Oleh: Wahyu Wahyudin S.E., M.Ak. Sifat & Contoh Kas & Setara Kas
Kas adalah alat pembayaran yang siap dipergunakan untuk
membiayai kegiatan-kegiatan umum perusahaan. Menurut PSAK No. 2 • Kas terdiri atas saldo kas (cash on hand)dan rekening giro (demand deposit). • Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat segera dikonversikan menjadi kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nila yang signifikan. Contohnya adalah deposito berjangka waktu 3 bulan, atau investasi lainnya yang segera jatuh tempo dalam waktu 3 bulan atau kurang sejak tanggal perolehannya. Menurut SAK ETAP Bank overdraft termasuk kedalam komponen kas dan setara kas. Bank overdraft muncul ketika suatu cek ditulis melebihi saldo rekening kas, sehingga bank menalangi uang yang ditarik. Tujuan pemeriksaan (audit objectives) Kas & Setara Kas Untuk memeriksa apakah: 1. terdapat pengendalian internal (internal control)yang cukup baik atas pengelolaan kas dan setara kas. 2. saldo kas dan setara kas yang ada di Laporan Posisi Keuangan (Neraca) per tanggal neraca betul-betul ada dan dimiliki oleh perusahaan (existence). 3. semua transaksi yang menyangkut penerimaan dan pengeluaran kas betul- betul terjadi dan tidak ada transaksi fiktif (occurrence). 4. semua transaksi yang menyangkut penerimaan dan pengeluaran kas semuanya sudah dicatat dalam buku penerimaan dan pengeluaran kas, tidak ada yang dihilangkan (completeness). 5. semua transaksi yang menyangkut penerimaan dan pengeluaran kas sudah dicatat secara akurat, tidak ada kesalahan perhitungan matematis, tidak ada salah posting dan klasifikasi (accuracy, posting, summarization, and calssification). Tujuan pemeriksaan (audit objectives) Kas & Setara Kas Untuk memeriksa apakah: 6. semua transaksi yang menyangkut penerimaan dan pengeluaran kas sudah dicatat pada waktu yang tepat, tidak terjadi pergeseran waktu pencatatan (timing). 7. ada pembatasan untuk penggunaan saldo kas dan setara kas. 8. seandaninya ada saldo kas dan setara kas dalam valuta asing sudah dikonversi ke dalam rupiah menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca dan apakah selisih kurs sudah di bebankan atau di kreditkan ke laba rugi komprehensif tahun berjalan. 9. Penyajian di Laporan Posisi Keuangan (Neraca) sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS) (presentation and dissclosure). A. pemeriksaan terhadap internal control kas & setara kas
Beberapa ciri internal control yang baik:
1. Adanya pemisahan tugas dan tanggungjawab antara yang menerima dan mengeluarkan kas dengan yang melakukan pencatatan, memberikan otoriasasi atas penerimaan dan pengeluaran kas dan bank. 2. Karyawan yang membuat rekonsiliasi bank harus karyawan yang mengerjakan buku bank. Rekonsiliasi bank dibuat setiap bulan dan harus ditelaah (di-review) oleh Kepala Bagian Akuntansi. 3. Digunakan imprest fund system untuk mengelola kas kecil. 4. Penerimaan kas, check dan giro harus disetor ke bank dalam jumlah seutuhnya (intact) paling lambat keesokan harinya. 5. Uang kas harus dikelola dengan baik, jangan sampai menganggur karena tidak menghasilkan. Jika ada uang kas yang menganggur sebaiknya disimpan dalam bentuk deposito berjangka atau dibelikan surat berharga yang sewaktu- waktu bisa diuangkan (marketable) sehingga dapat menghasilkan bungan atau dividen. A. pemeriksaan terhadap internal control kas & setara kas
Beberapa ciri internal control yang baik:
6. Blanko check dan giro harus disimpan ditempat yang aman supaya tidak disalahgunakan, selain itu harus dihindari penandatanganan check dalam bentuk blanko. Pada saat check ditandatangani harus dilampirkan bukti-bukti pendukung yang lengkap. 7. Sebaiknya check dan giro ditulis atas nama dan ditandatangani oleh 2 orang untuk menghindari penyalahgunaan. 8. Sebaiknya kasir diasuransikan atau diminta menyerahkan uang jaminan, untuk back up seandainya terjadi kehilangan uang atau kecurangan yang dilakukan olenh kasir. 9. Digunakan kwitansi yang bernomor urut tercetak (prenumbered). 10. Bukti-bukti pendukung dari pengeluaran kas yang sudah dibayar harus di stempel lunas, untuk menghindari kemungkinan proses pembayaran dua kali (double payment). * Jika internal control kas & setara kas berjalan efektif, maka auditor dapat mempersempit luasnya pemeriksaan. B. Pemeriksaan Saldo kas & setara kas pada laporan posisi keuangan (neraca)
Auditor harus meyakinkan dirinya bahwa
kas dan setara kas yang dimiliki perusahaan (cash on hand and in bank) betul-betul ada dan dimiliki perusahaan dan bukan milik pribadi direksi atau pemegang saham. Oleh karena itu auditor harus melakukan kas opname dan mengirim konfirmasi bank. C. Pemeriksaan pembatasan penggunaan Saldo kas & setara kas
Jika perusahaan menyisihkan sebagian
dana yang dimiliki untuk keperluan pelunasan obligasi berikut bunganya (sinking fund) maka dana tersebut tidak dapat dilaporkan sebagai bagian dari kas di aset lancar. Begitupun jika ada saldo rekening giro yang dibekukan karena perusahaan tersangkut suatu masalah hukum, maka saldo tersebut tidak boleh dilaporkan sebagai bagian dari kas di aset lancar. Hal tersebt harus dijelaskan pada Catatan atas Laporan keuangan (CaLK). D. Pemeriksaan Saldo kas & setara kas dalam valuta asing
Misalkan periode 31 Desember 2017
perusahaan mempunyai saldo bank sebesar US $10 ribu yang dibuku besar dicatat dalam rupiah sebesar Rp130 juta. Di asumsikan kurs tengah BI per 31 Desember 2017 adalah: - kurs jual US $1 @ Rp13.500,00 - Kurs beli US $1 @ Rp13.300,00 Maka saldo sebesar US $10 ribu harus dikonversi ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs US $1 = Rp13.400,00. oleh karena itu harus dilakukan penyesuaian sbb: Dr. Bank Rp4.000.000,00 Cr. Laba Selisih Kurs Rp4.000.000,00 E. Pemeriksaan kesesuaian Saldo kas & setara kas pada laporan poisisi keuangan dengan standar (sak/etap/ifrs) Menurut SAK: a. Kas dan setara kas disajikan di laporan posisi keuangan (neraca) sebagai aset lancar (current assets). b. Kas dan setara kas yang penggunaannya dibatasi dapat dimasukan ke dalam aset lancar jika ditujukan untuk menyisihkan dana untuk melunasi kewajiban jangka pendek atau jika pembatasan tersebut hanya berlaku selama 1 tahun. c. Saldo kredit pada perkiraan bank disajikan pada kelompok kewajiban sebagai kewajiban jangka pendek. Saldo kredit dan debit pada rekening giro di bank yang sama dapat digabungkan dan disajikan pada laporan posisi keuangan (neraca) sebagai satu kesatuan. Prosedur pemeriksaan kas & setara kas
1. Memahami dan evaluasi internal control atas kas dan setara
kas serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas bank. 2. Buat top schedule kas dan setara kas per tanggal neraca (misal 31-12-2017) atau jika belum selesai 31-10-2017 atau 31-11-2017, penambahan mutasi akan diperiksa kemudian, apakah ada hal-hal yang diluar kebiasaan (unusual) atau tidak. 3. Lakukan cash count (perhitungan fisik uang kas) per tanggal neraca, bisa juga sebelum atau sesudah tanggal neraca. 4. Kirim konfirmasi atau dapatkan pernyataan saldo dari kasir dalam hal tidak dilakukan kas opname. 5. Kirim konfirmasi untuk seluruh rekening bank yang dimiliki perusahaan. 6. Minta rekonsiliasi bank per tanggal neraca (misal 31-12-2017), jika terpaksa karena belum selesai untuk Desember dapat diminta per tanggal 31-11-2017. 7. Lakukan pemeriksaaan atas rekonsiliasi bank tersebut. Prosedur pemeriksaan kas & setara kas
8. Review jawaban konfirmasi dari bank, notulen rapat dan perjanjian
kredit untuk mengetahui apakah aada pembatasan dari rekening bank yang dimiliki perusahaan. 9. Periksa intern bank transfer ± 1 minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca, untuk mengetahui adanya kitting dengan tujuan untuk window dressing. 10. Periksa transaksi kas sesudah tanggal neraca (subsequent payment and subsequent collection) sampai mendekati tanggal selesainya pemeriksaan lapangan. 11. Seandainya ada saldo kas dan setara kas dalam mata uang asing per tanggal neraca, periksa apakah saldo tersebut saldo tersebut sudah dikonversi ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca dan apakah selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan atau dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan. 12. Periksa apakah penyajian kas dan setara kas di laporan posisi keuangan (neraca) dan CaLK sesuai dengan standar (SAK/ETAP/IFRS). 13. Buat kesimpulan di top schedule kas dan setara kas atau di memo tersendiri mengenai kewajaran dari cash on hand dan in bank, setelah kita menjalankan seluruh prosedur audit di atas. A. Memahami & evaluasi internal control atas kas & setara kas serta transkasi penerimaan & pengeluaran kas & bank Contoh ICQ penerimaan kas/bank A. Memahami & evaluasi internal control atas kas & setara kas serta transkasi penerimaan & pengeluaran kas & bank Contoh ICQ penerimaan kas/bank A. Memahami & evaluasi internal control atas kas & setara kas serta transkasi penerimaan & pengeluaran kas & bank Contoh ICQ penerimaan kas/bank A. Memahami & evaluasi internal control atas kas & setara kas serta transkasi penerimaan & pengeluaran kas & bank Contoh ICQ pengeluaran kas/bank A. Memahami & evaluasi internal control atas kas & setara kas serta transkasi penerimaan & pengeluaran kas & bank Contoh ICQ pengeluaran kas/bank A. Memahami & evaluasi internal control atas kas & setara kas serta transkasi penerimaan & pengeluaran kas & bank Contoh ICQ pengeluaran kas/bank A. Memahami & evaluasi internal control atas kas & setara kas serta transkasi penerimaan & pengeluaran kas & bank Contoh ICQ pengeluaran kas/bank A. Memahami & evaluasi internal control atas kas & setara kas serta transkasi penerimaan & pengeluaran kas & bank Contoh flowchart penerimaan kas/bank A. Memahami & evaluasi internal control atas kas & setara kas serta transkasi penerimaan & pengeluaran kas & bank Contoh: Berdasarkan penjelasan narrative, flowchart dan jawaban hasil ICQ atas sistem dan prosedur penerimaan dan pengeluaran kas/bank pada PT GALUH, dapat disimpulkan bahwa secara sementara pengendalian intern penerimaan dan pengeluaran kas/bank cukup baik dan tidak diidentifikasikan suatu risiko kesalahan yang material. Langkah berikutnya auditor harus melakukan compliance test (pengujian ketaatan). Pengujian ketaatan atas transaksi penerimaan dan pengeluaran kas/bank adalah sebagai berikut: A. Penerimaan Kas/Bank 1) Ambil sampel bukti penerimaan kas/bank secara random. Semua penerimaan kas yang berjumlah ≥10jt ditambah 10 penerimaan kas/bank yang berjumlah <10 jt. 2) Periksa apakah bukti-bukti tersebut sudah di otorisasi pejabat berwenang di perusahaan. Selanjutnya kelengkapan bukti (misalnya kwitansi bernomor urut tercetak dan deposit slip). 3) Periksa apakah penjualan tunai atau piutang telah di posting ke buku besar dengan benar, serta buku besar penjualan telah dibuat dengan benar, begitu juga posting ke sub buku besar piutang. 4) Tarik kesimpulan mengenai hasil compliance test. A. Memahami & evaluasi internal control atas kas & setara kas serta transkasi penerimaan & pengeluaran kas & bank B. Pengeluaran Kas/Bank 1) Ambil sampel bukti pengeluaran kas/bank secara random. Semua pengeluaran kas yang berjumlah ≥10jt ditambah 10 pengeluaran kas/bank yang berjumlah <10 jt. 2) Periksa apakah bukti-bukti tersebut sudah di otorisasi pejabat berwenang di perusahaan. Selanjutnya kelengkapan bukti (misalnya PR (Purchase Requisition), PO (Purchase Order), Supplier Invoice, Kwitansi dari supplier dan lainnya). 3) Periksa apakah utang sudah di posting ke buku besar dan sub buku besar dengan benar. 4) Tarik kesimpulan mengenai hasil compliance test. B. MEMBUAT TOP SCHEDULE KAS & SETARA KAS PERTANGGAL LAPORAN POSISI KEUANGAN Contoh Top Schedule Kas & Setara Kas: C. MELAKUKAN CASH COUNT
Jika klien menggunakan imprest fund system
untuk kas kecilnya, maka cash count bisa dilakukan kapan saja karena saldo kas selalu tetap. Sedangkan jika menggunakan fluctuating fund system, maka cash count sebaiknya dilakukan tidak jauh dari tanggal Laporan Posisi Keuangan agar tidak terjadi kesulitan pada saat melakukan perhitungan maju atau mundur ke tanggal Laporan Posisi Keuangan saldo kas per tanggal cash count ditambah atau dikurangi penerimaan atau pengeluaran sebelum/sesudah tanggal laporan Posisi Keuangan. C. MELAKUKAN CASH COUNT
Perbedaan jurnal Imprest Fund System &
Fluctuating Fund System: Transaksi Imprest Fund System Fluctuating Fund System Pengadaan Patty Cash Dr. Patty Cash xxx Dr. Patty Cash xxx Cr. Cash in Bank xxx Cr. Cash in Bank xxx Penyaluran kas kecil untuk membayar biaya rutin Dr. Biaya Tlp xxx No Entry Biaya Transportasi xxx Cr. Petty Cash xxx Pengisian Kembali Patty Cash Dr. Biaya-biaya xxx Dr. Patty Cash xxx Cr. Cash in Bank xxx Cr. Cash in Bank xxx D. MENGIRIM KONFORMASI ATAU MENDAPATKAN PERNYATAAN SALDO DARI KASIR DALAM HAL TIDAK DILAKUKAN OPNAME
Untuk kas yang berada di cabang yang jauh
dan saldo nya tidak besar (misalnya di Irian Jaya dengan saldo Rp1.000.000,00) tidak perlu secara khusus auditor mengunjungi cabang tersebut untuk melakukan kas opname, karena tidak berimbang antara cost dan benefitnya.Sehingga cukup dikirim surat konfirmasi atau diminta pernyataan saldo dari kasir. D. MENGIRIM KONFORMASI ATAU MENDAPATKAN PERNYATAAN SALDO DARI KASIR DALAM HAL TIDAK DILAKUKAN OPNAME Contoh kas opname: E. MENGIRIM KOFIRMASI UNTUK SELURUH REKENING BANK YANG DIMILIKI PERUSAHAAN Surat konfirmasi tersebut harus ditandatangani oleh pejabat perusahaan yang nama dan contoh tandatangannya tercantum di signature card bank perusahaan. Konfirmasi tersebut bisa mencantumkan nomor rekening perusahaan, tetapi akan lebih baik jika nomor rekening tersebut tidak dicantumkan. Surat konfirmasi harus tetap dikirim walaupun perusahaan sudah menerima rek koran dari bank karena: - merupakan standar audit untuk mendapat bahan bukti audit (audit evidence). - yang ditanyakan dalam surat konfirmasi bukan hanya saldo bank tetapi hal lainnya, seperti jumlah kredit, pendiskontoan wesel tagih, contingent liability dan lainnya. - Jawaban konfirmasi diminta untuk dikirim langsung ke auditor, sedangkan rek koran selalu dikirim ke klien. E. MENGIRIM KOFIRMASI UNTUK SELURUH REKENING BANK YANG DIMILIKI PERUSAHAAN Contoh konfirmai bank halaman 1: E. MENGIRIM KOFIRMASI UNTUK SELURUH REKENING BANK YANG DIMILIKI PERUSAHAAN Contoh konfirmai bank halaman 2: F. MEMINTA REKONSILIASI BANK DAN MELAKUKAN PEMERIKSAAN ATAS REKONSILIASI TERSEBUT Rekonsiliasi harus dibuat oleh klien dan tugas auditor adalah memeriksa kebenaran rekonsiliasi tersebut, serta mengusulkan audit Adjusnment jika ditemukan suatu kesalahan.Prosedur audit yang bisa dilakukan adalah: - Cocokan saldo menurut rekening koran bank dengan rekening koran bank yang bersangkutan dan jawaban konfirmasi bank. - Periksa footing dan cross footing. - Cocokan saldo menurut pembukuan dengan saldo buku kas/bank dan buku besar kas/bank. - Periksa outstanding check dan outstanding deposit ke rek koran bulan berikutnya, perhatikan apakah ada check yang outstanding lebih dari 70 hari sehingga perlu dibuatkan jurnal koreksi. - Periksa biaya administrasi bank dan jasa giro ke rekening koran dan nota debet/kredit dari bank. F. MEMINTA REKONSILIASI BANK DAN MELAKUKAN PEMERIKSAAN ATAS REKONSILIASI TERSEBUT Contoh rekonsiliasi bank: G. MEREVIEW JAWABAN KONFIRMASI DARI BANK, NOTULEN RAPAT & PERJANJIAN KREDIT UNTUK MENGETAHUI APAKAH ADA PEMBATASAN DARI REK BANK YANG DIMILIKI PERUSAHAAN
Saldo rekening bang yang penggunaannya dibatasi untuk
jangka waktu > 1 tahun tidak boleh dikelompokan sebagai aset lancar dan harus dijelaskan di CaLK mengenai alasan pembatasan tersebut. Pembatasan tersebut bisa terjadi karena perusahaan mempunyai masalah hukum (rek dibekukan) atau dijadikan jaminan, bank garansi (sebagian dari saldonya). Untuk mengetahui apakah ada pembatasan atau tidak, auditor bisa menanyakan kepada klien, mereview jawaban konfirmasi bank, notulen rapat dan perjanjian kredit. Kemungkinan juga saldo kas/bank yang merupakan sinking fund sehingga tidak boleh digunakan untuk membiayai kegiatan rutin perusahaan, karena dana itu akan digunakan untuk pelunasan obligasi atau ekspansi perusahaan. H. PERIKSA INTERBANK TRANSFER ± 1 MINGGU SEBELUM & SESUDAH TANGGAL LAPORAN POSISI KEUANGAN, UNTUK MENGETAHUI ADANYA KITTING UNTUK TUJUAN WINDOW DRESSING
Check kitting bisa dilakukan jika perusahaan mempunyai
lebih dari 1 rek bank. Misalnya PT A memiliki rek di BNI cabang Ciamis, dan di Bank Mandiri Jakarta. Misalkan tgl 29 Desember di transfer dari Bank Mandiri Jakarta sebesar Rp50.000.000 ke BNI Ciamis, dimana jumlah tersebut sudah dicatat sebagai penambahan saldo rek BNI Ciamis tetapi belum dikurangi dari saldo Bank mandiri Jakarta. Akibatnya saldo kas/bank di laporakan di Laporan Posisi Keuangan akan terlihat lebih besar Rp50.000.000 sehingga current ratio PT A akan terlihat lebih baik (window dressing). Biasanya check kitting dilakukan mendekati tanggal neraca maka periode yang harus diperiksa ± 1 minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca. I. PERIKSA TRANSAKSI KAS SESUDAH TANGGAL NERACA (SUBSEQUENIT PAYMENT & SUBSEQUENT COLLECTION) SAMPAI MENDEKATI TANGGAL SELESAINYA PEMERIKSAAN LAPANGAN
Subsequent payment tujuannya adalah untuk mengetahui
apakah ada unrecorded liablities (kewajiban yang belum tercatat)per tanggal neraca yang baru dibayar di periode berikutnya, baik yang berasal dari pembelian aset ataupun biaya-biaya perusahaan. Misalnya di Januari 2018 ditemukan adanya pembayaran ke penasihat hukum perusahaan untuk konsultasi bulan Desember 2017 yang belum di accrued per 31 Des 2017. Tujuan lain untuk mengetahui apakah utang per tanggal Laporan Posisi Keuangan sudah di lunasi di periode berikutnya, sehingga auditor lebih yakin mengenai kewajaran saldo utang per tanggal Laporan Posisi Keuangan. Untuk subsequent collection tujuannya terutama untuk meyakinkan auditor mengenai kewajaran angka piutang per tanggal Laporan Posisi Keuangan. Mungkin saja ada penjualan, misalnya Des 2017, yang dilunasi Jan 2018 & belum tercatat oleh perusahaan. J. PEMERIKSAAN SALDO KAS & SETARA KAS DALAM MATA UANG ASING
Periksa apakah selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan
atau dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan. K. MEMERIKSA APAKAH PENYAJIAN KAS & SETARA KAS DI LAPORAN POSISI KEUANGAN DAN CALK, SESUAI DENGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DI INDONESIA (SAK/ETAP/IFRS)
Pada umumnya kas & setara kas merupakan aset lancar,
saldo deposito berjangka tidak boleh dilaporkan sebagai kas dan bank, jika ada saldo bank bersaldo kredit dengan jumlah material, harus di reklasifikasi sebagai utang jangka pendek. Sistem imprest merupakan salah satu sistem yang mana dana di dalamnya bersifat tetap dan berfungsi untuk mengelola kas kecil yang terdapat dalam operasional suatu perusahaan. Salah satu manajemen kas ini menggunakan sistem imprest yang di dalam menentukan nominal atau jumlah saldo kecilnya terhitung bernilai tetap. Obligasi adalah surat utang jangka menengah maupun jangka panjang yang dapat diperjualbelikan. Obligasi berisi janji dari pihak yang menerbitkan saham untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada akhir waktu yang telah ditentukan, kepada pihak pembeli obligasi tersebut Perbedaan utama antara saham dan obligasi adalah risiko dan potensi keuntungan. Obligasi memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan saham, tetapi potensi keuntungan juga lebih rendah. Sebaliknya, saham memiliki risiko lebih tinggi, tetapi juga memiliki potensi keuntungan yang lebih tinggi • Kiting adalah suatu tindak kecurangan dengan cara memanfaatkan transfer bank yang dilakukan dalam bentuk pengiriman transfer uang ke rekening sebuah institusi boneka (dummy institution), seperti pendepositoan uang proyek terlebih dahulu untuk mendapatkan bunganya dan baru disetor kemudian pada saat akhir masa anggaran. • Window dressing dalam akuntansi adalah upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempercantik laporan keuangan dengan cara memanipulasi laporan keuangan untuk terlihat lebih baik sebelum dipublikasikan. Perusahaan akan memanipulasi laporan keuangan untuk menunjukan hasil bisnis yang lebih menguntungkan • Wajar di sini dimaksudkan bahwa Laporan Keuangan bebas dari keraguan dan ketidakjujuran serta lengkap informasinya. Pengertian wajar tidak hanya terbatas pada jumlah -jumlah dan ketepatan pengklasifikkasian aktiva dan kewajiban, namun yang terpenting meliputi pengungkapan yang tercantum dalam Laporan Keuangan • Dividen adalah pembagian laba perusahaan kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya jumlah saham yang dimiliki. Pembagian ini akan mengurangi laba ditahan dan kas yang tersedia bagi perusahaan, tetapi distribusi keuntungan kepada para pemilik memang adalah tujuan utama suatu bisnis • Defenisi dari materialitas dalam kaitannya dengan akuntansi dan pelaporan audit adalah suatu salah saji dalam laporan keuangan dapat dianggap material jika pengetahuan atas salah saji tersebut dapat mempengaruhi keputusan pemakai laporan keuangan yang rasional • Compliance audit adalah audit yang dilakukan oleh auditor untuk mengevaluasi bahwa suatu badan usaha telah menaati prosedur dan kebijakan yang digariskan oleh badan usaha • Cash opname adalah kegiatan audit atau pemeriksaan kas secara fisik, baik uang logam, kertas maupun uang bentuk lainnya yang kemudian dibandingkan dengan jumlah antara catatan akuntansi (mutasi cash) dengan nilai uang yang ada
Pendekatan sederhana untuk investasi ekuitas: Panduan pengantar investasi ekuitas untuk memahami apa itu investasi ekuitas, bagaimana cara kerjanya, dan apa strategi utamanya
Pendekatan sederhana untuk investasi pasif: Panduan Pengantar Prinsip-prinsip Teoretis dan Operasional Investasi Pasif untuk Membangun Portofolio Malas yang Berkinerja dari Waktu ke Waktu
Manajemen Risiko Dan Uang Untuk Trading Harian Dan Swing Trading: Panduan Lengkap Cara Memaksimalkan Keuntungan Anda Dan Meminimalkan Risiko Anda Dalam Perdagangan Forex, Futures, Dan Saham