(T-Test Independent)
UJI BEDA DUA MEAN
Contoh kasus :
Seorang pejabat Depkes berpendapat bahwa nikotin yang dikandung
rokok jarum lebih tinggi dibandingkan rokok wismilak. Untuk
membuktikan pendapatnya kemudian diteliti dengan mengambil
sample secara random 10 batang rokok jarum dan 8 batang rokok
wismilak. Hasil pengolahan data melaporkan bahwa rata-rata kadar
nikotin rokok jarum adalah 23,1 mg dengan standar deviasi 1,5 mg.
Sedangkan pada rokok wismilak rata-rata kadar nkotinnya 20,0 mg
dengan standar deviasi 1,7 mg. Berdasarkan data tersebut ujilah
pendapat pejebat depkes tersebut dengan alpha 5%.
Penyelesaian
• Langkah I adalah melakukan pemeriksaan
homogenitas kedua data dengan
menggunakan uji F.
• Hipotesis :
Ho : 12 = 22 (Varian kadar nikotin jarum sama dengan
varian kadar nikotin wismilak)
Df = 10+8-2 = 16
Dari hasil perhitungan menunjukkan dengan t =4,1
dan df = 16 maka P < 0,0005. Ho ditolak.
• Sehingga dapat disimpulkan bahwa
secara statistik menunjukkan bahwa kadar
nikotin jarum memang lebih tinggi
dibandingkan dengan kadar nikotin rokok
wismilak (P<0,0005)
• Jika data yang diperoleh tidak menjelaskan tentang nilai rata-rata,
Sd, maka perlu dilakukan proses perhitungan terlebih dahulu
sebelum perhitungan dengn uji T
• Rata-rata ( X ) = Jumlah total nilai / banyaknya nilai
• Standar Deviasi
– Untuk data kecil < 30 = ( X X ) 2
Sd
n 1
2
( X X )
– Untuk data besar > 30= Sd
n
• Contoh :
• Sebuah data diperole sebagai berikut :
20 40 70 80 30 60 50
Tentukan nilai standar deviasinya :
Perhitungan : X = 50
X (X–X) ( X – X )2
20 -30 900
40 10 100
70 20 400
80 30 900
30 -20 400
60 10 100
50 0 0
2800
Dari tabel diatas maka nilai digunakan kedalam
rumus 2
( X X )
Sd
n 1
2800
= Sd 21,6
7 1