Anda di halaman 1dari 44

Bagian 1

Pemeriksaan kas & setara kas

Oleh:
Wahyu Wahyudin S.E., M.Ak.
Sifat & Contoh Kas & Setara Kas

Kas adalah alat pembayaran yang siap dipergunakan untuk


membiayai kegiatan-kegiatan umum perusahaan.
Menurut PSAK No. 2
• Kas terdiri atas saldo kas (cash on hand)dan rekening
giro (demand deposit).
• Setara kas (cash equivalent) adalah
investasi yang sifatnya sangat likuid,
berjangka pendek dan yang dengan cepat
dapat segera dikonversikan menjadi kas
dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi
risiko perubahan nila yang signifikan.
Contohnya adalah deposito berjangka waktu
3 bulan, atau investasi lainnya yang
segera jatuh tempo dalam waktu 3 bulan
atau kurang sejak tanggal perolehannya.
Menurut SAK ETAP
Bank overdraft termasuk kedalam komponen
kas dan setara kas. Bank overdraft muncul
ketika suatu cek ditulis melebihi saldo
rekening kas, sehingga bank menalangi uang
yang ditarik.
Tujuan pemeriksaan (audit objectives) Kas & Setara Kas
Untuk memeriksa apakah:
1. terdapat pengendalian internal (internal control)yang
cukup baik atas pengelolaan kas dan setara kas.
2. saldo kas dan setara kas yang ada di Laporan Posisi
Keuangan (Neraca) per tanggal neraca betul-betul ada dan
dimiliki oleh perusahaan (existence).
3. semua transaksi yang menyangkut
penerimaan dan pengeluaran kas betul-
betul terjadi dan tidak ada transaksi
fiktif (occurrence).
4. semua transaksi yang menyangkut
penerimaan dan pengeluaran kas semuanya
sudah dicatat dalam buku penerimaan dan
pengeluaran kas, tidak ada yang
dihilangkan (completeness).
5. semua transaksi yang menyangkut
penerimaan dan pengeluaran kas sudah
dicatat secara akurat, tidak ada
kesalahan perhitungan matematis, tidak
ada salah posting dan klasifikasi
(accuracy, posting, summarization, and
calssification).
Tujuan pemeriksaan (audit objectives) Kas & Setara Kas
Untuk memeriksa apakah:
6. semua transaksi yang menyangkut penerimaan dan
pengeluaran kas sudah dicatat pada waktu yang tepat,
tidak terjadi pergeseran waktu pencatatan (timing).
7. ada pembatasan untuk penggunaan saldo kas dan setara
kas.
8. seandaninya ada saldo kas dan setara kas
dalam valuta asing sudah dikonversi ke
dalam rupiah menggunakan kurs tengah BI
pada tanggal neraca dan apakah selisih
kurs sudah di bebankan atau di kreditkan
ke laba rugi komprehensif tahun berjalan.
9. Penyajian di Laporan Posisi Keuangan
(Neraca) sesuai dengan standar akuntansi
keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS)
(presentation and dissclosure).
A. pemeriksaan terhadap internal control kas & setara kas

Beberapa ciri internal control yang baik:


1. Adanya pemisahan tugas dan tanggungjawab antara yang
menerima dan mengeluarkan kas dengan yang melakukan
pencatatan, memberikan otoriasasi atas penerimaan dan
pengeluaran kas dan bank.
2. Karyawan yang membuat rekonsiliasi bank
harus karyawan yang mengerjakan buku bank.
Rekonsiliasi bank dibuat setiap bulan dan
harus ditelaah (di-review) oleh Kepala
Bagian Akuntansi.
3. Digunakan imprest fund system untuk
mengelola kas kecil.
4. Penerimaan kas, check dan giro harus disetor
ke bank dalam jumlah seutuhnya (intact)
paling lambat keesokan harinya.
5. Uang kas harus dikelola dengan baik, jangan
sampai menganggur karena tidak menghasilkan.
Jika ada uang kas yang menganggur sebaiknya
disimpan dalam bentuk deposito berjangka
atau dibelikan surat berharga yang sewaktu-
waktu bisa diuangkan (marketable) sehingga
dapat menghasilkan bungan atau dividen.
A. pemeriksaan terhadap internal control kas & setara kas

Beberapa ciri internal control yang baik:


6. Blanko check dan giro harus disimpan ditempat yang aman
supaya tidak disalahgunakan, selain itu harus dihindari
penandatanganan check dalam bentuk blanko. Pada saat
check ditandatangani harus dilampirkan bukti-bukti
pendukung yang lengkap.
7. Sebaiknya check dan giro ditulis atas nama
dan ditandatangani oleh 2 orang untuk
menghindari penyalahgunaan.
8. Sebaiknya kasir diasuransikan atau diminta
menyerahkan uang jaminan, untuk back up
seandainya terjadi kehilangan uang atau
kecurangan yang dilakukan olenh kasir.
9. Digunakan kwitansi yang bernomor urut
tercetak (prenumbered).
10. Bukti-bukti pendukung dari pengeluaran kas
yang sudah dibayar harus di stempel lunas,
untuk menghindari kemungkinan proses
pembayaran dua kali (double payment).
* Jika internal control kas & setara kas
berjalan efektif, maka auditor dapat
mempersempit luasnya pemeriksaan.
B. Pemeriksaan Saldo kas & setara kas pada laporan posisi keuangan (neraca)

Auditor harus meyakinkan dirinya bahwa


kas dan setara kas yang dimiliki
perusahaan (cash on hand and in bank)
betul-betul ada dan dimiliki perusahaan
dan bukan milik pribadi direksi atau
pemegang saham. Oleh karena itu auditor
harus melakukan kas opname dan mengirim
konfirmasi bank.
C. Pemeriksaan pembatasan penggunaan Saldo kas & setara kas

Jika perusahaan menyisihkan sebagian


dana yang dimiliki untuk keperluan
pelunasan obligasi berikut bunganya
(sinking fund) maka dana tersebut tidak
dapat dilaporkan sebagai bagian dari kas
di aset lancar.
Begitupun jika ada saldo rekening giro
yang dibekukan karena perusahaan
tersangkut suatu masalah hukum, maka
saldo tersebut tidak boleh dilaporkan
sebagai bagian dari kas di aset lancar.
Hal tersebt harus dijelaskan pada
Catatan atas Laporan keuangan (CaLK).
D. Pemeriksaan Saldo kas & setara kas dalam valuta asing

Misalkan periode 31 Desember 2017


perusahaan mempunyai saldo bank sebesar
US $10 ribu yang dibuku besar dicatat
dalam rupiah sebesar Rp130 juta. Di
asumsikan kurs tengah BI per 31 Desember
2017 adalah:
- kurs jual US $1 @ Rp13.500,00
- Kurs beli US $1 @ Rp13.300,00
Maka saldo sebesar US $10 ribu harus
dikonversi ke dalam rupiah dengan
menggunakan kurs US $1 = Rp13.400,00.
oleh karena itu harus dilakukan
penyesuaian sbb:
Dr. Bank Rp4.000.000,00
Cr. Laba Selisih Kurs Rp4.000.000,00
E. Pemeriksaan kesesuaian Saldo kas & setara kas pada laporan poisisi keuangan dengan
standar (sak/etap/ifrs)
Menurut SAK:
a. Kas dan setara kas disajikan di laporan posisi
keuangan (neraca) sebagai aset lancar (current
assets).
b. Kas dan setara kas yang penggunaannya
dibatasi dapat dimasukan ke dalam aset
lancar jika ditujukan untuk menyisihkan
dana untuk melunasi kewajiban jangka
pendek atau jika pembatasan tersebut
hanya berlaku selama 1 tahun.
c. Saldo kredit pada perkiraan bank
disajikan pada kelompok kewajiban
sebagai kewajiban jangka pendek. Saldo
kredit dan debit pada rekening giro di
bank yang sama dapat digabungkan dan
disajikan pada laporan posisi keuangan
(neraca) sebagai satu kesatuan.
Prosedur pemeriksaan kas & setara kas

1. Memahami dan evaluasi internal control atas kas dan setara


kas serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas bank.
2. Buat top schedule kas dan setara kas per tanggal neraca
(misal 31-12-2017) atau jika belum selesai 31-10-2017 atau
31-11-2017, penambahan mutasi akan diperiksa kemudian,
apakah ada hal-hal yang diluar kebiasaan (unusual) atau
tidak.
3. Lakukan cash count (perhitungan fisik uang
kas) per tanggal neraca, bisa juga sebelum
atau sesudah tanggal neraca.
4. Kirim konfirmasi atau dapatkan pernyataan
saldo dari kasir dalam hal tidak dilakukan
kas opname.
5. Kirim konfirmasi untuk seluruh rekening
bank yang dimiliki perusahaan.
6. Minta rekonsiliasi bank per tanggal neraca
(misal 31-12-2017), jika terpaksa karena
belum selesai untuk Desember dapat diminta
per tanggal 31-11-2017.
7. Lakukan pemeriksaaan atas rekonsiliasi bank
tersebut.
Prosedur pemeriksaan kas & setara kas

8. Review jawaban konfirmasi dari bank, notulen rapat dan perjanjian


kredit untuk mengetahui apakah aada pembatasan dari rekening bank
yang dimiliki perusahaan.
9. Periksa intern bank transfer ± 1 minggu sebelum dan sesudah
tanggal neraca, untuk mengetahui adanya kitting dengan tujuan
untuk window dressing.
10. Periksa transaksi kas sesudah tanggal neraca
(subsequent payment and subsequent collection)
sampai mendekati tanggal selesainya pemeriksaan
lapangan.
11. Seandainya ada saldo kas dan setara kas dalam
mata uang asing per tanggal neraca, periksa
apakah saldo tersebut saldo tersebut sudah
dikonversi ke dalam rupiah dengan menggunakan
kurs tengah BI pada tanggal neraca dan apakah
selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan atau
dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan.
12. Periksa apakah penyajian kas dan setara kas di
laporan posisi keuangan (neraca) dan CaLK sesuai
dengan standar (SAK/ETAP/IFRS).
13. Buat kesimpulan di top schedule kas dan setara
kas atau di memo tersendiri mengenai kewajaran
dari cash on hand dan in bank, setelah kita
menjalankan seluruh prosedur audit di atas.
A. Memahami & evaluasi internal control atas kas & setara kas serta transkasi penerimaan
& pengeluaran kas & bank
Contoh ICQ penerimaan kas/bank
A. Memahami & evaluasi internal control atas kas & setara kas serta transkasi penerimaan
& pengeluaran kas & bank
Contoh ICQ penerimaan kas/bank
A. Memahami & evaluasi internal control atas kas & setara kas serta transkasi penerimaan
& pengeluaran kas & bank
Contoh ICQ penerimaan kas/bank
A. Memahami & evaluasi internal control atas kas & setara kas serta transkasi penerimaan
& pengeluaran kas & bank
Contoh ICQ pengeluaran kas/bank
A. Memahami & evaluasi internal control atas kas & setara kas serta transkasi penerimaan
& pengeluaran kas & bank
Contoh ICQ pengeluaran kas/bank
A. Memahami & evaluasi internal control atas kas & setara kas serta transkasi penerimaan
& pengeluaran kas & bank
Contoh ICQ pengeluaran kas/bank
A. Memahami & evaluasi internal control atas kas & setara kas serta transkasi penerimaan
& pengeluaran kas & bank
Contoh ICQ pengeluaran kas/bank
A. Memahami & evaluasi internal control atas kas & setara kas serta transkasi penerimaan
& pengeluaran kas & bank
Contoh flowchart penerimaan kas/bank
A. Memahami & evaluasi internal control atas kas & setara kas serta transkasi penerimaan
& pengeluaran kas & bank
Contoh:
Berdasarkan penjelasan narrative, flowchart dan jawaban hasil ICQ atas
sistem dan prosedur penerimaan dan pengeluaran kas/bank pada PT GALUH,
dapat disimpulkan bahwa secara sementara pengendalian intern penerimaan
dan pengeluaran kas/bank cukup baik dan tidak diidentifikasikan suatu
risiko kesalahan yang material.
Langkah berikutnya auditor harus melakukan compliance
test (pengujian ketaatan). Pengujian ketaatan atas
transaksi penerimaan dan pengeluaran kas/bank adalah
sebagai berikut:
A. Penerimaan Kas/Bank
1) Ambil sampel bukti penerimaan kas/bank secara
random. Semua penerimaan kas yang berjumlah ≥10jt
ditambah 10 penerimaan kas/bank yang berjumlah <10
jt.
2) Periksa apakah bukti-bukti tersebut sudah di
otorisasi pejabat berwenang di perusahaan.
Selanjutnya kelengkapan bukti (misalnya kwitansi
bernomor urut tercetak dan deposit slip).
3) Periksa apakah penjualan tunai atau piutang telah
di posting ke buku besar dengan benar, serta buku
besar penjualan telah dibuat dengan benar, begitu
juga posting ke sub buku besar piutang.
4) Tarik kesimpulan mengenai hasil compliance test.
A. Memahami & evaluasi internal control atas kas & setara kas serta transkasi penerimaan
& pengeluaran kas & bank
B. Pengeluaran Kas/Bank
1) Ambil sampel bukti pengeluaran kas/bank secara random. Semua
pengeluaran kas yang berjumlah ≥10jt ditambah 10 pengeluaran
kas/bank yang berjumlah <10 jt.
2) Periksa apakah bukti-bukti tersebut sudah di otorisasi pejabat
berwenang di perusahaan. Selanjutnya kelengkapan bukti (misalnya PR
(Purchase Requisition), PO (Purchase Order), Supplier Invoice,
Kwitansi dari supplier dan lainnya).
3) Periksa apakah utang sudah di posting ke buku
besar dan sub buku besar dengan benar.
4) Tarik kesimpulan mengenai hasil compliance test.
B. MEMBUAT TOP SCHEDULE KAS & SETARA KAS PERTANGGAL LAPORAN
POSISI KEUANGAN
Contoh Top Schedule Kas & Setara Kas:
C. MELAKUKAN CASH COUNT

Jika klien menggunakan imprest fund system


untuk kas kecilnya, maka cash count bisa
dilakukan kapan saja karena saldo kas
selalu tetap. Sedangkan jika menggunakan
fluctuating fund system, maka cash count
sebaiknya dilakukan tidak jauh dari tanggal
Laporan Posisi Keuangan agar tidak terjadi
kesulitan pada saat melakukan perhitungan
maju atau mundur ke tanggal Laporan Posisi
Keuangan saldo kas per tanggal cash count
ditambah atau dikurangi penerimaan atau
pengeluaran sebelum/sesudah tanggal laporan
Posisi Keuangan.
C. MELAKUKAN CASH COUNT

Perbedaan jurnal Imprest Fund System &


Fluctuating Fund System:
Transaksi Imprest Fund System Fluctuating Fund System
Pengadaan Patty Cash Dr. Patty Cash xxx Dr. Patty Cash xxx
Cr. Cash in Bank xxx Cr. Cash in Bank xxx
Penyaluran kas kecil untuk membayar biaya rutin Dr. Biaya Tlp xxx
No Entry Biaya Transportasi xxx
Cr. Petty Cash xxx
Pengisian Kembali Patty Cash Dr. Biaya-biaya xxx Dr. Patty Cash xxx
Cr. Cash in Bank xxx Cr. Cash in Bank xxx
D. MENGIRIM KONFORMASI ATAU MENDAPATKAN PERNYATAAN SALDO DARI
KASIR DALAM HAL TIDAK DILAKUKAN OPNAME

Untuk kas yang berada di cabang yang jauh


dan saldo nya tidak besar (misalnya di
Irian Jaya dengan saldo Rp1.000.000,00)
tidak perlu secara khusus auditor
mengunjungi cabang tersebut untuk melakukan
kas opname, karena tidak berimbang antara
cost dan benefitnya.Sehingga cukup dikirim
surat konfirmasi atau diminta pernyataan
saldo dari kasir.
D. MENGIRIM KONFORMASI ATAU MENDAPATKAN PERNYATAAN SALDO DARI
KASIR DALAM HAL TIDAK DILAKUKAN OPNAME
Contoh kas opname:
E. MENGIRIM KOFIRMASI UNTUK SELURUH REKENING BANK YANG DIMILIKI
PERUSAHAAN
Surat konfirmasi tersebut harus ditandatangani oleh
pejabat perusahaan yang nama dan contoh tandatangannya
tercantum di signature card bank perusahaan. Konfirmasi
tersebut bisa mencantumkan nomor rekening perusahaan,
tetapi akan lebih baik jika nomor rekening tersebut tidak
dicantumkan.
Surat konfirmasi harus tetap dikirim
walaupun perusahaan sudah menerima rek
koran dari bank karena:
- merupakan standar audit untuk mendapat
bahan bukti audit (audit evidence).
- yang ditanyakan dalam surat konfirmasi
bukan hanya saldo bank tetapi hal
lainnya, seperti jumlah kredit,
pendiskontoan wesel tagih, contingent
liability dan lainnya.
- Jawaban konfirmasi diminta untuk dikirim
langsung ke auditor, sedangkan rek koran
selalu dikirim ke klien.
E. MENGIRIM KOFIRMASI UNTUK SELURUH REKENING BANK YANG DIMILIKI
PERUSAHAAN
Contoh konfirmai bank halaman 1:
E. MENGIRIM KOFIRMASI UNTUK SELURUH REKENING BANK YANG DIMILIKI
PERUSAHAAN
Contoh konfirmai bank halaman 2:
F. MEMINTA REKONSILIASI BANK DAN MELAKUKAN PEMERIKSAAN ATAS
REKONSILIASI TERSEBUT
Rekonsiliasi harus dibuat oleh klien dan tugas auditor
adalah memeriksa kebenaran rekonsiliasi tersebut, serta
mengusulkan audit Adjusnment jika ditemukan suatu
kesalahan.Prosedur audit yang bisa dilakukan adalah:
- Cocokan saldo menurut rekening koran bank
dengan rekening koran bank yang
bersangkutan dan jawaban konfirmasi bank.
- Periksa footing dan cross footing.
- Cocokan saldo menurut pembukuan dengan
saldo buku kas/bank dan buku besar
kas/bank.
- Periksa outstanding check dan outstanding
deposit ke rek koran bulan berikutnya,
perhatikan apakah ada check yang
outstanding lebih dari 70 hari sehingga
perlu dibuatkan jurnal koreksi.
- Periksa biaya administrasi bank dan jasa
giro ke rekening koran dan nota
debet/kredit dari bank.
F. MEMINTA REKONSILIASI BANK DAN MELAKUKAN PEMERIKSAAN ATAS
REKONSILIASI TERSEBUT
Contoh rekonsiliasi bank:
G. MEREVIEW JAWABAN KONFIRMASI DARI BANK, NOTULEN RAPAT & PERJANJIAN KREDIT UNTUK
MENGETAHUI APAKAH ADA PEMBATASAN DARI REK BANK YANG DIMILIKI PERUSAHAAN

Saldo rekening bang yang penggunaannya dibatasi untuk


jangka waktu > 1 tahun tidak boleh dikelompokan sebagai
aset lancar dan harus dijelaskan di CaLK mengenai alasan
pembatasan tersebut. Pembatasan tersebut bisa terjadi
karena perusahaan mempunyai masalah hukum (rek dibekukan)
atau dijadikan jaminan, bank garansi (sebagian dari
saldonya).
Untuk mengetahui apakah ada pembatasan atau
tidak, auditor bisa menanyakan kepada
klien, mereview jawaban konfirmasi bank,
notulen rapat dan perjanjian kredit.
Kemungkinan juga saldo kas/bank yang
merupakan sinking fund sehingga tidak boleh
digunakan untuk membiayai kegiatan rutin
perusahaan, karena dana itu akan digunakan
untuk pelunasan obligasi atau ekspansi
perusahaan.
H. PERIKSA INTERBANK TRANSFER ± 1 MINGGU SEBELUM & SESUDAH TANGGAL LAPORAN POSISI
KEUANGAN, UNTUK MENGETAHUI ADANYA KITTING UNTUK TUJUAN WINDOW DRESSING

Check kitting bisa dilakukan jika perusahaan mempunyai


lebih dari 1 rek bank. Misalnya PT A memiliki rek di BNI
cabang Ciamis, dan di Bank Mandiri Jakarta. Misalkan tgl
29 Desember di transfer dari Bank Mandiri Jakarta sebesar
Rp50.000.000 ke BNI Ciamis, dimana jumlah tersebut sudah
dicatat sebagai penambahan saldo rek BNI Ciamis tetapi
belum dikurangi dari saldo Bank mandiri Jakarta.
Akibatnya saldo kas/bank di laporakan di
Laporan Posisi Keuangan akan terlihat lebih
besar Rp50.000.000 sehingga current ratio
PT A akan terlihat lebih baik (window
dressing). Biasanya check kitting dilakukan
mendekati tanggal neraca maka periode yang
harus diperiksa ± 1 minggu sebelum dan
sesudah tanggal neraca.
I. PERIKSA TRANSAKSI KAS SESUDAH TANGGAL NERACA (SUBSEQUENIT PAYMENT & SUBSEQUENT
COLLECTION) SAMPAI MENDEKATI TANGGAL SELESAINYA PEMERIKSAAN LAPANGAN

Subsequent payment tujuannya adalah untuk mengetahui


apakah ada unrecorded liablities (kewajiban yang belum
tercatat)per tanggal neraca yang baru dibayar di periode
berikutnya, baik yang berasal dari pembelian aset ataupun
biaya-biaya perusahaan. Misalnya di Januari 2018
ditemukan adanya pembayaran ke penasihat hukum perusahaan
untuk konsultasi bulan Desember 2017 yang belum di
accrued per 31 Des 2017.
Tujuan lain untuk mengetahui apakah utang
per tanggal Laporan Posisi Keuangan sudah
di lunasi di periode berikutnya, sehingga
auditor lebih yakin mengenai kewajaran
saldo utang per tanggal Laporan Posisi
Keuangan. Untuk subsequent collection
tujuannya terutama untuk meyakinkan auditor
mengenai kewajaran angka piutang per
tanggal Laporan Posisi Keuangan. Mungkin
saja ada penjualan, misalnya Des 2017, yang
dilunasi Jan 2018 & belum tercatat oleh
perusahaan.
J. PEMERIKSAAN SALDO KAS & SETARA KAS DALAM MATA UANG
ASING

Periksa apakah selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan


atau dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan.
K. MEMERIKSA APAKAH PENYAJIAN KAS & SETARA KAS DI LAPORAN POSISI
KEUANGAN DAN CALK, SESUAI DENGAN STANDAR AKUNTANSI
KEUANGAN DI INDONESIA (SAK/ETAP/IFRS)

Pada umumnya kas & setara kas merupakan aset lancar,


saldo deposito berjangka tidak boleh dilaporkan sebagai
kas dan bank, jika ada saldo bank bersaldo kredit dengan
jumlah material, harus di reklasifikasi sebagai utang
jangka pendek.
Sistem imprest merupakan salah satu sistem
yang mana dana di dalamnya bersifat tetap dan
berfungsi untuk mengelola kas kecil yang
terdapat dalam operasional suatu perusahaan.
Salah satu manajemen kas ini menggunakan
sistem imprest yang di dalam menentukan
nominal atau jumlah saldo kecilnya terhitung
bernilai tetap.
Obligasi adalah surat utang jangka menengah maupun
jangka panjang yang dapat diperjualbelikan. Obligasi berisi
janji dari pihak yang menerbitkan saham untuk membayar
imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi
pokok utang pada akhir waktu yang telah ditentukan,
kepada pihak pembeli obligasi tersebut
Perbedaan utama antara saham dan obligasi adalah risiko
dan potensi keuntungan. Obligasi memiliki risiko yang lebih
rendah dibandingkan saham, tetapi potensi keuntungan juga
lebih rendah. Sebaliknya, saham memiliki risiko lebih tinggi,
tetapi juga memiliki potensi keuntungan yang lebih tinggi
• Kiting adalah suatu tindak kecurangan dengan cara
memanfaatkan transfer bank yang dilakukan dalam bentuk
pengiriman transfer uang ke rekening sebuah institusi
boneka (dummy institution), seperti pendepositoan uang
proyek terlebih dahulu untuk mendapatkan bunganya dan
baru disetor kemudian pada saat akhir masa anggaran.
• Window dressing dalam akuntansi adalah upaya yang
dilakukan oleh perusahaan untuk mempercantik laporan
keuangan dengan cara memanipulasi laporan keuangan untuk
terlihat lebih baik sebelum dipublikasikan. Perusahaan akan
memanipulasi laporan keuangan untuk menunjukan hasil
bisnis yang lebih menguntungkan
• Wajar di sini dimaksudkan bahwa Laporan Keuangan bebas
dari keraguan dan ketidakjujuran serta lengkap informasinya.
Pengertian wajar tidak hanya terbatas pada jumlah -jumlah
dan ketepatan pengklasifikkasian aktiva dan kewajiban,
namun yang terpenting meliputi pengungkapan yang
tercantum dalam Laporan Keuangan
• Dividen adalah pembagian laba perusahaan kepada
pemegang saham berdasarkan banyaknya jumlah saham
yang dimiliki. Pembagian ini akan mengurangi laba ditahan
dan kas yang tersedia bagi perusahaan, tetapi distribusi
keuntungan kepada para pemilik memang adalah tujuan
utama suatu bisnis
• Defenisi dari materialitas dalam kaitannya dengan
akuntansi dan pelaporan audit adalah suatu salah
saji dalam laporan keuangan dapat dianggap
material jika pengetahuan atas salah saji tersebut
dapat mempengaruhi keputusan pemakai laporan
keuangan yang rasional
• Compliance audit adalah audit yang dilakukan oleh
auditor untuk mengevaluasi bahwa suatu badan
usaha telah menaati prosedur dan kebijakan yang
digariskan oleh badan usaha
• Cash opname adalah kegiatan audit atau
pemeriksaan kas secara fisik, baik uang logam,
kertas maupun uang bentuk lainnya yang
kemudian dibandingkan dengan jumlah antara
catatan akuntansi (mutasi cash) dengan nilai
uang yang ada

Anda mungkin juga menyukai