Anda di halaman 1dari 58

Name •

• -------
Class •

Lecturer : Farina Jessen Yap, S.E., M.Ak.

• For own use only, not for sale


• Not for profit
145

BabB
Pemeriksaan Kas dan Setara Kas
8.1. SIFAT DAN CONTOH KAS DAN SETARA KAS
Kas merupakan harta · lancar perusahaan yang sangat menarik dan mudah untuk
diselewengkan. Selain itu banyak transaksl perusahaan yang menyangkut penerimaan
dan pengeluaran kas. Karena itu, untuk metnperkecil kemungkinan terjadinya kecurangan
atau penyelewengan yang menyangkut uang kas perusahaan, diperlukan adanya pengen­
dalian intern (internal control) yang baik atas kas dan bank.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan tahun 1994:
"a. Yang dimaksud dengan kas ialah alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan
untuk membiayai kegiatan umum perusahaan.
b. Yang·. dimaksud dengan bank adalah sisa rekening giro perusahaan' yang dapat
dipergunakan secara bebas unluk membiayai kegiatan umum perusahaan."
Contoh dari perkiraan-perkiraan yang biasa digolongkan sebagai kas dan bank adalah:
o Kas kecil (Petty Cash) dalam rupiah maupun mata uang asing.
o Saldo rekening-giro,di Bank dalam rupiah maupun mata uang asing.
o Bon sementar� (IOU). ,
o Bon-bon kas kec,11 yang br3h,1m direimbursed.
o Check tunai yang akan didepositoka, n.
Yang tidak dapat digo o�gkan sepagai bagian dari kas dan bank pada neraca adalah:
o Deposito berjarigka (time deposit) yang jatuh tempo lebih dari 3 bulan
o Check mundur dan check lfosong.
o Dana yang disisihkan untuk tujuan tertentu (sinking fund).
o Rekenitig giro yang tidak dapat segera digunakan baik didalam maupun diluar negeri,
misalnya karena dibekukan.
Menurut PSAK No. 2, hal.2.2 .& 2.3 (IAI: 2002)
.; 'i'
'

Kas terdiri dari: saldo kas (cash on hand) dah rekening giro.
Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek
dan yang dengan cepat dapfil dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko
perubahan nilai yang signifikan.
Setara kas dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk investasi
atau tujuan lain. Untuk memenuhi persyaratan setara kas, investasi harus segera dapat
diubah menjadi kas dalam jumlah yang telah diketahui tanpa menghadapi risiko perubahan
nilai yang signifikan. Karenanya, suatu investasi baru dapat memenuhi syarat sebagai
146 PEMERIKSAAN AKUNTAN {AUDIT/NG)JIUD I

setara kas hanya jika segera akan jatur, tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari
tanggal perolehannya. lnvestasi dalam bentuk sal1arn tidak termasuk setara kas, sebagai
contoh, saham preferen yang dibeli dan akan segera jatuh tempo serta tanggal penebusan
(redemption date) telah ditentukan.
Cerukan (bank overdraft) merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pengelola:3n kas
perusahaan. Dalam keadaan tersebut, cerukan termasuk komponen kas dan setara l<as;

8.2. TUJUAN PEMERIKSAAN (AUDIT OBJECTIVES) KAS DAN SETARA KAS


1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal cont(o( yang cukup baik atas_ kas dan setara
·· ·
kas serta transaksi penerirnaan dah pengeluaran· kas dan bank.
2. Untuk memedksa apakah saldo kas dan setara kas yang ada di rieraca per tanggal
neraca betul�betul ada dan dimiliki_ perusahaah (Exist�nce).
3. Untuk memeriksa apakah ada pembatasan untuk.penggunaan saldo kas oan setara kas.
4. Untuk memeriksa, seandainya ada saldo kas dan sefara kas dalam vafuta· asing, apakah
saldo tersebut dikonversikan ke dalam rupiah dengan ·menggunakah kurs tengah Bl
pada tanggal neraca dan apakah selisih kurs yang terjadi sudah. dibebankan atau
dikreditkan ke laba rugi tahun berjalan. .
5. Untuk memeriksa apakah penyajian di NeracaI sesuai,,.( •
dengan· prinsip
1 . 1·
akuntansi yang
berlaku umum <;Ji _Indonesia (Pres8:ntation dan o,_sclosure).
Penjelasan Atas Tujuan Pemeriksaan
1. Untuk memeriksa apakah terdapat ,internal control yang cukup baik atas kas dan setara
kas serta trans.aksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank.
Jika akuntan publik (auditor) dapat meyakinkan..�irir;iy9 t;>a�wa internal_ control alas kas
dan setara kas serta transaksi penerimaao d�ri;tyengeluar�ri kas �an_ bank berjalan
efektif maka luasnya pemeriksaan dalam melakUkan substantive test bisa a'lpersempit.
Beberapa ciri internal control yang baik ataf kijs dar,j�fara kas serta transaksi
penerimaan dan pengeluaran kas clan bank �cliil�h: · · ·· ·· · · ·· ·
a. Adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab antara yang mep�rin:,a dan menge­
luarkan kas dengan yang melakukan :Pencatatan, rnemqerik;:m otoritas atas
pengeluaran dan penerimaan kas_ dan bank ..
b. Pegawai yang membuat rek�:msiliasi ba�k. harus la,in dari pegawai yang
mengerjakan buku bank. Rekonsiliasi bank dtbuat setiap bulan dan harus ditelaah
(direview) oleh kepala Bagian Akuntansi.
c. Digunakannya imprest fund system urituk mengelola kas kecil.
d. Penerimaan kas, check dan giro, harus disetor ke batik dalani jumlah seutuhnya
(intact) paling lambat keesokan harinya.
e. Uang kas harus disimpan ditempat yang aman, misalnya di cash· box, brandkas
atau di bank.
BAB 8: PEMERIKSAAN KAs DAN SETARA KAS 147

f. Uang kas harus dikeloia dengan baik, dalam arti jangan dibiarkan menganggur
atau terlalu banyak disimpan di rekening giro, karena tidak memberikan hasil yang
optimal.
Jika ada uang kas yang menganggur sebaiknya disimpan dalam deposito berjangka
atau dibelikan surat berharga yang sewaktu-waktu bisa diuangkan (marketable)
sehingga bisa menghasilkan bunga atau dividen.
g. Blanko check dan giro harus disimpan ditempat yang aman supaya tidak disalah­
gunakan, selain itu harus dihindari penandatanganan check dalam bentuk blanko.
Pada saat penandatanganan check, harus dilan,pirkan bukti-bukti pendukung yang
lengk.ap.
h. Se!)aiknya check dan giro ditulis atas nama dan check/giro ditandatangani oleh 2
orang untuk menghindari penyalahgunaan.
i. Sebaiknya kasir diasuransikan atau diminta menyerahkan uang jaminan, untuk back
up seandainya terjadi kehilangan uang atau kecurangan yang dilakukan oleh kasir.
j. Digunakan kwitansi yang bernomor urut tercetak (prenumbered).
k. Bukti-bukti pendukung dari pengeluaran kas yang sudah dibayar harus di stempel
lunas, untuk menghindari kemungkinan untuk di proses pembayarannya dua kali
( double payment).
2. Untuk memeriksa apakah saldo kas dan setara kas yang ada di neraca per tanggal
neraca betul-betul ada dan dimiliki perusahaan.
Maksudnya auditor harus meyakinkan dirinya bahwa kas dan setara kas yang dimilikl
perusahaan (on hand dan in bank) betul-betul ada dan dimiliki perusahaan dan bukan
milik pribadi direksi atau pemegang saham. Karena itu auditor harus melakukan kas
opname dan men�irim konfirmasi bank.
3. Untuk memeriksa apakah ada pembatasan untuk penggunaan saldo kas dan setara
kas. Jika perusahaan menyisihkan sebagian dana yang dimiliki untuk keperluan .
pelunasan obligasi berikut bunganya (sinking fund) maka dana tersebut tidak dapat
dilaporkan sebagai bagiari dari kas di harta· lancar.
Begitu juga jika ada saldo rekening giro yang dibekukan karena perusahaan tersangkut
suatu masalah hukum, maka saldo t'e-rsebut tidak boleh dilaporkan sebagai bagian
dari kas di harta lancar. Hal tersebut harus dijelaskan dalatn catatan atas laporan
keuangan�
4. Untuk memeriksa seandainya ada saldo kas/setara kas dalam valuta asing, apakah
saido tersebut sudah dikonversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah
Bank Indonesia {Bl) pada taiiggal neraca dan apakah selisih kurs yang terjadi sudah
dibeb'ankan atau dikreditkan ke laba rugi tahun berjalan.
Misalkan per 31 Desember 2002 perusahaan mempunyai saldo bank sebesar US$10
ribu yangdi buku besar dicatat dalam rupiah sebesar Rp.100.000.000,-
Misalkan kurs Bl per 31 Desember 2002: kursjual 1 US$10,100,- dan kurs beli 1 US$
= Rp.10.060,-
Maka saldo US $10,000 tersebut harus dikonversikan ke dalam rupiah dengan meng­
gunakan kurs 1 US $ = Rp.10.080,-. Karena itu harus dibuat Adjustment:
148 PEMERIKSAAN AKUNTAN (AUDITING}JIUD /

-Or. Bank Rp.800.000,-


� Cr. Laba selisih kurs Rp.800.000,-
, .,
Untuk mengoreksi selisih kurs dari saldo bank dalam US $ per tanggal neraca.
5. Untuk memeriksa apakah penyajiannya di Neraca sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia.
Menurut SAK:
o Kas dan setara kas disajikan di neraca sebagai harta lancar (Current Assets).
o Kas dan setara kas yang penggunaannya dibatasi dapat dihiasuk_kan dalam aktiva
lancar hanya jika pembatasan tersebut dilakukan untuk menyis'ihkan dana untuk
melunasi kewajiban jangka pendek atal.l jika- pembatasan tersebut hanya berlaku
selama satu tahun.
o Saldo kredit pada perkiraan bank disajikan pada kelompok kewajiban sebagai
kewajiban jangka pendek.
Saldo kredit dan debit rekening giro pada bank yang sarna dap·at digabung dan
disajikan pada neraca sebagai satu kesatuan.

8.3. PROSEDUR PEMERIKSAAN KAS DAN SETARA KAS


1. Pahami dan evaluasi internal control atas kas dan setara kas serta _transaksi penerimaan
dan.pengeluaran kas dan bank.
2. Buat Top Sche.dule kas dan setara kas per tanggal neraca (misal peri3t-1-2.,.2002), atau
kalau belum selesai, boleh per 31-10-2002 atau 30-11-2002; penambahan m\,Jtasi akan
diperiksa kemudian, apakah ada hal-hal yang unsual (di luar kebiasaan) atau tidak.
3. Lakukan Cash count (perhitungan phisik uang kas) peir t�nggal neraca, bisa juga
sebelum atau. sesudah tanggal 'rieraca.
4. Kirim konfirmasi atau dapatkan pernyataan salda dari kas(r da(am hal. tidc!k dilakukan
kas opname.
5. Ki rim konfirmasi untuk seluruh rekening bank yang, dimiliki perusah�an..
' • ' ,·. : ' ,< · ·· ,• •. I

.6, Minta rekonsiliasi bank per tanggal neraca (misalkan,per 31-,12.,.2002), kalau terpaksa,
1

karena belum selesai yang Desember, dapat diminta per 31-11-2002.


7. Lakukan pemeriksaan atas re.konsiliasi bank tersebut.
8. Review jawaban konfirmasi dari bank,. notulen rapat dan . perjanjian kredit untuk
mengetahui apakah ada pembatasan dari rekening bank yang:ditnili.ki-pem.1sahaan.
9. Periksa inter bank transfer ± 1 minggu sebelum dan sesudah- tanggal 'neraca, untuk
mengetahui adanya kitting dengan tujuan untuk window dressfng.
10. Periksa transaksi kas sesudah tanggal neraca (subsequent payment dan subsequent
collection) sampai mendekati tanggal selesainya pemeriksaan lapangan.
11. Seandainya ada saldo kas dan setara kas dalam mata uarig asirig pe1r tc1nggal neraca,
periksa apakah saldo tersebut sudah dikonversikan ke dalam rupiah dengan meng­
gunakan kurs tengah Bl pada tanggal neraca- dan apakah s'elisih kurs yang terjadi
sudah dibebankan atau dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan;
BAB 8: PEMER/KSAAN KAs DAN SETARA KAs 149

12. Periksa apakah penyajian kas dan setara kas di neraca dan catatan atas laporan
keuangan, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
13. Buat kesimpulan di Top Schedule kas dan setara kas atau di memo tersendiri mengenai
kewajaran dari kas dan setara kas, setelah kita menjalankan seluruh prosedur audit di
atas.
Penjelasan Prosedur Pemeriksaan Kas dan Setara Kas
1 . Pahami dan evaluasi internal control atas kas dan setara kas serta transaksi penerimaan
dan pengeluaran kas dan bank.
Proses memahami dan mengevaluasi internal control atas kas dan setara kas serta
transaksi penerimaan dan pengeluarah kas dan bank merupakan bagian yang sangat
penting dalam suatu proses p��.e?ksaan akuntan. Kas dan setar� kas dalam perusahaan
-.
-sering dikatakah sebagai darah dalam tubuh manu'sia.
Jlka perusahaan mengafan,i .kes-�iitan· uang, sama s�perti manusfa yang "lesu darah"
� , I · ,. · ·
:· I· · . .' ' •,
atau "kekurangan darah". . . l, •··: .• • • ' •, ,

Selain itu hampir s.emua transaksi perusahaan menyangkut kas dan setara kas.
'·, .,. . .. :· .,.;,' . . ., . . ' .

Hasil evaluasi internal control atas 1 kas


dan.'setara kas serta transaksi penerimaan dan
pengeluaran• kas d. a n bahk berupa :kesimpulan apakah internal control tersebut berjalan
efektif atau tidak. Jika auditor menyitnpulkan bahwa internal control efektif, berarti
luasnya pengujian atas kewajarl:ln saldo k;:is dan setara k�s per t�nggat neraca bisa
dipersempit, ka'ren'a kemurigkInan terjadihya kesalahan adalah kecil clan jika kesalahan
terjadi akan. bisa segera ditemukan oleh pihak perusahaan. UAtuk ,memahami internal
control yang terdapat di perusahaan, auditor bisa melakukan tanya jawab dengan klien
dengan r.n,enggunaka.n int,ernf!i 1 99n,tr9l 1 que¥ionqa£�e�,. Kernugifl,n1,hasil tanya jawab
digambarkan lebih lanjut dalam flow chart dan Oika sHaf}ggap gerli,J), ,dalam bentuk cerita
(narrative).
Berdasarkan jawaban ICQ, flQw,chart dan-penjelasani1arrat1ve (jika,ada), auditor bisa
mengevaluasi internal control .yang.ada.secara teoritis. dan menarik keslmpular,i sementara
apakah /nternaI' 'contro1 atas l<as 1dan setara kas serta' penerima
1
' an dan pengeluaran
j
kas/bank balk, sedang atau lemah; Jika disimpulkan 'si tneritara bi:i:hwa internal control
balk atau sedahg, auditor hl:i-f'Gs' melakukari te�t" ketaatan atas frans,aksi penerimaan
dan pengeluaran kas/bank, untuk membuktikan apakah' internal control berjalan efektif
atau tidak.
Yang diambil sebagai sample biasanya ,bukti peherimaan kas/bank ,dan bukti penge­
luaran kas/bank atau nomor check/giro. Jika dishnpulkan ser'ne'ntara bahwa internal
control lemah, auditor tidak perlu mengadakan test ket?atan, tetapj langsung melakukan
substantive test ya-ng dlperluas� Karena biassnya jiKd· tetap dilakoRan compliance test,
kesimpulan akhir tetap menyatal<an bahwa internal control lemah.
Setelah compliance test selesai dilakukan, auditor harus menarik kesimpulan akhir apakah
internal control; baik, sedang atau· lemah. Setelah itu baru dilakukan substantive test
atas saldo' kas/bank;
Prosedur audit untuk compliance test harus dipisahkan dari prosedur audit untuk
substantive test, begitu juga kertas kerja pemeriksaannya.
150 PEMERIKSAAN AKUNTAN (AUDITING}JIUD /

Contoh internal control questionnaires untuk penerimaan dan pengeiuaran kas dan
setara kas bisa dilihat di Exhibit 8-1A dan 8-18.
Hasil tanya jawab dengan klien mengenai prosedur penerimaan kas dan setara kas,
didokumentasikan oleh auditor dalam bentuk narrative, yang contohnya bisa dilihat
berikut ini, dan dalam bentuk flow chart yang bisa dilihat di Exhibit 8-2.
Garis besar sistim dan prosedur penerimaan dan pengeluaran kas/bank pada PT.
RENIKU adalah sebagai berikut:

blLAKUKAN
NO. URAIAN OLEH:
1. Memeriksa faktur-faktur yang jatuh tempo untuk ditagih. Bagian
l
Keuangan
2. Membuat daftar penagihan dalam rangkap dua. Bagian Keuangan
3. Memeriksa daftar penagihan dan faktur yang disiapkan Manajer
untuk ditagih, kemudian menyerahkan kepada kasir. Keuangan
4. Membuat kwitansi dalam rangkap tiga, yang keriludian Kasir
. disetujui dan ditandatangani oleh manajer keuangan, di
mana lembar pertama dan kedua diserahkan ke penagih,
sedangkan lembar ketiga untuk arsip.
5. Menyerahkan faktur, daftar penagihan kwitansi ke penc1gih. Kaslr
6� . Melakukan penagihan ke lapangan dan meminta pelanggan Penaglh
yang sudah membayar untuk menandatangani kwitansi.
7. Meherima uang/eek/giro dan kwitansi lembar kedua yang Penagih
sudah ditandatangani
8. Mengisi daftar penagihan dalam rangkap dua tentang jumlah ' Penagih
yang dapat ditagih dan tidak dap_a t ditagih.

9. Menyerahkan kwitansi lembar kedua, uang/eek/giro beserta P1enagih


daftar periagihan yang sudah diisi• kepadc!: kasir,. di. mana
dc1ftar penagihan lembar pertama untuk bagian. akµntansi
dan lembar kedua untuk arsip kasir.
· 10. Membuat voucher penerimaan dalam rangkap dua dan Kasir
menyerahkan eek/giro yang diterima bersama vouehei
penerimaan kepada manajer keuangan.
11. ,Menandatangani voucher pemerimaan dan menyi_mpan Mi,majer
eek/giro yang diterima untuk disetor ke bank pada sa�t jatuh Keuangan
tempo.
12. Menyerahkan voucher penerimaan yang sudah ditanda­ M,anajer
tangani kepada kasir, di mana lembar pertama untuk _!(euangan
bagian akuntansi dan lembar kedua untuk arsip kasir.
BAB 8: PEMERIKSAAN KAs DAN SETARA KAs 151

13. Membuat bukti penerimaan kas dalam rangkap dua, di Kasir


mana lembar pertama untuk bagian akuntansi dan lembar
kedua untuk arsip kasir.
14. Membuat laporan kas harian dalam rangkap dua, yang Kasir
akan diperiksa dan ditandatangani oleh manajer keuangari.
Lembar pertama untuk bagian akuntansi dan lembar kedua
untuk arsip kasir.
15. Menyerahkan kwitansi lembar kedua, daftar penagihan lembar Kasir
pertama, voucher penerimaan, bukti. penerlmaan kas dan
laporan kas harian lembar pertama kepada bagian akuntansi.
16. Menc.ocokkan kwitansi, daftar penagihan, voucher pene- Bagian Akuntansi
dmaan, bukti penerimaan kas, laporan kas, laporan kas
harian dan faktur, kemudian mencatatnya dalain buku jur'nal
penerimaan kas yang secara periodik diposting ke masing-
masing buku besar dan juga dicatat �e kartu piutang.

Bentuk narrative dari prosedur pengeluaran· kas dan bank bisa dilihat di Exhibit 4-5.
Berdasarkan penjelasan narrative, flow chart dan jawaban internal control questionnaires
atas sistem dan prosedur penerimaan dan pengeluaran kas/barik pada PT.· RENIKU,
misalnya ditarik kesimpulan sementara bahwa pengendalian intern atas penerimaan
dan pengeluaran kas/bank cukup baik dan tidak diindentifikasikan suatu risiko.kesalahan
yang materi.al.
Langkah berikutnya, auditor harus melakukan compliance test (pengujian 'ketaatan},
namun sebelumnya per1u disusun audit program untuk pengujian ketaatan atas transaksi
penerimaan dan pengeluaran kas/bank sebagai berikut:
Penerlmaan Kas/Bank
1. Ambil sample bukti penerimaan kas/bank secara random: semua penerimaan kas
yang berjumlah > Rp.10 juta ditambah 1 O penerimaan kas/bank yang b�rjumlah <
Rp.10 juta. ·
2. Periksa apakah bukti penerimaan kas tersebut:
o sudah diotorisasi pejabat perusahaan yang berwenang.
o lengkap bukti pendukungnya (misalnya kwitansi bernomor urut tercetak, deposit
slip),
o mencantumkan nomor perkiraan yang dikredit dengan benar dan perhitungan
mathematisnya sudah benar.
3. Periksa apakah posting ke buku besar kas (untuk penjualan tunai) dan piutang
(untuk pelunasan piutang) serta buku besar penjualan sudah dilakukan dengan
benar. Begitu juga posting ke sub buku besar piutang.
4. Tarik kesimpulan mengenai hasil compliance test.
152 PEMERIKSAAN AKUNTAN (AUDITING}JJL/O /

Pengeiuaran KasiBank
1. Ambil sample bukti pengeluaran kas/bank secara random: semua pengeluaran kas
yang berjumlah > Rp.5 juta ditambah 10 pengeluaran kas/bank yang berjumlah <
Rp.5 juta.
2. Periksa apakah bukti pengeluaran kas terebut:
o sudah diotorisasi pejabat perusahaan yang berwenang.
o lengkap bukti pendukungnya (misal PR, PO, Supplier Invoice, RR, kwitansi dari
supplier dan lain-lain).
o mencantumkan nomor perkiraan yang di debit dengan benar.
o perhitungan mathematisnya sudah benar.
3. Periksa apakah posting ke buku besar dan sub buku besar (misalnya utang) sudah
dilakukan dengan benar.
4. Tarik kesimpulan mengenai hasil compliance test.
Contoh kertas kerja pemeriksaan untuk test transaksi penerimaan kas bisa dilihat di
Exhibit 8-3, untuk test transaksi pengeluaran kas/bank bisa dilihat di Exhibit 5-1.
2. Buat TOR Schedule .kas dan setara kas per tanggal neraca.
Contoh Top �chedule Kas dan Setara Kas bisa dilihat di Exhibit 8-4.
3. Lakukan cash count
Jika klien menggunakan imprest fund system untuk kas kecilnya, cash count bisa
dilakukan kapan saja karena saldo kas selalu tetap. Tetapi jika dlgunakan fluctuating
fund system maka cash count sebaiknya dilakukan tidak jauh dad tanggal neraca agar
tiqqk1, mengal�mi k�suljtan sewaktu melakukan perhitungan m9Jµ atau r;nundur ke
tanggpl, ner,aca (sa.ldo kas per tanggal .cash couQt djt�mbah atau dikurangi dengan
penerimaan atau/dan pengeluaran sebelum/ses. udah tariggal neraca)
Contoh Berita Acara Kas Opname, yang harus dibu;;itpada
· waktu ·pelaksanaan
· kas
opname, bisa dilihat di Exhibit 8-6.
h
Perbedaan journal entry antara Imprest fund sysfem dan fluctµating fund system
dalam pengelolaan kas kecil adalah sebagai berikut:
Imprest Fund Fluctuating Fund
a. Pengadaan Petty Cash
DR.Petty Cash xx DR. Petty Cash xx
CR. Cash In Bank xx CR. Cash In Bank xx
b. Penyaluran kas kecil untuk membayar biaya rutin
No. Entry DR. Biaya Telepon xx
DR. Biaya Transport xx
CR. Petty Cash xx
c. Penerimaan uang dari hasil penjualan tunai
No. Entry DR. Petty Cash xx
CR. Sales xx
BAB 8: PEMERIKSAAN KAs DAN SETARA KAs 153

d. Pengisian kembali Petty Cash dengan membuka eek


DR. Biaya-biaya xx DR. Petty Cash xx
CR. Cash In Bank xx CR. Cash In Bank xx
4. Kirim konfirmasi atau dapatkan pernyataan saldo dari kasir dalam hal tidak dilakukan
kas opname.
Untuk kas yang berada di cabang yang jauh dan saldonya tidak besar (misalnya di
lrian Jaya dengan saldo Rp.1.000.000) tidak perlu auditor secara khusus mengunjungi
cabang tersebut untuk melakukan kas opname, karena tidak berimbang cost dan
benefit-nya. Sehingga cukup dikirim surat konfirmasi atau diminta pernyataan saldo
dari kasir.
5. Kirim konfirmasi untuk seluruh rekening bank yang dimiliki perusahaan. Contoh konfirmasi
bank bisa dilihat di Exhibit 8-9.
Surat konfirmasi tersebut harus ditandatangani oleh pejabat perusahaan yang nama
dan contoh tandatangannya tercantum di "signature carci,' bank perusahaan (authorized
signature). Konfirmasi tersebut bisa mencantumkan n9mor rekening bank perusahaan,
tetapi akan lebih baik jika nomor rekening tersebut tidak dicantumk�n.
Surat konfirmasi harus tetap dikirim walaupun perusahaan sudah menerima rekening
koran dari bank karena:
o hal tersebut merupakan standard audit procedures untuk mendapatkan bahan
pembuktian (audit evidence).
o yang ditanyakan dalam surat konfirmasi bukan hanya .saldo bank tetapi banyak hal
lainnya, seperti: jumlah kredit, pendiskontoan weseltagih, contingent liability dan
lain-lain.
o jawaban konfirmasi diminta untuk dikirim langsung ke auditor, sedatigkan rekening
koran selalu dikirim ke klien.
6&7. Minta rekonsiliasi bank dan lakukan pemeriksaan atas rekonsiliasi bank tersebut.
Contoh rekonsiliasi bank bisa dilihat di Exhibit 8-5.
Rekonsiliasi bank harus dibuat oleh klien dan tugas auditor adalah memeriksa kebenaran
rekonsiliasi tersebut, serta mengusulkan audit adjustmentJika ditemukan suatu kesalahan.
Prosedur audit yang biasa dilakukan adalah:
o cocokkan saldo menurut rekening koran bank dengan rekening koran· bank yang
6ersangkutan dan jawaban konfirmasi bank,
o periksa footing dan cross footing.
o cocokkan saldo menurut pembukuan dengan saldo buku kas/bank dan buku besar
kas/bank.
o periksa outstanding check dan outstanding deposit ke rekening koran bulan ,berikutnya,
perhatikan apakah ada check yang outstanding lebih dari 70 hari sehingga perlu
dibuatkan jurnal koreksi.
o periksa biaya administrasi bank dan jasa giro ke rekening koran dan nota debit/credit
dari bank.
154 PEMERIKSAAN AKUNTAN (AUDIT/NG)J1uo /

8. Review jawaban konfirmasi dari bank, notulen rapat dan perjanjian kredit untuk
mengetahui apakah ada pembatasan dari rekening bank yang dimiliki perusahaan. Saldo
rekening bank yang penggunaannya dibatasi untuk jangka waktu > 1 tahun tidak boleh
dikelompokkan sebagai harta lancar dan harus dijelaskan di catatan atas laporan
keuangan mengenai alasan pembatasan tersebut. Pembatasan tersebut bisa terjadi
karena perusahaan mempunyai masalah hukum sehingga rekeningnya dibekukan atau
karena dijadikan jaminan, bank garansi (sebagian dari saldonya).
Untuk mengetahui apakah ada pembatasan atau tidak, auditor bisa menanyakan kepada
klien, mereview jawaban konfirmasi bank, notulen rapat dan perjahjian kredit.
Kemungkinan juga ada saldo kas/bank yang merupakan "sinking fund' sehingga tidak
boleh digunakan untuk membiayai kegiatan rutin perusahaan, karena dana itu akan
digunakan untuk pelunasan
. ..
obligasi atau expansi perusahaan.
. '
9. Periksa interbank transfer ± 1 minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca, untuk
mengetahui adanY,a kiWng dengan tujuan untuk window dressing. Check kitting bisa
dilaku�an jika perusahaan mempunyai lebih dari satu rekening bank. Mlsalnya PT. A
mempunyai rekening di Bank BNI cabang Petojo-Jakarta, dai1 di BBD Ambon.
· Misalnya lc!hggal 2Q Desember ditrar,sfer dari BBD Ambon sebesar Rp.50.000.000,­
ke Bank BNI Petojo; jlimlah sebesar Rp.50.000.000,� sudah dicatarsebagai penambahan
, • saldo di rekening Bank BNI Petojo, tetapi belum dikurangi dari saldo.· BBD Ambon.
Akibatnya saldo Kas/Bank di neraca akan terlihat lebih besar Rp.50.000.000;- sehingga
• current ratio PT. A akan terlihat lebih baik, (terjadi window dressing-melaporkan sesuatu
leblh balk dari keadaan yang sebenarnya).
Untuk mengetahui ada tidaknya check kitting, auditor harus memeriksa transfer dari
rekening bank perusahaan ke rekening bank perusahaan yang lainnya dan mencocokkan
apakah penambahan saldo di rekening bank yang berasal dari transfer sudah diikuti
. deng;m pengurangan, saldo di rekening bank lainny_a. Karena biasanya check kitting
· dllakukan mendekati tanggal neraca maka periode yang harus dipe(iksa ± 1 minggu
sebelum dan sesudah tanggal neraca.
10. Periksa transaksi kas sesudah tanggal neraca (subsequent payment dan subsequent
collection) sampai mendekati tanggal selesainya pemeriksaan lapangan.
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah ada unrecorded liabilities (kewajiban yang
belum tercatat) per tanggal neraca yang baru dibayar di periode berikutnya, baik yang
berasal dari pembelian asset ataupun biaya-biaya perusahaan; Misalnya di Januari
2003 ditemukan adanya pembayaran ke penasihat hukum perusahaan untuk konsultasi
bulan Desember 2002 yang belum di accrued per 31 Desember-2002.
Tujuan lain untuk mengetahui apakah utang per tanggal neraca sudah dilunasi di periode
berikutnya, sehingga auditor lebih y�kin mengenai kewajaran saldo utang per tanggal
neraca.
Untuk subsequent collection tujuannya terutama untuk meyakinkan auditor mengenai
kewajaran angka piutang per tanggal neraca. Mungkin saja ada penjualan, misalnya
Desember 2002, yang dilunasi Januari 2003 dan belum tercatat oleh perusahaan.
11. Seandainya ada saldo kas dan setara kas dalam mata uang asing per tanggal neraca,
periksa apakah saldo tersebut sudah dikonversikan ke dalam rupiah dengan meng-
BAB 8: PEMERIKSAAN KAs DAN SETARA KAs 155

gunakan kurs tengah Bl pada tanggal neraca, dan apakah seiisih kurs yang terjadi
sudah dibebankan atau dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan. Kurs tengah Bl
adalah rata-rata kurs beli dan kurs jual di Bank Indonesia yang bisa dilihat di surat
kabar atau business news. Misalnya per tanggal 31 Desember 2002 perusahaan
mempunyai piutang ke XYZ Corporation di Hongkong sebesar US $10,000 yang
tercatat di buku perusahaan sebesar Rp.100.000.000 (kurs tanggal pencatatan 1 US
$1 = Rp.10.000,-). Per 31 Desember 2002 kurs tengah Bl adalah Rp.10.080 per 1US
$, untuk itu harus dibuat adjustment sebagai berikut:
DR. Piutang Rp. 800.000,-
CR. Rugi/laba selisih kurs Rp. 800.000
12. Periksa apakah penyajian kas dan setara kas di neraca dan catatan atas laporan
keuangan, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (SAK).
Penyajian di Neraca:
Pada umumf)ya kas dan setara kas merupakan harta lancar, saldo deposito berjangka
yang jatuh tempo lebih dari tiga bulan tidak boleh dilaporkan sebagai kas dan bank,
jika ada saldo bank bersaldo kredit dengan jumlah yang material, harus direklasifikasi
sebagai utang jangka pendek.
PT.ABC
Neraca
31-12-2002 dan 2001

31-12-2002 31-12-2001
Kas dan Setara Kas Note. 3 Rp. 75.000.000 Rp. 50.000.000
Piutang
Persediaan, •dst
Di catatan atas laporan keuangan:
Note 3: Saldo Kas dan Setara Kas per 31 Desember 2002
, dan 2001 terdiri· dari:
31-12-2002 •31-12.:.2001
PettyCash Jakarta Rp 1.000.000 Rp 1.000.000
Petty Cash Surabaya Rp 3.000.000 Rp 2;000.000
Bank Bumi Daya Surabaya Rp 50.000.000 Rp 30.000;000
Bank BNI Jakarta Rp 21.000.000 Rp 17 000.000
Jumlah Rp 75:000.000 Rp 50.000:000
173

Bab9
Pemeriksaan Piutang
9.1. SIFAT DAN CONTOH PIUTANG
Standar Akuntansi Keuangan menggolongkan piutang, menurut sumber terjadinya, dalam
dua kategori yaitu piutang usaha dan piutang lain-lain.
Piutang usaha adalah piutang yang berasal dari penjualan barang dagangan atau
jasa secara kredit.
Piutang lain-lain adalah piutang yang timbul dari transaksi di luar kegiatan usaha
normal perusahaan. Piutang usaha dan piutang lain-lain yang diharapkan bisa ditagih
dalam waktu sa.tu tahun atau kurang diklasifikasikari sebagai piutangilancar.
Contoh dari perkiraan-perkiraan yang biasa digolongkari sebagai piutang antara lain:
o Piutang u.saha
o Wes,el tagih
o Piutang pegawai
o Piutang bunga
o Uang muka
o Refundable deposit (uang jaminan)
o Piutang ,lain-lain
o Allowancce forbad debts (penyisihan piutang tak terta,gih).
Perkiraan plutai;ig pemegang saham dan piutang'p�rusahaan afiliasi harus dilaporkan
tersendiri (tidak diga·bung dengan perkiraan piutang) karena sifatnya yang berbeda.
Piutang dinyatakan sebesar jumlah tagihan dik'i.irangi dengan taksjran j�mlah yang
tidak dapat ditagih. Jumlah kotor piutang harus tetap disajikan pada neraca diikuti dengan
penyisihan untuk piutang yang tldak dapat ditagih.

9.2. TUJUAN PEMERIKSAAN {AUDIT OBJECTIVES) PIUTANG


1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengendalian intern (internal control) yang baik
atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas.
2. Untuk memeriksa validity (keabsahan) dan authenticity (ke otentikan) dari pada piutang.
3. Untuk memeriksa collectlbility (kemungkinan tertagihnya) piutang dan cukup tidaknya
perkiraan allowance forbad debts (penyisihan piutang tak tertagih)
174 PEMERIKSAAN AKUNTAN (AUDITING}JIL/D I

4. Untuk mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat (contingent liability) yang timbul
karena pendiskontoan w esel tagih (notes receivable)
5. Untuk memeriksa apakah penyajian piutang di neraca sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di lndonesia/Standar Akunt�nsi Keuangan.

Penjelasan atas tujuan pemeriksaan


1. Untuk mengetahui apakah terdapat internal control yang baik atas piutang dan transaksi
penjualan, piutang dan penerimaan kas.
Jika akuntan publik (auditor) dapat meyakinkan dirinya bahwa internal control atas
piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerima.an, kas berjalan efektif maka
luasnya pemeriksaan dalam melakukan substantive test bisa, dipersempit.
. •'
.' .,

Beberapa ciri internal conlr()/ yang baik atas piutang qan transaksi penjualan, piutang
dan penerimaan kas ada!��:
a. Adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab antara yang melakukan penjualan,
mengirimkan barang, melakukan penagihan, memberikan otorisasi atas penjualan
kredit,
. .
membuat faktur P.enjualan dan rnelakukan penec:itl3tan;
'
·J ·'
b. Digunakannya formulir-fprmulir yang bernomor l,Jrut tercetak•(prenumbered), misalnya
sales order (pesanar) penjualan), sales invoice (fal<.tur penjualan), delivery order
(surat pengiriman barang), credit memo, official receipl (kWitansi).
c. Digunakannya price list (daftar harga jual) dan setiap penyimpangan dari price list
atau setiap discount yang diberikan kepada pelanggan ha.rus disetujui oleh pejabat
perusahaan yang berwenang. '.·.· ,·

d. Diadakannya sub buku besar piutang atau kartu piutang (accounts receivable
sub/edger card) untuk masing-masing pelanggari, yang seli;i,ltJ,diupdate .(dimutakhirkan).
e. Setiap akhir bulan dibuat aging schedule piutang (analisisi urnlir piutang)
' �
4 � '' ( .�. • ...

f. Setiap akhlr bulan jumlah saldo plutang dari maslng-maslng pelanggan dibanding­
kan
' (direconcile) dehgJ.,,'a..r,
1umlah saldo piutahg ·menurut buku besar.
t ! ' .-. -·

g. Setiap akhir bulan dikiri,m monthly. statement of account kepada masing-masing


pelang'gan · · · · ··
h. Uang kas, check atau giro yang diterima dari_ pelanggan harus dis.etor dalam jumlah
seutuhnya (intact) paling lambat keesokkan harinya.
i. Mutasi kredit diperkiraan piutang (buku besar dan sub buku besar) yang berasal dari
retur penj_ualan dan pengtlapusan piutarig h,arus diotorisasi oleh pejabat perusahaan
yang berwenailg. - . , .
j. Setiap pinja'man yang diberikan kepada pegawai, direksi, pemegang saham dan
perusahaah afiliasi harus · diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang,
didukung oleh bukti�bukti yang lengkap dan dijelaskan apakah dikenakan bunga
atau tidak.
BAB 9: PEMERIKSAAN PtUTANG 175

2. Untuk memeriksa validity dan authenticity dari piutang.


Validity maksudnya apakah piutang itu sal,, masih berlaku, dalam arti diakui oleh yang
mempunyai utang.
Authenticity maksudnya apakah piutang itu didukung oleh bukti-bukti yang otentik
seperti sales order, delivery order yang sudah ditandatangani oleh pelanggan sebagai
bukti bahwa pelanggan telah menerlma barang yang dipesan, dan faktur penjualan.
3. Untuk memeriksa collectibility piutang dan cukup tidaknya a/fowance forbad debt.
Collectibility maksudnya adalah kemungkinan tertagihnya piutang. Piutang harus disajikan
di neraca sebesar jumlah yang diperkirakan bisa dltagih. Karena itu jumlah yang
diperkirakan tidak bisa ditagih harus dibuatkan penyisihah dalam jumlah yar-ig cukup.
Selain. itµ piutang yang sudah pasti tidak bisa ditagih harus dihapuskan dengan mendebit
perkiraan penyislhan piutang Oika sebelumnya sudah pernah dibuat penyisihan piutang)
atau biaya penyisihan plutang Uika belum pernah dibuat penyisihan piutang) dan
mengkredit perkira·an piutang.
Auditor harus memeriksa cukup tidaknya allowance for bad debt karena:
o Jika allowance yang dibuat terlalu besar maka akibatnya piutang disajikan terlalu
kecil (understated) dan biaya penyisihan piutang terlalu besar (overstated) dan laba
rugi terlalu kecll ( understated).
o Jika allowance yang dibuat terlalu kecil maka akibatnya piutang yang disajikan
overstated, biayc1 penyisihan piutang understated dan laba rugi overstated.
4. Untuk mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat yang timbul dari pendiskontoan
wesel taglh.
Jika perusahaan mempunyai wesel tagih yang didiskontokan ke bank sebelum tanggal
jatuh temponya, maka pada tanggal neraca harus diungkapkan adanya contingent
liabl1/ty yang berasal dari pendiskontoan wesel tagih tersebut. Karena jlka pada tanggal
'jatuh tempo si penarik wesel tldak sanggup melunasi wesel tersebut ke bank, maka
perusahaan, yang mendiskontokan wesel tersebut ke bank, yang harus melunasi wesel
berlkut bunganya ke bank.
5. Untuk memeriksa apakah penypjian piutang di Neraca sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia/SAK.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan:
o Piutang usaha; wesel tagih dan piutang lain-lain harus disajikan secara terpisah
�engan identifikasi yang jelas.
o Piutang dlnyatakan sebesar jumlah kotor tagihan dlkurangi dengan taksiran jumlah
yang tidak dapat ditagih. Jumlah kotor piutang harus tetap disajikan pada neraca
dilkutl dengan penyisihan untuk piutang yang diragukan atau takslran jumlah yang
tidak dapat ditagih.
o Saldo kredit piutang individual jika jumlahnya material harus disajikan dalam
kelompok kewajibari.
o Jumlah piutang yang dijaminkan harus diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan.
o Kewajiban bersyarat dalam hubungannya dengan penjualan piutang yang disertai
perjanjian untuk dlbeli kembali (sale of accounts receivable I notes receivable
176 PEMERIKSAAN AKUNTAN (AUD/TING)JtUD I

clisc:ounied, with recourse) kepada suatu lembaga keuangan harus dijelaskan


secukupnya).
Selain itu penulis berpendapat bahwa piutang pegawai, piutang direksi, pemegang
saham, piutang perusahaan afiliasi harus dilaporkan tersendiri dan dijelaskan apakah
dikenakan bunga atau tidak.

9.3. PROSEDUR PEMERIKSAAN (AUDIT PROCEDURES) PIUTANG YANG


DISARANKAN.
1. Pelajari dan evaluasi internal control atas piutang dan transaksi penjualari, 'piutang dan
penerimaan kas
2. Buat Top Schedule dan Supporting Schedule Piutang pertanggal neraca.
3. Minta aging schedule dari piutang usaha pertanggal neraca yang antara lain menunjukkan
nama pelanggan (customer), saldo piutang, umur piutang dan �alau bisa $Ubsequent
collectionsnya.
Selain itu perlu juga diminta rincian piutang pegawai, wesel tagih; uang muka dan lain­
lain, pertanggal neraca.
4. Periksa mathematical accuracy-nya dan check individual balahce ke sub/edger lalu
totalnya ke general ledger.
5. Test check umur piutang dari �eberapa customerke sub/edger piut�rig dan sales invoice.
6. Kirimkan konfirmasi piutang: .
a. Tentukan dan tuliskan dasar pemilihan pelanggan yang �kan pikirimi surat konfirmasi.
b. Tentukan apakah akan digunakan konfirmasipositif atau kpnfirmas,i.negatif.
c. Cantumkan no.mar konfirmasi baik di schedule piutang maupun di surat konfirmasi.
d. Jawaban konfirmasi yang berbeda harus diberitahukan kepada klien untuk dicari
perbedaannya.
e. Buat ikhtisar (summary)dari hasil konfirmasi.
7. Periksa subseqent collections dengan memeriksa buku kas dan 1
bukti penerimaan kas
untuk periode sesudah tanggal neraca sampai mendekati tanggai peilyelesaian peme­
riksaan lapangan (audit field work). Perhatikan bahwa yang dicatat sebagai subsequent
collections hanyalah yang berhubungan dengan penjualan dari periode yang sedang
diperiksa.
8. Periksa apakah ada wesel tagih (notes receivable) yang didiskontbkan untuk mengetahui
kemungkinan adahya contingent liability;
9. Periksa dasar penentuan allowance for bad debts dan periksa apakah jumlah yang
disediakan oleh klien sudah cukup, dalam arti tidak terlalu bes£ir dan tidak terlalu kecil.
10. Test sales cut-of dengan jalan memeriksa sale$ invoice, credit nqte dan lain-lain, lebih
kurang 2 (dua) minggu sebelum dari sesudah tanggal neraca. P�riksa apakah barang­
barang yang dijual melalui invoice sebelum tanggal neraca, sudah dikirim per tanggal
neraca. Kalau belum dikirim cari tahu alasannya.
BAB 9: PEMERIKSAAN PIUTANG 177

Periksa apakah ada faktur penjualan dari tahun yang diperiksa, yang dibatalkan dalarn
periode berikutnya.
11. Periksa notulen rapat, surat-surat perjanjian, jawaban konfirmasi bank, dan
correspondence file untuk mengetahui apakah ada piutang yang dijadikan sebagai
jaminan.
12. Periksa apakah penyajian piutang di neraca dilakukan sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia/SAK.
13. Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo piutang yang diperiksa.

PENJELASAN PROSEDUR AUDIT:


1. Pahami dan evaluasi internal control atas piutang dan transaksi penjualan, piutang
dan pen·erimaan kas.
Proses 111empelajari clan mengevaluasi internal control merupakan bagian yang sangat
penting datam suatu,proses pemeriksaan akuntan. Karena hasil dari evah-'asi internal
control atas piutang berupa kesimpulan apakah internal control atas piutang dan
transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas berjalan efektif atau tidak.
Jika auditor menyimpulkan bahwa internal control efektif, berarti luasnya pengujian
atas kewajaran saldo piutang per tanggal neraca dan saldo penjualan wntuk periode
yang dip�rlksa bisa dipersempil. Jika intemal control baik atau berjalan efektif, berarti
kemungkinan terjadiriya kesalahan adalah kecil dan jika kesalahan terjadi akan bisa
segera ditemukan oleh pihak perusahaan.
Untuk mempelajari int�rnal control yang terdapatdi perusahaari, auditor bisa r.nelakukan
tanya iawab dengan kllen dengan mengguhakan Internal control questionnaires.
Kemudian hasil tanya jawab digambarkan lebih Ianjut dalam flow chart dan · Gika dianggap
perlu) dalam bentuk cerita (narrative). Berdc!S�rkan ja'f'ab9n ICQ, · flow 9h,art dan pen­
jelasan narrative Uika ada), auditor bisa mengevaluasi internal control yang'ada secara
1
teoritis dan menarik kesimpulan semerifara apakah internal control perusa�aan baik,
sedang atau lemah. Jika disimpulkan sementara bahwa internal control baik atau
sedang auditor harus melakukan compliance test atau test of recorded transactions,
untuk membuktikan apakah internal control berjalan efektif atau tidak'.
Yang diambil sebagai sample biasanya sales invoice atau delivery order.
. mentara oahwa int�rnal c;ontrol lemah, auditor tidak perlu melakukan
Jik� disimpulkan se
compliance test, tetapi langsung melakukan substantive t�st yang diperluas. Karena
jika auditor tetap melakukan compliance test, kesimpulan akhir pasti menyatakan
bahwa internal control lemah; Setelah melakukan compliance test, auditor harus
menarik k esimpulan akhir apakah internal control baik, sedang, atau lemah. Setelah
itu baru auditor metakukan substantive test.
Prosedur audit untuk compliance test harus dipisahkan dari prosedur audit untuk
substantive test, begitu juga kertas kerja pemeriksaannya.
Contoh internal control questionnaires untuk penjualan dan piutang bisa dilihat di
Exhibit 9-1.
178 PEMERIKSAAN AKUNTAN (AUDIT/NG}Jtuo I

Hasil tanya jawab dengan klien mengenai prnsedur penjualan dan piutang usaha,
didokumentasikan oleh auditor dalam bentuk narrative yang contohnya bisa dilihat
berikut ini, dan flow chart yang bisa dilihat di Exhibit 9-2.

Garis besar sistem dan prosedur penjualan dan pencatatan piutang pada PT. Reniku:
1. Pesanan dari pelanggan (Purchase Order) didapat melalui penjual/salesman serta
melalui facsimile yang masuk.
2. Berdasarkan order pembelian tersebut, Manajer Penjualan mernbuat Sales Contract
(SC) rangkap 2 (dua), bemomor urut tercetak, yang didistribusikan sebagai berikut:
Lembar ke-1 untuk pelanggan
Lembar ke-2 untuk arsip.
Setelah SC disetujui pelariggan maka lembar ke-2 dikirim ke bagian administrasi
penjualan.
3. Berdasarkah SC terseb1,1t, dibuat Surat lnstruksi Pengiriman (SIP) rangkap 4 (empat),
bemomor urut tercetak, yang akan didistribusikan sebagai be.rikut:
Lembar ke-1 untuk kepala gudang.
Lembar ke-2 untuk nianajer keuangdn.
Lembar ke�3 untuk manajer akuntansi.
Lembar, ke-4 untuk arsip
4. Kemudian keempat surat irtstruksi pengiriman tersebut dimintakan persetujuan dari
Manajer Penjualan.
5. Kepala G�d.ang. menerima 9IP lembar ke-1 yang telah disetujui, kemudian membuat
Surat Jalan (SJ) r�ngkap 4 (�rnpat), bernomor urut tercetak, yang didistribusikan sebagai
berikut:
Lembar ke-1 untuk pelanggan
Lembar ke-2 untuk manaje(k�uangan
Len'ibar ke-3 lmfuk manajer:akuiltansi
Lembar ke-4 untuk arsip
6. Berdasarkan SIP lembar ke-1 dan SJ tersebut, petugas gudang mengeluarkan barang
dan kepala gudang mencatat pada kartu gudang.
7. Petugas pengiriman lalu mengirimkan barang beserta keempat lembar surat jalannya.
8. Petugas pengiriman membawa kembali lembar ke-2, ke-3, dari' ke-4 surat jalan yang
telah cilcap dan �itandatangani pembeli.
9. Lembar ke-3 diserahkan ke bagian akuntansi untuk nantinya dicocokkan dengan
faktur dan berdasarkan SJ ke-3 dan SIP ke-3 dicatat dalam kartu persediaan, kartu
piutang dan buku penjualan, sedangkan lembar k.e-2 bersama-sama dengan faktur
akan dikirim ke pembeli untuk penagihan.
10. Berdasarkan lembar ke-3 suraf jalan yang kembali, bagian administrasi keuangan
membuat faktur penagihan dalam rangkap 3 (tiga), bernomor urut tercetak, yang
didistribusikan sebagai berikut:
BAB 9: PEMERIKSAAN PIUTANG 179

Lembar ke-1 untuk pelanggan.


Lembar ke-2 untuk manajer akuntansi.
Lembar ke-3 untuk arsip
Semua formulir yang digunakan dalam prosedur penjualan dan piutang usaha PT. Reniku
sebelumnya telah diberi nomor urut tercetak. Nomor urut itu send,iri digunakan untuk
mengawasi pemakaian formulir. Penggunaan nomor urut tercetak pada formulir seperti Surat
Kontrak, Surat lnstruksi Pengiriman, Surat Jalan dan Faktur Penjualan merupakan elemen
pengawasan terhadap transaksi yang bersangkutan dengan formulir tersebut. Berdasarkan
penjelasan narrative, flow chart dan jawaban internal canto/ questionnnaires atas sistem dan
prosedur penjualan, piutang dan penerimaan kas pada PT. Reniku, bisa ditarik kesimpulan
sementara bahwa pengendalian intern atas penjualan, piutang dan penerimaan kas cukup
baik dan tidak diindentifikasikan suatu risiko kesalahan yang material. Langkah berikutnya,
auditor harus melakukan compliance test (pengujian ketaatan), namun sebelumnya perlu
disusun audit program untuk pengujian ketaatan sebagai berikut:
1. Lakukan pengamatan terhadap pemisahan fungsi penerimaan order dari pembeli,
pengiriman barang, pembuatan faktur, pencatatan piutang dan penagihan piutang.
2. Ambil sample surat jalan (Delivery Order)
a. Periksa apakah surat jalan bernomor urut tercetak.
b. Periksa apakah surat jalan tersebut �udah diotorisasi pejabat perusahaan yang
berwenang dan telah ditandatangani oleh pelanggan sebagai bukti bahwa pelanggan
telah menerima barang yang telah dikirimkan.
3. Ambil sample faktur perijualan (Sales Invoice)
a. Periksa apakah faktur penjualan bernomor urut tercetak.
b. Periksa kelengkapan dokumen pendu,kungnya ( Sales Order, Delivery Order) dan
bandingkan apakah jumlah dalam faktur penjualan sesuai dengan jumlah dokumen
pendukung.
c. Periksa perhitungan mathematis dari faktur penjualan dan dokumen pendukung.
d. Periksa apakah harga jual, syarat perijual�n dan potongan yang tercantum dalam
faktur penjualan sesuai dengan kebijakan perusahaan.
e. Periksa apakah penjualan kredit yang terjadi telah diotorisasi oleh pejabat perusahaan
yang berwenang.
f. Telusuri pencatatan faktur penjualan ke dalam buku penjualan dan kartu piutang.
Co,ntoh kertas kerja pemeriksaan untuk pengujian transaksi penjualan dan pencatatan
piutang bisa dilihat di Exibit 9-3.
Dari pengujian ketaatan yang dilakukan atas transaksi penjualan dan pencatatan piutang,
disimpulkan bahwa pengendalian intern atas transaksi perijualan dan piutang berjalan
efektif.
2&3. Buat Top Schedule dan Supporting Schedule Piutang pertanggal neraca.
Untuk menghemat waktu pemeriksaan, auditor harus meminta rineian-rincian dari piutang
usaha, piutang pegawai, wesel tagih, uang muka, piutang bunga, piutahg afiliasi, piutang
direksi, piutang pemegang saham dan piutang lain-lain. Rincian-rincian yang berasal
dari klien dicantumkan tanggal terimanya dan tuliskan PBC (preparedby client).
180 PEMERIKSAAN AKUNTAN (AUDITING)Jtuo I

Harus diingat bahwa tugas auditor adalah memeriksa kewajaran laporan keuangan,
bukan menyiapkan rincian-rincian atau menyusun laporan keuangan, karena laporan
keuangan merupakan tanggung jawab manajemen.
Analisis umur piutang (aging schedule piutang), seperti yang terlihat di Exhibit 9-5,
harus menunjukkan: nama pelanggan, saldo piutang, umur piutang (belum jatuh tempo,
0-30 hari, 31-60 hari, 61-90 hari, 91-120 hari, > 120 hari) dan kalau bisa penagihan
sesudah tanggal neraca (subsequent collections). Perlu dijelaskan pada klien bahwa
yang dicantumkan di kolom subsequent collections haruslah penagihan dari piutang
pertanggal neraca, jangan tercampur dengan penagihan dari piutang yang berasal
dari penjualan setelah tanggal neraca. Untuk rincian piutang pegawai, piutang direksi,
piutang pemegang saham harus dijelaskan apakah dikenakan bunga atau tidak dan
bagaimana pembayaran kembalinya. Contoh supporting schedule piutang direksi bisa
dilihat di Exhibit 9-9
4. Periksa mathematical accuracynya dan check invidua/ balance ke sub ledger lalu totalnya
ke general ledger.
Auditor harus mencheck penjumlahan (footing dan crossfooting) dan rincian-rincian yang
diberikan klien dan saldo masing-masing pelanggan atau pegawai harus dicocokkan
dengan saldo menurut sub ledger piutang, lalu total dari masing-masing rincian
dicocokkan dengan saldo general /edgemya. Jika ada saldo yang tidak cocok atau
ditemukan kesalahan penjumlahan, beritahu kepada klien dan minta mereka memper­
baikinya. Bukan tugas auditor untuk memperbaiki rincian-rincian tersebut.
5. Test check umur piutang dari beberapa customer ke sub/edger piutang dan sales invoice.
Pengecekan umur piutang merupakan prosedur audit yang penting karena akan
memengaruhi penilaian cukup tidaknya penyisihan piutang tak tertagih. Prinsipnya
adalah bahwa semakin tua umur pi'utang, semakin besar kemungkinan piutang tersebut
tak tertagih. Karena itu auditor harus yakin bahwa tidak terjadi pergeseran umur piutang.
Pengecekan umur piutang dilakukan dengan memeriksa sub/edger piutang dan faktur
penjualan: perhatikan apakah tanggal faktur penjqalan dicatat dengan benar di sub/edger
tersebut dan apakah umur piutarig sesuai dengan jangka waktu antara tanggal faktur
dengan tanggal neraca.
Selain itu harus diperhatikan jangka waktu kredit (term of credit) yang diberikan per­
usahaan kepada para pelanggan yang biasanya dicantumkan di masing-masing
invoice. Untuk pelariggan lama biasanya diberikan jangka waktu yang lebih panjang
dibandingkan untuk pelanggan baru.
6. Kirimkan konfirmasi piutang.
a. Konfirmasi piutang adalah surat yang ditandatangani klien, ditujukan ke pelanggannya
untuk meminta penegasan (konfirmasi) mengenai saldo utang pelanggan tersebut
per tanggal tertentu (biasanya tanggal neraca).
Pelanggan diminta menandatangani surat tersebut dan mengembalikan langsung
ke KAP dengan menggunakan amplop yang sudah dibubuhi perangko dan men­
cantumkan alamat KAP. Surat konfirmasi tersebut harus dikirim oleh KAP, untuk
mencegah jangan sampai surat tersebut lupa atau tidak dikirim oleh klien.
BAB 9: PEMERIKSAAN PtUTANG 181

Surat konfirmasi terdiri dari dua bagian:


- bagian atas yang merupakan surat pengantar
- bagian bawah yang akan dikembalikan langsung ke KAP setelah ditandatangani
oleh pelanggan. Jika setelah satu bulan konfirmasi positif belum dijawab, auditor
harus mengirim surat konfirmasi yang kedua. Dari jawaban konfirmasi piutang
kadang-kadang auditor bisa menemukan adanya lapping.
b. Dasar pemilihan pelanggan yang akan dikirimi konfirmasi piutang harus dijelaskan
dalam kertas kerja pemeriksaan.
Pemilihan bisa menggunakan statistical sampling atau random/judgement sampling,
misalnya: pilih pelanggan dengan saldo e" Rp10.000.000 ditambah dengan 5
pelanggan dengan saldo < Rp10.000.000
Surat konfirmasi piutang harus diberi nomor dan nomor tersebut dicantumkan juga
di kertas kerja, sehingga pada waktu jawaban konfirmasi diterima kembali (hanya
bagian bawahnya) bisa diketahui untuk klien yang mana dan untuk petkiraan apa.
Misalnya: ART-007/REN berarti klien: PT. RENIKU, Konfirmasi Piutang Usaha
(accounts Receivable Trade), pelanggan PT. Ramona (No.07):
c. Ada dua jenis konfirmasi piutang, yaitu konfirmasi positif dan konfirmasi negatif.
Pada konfirmasi positif, pelanggan diminta untuk memberikan jawaban baik saldonya
cocok maupun tidak cocok. Pada konfirmasi negatif, pelanggan diminta untuk
memberikan jawaban hanya jika saldonya tidak cocok, sehihgga jika pelanggan
tidak menjawab akan dianggap bahwa saldonya cocok.
Konfirmasi positif digunakan dalam keadaan:
Q saldo piutang per pelanggan relatif besar.
o jumlah pelanggan sedikit.
o pengendalian intern piutang (agak) leniah
Konfirmcisi negatif digunakan dalam keadaan:
o saldo'piutang per pelangga'n relatif kecil.
o J!,!rnlc;1h:pelanggan (cukup) banyak.
o p.en�endalian intern piutang (cukup) kuat.
Contoh konfirmasi positif bisa dilihat di Exhibit 9-7 dan 9-8.
d. Jawaban konfirmasi bisa digolongkan dalam beberapa bentuk:
o Confirmed Balance (CB), berarti saldo menurut pelanggan cocok dengan surat
konfirmasi.
o Repqrting Difference (RD), berarti saldo menurut pelanggan berbeda dengan
surat konfirmasi. Jika saldonya berbeda, auditor harus memberitahukan klien
dan meminta mereka untuk mencari tahu alasan perbedaannya. Perbedaan
tersebut mungkin bisa direkonsiliasi sehingga bisa diketahui saldo mana yang
benar, mungkin juga tidak bisa direkonsiliasi.
o Dikembalikan oleh Kantor Pos (Returned by Post Offirce-RPO).
o Tidak dijawab (No Reply - NR).
182 PEMERIKSAAN AKUNTAN (AUDITING)Jtuo I

e. Buat lkhtisar (summary) dari jawaban hasil konfirmasi piutang.


Tujuannya untuk mengetahui berapa banyak konfirmasi yang dijawab dengan
saldo yang sesuai maupun yang berbeda, yang akan memengaruhi keyakinan
auditor terhadap kewajaran saldo piutang.
Contoh lkhtisar Hasil Konfirmasi Piutang bisa dilihat di Exhibit 9-6.
7. Periksa subsequent collections.
Caranya: periksa buku penerimaan kas/bank bulan Januari sampai dengan mendekati
tanggal penyelesaian pemeriksaan lapangan. Catat nomor bukti penerimaan kas/bank
dan jumlahnya untuk pelunasan piutang yang berasal dari penjualan kredit di periode
yang diaudit (saldo piutang per tanggal neraca). Kemudian periksa kelengkapan bukti
penerimaan kas/bank tersebut beserta otorisasinya.
8. Periksa apakah ada pendiskontoan wesel tagih.
Caranya:
o tanyakan kepada klien apakah ada pendiskontoan wesel tagih, jika ada periksa
pencatatan transaksi pendiskontoan tersebut.
o periksa buku besar wesel tagih, jika ada pengkreditan di perkiraan wesel tagih,
periksa bukti pendukungnya untuk mengetahui apakah berasal dari pelunasan
wesel tagih yang jatuh tempo atau pendiskoritoan wesel tagi_h.
o lihat jawaban konfirmasi bank, apakah ada penjelasan mengenai pendiskontoan
wesel tagih.
Contoh transaksi pendiskontoan wesel tagih:
PT A menerima wesel dari PT B untuk pelunasan piutang yang berasal dari
penjualan kredit ke PT B. Sebelum wesel tagih jatuh tempo, PT A mendiskontokan
wesel tersebut ke Bank XYZ karena PT. A membutuhkan dana. Pada tanggal jatuh
tempo wesel, PT B haru� melunasi wesel ter�ebut �erikut bunganya kepada Bank
XYZ. Jika PT B tidak sanggup melunasinya, maka PTA yang harus melunasi kepada
Bank XYZ, lalu PTA akan mencatat ada,nya, piutang ke �T 'B sebesar nllal nominal
wesel dltambah bunga wesel dan protest.fee. Jika tanggal jatuh tempo wesel sesudah
tanggal neraca (misalkan 15 April 2003) maka per 31 Desember 2002, PT A harus
melaporkan adanya contingent liability yang berasal dari pendiskontoan wesel tagih,
di neracanya
9. Periksa dasar penentuan allowance forbad debts dan cukup tidaknya aflowance tersebut.
Cukup dalam arti' tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, karena jika allowance
terlalu besar berarti lab·a perusahaan akan terlalu kecil (understated), jika allowance
terlalu kecil berarti laba perusahaan akan overstated.
Dalam hat ini auditor harus mempelajari dasar penentuan allowance yang digunakan
klien:
- apakah berdasarkan persentase tertentu dari penjualan kredit.
- apakah berdasarkan analisis umur piutang, apakah berdasarkan persentase tertentu
dari saldo piutang, apakah dasar penentuan allowance dan perhitungan klien sudah
masuk akal (reasonable) dan konsisten dengan tahun-tahun sebelumnya.
BAB 9: PEMERIKSAAN PIUTANG 183

10. Test sales cut-off.


Pemeriksaan cirf-off penjualan sangat penting, untuk menyakinkan auditor bahwa
penjualan sudah dicatat pada periode terjadinya, untuk kepentingan proper matching
cost against revenue, dan tidak ada pergeseran waktu pencatatan.
Maksudnya jangan sampai ada penjualan tahun 2002 yang dicatat sebagai penjualan
2003, atau penjualan 2003 yang dicatat sebagai penjualan 2002 (window dressing).
Kadang-kad ' ahg untuk memperbesar penjµalan, supaya target penjualan "kelihatannya"
tercapai dan laba "kellhatcmnya" besar, klien sengaja mencatat penjualan 2003 sebagai
penjualan 2002 dan ' sales' commitment yang ditandatangani 2002 dan baru akan
direalisir di 2003, dicatat sebagai penjualan 2002.
Bisa juga pada minggu-minggu terakhir tahun 2002 di buat faktur penjualan fiktif yang
akan di reverse di awal tahµn 2003, untuk bisa melaporkan penjualan 2002 lebih besar
dari jumlah yang sebenarnya: .· ·

11. Periksa notulen rapat, sur�t,;,surat perjanjian, jawaban konfirmasi bank dan corres­
p0ndence file uhtuk rriengetahui apakah ada piutang yang diJadikan jamirtan. Piutang
bisa dijadikan salah 'satu ' 'jan'llnan dari kredit yang diperoleh p·erusahaan dari bank,
kalau::hal ,tersebut terjadi; :·harus diungkapkan dalam catatan · a.tas laporan keuangan
('note.s: to_ financf?/ ·�tatemero(s). palam notulen rapat, perjanjlan· kredit, jawaban konflrmasi
bank,., bisa dillhat. ,seand�iny� perusahaan mendapat kredit dari bank dan bentuk
jaminannya.
12: Periksa -,:lpakah penyajian piufang sesuai dengan prirtsip akuntahsi yang berlaku umum
di Indonesia/SAK, dalam hal ini: ·
o Piutang pemegang saham;' piutang direksi, dan piutang perusahaan afiliasi harus di
laporkan tersendiri, terpisah dari piutang usaha.
o. Piutan9.i�inY, ta�an s����a�Jumlah .tagihan, dikurangi pe11¥i.�ih,an untuk piuta.ng yang
tidak dapat ditagih.
Contoh penyajian piutang di laporan keuangan adalah sebagai berikut:
Di Neraca piutang disajikan sebagai harta lancar Oika jatuh temponya < 1 tahun) atau
harta lain-lain Oika jatuh tempo> 1 tahun).
HARTA LANCAR
Kas dan Setara Kas
Piutang Usaha
Piutang Lain-lain
Penyisihan Piutang Tak tertagih
Piutang Direksi
Piutang Pemegang Saham
Piutang Perusahaan Afiliasi
Di Laba Rugl piutang tak tertagih disajikan sebagai bad debt expense (bagian dari
biaya umum dan administrasi).
184 PEMERIKSAAN AKUNTAN (AUDITING}JIL/0 I

Di catatan atas laporan keuangan


Kebijakan Akuntansi:
Perusahaan menggunakan allowance method dalam menoatat piutang yang diperkirakan
tidak bisa ditagih, yang jumlahnya didasarkan pada persentase tertentu dari saldo
piutang per tanggal neraca.
Piutang dalam valuta asing per tanggal neraca dikonversikan ke dalam n,.1piah dengan
menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal neraca, selisih kurs yang
terjadi dibebankan/dikreditkan pada iaba rugi tahun berjalan.
Penjelasan atas pas neraca:
Piutang Usaha
,,
Saldo piutang usaha per 31 Desenber 2002 dan 2001 terdiri dari:
3:1-12-2002 31-12.-2001
Piutang Penjualan Export Rp. 250,QOO;QQO Rp. 125.000.000
Piutang Penjualan lokal Rp. ,50,000.000 Rp. 75.0Q0.000
Jumlah Piutang Rp. 300t000.000 Rp. 200�000.000
-/- Penyisihan Piutang Tak tertagih Rp. 15)000.000; Rp. 2@ . .000.000
Rp. 285:000;000 p
R . 1 so:000.000

Biaya .penyisihan piutang ,. tak tertagih untuk tahun 2002 dan 2001, masing-masing
sebesar Rp 15.000.000 dan Rp. 10.000.000.
Rincian piutang penjualan export dan lokal, masing-masing bisa dilihat di Lampiran 2
dan 3.
13. Tarik kesimpulan mengeriai kewajarari saldo piutang pertanggal neraca. Contoh
1

kesimpulan tersebut bisa diiihat di Exhibit 9-4.


199

Bab 10
Pemeriksaan Surat Berharga
dan Investasi
1·0�.1:; SIFAT DAN CO.N:TOH SURAT BERHARGA
., lnvestasi dalam surat berharga dapat merupakan aktiva lancar (current assets) atau non
current assefs tergantung maksud/tujuan dari pembelian surat berharga tersebut.
··, ' · ,

Kalau surat berharga dibeli dengan tujuan untuk memanfaatkan .kelepihar, d,ana yang
tersedia, biasanya surat berharga tersebut harus mudah dluangkan da lam waktu singkat
dari surat berharg·a tersebut diklasifikasikan sebagai temporary investment, atau marketable
securities yang nierupakan current assets. Misalnya dalam- bentuk deposito berjangka
(lebih dari tiga bulan) dan surat-surat saham atau obligasi yang marketable.•.
Surat berharga yang digolongkan sebagai long term investment biasanya dibeli dengan
tujuan sebagai berikut:
, ;::; ·tJntt.ilHr'rienguasai manajemen dari perusahaan yang sahainnya dibell .(lebih: besar atau
s�r.na:del:)gan �0% dari s�ham yang beredar).
-,· '··' ' ,· ' ' . . . - !'

- Untuk memperoleh pendapatan yang continue (misal dalam •ber:ituk bunga dari pembelian
obUga::;i.
- Sebagai sumber penampungan dari penjualan hasil produksi atau sumber pembelian
bahar., �i;iku.

Menurut'.PSAi< N�'. 1, hal.1.10 (IAI: 2002):


Surat berharga diidas'ifika�ikan sebagai aktiva lancar apabila surat berhtrga tersebut
diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu dua betas bulan dari tan·ggal neraca dan
jika lebih' dari dua belas bulan diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar.
Akuntansi Untuk lnvestasi menurut PSAK No. 13, hal.13.1 s/d 13.2 dan 13.4 s/d 13.6 (IAI:
2002):
lnvestasi adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan
(accretion of wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga, roya/ti, dividend, dan
uang sewa), untuk apresiasi nilai investasi atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang
berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan.
200 PEMERIKSAAN AKUNTAN (AUDITING)JILID I

lnvestasi Lancar adalah investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan untuk dimiliki
selama setahun atau kurang.
lnvestasi Jangka Panjang adalah investasi selain investasi lancar.
Nilai wajar (fair value) adalah suatu jumlah yang dapat digunakan sebagai dasar pertukaran
aktiva atau penyelesaian kewajiban antara pihak yang paham (knowledgeable) dari ber-
keinginan untuk melakukan transaksi waja.r (arm's length transaction).
Nilai pasar adalah jumlah yang dapat diperoleh dari penjualan suatu investasi dalam pasar
yang aktif.
Dapat dipasarkan berarti terdapat suatu pasar yang aktif darirriana suatu nilai pasar (atau
beberapa indikator yang memungkinkan nilai pasar dihitung)-tersedia.
Untuk investasi yang memiliki pasar yang aktif, nilai pasar digunakan sebagai lndikator
penetapan nilai wajar. Sedangkan untuk investasi yang tidak memiliki pasar yang aktif, cara
lain digunakan untuk menentukan nilai wajar.
lnvestasi lancar termasuk dalam aktiva lancar, kenyataan bahwa investasi yang dapat
dipasarkan telah dimiliki lebih dari satu tahun tidak membatasi penyajiannya sebagai aktiva
lancar.
Biaya perolehan suatu investasi mencakup biaya perolehan lain di samping harga beli, seperti
komisi broker, jasa bank, dan pungutan oleh bursa efek.
Jika suatu atau sebagian investasi diperoleh dengan penerbitan saham atau surat b�rharga
lain, maka biaya perolehannya adalah nilai wajar dari surat berharga yang diterbitkan dan
bukan nilai nominal atau par value.

10.2. TUJUAN PEMERIKSAAN (AUDIT OBJECTIVES) SURAT BERHARGA


1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas temporary dan
long term investment.
2. Untuk memeriksa apakah surat berharga yang tercantum di neraca, betol-betul ada,
dimiliki oleh dan atas nama perusahaan (client) pertanggal·neraca.
3. Untuk mem�riksa apakah semua pendapatan dan penerimaan yang berasat dari surat
berharga tersebut telah dibukukan dan uangnya diterima oleh perusahaan.
4. Untuk memeriksa apakah penilaian (valuation) dari surat berharga terseb.ut sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.
5. Untuk memeriksa apakah penyajian di dalam Laporan Kuangan sesuai dengan prlnsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.
BAB 10: PEMERIKSAAN SURAT 8ERHARGA DAN INVESTASI 201

10.3. PROSEDUR PEMERIKSAAN SURAT BERHARGA YANG


DISARANKAN
1. Pelajari dan evaluasi internal control atas temporary & long term investment.
Contoh Internal Control Questionnaires untuk Surat Berharga bisa dilihat di Exhibit 10-
1.
2. Minta rincian surat berharga yang memperlihatkan saldo awal, penambahan dan
pengurangan serta saldo akhirnya.
3. · Periksa phisik dari surat-surat berharga tersebut dah juga pemilikannya (apakah atas
· n'arria perusah'aan).
· Bfa'sanya :perher-iksaan phisik dllakukan bersamaan dengan kas opname. Seandainya
surat-surat berharga tersebut disimpan oleh pihak ketiga, harus dikirimkan konflrmasi.
4. Cocokkan data-data dalam rincian dengan berita acara pemeriksaan ph1sik surat berharga
. , , . t�f$_epu,t. : ,.� • :
5. Periksa mathematical accuracy dari rincian surat berharga.
r
· '6:; · ;C'o'
. cokkari saldf akfiir dari rinciarf forsebut dengan buku besar.
! ...,:,_·: : .•.-:'· ,· 'f;' ,' ·=-.: ..{ : .• '.;, .' . 'I ::' ; •• ·
7. lakukan Vouchiqg,?tta$ pembelian dan penjualan surat berharga, terutc;1ma perhatikan
otorisasi dan kelengkapan bukti pendukungnya.
8. Periksa perhitungan bunga dan dividennya dan perhatikan segi perpajakannya. Periksa
'
apakah bunga/dividen yang diterima telah dibukukan semuanya. · ·· ·
'. . �:. . . ··- ·: t -. ; ...: ' ·' : '. . ••. : _'. . ;
9. Periksa harga pasar dari surat berharga pada tanggal neraca. Untuk temporary invest­
ment, va/uationnya adalah mana yang lebih rendah antara harga beli dan harga pasar.
U,ntuk ;(qng term investment, valuationnya adalah berdasarkan harga beli kecuali jika
terdapat tenden'si menurunnya harga pasar surat berharga tersebut untuk masa 1AIJl9
: 'bul<Jp panja'ng..
I �-.' I

:1Q.Adakan,diskusi �engan mar:iajemen untuk mengetahui apakah ada pernbaha,n tujuan


' dari pernbelian stlrat-berharga yang akan memperig'aruhi klas1fil<asi dad surat oe'rtforga
· tersebut. ' · '• ;

11. Periksa subsequent events untuk mengetahui ap�kah ada. transak.si .sesudah tanggal
neraca 'yang aka� mempen�aruhi
_
klasifikasi atau disclosure, �qri surat-surat berharga
tersebu,t, misalnYia penjualan long term Investment dalam Sl!bsequent period.
12. Periksa' apakah :penyajiannya sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
di Indonesia/SAK.
13. Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo temporary & long term investment yang
diperiksa.
202 PEMERIKSAAN AKUNTAN (AUDITING}JIL/D I

10.4. PENYAJIAN DI NERACA


Menurut PSAK No. 13 (IAI : 2002)
lnvestasi Lancar
Dicatat berdasarkan (a) mana yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai qersih
yang direalisasi, (b) nilai pasar.
lnvestasi Jangka Panjang
Dicatat berdasarkan harga perolehan. Jika terdapat penurunan yang tidak bersifat sementara
dalam penilaian investasi jangka panjang tersebut, bisa digunakan nilai pasar� Penurunan
selain penurunan sementara dalam nilai tercatat investasi jangka panjang ,dlbebankan pada
laporan laba rugi.
Pemindahan lnvestasi
• Untuk investasi jangka panjang yang direklasifikasikan sebagi:li investasi lancar,
pemindahan harus dilakukan berdasarkan nilai t�rcatat.
• lnvestasi yang direklasifikasikan dari li:incar kejc11;1g,ka panjang masing�masing harus
dipindahkan pada metode terendah antara biaya dan nilai pasar, atau pada nilai pasar
jika investasi tersebut sebelumnya dinyatakan pada hilai tersebut.

Klien:

1.

Otorlsasi, Pencatatan dan L"aln•lal

3. Apakah pembelian dan pen'Afilan surat berharga ha�s diotorisasi


oleh Dewan Komisarls/S ya� ditunjuk oleh Dewan
4. Bila surat berharga_,.cr adaikan:
'
a. Apakah teltmefisetujui oleh Dey)1;1n Komisaris? ✓
b. Diidentifikasikan dalam catatan? ✓
205

Bab 11
Pemeriksaan Persediaan
(Inventories)
11.1. PENG"ERTIAN- PERSEDIAAN
Menurut-Standar Akuntansi KeUangan (PSAK No.14, hal 14.1 s/d 14;2·& 14.9 - IAI, 2002,
persediaan adalah aktiva:
a. yang tersedia untuk dijual dalam kegtatan usaha normal.
b. dalam proses produksi.dan atau dalam perjalanan; j;ltau
c. dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses atau
p�rnperian jasa, ..
Persediaan meliputi barang yang dibeli dan disirnpan '(mtuk dijual kembali; misalnya barang
dagang. dibell oleh. pengecer untuk djjual kembali, ata_y pengadaan tanah d?n properti lainnya
l\!'ltuk dijup,I kemb_�,i. P��sedi�an juga 111enc:akyp, barar;ig jadi ,yang tel�h diproduksi, atau
barang dalam penyelesaian yang ·sedang diproduksi perusahaan, dan termasuk bahan
serta perlengkapan yang akan digunakan dalam proses produksi.
Biaya persediaa� h�rus m�liputi s�m�a· biaya pembelian, bi�ya konversi, dan biaya lain
yang tinibul sampai persediaarfberaaa' dalam kondisi dar'r tempat yang siap untuk dijual
atau dipakai.
Persediaan han.is diukurber.dasarkan biaya atau nilai realisasi, mana yang lebih rendah
(the: lower·ofcost and net ieafiable value)
Perse'diaan menipunyai sifat:.sifat sebagai berikut
o biasanya merup�kan aktiv� lancar (current assets) karena masa perputarannya biasanya
kurang atau sama dengan satu tahun.
o merl,lpakan jumlclh yang �e��r. terutama dalam p.erusahaan dc3gang d9n. industri.
o mempunyai pengaruh yang besar terhadap neraca dan p.erhitungan laba rugi, karena
kesalahan dalam menentukan persediaan pada akhir periode akan mengakibatkan kesa­
lahan dalam jumlah aktiva lancar dan total aktiva, harga pokok p.enjualan, laba kotor
dan laba bersih, taksiran pajak penghasilan, pembagian dividen dan laba rugi ditahan,
kesalahan terse·but akan terbawa ke laporan keuangan periode berikutnya.
206 PEMERIKSAAN AKUNTAN (AUDITING)JILID I

Contoh dari perkiraan-perkira an yang biasa digolongkan sebagai persediaan adalah:


o Bahan baku (raw materials)
o Barang dalam proses (work in process)
o Barang jadi (finished goods)
o Suku cadang (spare-parts)
o Bahan pembantu: olie; bensin, solar
o Barang dalam perjalanan (goods in transit), yaitu barang yang sudah dikirim oleh Supplier
tetapi belum sampai di gudang perusahaan.
o Barang konsinyasi: consignment out (barang perusahaan yang dititip jual pada pertlsahaan
lain). Sedangkan consignment in (barang perusahaan lain yang dititip jual di perusahaan)
tidak boleh dilaporkan/dic atat sebagai persediaan perusahaan.

11.2.TUJUAN PEMERIKSAAN (AUDIT OBJECTIVES) PERSEOIAAN


1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas persediaan.
2. Untuk memeriksa apakah persediaan yang tercantum di neraca betul-betul ada dan
dimiliki oleh perusahaan pada tanggal neraca.
3. Untuk memeriksa apakah metode penilaian persediaan (valuation) sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di lndonesia/Standar Akuntansi Keuangan.
4. Untuk memeriksa apakah sistem pencatatan persediaan sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia/SAK.
5. Untuk memeriksa apakah terhadap barang-"barang yang rusak (defective), bergerak
lambat (slow moving) dan
· ketinggalan mode (absolescence)· si.Jdah dibuatkan allowance
·
yang cukup.
6. Untuk mengetahui apakah ada persediaan yang dijadikan jaminan kredit.
7. Untuk mengetahui apakah persediaan diasuransikan dengan nilai pertanggungan yang
cukup.
8. Untuk mengetahui apakah ada perjanjian pembelian/penjvalan persediaan (purchase/
sales commitment) yang mempunyai pengaruh yang besar terhadap laporan keuangan.

9. Untuk memeriksa apakah penyajian persediaan dalam 1.aporan keuangan sudah, sesuai
dengan prisinsip akunt�nsi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.
Penjelasan atas tujuan pemeriksaan
1. Untuk tnen'leriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik ates persediaan;
Jika akuntan publik dapat meyakinkan dirinya bahwa internal control atas perolehan,
- penyimpanan dan pengeluaran persediaan berjalan -efektif, maka luasnya pemeriksaan
dalam melakukan substantive test atas persediaan dapat dipersempit.
Beberapa ciri internal control yang baik atas persediaan adalah:
a. Adanya segregation of duties (pemisahan tugas dan tanggung jawab) antara baglan
pembelian, penerimaan barang, gudang, akuntansi dan keuangan.
BAB 11: PEMERIKSAAN PERSEDIAAN (INVENTORIES)
207

b. Digunakannya formulir-formulir yang prenumbered (bernomor urut tercetak), seperti:


purchase requisition (permintaan pembelian), purchase order (order pembelian),
delivery order (surat jalan), receiving report (laporan penerimaan barang), sales
order (order penjualan), sales invoice (faktur penjualan).
c. Untuk pembelian dalam jumlah besar dilakukan melalui tender.
d. Adanya sistem otorisasi, baik untuk pembelian, penjualan, peherimaan kas/bank,
maupun pengeluaran kas/bank.
e. Digunakannya anggaran (budget) untuk pembelian, produksi, penjualan, dan
penerimaan serta pengeluaran kas.
f. Pemesanan barang dilakukan dengan memperhitungkan economic order quantity
dan iron stock.
g. Digunakannya perpetual inventory system dan stock card, terutama di perusahaan
yang nliai persediaan per jenisnya cukup material.
2. Untuk memeriksa apakah persediaan yang tercantum di neraca betul-betul ada dan
dimiliki oleh perusahaan padatanggal neraca.
Dahulu kala di Amerika pen:1ah terjadi "Robinson Case", yaitu adanya perusahaan yang
melaporkan saldo persediaannya sangat besar, padahal sebenarnya jumlah tersebut
banyak yang fiktif. Sejak kasus itu akuntan publik diharuskan urituk rhelakukan peng­
amatan terhadap persediaan perusahaan per tanggal neraca, ,untuk meyakinkan
keberadaan persediaan tersebut. Dalam hal ini saldo persediaan·termasuk·barang dalam
perjalanan dan barang konsinyasi (hanya consignment out),
3. ·Untuk memeriksa apakah metode penilaian persediaan sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan.
Pada umumnya persediaan· dinilai berdasarkan harga perotehan (acquisition cost),
dalam hat ini bisa dipilih metode FIFO (first in first out), LIFO (iast in first out) atau
AVERAGE COST(moving average atau weighted average).
Untuk barang-barang yang harga jua!nya sudah pasti (logam mulia) atau cepat rusak
(Hasil 'pertanian seperti sayuran dan buah-buahan) bisa di nilai berdasarkan harga jual.
Untuk barang-barang yang usang, rusak atali bergerak lambat bisa 'diadakan penylsihan
(allowance) sehingga sesl,lal dengan metode lower of cost or mark(f]t (mara yang lebih
r�ndah antara harga perolehan dan harga pasar). Dalam ke���an ipfl,asi, penggunaan
FIFO aJ(an mengakibatkan J:la�ga pokok penjualan rendah dan laba kotor merjadi tinggi;
per;iggunaan UFO akan menghasllkan laba kotor yang rendah; penggunaar, AVERAGE
COST akan menghasllkan laba kotor yang lebih kecil dibandingkan FIFO tetapi lebih
besar dari penggunaan LIFO:
Dari segi undang-undang pajak tidak diperkenankan menggunakan LIFO karena berarti
pajak yang terutang akan lebih kecil dlbandingkan penggunaan FIFO dan,AVERAGE
COST.
4. Untuk memeriksa apakah,�istem pencatatan persediaan sesuai dengan prinsip akuntansi
y�_n g berlaku umum di Indonesia.
Ada dua'sistem pencatatan persediaan yang biasa digunakan, yaitu perpetual system
dan physical (periodical) system. Dalam perpetual system, setiap ada pembelian,
perkiraan persediaan akan didebit, setiap ada penjualan, perkiraan persediaan akan
208 PEMER/KSAAN AKUNTAN (AUDITING)Jtuo I

dikredit. Jika digunakan physical system, perkiraan persediaan tidak pernah didebit waktu
pembelian dan tidak pernah dikredit waktu ada penjualan. Karena itu jika perusahaan
ingin mengetahui berapa saldo persediaan pada akhir periode, harus dilakukan stock
opname (perhitungan phisik persediaan).
Jika perusahaan ingin memperkirakan berapa saldo persediaan pada akhir bulan. atau
tanggal tertentu bisa digunakan Retail Inventory Method atau Gross Profit Method.
Namun demikian pada akhir tahun tetap terus dilakukan stock opname, agar bisa
diketahui berapa saldo persediaan yang betul-betul dimiliki perusahaan. Perbedaan
pencatatan antara perpetual dan physical inventory system:
Perpetual Physical
Pembelian : DR Persediaan xx DR Pembelian xx
CR Utang/Kas xx CR Utang/Kas xx
Penjualan : DR Piutang/Kas xx DR Piutang/Kas xx
CR Penjualan xx CR Penjualan xx
DR Harga Pokok Penjualan xx
CR Persediaan xx
Perpetual system biasanya digunakan pada perusahaan yang jenis persediaannya
tidak banyak tetapi nilai persediaan per unitnya besar, misalnya dealer mobil dan toko
emas. Phisycal system biasanya digunakan pada perusahaan yang jenis persediaan­
nya banyak tetapi nilai persediaan per unitnya kecil, misalnya toko bahan bangunan.
5. Untuk mengetahui apakah terhadap barang-barang yang rusak, bergerak lambat dan
ketinggalan mode sudah dibuatkan allowance yang cukup.
Barang-barang tersebut di atas tidak mungkin lagl dijual dengan harga normal, supaya
bisa · terjual harus dijual dengan harga obral yang umumnya lebih rendah dari harga
perolehannya.
Karena itu harus dibuatkan allowance dalam jumlah yang cukup, dalam arti tidak terlalu
kecil (karena akan mengakibatkan laba terlalu besar) dan tidak terlalu besar (akan
mengakibatkan laba terlalu kecil).
6. Untuk mengetahui apakah ada persediaan yang dijadikan jaminan kredit.
Salah satu bentuk barang jaminan dari kredit yang diperoleh dari bank adalah persediaan.
· Jika ada persediaan yang dijadikan jaminan, hal ini harus diungkapkan (di disclose)
dalam catatan ata� laporan keuangah (notes to financial statements).
7. Untuk mengetahui apakah persediaan diasuransikan dengan nilai pertanggungan
(insurance coverage) yang cukup.
Persediaan harus diasuransikan, sehingga seandainya terjadi kebakaran, bisa diperoleh
ganti rugi dari perusahaan asuransi dan perusahaan bisa terhindar dari kerugian karena
kebakaran tersebut. Nilai pertangg�ngan asuransi harus cukup, dalam arti tidak terlalu
besar dan tidak terlalu kecil. Yang harus diwaspadai adalah, jika perusahaan meng­
asuransikan persediaan dengan insurance coverage yang terlalu besar, terutama dalam
keadaan bisnis yang lesu, mungkin perusahaan bermaksud membakar persediaannya
agar mendapat keuntungan dari ganti rugi perusahaan asuransi.
BAB 11: PEMERIKSAAN PERSEDIAAN (INVENTORIES) 209

8. Untuk mengetahui apakah ada perjanjian pembelian/penjualan persediaan yang mem­


punyai p�ngaruh yang besar terhadap laporan keuangan.
Jika hal tersebut ditemukan, harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
Misalnya: pada tanggal 24 Nopember 2002, perusahaan menandatangani kontrak
penjualan dengan salah satu pelanggannya untuk menjual 10.000 unit barang X dengan
harga jual Rp.100.000,- per unit, penyerahan barang akan dilakukan pada tanggal 13
Februari 2003. Ternyata di bulan Februari 2003 harga pasar barang X tersebut meningkat
menjadi Rp.130.000,- per unit. Karena sudah ada sales commitment, maka perusahaan
mau tidak mau harus tetap menjual barang tersebut ke pelangganr'lya sebanyak
10.000 unit dengan harga sesuai kontrak, yaitu Rp. 100.000,- per unit.
Dalam hal ini perusahaan rugi sebesar 10.000 X (Rp.130.000, - 100.000,-) =
Rp.300.000.000,-.
9. Untuk memeriksa apakah penyajian persediaan dalam laporan keuangan sudah sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku unium di Indonesia/SAK.
i;>alam hal ini harus diketahui sistem pencatatan persediaan yang digunakan · perusahaan
(perpetual atau physical system) dan metode penilaian persediaan yang digunakan
perusahaan (apakah berdasarkan harga perol· ehan, dengan FIFO atau LIFO atau
Average cost method), apakah sudah diterapkan lower of cost or market atas persediaan
tersebut.

11.3:·PROSEDUR PEMERIKSAAN (YANG DISARAN·KAN) ATAS


PERSEDIAAN
Prosedur pemeriksaan dibagi atas prosedur bomp/iance test, analytical review dan
substantive test.
Dalam praktiknya, prosedur pemeriksaan yang dibahas di sini harus disesuaikan dengan
kondisi perusahaan yang diaudit.
· .:f�rosed1,1r:'.pemeriksaan persediaan mencakup pembelian, penyimpanan, pemakalah dan
penjualan persediaan, karena berkaitan dengan siklus pembelian, utang dan per,geluaran
kas serta siklus penjualan, piutang dan penerimaan kas.
Prosedur pemeriksaan untuk compliance test.
1. Pelajari1 dan evaluas, internal control atas persediaan.
a.
,t

p� �(Tl hat I.ni auditor biasanya menggunakan internal control questionnaires, yang
• '

�o qhnya bisa dillhat di Exhibit 11-1.


b. Lakukan test transaksi (compliance ,test) atas pembelian ·dengan nienggunakan
purchase order sebagai sample. Untuk test transaksi atas pernakaian.persediaan
(bahan bak\J) .bisa digunakan material requisition sebagai sc1mple. Untuk
. . test
, transaksi
ata§ penjualan, bisa digunakan faktur penjual an sebagai sample.
.2. Tarik kesimpulan mengenai internal control atas persediaan.
Jika dari test transaksi ,auditor tidak mene!Tiukan kesalahan yang berarti, maka auditor
bisa menyimpulkan bahwa internal control atas persediaan berjalan efektif. Karena itu
substantive test atas persediaan bisa dipersempit.
210 PEMERIKSAAN AKUNTAN (AUD/TING)JILID I

Prosedur pemeriksaan substantive atas persediaan.


1. Lakukan observasi atas stock opname (perhitungan phisik) yang dilakukan perusahaan
(klien).
2. Minta Final Inventory List (Inventory Compilation) dan lakukan prosedur pemeriksaan
berikut ini:
o check mathematical accuracy (penjumlahan dan perkalian).
o cocokkan "quantity per boo!<' dengan stock card.
o cocokkan "quantity per counf' dengan "count sheef' kita (auditor)
o cocokkan "total value" dengan buku besar persediaan.
3. Kirimkan konfirmasi untuk persediaan consignment out.
4. Periksa unit price dari raw material (bahan baku), work in process (barang dalam proses),
finished goods (barang jadi) dan supplie.s (bahan pembantu).
5. Lakukan rekonsiliasi jika stock opname dilakukan beberapa waktu sebelum atau sesudah
tanggal neraca.
6. Periksa cukup tidaknya allowance for slow moving (barang-barang yang bergerak lambat),
barang-barang yang rusak dan barang-barang yang ketinggalan mode.
7. Periksa kejadian sesudah tanggal neraca (subse.quent event).
8. Periksa cut-off penjualan dan cut-offpembelian.
9. Periksa jawaban konfirmasi dari bank, loan agreement (perjanjian kredit), notulen rapat.
10. Periksa apakah ada sales atau purchase commitment per tanggal neraca.
11. Seandainya ada barang dalam perjalanan (goods in transit), lakukan prosedur berikut
ini:
o minta rincian goods in transit per tanggal neraca.
o periksa mathematical accuracy,
o periksa subsequent clearance.
12. Buat kesimpulan dari hasil pemeriksaan persediaan dan buat usulan adjustment jika
diperlukan.
13. Periksa apakah penyajian persediaan di laporan keuangan sudah sesuai dengan
prinsip akuntansl yang berlaku umum di Indonesia/SAK.
Penjelasan Prosedur Audit
1. Lakukan observasi atas stock opname yang dilakukan klien.
Stock opname dilakukan terutama untuk persediaan yang berada di gudang perusahaan.
Untuk barang consignment out dan barang-bararig ya'ng tersimpan di public warehouse
jika jumlahnya material harus dilakukan stock opname, jika tidak matenal, cukup dikirim
konfirmasi. Stock opname bisa dilakukan pada akhirtahun atau beberapa waktu sebelum/
sesudah akhirtahun.
Untuk perusahaan yang internal, controlnya lemah, stock opname sebaiknya dilakukan
pada tanggal neraca. Untuk perusahaan yang internal controlnya baik, stock opname
bisa dilakukan beberapa waktu sebelum atau sesudah tanggal neraca. Namun demikian,
sebaiknya tidak terlalu jauh dari tanggal neraca, untuk memudahkan auditor pada waktu
melakukan trace backward/trace forward (rekonsiliasi saldo persediaan pertanggal
stock opname dengan pertanggal neraca).
BAB 11: PEMERIKSAAN PERSED/AAN (INVENTORIES) 211

Contoh trace fo,ward di perusahaan dagang:


Saldo persediaan pertanggal
Stock Opname 30-11-02 Rp. 150.000.000
Pembelian 1-12-02 s/d 31-12-02 Rp. 350.000.000
PeriJualan 1-12-02 f,/d 31-12-02 (Rp. 430.000.000)
Saldo persediaan per 31-12-02 Rp. 70.000.000
A

Ada beberapa hal yang harus dilakukan auditor sebelum pelaksanaan stock opname:
a. Dapatkan dan pelajari Petunjuk Pelaksanaan Stock Opname (Phisycal Inventory
Instruction) yang dibuat oleh perusahaan, di mana biasanya telah mencakup:
o Pengaturan team/petugas stock opname.
o Tanggal pelaksanaan stock opname.
o Lokasi dan denah gudang
o Pembatasan semininal mungkin ke luar masuknya barang pada waktu pelak­
sanaan stoc.k opname.
o Prosedur cut-off, yaitu mencatat nomor dan tanggal terakhir dari receiving
report d.anissuing report/shipping report.
o . Penggunaan bin-tag untuk mencatat hasil perhitungan, · yang sebelumnya
ditempelkan di setiap jenis barang.
. Bin-tag tersebut mencantumkan: nama dan jenis barang, nomor kode barang, satuan
dan jumlah unit, dan diberi nomor urut tercetak (prenumbered).
Ct>ntoh Bin-Card
Team pertama· akan menghitung
barang tersebut, misalkan H2SO4
Nama : Asam Sulfat I No.Urut 0001
(H2SO4)
lalu mencantumkan hasil perhi­ Jenis : Raw Material
tungannya di bagian @1 dan me.m­
No. Kode : RM 15795
bubuhi paraf atau tanda tangan­
nya, lalu merobek bagian @I untuk Satuan : Liter
dlserahkan ke petugas yang akan I 1
mt;?n�atat d_a,lam final in.ventory
list di kolom ''first count (hih,1ngan
Nama
Satuan
: Asam Sulfat
Liter
I No.0001

I
pe_rtama).
1
Team kedua akan me­ Jumlah : 50
lal<l(kan hat' yang sama, menglsi
Paraf
di' bagian � dan menyerahkan ke
petugas final inventory list. I 2

De�gan demikla·n setiap barang


Nama : Asam Sulfat I No.0001
Saluan Liter
akan dlhitung dua kali oleh tlm
yan·g berbeda. Jumlah 50
Paraf
Contoh "Physical Inventory
Instruction" bisa dillhat di Exhibit I 3
11 -3.
Jika auditor menggangap physical inventory instruction tersebut mengandung
ke.lemahan atau kekurangan, ia harus menyarankan ke klien untuk nielengkapinya.
212 PEMERIKSAAN AKUNTAN (AUD/TING)JILID I

b. Lakukan peninjauan gudang sebe!um stock opname dilakukan, untuk mendapat


gambaran mengenai lokasi gudang, dan apakah barang-barang di gudang telah
disusun rapih menurut jenis dan kelompoknya. Jika ditemukan barang-barang
masih tercampur antara jenis yang satu dengan jenis yang lainnya, auditor bisa
meminta klien untuk merapihkan dulu penyusunan barang-barang tersebut dan
kemungkinan menunda pelaksanaan stock opname, agar bisa diperoleh 'hasil
perhitungan yang akurat.
Contoh Denah Lokasi Gudang

TEAM II

B C
Gudang Bahan Gudang Barang
Pembantu Dalam Proses

TEAMI TEAM Ill

A D
Gudang Bahan Gudang Bararig
Baku Jadi

-�
TEAMIV

c. Siapkan team audit yang akan dltugaskan untuk melakt.lkan observasi atas pelak­
sanaan stock opname yang dilakukan klien, beserta perlengl<apan yang dibutuhkan.
Misalnya lokasi gudang/persediaan terletak di tengah hutan (perusahaan kayu),
tentunya harus menyiapkan obat anti malaria · (pil kina), membawa sepatu karet
dan lain-lain.
Beberapa hal yang harus diperhatikan sewaktu pelaksanaan (observast) atas stock
opname:
a. Di hari pertama harus diberikan penjelasan (briefing) kepada para pelaksana
stock opname mengenai cara-cara stock opname, dipimpin oleh penanggung
jawab stock opname dan dihadiri team auditor.
b. Pada saat stock opname dilakukan, klien ·harus menghitung 100%, sedangkan
auditor mengamati apakah perhitungan sudah dilakukan sesuai dengan physical
inventory instruction agar hasilnya betul-,.betµI akurat.
Pada saat mengamati, secara test basis auditor ikut menghitung bersama-sama
klien dan mencatat dalam inventory count sheet (lihat contoh di Exhibit 11-4).
BAB 11; PEMERIKSAAN PERSEDIAAN (INVENTOR/ES) 213

Harus diingat bahwa petugas klien seharusnya yang paling mengetahui jenis baiang
dan cara menghitungnya, sedangkan auditor bukanlah ahli mengenai jenis barang
tersebut dan harus banyak belajar dari klien.
Beberapa contoh cara perhitungan persediaan:
o Di perusahaan kayu (log):
Volume log dihitung dalam m3 dengan menghitung panjang log (dalam meter)
dikalikan penampang (diameter) kayu rata-rata (dari ujung A+B, dibagi 2), dibantu
dengan penggunaan "daftar isi kayu bulat rimba"

CIJ Cl)
panjang 5 m

060cm 080cm

60+80
0 rata•f§3ta = = 70 cm
2

Volume kayu: 5 M X 70Gm:== 3,3 M3 (misalkan)


o Untuk menghltung plpa, blasanya ukuran dan dlameternya sudah stander, sehingga
yang perlu dihitung adalah jumlah batangnya. Untuk mempermudah blsa digunakan
semacam sumpit kayu yang dirnasuk�ap ke dalam rnasing-masing lubang pipa.
Sebelum dimasukkan ke .dJ1lam pipa, dihitung dahulu jumlah sumpitnya, misalkan
100. Kemudian petugas memasukka,n sumpit-sumpit tersebut ke dalam pipa dan
di check:-.ulang apakah setiap pipa sudah ada sumpitnya... Sisa sumpit dihitung,
mlsalnya, ad� 13, berartl Jt.i'{lllah pipa seharusnya 87 batang. Kemudl�n petugas
mengambil sumpit dari tn;asing-masing pipa, setelah terkumpul lalu dihitung,
seharusnya sumpit berjumlah 87.

tumpukan pipa/sumpit
214 PEMERIKSAAN AKUNTAN (AUDITING)JIUD I

c. Untuk perusahaan minyak,


teknik perhitungannya, dise­ Meteran
but geiging.
Ujung meteran digantungi
canting (untuk pemberat)
sampai menyentuh dasar Tanki
tanki. Kemudian meteran di­ Minyak
tarik, dan dilihat batas meter­
an yang terkena minyak Tinggi
untuk mengetahui tinggi per­ Permukaan �
mukaan minyak, lalu dikali• Minyak
kan dengan diameter tanki
untuk mengetahui volume
minyak tersebut.
Satuan untuk minyak bumi
disebut barrel (bbl), untuk
minyak sawit digunakan liter. Canting
d. Selesai pelaksanaan stock
opname, auditor harus membuat laporan/memo mengenai pelaksanaan stock
opname dan hasil observasi auditor. Memo tersebut harus mencakup kesimpulan
auditor apakah stock opname sudah dilakukan sesuai dengan physical inventory
instruction dan hasilnya akurat daf1,bisa dipercaya.
2. Minta Daftar Hasjl Stock Opname (Fina,/ .Inventory List/Inventory Compilation), yang
salah satu bentuknya adalah sebagai b.erikµt:
PT. RENIKU
Final Inventory List
31/12/02
No. N ama No. QU"1NTITy Uni!

�-
Saluan Sellslh; Value
Urut Barang Kode 1stf"ln11nl I .?')'I l"n11nl Price
- I Por l::tnl'l, f"lar..i
-
1
2
H.S04
Alkohol
RM 15795
RM 1003
Liter
Galon
50
100
50
101
50
101 -- 10.000
5.000
500.000
500,000
3 Glukosa RM 1005 Pak 500* 502 502 10.000 5.000.000
-

r r
4 Kardus P 075 Pcs 1000 1000 1000 500 500.000
5 S 037 Liter 5J)OO 5000 - 4.000 20 Juta

25 Barano iadi A FG 013 Botol 10.000 10;000 10.000 - 1.000 10 Juta


.lum I Ah 150 ·'"'"

• Karena terjadi selisih antara hilungan pertama dan kedua, maka dilakukan hltungan ketlga dengan disaksikan auditor,
ternyata jumlahnya 502.

Harus diperhatikan jangan terjadi kesalahan tulis dalam satuan, misalnya 1 pak berisl
5 kg, waktu menghitung yang ada 500 kg tetapi dituliskan 500 pak, sehingga jumlah
rupiahnya (value) menjadi salah.
BAB 11: PEMERIKSAAN PERSED/AAN (INVENTORIES) 215

Prosedur yang harus diiakukan terhadap Final Inventory Ust tersebut adalah:
o Check mathematical accuracy (penjumlahan dan perkalian)
o Cocokkan jumlah kolom value dengan saldo menurut buku besar persediaan.
o Cocokkan jumlah menurut kolom stock card dengan saldo menurut stock card
(test basis).
o Bandingkan quantity per count dengan jumlah menu rut count sheet auditor (hanya
bisa untuk barang yang ikut dihitung oleh auditor).
3. Kirimkan konfirmasi untuk persediaan consignment out (persediaan perusahaan yang
dititip jual k,e perusahaan lain).·
Biasanya barang konsinyasi jum)ahnya tidak terlalu besar sehingga lebih praktis untuk
mengirim konfirmasi dibandingkan jika auditor harus menghitungnya, Selain itu auditor
juga bisa memeriksa bukti pengiriman barang konsinyasi tersebut.
4. Periksa unit price dari raw material, work in process, finished goods dan supplies.
Untuk raw materials dan supplies: periksa faktur pembellan ('supplier Invoice) yang
terakhir dan perhatikan apakah perus'aliaan menggunakan FIFO, LIFO afau Average
Cost.
Untuk barang import hart.is dlp�riksa bukti-bukti pembelian import (purchase order,
proforma invoice, Bill of Lading, Pemberitahuan Import Untuk Dipaka'i-PIUD, Letter of
Credit-UC, receiving report) dan juga perhitungan landed costnya. Karena untuk
barang. import harus dibayar bea masuk, biaya-blaya untuk mengeluarkan barang dari
pelabuhan, · termasuk jasa Expedisi Muatan f<apal Laut (EMKL) atau Expedisi Muatan
Kapal Ud�ra (EM!(.U).
Berikut iniakan djperikan.contoh perhitungan landed cost.
Misalkan, �i irr)port lirn� jenis. baHmg melallli, .UC NoJ�11307/111/02 dengan nilai cif
(cost, in$U[f!nce a(lc/: freightt.sejumlah, US$250,0QQ. Untuk itu ,harus dibayar bea
masuk i'.'-·
dan biaya EMKL
.•,, ,·', ; ' ·,·

Perhitungan landed costnya adalah sebagai berikut:


1
, 00unitbarangA@US $1.QOO- =US$ 100.000
200 unitbarang B @us$ 250 = US,$. 50.000
500 unit barang C @ US $ 200 = US$ 100.000
· ,; · ·
800 unit = US$ 250.000
Kurs 1 US$ = Rp.10.000 = Rp. 2.500.000.000,-
Bea Masuk = Rp. 50.dOO.OOO,-
Biaya EMKL (termasuk sewa gedung,
Biaya ultklaaring dan lain".'lain) = Rp; 50.000.000,-
Jumlah seluruhnya = Rp. 2.600.000.000,-
Landed cost per unit:
_1_ 100.000
Barang A : x xRp.2.600.000;000,-=Rp.10.400.000,-
100 250.000
216 PEMERIKSAAN AKUNTAN (AUDIT/NG}JtL/O I

1 50.000
Barang B : -x x Rp. 2.600.000.000,- = Rp. 2.600.000,-
200 250.00 O
1 100.000
Barang C x x Rp. 2.600.000.000,- = Rp. 2.080;000,-
: 500 ,..�,.. ,..,.. .....
Perlu diperhatikan bahwa pemotongan PPh 22 atas import barang tidak boleh dicatat
sebagaibagian dari landed cost, tetapi harus dicatat sebagai pajak dibayar di muka
(prepaid tax).
Untuk work in process: pelajari cost accounting procedures yang digunakan per­
usahaan, untuk mengetahui besarnya direct materials, direct labor, factory overhead
yang sudah dibebankan termasuk persentase selesainya.
Jika perusahaan menggunakan job order costing, yang harus diperiksa adalah job
order cost sheetnya.
Jika digunakan process costing, harus diperiksa bagc1imana penentuan prosentase
selesainya dan nilai work in processnya.
Untuk Finished Goods: pelajari cost accounting procedures seperti di alas dan
periksa c;ipakah perusahaan menggunakan standard cost, sehingga harus diperiksa
perhi_tungan variancenya.
Jika ada variance:
a. sebagian harus masuk harga pokok penjualan (cost of goods sold), yaitu untuk
persediaan yarig sudah terjual.
b. sebagian menambah atau mengurangi nilai persediaan (tergantung favourable
atau unfavourable variance), yaitu untuk persediaan yang belumterjual.
Selain itu harus diperiksa apakah unit' price (harga perolehan per unit) ,lebih rendah
atau lebih tinggi dari market price atau net realizable value (harga pasar).
Hal ini sesuai dengan metode Lower of Cost or Market (mana yang lebih -�endah antara
harga perolehan dan harga pasar)
5. Lakukan rekonsiliasi antara saldo menurut stock opname dan saldo pertanggal neraca
jika stock opname dilakukan beberapa waktu sebelum atau sesudah tanggal neraca.
Contoh rekonsiliasi bisa dilihat di penjelasan prosedur audit nomor satu (di halaman
220).
6. Periksa cukup tidaknya allowance untuk barang-barang yang bergerak larnbat, rusak
dan ketinggalan mode.
Cukup dalam arti tidak terlalu besar (dapat menyebabkan laba terlalu kecil) dan tidak
terlalu kecil (dapat menyebabkan laba terlalu besar). Untuk itu auditor harus memeriksa
bagaimana kebijakan dan cara perusahaan menentukan allowance, apakah konsisten
atau tidak dengan periode sebelumnya.
Salah satu cara yang biasa digunakan oleh perusahaan adalah:
Untuk barang yang tidak dipakai atau tidak terjual selama:
BAB 11: PEMERIKSAAN PERSEDIAAN (INVENTORIES) 217

3 bulan, dibuatkan allowance 10%


6 bulan, dibuatkan allowance 30%
9 bulan, dibuatkan allowance 50%
12 bulan, dibuatkan allowance BO%
lebih dari 12 bulan dibuatkan allowance 100%
Dalam hal ini auditor harus memeriksa stock card untuk mengetahui sudah berapa
lama persediaan itu tidak mengalami pengurangan (tidak dipakai atau tidak terjual).
Selain itu pada waktu stock opriame biasanya barang-barang yang rusak sudah
dipisahkan dan dibuatkan daftarnya, yang bergerak lambat atau ketinggalan mode
sudah berdebu karena 1·ama tidak disentuh.
7. Periksa kejadia,n s�sud?.h ta�gQ�) n�r�ca (subsequent event).
Tujuannya urituk mengetahui apakah ada penjualan fiktif yang dicatat untuk memperbesar
jumlah laporan penJualan (salah sattl bentuk Window dressing) dan kemudian di awal
periode berikutnya direverse/dlbuat jurnal balik.
Untuk mencatat penjualarl fiktif dibuat jurnal:
· :,oR Piutang · - • · xx
GR f;>er1jualar;i xx
dan jika digul")akan perp�1ual sysfor:n ada ta'mbahan jurnal:
. · DR Harg�' Pokdk Penjual�· n xx
CR Persediaan xx
-�ada awaJ periode berikutnya dibuat reversing entry:
DR Penjualan· xx .
CR'Piutan·g xx
d_an jiKa diglinakan p·e'fpiJtµal system ada tambahan jutnal:
a,J I: .
• . '·· ,·,,:•: '' . ,· ·.;;: ' '

DR Persediaan pcx
CR Harga Pokok Penjualan xx
8. Periksa d'ut2off pen1uatan dan cu;�off pembelian.
Tu]uannya .untuk fneyakinkan ja(lgan sampai ada pergeseran waktu dalam pencatatan
'pe�juat�n da'n perttbe)ian. Jadl jang'gn'·�i:1111P8i ada penju�lar:, tahun 2002 yang dicatat
sebagai penjualan tahtin 2003 atall penjualan 2003 yang dic' atat sebagai penjualan 2002.
eegitu ju_g a de'ngan pembelian, jangan sanipai ada pembeiian tahun 2002 yang dlcatat
s�bagal pembelian 2003 atau pembelian tahuri 2003 yang dicatat sebagai pembelian
·.
- tatkm 2002.
Untuk itu harus dicatat (lebih baik mlnta copynya) tanggal dan nomor terakhir dari
faktur penjualan, delivery order, faktur pembelian dan receiving report.
Perhatikan juga syarat pengiriinan barang apakah FOB shipping point atau destination
point ...
9. Periksa jawaban konfirmasi bank, loan agreement (perjanjian kredit), notulen rapat
(minutes of meeting).
218 PEMERIKSAAN AKUNTAN (AUDITING)JIUD I

Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah ada persediaan yang dijadikan sebagai
barang jaminan atas kredit yang diperoleh perusahaan dari pihak ketiga. Jika ada
tentunya akan disebutkan dalam jawaban konfirmasi bank, perjanjian kredit dan notulen
rapat. Dan jika ada persediaan yang dijaminkan, maka hal tersebut harus dijelaskan
dalam catatan atas laporan keuangan (notes to financial statements).
10. Periksa apakah ada sales atau purhase commitment pertanggal neraca.
Jika ada purchase atau sales commitment yang menimbulkan kerugian yang material
bagi perusahaan dalam periode berikutnya, hal tersebut harus dijelaskan dalam catatan
atas laporan keuangan.
Untuk itu auditor harus memeriksa kontrak penjualan da.n pembe.lian yang realisasinya
akan dilakukan di periode berikutnya, dan memeriksa apakah ada penurunan harga
beli atau harga jual di pasar (market value) di periode berikutnya.
. ,, . '),' . .

11. Jika ada barang dalam perjalanan, lakukan prosedur audit yang diperlukan. Prosedur
auditnya adalah:
o Minta rincian barang dalam perjalanan pertanggal neraca.
o Periksa perhitungan mathematisnya (penjumlahan dan p>erkalian).
o Periksa apakah syarat pengiriman barang menggunakan free on board (fob) shipping
point atau fob destination point. Jika digunakan, fql) destin,a{ion point, disebut juga
loko gudang pembeli, berarti hak milik (Ui!e of myqer,ship) d�ri bara'ng akan berpindah
darl tangan penjual ke tangan pembeli pada saat.,barang tiba di gudang pembeli,
dan ongkos angkut menjadi tanggungan penjual. Jika digunakan fob shipping point,
disebut juga loko gudang penjual, berarti hak milik· dari barang · akan· ber,pihdah dari
tangan penjual ke tangan pembeli pada saat barang siap,di atas alat pengangkut
(truk atau kapal), dan ongkos angkut menjadi t!3nggungan pembeli.
o Periksa subsequent clearance (penyelesaian,s,�sudah tanggc;il.r:ieraca).
Dalam hal ini auditor harus inenanyakan kepada kllen dan memeriksa bukti pen­
dukung, apakah sesudah tanggal neraca barang 'dalam ·perjalanan tersebut sudah
diterima. Bukti yal)g harus diperiksa adalah laporan penerimaan barang (receiving
report). Jika sesudah tanggal neraca, sampai mendeka�i tan_ggal sel�sainya pe­
meriksaan lapangan, barang dalam pe!Jalanan be,lu.m Jug.;1 d[terima, k�rpungklnan
t�rja,di pemba.talan pembelian atau �esal.ahai;, pencatatan. Misalnya pada waktu
diklrim purchase order dan dibayar uang muka pembelian di�atat:
DR Barang dalam perjalanan . Rp.10.000.000
.
CR Kas/Bank Rp. fPQ.0.000
CR Utang Dagang Rp. if0.00.000
Pada saat barang diterima seharusnya dicatat:
DR Persediaan Rp.10.000.000
CR Barang dalam perjalanan Rp.10.000.000
Tetapi oleh bagian akuntansi (karena kurang teliti dan tidak di check dahulu) dicatat:
DR Persediaan Rp.10.000.000
CR Utang Dagang Rp.10.000.000
BAB 11: PEMERIKSAAN PERSEDIAAN (INVENTOR/ES} 219

Karena itu barang dalam perjalanan terus ter!ihat di buku besar dan neraca
sebesar Rp.10.000.000, padahal per tanggal neraca barangnya sudah diterima.
Auditor harus mengusulkan audit adjustment sebagai berikut:
DR Utang Dagang Rp.10.000.000
CR Barang dalam perjalanan Rp.10.000.000
Contoh kertas kerja pemeriksaan barang dalam perjalanan bisa dilihat di Exhibit
11-6.
1 2. Buat kesimpulan dari hasil pemeriksaan persediaan dan dibuat usulan audit
adjustment jika diperlukan.
Auditor harus menyimpulkan (biasanya ditulis di Top Schedule) apakah berdasarkan
prosedur pemeriksaan yang telah dilakukannya, persediaan disajikan secara wajar
atau tidak.
Contoh Top Schedule Persediaan bisa dilihat di Exhibit 11-5.
1 3. Periksa apakah penyajian persediaan di laporan keuangan sudah sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.
Contoh penyajian persediaan di laporan keuangan:
Di Neraca:
Note No. 31 Desember 2002 31 Desember 2001
Kas dan Setara Kas
Piutang
Persediaan 2 & 5 Rp.11 8 .430.400 Rp.11 6.8 01.600
Di Catatan Atas Laporan Keuangan Note 2 (kebijakan akuntansi)
Persediaan
1. Persediaan bahan baku, olie dan solar dibukukan berdasarkan harga peroleh­
annya dengari r11enggunakan metode FIFO (Fi(s_t In First Out).
2. Persediaan ba'rang dalam proses (WIP) dinilai berdasarkan tahap-tahap pe­
0

nyelesaian dalam proses produksinya. Penilaiah persediaah tersebut didasar­


kan atas taksiran ekuivalen unit selesai dari WIP dari masing-masing tahap
proses produksi yang bersangkutan.
3. Persediaan barang jadi berdasarkan metode rata-rata.
, 4. Pencatatan persediaan menggunakan perpetual system.
Note 5 (penjelasan pos-pos neraca)
Persediaan
Saldo persediaan per tanggal 31 Desember 2002 dan 2001, terdiri dari:
2002 2001
Persediaan bahan baku Rp. 30.680.1 00 Rp. 25.500.000
Persediaan barang dalam proses Rp. 21 .260.000 Rp. 17.900.700
Persediaan barang jadi Rp. 58 .989.500 Rp. 62.700.900
Barang dalam perjalanan Rp. 7.500.000 Rp. 10.700.000
Jumlah Rp. 118.430.400 Rp. 11 6.801 .600
210 PEMERIKSAAN AKUNTAN (AUDITING)Jtl/D I

Persediaan barang jadi dijadikan jaminan ke Bank Bumi Daya atas kredit modal
kerja yang diperoleh perusahaan sebesar Rp.100.000.000.

Exhibit 11-1
Contoh Internal Control Questionnaires (ICQ) - Persediaan
Y=Ya T = Tidak
Klien: TR = Tidak Relevan
y I T I TR
PENYIMPANAN DAN PENGAWASAN PHISIK
1. Apakah persediaan:
a. Dipisahkan atas kelompok:
1. Bahan baku?

2. Barang dalam proses?

3. Barang jadi/dagang?

4. Bahan pembantu (supplies) dan spareparf? ✓
b. Diatur secara rapih dan tertib?
c. Tercegah dari:
1. Pencurian? ✓
2. Kerusakan? ✓
3. Kebakaran, banjir dan risiko lain? ✓
d. Secara berkala dicocokkan dengan kartu gudang? ✓
2. Apakah persediaan di bawah pengawasan seorang penjaga gudang atau
orang tertentu la!nnya?
·
I ✓
3. Apakah kecuali petugas gudang dilarang masuk ke _gudang? I ✓

4.. Apakah setiap pengeluaran bahan baku/pembantu spareparts berda-


sarkan buktl penjualan t�rtulis? I ✓
5. Apakah setlap pengeluaran barang jadi/barang dagang harus ber­
dasarkan D.O, atau sejenisnya yang diotorisasi pejabat perusahaan
yang berwenang? I ✓
6. Apakah tedapat pos-pos penjagaan yang mengawasi arus keluar masuk
barang dengan efektif? I ✓
Pemeriksaan Biaya �- 'bav�i , ,.. � j

Muka (Pripaid Expenses) dct1t


Dibayar di Muka (Prepaid Taxe:
12.1. SIFAT DAN CONTOH BIAVA DIBAYAR DI MUKA DAN PAJAK
DIBAYAR DI MUKA.
Keduanya mempunyai manfaat kurang atau sama dengan satu tahun, sehingga dikelom­
pokkan sebagai harta lancar (current asset).
Menurut Standar Akuntansi Keuangan:
a. Biaya Dibayar di muka dimaksudkan sebagai biaya yang telah terjadi, yang akan di
gunakan untuk aktivitas perusahaan yang akan datar;ig.
b. Bagian dari Biaya Dibayar di muka yarig akan memberikan manfaat i.intuk beberapa
periode kegiatan diklasifikasikan sebagai aktiva tak lancar.
Contoh dari perkiraan-perklraan yang biasa digolongkan sebagai Biaya dibayar di
Muka adalah:
o Premi asuransi (prepaid insurance).
o Sewa dibayar di Muka untuk masa satu tahun yang akan datang (prepaid rent).
o Biaya Lain-lain Dibayar di Muka (Prepaid Others), misalnya: biaya iklan di radio, televisi
yang berdasarkan kontrak, barang-barang untuk promosi (hadiah berupa gantungan
kunci, payung).
Pajak dibayar di muka adalah pajak yang dibayar oleh perusahaan setiap bulan atau
dipotong/dipungut oleh pihak ketiga dan akan diperhitungkan sebagai kredit pajak di akhir
t�hun (untuk pajak penghasilan) atau di akhir bulan (untuk PPN).
Contoh dari Pajak dibayar di Muka adalah:
o PPh 22 (dari import barang)
o PPh 23 (dari bunga, dividen, royalty, management fee).
234 PEMER/KSAAN AKUNTAN (AUDIT/NG}JJL/0 I

o PPh 25 (setoran masa pajak penghasilan)


o PPN Masukan (Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut oleh pengusaha kena pajak
pada waktu perusahaan membeli barang atau jasa kena pajak).

12.2. TUJUAN PEMERIKSAAN (AUDIT OBJECTIVES) BIAVA DAN PAJAK


DIBAYAR DI MUKA
1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas biaya dan
pajak dibayar di muka.
2. Untuk memeriksa apakah ·biaya yang mempunyai kegunaan untuk tahun berikutnya
sudah dicatat sebagai biaya dibayar di muka.
3. Untuk memeriksa apakah biaya dibayar di muka yang mempunyai kegunaan untuk
tahun berjalan telah dibebankan/dicatat sebagai biaya tahun berjalan.
4. Untuk memeriksa apakah pajak dibayar di muka didukung oleh bukti setoran/pemungutan
pajak yang sah dan lengkap sehingga bisa diperhitungkan sebagai kredit pajak pada
akhir periode.
5. Untuk memeriksa apakah penyajian biaya dan pajak dibayar di muka dalam laporan
keuangan sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
(paybudi)/PSAK.
Penjelasan atas tujuan pemeriksaan
1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas biaya dan pajak
dibayar di muka.
Jika akuntan publik dapat meyakinkan dirinya bahwa internal control atas biaya dan
pajak dibayar di muka berjalan efektif, maka luasnya pemeriksaan dalam melakukan
substantive test dapat dipersempit.
Beberapa ciri internal control yang baik atas biaya dan pajak dibayar di muka adalah:
a. Setiap pengeluaran untuk bic!ya dan pajak dibayar di muka diotorisasi oleh pejabat
perusahaan yang berwenang.
b. Setiap pengeluaran untuk biaya dan pajak dibayar di muka didukung oleh bukti­
bukti yang sah dan lengkap. Misalnya: polis asuransi, perjanjian sewa menyewa
(lease agreement), kontrak untuk advertensi, surat setoran pajak (SSP), faktur pajak
masukan·, bukti pemotongan PPh 22, 23 dan lain-lain.
2. Untuk memeriksa apakah biaya yang mempunyai kegunaan untuk tahun berikutnya
sudah dicatat sebagai biaya dibayar di muka.
Maksudnya adalah auditor harus memeriksa apakah bagian yang belum expired
(mempunyai kegunaan untuk periode yang akan datang) tidak dibebankan sebagai
biaya, tetapi dicatat sebagai biaya dibayar di muka.
3. Untuk memeriksa apakah biaya dibayar di muka yang mempunyal kegunaan untuk tahun
berjalan telah dibebankan/dicatat sebagai biaya tahun berjalan.
Maksudnya adalah auditor harus memeriksa apakah bagian yang expired (masa man
faatnya sudah berlalu) sudah dibebankan sebagai biaya tahun berjalan.
BAB 12: PEMERIKSAAN BtAYA DIBA YAR DI MUKA (PR/PAID EXPENSES) DAN 235
PAJAK DIBA YAR DI MUKA (PREPAID TAXES)

4. Untuk memeriksa apakah pajak dibayar dimuka didukung oleh bukti setoran/pemungutan
pajak yang sah dan lengkap sehingga bisa diperhitungkan sebagai kredit pajak akhir
periode.
Untuk bisa diperhitungkan sebagai kredit pajak, perusahaan harus mempunyai bukti
pendukung sebagai berikut:
PPh22 : Bukti pemungutan dari bank devisa dan PIUD (Pemberitahuan
lmpor Untuk Dipakai).
PPh23 : Bukti pemotongan dari perusahaan yang membayar dividen, sewa,
royalty atau bank yang membayar bunga deposito/jasa giro.
PPh 25 :SSP
PPN Masukan: Faktur pajak dari pengusaha kena pajak.
5. Untuk memeriksa apakah penyajian biaya dan pajak dibayar di muka dalam laporan
keuangan sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
(paybudi)/PSAK.
Biasanya biaya dibayar di muka yang mempunyai masa manfaat kurang dari atau sama
dengan satu tahun disajikan sebagai harta lancar, sedangkan yang masa manfaatnya
lebih dari satu tahun disajikan sebagai aktiva tak lancar.
Sedangkan pajak dibayar di muka bisa disajikan sebagai harta lancar atau di offset
dengan utang pajak yang sejenis (pajak penghasilan badan atau pajak pertambahan
nilai).

12.3. PROSEDUR PEMERIKSAAN BIAVA DAN PAJAK DIBAYAR DI MUKA


YANG DISARANKAN
Prosedur pemeriksaan dibagi atas prosedur compliance test dan prosedur substantive
te$t. Pembahasan prosedur pemeriksaan untuk substantive test akan dibagi dalam beberapa
bagian, yaitu sewa dibayardi muka, premi asuransi dibayardi muka, biaya adverlensi
dibayar di muka dan pajak dibayar di muka.
Dalam praktiknya, prosedur pemeriksaan yang dibahas di sini harus disesuaikan dengan
kondisi perusahaan yang diaudit.
Prosedur Pemeriksaan Untuk Compliance Test
1. Pelajari dan evaluasi internal control atas Biaya dan Pajak dibayar di Muka:
a. Dalam hal ini internal control questionnaires yang digunakan tercakup dalam internal
control questionnaires atas pengeluaran kas dan bank:
o apakah setiap pembayaran yang menyangkut biaya dan pajak dibayar di muka
didukung oleh bukti-bukti yang sah dan lengkap.
o Apakah pembayaran tersebut diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang ber­
wenang.
236 PEMERIKSAAN AKUNTAN (AUDITING}JIUD I

o Apakah bukti setoran pajak, faktur pajak masukan, bukti pemotongan pajak oleh
pihak ketiga di file dengan baik dan rapih.
o Apakah lease agreement, insurance policy di file dengan baik dan rapih.
b. Lakukan test transaksi (compliance test) atas biaya dan pajak dibayar di muka.
Yang digunakan sebagai sample biasanya adalah bukti pengeluaran kas dan bank
dan sample cukup dipilih secara random.
Contoh kertas kerja pemeriksaan untuk compliance test bisa dilihat di Exhibit 12-1.
2. Tarik kesimpulan mengenai Internal Control atas Biaya dan Pajak dibayar di Muka..
Jika dari test transaksi auditor tidak menemukan sesuatu kesalahan, maka auditor bisa
menyimpulkan bahwa internal control atas biaya dan pajak dibayar di muka berjalan
efektif. Karena itu substantive test atas perkiraan biaya dan pajak dibayar di muka
bisa dipersempit.
Prosedur Pemeriksaan Substantive Sewa dibayar di Muka (Prepaid Rent)
1. Minta rincian (schedule) prepaid rent pertanggal neraca.
2. Check ketelitian perhitungan mathematis (mathematical accuracy).
3. Cocokkan saldo prepaid rent pertanggal neraca dengan saldo buku besar (general
ledger) prepaid rent.
4. Cocokkan saldo awal prepaid rent dengan kertas kerja pemeriksaan tahun lalu.
5. Lakukan vouching untuk pembayaran prepaid rent di tahun berjalan dan periksa lease
agreement Qika sudah dilakukan di compliance test, refer ke kertas kerja compliance
test).
6. Tie-up/tie-in (cocokkan) total yang dibebankan sebagai biaya sewa ke buku besar biaya
sewa.
Dalam hal ada biaya sewa yang langsung dibebankan ke perkiraan biaya sewa (tanpa
melalui prepaid rent), jumlah biaya sewa di buku besar akan terlihat lebih besar.
7. Buat usulan audit adjustment jika diperlukan.
Contoh kertas pemeriksaan sewa dibayar di muka bisa dilihat di Exhibit 12-3.
Prosedur Pemeriksaan Substantive Premi Asuransl dibayar di Muka (Prepaid
Insurance)
1. Minta rincian prepaid insurance pertanggal neraca.
2. Check mathematical accuracy.
3. Cocokkan saldo prepaid insurance pertanggal neraca dengan saldo buku besar (general
ledger) prepaid insurance.
4. Cocokkan saldo awal prepaid insurance dengan kertas kerja pemeriksaan tahun lalu.
5. Lakukan vouching untuk pembayaran premi asuransi di tahun berjalan, perhatikan
apakah ada discount untuk pembayaran tersebut.
6. Periksa polis asuransi dan cocokkan data dalam polis asuransi dengan rincian prepaid
insurance.
7. Tie-up total yang dibebankan sebagai biaya asuransi ke buku besar biaya asuransi.
BAB 12: PEMERIKSAAN BtAYA DIBAYAR DI MUKA (PR/PAID EXPENSES) DAN 237
PAJAK DIBAYAR DI MUKA (PREPAID TAXES)

8. Periksa apakah nilai pertanggungan (insurance coverage) cukup atau tidak dalam arti
tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
9. Perhatikan apakah di dalam polis asuransi terdapat BANKER'S CLAUSE, maksudnya
apakah dalam polis asuransi tersebut ada salah satu pasal yang menyebutkan bahwa
kalau terjadi klaim, karena yang diasuransikan terbakar atau hilang, maka ganti rugi
harus dibayarkan kepada bank.
10. Buat usulan audit adjustment jika diperlukan.
Contoh kertas kerja pemeriksaan premi asuransi dibayar di muka bisa dilihat di Exhibit
12-4.
Prosedur Pemeriksaan Substantive Prepaid Advertising
1. Minta rincian prepaid advertising pertanggal neraca.
2. Check footing dan cocokkan saldo akhir prepaid advertising ke buku besar dan saldo
awal ke kertas kerja pemeriksaan tahun lalu.
3. Periksa bukti pembayaran dan surat perjanjian (untuk iklan di TV/Radio/Bil/ Board)
dan bukti pembelian (untuk barang-barang suvenir).
4. Periksa kebenaran pembebanan ke biaya; untuk barang-barang souvenir harus dilakukan
stock opname (perhitungan fisik) pada akhir tahun.
Prosedur Pemeriksaan Substantive Prepaid Taxes
1. Minta rincian prepaid taxes pertanggal neraca. (rincian bisa per jenis pajak atau
dicampur).
2. Check footing dan cocokkan saldonya dengan buku besar.
3. Untuk pajak penghasilan, bandingkan angka prepaid taxes di rincian dengan SPT PPh
Sadan.
4. Untuk pajak pertambahan nilai (PPN Masukan), bandingkan angka prepaid taxes di
rincian dengan SPT Masa (SPM).
Contoh kertas kerja pemeriksaan prepaid taxes, bisa dilihat di Exhibit 12-5.
Contoh kertas kerja pemeriksaan dengan index G1, G2 dan G3 merupakan contoh
supporting schedule.
Contoh top schedule bisa dilihat Exhibit 12-2, dengan index G.
Di dalam top schedule biasanya si auditor harus mencantumkan kesimpulan dari hasil
pemeriksaan atas perkiraan tersebut, apakah menurut pendapat auditor, perkiraan
tersebut disajikan secara wajar atau tidak.
·;:;,1_ SIFAT DAN CONTOH AKTIVA TETAP
Aktiva tetap (fixed assets) disebut juga Property, Plant and Equipment.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.14, hal 16.2 & 16.3 - IAI, 2CJ ...
Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai ;,,::w ;kmgan
dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak di111�:i:sudkan
untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaut l3b1h dari
satu tahun.
Suatu benda berwujud harus diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai akUva
tetap bila:
(a) besar kemungkinan (probable) bahwa manfaat keekonomian di masa akan datang
yang berkaitan dengan aktiva tersebut akan mengalir ke dalam perusahaan; dan
(b) biaya perolehan aktiva dapat diukur secara andal.
Beberapa sifat atau ciri aktiva tetap adalah:
1. Tujuan dari pembeliannya bukan untuk dijual kembali atau diperjualbelikan sebagai
barang dagangan, tetapi untuk dipergunakan dalam kegiatan operasi perusahaan.
2. Mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
3. Jumlahnya cukup material.
Sifat pertama dari aktiva tetap tersebut yang membedakan aktiva tetap dari persediaan
barang dagangan. Misalnya mobil yang dimiliki PT. Astra sebagai produsen mobil, hasil
produksi/rakitan yang berupa mobil untuk dijual harus digolongkan sebagai persediaan barang
dagangan (inventory), sedangkan mobil yang dipakai untuk antar jemput pegawai digunakan
oleh direksi dan para manajer perusahaan harus digolongkan sebagai aktiva tetap.
Sifat kedua dari aktiva tetap, merupakan salah satu alasan mengapa aktiva tetap
harus disusutkan.
Biaya penyusutan merupakan alokasi dari biaya penggunaan aktiva tetap selama
masa manfaatnya, secara sistematis dan teratur (menggunakan metode tertentu yang di
terapkan secara konsisten).
Sifat ketiga merupakan salah satu alasan mengapa setiap perusahaan harus mem­
punyai kebijakan kapitalisasi, yang membedakan antara capital expenditure dan revenue
expenditure.
246 PEMERIKSAAN AKUNTAN (AUDiTING}JILID I

Capital expenditure adalah suatu penge!uaran modal yang jumlahnya material dan
rnempunyai manfaat lebih dari satu tahun. Revenue expenditure adalah suatu pengeluaran
yang jumlahnya tidak material walauf)un masa manfaatnya mungkin lebih dari satu tahun.
Selain itu Revenue Expenditure merupakan pengeluaran yang dilakukan perusahaan dalam
rangka menghasilkan pendapatan dan dibebankan ke dalam rugi laba pada saat terjadinya
beban tersebut.
Misalnya pembelian mesin tik, meja tulis yang harga per unitnya kurang dari
Rp.500.000,- bagi perusahaan yang besar (misalkan Pertamina) akan merupakan revenue
expenditure, tetapi bagi perusahaan yang kecil (misal kantor akuntan kecil) akan merupakan
capital expenditure.
Fixed assets atau aktiva tetap bisa dibedakan menjadi:
1. Fixed tangible assets (aktiva tetap yang mempunyai wujud/bentuk, bisa dilihat, bisa
diraba).
2. Fixed intangible assets (aktiva tetap yang tidak mempunyai wujud/bentuk, sehingga
tidak bisa dilihat dan tidak bisa diraba).
Yang termasuk fixed tangible assets misalnya:
a. Tanah (Land) yang di atasnya dibangun gedung kantor, pabrik atau rumah. Tanah ini
biasanya tidak disusutkan (menurut SAK maupun peraturan pajak).
Tanah bisa dimiliki dalam bentuk hak milik, hak guna bangunan (biasanya jika kita
membeli rµmah dari real estate) yang mempunyai jangka waktu 20-30 tahun, hak guna
usaha dan hak pakai.
Perlu diperhatikan bahwa perusahaan asing dan warganegara asing tidak diperbolehkan
membeli tanah dengan hak milik.
b. Gedung (Building) termasuk pagar, lapangan parkir, taman, mesin-mesin (Machinery),
Peralatan (Equipment), Furniture & Fixtures (meja, kursi), Delivery EquipmenWehicles
(mobil, motor, kapal laut, pesawat terbang).
c. Natural Resources (Sumber Alam), seperti pertambangan minyak, batu bara, emas,
marmer dan hak pengusahaan hutan (HPH). Natural resources ini harus dideplesi,
bukan disusutkan, pada saat sumber alam tersebut mulai menghasilkan.
Yang termasuk intangible assets misalnya:
Hak patent, hak cipta (copy right), franchise, goodwill, preoperating expenses (biaya-biaya
yang dikeluarkan sebelum perusahaan berproduksi secara komersial, termasuk biaya
pendirian).
Contoh dari franchise misalnya Kentucky Fried Chicken, Hamburger, McDonald, Es teller
77. Dalam hal ini pengusaha yang ingin menjual makanan/minuman tersebut harus me­
nandatangani kontrak dengan pemilik franchise, agar bisa menjual makanan/minuman
dengan rasa, bentuk, gaya, dekorasi yang khusus untuk jenis makanan tersebut, tentu
saja dengan membayar royalty.
: •.o < ::;: PEMERIKS/':AN AKT/VA TETAP
·· u~·--<��J
:,; ••�. /..,. LJJ i .... � .....,vC.... ( ....I ,,UJ,u,\l\i''
.J!:5 !::I..,!
p�!l�ED''.,..S" • ) · KT!V ;· ; ..l.•.....
C.m f'\lr\. M.f\[\l1 h '-

L.:::�lam suatu general audit (pemeriksaan umum}, pemeriksc::"ln atas 81,tiva I:,•.--...
')cberapa tujuan sebagai berikut:
1. Memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas ak'i; _,,.
2. Untuk memeriksa apakah aktiva tetap yang tercantum di neraca betu!-f:i
digunakan dan dimiliki oleh perusahaan.
3. Untuk memeriksa apakah penambahan aktiva tetap dalam tahun berjaia1,
diperiksa) betul-betul merupakan suatu Capital Expenditure, diotorisa�
perusahaan yang berwenang didukung oleh bukti-bukti yang lengkap dar, Cj:
benar.
4. Untuk memeriksa apakah disposal (penarikan) aktiva tetap sudah dicatat , :
di buku perusahaan dan telah diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang l,.
Disposal dari- aktiva tetap bisa terjadi dalam bentuk penjualan yang akan rn ,: ·lkan
rugi/laba penjualan aktiva tetap, tukartambah (trade-in) atau penghapusan .1! 'citap
yang bisa menimbulkan kerugian dari penghapusan aktiva tetap, jika aktiva tei: ,ebut
masih mempunyai nilai buku.
Kerugian dari trade-in atas aktiva sejenis dicatat sebagai Loss on Trade-in :;(�d: ,.ngkan
keuntungan dari trade-in, dicatat sebagai pengurangan dari harga perolehan akliva tctap
yang baru.
5. Untuk memeriksa apakah pembebanan penyusutan dalam tahun (periode) yang diperiksa
dilakukan dengan cara yang sesuai dengan SAK, konsisten, dan apakah perhitungan­
nya telah dilakukan dengan benar (secara akurat).
6. Untuk memeriksa apakah ada aktiva tetap yang dijadikan sebagai jaminan.
7. Untuk memeriksa apakah ada aktiva tetap yang disewakan, jika ada apakah pendapatan
sewa sudah ?iterima perusahaan.
8. Untuk memeriksa apakah ada aktiva tetap yang mengalami penurunan nilai (impairment).
9. Untuk memeriksa apakah penyajian aktiva tetap dalam laporan keuangan, sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.

13.3. PROSEDUR PEMERIKSAAN AKTIVATETAP


Di banyak perusahaan, terutama perusahaan industri, aktiva tetap merupakan jumlah yang
sangat besar dari total aktiva perusahaan. Namun demikian waktu yang digunakan oleh
akuntan publik untuk memeriksa aktiva tetap biasanya lebih sedikit dibandlngkan waktu
yang digunakan untuk memeriksa perkiraan lainnya seperti piutang, persediaan, dan lain­
lain.
Beberapa penyebabnya antara lain:
a. Harga perolehan per unit dari aktiva tetap biasanya relatif besar dan jumlah transaksinya
dalam setahun biasanya sedikit.
248 PEMERIKSAAN AKUNTAN {AUDITING}JILJD I

b. Mutasi aktiva tetap (penambahan dan pengurangan) biasanya jauh lebih sedikit di­
bandingkan mutasi piutang dan persediaan.
c. Dalam memeriksa aktiva tetap, prosedur cut-off bukan merupakan hal yang penting
seperti pemeriksaan atas cut-off transactions dalam pemeriksaan pembelian dan pen­
jualan persediaan.
Prosedur audit yang akan disebutkan berikut ini berlaku untuk repeat engagements (pe­
nugasan berulang) sehingga dititikberatkan pada pemeriksaan transaksi tahun berjalan
(periode yang diperiksa).
Untuk first audit (audit pertama kali) bisa dibedakan sebagai berikut:
- Jika tahun sebelumnya perusahaan sudah di audit oleh kantor akuntan lain, saldo awal
aktiva tetap bisa dicocokkan dengan laporan akuntan terdahulu dan kertas kerja pe­
meriksaan akuntan tersebut.
- Jika tahun-tahun sebelumnya perusahaan belum pernah di audit, akuntan publik hams
memeriksa mutasi penambahan dan pengurangan aktiva tetap sejak .awal berdirinya
perusahaan, untuk mengetahui apakah pencatatan yang dilakukan perusahaan untuk
penambahan dan pengurangan aktiva tetap, serta metode dan perhitungan penyusutan
aktiva tetap dilakukan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Tentu saja pemeriksaan mutasi tahun-tahun sebelumnya dilakukan secara test basis
dengan mengutamakan jumlah yang material.
Prosedur audit atas aktiva tetap adalah sebagai berikut:
1. Pelajari dan evaluasi internal control atas aktiva tetap.
2. Minta kepada klien Top Schedule serta Supporting Schedule aktiva tetap, yang berisikan:
Saldo awal, penambahan serta pengurangan-pengurangannya dan saldo akhir, baik untuk
harga perolehan maupun akumulasi penyusutannya.
3. Periksa footing dan cross footingnya dan cocokkan totalnya dengan Gfmeral Ledger
atau Sub-Ledger, saldo awal dengan working paper tahun lalu.
4. Vouch penambahan serta pengurangan dari Fixed Assets tersebut. Untuk penambahan
kita lihat approvalnya dan kelengkapan supporting documentnya;
Untuk pengurangan kita lihat otorisasinya dan journalnya apakah sudah dicatat dengan
betul, misalnya bila ada keuntungan atau kerugian atas penjualan Fixed Assets tersebut.
Selain itu periksa juga penerimaan hasil penjualan aktiva tetap tersebut.
5. Periksa phisik dari Fixed Assets tersebut (dengan cara test basis) dan periksa kondisi
dan nomor kode dari Fixed Assets.
6. Periksa bukti pemilikan aktiva tetap.
Untuk tanah, gedung, periksa sertifikat tanah dan 1MB (lzin Mendirikan Bangunan)
serta SIPB (Surat lzin Penempatan Bangunan).
Untuk mobil, motor, periksa BPKB, STNK-nya.
7. Pelajari dan periksa apakah Capitalization Policy dan Depreciation Policy yang dijalankan
konsisten dengan tahun sebelumnya.
8. Buat analisisi tentang perkiraan Repair & Maintenance, sehingga kit� dapat mengetahui
apakah ada pengeluaran yang seharusnya masuk dalam kelompok Capital Expenditures
tetapi dicatat sebagai Revenue Expenditures.
) 'r; 13: PEM5Rll<.SAAN AKTIVA TETAP

8. Peri�sa apakah Fixed /11ssets l8:�:ieb��� su:.:a:1 diasuransikan dan ���.:


Cnveragenya cui<up atau tidak.
rn. fosl oe1hitungar1 penyusutan, cto:;� :-r(,.;.:,r,-·o angka penyusul2':
penyusutan dipe,kiraan laba rug' f:i3n D<:, i,, ::,; :':ci'.(asi/distribusi biay2 f): , ·:
11. Periksa notulen ,apat perjanjian k1ecJii, j·3w;:-::·c::n !,onfirm::isi dari bank, ; , :.
apal:ah ada Fixed Assels yang dij,'.Jii:,2:·1 sctx.�1c:1 jaminan atau tidal-:.
Bila sda, maka ha! ini perlu diu1igk2pk2n da:?.rn cotatan atas laporan f:,;L -_
12. Periksa apakah ada Commitment yang di:;uat oleh perusahaan untuL ,,
menjual Fixed Assets.
13. Untuk Construction in Progress, kita periksa penambahannya dan apakc.i 1 •
truction in progress yang harus di transfer ke Fixed Assets.
14. Jika ada aktiva tetap yang diperoleh rnalalui leasing, periksa /ease agreemeni cl?;
apakah accounting treatmentnya sudah sesuai dengan standar akuntansi lea: .
15. Periksa a tau tanyakan apakah ada aktiva tetap yang dijadikan agunan kredil <, i
16. Periksa apakah ada aktiva tetap yang disewakan kepada pihak ketiga, jika act
apakah pendapatan sewa sudah dibukukan dan diterima perusahaan.
17. Tanyakan/periksa apakah ada aktiva tetap yang mengalami penurunG1,
(impairment).
18. Periksa penyajiannya dalam laporan keuangan, apakah sesuai dengan prinsip aku;:::; !�.i
yang berlaku umum di Indonesia (paybudi)/SAK.
Penjelasan Prosedur Audit
1. Pelajari dan evaluasi internal control atas aktiva tetap.
Dalam hal ini biasanya auditor menggunakan INTERNAL CONTROL QUESTION­
NAIRES, yang contohnya bisa dilihat di Exhibit 13-4
Beberapa ciri Internal Control yang b.aik alas aktiva tetap adalah:
a. Digunakannya anggaran untuk pen�mbahan aktiva tetap.
Jika ada aktiva tetap yang ingin dibeli tetapi belum tercantum di anggaran maka
aktiva tetap tersebut tidak boleh dibeli dahulu.
b. Setiap penambahan dan penarikan aktiva tetap terlebih dahulu harus di otorisasi
oleh pejabat perusahaan yang berwenang.
c. Adanya kebijakan tertulis dari manajemen mengenai capitalization dan depreciation
policy.
d. biadakannya kartu aktiva tetap atau sub buku besar aktiva tetap yang men­
cantumkan tanggat pembelian, nama supplier, harga perolehan, metode dan
persentase penyusutan, jumlah penyusutan, akumulasi penyusutan dan nilai buku
aktiva tetap.
e. Setiap aktiva tetap diberi nomor kode.
f. Minimal setahun sekali dilakukan inventarisasi (pemeriksaan phisik aktiva tetap),
untuk mengetahui keberadaannya dan kondisi dari aktiva tetap.
g. Bukti-bukti pemilikan aktiva tetap disimpan di tempat yang aman.
h. Aktiva tetap diasuransikan dengan jumlah Insurance Coverage (nilai pertanggungan)
yang cukup.
250 PEMERIKSAAN AKUNTAN (AUDITING)JIUD I

2. Minta kepada client, Top Schedule serta supporting schedule aktiva tetap.
Contoh Top Schedule dan supporting schedule aktiva tetap bisa dilihat di Exhibit 13-1
dan 13-2.
3. Prosedur audit nomor 3 cukup jelas.
4. Vouched penambahan serta pengurangan fixed assets.
Untuk penambahan aktiva tetap, selain diperhatikan otorisasi dan kelengkapan supporting
document, harus dilihat apakah penambahan tersebut sudah tercantum dalam anggaran.
Untuk pengurangan aktiva tetap harus diperiksa kebenaran journal entrynya.
Misalkan: mesin dengan harga perolehan Rp.100.000.000 dan akumulasi penyusutan
(s/d tanggal penarikan) Rp.80.000.000 dijual depgan harga Rp.30.000.000 secara
tunai.
Journal entry yang seharusnya adalah:
DR.Ka s Rp. 30.000.000
DR. Akumulasi Penyusutan Mesin Rp. 80.000.000
CR. Mesin Rp. 100.000.000
CR. Laba Penjualan Aktiva Tetap Rp. 10.000.000
Seringkali perusahaan mencatat transaksi tersebut dengan mendebit Kas
Rp.30.000.000 dan mengkredit mesin Rp.30.000.000. Auditor juga harus memeriksa
apakah uang kas sebesar Rp.30.000.000 sudah diterima- perusahaan dan dicatat
dalam buku penerimaan kas.
5. Periksa phisik dari aktiva tetap dan perhatikan kondisinya apakah masih dalam keadaan
baik atau sudah rusak.
Tentang pemeriksaan phisik aktiva tetap secara test basis ada 2 .(dua) pendapat:
1. Yang ditest hanya penambahan dalam tahun berjalan yang jumlahnya besar.
2. Diutamakan penambahan yang baru serta beberapa Fixed Assets yang lama.
Pada pendapat pertama memang akan lebih cepat pelaksanaannya, tetapi ada kele­
mahannya yaitu bila ada Fixed Asse(s yang sudah lama dibeli atau tidak dapat dipakai
lagi, tetapi masih tercantum di dalam daftar Fixed Assets, maka dengan cara pertama
tidak dapat diketahui.
6. Periksa bukti pemilikan aktiva tetap.
Dalam hal ini harus dicocokkan nomor mesin, chasis, dan nomor polisi kendaraan
yang tercantum di BPKB dan STNK dengan yang terdapat di kendaraan. Perhatikan
juga apakah surat-surat tanah, gedung, kendaraan atas nama perusahaan.
7. Pelajari dan periksa apakah Capitalization serta Depreciation Policy-nya konsisten
dengan tahun sebelumnya. Tentang policy dari Capitalization tersebut ada beberapa
kemungkinan:
1. Berdasarkan jumlahnya, misalnya di atas Rp. 500.000,- harus dikapitalisir.
2. Berdasarkan masa manfaatnya.
3. Campuran antara jumlah dan masa manfaatnya.
Tentang policy dari penyusutan ada beberapa kemungkinan, apakah penyusutan
tersebut dimulai:
-,_. ilEMER/.1-<.SAAN AKTIVA TETAP

- Pada tanggal pembelian


- Pada tanggal pemakaian
Juga perlu diketahui masa penyusutannya, misal pembelian tanggal 1 ::/,;
satu bulan penuh sedang tanggal 16 s/d 31 dihitung setengah bulan.
,'\ Analisis perkiraan repair dan maintenance.
Harus diperhatikan kemungkinan client untuk memperkecil laba dengar:
capital expenditure sebagai revenue expenditure.
Contoh kertas kerjanya bisa dilihat di Exhibit 13-3.
J. Periksa kecukupan insurance coverage, dalam arti jangan sampai terlalu
terlalu besar. Jika terlalu kecil ada bahaya bahwa jika terjadi kebakaran, ga;::
perusahaan asuransi tidak mencukupi untuk membeli aktiva tetap (misalk:
atau mesin) yang baru sehingga mengganggu kegiatan operasi perusahaar1.
Tentang penilaian cukup tidaknya insurance coverage tersebut adalah
jumlah yang mendekati harga pasar.
10. Test perhitungan penyusutan dan alokasi biaya penyusutan aktiva tetap.
Penyusutan ini biasanya dari Fixed Assets yang dapat disusutkan, seperti gedurr '\ ,-
dan sebagainya, sebab ada juga Fixed Assets yang tidak dapat disusutka1·1 i c:: 11
tanah hak milik. Tetapi bila tanah tersebut digunakan untuk bat:ian baku pembuat«1, t.atu
bata atau genteng, maka dapat disusutkan yaitu dengan istilah deplesi.
Apabila tanah tersebut merupakan tanah dengan ha� guna bangunan, maka tanah
tersebut juga tidak dapat disusutkan. Auditor harus memeriksa akurasi dari perhitungan
penyusutan yang dibuat klien, dan ketepatan alokasi .biaya penyusutan sebagai bagian
dari biaya produksi tidak langsung, biaya umum dan administrasi, serta biaya penjualan.
Prosedur audit nomor 11 s/d 14 sudah cukup jelas
15. Periksa apakah ada aktiva tetap yang dijaminkari.
Jika aktiva tetap dijaminkan berarti bukti pemilikan diserahkan (disimpan) di bank,
sehingga auditor harus memeriksa tanda terima penyerahan bukti-bukti pemilikan.
Selain itu jika ada aktiva tetap yang dijaminkan harus diungkapkan dalam catatan atas
laporan keuangan.
16. Periksa apakah ada aktiva tetap yang disewakan kepada pihak ketiga.
Bisa jadi ada tanah, gedung, peralatan yang disewakan kepada pihak ketiga. Jika ada,
harus diperiksa perjanjian sewa menyewanya (copy untuk permanent file) dan diperiksa
apakah apakah pendapatan sewa sudah dicatat dan uangnya sudah diterima (periksa
bukti penerimaan kas/bank dan rekening koran). Periksa juga bukti pemotongan PPh
23 atas uang sewa tersebut.
17. Periksa/tanyakan apakah ada aktiva tetap yang mengalami penurunan harga (impairment)
Menurut FASS No.121 "Accounting for the Impairment of long-lived Assets and for
long-lived Assets to be Disposed of yang dikutip oleh Whittington & Pany (2001 :549),
dan PSAKNo.16 (IAI, 2002:16-111) mengenai "Penurunan Nilai Manfaat Keekonomian":
Apabila manfaat keekonomian suatu aktiva tetap tidak lagi sebesar jumlah tercatat, maka
aktiva tersebut harus dinyatakan sebesar jumlah yang sepadan dengan nilai manfaat
keekonomian yang tersisa. Penurunan nilai kegunaan aktiva tetap tersebut dilaporkan
sebagai kerugian.
252 PEMERIKSAAN AKUNTAN (AUDITING)JILID /

Dalam hal ini jika ada aktiva tetap yang mengaiami penurunan nilai manfaat keekonomian,
auditor harus menilai kewajaran dari penetapan yang dibuat manajemen mengenai
penurunan nilai tersebut.
18. Periksa penyajian aktiva tetap dalam laporan keuangan apakah sudah sesuai dengan
SAK, baik di neraca (cost and accumulated depreciation), di rugi laba (biaya penyusutan),
di catatan atas laporan keuangan (kebijakan kapitalisasi dan penyusutan, rinci�n garis
besar aktiva tetap) maupun di lamplran (rincian aktiva tetap).

Contoh penyajiannya:
di Neraca
Catatan No. 31/12/2002 31/12/2001
AKTIVA TETAP:
Harga Perolehan 9 Rp. 2.230.000.000 Rp. 2.000.000.000
Akumulasi Penyusutan Rp. 525.000.000 Rp. 240.000.000
Rp. 1.705.000.000 Rp. 1.760.000.000
di Kebljakan Akuntansl
d. Aktiva Tetap
Aktiva tetap dinilai berdasarkan harga perolehan.
Perusahaan menyusutkan aktiva tetapnya dengan menggunakan metode garis lurus
dengan persentase penyusutan sebagai berikut (berdasarkan taksiran masa manfaat
aktiva tetap):
Gedung : 4% per tahun
Kendaraan : 25% per tahun
Mesin : 20%-per tahun
Peralatan Kantor : 10% per tahun
Penyusutan dihitung setahun penuh tanpa memperhatikan tanggal pembeliannya.
Biaya pemeliharaan dan perbaikan rutin dibebankan pada perhitungan laba rugi pada
saat terjadinya, sedangkan biaya pemugaran dan penambahan dalam jumlah besar
dikapitalisasi.
BAB 13: PEMERIKSAAN AKT/VA TETAP 253

di catatan atas Laporan Keuangan No. 9


9. Aktiva Tetap
Saldo Aktiva Tetap per 31 Desember 2002 dan 2001 terdiri dari:

31 Desember 2002
Harga Akumulasi Nilai Buku
Perolehan Penyusutan
Tanah Rp. 400.000.000 Rp. Rp. 400.000.000
GedunQ Rp . 500.000.000 Rp. 40.000.000 Rp. 460.000.000
Kendaraan Ro. 280.000.000 Ro. 120.000.000 Ro. 160.000.000
Mesin Rp. 900.000.000 Rp. 340.000.000 Rp. 560.000.000
Peralatan Kantor Rp. 150.000.000 Rp. 25.000.000 Rp. 125.000.000
Rp. 2.230.000.000 Rp. 525.000.000 Rp. 1.705.000.000

31 Desember 2001
Harga Akumulasi Nilal Buku
Perolehan Penyusutan
Tanah Rp. 400.000.000 Rp. Rp. 400.000.000
Gedung Rp. 500.000.000 Rp. 20.000.000 Rp. 480.000.000
Kendaraan Rp. 200.000.000 Rp. 50.000.000 Rp. 150.000.000
Mesin Rp. 800.000.000 Rp. 160.000.000 Rp. 640.000.000
Peralatan Kantor Rp. 100.000.000 Rp. 10.000.000 Rp. 90.000.000
Rp. 2.000.000.000 Rp. 240.000.000 Rp. 1.760.000.000

Beban penyusutan untuk tahun 2002 dan tahun 2001 masing-masing sebesar
Rp.285.000.000 dan Rp.240.000.000.
Gedung dan mesin dijadikan jaminan kredit di Bank Bumi Daya.

Anda mungkin juga menyukai