitung nilai statistik uji dengan rumus yang sesuai (karena hasil uji F menyimpulkan
kedua sampel(populasi) mempunyai variansi yang seragam maka rumus statistic uji nya adalah
X 2 −X 1
t=
√ 2
s gab
( 1 1
+
n1 n2 )
Karena Prestasi siswa SMP Kota Tegal (X 2) dalam hipotesisnya dinyatakan lebih baik sehingga dalam
rumus uji t nya X 2 yang dikurangi
2 14025.84
s gab= =269 ,73
52
X 2 −X 1
t=
√ s 2gab
( 1 1
+
n1 n2 )
X 1 = 67.0689655 = 67.07
X 2 = 77
77−67.07
t=
9.93
t=
√269.73 ( 0.0745 )
9.93
t= =2.21
4.48
t0.05 ; 52 = 1,6747 (lihat tabel t dengan α = 5% = 0,05 dan derajat bebas (df) = 52)
5. Simpulannya karena H0 ditolak maka H1 diterima, artinya prestasi siswa SMP Kota Tegal lebih
baik dari prestasi siswa SMP Kab.Tegal