Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

DI SUSUN OLEH :
NAMA : ANDI TALHA
STAMBUK : A31121047
KELAS : C

S1 PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul ” Pancasila sebagai ideologi nasional dan implementasi dalam kehidupan bernegara”
ini dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang di
berikan Dosen yang mengajar mata kuliah.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyelesaikan makalah ini masih


mendapatkan bimbingan, dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak sehingga dalam
kesempatan ini dengan kerendahan hati dan rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih.

Penulis juga menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam pembuatan


makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.


KATA PENGANTAR............................................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii

BAB I: PENDAHULUAN.....................................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................................................1

C. Tujuan........................................................................................................................1

BAB II: PEMBAHASAN.....................................................................................................2

A. Pengertian Evaluasi...............................................................................................2

B. Karakteristik Evaluasi Pembelajaran IPS.............................................................3

C. Bagaimana Hakikat Evaluasi Hasil Belajar IPS...................................................4

BAB III: PENUTUP............................................................................................................6

A. Kesimpulan................................................................................................................6

B. Saran..........................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................7

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pancasila sebagai dasar negara, berkembang melalui suatu proses yang cukup panjang. Pada
awalnya, bersumber dari nilai-nilai yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia, yaitu: dalam adat-
istiadat, serta dalam agama-agama sebagai pandangan hidup bangsa. Fundamental untuk
menjadi warga negara yang baik itu adalah sikap moral yang didasarkan atas landasan
falsafah negara pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Untuk menjadi warga negara
yang baik kita dituntut untuk mengerti dan memahami tentang isi dan makna yang
terkandung dalam Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, atau dengan kata lain untuk
menjadi warga negara yang baik dengan sikap moral dan perilaku berdasarkan falsafah
negara dan undang-undang dasar kita.
Secara umum, mengajarkan atau memberikan pedoman tentang bagaimana menjadi warga
negara yang baik, misalnya dengan pergaulan masyarakat dan dalam hubungan warga negara
dengan negaranya, yaitu dengan mengajarkan bagaimana cara bertingkah laku sesuai dengan
dasar falsafah Pancasila dan dengan mematuhi peraturan yang ada dengan rasa kesadaran
yang tinggi sebagai warga negara yang baik. Bagitu pun untuk menjadi warga negara yang
baik, yaitu diwujudkan dengan sikap moral yang terpuji dan mematuhi semua peraturan
negara yang berlaku dalam masyarakat.
Seluruh Bangsa Indonesia haruslah mempunyai perilaku politik dan sikap moral yang sama
dengan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Mungkin hal
tersebut disebabkan karena kurang mengerti dan pahamnya tentang Pancasila, belum
meratanya orang yang memahami tentang Pancasila serta dugaan bahwa belum sempurnanya
pelaksanaan Pancasila menurut hakikatnya.
Demi untuk tegaknya Pancasila, maka seharusnya semua warga negara Indonesia bersikap
moral dan berperilaku politik sesuai yang digariskan dalam Pancasila.
B. RUMUSAN MASALAH
 Pancasila dalam pendekatan filsafat?
 Makna pancasila sebagai dasar negara?
 Implementasi pancasila sebagai dasar negara?
 Makna pancasila sebagai ideologi nasional?
 Implementasi pancasila sebagai ideologi nasional?
 Pengamalan pancasila yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari?

C. TUJUAN

 Mengetahui tentang pancasila dalam pendekatan filsafat.


 Mengerti makna pancasila sebagai dasar negara serta sebagai ideologi nasional.
 Mengerti tentang implementasi pancasila sebagai dasar negara dan sebagai ideologi
nasional.
 Mampu menerapkan pancasila atau mampu mengamalkan pancasila dalam kehidupan
sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
Pancasila adalah ideologi dasar bagi Negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata
Sanskerta: panca berarti lima dan sila berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan
dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Lima sendi
utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan
permusyawaratan perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, yang
tercantum pada paragraf ke-4 preambule (pembukaan) Undang-undang Dasar 1945
(Anonymous, 2011).
Pancasila merupakan cerminan karakter bangsa dan Negara Indonesia yang beragam, hal itu
dapat terlihat dari fungsi dan kedudukan pancasila sebagai jiwa Bangsa Indonesia,
kepribadian bangsa, pandangan hidup bangsa, sarana tujuan hidup dan pedoman Bangsa
Indonesia. Sebagai warga negara yang setia kepada nusa dan bangsa haruslah mau
mempelajari dan menghayati pancasila yang sekaligus sebagai dasar filsafat negara (Kaelan
dan Zubaidi, Ahmad. 2007).
Negara Pancasila adalah suatu negara yang didirikan, dipertahankan dan dikembangkan
dengan tujuan untuk melindungi dan mengembangkan martabat dan hak-hak azasi semua
warga Bangsa Indonesia (kemanusiaan yang adil dan beradab), agar masing-masing dapat
hidup layak sebagai manusia, mengembangkan dirinya dan mewujudkan kesejahteraannya
lahir batin selengkap mungkin, memajukan kesejahteraan umum, yaitu kesejahteraan lahir
batin seluruh rakyat dan mencerdaskan kehidupan bangsa “keadilan sosial” (Kirdi Dipuyo,
1979:30).
Keutuhan negara dan bangsa ini bertolak dari sudut kuat atau lemahnya bangsa ini berpegang
kepada dasar negara Pancasila. Tugas kita ialah agar seluruh lapisan masyarakat menyadari
tentang makna dan hakikat perlunya berideologi. Kalau bangsa dengan lapisan
masyarakatnya sudah menyadari hal ini maka kita akan ambil sampai kepada tertib politik.
Tertib politik ini ialah kondisi yang diperlukan untuk kestabilan nasional (Djamal, 1986:10).
A. Pancasila sebagai Pendekatan Filsafat
Secara etimologis istilah ”filsafat“ atau dalam Bahasa Inggrisnya “philosophi” adalah berasal
dari Bahasa Yunani “philosophia” yang secara lazim diterjemahkan sebagai
“sophia” (kearifan). Berdasarkan pengertian bahasa tersebut filsafat berarti cinta kearifan.
Kata kearifan bisa juga berarti “wisdom” atau kebijaksanaan sehingga filsafat bisa juga
berarti cinta kebijaksanaan (Nasution, 1973). Berdasarkan makna kata tersebut maka
mempelajari filsafat berarti merupakan upaya manusia untuk mencari kebijaksanaan hidup
yang nantinya bisa menjadi konsep kebijakan hidup yang bermanfaat bagi peradaban
manusia. Seorang ahli pikir disebut filosof, kata ini mula-mula dipakai oleh Herakleitos
Dalam suatu wacana pendidikan, filsafat adalah suatu kata yang mudah dipahami
pengertiannya dan sangat sederhana. Filsafat adalah satu bidang ilmu yang senantiasa ada dan
menyertai kehidupan manusia. Dengan kata lain selama hidup manusia, maka sebenarnya ia
tidak dapat mengelak dari adanya, atau dalam kehidupannya senantiasa berfilsafat (Kaelan
dan Zubaidin, Achmad. 2007:7). Pengertian pancasila sebagai filsafat pada dasarnya adalah
suatu nilai. Rumusan pancasila sebagaimana dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV adalah
sebagai berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab. 3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan
perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sila-sila pancasila pada dasarnya adalah suatu nilai. Nilai yang mencakup perasaan dalam
pancasila tersebut adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai
kerakyatan, dan nilai keadilan, yang menjadi sumber penyelenggaraan kehidupan bernegara
Indonesia. Secara etimologi, nilai berasal dari kata value (Bahasa Inggris) yang berasal dari
kata valere (latin) yang berarti kuat, baik, berharga. Dengan demikian, arti nilai (value) secara
sederhana adalah sesuatu yang berguna.
Ciri-ciri nilai adalah sebagai berikut:
1. Suatu Realitas Abstrak Seperti sebuah ide, yang tidak dapat ditangkap melalui indera, yang
dapat ditangkap adalah objek yang memiliki nilai. Contoh: pantai akan terlihat indah jika
difoto. Pantai adalah riil dan keindahan adalah abrstak.
2. Bersifat Normatif
Nilai yang mengandung harapan akan sesuatu yang diinginkan. Contoh: orang hidup
mengharapkan keadilan dan kemakmuran. Jadi nilai bersifat normatif, suatu keharusan yang
menuntut diwujudkan dengan tingkah laku.
3. Sebagai Motivator (Daya Dorong) Manusia untuk Bergerak
Menjadi pendorong hidup atau tindakan manusia. Contoh: kepandaian, semua siswa
mengharapkan kepandaian, karena menginginkan kepandaian jadi mereka melakukan segala
cara agar pandai.
Dalam filsafat pancasila disebutkan bahwa ada 3 tingkatan nilai yaitu:
1. Nilai dasar, yaitu nilai yang mendasari sila instrumental, nilai dasar adalah azas-azas yang
kita terima dengan dalil yang bersifat sedikit banyak mutlak. Dan diterima sebagai sesuatu
yang benar dan tidak perlu dipertanyakan lagi.
2. Nilai instrumental, yaitu sebagai nilai pelaksanaan umum dari nilai dasar. Umumnya
berbentuk norma sosial dan norma hukum yang selanjutnya akan terkristalisasi dalam
peraturan dan mekanisme lembaga negara. Dapat mengikuti perkembangan zaman, baik
negeri maupun luar negeri dan dapat berupa Tap MPR, UU, PP, dan lain-lain.
3. Nilai praktis, yaitu nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam kenyataan. Nilai praktis
sesungguhnya menjadi batu ujian, apakah nilai dasar dan nilai instrumental itu benar-benar
hidup dalam masyarakat Indonesia.
Nilai pada pancasila termasuk ke dalam nilai etika atau nilai moral. Nilai dalam pancasila
termasuk nilai dalam tingkatan dasar, yang berarti nilai itu mendasari nilai berikutnya. Nilai
dasar itu mendasari semua kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang bersifat
fundamental dan tetap.
Dengan dijadikannya pancasila sebagi dasar negara dan ideologi nasional berarti memiliki
konsekuensi logis untuk menerima dan menjadikan nilai-nilai pancasila sebagai acuan pokok
bagi pengaturan penyelenggaraan bernegara. Hal ini, diupayakan dengan menjabarkan nilai
pancasila tersebut ke dalam UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
selanjutnya menjadi pedoman penyelenggaraan bernegara sebagai nilai dasar bernegara dan
diwujudkan menjadi norma hidup bernegara.
B. Makna Pancasila sebagai Dasar Negara
Indonesia memiliki dasar negara yang sangat kuat sebagai filosofi bangsa, di mana Indonesia
memiliki pancasila sebagai dasar negara. Pengertian pancasila sebagai dasar negara diperoleh
dari alinea keempat pembukaan UUD 1945 dan sebagaimana tertuang dalam Momerandum
DPR-GR 9 Juni 1966 yang melandaskan pancasila sebagai pandangan hidup bangsa yang
telah dimurnikan dan dipadatkan oleh PPKI atas nama Rakyat Indonesia menjadi dasar
Negara Republik Indonesia. Memorandum DPR-GR disahkan pula oleh MPRS dengan
ketetapan No.XX/MPRS/1966. Ketetapan MPR No.V/MPR/1973 dan ketetapan MPR
6 No.IX/MPR/1978 yang menegaskan kedudukan pancasila sebagai sumber dari segala
sumber hukum atau sumber dari tertib hukum di Indonesia.Pancasila memiliki sifat dasar
yang pertama dan utama yakni sebagai dasar negara(philosophische grondslaag) Republik
Indonesia. Pancasila yang terkandung dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945 tersebut
ditetapkan sebagai dasar negara pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI yang dapat
dianggap sebagai penjelmaan kehendak seluruh rakyat Indonesia yang merdeka.
Pancasila merupakan intelligent choice kerena mengatasi keanekaragaman dalam masyarakat
Indonesia dengan tetap toleran terhadap adanya perbedaan. Penetapan pancasila sebagai dasar
negara tak hendak menghapuskan perbedaan (indifferentism), tetapi merangkum semuanya
dalam satu semboyan empiris khas Indonesia yang dinyatakan dalam semboyan “bhineka
tunggal ika”.Penetapan pancasila sebagai dasar negara itu memberikan pengertian bahwa
negara Indonesia adalah negara pancasila. Hal itu, mengandung arti bahwa harus tunduk
kepadanya, membela dan melaksanakan dalam seluruh perundang-undangan. Mengenai hal
itu, pandangan tersebut melukiskan pancasila secara integral (utuh dan menyeluruh) sehingga
merupakan penopang yang kokoh terhadap negara yang didirikan di atasnya, dipertahankan
dan dikembangkan dengan tujuan untuk melndungi dan mengembangkan martabat dan hak-
hak azasi semua warga Bangsa Indonesia. Perlindungan dan pengembangan martabat
kemanusiaan itu merupakan kewajiban negara, yakni dengan memandang manusia qua talis,
manusia adalah manusia sesuai dengan principium identatis-nya.
Pancasila seperti yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 dan ditegaskan keseragaman
sistematikanya melalui Intruksi Presiden No. 12 Tahun 1968 itu tersusun secara hirarkis-
piramidal. “Setiap sila (dasar atau azaz) memiliki hubungan yang saling mengikat dan
menjiwai satu sama lain sedemikian rupa hingga tidak dapat dipisah-pisahkan. Melanggar
satu sila dan mencari pembenaran pada sila lainnya adalah tindakan yang sia-sia”. Oleh
karena itu, pancasila pun harus dipandang sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh, yang
tidak dapat dipisah-pisahkan. Usaha memisah-misahkan sila-sila dalam kesatuan yang utuh
dari pancasila akan menyebabkan Pancasila kehilangan eksistensinya sebagai dasar negara.
C. .Implementasi Pancasila sebagai Dasar Negara
Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, yang memberikan kekuatan serta
membimbing dalam mengejar kehidupan lahir batin yang baik. Pancasila merupakan
kepribadian dan pandangan hidup Bangsa Indonesia, yang telah diuji kebenaran dan
kesaktiannya, sehingga tidak ada satu kekuatanpun yang mampu memisahkan pancasila dari
kehidupan Bangsa Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara dan landasan idil bangsa
Indonesia pada zaman reformasi telah menyelamatkan bangsa dari ancaman disintegrasi
selama lebih dari puluhan tahun. Sejarah implementasi pancasila memang tidak menunjukkan
garis lurus bukan dalam pengertian keabsahan substansial, tetapi dalam konteks
implementasinya.
Tantangan terhadap pancasila sebagai kristalisasi pandangan politik berbangsa dan bernegara
bukan hanya berasal dari faktor domestik, tetapi juga faktor internasional. Saat ini
pengimplementasian pancasila sangat dibutuhkan oleh masyarakat, karena di dalam pancasila
terkandung nilai-nilai luhur Bangsa Indonesia yang sesuai dengan kepribadian bangsa.
Implementasi pancasila dalam kehidupan bermasyarakat pada hakikatnya merupakan suatu
realisasi praktis untuk mencapai tujuan bangsa.
Pengimplementasian pancasila sebagai dasar negara pada dasarnya dapat diwujudkan dengan
pembentukan sistem hukum nasional dalam sistem tertib hukum di mana pancasila sebagai
norma dasarnya.
D. .Makna Pancasila sebagai Ideologi Nasional
Istilah ideologi berasal dari kata „idea‟ yang berarti „gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-
cita‟ dan „logos‟ yang berarti „ilmu‟. Kata „idea‟ berasal dari Bahasa Yunani„iedos‟ yang
artinya „bentuk‟. Di samping itu ada kata „idein‟ yang artinya „melihat‟. Maka secara
harfiah, ideologi berarti ilmu pengertian-pengertian dasar. Dalam pengertian sehari-hari,
„idea‟ disamakan artinya dengan „cita-cita‟. Cita-cita yang dimaksudkan dalam hal ini
adalah cita-cita yang bersifat tetap yang harus dicapai, sehingga cita-cita yang bersifat tetap
itu sekaligus merupakan dasar, pandangan atau paham. Memang pada hakikatnya, antara
dasar dan cita-cita merupakan suatu kesatuan yang sangat berkaitan erat. Dasar ditetapkan
karena adanya suatu landasan, asa atau dasar yang telah ditetapkan pula. Dengan demikian,
ideologi mencakup pengertian tentang ide-ide, pengertian dasar, gagasan dan cita-cita.
Berikut beberapa pengertian ideologi menurut para ahli:
 Patrick Corbett, menyatakan bahwa ideologi sebagai struktur kejiwaan yang tersusun
oleh seperangkat keyakinan mengenai penyelenggaraan hidup bermasyarakat serta
pengorganisasiannya, seperangkat keyakinan mengenai sifat hakikat manusia dan
alam semesta yang ia hidup di dalamnya, suatu pernyataan pendirian bahwa kedua
perangkat 8 keyakinan tersebut dihayati dan pernyataan pendirian itu diakui sebagai
kebenaran oleh segenap orang yang menjadi anggota penuh dari kelompok sosial
yang bersangkutan. • A.S Hornby, menyatakan bahwa ideologi adalah seperangkat
gagasan yang membentuklandasan teori ekonomi dan politik atau yang dipegang oleh
seorang atau kelompok orang.
 Soejono Soemargono, menyatakan secara umum “ideologi” sebagai kumpulan
gagasan, ide, keyakinan, kepercayaan, yang menyeluruh dan sistematis yang
menyangkut bidang politik, sosial, kebudayaan, dan agama.
 Gunawan Setiardja, merumuskan ideologi sebagai seperangkat ide asasi tentang
manusia dan seluruh realitas yang dijadikan pedoman dan cita-cita hidup.
 Frans Magnis Suseno, mengatakan bahwa ideologi sebagai suatu sistem pemikiran
yang dibedakan menjadi ideologi tertutup dan terbuka.
Berdasarkan Ketetapan MPR No.XVIII/MPR/1998 tentang pencabutan Ketetapan MPR RI
No.II/MPR/1978 tentang P4 (Eka Prasetya Panca Karsa), menyebutkan bahwa Pancasila
selain berkedudukan sebagai dasar negara, juga berkedudukan sebagai Ideologi Nasional
Bangsa Indonesia. Adapun makna pancasila dari ketentuan tersebut adalah bahwa nilai yang
terkandung dalam ideologi pancasila menjadi cita-cita normatif bagi penyelenggaraan
bernegara. Arah dari penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia adalah
terwujudnya kehidupan yang sudah disebutkan dalam lima sila pada pancasila, yaitu:
kehidupan yang berketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan.
Kumpulan nilai-nilai dari kehidupan lingkungan sendiri dan yang diyakini kebenarannya
kemudian digunakan untuk mengatur masyarakat, inilah yang disebut dengan ideologi,
karena memiliki fungsi sebagai cita-cita yang sejalan dengan fungsi utama dari sebuah
ideologi yang mampu mempersatukan masyarakat sehingga dijadikan sebagai prosedur
penyelesaian konflik. Seperti yang dikatakan oleh Jorge Larrain bahwa ideology as
a set of beliefs yang berarti setiap individu atau kelompok masyarakat memiliki suatu sistem
kepercayaan mengenai sesuatu yang dipandang bernilai dan yang menjadi kekuatan
motivasional bagi perilaku individu atau kelompok. Nilai-nilai itu dipandang sebagai cita-cita
dan menjadi landasan bagi cara pandang, cara berpikir dan cara bertindak seseorang atau
suatu bangsa dalam memecahkan setiap persoalan yang dihadapinya. Begitu pula dengan
pancasila yang merupakan kumpulan atau seperangkat nilai yang diyakini kebenarannya oleh
pemerintah dan rakyat Indonesia dan digunakan oleh Bangsa Indonesia untuk menata dan
mengatur masyarakat Indonesia atau berwujud Ideologi yang dianut oleh negara (pemerintah
dan rakyat) Indonesia secara keseluruhan, bukan milik perseorangan atau golongan tertentu
atau masyarakat tertentu saja, namun milik Bangsa Indonesia secara keseluruhan.
Pancasila sebagai ideologi nasional dapat diklasifikasikan melalui:
 Dilihat dari kandungan muatan suatu ideologi, karena dari setiap ideologi
mengandung suatu sistim nilai yang diyakini sebagai suatu hal yang baik dan benar.
Merupakan cita-cita yang akan mengarahkan terhadap perjuangan bangsa dan negara.
 . Tumbuhnya suatu sistim kepercayaan yang terbentuk dari adanya suatu interaksi
dengan berbagai pandangan dan aliran yang berlingkup modal dan menjadi
kesepakatan bersama dari suatu bangsa.
 Terujinya sistim nilai tersebut melalui perkembangan sejarah secara berkelanjutan
dan menumbuhkan konsensus dasar yang tercermin dalam kesepakatan para pendiri
negara (the founding father).
 Adanya suatu elemen psikologis yang akan tumbuh dan dibentuk melalui
pengalaman bersama dalam suatu perjalanan sejarah, sehingga memberi kekuatan
motivasional yang menuntut untuk tunduk pada cita-cita bersama.
 Diperolehnya kekuatan konstitusional sebagai dasar negara dan sekaligus menjadi
cita-cita luhur bangsa dan negara.
Pancasila sebagai ideologi nasional memiliki beberapa dimensi, yaitu:
 Dimensi idealitas, artinya ideologi pancasila mengandung harapan-harapan dan cita-
cita di berbagai kehidupan yang ingin dicapai masyarakat.
 . Dimensi realitas, artinya nilai-nilai dasar yang terkandung di dalam sumber dari
nilai-nilai hidup dalam masyarakat penganutnya, yang menjadi milik mereka dan
sudah dikenal oleh mereka.
 Dimensi normalitas, artinya pancasila mengandung nilai-nilai yang bersifat mengikat
masyarakatnya yang berupa norma-norma yang harus dipatuhi dan ditaati yang
memiliki sifat positif.
 Dimensi fleksibilitas, artinya pancasila itu mengikuti perkembangan zaman, dapat
berinteraksi dengan perkembangan zaman, bersifat terbuka dan demokratis.
 Ideologi sebagai suatu sistem pemikiran dapat dibedakan menjadi ideologi terbuka
dan ideologi tertutup. Ideologi terbuka, merupakan suatu pemikiran yang terbuka.
Ideologi terbuka mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a). Bahwa nilai-nilai dan cita-citanya tidak dapat dipaksakan dari luar melainkan digali dan
diambil dari moral, budaya masyarakat itu sendiri.
b) Dasarnya bukan keyakinan ideologis sekelompok orang melainkan hasil musyawarah dari
konsensus masyarakat tersebut.
c) Nilai-nilai itu ssifatnya dasar, secara garis besar saja sehingga tidak langsung operasional.

E. Implementasi Pancasila sebagai Ideologi Nasional


Dalam ideologi terkandung nilai-nilai. Nilai-nilai itu dianggap sebagai nilai yang baik, luhur
dan dianggap menguntungkan masyarakat sehingga diterima nilai tersebut. Oleh karena itu,
ideologi digambarkan sebagai seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama. Seperangkat
nilai yang dianggap benar, baik, adil dan menguntungkan itu dijadikan nilai bersama. Apabila
sekelompok masyarakat bangsa menjadikan nilai dalam ideologi sebagai nilai bersama maka
ideologi tersebut menjadi ideologi bangsa atau ideologi nasional bangsa yang bersangkutan.
Ada 2 (dua) fungsi utama ideologi dalam masyarakat, pertama yaitu sebagai tujuan atau cita-
cita yang hendak dicapai secara bersama oleh suatu masyarakat. Kedua, sebagai pemersatu
masyarakat dan karena sebagai prosedur penyelesaian konflik yang terjadi di masyarakat.
Dalam kaitannya dengan yang pertama, nilai dalam ideologi menjadi cita-cita atau tujuan dari
masyarakat. Tujuan hidup bermasyarakat adalah untuk mencapai terwujudnya nila-nilai
dalam ideologi itu. Adapun dalam kaitannya yang kedua, nilai dalam ideologi itu merupakan
nilai yang disepakati bersama sehingga dapat mempersatukan masyarakat itu, serta nilai
bersama tersebut dijadikan acuan bagi penyelesaian suatu masalah yang mungkin timbul
dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan.
Pengimplementasian pancasila sebagai sebuah ideologi nasional sudah tertuang pada
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat RI No.VII/MPR/2011 tanggal 9 November 2001
tentang visi Indonesia masa depan.
Visi Indonesia masa depan terdiri dari tiga visi, yaitu:
1. Visi ideal, yaitu cita-cita luhur sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara RI Tahun 1945.
2. Visi antara, yaitu visi Indonesia 2020 yang berlaku sampai dengan tahun 2020. Visi
tersebut adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang religius, manusiawi, bersatu,
demokratis, adil, sejahtera, maju, mandiri serta baik dan bersih dalam penyelenggaraan
negara.
3. Visi lima tahunan sebagaimana termaktub dalam garis-garis besar haluan negara.
F. .Pengamalan Pancasila
Penerapan pancasila dalam aspek kehidupan berbangsa dan bernegara sangat penting dan
mendasar oleh setiap warga negara serta segala aspek kenegaraan dan hukum di Indonesia.
Dengan diterapkannya pancasila dalam kehidupan sehari-hari maka akan terwujud tujuan dan
cita-cita Bangsa Indonesia. Pancasila selalu menjadi pegangan Bangsa Indonesia, baik ketika
negara dalam kondisi aman maupun dalam kondisi yang kurang aman atau terancam. Hal ini,
terbukti dalam sejarah di mana pancasila selalu menjadi pegangan ketika terjadi krisis
nasional dan ancaman terhadap eksistensi Bangsa Indonesia. Sebelum kita mengamalkan
pancasila dalam kehidupan sehari-hari maka kita harus memahami nilai-nilai yang
terkandung dalam sila-sila pada pancasila. Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila
pancasila itu dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Sila 1 “Ketuhanan Yang Maha Esa”
a. Keyakinan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa dengan sifat-sifatnya Yang Maha
Sempurna.
b. Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yakni menjalankan perintah-Nya dan
menjauhi larangan-Nya.
2. Sila 2 “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”
a. Pengakuan terhadap adanya martabat manusia.
b. Perlakuan yang adil terhadap sesama manusia.
c. Pengertian manusia yang beradab yang memiliki daya cipta, rasa, karsa dan keyakinan,
sehingga jelas adanya perbedaan manusia dan hewan.
3. Sila 3 “Persatuan Indonesia”
a. Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang mendiami wilayah Bangsa Indonesia.
b. Bangsa Indonesia adalah peraturan suku-suku bangsa yang mendiami wilayah Indonesia.
c. Pengakuan terhadap ke “Bhineka Tunggal Ika”-an suku bangsa (ethnis) dan kebudayaan
bangsa (berbeda-beda namun tetap satu jwa) yang memberikan arah dalam pembinaan suatu
bangsa.
4. Sila 4 “Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan dan Perwakilan”
a. Kedaulatan negara adalah di tangan rakyat.
b. Pimpinan kerakyatan adalah hikmah kebijaksanaan, yang dilandasi akal sehat.
c. Manusia Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat Indonesia mempunyai
kedudukan, hak-hak dan kewajiban yang sama.
5. Sila 5 “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”
a. Perwujudan keadilan sosial dalam kehiduban sosial kemasyarakatan meliputi seluruh
rakyat Indonesia.
b. Keadilan dalam kehidupan sosial terutama meliput bidang-bidang ideologi, politik,
ekonomi, sosial, kebudayaan dan pertahanan keamanan nasional.
c. Cita-cita masyarakat adil makmur, materil dan spiritual, yang merata bagi seluruh Rakyat
Indonesia.
d. Keseimbangan antara hak dan kewajiban, dan menghormati hak orang lain. e. Cinta akan
pembangunan dan kemajuan.
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pengamalan pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa dalam kehidupan sehari-hari sebagaimana digariskan di dalam
ketetapan MPR No.II MPR/1978 adalah sebagai berikut:
1. Sila 1
a. Percaya dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Hormat-menghormati dan berkerjasama antara pemeluk dan penganut kepercayaan yang
berbeda-beda, membina kerukunan hidup tidak ada paksaan agama.
2. Sila 2
a. Mengakui dan memperlakukan sesama manusia sebagai makhluk Tuhan, sama derajat dan
tidak membeda-bedakan.
b. Saling mencintai, tenggang rasa dan tepa salira, tidak semena-mena.
c. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, hormat-menghormati dan berkerjasama dengan
bangsa-bangsa lain.
d. Memperhatikan pembukaan dan pasal 27, 28, 29, 30, 31, 33, dan 34 UUD 1945. 3. Sila 3

BAB III
PENUTUP
Pancasila adalah pandangan hidup bangsa dan dasar Negara RI. Pancasila juga merupakan
sumber kejiwaan warga masyarakat dan negara. Pancasila sebagai ideologi nasional dipahami
dalam perspektif kebudayaan bangsa dan bukan dalam perspektif kekuasaan, sehingga bukan
sebagai alat kekuasaan.
Bangsa Indonesia mempunyai pancasila sebagai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara
Indonesia, nilai dan norma yang terkandung di dalamnya merupakan keinginan dari Bangsa
Indonesia yang harus diamalkan. Pengamalan pancasila harus dilakukan dalam berbagai
bidang kehidupan di Negara Indonesia agar pancasila benar-benar berperan sebagaimana
fungsi dan kedudukan, supaya tujuan serta cita-cita Bangsa Indonesia mudah terwujud.
DAFTAR PUSTAKA
---. 2013. Pancasila. http://id.wikipedia.org/. Diakses Sabtu, 7 Desember 2013.
Azizullah. 2009. Makna Pancasila sebagai Ideologi. http://azizullah 82.blogspot.com/.
Diakses Sabtu, 7 Desember 2013.
Damodiharjo, Darji, dkk. 1981. Santiaji Pancasila. Surabaya: Usaha Nasional. Djamal, D.
1986. Pokok-pokok Bahasan Pancasila. Bandung: Remadja Karya CV.
Kaelan dan Zubaidi, Achmad. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi.
Yogyakarta: Paradigma.

Anda mungkin juga menyukai