Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“ASUHAN KEBIDANAN MASA NIFAS DENGAN


POSTPARTUM BLUES & KESEDIHAN DAN SUKA
CITA”

OLEH KELOMPOK 2 :
1. Adinda Rizky Fauziah 204110282
2. Berliana Fitri 204110288
3. Debby Triwana 204110289
4. Fitri Fahmi 204110293
5. Indah Suci Ramadhani 204110297
6. Masayu Anastasya 204110299
7. Nadratul Husna 204110301
8. Nurazizah 204110303
9. Oktrisandi 204110304
10. Revita 204110306
11. Riska Permata Sari 204110308
12. Tasya Venita Putri 204110315
13. Tika Juniza Putri 204110316

Tingkat : 2A
Dosen Pengampu :
Mahdalena P Ningsih, S.SiT, M.Kes

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN PADANG


POLTEKES KEMENKES RI PADANG

2021 / 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadiran Allah swt, karna atas rahmat
dan karunianya, sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan tugas Makalah
ini. Adapun judul makalah ini adalah “ASUHAN KEBIDANAN MASA
NIFAS DENGAN POSTPARTUM BLUES”. Makalah ini disusun untuk
melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat dalam menyelesaikan mata kuliah
Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui Program Studi DIII Kebidanan Padang
Poltekkes Kemenkes RI. Kelompok kami sangat menyadari sepenuhnya bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi isi maupun susunan tata
Bahasa. Hal ini karena pengetahuan kelompok kami yang masih terbatas. Untuk
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Demi
kesempurnaan makalah ini.Akhir kata kami mengucapkan terima kasih banyak,
harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi kelompok kami dan pembaca
sekalian

Padang, 12 Agustus 2021

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................i
Daftar Isi...............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN
A. Defenisi Post Partum Blues........................................................................... 4

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan............................................................................................
B. Saran......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar  Belakang
Persalinan merupakan proses alamiah yang dialami oleh setiap wanita. Berbagai
reaksi ibu setelah melahirkan akan mempengaruhi sikap, perilaku dan tingkat
emosional. Tekanan psikologis setelah persalinan merupakan gejala emosional dan
perasaan dimana seseorang merasa murung, tidak bisa tidur, pelelahan fisik yang
berlebihan, dan tidak mengetahui apa yang bisa dilakukan atas peranannya yang baru.
Tekanan psikologis setelah persalinan mempunyai beberapa gejala antara lain gejala
fisik seperti tidak dapat tidur, tidur berlebihan, tidak dapat berpikir jernih, merasa
dikekang oleh suatu keadaan dan tidak dapat keluar dirinya, serta merasa lelah dan
gerak geriknya menjadi lamban. Emosi yang positif dan hubungan kasih sayang akan
memperlihatkan pengaruh orangtua terhadap pemeliharaan anak.
Proses persalinan adalah peristiwa besar dalam kehidupan individu yang akan
mempengaruhi perubahan peran. Peran dan ketegangan peran dikatakan mempengaruhi
perkembangan depresi terutama wanita. Peran baru merupakan krisis yaitu gangguan
internal yang ditimbulkan oleh peristiwa yang menegangkan atau ancaman yang
dirasakan pada diri seseorang. Krisis mempunyai keterbatasan waktu dan konflik yang
berat dan dapat merupakan periode peningkatan kerentanan, yang dapat menstimulasi
pertumbuhan personal. Apa yang dilakukan seseorang terhadap krisis akan menentukan
pertumbuhan atau di organisasi bagi orang tersebut.
Depresi postpartum atau depresi yang dialami setelah melahirkan. Berbeda dengan
babyblues syndrome yang dialami oleh 10-20% ibu muda. Babyblues syndrome terjadi
hingga beberapa minggu setelah melahirkan, sementara depresi postpartum blues terjadi
hingga beberapa bulan setelah melahirkan. Tidak ada batasan jelas kapan babyblues
syndrome berubah menjadi depresi postpartum. Kasus depresi postpartum di Indonesia
mencapai 2 juta kasus per tahun. Depresi pada saat hamil menambah risiko mengalami
depresi postpartum.
Distress ringan efektif yang berlangsung beberapa jam hingga beberapa hari dan
dikenal sebagai postpartum blues adalah umum tetapi memiliki sedikit efek setelah
minggu pertama atau kedua setelah minggu pertama atau kedua setelah melahirkan.
Depresi pasca melahirkan, yang memiliki prevalensi 10-15%, lebih serius karena dapat

1
berlangsung selama beberapa bulan dan mengganggu kemampuan wanita untuk
berfungsi dalam banyak perannya. Secara klinis dan sehubungan engan faktor-faktor
penyebab depresi postpartum tampaknya menyerupai depresi yang terjadi di waktu lain.
Perubahan yang menimbulkan stress dan permasalahannya dalam kehidupan adalah
normal. Untuk menghindari ketidakberdayaan kelelahan fisik, peningkatan emosional
dan krisis psikologis maka manusia harus belajar menghadapi masalah dengan efektif
melalui mekanisme adaptasi atau penyesuaian. Penyesuaian dapat didefinisikansebagai
interaksi manusia yang kontinu dengan diri sendiri, dengan orang lain, dengan dunia
Anda. Ketiga faktor ini secara konstan mempengaruhi kehidupan dan hubungan tersebut
bersifat timbal balik. Sensasi, persepsi terhadap lingkungan dan lingkungan itu sendiri
mempengaruhi penyesuaian. Penyesuaian adalah suatu yang dihadapi manusia setiap
waktu dan otomatis bernafas, namun demikian walaupun penyesuaian bersifat alamiah
untuk menyelesaikan permasalahan yang tidak harus otomatis.
Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluarga
melalui kelahiran dan kematian. Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari
keadaan sehat ke keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh perubahan ukuran
tubuh, bentuk, penampilan fungsi tubuh dan perubahan fisik berhubungan dengan
pertumbuhan normal.
Keluarga mempunyai peranan yang besar memberikan bantuan psikologis dan
dukungan psikologis pada ibu. Keluarga banyak memberikan pertolongan dan bantuan
pada ibu setelah persalinan. Semua yang diberikan lebih bersifat kebutuhan fisiologis
karena pengetahuan akan ilmu perilaku dan psikologis itu sendiri sedikit atau mungkin
tidak dimiliki oleh ibu dan keluarga. Keluarga teman dari orang tua berperan penting
dalam system social pada ibu melahirkan.

B. RumusanMasalah
1. Bagaimana definisi post partum blues?
2. Bagaimana etiologi post partum blues ?3.Apa gejala post partum blues ?
3. Apa masalah post partum blues ?
4. Bagaimana cara mencegah post partum blues?
5. Apa itu kesedihan dan suka cita?

2
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi post partum blues?
2. Mengetahui etiologi post partum blues ?
3. Mengetahui Apa gejala post partum blues ?
4. Mengetahui Apa masalah post partum blues ?
5. Mengetahui Bagaimana cara mencegah post partum blues?
6. Mengetahui Apa itu kesedihan dan suka cita?

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi Post Partum Blues


Postpartum blues adalah suasana hati yang dirasakan oleh wanita setelah
melahirkan yang berlangsung selama 3-6 hari dalam 14 hari pertama pasca
melahirkan, di mana perasaan ini berkaitan dengan bayinya.
Postpartum blues merupakan salah satu bentuk gangguan perasaan akibat
penyesuaian terhadap kelahiran bayi, yang muncul pada hari pertama sampai hari ke
empat belas setelah proses persalinan, dengan gejala memuncak pada hari ke lima
(Perry et al, 2010). Postpartum blues/baby blues adalah keadaan di mana seorang ibu
mengalami perasaan tidak nyaman setelah persalinan, yang berkaitan dengan
hubungannya dengan si bayi, atau pun dengan dirinya sendiri. Ketika plasenta
dikeluarkan pada saat persalinan, terjadi perubahan hormon yang melibatkan
endorphin, progesteron, dan estrogen dalam tubuh ibu, yang dapat mempengaruhi
kondisi fisik,mental dan emosional ibu.

B. Penyebab Post Partum Blues


Penyebab postpartum blues pada ibu menurut Mansur (2009 : 156-157):
1. Faktor hormonal, berupa perubahan kadar estrogen, progesteron,
prolaktin, dan estrol yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Kadar estrogen
turun secara bermakna setelah melahirkan. Ternyata estrogen memiliki efek
supresi terhadap aktivasi enzim monoamine oksidase, yaitu suatu enzim otak
yang bekerja menginaktivasi, baik noradrenalin maupun serotonin yang
berperan dalam suasana hati dan kejadian depresi.
2. faktor demografik, yaitu umur dan paritas.
3. Pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinan, kesulitan-kesulitan yang
dialami ibu selama kehamilannya akan turut memperburuk kondisi ibu pasca
melahirkan.Sedangkan pada persalinan, hal-hal yang tidak menyenangkan
bagi ibu mencakup lamanya persalinanserta intervensi medis yang
digunakan selama proses persalinan, seperti ibu yang melahirkan dengan

4
cara operasi caesar (sectio caesarea) akan dapat menimbulkan perasaan takut
terhadap peralatan operasi dan jarum.
4. Latar belakang psikososial wanita yang bersangkutan, seperti tingkat
pendidikan, status perkawinan, kehamilan yang tidak diinginkan, riwayat
gangguan kejiwaan sebelumnya, status sosial ekonomi, serta keadekuatan
dukungan sosial dari lingkungannya (suami, keluarga, dan teman).
5. Kelelahan fisik, kelelahan fisik karena aktivitas mengasuh bayi, menyusui,
memandikan, mengganti popok, dan menimang sepanjang hari bahkan tak
jarang di malam buta sangatlah menguras tenaga. Apalagi jika tidak ada
bantuan dari suami atau anggota keluarga yang lain.

C. Gejala-Gejala Post Partum Blues


Gejala-gejala postpartum blues ini bisa terlihat dari perubahan sikap seorang ibu.
Gejala tersebut biasanya muncul pada hari ke-3 atau 6 hari setelah melahirkan.
Beberapa perubahan sikap tersebut diantaranya, yaitu :
1. Sering tiba-tiba menangis karena merasa tidak bahagia
2. Tidak sabar
3. Penakut
4. Tidak mau makan
5. Tidak mau bicara
6. Sakit kepala sering berganti mood
7. Mudah tersinggung (iritabilitas)
8. Merasa terlalu sensitif dan cemas berlebihan
9. Tidak bergairah
10.Tidak percaya diri
11.Khususnya terhadap hal yang semula sangat diminati
12.Tidak mampu berkonsentrasi dan sangat sulit membuat keputusan
13.Merasa tidak mempunyai ikatan batin dengan si kecil yang baru saja dilahirkan
14.Merasa tidak menyayangi bayinya
15.Insomnia yang berlebihan.

D. Masalah pada Post Partum Blues

5
Beberapa masalah yang dapat timbul pada klien yang mengalami Postpartum
Blues diantaranya :
1. Menangis dan ditambahketakutan tidak bisa memberi asi
2. Frustasi karena anak tidak mau tidur
3. Ibu merasa lelah, migraine dan cenderung sensitive
4. Merasa sebal terhadap suami
5. Masalah dalam menghadapi omongan ibu mertua
6. Menangis dan takut apabila bayinya meninggal
7. Menahan rasa rindu dan merasa jauh dari suami
8. Menghabiskan waktu bersama bayi yang terus menerus menangis sehingga
membuat ibu frustasi
9. Perilaku anak semakin nakal sehingga ibu menjadi stress
10. Adanya persoalan dengan suami
11. Stress bila bayinya kuning
12. Adanya masalah dengan ibu
13. Terganggunya tidur ibu pada malam hari karena bayinya menangis
14. Jika ibu mengalami luka operasi, yang rasa sakitnya menambah masalah bagi
ibu
15. Setiap kegiatan ibu menjadi terbatas karena hadirnya seorang bayi
16. Takut melakukan hubungan suami isteri karena takut mengganggu bayi.
17. Kebanyakan para ibu baru ingin pulang ke rumah orangtuanya dan berada didekat
ibunya.

E. Penatalaksanaan Post Partum Blues


Secara garis besar dapat dikatakan bahwa dibutuhkan penanganan di tingkat perilaku,
emosional, intelektual, sosial dan psikologis secara bersama-sama,dengan melibatkan
lingkungannya, yaitu: suami, keluarga dan juga teman dekatnya.

Cara mengatasi gangguan psikologi pada nifas dengan postpartum blues ada dua cara
yaitu :
Dengan cara pendekatan komunikasi terapeutik
Tujuan dari komunikasi terapeutik adalah menciptakan hubungan baik antara bidan
dengan pasien dalam rangka kesembuhannya dengan cara :
1. Mendorong pasien mampu meredakan segala ketegangan emosi

6
2. Dapat memahami dirinya
3. Dapat mendukung tindakan konstruktif
4. Dengan cara peningkatan support mental

Beberapa cara peningkatan support mental yang dapat dilakukan keluarga


diantaranya :
1. Sekali-kali ibu meminta suami untuk membantu dalam mengerjakan
pekerjaan rumah seperti : membantu mengurus bayinya, memasak,
menyiapkan susu dll.
2. Memanggil orangtua ibu bayi agar bisa menemani ibu dalam menghadapi
kesibukan merawat bayi
3. Suamiseharusnya tahu permasalahan yang dihadapi istrinya dan lebih perhatian
terhadap istrinya
4. Menyiapkan mental dalam menghadapi anak pertama yang akan lahir
5. Memperbanyak dukungan dari suami
6. Suami menggantikan peran isteri ketika isteri kelelahan
7. Ibu dianjurkan sering sharing dengan teman-temannya yang baru saja
melahirkan
8. Bayi menggunakan pampers untuk meringankan kerja ibu
9. Mengganti suasana, dengan bersosialisasi
10. Suami sering menemani isteri dalam mengurus bayinya

Selain hal diatas, penanganan pada klien postpartum blues pun dapat dilakukan
pada diri klien sendiri, diantaranya dengan cara :
1. Belajar tenang dengan menarik nafas panjang dan meditasi
2. Tidurlah ketika bayi tidur
3. Berolahraga ringan
4. Ikhlas dan tulus dengan peran baru sebagai ibu
5. Tidak perfeksionis dalam hal mengurusi bayi
6. Bicarakan rasa cemas dan komunikasikan
7. Bersikap fleksibel
8. Kesempatan merawat bayi hanya datang 1 x
9. Bergabung dengan kelompok ibu.
F. Cara Mencegah Post Partum Blues

7
Berikut ini beberapa kiat yang mungkin dapat mengurangi resiko
Postpartum Blues yaitu :
1. Pelajari diri sendiri
Pelajari dan mencari informasi mengenai Postpartum Blues,
sehingga Anda sadar terhadap kondisi ini. Apabila terjadi, maka
Anda akan segera mendapatkan bantuan secepatnya.
2. Tidur dan makan yang cukup
Diet nutrisi cukup penting untuk kesehatan, lakukan usaha yang
terbaik dengan makan dan tidur yang cukup. Keduanya penting
selama periode postpartum dan kehamilan.
3. Olahraga
Olahraga adalah kunci untuk mengurangi postpartum. Lakukan
peregangan selama 15 menit dengan berjalan setiap hari, sehingga
membuat Anda merasa lebih baik dan menguasai emosi berlebihan
dalam diri Anda.
4
4. Hindari perubahan hidup sebelum atau sesudah melahirkan
Jika memungkinkan, hindari membuat keputusan besar seperti
membeli rumah atau pindah kerja, sebelum atau setelah
melahirkan. Tetaplah hidup secara sederhana dan menghindari
stres, sehingga dapat segera dan lebih mudah menyembuhkan
postpartum yang diderita.

5. Beritahukan perasaan
Jangan takut untuk berbicara dan mengekspresikan perasaan yang
Anda inginkan dan butuhkan demi kenyamanan Anda sendiri. Jika
memiliki masalah dan merasa tidak nyaman terhadap sesuatu,
segera beritahukan pada pasangan atau orang terdekat.

6. Dukungan keluarga dan orang lain diperlukan


Dukungan dari keluarga atau orang yang Anda cintai selama
melahirkan, sangat diperlukan. Ceritakan pada pasangan
atau orangtua Anda, atau siapa saja yang bersedia menjadi
pendengar yang baik. Yakinkan diri Anda, bahwa mereka akan

8
selalu berada di sisi Anda setiap mengalami kesulitan.

7. Persiap kan diri dengan baik


Persiapan sebelum melahirkan sangat diperlukan.

8. Senam Hamil
Senam hamil akan sangat membantu anda dalam mengetahui berbagai informasi yang anda
perlukan, sehingga nantinya anda tak akan terkejut setelah keluar dari kamar bersalin.
Jika anda tahu apa yang diinginkan, pengalaman traumatis saat melahirkan akan
dapat dihindari.

9. Lakukan pekerjaan rumah tangga

10. Dukungan emosional


Dukungan emosi dari lingkungan dan juga keluarga, akan
membantu Anda dalam mengatasi rasa frustasi yang menjalar.
Ceritakan kepada mereka bagaimana perasaan serta perubahan
kehidupan Anda, hingga Anda merasa lebih baik setelahnya

9
DAFTAR PUSTAKA

Diah Ayu Fatmawati. 2015. Faktor Resiko yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Post
Partum Bleus.file:///C:/Users/HP/Downloads/475-897-1-SM.pdf
.

10

Anda mungkin juga menyukai