Anda di halaman 1dari 2

Warna tanah merupakan sifat morfologi yang bersifat nyata dan mudah di kenali.

Warna tanah dapat di gunakan sebagai petunjuk sifat-sifat tanah seperti kandungan bahan

organik, kondisi drainase, aerase serta  menggunakan warna tanah dalam

mengklasifikasikan tanah dan mencirikan perbedaan horizon-horizon dalam tanah

(Hakim,dkk., 1996)

Tanah dengan drainase yang terhambat biasanya banyak mengandung bahan organik

pada lapisan atas (top soil), sehingga berwarna gelap.  Tanah bagian bawah memiliki

sedikit bahan organik sehingga berwarna kelabu muda.  Bila drainase agak baik, air dan

suhu menguntungkan untuk peristiwa kimia, besi (Fe) dalam tanah teroksidasi sehingga

menjadi senyawa yang berwarna merah dan kuning (Foth D, 1998)

Kandungan organik tanah biasanya diukur berdasarkan kandungan C-organik kandungan


karbon (C) bahan organik bervariasi antara 45%-60% dan konversi C-organik menjadi
bahan = % C-organik x 1,724. Kandungan bahan organik dipengaruhi oleh arus
akumulasi bahan asli dan arus dekomposisi dan humifikasi yang sangat tergantung
kondisi lingkungan (vegetasi, iklim, batuan, timbunan, dan praktik pertanian).
Arus dekomposisi jauh lebih penting dari pada jumlah bahan organik yang ditambahkan.
Pengukuran kandung bahan organik tanah dengan metode walkey and black ditentukan
berdasarkan kandungan C-organik (Foth,1994).
Bahan organik tanah adalah kumpulan beragam senyawa-senyawa organik kompleks
yang sedang atau telah mengalami proses  dekomposisi, baik berupa humus hasil
humifikasi maupun senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi (disebut biotik),
termasuk mikrobia heterotrofik dan ototrofik yang terlibat (biotik). Sumber primer bahan
organik tanah maupun seluruh fauna dan mikroflora adalah jaringan organiki tanah, baik
berupa akar, daun, batang atau ranting, buah sedangkan sumber sekunder bahan organik
berupa jaringan organik fauna termasuk kotorannya serta mikroflora. Dalam pengelolaan
bahan organic tanah, sumbernya juga berasal dari pemberian pupuk organik berupa
pupuk kandang, pupuk hijau dan kompos, serta pupuk hayati (inokulan). Bahan organik
berperan secara fisik, kimia, dan biologi ( Hanafiah, 2005).
Bahan organik tanah sangat berperan dalam hal memperbaiki sifat fisik tanah,
meningkatkan aktivitas biologis tanah, serta untuk meningkatkan ketersediaan hara bagi
tanaman. Bahan organik itu sendiri merupakan bahan yang penting dalam menciptakan
kesuburan tanah, baik secara fisika, kimia maupun biologi tanah. Bahan organik adalah
bahan pemantap agregat yang tiada taranya. Sekitar setengah dari kapasitas tukar kation
(KTK) berasal dari bahan organik. Bahan organik juga merupakan sumber energi dari
sebagian besar organisme tanah. Sumber bahan organik adalah jaringan tanaman (sumber
sekunder). Kadar bahan organik tanah dipengaruhi oleh kedalaman, iklim, drainase dan
pengolahan dari tanah tersebut. Bahan organik ditentukan kadarnya oleh para peneliti
tanah melalui penetapan jumlah unsure karbon organiknya (Hakim dkk,1986). 
Lapisan atas profil tanah biasanya cukup banyak mengandung bahan organik dan
biasanya berwarna gelap karena penimbunan (akumulasi bahan organik tersebut).
Lapisan dengan ciri demikian sudah umum dianggap sebagai daerah (zone) utama
penimbunan lahan organik yang disebut tanah atas atau tanah olah. Sub soil adalah tanah
dibagian bawahnya, yang mengalami cukup pelapukan, mengandung sedikit bahan
organik. Lapisan organik yang berlainan itu terutama dalam tanah yang sudah mengalami
pelapukan di daerah lermbah ( Buckman, 1982). 
Pada tanah dengan drainase buruk, dimana air berlebih, oksidasi terhambat karena
kondisi aerasi yang buruk. Hal ini menyebabkan kadar bahan organik dan N tinggi
daripada tanah berdrainase baik. Disamping itu vegetasi penutup tanah dan adanya kapur
dalam tanah juga mempengaruhi kadar bahan organik tanah. Vegetasi hutan akan berbeda
dengan padang rumput dan tanah pertanian. Faktor-faktor ini saling berkaitan, sehingga
sukar menilainya sendiri. (Hakim dkk, 1986).

Senyawa organik pada tanah Alfisol umumnya ditemukan di permukaan atau pada Titik
I, tanah jumlahnya tidak besar, hanya sekitar 3-4 %. Tetapi pengaruhnya terhadap sifat-
sifat tanah dan akibatnya besar sekali. Adapun pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah dan
akibatnya juga pada pertumbuhan tanaman adalah sumber unsur hara N, P, S, unsur
mikro menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur-unsur hara (kapasitas tukar
kation tanah menjadi tinggi), sumber energi yang sangat penting bagi mikroorganisme.
(Hardjowigeno, 1992).
Penambahan dan dimineralisasi bahan organik tanah Alfisol mempunyai pengaruh yang
baik terhadap sifat-sifat tanah alfisol dan sifat kimia tanah Alfisol. (Hardjowigeno, 1992)

Anda mungkin juga menyukai