Anda di halaman 1dari 33

OBAT &

PENGGOLONGAN
OBAT
Adinda Rizky Fauziah
(204110282 )

Dosen Pengampu : Okta Fera, S. Si, M. Farm.


Apt
Dari segi Farmakologi

Obat adalah substansi

Obat yang digunakan untuk


pencegahan, diagnosis
dan pengobatan
penyakit pada manusia
maupun binatang.
DEFINISI OBAT

obat dapat bersifat sebagai obat dan juga


dapat bersifat sebagai racun.
01 02

Bila digunakan salah


Obat akan bersifat
dalam pengobatan atau
sebagai obat apabila
dengan kelebihan dosis
tepat digunakan
akan menimbulkan
dalam pengobatan
keracunan. Bila
suatu penyakit
dosisnya lebih kecil
dengan dosis dan
kita tidak memperoleh
waktu yang tepat.
penyembuhan.
PENGERTIAN OBAT SECARA KHUSUS

Obat baru : 1. Obat yang berisi zat khasiat atau tidak


2. Belum diketahui khasiat dan penggunaannya

Obat essensial : 1. Obat yg paling banyak dibutuhkan untuk


pelayanan kesehatan
2. Tercantum dalam daftar obat essensial.
(DOEN)
Obat generik: obat dengan nama resmi yang ditetapkan
Oleh Fi untuk zat khasiat yang dikandungnya
Lanjutan.....
• Obat Jadi : obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentu
k salep, cairan, suppositoria, kapsul, pil, tablet, dan sebagainya ya
ng secara teknis sesuai dengan FI atau buku lainnya yang ditetapk
an pemerintah
• Obat Paten : obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas na
ma pembuat yang sudah diberi kuasa dan obat itu dijual dalam ke
masan asli dari perusahaan yang memproduksinya
• Obat Asli / Tradisional : obat yang diperoleh langsung dari bahan -
bahan alamiah, diolah secara sederhana berdasarkan pengalaman
dan digunakan dalam pengobatan tradisional
PENGGOLONGAN OBAT

Untuk memudahkan pengawasan, penggunaan dan pemantauan, obat digolongkan sebagai


berikut :

1. Penggolongan Obat Berdasarkan Keamanan


2. Berdasarkan Cara Atau Jalur Pemakaian
3. Berdasarkan Sumber Atau Asalnya
4. Berdasarkan Efek Yang Ditimbulkan,
5. Berdasarkan Bentuk Sediaan
6. Berdasarkan Penamaan
7. Penggolongan Obat Berdasarkan Keamanan Jika Diberikan Selama Kehamilan
8. Penggolongan Obat Berdasarkan Kelas Terapi
Penggolongan Obat Berdasarkan Keamanan

Sesuai Permenkes No. 917/MENKES/PER/X/1993 Tentang


Daftar Wajib Obat Jadi, bahwa yang dimaksud dengan
golongan obat adalah penggolongan yang dimaksudkan untuk
peningkatan keamanan dan ketetapan penggunaan serta
pengamanan distribusi yang terdiri dari Obat Bebas, Obat
Bebas Terbatas, Obat Wajib Apotek, Obat Keras, Psikotropika
dan Narkotika.
Penggologan Obat “Keamanan”
1. Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang boleh dibeli bebastanpa resep dokter.
Aman dipakai untuk penyakit-prnyakit ringan
Dalam kemasannya ditandai dengan lingkaran berwarna hijau.
Contohnya adalah Parasetamol, Vitamin-C, Asetosal (aspirin), Antasida
Daftar Obat Esensial (DOEN), dan Obat Batuk Hitam (OBH).
CONTOH OBAT BEBAS
2. Obat Bebas Terbatas
Disebut daftar W . Obat golongan ini juga relatif aman selama
pemakaiannya mengikuti aturan pakai yang ada.
Penandaan obat golongan ini adalah adanya lingkaran berwarna biru
dan 6 peringatan khusus.
Sebagaimana Obat Bebas, obat ini juga dapat diperoleh tanpa resep
dokter di apotek, toko obat atau di warung-warung dalam jumlah
terbatas
Contohnya obat flu kombinasi (tablet), Klotrimaleat (CTM), dan
Mebendazol.
Peringatan pada
obat bebas
terbatas
CONTOH OBAT BEBAS TERBATAS
3. Obat Keras 02
01
Disebut golongan G (gevaarlijk) yang artinya berbahaya. Obat
keras adalah obat yang hanya bisa diperoleh dengan resep
dokter. Kemasan obat ditandai dengan lingkaran yang di
dalamnya terdapat huruf K berwarna merah yang menyentuh
tepi lingkaran yang berwarna hitam. Contoh obat ini adalah
Amoksilin, Asam Mefenamat,04 semua obat dalam
03 bentuk injeksi,
dan semua obat baru.
Contoh Obat
Keras

se
Hou

Rent
4. Obat Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada
aktivitas mental dan perilaku (Undang-undang Psikotropika nomor 5
tahun 1997 pasal 1). Psikotropika sebenarnya termasuk golongan
obat keras, tetapi bedanya dapat mempengaruhi aktivitas psikis.
Psikotropika dibagi menjadi

Golongan I, sampai sekarang kegunaannya hanya ditujukan


untuk ilmu pengetahuan, dilarang diproduksi, dan digunakan
untuk pengobatan.

Contohnya : Metilen Dioksi Metamfetamin, Lisergid Acid


Diathylamine (LSD), dan Metamfetamin.
- Golongan II, III, dan IV dapat digunakan untuk
pengobatan asalkan sudah didaftarkan.

Namun, kenyataannya saat ini hanya sebagian dari


golongan IV saja yang terdaftar dan digunakan,
seperti Diazepam, Fenobarbital, Lorasepam, dan
Klordiazepoksid.
5. Obat Narkotika
Narkotika merupakan kelompok obat yang paling berbahaya karena
dapat menimbulkan addiksi (ketergantungan) dan toleransi. Obat ini
hanya dapat diperoleh dengan resep dokter. Karena berbahaya, dalam
peredaran, produksi, dan pemakaiannya narkotika diawasi secara ketat.
Kemasan obat golongan ini ditandai dengan lingkaran yang di dalamnya
terdapat palang (+) berwarna merah. Contoh dari obat narkotika antara
lain: Opium, coca, ganja/marijuana, morfin, heroin, dan lain sebagainya.
Dalam bidang kedokteran, obat-obat narkotika biasa digunakan sebagai
anestesi / obat bius dan analgetika / obat penghilang rasa sakit.
Contoh Obat
Narkotika
6. Obat Wajib Apotek (OWA)
Menurut Keputusan Mentri Kesehatan Nomor : 347/ MenKes/SK/VII/1990 Tentang
Obat Wajib Apotek yaitu obat keras yang dapat diserahkan oleh Apoteker kepada
pasien di Apotek tanpa resep dokter. Obat yang termasuk dalam obat wajib apotek
ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.

a. Empat obat wajib apotek menjadi obat bebas terbatas yaitu:


1. Aminofilin dalam bentuk supositoria menjadi obat bebas terbatas.
2. Bromheksin menjadi obat bebas terbatas
3. Heksetidin sebagai obat luar untuk mulut dan tenggorokan dengan kadar sama atau
kurang dari 0,1% menjadi obat bebas terbatas.
4. Mebebndazol menjadi obat bebas terbatas.

b. Satu obat wajib apotek menjadi obat bebas yaitu:


1. Tolnaftat sebagai obat luar untuk infeksi jamur lokal dengan kadar sama atau
Berdasarkan Cara Atau Jalur Pemakai
an
a. Obat Luar
Obat Luar ialah obat yang pemakaiannya tidak melalui saluran p
encernaan (mulut). Termasuk obat luar adalah salep, injeksi, lotio
n, tetes hidung, tetes telinga, dan krim
b. Obat Dalam

Ialah semua obat yang penggunaannya melalui mulut, masuk pad


a saluran pencernaan, bermuara pada lambung, dan usus halus.
Contohnya obat-obat yang berbentuk tablet, kapsul, dan sirup.
Berdasarkan Sumber Atau Asalnya
1. Tanaman : berasal dari tumbuhan, bersumber dari akar,batang
,daun dan biji tanaman tertentu atau dari kandungan tanaman se
perti alkaloid, glikosida, resin, karbohidrat atau protein
2. Hewan : berasal dari hewan, berupa hormon seperti enzim, mi
nyak ikan
3. Mineral : berasal dari mineral. Dapat berupa elemen - elemen
organik atau bentuk garamnya, misalnya aluminium hidroksida,
Magnesium trisilat, Natrium karbonat, dan garam inggris
4. Sintetik : kebanyakan obat yang digunakan sekarang bersumb
er dari semisintetis atau sintesis
Berdasarkan Efek Yang Ditimbul
Berdasarkan Bentuk Sediaan
kan a. Padat, meliputi ekstrak,
Misalnya : serbuk, pil, tablet, suppositoria,
1. Antiinfeksi kapsul, dan ovula.
2. Antijamur b. Cair, meliputi sirup, larutan,
suspensi, linimen, lotion, dan
3. Antihitamin
infus.
4. Antihipertensi c. Semi padat, meliputi salep,
5. Vaksin krim, gel, dan pasta.
6. Antikanker d. Gas, yaitu aerososl, oksigen,
dan inhaler.
Berdasarkan Penamaan
a. Obat Generik
b. Obat dengan nama dagang, obat diberi nama sesuai keingina
n dari produsennya, seperti panadol, ponstan, amoksan, dan ada
lat.
c. Obat dengan nama kimia. Penamaan ini jarang digunakan dal
am praktek sehari-hari karena sulit dihafalkan dan disebutkan, na
ma itu hanya untuk di buku-buku untuk menjamin tidak keliru den
gan zat lain. Contoh penamaan obat seperti asetosal (generik), a
sam asetil salisilat (nama kimia), dan aspirin (nama dagang).
Penggolongan Obat Berdasarkan Keamanan Jika Diberikan
Selama Kehamilan

a. Kategori A
Obat-obat yang telah banyak digunakan oleh wanita hamil tanpa disertai kenaikan frekuen
si malformasi janin atau pengaruh buruk lainnya. Misalnya Parasetamol, Penisilin, Eritromisin,
Digoksin, Isoniazid, dan Asam Folat.
b. Kategori B
Obat-obat yang pengalaman pemakaiannya pada wanita hamil masih terbatas, tetapi tidak
terbukti meningkatkan frekuensi malformasi atau pengaruh buruk lainnya pada janin. Kategori
B dibagi lagi berdasarkan temuan-temuan pada studi toksikologi pada hewan, yaitu:
- B1: Dari penelitian pada hewan tidak terbukti meningkatnya kejadian
kerusakan janin. Contoh simetidin, dipiridamol, dan spektinomisin.
- B2: Data dari penelitian pada hewan belum memadai, tetapi ada petunjuk
tidak meningkatnya kejadian kerusakan janin. Contoh tikarsilin, amfoterisin,
dopamin, asetilkistein, dan alkaloid belladonna.
- B3: Penelitian pada hewan menunjukkan peningkatan kejadian kerusakan j
anin, tetapi belum tentu bermakna pada manusia. Misalnya karbamazepin,
pirimetamin, griseofulvin, trimetoprim, dan mebendazol.
Penggolongan Obat Berdasarkan Keamanan Jika Diberikan
Selama Kehamilan
c. Kategori C
Obat-obat yang dapat memberi pengaruh buruk pada janin tanpa disertai m
alformasi anatomic semata-mata karena efek farmakologiknya. Efeknya bersifa
t reversibel. Contoh narkotik, fenotiazin, rifampisin, aspirin, AINS, dan diuretika.
d. Kategori D
Obat-obat yang terbukti menyebabkan meningkatnya kejadian malformasi ja
nin pada manusia atau menyebabkan kerusakan janin yang bersifat ireversibel.
Obat-obat dalam kategori ini juga mempunyai efek farmakologik yang merugika
n terhadap janin. Misalnya: androgen, fenitoin, pirimidon, fenobarbiton, kinin, kl
onazepam, asam valproat, dan steroid anabolik.
e. Kategori X
Kategori obat yang telah terbukti mempunyai resiko tinggi terjadinya pegaru
h buruk yang menetap (irreversibel) pada janin jika diminum pada masa keham
ilan. Obat dalam kategori ini merupakan kontraindikasi mutlak selama kehamila
n. Misalnya isotretionin dan dietilstilbestrol, talidomid.
Penggolongan Obat Berdasarkan Kelas Terapi
Penggolongan berdasarkan kelas terapi umumnya digunakan dal
am buku-buku seperti DOEN, formularium (daftar obat yang digu
nakan Rumah Sakit), dan panduan terapi. Contoh kelas terapi :
a. Analgetik, antipiretik, antiinflamasi non steroid
b. Anestetik
c. Antialergi
d. Antidotum dan obat lain untuk keracunan
Thank you for
listening to

Anda mungkin juga menyukai