• -------
Class •
•
BabB
Pemeriksaan Kas dan Setara Kas
8.1. SIFAT DAN CONTOH KAS DAN SETARA KAS
Kas merupakan harta · lancar perusahaan yang sangat menarik dan mudah untuk
diselewengkan. Selain itu banyak transaksl perusahaan yang menyangkut penerimaan
dan pengeluaran kas. Karena itu, untuk metnperkecil kemungkinan terjadinya kecurangan
atau penyelewengan yang menyangkut uang kas perusahaan, diperlukan adanya pengen
dalian intern (internal control) yang baik atas kas dan bank.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan tahun 1994:
"a. Yang dimaksud dengan kas ialah alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan
untuk membiayai kegiatan umum perusahaan.
b. Yang·. dimaksud dengan bank adalah sisa rekening giro perusahaan' yang dapat
dipergunakan secara bebas unluk membiayai kegiatan umum perusahaan."
Contoh dari perkiraan-perkiraan yang biasa digolongkan sebagai kas dan bank adalah:
o Kas kecil (Petty Cash) dalam rupiah maupun mata uang asing.
o Saldo rekening-giro,di Bank dalam rupiah maupun mata uang asing.
o Bon sementar� (IOU). ,
o Bon-bon kas kec,11 yang br3h,1m direimbursed.
o Check tunai yang akan didepositoka, n.
Yang tidak dapat digo o�gkan sepagai bagian dari kas dan bank pada neraca adalah:
o Deposito berjarigka (time deposit) yang jatuh tempo lebih dari 3 bulan
o Check mundur dan check lfosong.
o Dana yang disisihkan untuk tujuan tertentu (sinking fund).
o Rekenitig giro yang tidak dapat segera digunakan baik didalam maupun diluar negeri,
misalnya karena dibekukan.
Menurut PSAK No. 2, hal.2.2 .& 2.3 (IAI: 2002)
.; 'i'
'
Kas terdiri dari: saldo kas (cash on hand) dah rekening giro.
Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek
dan yang dengan cepat dapfil dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko
perubahan nilai yang signifikan.
Setara kas dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk investasi
atau tujuan lain. Untuk memenuhi persyaratan setara kas, investasi harus segera dapat
diubah menjadi kas dalam jumlah yang telah diketahui tanpa menghadapi risiko perubahan
nilai yang signifikan. Karenanya, suatu investasi baru dapat memenuhi syarat sebagai
146 PEMERIKSAAN AKUNTAN {AUDIT/NG)JIUD I
setara kas hanya jika segera akan jatur, tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari
tanggal perolehannya. lnvestasi dalam bentuk sal1arn tidak termasuk setara kas, sebagai
contoh, saham preferen yang dibeli dan akan segera jatuh tempo serta tanggal penebusan
(redemption date) telah ditentukan.
Cerukan (bank overdraft) merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pengelola:3n kas
perusahaan. Dalam keadaan tersebut, cerukan termasuk komponen kas dan setara l<as;
f. Uang kas harus dikeloia dengan baik, dalam arti jangan dibiarkan menganggur
atau terlalu banyak disimpan di rekening giro, karena tidak memberikan hasil yang
optimal.
Jika ada uang kas yang menganggur sebaiknya disimpan dalam deposito berjangka
atau dibelikan surat berharga yang sewaktu-waktu bisa diuangkan (marketable)
sehingga bisa menghasilkan bunga atau dividen.
g. Blanko check dan giro harus disimpan ditempat yang aman supaya tidak disalah
gunakan, selain itu harus dihindari penandatanganan check dalam bentuk blanko.
Pada saat penandatanganan check, harus dilan,pirkan bukti-bukti pendukung yang
lengk.ap.
h. Se!)aiknya check dan giro ditulis atas nama dan check/giro ditandatangani oleh 2
orang untuk menghindari penyalahgunaan.
i. Sebaiknya kasir diasuransikan atau diminta menyerahkan uang jaminan, untuk back
up seandainya terjadi kehilangan uang atau kecurangan yang dilakukan oleh kasir.
j. Digunakan kwitansi yang bernomor urut tercetak (prenumbered).
k. Bukti-bukti pendukung dari pengeluaran kas yang sudah dibayar harus di stempel
lunas, untuk menghindari kemungkinan untuk di proses pembayarannya dua kali
( double payment).
2. Untuk memeriksa apakah saldo kas dan setara kas yang ada di neraca per tanggal
neraca betul-betul ada dan dimiliki perusahaan.
Maksudnya auditor harus meyakinkan dirinya bahwa kas dan setara kas yang dimilikl
perusahaan (on hand dan in bank) betul-betul ada dan dimiliki perusahaan dan bukan
milik pribadi direksi atau pemegang saham. Karena itu auditor harus melakukan kas
opname dan men�irim konfirmasi bank.
3. Untuk memeriksa apakah ada pembatasan untuk penggunaan saldo kas dan setara
kas. Jika perusahaan menyisihkan sebagian dana yang dimiliki untuk keperluan .
pelunasan obligasi berikut bunganya (sinking fund) maka dana tersebut tidak dapat
dilaporkan sebagai bagiari dari kas di harta· lancar.
Begitu juga jika ada saldo rekening giro yang dibekukan karena perusahaan tersangkut
suatu masalah hukum, maka saldo t'e-rsebut tidak boleh dilaporkan sebagai bagian
dari kas di harta lancar. Hal tersebut harus dijelaskan dalatn catatan atas laporan
keuangan�
4. Untuk memeriksa seandainya ada saldo kas/setara kas dalam valuta asing, apakah
saido tersebut sudah dikonversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah
Bank Indonesia {Bl) pada taiiggal neraca dan apakah selisih kurs yang terjadi sudah
dibeb'ankan atau dikreditkan ke laba rugi tahun berjalan.
Misalkan per 31 Desember 2002 perusahaan mempunyai saldo bank sebesar US$10
ribu yangdi buku besar dicatat dalam rupiah sebesar Rp.100.000.000,-
Misalkan kurs Bl per 31 Desember 2002: kursjual 1 US$10,100,- dan kurs beli 1 US$
= Rp.10.060,-
Maka saldo US $10,000 tersebut harus dikonversikan ke dalam rupiah dengan meng
gunakan kurs 1 US $ = Rp.10.080,-. Karena itu harus dibuat Adjustment:
148 PEMERIKSAAN AKUNTAN (AUDITING}JIUD /
.6, Minta rekonsiliasi bank per tanggal neraca (misalkan,per 31-,12.,.2002), kalau terpaksa,
1
12. Periksa apakah penyajian kas dan setara kas di neraca dan catatan atas laporan
keuangan, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
13. Buat kesimpulan di Top Schedule kas dan setara kas atau di memo tersendiri mengenai
kewajaran dari kas dan setara kas, setelah kita menjalankan seluruh prosedur audit di
atas.
Penjelasan Prosedur Pemeriksaan Kas dan Setara Kas
1 . Pahami dan evaluasi internal control atas kas dan setara kas serta transaksi penerimaan
dan pengeluaran kas dan bank.
Proses memahami dan mengevaluasi internal control atas kas dan setara kas serta
transaksi penerimaan dan pengeluarah kas dan bank merupakan bagian yang sangat
penting dalam suatu proses p��.e?ksaan akuntan. Kas dan setar� kas dalam perusahaan
-.
-sering dikatakah sebagai darah dalam tubuh manu'sia.
Jlka perusahaan mengafan,i .kes-�iitan· uang, sama s�perti manusfa yang "lesu darah"
� , I · ,. · ·
:· I· · . .' ' •,
atau "kekurangan darah". . . l, •··: .• • • ' •, ,
Selain itu hampir s.emua transaksi perusahaan menyangkut kas dan setara kas.
'·, .,. . .. :· .,.;,' . . ., . . ' .
Contoh internal control questionnaires untuk penerimaan dan pengeiuaran kas dan
setara kas bisa dilihat di Exhibit 8-1A dan 8-18.
Hasil tanya jawab dengan klien mengenai prosedur penerimaan kas dan setara kas,
didokumentasikan oleh auditor dalam bentuk narrative, yang contohnya bisa dilihat
berikut ini, dan dalam bentuk flow chart yang bisa dilihat di Exhibit 8-2.
Garis besar sistim dan prosedur penerimaan dan pengeluaran kas/bank pada PT.
RENIKU adalah sebagai berikut:
blLAKUKAN
NO. URAIAN OLEH:
1. Memeriksa faktur-faktur yang jatuh tempo untuk ditagih. Bagian
l
Keuangan
2. Membuat daftar penagihan dalam rangkap dua. Bagian Keuangan
3. Memeriksa daftar penagihan dan faktur yang disiapkan Manajer
untuk ditagih, kemudian menyerahkan kepada kasir. Keuangan
4. Membuat kwitansi dalam rangkap tiga, yang keriludian Kasir
. disetujui dan ditandatangani oleh manajer keuangan, di
mana lembar pertama dan kedua diserahkan ke penagih,
sedangkan lembar ketiga untuk arsip.
5. Menyerahkan faktur, daftar penagihan kwitansi ke penc1gih. Kaslr
6� . Melakukan penagihan ke lapangan dan meminta pelanggan Penaglh
yang sudah membayar untuk menandatangani kwitansi.
7. Meherima uang/eek/giro dan kwitansi lembar kedua yang Penagih
sudah ditandatangani
8. Mengisi daftar penagihan dalam rangkap dua tentang jumlah ' Penagih
yang dapat ditagih dan tidak dap_a t ditagih.
Bentuk narrative dari prosedur pengeluaran· kas dan bank bisa dilihat di Exhibit 4-5.
Berdasarkan penjelasan narrative, flow chart dan jawaban internal control questionnaires
atas sistem dan prosedur penerimaan dan pengeluaran kas/barik pada PT.· RENIKU,
misalnya ditarik kesimpulan sementara bahwa pengendalian intern atas penerimaan
dan pengeluaran kas/bank cukup baik dan tidak diindentifikasikan suatu risiko.kesalahan
yang materi.al.
Langkah berikutnya, auditor harus melakukan compliance test (pengujian 'ketaatan},
namun sebelumnya per1u disusun audit program untuk pengujian ketaatan atas transaksi
penerimaan dan pengeluaran kas/bank sebagai berikut:
Penerlmaan Kas/Bank
1. Ambil sample bukti penerimaan kas/bank secara random: semua penerimaan kas
yang berjumlah > Rp.10 juta ditambah 1 O penerimaan kas/bank yang b�rjumlah <
Rp.10 juta. ·
2. Periksa apakah bukti penerimaan kas tersebut:
o sudah diotorisasi pejabat perusahaan yang berwenang.
o lengkap bukti pendukungnya (misalnya kwitansi bernomor urut tercetak, deposit
slip),
o mencantumkan nomor perkiraan yang dikredit dengan benar dan perhitungan
mathematisnya sudah benar.
3. Periksa apakah posting ke buku besar kas (untuk penjualan tunai) dan piutang
(untuk pelunasan piutang) serta buku besar penjualan sudah dilakukan dengan
benar. Begitu juga posting ke sub buku besar piutang.
4. Tarik kesimpulan mengenai hasil compliance test.
152 PEMERIKSAAN AKUNTAN (AUDITING}JJL/O /
Pengeiuaran KasiBank
1. Ambil sample bukti pengeluaran kas/bank secara random: semua pengeluaran kas
yang berjumlah > Rp.5 juta ditambah 10 pengeluaran kas/bank yang berjumlah <
Rp.5 juta.
2. Periksa apakah bukti pengeluaran kas terebut:
o sudah diotorisasi pejabat perusahaan yang berwenang.
o lengkap bukti pendukungnya (misal PR, PO, Supplier Invoice, RR, kwitansi dari
supplier dan lain-lain).
o mencantumkan nomor perkiraan yang di debit dengan benar.
o perhitungan mathematisnya sudah benar.
3. Periksa apakah posting ke buku besar dan sub buku besar (misalnya utang) sudah
dilakukan dengan benar.
4. Tarik kesimpulan mengenai hasil compliance test.
Contoh kertas kerja pemeriksaan untuk test transaksi penerimaan kas bisa dilihat di
Exhibit 8-3, untuk test transaksi pengeluaran kas/bank bisa dilihat di Exhibit 5-1.
2. Buat TOR Schedule .kas dan setara kas per tanggal neraca.
Contoh Top �chedule Kas dan Setara Kas bisa dilihat di Exhibit 8-4.
3. Lakukan cash count
Jika klien menggunakan imprest fund system untuk kas kecilnya, cash count bisa
dilakukan kapan saja karena saldo kas selalu tetap. Tetapi jika dlgunakan fluctuating
fund system maka cash count sebaiknya dilakukan tidak jauh dad tanggal neraca agar
tiqqk1, mengal�mi k�suljtan sewaktu melakukan perhitungan m9Jµ atau r;nundur ke
tanggpl, ner,aca (sa.ldo kas per tanggal .cash couQt djt�mbah atau dikurangi dengan
penerimaan atau/dan pengeluaran sebelum/ses. udah tariggal neraca)
Contoh Berita Acara Kas Opname, yang harus dibu;;itpada
· waktu ·pelaksanaan
· kas
opname, bisa dilihat di Exhibit 8-6.
h
Perbedaan journal entry antara Imprest fund sysfem dan fluctµating fund system
dalam pengelolaan kas kecil adalah sebagai berikut:
Imprest Fund Fluctuating Fund
a. Pengadaan Petty Cash
DR.Petty Cash xx DR. Petty Cash xx
CR. Cash In Bank xx CR. Cash In Bank xx
b. Penyaluran kas kecil untuk membayar biaya rutin
No. Entry DR. Biaya Telepon xx
DR. Biaya Transport xx
CR. Petty Cash xx
c. Penerimaan uang dari hasil penjualan tunai
No. Entry DR. Petty Cash xx
CR. Sales xx
BAB 8: PEMERIKSAAN KAs DAN SETARA KAs 153
8. Review jawaban konfirmasi dari bank, notulen rapat dan perjanjian kredit untuk
mengetahui apakah ada pembatasan dari rekening bank yang dimiliki perusahaan. Saldo
rekening bank yang penggunaannya dibatasi untuk jangka waktu > 1 tahun tidak boleh
dikelompokkan sebagai harta lancar dan harus dijelaskan di catatan atas laporan
keuangan mengenai alasan pembatasan tersebut. Pembatasan tersebut bisa terjadi
karena perusahaan mempunyai masalah hukum sehingga rekeningnya dibekukan atau
karena dijadikan jaminan, bank garansi (sebagian dari saldonya).
Untuk mengetahui apakah ada pembatasan atau tidak, auditor bisa menanyakan kepada
klien, mereview jawaban konfirmasi bank, notulen rapat dan perjahjian kredit.
Kemungkinan juga ada saldo kas/bank yang merupakan "sinking fund' sehingga tidak
boleh digunakan untuk membiayai kegiatan rutin perusahaan, karena dana itu akan
digunakan untuk pelunasan
. ..
obligasi atau expansi perusahaan.
. '
9. Periksa interbank transfer ± 1 minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca, untuk
mengetahui adanY,a kiWng dengan tujuan untuk window dressing. Check kitting bisa
dilaku�an jika perusahaan mempunyai lebih dari satu rekening bank. Mlsalnya PT. A
mempunyai rekening di Bank BNI cabang Petojo-Jakarta, dai1 di BBD Ambon.
· Misalnya lc!hggal 2Q Desember ditrar,sfer dari BBD Ambon sebesar Rp.50.000.000,
ke Bank BNI Petojo; jlimlah sebesar Rp.50.000.000,� sudah dicatarsebagai penambahan
, • saldo di rekening Bank BNI Petojo, tetapi belum dikurangi dari saldo.· BBD Ambon.
Akibatnya saldo Kas/Bank di neraca akan terlihat lebih besar Rp.50.000.000;- sehingga
• current ratio PT. A akan terlihat lebih baik, (terjadi window dressing-melaporkan sesuatu
leblh balk dari keadaan yang sebenarnya).
Untuk mengetahui ada tidaknya check kitting, auditor harus memeriksa transfer dari
rekening bank perusahaan ke rekening bank perusahaan yang lainnya dan mencocokkan
apakah penambahan saldo di rekening bank yang berasal dari transfer sudah diikuti
. deng;m pengurangan, saldo di rekening bank lainny_a. Karena biasanya check kitting
· dllakukan mendekati tanggal neraca maka periode yang harus dipe(iksa ± 1 minggu
sebelum dan sesudah tanggal neraca.
10. Periksa transaksi kas sesudah tanggal neraca (subsequent payment dan subsequent
collection) sampai mendekati tanggal selesainya pemeriksaan lapangan.
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah ada unrecorded liabilities (kewajiban yang
belum tercatat) per tanggal neraca yang baru dibayar di periode berikutnya, baik yang
berasal dari pembelian asset ataupun biaya-biaya perusahaan; Misalnya di Januari
2003 ditemukan adanya pembayaran ke penasihat hukum perusahaan untuk konsultasi
bulan Desember 2002 yang belum di accrued per 31 Desember-2002.
Tujuan lain untuk mengetahui apakah utang per tanggal neraca sudah dilunasi di periode
berikutnya, sehingga auditor lebih y�kin mengenai kewajaran saldo utang per tanggal
neraca.
Untuk subsequent collection tujuannya terutama untuk meyakinkan auditor mengenai
kewajaran angka piutang per tanggal neraca. Mungkin saja ada penjualan, misalnya
Desember 2002, yang dilunasi Januari 2003 dan belum tercatat oleh perusahaan.
11. Seandainya ada saldo kas dan setara kas dalam mata uang asing per tanggal neraca,
periksa apakah saldo tersebut sudah dikonversikan ke dalam rupiah dengan meng-
BAB 8: PEMERIKSAAN KAs DAN SETARA KAs 155
gunakan kurs tengah Bl pada tanggal neraca, dan apakah seiisih kurs yang terjadi
sudah dibebankan atau dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan. Kurs tengah Bl
adalah rata-rata kurs beli dan kurs jual di Bank Indonesia yang bisa dilihat di surat
kabar atau business news. Misalnya per tanggal 31 Desember 2002 perusahaan
mempunyai piutang ke XYZ Corporation di Hongkong sebesar US $10,000 yang
tercatat di buku perusahaan sebesar Rp.100.000.000 (kurs tanggal pencatatan 1 US
$1 = Rp.10.000,-). Per 31 Desember 2002 kurs tengah Bl adalah Rp.10.080 per 1US
$, untuk itu harus dibuat adjustment sebagai berikut:
DR. Piutang Rp. 800.000,-
CR. Rugi/laba selisih kurs Rp. 800.000
12. Periksa apakah penyajian kas dan setara kas di neraca dan catatan atas laporan
keuangan, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (SAK).
Penyajian di Neraca:
Pada umumf)ya kas dan setara kas merupakan harta lancar, saldo deposito berjangka
yang jatuh tempo lebih dari tiga bulan tidak boleh dilaporkan sebagai kas dan bank,
jika ada saldo bank bersaldo kredit dengan jumlah yang material, harus direklasifikasi
sebagai utang jangka pendek.
PT.ABC
Neraca
31-12-2002 dan 2001
31-12-2002 31-12-2001
Kas dan Setara Kas Note. 3 Rp. 75.000.000 Rp. 50.000.000
Piutang
Persediaan, •dst
Di catatan atas laporan keuangan:
Note 3: Saldo Kas dan Setara Kas per 31 Desember 2002
, dan 2001 terdiri· dari:
31-12-2002 •31-12.:.2001
PettyCash Jakarta Rp 1.000.000 Rp 1.000.000
Petty Cash Surabaya Rp 3.000.000 Rp 2;000.000
Bank Bumi Daya Surabaya Rp 50.000.000 Rp 30.000;000
Bank BNI Jakarta Rp 21.000.000 Rp 17 000.000
Jumlah Rp 75:000.000 Rp 50.000:000
173
Bab9
Pemeriksaan Piutang
9.1. SIFAT DAN CONTOH PIUTANG
Standar Akuntansi Keuangan menggolongkan piutang, menurut sumber terjadinya, dalam
dua kategori yaitu piutang usaha dan piutang lain-lain.
Piutang usaha adalah piutang yang berasal dari penjualan barang dagangan atau
jasa secara kredit.
Piutang lain-lain adalah piutang yang timbul dari transaksi di luar kegiatan usaha
normal perusahaan. Piutang usaha dan piutang lain-lain yang diharapkan bisa ditagih
dalam waktu sa.tu tahun atau kurang diklasifikasikari sebagai piutangilancar.
Contoh dari perkiraan-perkiraan yang biasa digolongkari sebagai piutang antara lain:
o Piutang u.saha
o Wes,el tagih
o Piutang pegawai
o Piutang bunga
o Uang muka
o Refundable deposit (uang jaminan)
o Piutang ,lain-lain
o Allowancce forbad debts (penyisihan piutang tak terta,gih).
Perkiraan plutai;ig pemegang saham dan piutang'p�rusahaan afiliasi harus dilaporkan
tersendiri (tidak diga·bung dengan perkiraan piutang) karena sifatnya yang berbeda.
Piutang dinyatakan sebesar jumlah tagihan dik'i.irangi dengan taksjran j�mlah yang
tidak dapat ditagih. Jumlah kotor piutang harus tetap disajikan pada neraca diikuti dengan
penyisihan untuk piutang yang tldak dapat ditagih.
4. Untuk mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat (contingent liability) yang timbul
karena pendiskontoan w esel tagih (notes receivable)
5. Untuk memeriksa apakah penyajian piutang di neraca sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di lndonesia/Standar Akunt�nsi Keuangan.
Beberapa ciri internal conlr()/ yang baik atas piutang qan transaksi penjualan, piutang
dan penerimaan kas ada!��:
a. Adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab antara yang melakukan penjualan,
mengirimkan barang, melakukan penagihan, memberikan otorisasi atas penjualan
kredit,
. .
membuat faktur P.enjualan dan rnelakukan penec:itl3tan;
'
·J ·'
b. Digunakannya formulir-fprmulir yang bernomor l,Jrut tercetak•(prenumbered), misalnya
sales order (pesanar) penjualan), sales invoice (fal<.tur penjualan), delivery order
(surat pengiriman barang), credit memo, official receipl (kWitansi).
c. Digunakannya price list (daftar harga jual) dan setiap penyimpangan dari price list
atau setiap discount yang diberikan kepada pelanggan ha.rus disetujui oleh pejabat
perusahaan yang berwenang. '.·.· ,·
d. Diadakannya sub buku besar piutang atau kartu piutang (accounts receivable
sub/edger card) untuk masing-masing pelanggari, yang seli;i,ltJ,diupdate .(dimutakhirkan).
e. Setiap akhir bulan dibuat aging schedule piutang (analisisi urnlir piutang)
' �
4 � '' ( .�. • ...
f. Setiap akhlr bulan jumlah saldo plutang dari maslng-maslng pelanggan dibanding
kan
' (direconcile) dehgJ.,,'a..r,
1umlah saldo piutahg ·menurut buku besar.
t ! ' .-. -·
Periksa apakah ada faktur penjualan dari tahun yang diperiksa, yang dibatalkan dalarn
periode berikutnya.
11. Periksa notulen rapat, surat-surat perjanjian, jawaban konfirmasi bank, dan
correspondence file untuk mengetahui apakah ada piutang yang dijadikan sebagai
jaminan.
12. Periksa apakah penyajian piutang di neraca dilakukan sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia/SAK.
13. Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo piutang yang diperiksa.
Hasil tanya jawab dengan klien mengenai prnsedur penjualan dan piutang usaha,
didokumentasikan oleh auditor dalam bentuk narrative yang contohnya bisa dilihat
berikut ini, dan flow chart yang bisa dilihat di Exhibit 9-2.
Garis besar sistem dan prosedur penjualan dan pencatatan piutang pada PT. Reniku:
1. Pesanan dari pelanggan (Purchase Order) didapat melalui penjual/salesman serta
melalui facsimile yang masuk.
2. Berdasarkan order pembelian tersebut, Manajer Penjualan mernbuat Sales Contract
(SC) rangkap 2 (dua), bemomor urut tercetak, yang didistribusikan sebagai berikut:
Lembar ke-1 untuk pelanggan
Lembar ke-2 untuk arsip.
Setelah SC disetujui pelariggan maka lembar ke-2 dikirim ke bagian administrasi
penjualan.
3. Berdasarkah SC terseb1,1t, dibuat Surat lnstruksi Pengiriman (SIP) rangkap 4 (empat),
bemomor urut tercetak, yang akan didistribusikan sebagai be.rikut:
Lembar ke-1 untuk kepala gudang.
Lembar ke-2 untuk nianajer keuangdn.
Lembar ke�3 untuk manajer akuntansi.
Lembar, ke-4 untuk arsip
4. Kemudian keempat surat irtstruksi pengiriman tersebut dimintakan persetujuan dari
Manajer Penjualan.
5. Kepala G�d.ang. menerima 9IP lembar ke-1 yang telah disetujui, kemudian membuat
Surat Jalan (SJ) r�ngkap 4 (�rnpat), bernomor urut tercetak, yang didistribusikan sebagai
berikut:
Lembar ke-1 untuk pelanggan
Lembar ke-2 untuk manaje(k�uangan
Len'ibar ke-3 lmfuk manajer:akuiltansi
Lembar ke-4 untuk arsip
6. Berdasarkan SIP lembar ke-1 dan SJ tersebut, petugas gudang mengeluarkan barang
dan kepala gudang mencatat pada kartu gudang.
7. Petugas pengiriman lalu mengirimkan barang beserta keempat lembar surat jalannya.
8. Petugas pengiriman membawa kembali lembar ke-2, ke-3, dari' ke-4 surat jalan yang
telah cilcap dan �itandatangani pembeli.
9. Lembar ke-3 diserahkan ke bagian akuntansi untuk nantinya dicocokkan dengan
faktur dan berdasarkan SJ ke-3 dan SIP ke-3 dicatat dalam kartu persediaan, kartu
piutang dan buku penjualan, sedangkan lembar k.e-2 bersama-sama dengan faktur
akan dikirim ke pembeli untuk penagihan.
10. Berdasarkan lembar ke-3 suraf jalan yang kembali, bagian administrasi keuangan
membuat faktur penagihan dalam rangkap 3 (tiga), bernomor urut tercetak, yang
didistribusikan sebagai berikut:
BAB 9: PEMERIKSAAN PIUTANG 179
Harus diingat bahwa tugas auditor adalah memeriksa kewajaran laporan keuangan,
bukan menyiapkan rincian-rincian atau menyusun laporan keuangan, karena laporan
keuangan merupakan tanggung jawab manajemen.
Analisis umur piutang (aging schedule piutang), seperti yang terlihat di Exhibit 9-5,
harus menunjukkan: nama pelanggan, saldo piutang, umur piutang (belum jatuh tempo,
0-30 hari, 31-60 hari, 61-90 hari, 91-120 hari, > 120 hari) dan kalau bisa penagihan
sesudah tanggal neraca (subsequent collections). Perlu dijelaskan pada klien bahwa
yang dicantumkan di kolom subsequent collections haruslah penagihan dari piutang
pertanggal neraca, jangan tercampur dengan penagihan dari piutang yang berasal
dari penjualan setelah tanggal neraca. Untuk rincian piutang pegawai, piutang direksi,
piutang pemegang saham harus dijelaskan apakah dikenakan bunga atau tidak dan
bagaimana pembayaran kembalinya. Contoh supporting schedule piutang direksi bisa
dilihat di Exhibit 9-9
4. Periksa mathematical accuracynya dan check invidua/ balance ke sub ledger lalu totalnya
ke general ledger.
Auditor harus mencheck penjumlahan (footing dan crossfooting) dan rincian-rincian yang
diberikan klien dan saldo masing-masing pelanggan atau pegawai harus dicocokkan
dengan saldo menurut sub ledger piutang, lalu total dari masing-masing rincian
dicocokkan dengan saldo general /edgemya. Jika ada saldo yang tidak cocok atau
ditemukan kesalahan penjumlahan, beritahu kepada klien dan minta mereka memper
baikinya. Bukan tugas auditor untuk memperbaiki rincian-rincian tersebut.
5. Test check umur piutang dari beberapa customer ke sub/edger piutang dan sales invoice.
Pengecekan umur piutang merupakan prosedur audit yang penting karena akan
memengaruhi penilaian cukup tidaknya penyisihan piutang tak tertagih. Prinsipnya
adalah bahwa semakin tua umur pi'utang, semakin besar kemungkinan piutang tersebut
tak tertagih. Karena itu auditor harus yakin bahwa tidak terjadi pergeseran umur piutang.
Pengecekan umur piutang dilakukan dengan memeriksa sub/edger piutang dan faktur
penjualan: perhatikan apakah tanggal faktur penjqalan dicatat dengan benar di sub/edger
tersebut dan apakah umur piutarig sesuai dengan jangka waktu antara tanggal faktur
dengan tanggal neraca.
Selain itu harus diperhatikan jangka waktu kredit (term of credit) yang diberikan per
usahaan kepada para pelanggan yang biasanya dicantumkan di masing-masing
invoice. Untuk pelariggan lama biasanya diberikan jangka waktu yang lebih panjang
dibandingkan untuk pelanggan baru.
6. Kirimkan konfirmasi piutang.
a. Konfirmasi piutang adalah surat yang ditandatangani klien, ditujukan ke pelanggannya
untuk meminta penegasan (konfirmasi) mengenai saldo utang pelanggan tersebut
per tanggal tertentu (biasanya tanggal neraca).
Pelanggan diminta menandatangani surat tersebut dan mengembalikan langsung
ke KAP dengan menggunakan amplop yang sudah dibubuhi perangko dan men
cantumkan alamat KAP. Surat konfirmasi tersebut harus dikirim oleh KAP, untuk
mencegah jangan sampai surat tersebut lupa atau tidak dikirim oleh klien.
BAB 9: PEMERIKSAAN PtUTANG 181
11. Periksa notulen rapat, sur�t,;,surat perjanjian, jawaban konfirmasi bank dan corres
p0ndence file uhtuk rriengetahui apakah ada piutang yang diJadikan jamirtan. Piutang
bisa dijadikan salah 'satu ' 'jan'llnan dari kredit yang diperoleh p·erusahaan dari bank,
kalau::hal ,tersebut terjadi; :·harus diungkapkan dalam catatan · a.tas laporan keuangan
('note.s: to_ financf?/ ·�tatemero(s). palam notulen rapat, perjanjlan· kredit, jawaban konflrmasi
bank,., bisa dillhat. ,seand�iny� perusahaan mendapat kredit dari bank dan bentuk
jaminannya.
12: Periksa -,:lpakah penyajian piufang sesuai dengan prirtsip akuntahsi yang berlaku umum
di Indonesia/SAK, dalam hal ini: ·
o Piutang pemegang saham;' piutang direksi, dan piutang perusahaan afiliasi harus di
laporkan tersendiri, terpisah dari piutang usaha.
o. Piutan9.i�inY, ta�an s����a�Jumlah .tagihan, dikurangi pe11¥i.�ih,an untuk piuta.ng yang
tidak dapat ditagih.
Contoh penyajian piutang di laporan keuangan adalah sebagai berikut:
Di Neraca piutang disajikan sebagai harta lancar Oika jatuh temponya < 1 tahun) atau
harta lain-lain Oika jatuh tempo> 1 tahun).
HARTA LANCAR
Kas dan Setara Kas
Piutang Usaha
Piutang Lain-lain
Penyisihan Piutang Tak tertagih
Piutang Direksi
Piutang Pemegang Saham
Piutang Perusahaan Afiliasi
Di Laba Rugl piutang tak tertagih disajikan sebagai bad debt expense (bagian dari
biaya umum dan administrasi).
184 PEMERIKSAAN AKUNTAN (AUDITING}JIL/0 I
Biaya .penyisihan piutang ,. tak tertagih untuk tahun 2002 dan 2001, masing-masing
sebesar Rp 15.000.000 dan Rp. 10.000.000.
Rincian piutang penjualan export dan lokal, masing-masing bisa dilihat di Lampiran 2
dan 3.
13. Tarik kesimpulan mengeriai kewajarari saldo piutang pertanggal neraca. Contoh
1
Bab 10
Pemeriksaan Surat Berharga
dan Investasi
1·0�.1:; SIFAT DAN CO.N:TOH SURAT BERHARGA
., lnvestasi dalam surat berharga dapat merupakan aktiva lancar (current assets) atau non
current assefs tergantung maksud/tujuan dari pembelian surat berharga tersebut.
··, ' · ,
Kalau surat berharga dibeli dengan tujuan untuk memanfaatkan .kelepihar, d,ana yang
tersedia, biasanya surat berharga tersebut harus mudah dluangkan da lam waktu singkat
dari surat berharg·a tersebut diklasifikasikan sebagai temporary investment, atau marketable
securities yang nierupakan current assets. Misalnya dalam- bentuk deposito berjangka
(lebih dari tiga bulan) dan surat-surat saham atau obligasi yang marketable.•.
Surat berharga yang digolongkan sebagai long term investment biasanya dibeli dengan
tujuan sebagai berikut:
, ;::; ·tJntt.ilHr'rienguasai manajemen dari perusahaan yang sahainnya dibell .(lebih: besar atau
s�r.na:del:)gan �0% dari s�ham yang beredar).
-,· '··' ' ,· ' ' . . . - !'
- Untuk memperoleh pendapatan yang continue (misal dalam •ber:ituk bunga dari pembelian
obUga::;i.
- Sebagai sumber penampungan dari penjualan hasil produksi atau sumber pembelian
bahar., �i;iku.
lnvestasi Lancar adalah investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan untuk dimiliki
selama setahun atau kurang.
lnvestasi Jangka Panjang adalah investasi selain investasi lancar.
Nilai wajar (fair value) adalah suatu jumlah yang dapat digunakan sebagai dasar pertukaran
aktiva atau penyelesaian kewajiban antara pihak yang paham (knowledgeable) dari ber-
keinginan untuk melakukan transaksi waja.r (arm's length transaction).
Nilai pasar adalah jumlah yang dapat diperoleh dari penjualan suatu investasi dalam pasar
yang aktif.
Dapat dipasarkan berarti terdapat suatu pasar yang aktif darirriana suatu nilai pasar (atau
beberapa indikator yang memungkinkan nilai pasar dihitung)-tersedia.
Untuk investasi yang memiliki pasar yang aktif, nilai pasar digunakan sebagai lndikator
penetapan nilai wajar. Sedangkan untuk investasi yang tidak memiliki pasar yang aktif, cara
lain digunakan untuk menentukan nilai wajar.
lnvestasi lancar termasuk dalam aktiva lancar, kenyataan bahwa investasi yang dapat
dipasarkan telah dimiliki lebih dari satu tahun tidak membatasi penyajiannya sebagai aktiva
lancar.
Biaya perolehan suatu investasi mencakup biaya perolehan lain di samping harga beli, seperti
komisi broker, jasa bank, dan pungutan oleh bursa efek.
Jika suatu atau sebagian investasi diperoleh dengan penerbitan saham atau surat b�rharga
lain, maka biaya perolehannya adalah nilai wajar dari surat berharga yang diterbitkan dan
bukan nilai nominal atau par value.
11. Periksa subsequent events untuk mengetahui ap�kah ada. transak.si .sesudah tanggal
neraca 'yang aka� mempen�aruhi
_
klasifikasi atau disclosure, �qri surat-surat berharga
tersebu,t, misalnYia penjualan long term Investment dalam Sl!bsequent period.
12. Periksa' apakah :penyajiannya sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
di Indonesia/SAK.
13. Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo temporary & long term investment yang
diperiksa.
202 PEMERIKSAAN AKUNTAN (AUDITING}JIL/D I
Klien:
1.
Bab 11
Pemeriksaan Persediaan
(Inventories)
11.1. PENG"ERTIAN- PERSEDIAAN
Menurut-Standar Akuntansi KeUangan (PSAK No.14, hal 14.1 s/d 14;2·& 14.9 - IAI, 2002,
persediaan adalah aktiva:
a. yang tersedia untuk dijual dalam kegtatan usaha normal.
b. dalam proses produksi.dan atau dalam perjalanan; j;ltau
c. dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses atau
p�rnperian jasa, ..
Persediaan meliputi barang yang dibeli dan disirnpan '(mtuk dijual kembali; misalnya barang
dagang. dibell oleh. pengecer untuk djjual kembali, ata_y pengadaan tanah d?n properti lainnya
l\!'ltuk dijup,I kemb_�,i. P��sedi�an juga 111enc:akyp, barar;ig jadi ,yang tel�h diproduksi, atau
barang dalam penyelesaian yang ·sedang diproduksi perusahaan, dan termasuk bahan
serta perlengkapan yang akan digunakan dalam proses produksi.
Biaya persediaa� h�rus m�liputi s�m�a· biaya pembelian, bi�ya konversi, dan biaya lain
yang tinibul sampai persediaarfberaaa' dalam kondisi dar'r tempat yang siap untuk dijual
atau dipakai.
Persediaan han.is diukurber.dasarkan biaya atau nilai realisasi, mana yang lebih rendah
(the: lower·ofcost and net ieafiable value)
Perse'diaan menipunyai sifat:.sifat sebagai berikut
o biasanya merup�kan aktiv� lancar (current assets) karena masa perputarannya biasanya
kurang atau sama dengan satu tahun.
o merl,lpakan jumlclh yang �e��r. terutama dalam p.erusahaan dc3gang d9n. industri.
o mempunyai pengaruh yang besar terhadap neraca dan p.erhitungan laba rugi, karena
kesalahan dalam menentukan persediaan pada akhir periode akan mengakibatkan kesa
lahan dalam jumlah aktiva lancar dan total aktiva, harga pokok p.enjualan, laba kotor
dan laba bersih, taksiran pajak penghasilan, pembagian dividen dan laba rugi ditahan,
kesalahan terse·but akan terbawa ke laporan keuangan periode berikutnya.
206 PEMERIKSAAN AKUNTAN (AUDITING)JILID I
dikredit. Jika digunakan physical system, perkiraan persediaan tidak pernah didebit waktu
pembelian dan tidak pernah dikredit waktu ada penjualan. Karena itu jika perusahaan
ingin mengetahui berapa saldo persediaan pada akhir periode, harus dilakukan stock
opname (perhitungan phisik persediaan).
Jika perusahaan ingin memperkirakan berapa saldo persediaan pada akhir bulan. atau
tanggal tertentu bisa digunakan Retail Inventory Method atau Gross Profit Method.
Namun demikian pada akhir tahun tetap terus dilakukan stock opname, agar bisa
diketahui berapa saldo persediaan yang betul-betul dimiliki perusahaan. Perbedaan
pencatatan antara perpetual dan physical inventory system:
Perpetual Physical
Pembelian : DR Persediaan xx DR Pembelian xx
CR Utang/Kas xx CR Utang/Kas xx
Penjualan : DR Piutang/Kas xx DR Piutang/Kas xx
CR Penjualan xx CR Penjualan xx
DR Harga Pokok Penjualan xx
CR Persediaan xx
Perpetual system biasanya digunakan pada perusahaan yang jenis persediaannya
tidak banyak tetapi nilai persediaan per unitnya besar, misalnya dealer mobil dan toko
emas. Phisycal system biasanya digunakan pada perusahaan yang jenis persediaan
nya banyak tetapi nilai persediaan per unitnya kecil, misalnya toko bahan bangunan.
5. Untuk mengetahui apakah terhadap barang-barang yang rusak, bergerak lambat dan
ketinggalan mode sudah dibuatkan allowance yang cukup.
Barang-barang tersebut di atas tidak mungkin lagl dijual dengan harga normal, supaya
bisa · terjual harus dijual dengan harga obral yang umumnya lebih rendah dari harga
perolehannya.
Karena itu harus dibuatkan allowance dalam jumlah yang cukup, dalam arti tidak terlalu
kecil (karena akan mengakibatkan laba terlalu besar) dan tidak terlalu besar (akan
mengakibatkan laba terlalu kecil).
6. Untuk mengetahui apakah ada persediaan yang dijadikan jaminan kredit.
Salah satu bentuk barang jaminan dari kredit yang diperoleh dari bank adalah persediaan.
· Jika ada persediaan yang dijadikan jaminan, hal ini harus diungkapkan (di disclose)
dalam catatan ata� laporan keuangah (notes to financial statements).
7. Untuk mengetahui apakah persediaan diasuransikan dengan nilai pertanggungan
(insurance coverage) yang cukup.
Persediaan harus diasuransikan, sehingga seandainya terjadi kebakaran, bisa diperoleh
ganti rugi dari perusahaan asuransi dan perusahaan bisa terhindar dari kerugian karena
kebakaran tersebut. Nilai pertangg�ngan asuransi harus cukup, dalam arti tidak terlalu
besar dan tidak terlalu kecil. Yang harus diwaspadai adalah, jika perusahaan meng
asuransikan persediaan dengan insurance coverage yang terlalu besar, terutama dalam
keadaan bisnis yang lesu, mungkin perusahaan bermaksud membakar persediaannya
agar mendapat keuntungan dari ganti rugi perusahaan asuransi.
BAB 11: PEMERIKSAAN PERSEDIAAN (INVENTORIES) 209
p� �(Tl hat I.ni auditor biasanya menggunakan internal control questionnaires, yang
• '
Ada beberapa hal yang harus dilakukan auditor sebelum pelaksanaan stock opname:
a. Dapatkan dan pelajari Petunjuk Pelaksanaan Stock Opname (Phisycal Inventory
Instruction) yang dibuat oleh perusahaan, di mana biasanya telah mencakup:
o Pengaturan team/petugas stock opname.
o Tanggal pelaksanaan stock opname.
o Lokasi dan denah gudang
o Pembatasan semininal mungkin ke luar masuknya barang pada waktu pelak
sanaan stoc.k opname.
o Prosedur cut-off, yaitu mencatat nomor dan tanggal terakhir dari receiving
report d.anissuing report/shipping report.
o . Penggunaan bin-tag untuk mencatat hasil perhitungan, · yang sebelumnya
ditempelkan di setiap jenis barang.
. Bin-tag tersebut mencantumkan: nama dan jenis barang, nomor kode barang, satuan
dan jumlah unit, dan diberi nomor urut tercetak (prenumbered).
Ct>ntoh Bin-Card
Team pertama· akan menghitung
barang tersebut, misalkan H2SO4
Nama : Asam Sulfat I No.Urut 0001
(H2SO4)
lalu mencantumkan hasil perhi Jenis : Raw Material
tungannya di bagian @1 dan me.m
No. Kode : RM 15795
bubuhi paraf atau tanda tangan
nya, lalu merobek bagian @I untuk Satuan : Liter
dlserahkan ke petugas yang akan I 1
mt;?n�atat d_a,lam final in.ventory
list di kolom ''first count (hih,1ngan
Nama
Satuan
: Asam Sulfat
Liter
I No.0001
I
pe_rtama).
1
Team kedua akan me Jumlah : 50
lal<l(kan hat' yang sama, menglsi
Paraf
di' bagian � dan menyerahkan ke
petugas final inventory list. I 2
TEAM II
B C
Gudang Bahan Gudang Barang
Pembantu Dalam Proses
A D
Gudang Bahan Gudang Bararig
Baku Jadi
-�
TEAMIV
c. Siapkan team audit yang akan dltugaskan untuk melakt.lkan observasi atas pelak
sanaan stock opname yang dilakukan klien, beserta perlengl<apan yang dibutuhkan.
Misalnya lokasi gudang/persediaan terletak di tengah hutan (perusahaan kayu),
tentunya harus menyiapkan obat anti malaria · (pil kina), membawa sepatu karet
dan lain-lain.
Beberapa hal yang harus diperhatikan sewaktu pelaksanaan (observast) atas stock
opname:
a. Di hari pertama harus diberikan penjelasan (briefing) kepada para pelaksana
stock opname mengenai cara-cara stock opname, dipimpin oleh penanggung
jawab stock opname dan dihadiri team auditor.
b. Pada saat stock opname dilakukan, klien ·harus menghitung 100%, sedangkan
auditor mengamati apakah perhitungan sudah dilakukan sesuai dengan physical
inventory instruction agar hasilnya betul-,.betµI akurat.
Pada saat mengamati, secara test basis auditor ikut menghitung bersama-sama
klien dan mencatat dalam inventory count sheet (lihat contoh di Exhibit 11-4).
BAB 11; PEMERIKSAAN PERSEDIAAN (INVENTOR/ES) 213
Harus diingat bahwa petugas klien seharusnya yang paling mengetahui jenis baiang
dan cara menghitungnya, sedangkan auditor bukanlah ahli mengenai jenis barang
tersebut dan harus banyak belajar dari klien.
Beberapa contoh cara perhitungan persediaan:
o Di perusahaan kayu (log):
Volume log dihitung dalam m3 dengan menghitung panjang log (dalam meter)
dikalikan penampang (diameter) kayu rata-rata (dari ujung A+B, dibagi 2), dibantu
dengan penggunaan "daftar isi kayu bulat rimba"
CIJ Cl)
panjang 5 m
060cm 080cm
60+80
0 rata•f§3ta = = 70 cm
2
tumpukan pipa/sumpit
214 PEMERIKSAAN AKUNTAN (AUDITING)JIUD I
�-
Saluan Sellslh; Value
Urut Barang Kode 1stf"ln11nl I .?')'I l"n11nl Price
- I Por l::tnl'l, f"lar..i
-
1
2
H.S04
Alkohol
RM 15795
RM 1003
Liter
Galon
50
100
50
101
50
101 -- 10.000
5.000
500.000
500,000
3 Glukosa RM 1005 Pak 500* 502 502 10.000 5.000.000
-
r r
4 Kardus P 075 Pcs 1000 1000 1000 500 500.000
5 S 037 Liter 5J)OO 5000 - 4.000 20 Juta
• Karena terjadi selisih antara hilungan pertama dan kedua, maka dilakukan hltungan ketlga dengan disaksikan auditor,
ternyata jumlahnya 502.
Harus diperhatikan jangan terjadi kesalahan tulis dalam satuan, misalnya 1 pak berisl
5 kg, waktu menghitung yang ada 500 kg tetapi dituliskan 500 pak, sehingga jumlah
rupiahnya (value) menjadi salah.
BAB 11: PEMERIKSAAN PERSED/AAN (INVENTORIES) 215
Prosedur yang harus diiakukan terhadap Final Inventory Ust tersebut adalah:
o Check mathematical accuracy (penjumlahan dan perkalian)
o Cocokkan jumlah kolom value dengan saldo menurut buku besar persediaan.
o Cocokkan jumlah menurut kolom stock card dengan saldo menurut stock card
(test basis).
o Bandingkan quantity per count dengan jumlah menu rut count sheet auditor (hanya
bisa untuk barang yang ikut dihitung oleh auditor).
3. Kirimkan konfirmasi untuk persediaan consignment out (persediaan perusahaan yang
dititip jual k,e perusahaan lain).·
Biasanya barang konsinyasi jum)ahnya tidak terlalu besar sehingga lebih praktis untuk
mengirim konfirmasi dibandingkan jika auditor harus menghitungnya, Selain itu auditor
juga bisa memeriksa bukti pengiriman barang konsinyasi tersebut.
4. Periksa unit price dari raw material, work in process, finished goods dan supplies.
Untuk raw materials dan supplies: periksa faktur pembellan ('supplier Invoice) yang
terakhir dan perhatikan apakah perus'aliaan menggunakan FIFO, LIFO afau Average
Cost.
Untuk barang import hart.is dlp�riksa bukti-bukti pembelian import (purchase order,
proforma invoice, Bill of Lading, Pemberitahuan Import Untuk Dipaka'i-PIUD, Letter of
Credit-UC, receiving report) dan juga perhitungan landed costnya. Karena untuk
barang. import harus dibayar bea masuk, biaya-blaya untuk mengeluarkan barang dari
pelabuhan, · termasuk jasa Expedisi Muatan f<apal Laut (EMKL) atau Expedisi Muatan
Kapal Ud�ra (EM!(.U).
Berikut iniakan djperikan.contoh perhitungan landed cost.
Misalkan, �i irr)port lirn� jenis. baHmg melallli, .UC NoJ�11307/111/02 dengan nilai cif
(cost, in$U[f!nce a(lc/: freightt.sejumlah, US$250,0QQ. Untuk itu ,harus dibayar bea
masuk i'.'-·
dan biaya EMKL
.•,, ,·', ; ' ·,·
1 50.000
Barang B : -x x Rp. 2.600.000.000,- = Rp. 2.600.000,-
200 250.00 O
1 100.000
Barang C x x Rp. 2.600.000.000,- = Rp. 2.080;000,-
: 500 ,..�,.. ,..,.. .....
Perlu diperhatikan bahwa pemotongan PPh 22 atas import barang tidak boleh dicatat
sebagaibagian dari landed cost, tetapi harus dicatat sebagai pajak dibayar di muka
(prepaid tax).
Untuk work in process: pelajari cost accounting procedures yang digunakan per
usahaan, untuk mengetahui besarnya direct materials, direct labor, factory overhead
yang sudah dibebankan termasuk persentase selesainya.
Jika perusahaan menggunakan job order costing, yang harus diperiksa adalah job
order cost sheetnya.
Jika digunakan process costing, harus diperiksa bagc1imana penentuan prosentase
selesainya dan nilai work in processnya.
Untuk Finished Goods: pelajari cost accounting procedures seperti di alas dan
periksa c;ipakah perusahaan menggunakan standard cost, sehingga harus diperiksa
perhi_tungan variancenya.
Jika ada variance:
a. sebagian harus masuk harga pokok penjualan (cost of goods sold), yaitu untuk
persediaan yarig sudah terjual.
b. sebagian menambah atau mengurangi nilai persediaan (tergantung favourable
atau unfavourable variance), yaitu untuk persediaan yang belumterjual.
Selain itu harus diperiksa apakah unit' price (harga perolehan per unit) ,lebih rendah
atau lebih tinggi dari market price atau net realizable value (harga pasar).
Hal ini sesuai dengan metode Lower of Cost or Market (mana yang lebih -�endah antara
harga perolehan dan harga pasar)
5. Lakukan rekonsiliasi antara saldo menurut stock opname dan saldo pertanggal neraca
jika stock opname dilakukan beberapa waktu sebelum atau sesudah tanggal neraca.
Contoh rekonsiliasi bisa dilihat di penjelasan prosedur audit nomor satu (di halaman
220).
6. Periksa cukup tidaknya allowance untuk barang-barang yang bergerak larnbat, rusak
dan ketinggalan mode.
Cukup dalam arti tidak terlalu besar (dapat menyebabkan laba terlalu kecil) dan tidak
terlalu kecil (dapat menyebabkan laba terlalu besar). Untuk itu auditor harus memeriksa
bagaimana kebijakan dan cara perusahaan menentukan allowance, apakah konsisten
atau tidak dengan periode sebelumnya.
Salah satu cara yang biasa digunakan oleh perusahaan adalah:
Untuk barang yang tidak dipakai atau tidak terjual selama:
BAB 11: PEMERIKSAAN PERSEDIAAN (INVENTORIES) 217
DR Persediaan pcx
CR Harga Pokok Penjualan xx
8. Periksa d'ut2off pen1uatan dan cu;�off pembelian.
Tu]uannya .untuk fneyakinkan ja(lgan sampai ada pergeseran waktu dalam pencatatan
'pe�juat�n da'n perttbe)ian. Jadl jang'gn'·�i:1111P8i ada penju�lar:, tahun 2002 yang dicatat
sebagai penjualan tahtin 2003 atall penjualan 2003 yang dic' atat sebagai penjualan 2002.
eegitu ju_g a de'ngan pembelian, jangan sanipai ada pembeiian tahun 2002 yang dlcatat
s�bagal pembelian 2003 atau pembelian tahuri 2003 yang dicatat sebagai pembelian
·.
- tatkm 2002.
Untuk itu harus dicatat (lebih baik mlnta copynya) tanggal dan nomor terakhir dari
faktur penjualan, delivery order, faktur pembelian dan receiving report.
Perhatikan juga syarat pengiriinan barang apakah FOB shipping point atau destination
point ...
9. Periksa jawaban konfirmasi bank, loan agreement (perjanjian kredit), notulen rapat
(minutes of meeting).
218 PEMERIKSAAN AKUNTAN (AUDITING)JIUD I
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah ada persediaan yang dijadikan sebagai
barang jaminan atas kredit yang diperoleh perusahaan dari pihak ketiga. Jika ada
tentunya akan disebutkan dalam jawaban konfirmasi bank, perjanjian kredit dan notulen
rapat. Dan jika ada persediaan yang dijaminkan, maka hal tersebut harus dijelaskan
dalam catatan atas laporan keuangan (notes to financial statements).
10. Periksa apakah ada sales atau purhase commitment pertanggal neraca.
Jika ada purchase atau sales commitment yang menimbulkan kerugian yang material
bagi perusahaan dalam periode berikutnya, hal tersebut harus dijelaskan dalam catatan
atas laporan keuangan.
Untuk itu auditor harus memeriksa kontrak penjualan da.n pembe.lian yang realisasinya
akan dilakukan di periode berikutnya, dan memeriksa apakah ada penurunan harga
beli atau harga jual di pasar (market value) di periode berikutnya.
. ,, . '),' . .
11. Jika ada barang dalam perjalanan, lakukan prosedur audit yang diperlukan. Prosedur
auditnya adalah:
o Minta rincian barang dalam perjalanan pertanggal neraca.
o Periksa perhitungan mathematisnya (penjumlahan dan p>erkalian).
o Periksa apakah syarat pengiriman barang menggunakan free on board (fob) shipping
point atau fob destination point. Jika digunakan, fql) destin,a{ion point, disebut juga
loko gudang pembeli, berarti hak milik (Ui!e of myqer,ship) d�ri bara'ng akan berpindah
darl tangan penjual ke tangan pembeli pada saat.,barang tiba di gudang pembeli,
dan ongkos angkut menjadi tanggungan penjual. Jika digunakan fob shipping point,
disebut juga loko gudang penjual, berarti hak milik· dari barang · akan· ber,pihdah dari
tangan penjual ke tangan pembeli pada saat barang siap,di atas alat pengangkut
(truk atau kapal), dan ongkos angkut menjadi t!3nggungan pembeli.
o Periksa subsequent clearance (penyelesaian,s,�sudah tanggc;il.r:ieraca).
Dalam hal ini auditor harus inenanyakan kepada kllen dan memeriksa bukti pen
dukung, apakah sesudah tanggal neraca barang 'dalam ·perjalanan tersebut sudah
diterima. Bukti yal)g harus diperiksa adalah laporan penerimaan barang (receiving
report). Jika sesudah tanggal neraca, sampai mendeka�i tan_ggal sel�sainya pe
meriksaan lapangan, barang dalam pe!Jalanan be,lu.m Jug.;1 d[terima, k�rpungklnan
t�rja,di pemba.talan pembelian atau �esal.ahai;, pencatatan. Misalnya pada waktu
diklrim purchase order dan dibayar uang muka pembelian di�atat:
DR Barang dalam perjalanan . Rp.10.000.000
.
CR Kas/Bank Rp. fPQ.0.000
CR Utang Dagang Rp. if0.00.000
Pada saat barang diterima seharusnya dicatat:
DR Persediaan Rp.10.000.000
CR Barang dalam perjalanan Rp.10.000.000
Tetapi oleh bagian akuntansi (karena kurang teliti dan tidak di check dahulu) dicatat:
DR Persediaan Rp.10.000.000
CR Utang Dagang Rp.10.000.000
BAB 11: PEMERIKSAAN PERSEDIAAN (INVENTOR/ES} 219
Karena itu barang dalam perjalanan terus ter!ihat di buku besar dan neraca
sebesar Rp.10.000.000, padahal per tanggal neraca barangnya sudah diterima.
Auditor harus mengusulkan audit adjustment sebagai berikut:
DR Utang Dagang Rp.10.000.000
CR Barang dalam perjalanan Rp.10.000.000
Contoh kertas kerja pemeriksaan barang dalam perjalanan bisa dilihat di Exhibit
11-6.
1 2. Buat kesimpulan dari hasil pemeriksaan persediaan dan dibuat usulan audit
adjustment jika diperlukan.
Auditor harus menyimpulkan (biasanya ditulis di Top Schedule) apakah berdasarkan
prosedur pemeriksaan yang telah dilakukannya, persediaan disajikan secara wajar
atau tidak.
Contoh Top Schedule Persediaan bisa dilihat di Exhibit 11-5.
1 3. Periksa apakah penyajian persediaan di laporan keuangan sudah sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.
Contoh penyajian persediaan di laporan keuangan:
Di Neraca:
Note No. 31 Desember 2002 31 Desember 2001
Kas dan Setara Kas
Piutang
Persediaan 2 & 5 Rp.11 8 .430.400 Rp.11 6.8 01.600
Di Catatan Atas Laporan Keuangan Note 2 (kebijakan akuntansi)
Persediaan
1. Persediaan bahan baku, olie dan solar dibukukan berdasarkan harga peroleh
annya dengari r11enggunakan metode FIFO (Fi(s_t In First Out).
2. Persediaan ba'rang dalam proses (WIP) dinilai berdasarkan tahap-tahap pe
0
Persediaan barang jadi dijadikan jaminan ke Bank Bumi Daya atas kredit modal
kerja yang diperoleh perusahaan sebesar Rp.100.000.000.
Exhibit 11-1
Contoh Internal Control Questionnaires (ICQ) - Persediaan
Y=Ya T = Tidak
Klien: TR = Tidak Relevan
y I T I TR
PENYIMPANAN DAN PENGAWASAN PHISIK
1. Apakah persediaan:
a. Dipisahkan atas kelompok:
1. Bahan baku?
✓
2. Barang dalam proses?
✓
3. Barang jadi/dagang?
✓
4. Bahan pembantu (supplies) dan spareparf? ✓
b. Diatur secara rapih dan tertib?
c. Tercegah dari:
1. Pencurian? ✓
2. Kerusakan? ✓
3. Kebakaran, banjir dan risiko lain? ✓
d. Secara berkala dicocokkan dengan kartu gudang? ✓
2. Apakah persediaan di bawah pengawasan seorang penjaga gudang atau
orang tertentu la!nnya?
·
I ✓
3. Apakah kecuali petugas gudang dilarang masuk ke _gudang? I ✓
4. Untuk memeriksa apakah pajak dibayar dimuka didukung oleh bukti setoran/pemungutan
pajak yang sah dan lengkap sehingga bisa diperhitungkan sebagai kredit pajak akhir
periode.
Untuk bisa diperhitungkan sebagai kredit pajak, perusahaan harus mempunyai bukti
pendukung sebagai berikut:
PPh22 : Bukti pemungutan dari bank devisa dan PIUD (Pemberitahuan
lmpor Untuk Dipakai).
PPh23 : Bukti pemotongan dari perusahaan yang membayar dividen, sewa,
royalty atau bank yang membayar bunga deposito/jasa giro.
PPh 25 :SSP
PPN Masukan: Faktur pajak dari pengusaha kena pajak.
5. Untuk memeriksa apakah penyajian biaya dan pajak dibayar di muka dalam laporan
keuangan sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
(paybudi)/PSAK.
Biasanya biaya dibayar di muka yang mempunyai masa manfaat kurang dari atau sama
dengan satu tahun disajikan sebagai harta lancar, sedangkan yang masa manfaatnya
lebih dari satu tahun disajikan sebagai aktiva tak lancar.
Sedangkan pajak dibayar di muka bisa disajikan sebagai harta lancar atau di offset
dengan utang pajak yang sejenis (pajak penghasilan badan atau pajak pertambahan
nilai).
o Apakah bukti setoran pajak, faktur pajak masukan, bukti pemotongan pajak oleh
pihak ketiga di file dengan baik dan rapih.
o Apakah lease agreement, insurance policy di file dengan baik dan rapih.
b. Lakukan test transaksi (compliance test) atas biaya dan pajak dibayar di muka.
Yang digunakan sebagai sample biasanya adalah bukti pengeluaran kas dan bank
dan sample cukup dipilih secara random.
Contoh kertas kerja pemeriksaan untuk compliance test bisa dilihat di Exhibit 12-1.
2. Tarik kesimpulan mengenai Internal Control atas Biaya dan Pajak dibayar di Muka..
Jika dari test transaksi auditor tidak menemukan sesuatu kesalahan, maka auditor bisa
menyimpulkan bahwa internal control atas biaya dan pajak dibayar di muka berjalan
efektif. Karena itu substantive test atas perkiraan biaya dan pajak dibayar di muka
bisa dipersempit.
Prosedur Pemeriksaan Substantive Sewa dibayar di Muka (Prepaid Rent)
1. Minta rincian (schedule) prepaid rent pertanggal neraca.
2. Check ketelitian perhitungan mathematis (mathematical accuracy).
3. Cocokkan saldo prepaid rent pertanggal neraca dengan saldo buku besar (general
ledger) prepaid rent.
4. Cocokkan saldo awal prepaid rent dengan kertas kerja pemeriksaan tahun lalu.
5. Lakukan vouching untuk pembayaran prepaid rent di tahun berjalan dan periksa lease
agreement Qika sudah dilakukan di compliance test, refer ke kertas kerja compliance
test).
6. Tie-up/tie-in (cocokkan) total yang dibebankan sebagai biaya sewa ke buku besar biaya
sewa.
Dalam hal ada biaya sewa yang langsung dibebankan ke perkiraan biaya sewa (tanpa
melalui prepaid rent), jumlah biaya sewa di buku besar akan terlihat lebih besar.
7. Buat usulan audit adjustment jika diperlukan.
Contoh kertas pemeriksaan sewa dibayar di muka bisa dilihat di Exhibit 12-3.
Prosedur Pemeriksaan Substantive Premi Asuransl dibayar di Muka (Prepaid
Insurance)
1. Minta rincian prepaid insurance pertanggal neraca.
2. Check mathematical accuracy.
3. Cocokkan saldo prepaid insurance pertanggal neraca dengan saldo buku besar (general
ledger) prepaid insurance.
4. Cocokkan saldo awal prepaid insurance dengan kertas kerja pemeriksaan tahun lalu.
5. Lakukan vouching untuk pembayaran premi asuransi di tahun berjalan, perhatikan
apakah ada discount untuk pembayaran tersebut.
6. Periksa polis asuransi dan cocokkan data dalam polis asuransi dengan rincian prepaid
insurance.
7. Tie-up total yang dibebankan sebagai biaya asuransi ke buku besar biaya asuransi.
BAB 12: PEMERIKSAAN BtAYA DIBAYAR DI MUKA (PR/PAID EXPENSES) DAN 237
PAJAK DIBAYAR DI MUKA (PREPAID TAXES)
8. Periksa apakah nilai pertanggungan (insurance coverage) cukup atau tidak dalam arti
tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
9. Perhatikan apakah di dalam polis asuransi terdapat BANKER'S CLAUSE, maksudnya
apakah dalam polis asuransi tersebut ada salah satu pasal yang menyebutkan bahwa
kalau terjadi klaim, karena yang diasuransikan terbakar atau hilang, maka ganti rugi
harus dibayarkan kepada bank.
10. Buat usulan audit adjustment jika diperlukan.
Contoh kertas kerja pemeriksaan premi asuransi dibayar di muka bisa dilihat di Exhibit
12-4.
Prosedur Pemeriksaan Substantive Prepaid Advertising
1. Minta rincian prepaid advertising pertanggal neraca.
2. Check footing dan cocokkan saldo akhir prepaid advertising ke buku besar dan saldo
awal ke kertas kerja pemeriksaan tahun lalu.
3. Periksa bukti pembayaran dan surat perjanjian (untuk iklan di TV/Radio/Bil/ Board)
dan bukti pembelian (untuk barang-barang suvenir).
4. Periksa kebenaran pembebanan ke biaya; untuk barang-barang souvenir harus dilakukan
stock opname (perhitungan fisik) pada akhir tahun.
Prosedur Pemeriksaan Substantive Prepaid Taxes
1. Minta rincian prepaid taxes pertanggal neraca. (rincian bisa per jenis pajak atau
dicampur).
2. Check footing dan cocokkan saldonya dengan buku besar.
3. Untuk pajak penghasilan, bandingkan angka prepaid taxes di rincian dengan SPT PPh
Sadan.
4. Untuk pajak pertambahan nilai (PPN Masukan), bandingkan angka prepaid taxes di
rincian dengan SPT Masa (SPM).
Contoh kertas kerja pemeriksaan prepaid taxes, bisa dilihat di Exhibit 12-5.
Contoh kertas kerja pemeriksaan dengan index G1, G2 dan G3 merupakan contoh
supporting schedule.
Contoh top schedule bisa dilihat Exhibit 12-2, dengan index G.
Di dalam top schedule biasanya si auditor harus mencantumkan kesimpulan dari hasil
pemeriksaan atas perkiraan tersebut, apakah menurut pendapat auditor, perkiraan
tersebut disajikan secara wajar atau tidak.
·;:;,1_ SIFAT DAN CONTOH AKTIVA TETAP
Aktiva tetap (fixed assets) disebut juga Property, Plant and Equipment.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.14, hal 16.2 & 16.3 - IAI, 2CJ ...
Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai ;,,::w ;kmgan
dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak di111�:i:sudkan
untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaut l3b1h dari
satu tahun.
Suatu benda berwujud harus diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai akUva
tetap bila:
(a) besar kemungkinan (probable) bahwa manfaat keekonomian di masa akan datang
yang berkaitan dengan aktiva tersebut akan mengalir ke dalam perusahaan; dan
(b) biaya perolehan aktiva dapat diukur secara andal.
Beberapa sifat atau ciri aktiva tetap adalah:
1. Tujuan dari pembeliannya bukan untuk dijual kembali atau diperjualbelikan sebagai
barang dagangan, tetapi untuk dipergunakan dalam kegiatan operasi perusahaan.
2. Mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
3. Jumlahnya cukup material.
Sifat pertama dari aktiva tetap tersebut yang membedakan aktiva tetap dari persediaan
barang dagangan. Misalnya mobil yang dimiliki PT. Astra sebagai produsen mobil, hasil
produksi/rakitan yang berupa mobil untuk dijual harus digolongkan sebagai persediaan barang
dagangan (inventory), sedangkan mobil yang dipakai untuk antar jemput pegawai digunakan
oleh direksi dan para manajer perusahaan harus digolongkan sebagai aktiva tetap.
Sifat kedua dari aktiva tetap, merupakan salah satu alasan mengapa aktiva tetap
harus disusutkan.
Biaya penyusutan merupakan alokasi dari biaya penggunaan aktiva tetap selama
masa manfaatnya, secara sistematis dan teratur (menggunakan metode tertentu yang di
terapkan secara konsisten).
Sifat ketiga merupakan salah satu alasan mengapa setiap perusahaan harus mem
punyai kebijakan kapitalisasi, yang membedakan antara capital expenditure dan revenue
expenditure.
246 PEMERIKSAAN AKUNTAN (AUDiTING}JILID I
Capital expenditure adalah suatu penge!uaran modal yang jumlahnya material dan
rnempunyai manfaat lebih dari satu tahun. Revenue expenditure adalah suatu pengeluaran
yang jumlahnya tidak material walauf)un masa manfaatnya mungkin lebih dari satu tahun.
Selain itu Revenue Expenditure merupakan pengeluaran yang dilakukan perusahaan dalam
rangka menghasilkan pendapatan dan dibebankan ke dalam rugi laba pada saat terjadinya
beban tersebut.
Misalnya pembelian mesin tik, meja tulis yang harga per unitnya kurang dari
Rp.500.000,- bagi perusahaan yang besar (misalkan Pertamina) akan merupakan revenue
expenditure, tetapi bagi perusahaan yang kecil (misal kantor akuntan kecil) akan merupakan
capital expenditure.
Fixed assets atau aktiva tetap bisa dibedakan menjadi:
1. Fixed tangible assets (aktiva tetap yang mempunyai wujud/bentuk, bisa dilihat, bisa
diraba).
2. Fixed intangible assets (aktiva tetap yang tidak mempunyai wujud/bentuk, sehingga
tidak bisa dilihat dan tidak bisa diraba).
Yang termasuk fixed tangible assets misalnya:
a. Tanah (Land) yang di atasnya dibangun gedung kantor, pabrik atau rumah. Tanah ini
biasanya tidak disusutkan (menurut SAK maupun peraturan pajak).
Tanah bisa dimiliki dalam bentuk hak milik, hak guna bangunan (biasanya jika kita
membeli rµmah dari real estate) yang mempunyai jangka waktu 20-30 tahun, hak guna
usaha dan hak pakai.
Perlu diperhatikan bahwa perusahaan asing dan warganegara asing tidak diperbolehkan
membeli tanah dengan hak milik.
b. Gedung (Building) termasuk pagar, lapangan parkir, taman, mesin-mesin (Machinery),
Peralatan (Equipment), Furniture & Fixtures (meja, kursi), Delivery EquipmenWehicles
(mobil, motor, kapal laut, pesawat terbang).
c. Natural Resources (Sumber Alam), seperti pertambangan minyak, batu bara, emas,
marmer dan hak pengusahaan hutan (HPH). Natural resources ini harus dideplesi,
bukan disusutkan, pada saat sumber alam tersebut mulai menghasilkan.
Yang termasuk intangible assets misalnya:
Hak patent, hak cipta (copy right), franchise, goodwill, preoperating expenses (biaya-biaya
yang dikeluarkan sebelum perusahaan berproduksi secara komersial, termasuk biaya
pendirian).
Contoh dari franchise misalnya Kentucky Fried Chicken, Hamburger, McDonald, Es teller
77. Dalam hal ini pengusaha yang ingin menjual makanan/minuman tersebut harus me
nandatangani kontrak dengan pemilik franchise, agar bisa menjual makanan/minuman
dengan rasa, bentuk, gaya, dekorasi yang khusus untuk jenis makanan tersebut, tentu
saja dengan membayar royalty.
: •.o < ::;: PEMERIKS/':AN AKT/VA TETAP
·· u~·--<��J
:,; ••�. /..,. LJJ i .... � .....,vC.... ( ....I ,,UJ,u,\l\i''
.J!:5 !::I..,!
p�!l�ED''.,..S" • ) · KT!V ;· ; ..l.•.....
C.m f'\lr\. M.f\[\l1 h '-
L.:::�lam suatu general audit (pemeriksaan umum}, pemeriksc::"ln atas 81,tiva I:,•.--...
')cberapa tujuan sebagai berikut:
1. Memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas ak'i; _,,.
2. Untuk memeriksa apakah aktiva tetap yang tercantum di neraca betu!-f:i
digunakan dan dimiliki oleh perusahaan.
3. Untuk memeriksa apakah penambahan aktiva tetap dalam tahun berjaia1,
diperiksa) betul-betul merupakan suatu Capital Expenditure, diotorisa�
perusahaan yang berwenang didukung oleh bukti-bukti yang lengkap dar, Cj:
benar.
4. Untuk memeriksa apakah disposal (penarikan) aktiva tetap sudah dicatat , :
di buku perusahaan dan telah diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang l,.
Disposal dari- aktiva tetap bisa terjadi dalam bentuk penjualan yang akan rn ,: ·lkan
rugi/laba penjualan aktiva tetap, tukartambah (trade-in) atau penghapusan .1! 'citap
yang bisa menimbulkan kerugian dari penghapusan aktiva tetap, jika aktiva tei: ,ebut
masih mempunyai nilai buku.
Kerugian dari trade-in atas aktiva sejenis dicatat sebagai Loss on Trade-in :;(�d: ,.ngkan
keuntungan dari trade-in, dicatat sebagai pengurangan dari harga perolehan akliva tctap
yang baru.
5. Untuk memeriksa apakah pembebanan penyusutan dalam tahun (periode) yang diperiksa
dilakukan dengan cara yang sesuai dengan SAK, konsisten, dan apakah perhitungan
nya telah dilakukan dengan benar (secara akurat).
6. Untuk memeriksa apakah ada aktiva tetap yang dijadikan sebagai jaminan.
7. Untuk memeriksa apakah ada aktiva tetap yang disewakan, jika ada apakah pendapatan
sewa sudah ?iterima perusahaan.
8. Untuk memeriksa apakah ada aktiva tetap yang mengalami penurunan nilai (impairment).
9. Untuk memeriksa apakah penyajian aktiva tetap dalam laporan keuangan, sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.
b. Mutasi aktiva tetap (penambahan dan pengurangan) biasanya jauh lebih sedikit di
bandingkan mutasi piutang dan persediaan.
c. Dalam memeriksa aktiva tetap, prosedur cut-off bukan merupakan hal yang penting
seperti pemeriksaan atas cut-off transactions dalam pemeriksaan pembelian dan pen
jualan persediaan.
Prosedur audit yang akan disebutkan berikut ini berlaku untuk repeat engagements (pe
nugasan berulang) sehingga dititikberatkan pada pemeriksaan transaksi tahun berjalan
(periode yang diperiksa).
Untuk first audit (audit pertama kali) bisa dibedakan sebagai berikut:
- Jika tahun sebelumnya perusahaan sudah di audit oleh kantor akuntan lain, saldo awal
aktiva tetap bisa dicocokkan dengan laporan akuntan terdahulu dan kertas kerja pe
meriksaan akuntan tersebut.
- Jika tahun-tahun sebelumnya perusahaan belum pernah di audit, akuntan publik hams
memeriksa mutasi penambahan dan pengurangan aktiva tetap sejak .awal berdirinya
perusahaan, untuk mengetahui apakah pencatatan yang dilakukan perusahaan untuk
penambahan dan pengurangan aktiva tetap, serta metode dan perhitungan penyusutan
aktiva tetap dilakukan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Tentu saja pemeriksaan mutasi tahun-tahun sebelumnya dilakukan secara test basis
dengan mengutamakan jumlah yang material.
Prosedur audit atas aktiva tetap adalah sebagai berikut:
1. Pelajari dan evaluasi internal control atas aktiva tetap.
2. Minta kepada klien Top Schedule serta Supporting Schedule aktiva tetap, yang berisikan:
Saldo awal, penambahan serta pengurangan-pengurangannya dan saldo akhir, baik untuk
harga perolehan maupun akumulasi penyusutannya.
3. Periksa footing dan cross footingnya dan cocokkan totalnya dengan Gfmeral Ledger
atau Sub-Ledger, saldo awal dengan working paper tahun lalu.
4. Vouch penambahan serta pengurangan dari Fixed Assets tersebut. Untuk penambahan
kita lihat approvalnya dan kelengkapan supporting documentnya;
Untuk pengurangan kita lihat otorisasinya dan journalnya apakah sudah dicatat dengan
betul, misalnya bila ada keuntungan atau kerugian atas penjualan Fixed Assets tersebut.
Selain itu periksa juga penerimaan hasil penjualan aktiva tetap tersebut.
5. Periksa phisik dari Fixed Assets tersebut (dengan cara test basis) dan periksa kondisi
dan nomor kode dari Fixed Assets.
6. Periksa bukti pemilikan aktiva tetap.
Untuk tanah, gedung, periksa sertifikat tanah dan 1MB (lzin Mendirikan Bangunan)
serta SIPB (Surat lzin Penempatan Bangunan).
Untuk mobil, motor, periksa BPKB, STNK-nya.
7. Pelajari dan periksa apakah Capitalization Policy dan Depreciation Policy yang dijalankan
konsisten dengan tahun sebelumnya.
8. Buat analisisi tentang perkiraan Repair & Maintenance, sehingga kit� dapat mengetahui
apakah ada pengeluaran yang seharusnya masuk dalam kelompok Capital Expenditures
tetapi dicatat sebagai Revenue Expenditures.
) 'r; 13: PEM5Rll<.SAAN AKTIVA TETAP
2. Minta kepada client, Top Schedule serta supporting schedule aktiva tetap.
Contoh Top Schedule dan supporting schedule aktiva tetap bisa dilihat di Exhibit 13-1
dan 13-2.
3. Prosedur audit nomor 3 cukup jelas.
4. Vouched penambahan serta pengurangan fixed assets.
Untuk penambahan aktiva tetap, selain diperhatikan otorisasi dan kelengkapan supporting
document, harus dilihat apakah penambahan tersebut sudah tercantum dalam anggaran.
Untuk pengurangan aktiva tetap harus diperiksa kebenaran journal entrynya.
Misalkan: mesin dengan harga perolehan Rp.100.000.000 dan akumulasi penyusutan
(s/d tanggal penarikan) Rp.80.000.000 dijual depgan harga Rp.30.000.000 secara
tunai.
Journal entry yang seharusnya adalah:
DR.Ka s Rp. 30.000.000
DR. Akumulasi Penyusutan Mesin Rp. 80.000.000
CR. Mesin Rp. 100.000.000
CR. Laba Penjualan Aktiva Tetap Rp. 10.000.000
Seringkali perusahaan mencatat transaksi tersebut dengan mendebit Kas
Rp.30.000.000 dan mengkredit mesin Rp.30.000.000. Auditor juga harus memeriksa
apakah uang kas sebesar Rp.30.000.000 sudah diterima- perusahaan dan dicatat
dalam buku penerimaan kas.
5. Periksa phisik dari aktiva tetap dan perhatikan kondisinya apakah masih dalam keadaan
baik atau sudah rusak.
Tentang pemeriksaan phisik aktiva tetap secara test basis ada 2 .(dua) pendapat:
1. Yang ditest hanya penambahan dalam tahun berjalan yang jumlahnya besar.
2. Diutamakan penambahan yang baru serta beberapa Fixed Assets yang lama.
Pada pendapat pertama memang akan lebih cepat pelaksanaannya, tetapi ada kele
mahannya yaitu bila ada Fixed Asse(s yang sudah lama dibeli atau tidak dapat dipakai
lagi, tetapi masih tercantum di dalam daftar Fixed Assets, maka dengan cara pertama
tidak dapat diketahui.
6. Periksa bukti pemilikan aktiva tetap.
Dalam hal ini harus dicocokkan nomor mesin, chasis, dan nomor polisi kendaraan
yang tercantum di BPKB dan STNK dengan yang terdapat di kendaraan. Perhatikan
juga apakah surat-surat tanah, gedung, kendaraan atas nama perusahaan.
7. Pelajari dan periksa apakah Capitalization serta Depreciation Policy-nya konsisten
dengan tahun sebelumnya. Tentang policy dari Capitalization tersebut ada beberapa
kemungkinan:
1. Berdasarkan jumlahnya, misalnya di atas Rp. 500.000,- harus dikapitalisir.
2. Berdasarkan masa manfaatnya.
3. Campuran antara jumlah dan masa manfaatnya.
Tentang policy dari penyusutan ada beberapa kemungkinan, apakah penyusutan
tersebut dimulai:
-,_. ilEMER/.1-<.SAAN AKTIVA TETAP
Dalam hal ini jika ada aktiva tetap yang mengaiami penurunan nilai manfaat keekonomian,
auditor harus menilai kewajaran dari penetapan yang dibuat manajemen mengenai
penurunan nilai tersebut.
18. Periksa penyajian aktiva tetap dalam laporan keuangan apakah sudah sesuai dengan
SAK, baik di neraca (cost and accumulated depreciation), di rugi laba (biaya penyusutan),
di catatan atas laporan keuangan (kebijakan kapitalisasi dan penyusutan, rinci�n garis
besar aktiva tetap) maupun di lamplran (rincian aktiva tetap).
Contoh penyajiannya:
di Neraca
Catatan No. 31/12/2002 31/12/2001
AKTIVA TETAP:
Harga Perolehan 9 Rp. 2.230.000.000 Rp. 2.000.000.000
Akumulasi Penyusutan Rp. 525.000.000 Rp. 240.000.000
Rp. 1.705.000.000 Rp. 1.760.000.000
di Kebljakan Akuntansl
d. Aktiva Tetap
Aktiva tetap dinilai berdasarkan harga perolehan.
Perusahaan menyusutkan aktiva tetapnya dengan menggunakan metode garis lurus
dengan persentase penyusutan sebagai berikut (berdasarkan taksiran masa manfaat
aktiva tetap):
Gedung : 4% per tahun
Kendaraan : 25% per tahun
Mesin : 20%-per tahun
Peralatan Kantor : 10% per tahun
Penyusutan dihitung setahun penuh tanpa memperhatikan tanggal pembeliannya.
Biaya pemeliharaan dan perbaikan rutin dibebankan pada perhitungan laba rugi pada
saat terjadinya, sedangkan biaya pemugaran dan penambahan dalam jumlah besar
dikapitalisasi.
BAB 13: PEMERIKSAAN AKT/VA TETAP 253
31 Desember 2002
Harga Akumulasi Nilai Buku
Perolehan Penyusutan
Tanah Rp. 400.000.000 Rp. Rp. 400.000.000
GedunQ Rp . 500.000.000 Rp. 40.000.000 Rp. 460.000.000
Kendaraan Ro. 280.000.000 Ro. 120.000.000 Ro. 160.000.000
Mesin Rp. 900.000.000 Rp. 340.000.000 Rp. 560.000.000
Peralatan Kantor Rp. 150.000.000 Rp. 25.000.000 Rp. 125.000.000
Rp. 2.230.000.000 Rp. 525.000.000 Rp. 1.705.000.000
31 Desember 2001
Harga Akumulasi Nilal Buku
Perolehan Penyusutan
Tanah Rp. 400.000.000 Rp. Rp. 400.000.000
Gedung Rp. 500.000.000 Rp. 20.000.000 Rp. 480.000.000
Kendaraan Rp. 200.000.000 Rp. 50.000.000 Rp. 150.000.000
Mesin Rp. 800.000.000 Rp. 160.000.000 Rp. 640.000.000
Peralatan Kantor Rp. 100.000.000 Rp. 10.000.000 Rp. 90.000.000
Rp. 2.000.000.000 Rp. 240.000.000 Rp. 1.760.000.000
Beban penyusutan untuk tahun 2002 dan tahun 2001 masing-masing sebesar
Rp.285.000.000 dan Rp.240.000.000.
Gedung dan mesin dijadikan jaminan kredit di Bank Bumi Daya.