Anda di halaman 1dari 26

PENDIDIKAN

BUDAYA ANTI
KORUPSI
ALSRI WINDRA DONI, MCIO
KELOMPOK 2

Debby Triwanna 204110289


Fitri Fahmi 204110293
Masayu anastasya 204110299
Monica Maya Putri 204110300
Putri Andriani 204110305
Revita 204110306
Septi Reza 204110311
Sonia Awalia Fitri 204110314
Tika Juniza Putri 204110316
Vidia Anggraini 204110318
GRATIFIKASI
PENGERTIAN LANDASAN HUKUM

01 GRATIFIKASI 02 TENTANG
GRATIFIKASI
SEBAGAI KORUPSI

KATEGORI
03 GRATIFIKASI 04 DAMPAK
GRATIFIKASI

05 CONTOH
GRATIFIKASI
01
PENGERTIAN
GRATIFIKASI
GRATIFIKASI GRATIFIKASI BLAKS LAW
ADALAH UANG BERASAL DARI DICTIONARI :
HADIAH YANG BAHASA BELANDA
DIBERIKAN PADA “GRATIKATIE” YANG GRATIFIKASI
PEGAWAI DIADOPSI DALAM DIARTIKAN SEBAGAI
DILUAR GAJI BAHASA INGGRIS “SEBUAH PEMBERIAN
YANG TELAH
MENJADI YANG DIBERIKAN
DITENTUKAN
“GRATIFICATION” ATAS DIPEROLEHNYA
YANG ARTINYA SUATU BANTUAN
“PEMBERIAN ATAU KEUNTUNGAN”
SESUATU/HADIAH.
02

S A N H U K U M
LANDA K A SI
R A T I F I
TENTANG G I D A N A
GA I T I N A N P
SEB A
KORUPSI
1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001,tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi

Pasal 12B:
a. Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap
pemberian suap, apabila berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan
dengan kewajiban atau tugasnya, dengan ketentuan sebagai berikut:

• yang nilainya Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) atau lebih, pembuktian bahwa
gratifikasi tersebut bukan merupakan suap dilakukan oleh penerima gratifikasi;

• yang nilainya kurang dari Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah), pembuktian
bahwa gratifikasi tersebut suap dilakukan oleh penuntut umum.
Lanjutan...

Pidana bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara sebagaimana


dimaksuddalam Ayat (1) adalah pidana penjara seumur hidup atau pidana
penjara palingsingkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (Dua puluh) tahun,
dan pidanadenda paling sedikit Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan
palingbanyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
Pasal 12C:
a. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12B ayat (1) tidak berlaku jika
penerima melaporkan gratifikasi yang diterimanya kepada Komisi Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi.Penyampaian Iaporan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1)wajib dilakukan oleh penerima gratifikasi paling lambat 30(tiga puluh) har kerja
terhitung sejak tanggal gratifikasi tersebut diterima.

b. Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dalam waktu paling lambat 30(tiga
puluh) hari kerja sejak tanggal menerima laporan, wajib menetapkan gratifikasi
dapat menjadi milik penerima atau milik negara.

c. Ketentuan mengenai tata cara penyampaian laporan sebagaimana dimaksud dalam


ayat (2) dan penentuan status gratifikasi sebagaimana dimaksud dalam ayat(3) diatur
dalam Undang-Undang tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2002,tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Pasal 16:
Setiap pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima gratifikasi wajib
melaporkan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi,dengan tata cara sebagai berikut:
a. Laporan disampaikan secara tertulis dengan mengisi formulir sebagaimana ditetapkan
oleh Komisi
b. Pemberantasan Korupsi dengan melampirkan dokumen yang berkaitan dengan
gratifikasi formulir sebagaimana dimaksud pada huruf a sekurang-kurangnya memuat:
1. nama dan alamat lengkap penerima dan pembeni gratifikasi;
2. jabatan pegawai negeri atau penyelenggara negara;
3. tempat dan waktu penerimaan gratfikasi
4. uraian jenis gratifikasi yang diterima;dan
5. nilai gratifikasi yang diterima
03
Kategori
Gratifikasi
1) Gratifikasi yang Dianggap Suap
Yaitu Gratifikasi yang diterima oleh Pegawai
Negeri atau Penyelenggara Negara yang berhubungan
dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan
kewajiban atau tugasnya .

2) Gratifikasi yang Tidak Dianggap Suap.


Yaitu Gratifikasi yang diterima oleh Pegawai
Negeri atau Penyelenggara Negarayang berhubungan
dengan jabatan dan tidak berlawanan dengan
kawajiban atau tugasnya.
Gratifikasi yang Tidak Dianggap Suap yang terkait dengan Kegiatan Kedinasan
meliputi penerimaan dari:

a. Pihak lain berupa cinderamata dalam kegiatan resmi kedinasan seperti rapat,
seminar, workshop, konferensi, pelatihan atau kegiatan lain sejenis;

b. Pihak lain berupa kompensasi yang diterima terkait kegiatan kedinasan, seperti
honorarium, transportasi, akomodasi dan pembiayaan lainnya sebagaimana
diatur pada Standar Biaya yang berlaku di instansi penerima, sepanjang tidak
terdapat pembiayaan ganda, tidak terdapat Konflik Kepentingan, atau tidak
melanggar ketentuan yang berlaku di instansi penerima.
04
DAMPAK
GRATIFIKASI
1. Si pegawai akan lebih cenderung dan lebih senang untuk melayani orang yang
memberikan kepadanya hadiah. sebaliknya dia malas untuk melayani orang-
orang yang tidak memberikan hadiah kepadanya, padahal semua konsumen
mempunyai hak yang sama, yaitu mendapatkan pelayanan dari pegawai
tersebut secara adil dan proposional, karena pegawai tersebut sudah
mendapatkan gaji secara rutin dari perusahaan yang mengirimnya.
2. si pegawai ketika mendapatkan hadiah dari salah seorang konsumen,
mengakibatkan dia bekerja tidak profesional lagi. dia merasa tidak mewakili
perusahaan yang mengirimnya, tetapi merasa bahwa dia bekerja untuk dirinya
sendiri.
3. si pegawai ketika bekerja selalu dalam keadaan mengharap- harapkan hadiah
dari konsumen. hal ini merupakan kebiasaan buruk yang harus dihilangkan,
karena islam mengajarkan umatnya untuk selalu menjaga harga diri dan
menjauhi diri dari mengharapkan apa yang ada ditangan orang lain.
05
CONTOH
GRATIFIKASI
Contoh Gratifikasi
1. Pemberian pinjaman barang dari rekanan kepada penjabat atau pegawai negri swasta secara Cuma-
Cuma

adalah seorang penjabat senior di biro perlengkapan yang mempunyai kewenangan dalam hal
pengadaan barang dan jasa sebuah kementrian. Seorang penyedia barang dan jasa yang sudah biasa
melayani peralatan komputer yang digunakan kementrian anda selama dua tahun lamanya, menawarkan
kepada anda sebuah komputer secara Cuma Cuma untuk digunakan di rumah. Seiring dengan
berjalannya waktu, kontrakotor tersebut menjadi teman akrab anda dengan menggunkan komputer
pemberian tersebut, anda banyak melakukan perkerjaan yang ditugaskan kementrian di rumah, terutama
pada akhir minggu, dan komputer tersebut berguna pula untuk mengerjakan tugas kuliah anda. Teman
kontraktor anda juga menyatakan bahwa anda dapat menggunakan kompuer tersebut selama anda
membutuhkannya. Tiga bulan lagi kontak layanan peralatan komputer bagi kementrian perlu diperbarui
dan anda biasanya menjadi anggota dari kepanitian yang memutuskan perusahaan mana yang
menggunakan kontrak tersebut
Contoh Gratifikasi
2. Pemberian tiket perjalanan oleh rekanan kepada penyelenggara negara atau pegawai negri atau
keluarganya untuk keperluan dinas atau pribadi secara Cuma-Cuma

Anda adalah seorang ketua kelompok kerja pelaksana kajian hukum tindak pidana korupsi nasional
di suatu kementrian. Kelompok kerja ini bertugas untuk meningkatan percepatan pemberantasan korupsi.
Atasan anda (Menteri) adalah orang yang bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kajian hukum
tindak pidana korupsi nasional yang saat ini sedang dilakukan. Pada suatu hari konsultan yang
bekerjasama dengan kelompok kerja anda untuk melakukan proyek kajian tersebut bertanya kepada
anda, bagaimana jika perusahaannya mengundang Mentri untuk menhadiri pertandingan final sepak bola
Piala Dunia yang akan berlangsung di negara tetangga. Menteri sangat menyukai sepak bola dan dulu
pernah menjabat sebagai Ketua Federasi Sepak Bola . Biaya perjalanan dan akomodasi akan ditanggung
oleh konsultan dan Menteri akan menjadi tamu kehormatan perusahaan konsultan. Konsultan
berpendapat bahwa kegiatan ini akan memberikan kesempatan yang baik kepada Menteri untuk bertemu
dengan Menteri-Menteri lainya yang juga akan berada di sana
Contoh Gratifikasi
3. Pemberian barang (surnevir, makanan, dll) oleh kawan lama atau tetangga.

seringkali seorang penyelenggara negara atau pegawai negerinpada saat melaksanakan tugas ke
luar daerah bertemu dengan kawan lamanya, dimana penyelenggara negara atau pegawai negeri yang
bersangkutan pernah ditugaskan di daerah tersebut. Saat bertemu, penyelenggara negara atau pegawai
negeri diberi oleh-oleh berupa makanan, hiasan untuk rumah dan kerajinan lokal.

4. Pemberian hadiah atau uang sebagai ucapan terima kasih atas jasa yang diberikan

seorang penyelenggara negara atau pegawai negeri yang bertugas memberikan layanan publik
pembuatan KTP, menerima pemberian dari pengguna layanan sebagai tanda terima kasih atas pelayanan
yang dinilai baik. Pengguna layanan memberikan uang kepada petugas tersebut secara sukarela dan tulus
hati.
Contoh Gratifikasi

5. Pemberian cash back kepada nasabah oleh bank BUMN/BUMD


sebuah bank BUMN/BUMD memiliki program khusus bagi nasabah yang memiliki saldo diatas 10
juta untuk mendapatkan cash back serta diskon khusus apabila menggunakan kartu debet dari bank
BUMN/BUMD tersebut. Seorang penyelenggara negara yang merupakan nasabah, termasuk dalam
kriteria tersebut dan mendapatkan cash back berupa uang tunai sebesar 200 ribu rupiah serta
mendapatkan diskon khusus karena telah menggunakan kartu debet dari bank BUMN/BUMD tersebut.
Soal:

1. jelaskan apa saja gratifikasi yang tidak perlu di laporkan kepada KPK?
Jawab:
berdasarkan Peraturan KPK Nomor 02 Tahun 2014 dan Nomor 06 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaporan dan
Penetapan Status Gratifikasi, ada juga gratifikasi yang tidak perlu dilaporkan oleh penyelenggara negara, antara lain:
a. Pemberian dari keluarga yang memiliki hubungan darah. Misalnya, kakek/nenek, bapak/ibu/mertua, suami/istri,
anak/anak menantu, cucu, besan, paman/bibi, kakak ipar/adik ipar, sepupu dan keponakan.
b. Hadiah tanda kasih dalam bentuk uang atau barang yang memiliki nilai jual dalam penyelenggaraan pesta pernikahan,
kelahiran, aqiqah, baptis, khitanan, dan potong gigi, atau upacara adat/agama lainnya dengan batasan nilai per pemberi
dalam setiap acara paling banyak Rp 1.000.000.
c. Pemberian terkait dengan musibah atau bencana yang dialami oleh penerima, bapak/ibu/mertua, suami/istri, atau anak
penerima gratifikasi paling banyak Rp 1.000.000.
d. Pemberian dari sesama pegawai dalam rangka pisah sambut, pensiun, promosi jabatan, ulang tahun ataupun perayaan
lainnya yang lazim dilakukan dalam konteks sosial sesama rekan kerja.
e. Pemberian tersebut tidak berbentuk uang ataupun setara uang, misalnya pemberian voucher belanja, pulsa, cek atau
giro.
f. Nilai pemberian paling banyak Rp 300.000 per pemberian per orang, dengan batasan total pemberian selama satu tahun
sebesar Rp 1.000.000 dari pemberi yang sama.
2. Jelaskan kapan gratifikasi tidak dianggap sebagai suap

jawab : gratifikasi tidak dianggap sebagai suap apabila penerima menyampaikan


laporan kepada komisi pemberantasan korupsi, selambat lambatnya 30 hari
sejak menerima gratifikasi tersebut

Ketentuan gratifikasi diatur dalam Pasal 12B Undang-Undang Nomor 20 Tahun


2001 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU Tipikor).

Pasal 12B mengatur, Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau


penyelenggara negara dianggap pemberian suap, apabila berhubungan dengan
jabatannya dan berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya

Kemudian berdasarkan Pasal 12C Ayat (1), pemberian gratifikasi tidak dianggap
suap jika penerima melaporkannya kepada KPK.
3. Mengapa gratifikasi perlu dilaporkan?
● Korupsi seringkali berawal dari kebiasaan yang tidak disadari oleh setiap pegawai
negeri dan pejabat penyelenggara negera, misalnya penerimaan hadiah oleh pejabat
penyelenggara/pegawai negeri dan keluarganya dalam suatu acara pribadi, atau
menerima pemberian suatu fasilitas tertentu yang tidak wajar. Hal semacam ini
semakin lama akan menjadi kebiasaan yang cepat atau lambat akan memengaruhi
pengambilan keputusan oleh pegawai negeri atau pejabat penyelenggara negara yang
bersangkutan. Banyak orang berpendapat bahwa pemberian tersebut sekadar tanda
terima kasih dan sah-sah saja. Namun, perlu disadari bahwa pemberian tersebut selalu
terkait dengan jabatan yang dipangku oleh penerima serta kemungkinan adanya
kepentingan-kepentingan dari pemberi, dan pada saatnya pejabat penerima akan
berbuat sesuatu untuk kepentingan pemberi sebagai balas jasa.
4. Apakah terdapat sanksi jika tidak melaporkan gratifikasi?

jawaban : ya, pidana bagi pegawai negri atau penyelenggara negara sebagaimana dimaksud
dalam pasal 12b ayat (1) adalah : pidana penjara seumur hidup dan pidana pinjara paling lambat 4
tahun dan paling lama 20 tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 200.000.000 ( dua ratus juta rupiah
) dan paling banyak 1.000.000.000 ( satu miliar rupiah).

5. Kapan gratifikasi tidak menjadi tindak pidana?


jawaban : penerima gratifikasi dapat tidak dianggap sebagai perbuatan pidana apabila
penerimaan tersebut dilaporkan ke komisi pemberantasan korupsi (KPK) paling lambat 30 hari kerja
terhitung sejak gratifikasi diterima, sebagaimana tertuang dalam pasal 12C UU Tipikor.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai