Anda di halaman 1dari 16

INTERNALISASI ASESMEN BERBASIS KOMPETENSI

ASESOR KOMPETENSI

Asesor Kompetensi [Workplace Competency Assessor] adalah orang yang mempunyai


kompetensi (mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai
dengan standar yang ditetapkan), bersertifikat kompentesi, dan mendapatkan penugasan
resmi untuk melakukan dan memberikan asesmen/uji kompetensi dalam uji kompetensi
yang memerlukan pertimbangan atau pembenaran secara profesional.

PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI

Untuk menjadi Asesor Kompetensi, calon asesor harus memiliki


kualifikasi/Pendidikan/Pelatihan area fungsi/bidang teknis yang menjadi ruang lingkup
asesmen dan selanjutnya mengikuti pelatihan asesor kompetensi dengan lingkup

PEMAHAMAN DAN INTERNALISASI TENTANG ASESMEN BERBASIS


KOMPETENSI
• Asesmen berbasis kompetensi
• Standar Kompetensi
• Sistem Nasional Sertifikasi Profesi, dan
• Harmonisasi Sistem Profesi Internasional

MERENCANAKAN AKTIVITAS DAN PROSES ASSMEN


• Menentukan Pendekatan Asesmen
• Mempersiapkan rencana Asesmen
• Mengidentifikasi peersyaratan modifikasi dan kontektualisasi
• Megorganisasikan asesmen

MELAKSANAKAN ASESMEN
• Menetapkan dan memelihara lingkungan asesmen
• Mengumpulkan bukti yang berkualitas
• Mendukung asesi
• Membuat keputusan asesmen
• Merekam dan melaporkan keputusan asesmen
• Meninjau proses asesmen

MEMBERIKAN KONTRIBUSI DALAM VALIDASI ASESMEN


• Menyiapkan validasi
• Memberikan kontribusi dalam proses validasi
• Memberikan kontribusi dalam hasil validasi
AWARENESS
Memahai dan Internalisasi tentang Asesmen Berbasis Kompetensi
A. Asesmen Berbasis Kompetensi
B. Standar Kompetensi
C. Sistem Nasional Sertifikasi Profesi
D. Harmonisasi Sistem Sertifikasi Profesi Internasional

A. Asesmen Berbasis Kompetensi

❖ pengumpulan bukti dan membuat keputusan sejauh mana seorang pekerja dapat
mendemonstrasikan pekerjaannya sesuai standar kompetensi.

❖ Ketika peserta sudah dapat mendemonstrasikan kompetensinya, baik dari hasil


pelatihan ataupun pengalaman ditempat kerja, maka dapat diberi pengakuan atas
pencapaiannya baik melalui RPL (Rekognisi Pembelajaran Lampau) untuk
mengikuti jenjang pelatihan berikutnya atau Pengakuan Kompetensi Terkini
(RCC (Recognition Current Competency) untuk mendapatkan sertifikat
kompetensi.

Filosofi Asesmen Berbasis Kompetensi (CBA)


(Harris, R., Guthrie, H., Hobart, B. & Lundberg, D. 1995)
• Berbasis kriteria asesmen berdasarkan bukti dengan hubungannya dengan
standar industri atau serangkaian kriteria utuk menentukan kompetensi
• Berbasis Bukti suatu proses yang membandingkan bukti kompetensi dengan
suatu standar
• Partisipatori kandidat terlibat dalam prosesn asesmen

Konsep Umum dalam Asesmen Berbasis Kompetensi


1. Konsep Kompetensi
2. Employability Skills
3. Pelatihan Berbasis Kompetensi
4. Asesmen Berbasis Kompetens

1. Kompetensi
Kompetensi mensyaratkan penerapan dari pengetahuan, ketrampilan, dan sikap
yang relevan dengan partisipasi efektif, secara konsisten dari waktu ke waktu di
lingkungan tempat kerja. Pengetahuan dan ketrampilan dapat diidentifikasi
bersamaan atau dipisah.
a. Pengetahuan mengidentifikasi apa yang dibutuhkan seseorang untuk
diketahui dalam melakukan kinerja dalam pekerjaannya dengan cara yang
benar dan efektif.
b. Ketrampilan mendeskripsikan aplikasi dari pengetahuan pada situasi dimana
pengetahuan dirubah menjadi hasil yang dibutuhkan di tempat kerja.
c. Sikap dideskripsikan sebagai alasan dibalik kebutuhan pengetahuan tertentu
atau mengapa keterampilan dilakukan dengan cara tertentu
2. Employability Skills
✓ keterampilan yang dapat diterapkan pada beberapa kondisi yang dibutuhkan
oleh seorang individu untuk membuatnya 'dapat dipekerjakan’.
✓ Dalam beberapa area fungsi kadang disebut sebagai life skills atau generic
skills.

3. Pelatihan Berbasis Kompetensi


✓ (CBT=Competency Based Training) adalah model pelatihan yang
berkonsentrasi pada apa yang dapat dilakukan oleh tenaga kerja atau yang
dipersyaratkan oleh tempat kerja.
✓ Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk membantu peserta pelatihan untuk
melakukan pekerjaan dan tugas sesuai standar yang dipersyaratkan tempat
kerja.
✓ CBT berusaha mengembangkan keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja
(atau mengakui ketika peserta sudah memilikinya) untuk mencapai
persyaratan standar kompetensi.
✓ Indonesia dan juga ASEAN telah mengadopsi CBT/CBA training system
untuk menghasilkan tenaga kerja yang diinginkan industri, sehingga akan
meningkatkan peluang peserta pelatihan mendapatkan pekerjaan.
✓ Terdapat ciri-ciri PBK yang dapat menjadi acuan Lembaga Pelatihan Kerja,
yakni tersedianya: Standar Kompetensi, Kerangka Kualifikasi, Strategi dan
Materi Pembelajaran Mampu Telusur Dengan Standar Kompetensi, dan
Asesmen Berbasis Kompetensi.

4. Asesmen Berbasis Kompetensi


CBA yang merupakan pengukuran kompetensi peserta pelatihan terhadap
standar kompetensi kerja. Asesmen ini adalah proses mengumpulkan bukti untuk
menganalisis kemajuan dan prestasi peserta didik/ pelatihan.
▪ Standar Kompetensi
Pelatihan Asesmen

▪ Asesmen Mandiri
Berbasis Berbasis
Kompetensi Kompetensi

B. Standar Kompetensi
Apakah yang dimaksud STANDAR KOMPETENSI ?
ACUAN / UKURAN YANG
DISEPAKATI

STANDAR
KOMPETENSI kemampuan yang dilandasi
oleh pengetahuan,
keterampilan dan didukung
sikap serta penerapannya
ditempat kerja yang mengacu
pada unjuk kerja yang
dipersyaratkan

JENIS JENIS STANDAR MENURUT PP 31/2006 TENTANG


SISLATKERNAS
STANDAR KHUSUS
STANDAR INTERNASIONAL
STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA (SKKNI)
C. Sistem Nasional Sertifikasi Profesi

D. Harmonisasi Sistem Sertifikasi


• Apakah sertifikat BNSP diakui secara nasional dan lintas sektor? Ya, bila tidak
(kemungkinan besar belum ada pedoman cara mengakuinya)
• Apakah sertifikat BNSP diakuai negara lain? Ya, utk skema2 yang dibuat
portable dan ada kerjasamanya.
ACUAN NORMATIF

1. UU 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

2. PP 31 tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional.

3. PP 10 tahun 2018 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi.

4. Keputusan Menteri Ketenagakerjaan nomor 161 tahun 2015 Penetapan Standar


Kompetensi Kerja Nasional

5. Indonesia Kategori Pendidikan Golongan Pokok Jasa Pendidikan Bidang


Standarisasi, Pelatihan Dan Sertifikasi.

6. Keputusan Menteri Ketenagakerjaan nomor 185 tahun 2018 Perubahan


Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Nomor

7. 161 Tahun 2015 Tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional


Indonesia Kategori Pendidikan Golongan Pokok Jasa Pendidikan Bidang
Standarisasi, Pelatihan dan Sertifikasi.

8. Surat Keputusan Ketua BNSP Nomor: KEP.0183.A/BNSP/III/2019 tentang


penetapan skema sertifikasi asesor kompetensi.
MERENCANAKAN AKTIFITAS DAN PROSES ASESMEN

ASESOR KOMPETENSI
TUJUAN INSTRUKSIONAL
➢ Menentukan Pendekatan Asesmen
➢ Menyiapkan Rencana Asesmen
➢ Identifikasi Persyaratan Modifikasi dan Kontekstualisasi
➢ Mengorganisasikan Asesmen

ELEMEN 1
1.1 Kandidat, tujuan dan konteks asesmen diidentifikasi dan dikonfirmasikan dengan
orang yang relevan sesuai dengan persyaratan hukum, organisasi dan etika
1.2 Standar industri atau tempat kerja yang berlaku diidentifikasi dan diakses untuk
asesmen, dan persyaratan asesmen spesifik apa pun

Aktivitas
✓ Telaah unit kompetensi :
✓ Merencanakan aktivitas dan proses asesmen
✓ Apakah anda sudah mendapatkan elemen-elemen kompetensi dari unit tersebut,
ada berapa elemen?
✓ Untuk elemen 1, ada berapa kriteria unjuk kerja?
✓ Tandai yang memiliki huruf cetakan yang tebal...

Asesi Anda Adalah:


✓ Hasil Pelatihan dan/ Pendidikan → Kurikulum berbasis kompetensi
✓ Hasil Pelatihan dan/ Pendidikan → Kurikulum belum berbasis kompetensi
✓ Pekerja Berpengalaman → Telusur Standar Kompetensi
✓ Pekerja Berpengalaman → Tidak Telusur Standar Kompetensi
✓ Pelatihan/ Belajar mandiri atau otodidak
Tujuan Asesmen

Standar Industri atau Tempat Kerja


1. Standar Kompetensi
2. Kriteria asesmen kurikulum saja
3. Spesifikasi kinerja suatu perusahaan atau industri
4. Spesifikasi Produk.
5. Pedoman Khusus
6. Pelanggan, Perusahaan atau Organisasi

ELEMEN 2
2.1. Unit kompetensi dan persyaratan asesmen dianalisis untuk mengidentifikasi bukti
dan jenis bukti yang diperlukan untuk menunjukkan kompetensi, sesuai dengan
aturan bukti
2.2. Metode dan instrumen asesmen dipilih untuk mendukung pengumpulan bukti yang
ditetapkan, dengan mempertimbangkan konteks di mana asesmen akan berlangsung
2.3. Rencana asesmen dikembangkan dan persetujuan didapatkan dari para pemangku
kepentingan terkait.

BUKTI, JENIS BUKTI DAN ATURAN BUKTI


Contoh Jenis Bukti
Tidak Langsung
• Laporan Pihak ketiga yang kredibel
• Portofolio
Langsung
• Observasi aktivitas kerja, baik pada keadaan sebenarnya ataupun dalam kondisi
disimulasikan.
• Contoh hasil kerja.
Tambahan
• Pertanyaan Lisan
• Pertanyaan Tertulis
• Pertanyaan Wawancara

Prinsip Aturan Bukti


o Valid Memenuhi seluruh persyaratan unit kompetensi/ skema sertifikasi.
o Autentik Hasil kerja asesi
o Terkini Hasil kinerja yang terbaru
o Memadai Bukti yang cukup sesuai persyaratan yang diminta

METODE DAN INSTRUMEN ASESMEN

ELEMEN 3
Identifikasi Persyaratan Modifikasi dan Kontekstualisasi
3.1. Informasi dari kandidat dan, jika relevan, tempat kerja kandidat digunakan untuk
mengidentifikasi kebutuhan kontekstualisasi
3.2. Saran yang diberikan oleh paket pelatihan atau pengembang kursus yang relevan
diperiksa dengan kebutuhan kontekstualisasi yang diidentifikasi
3.3. Alat asesmen yang ada dianalisis dan amandemen yang diperlukan dicatatat untuk
mengatasi kebutuhan kontekstualisasi yang diidentifikasi
3.4. Peluang untuk kegiatan asesmen terintegrasi diidentifikasi dan setiap perubahan
yang diperlukan untuk alat asesmen dicatat.
Pertimbangan Kebutuhan Spesifik Asesi
✓ Tingkat kemampuan fisik yang berdampak terhadap asesmen
✓ Kondisi medis yang berdampak terhadap asesmen
✓ Tingkat dan pengalaman asesmen sebelumnya
✓ Tingkat Pengalaman Kerja
✓ Perbedaan pada kemajuan belajar,
✓ Dan lainnya

Konteks Asesmen/ RPL


✓ Kesempatan mengumpulkan dari sejumlah situasi
✓ Lingkungan proses asesmen dilaksanakan
✓ Hubungan antara Standar Kompetensi dan bukti untuk mendukung RPL
✓ Bagian Proses Pendaftaran
✓ Pengaturan hubungan kerjasama,
✓ Dan lainnya

ELEMEN 4
Mengorganisasikan Asesmen
4.1. Menganalisis instrumen asesmen yang tersedia untuk kesesuaian penggunaan
dianalisis, dan modifikasi yang diperlukan diidentifikasi
4.2. Instrumen asesmen untuk memenuhi standar dan kebutuhan tempat kerja/ kandidat
yang diperlukan dikembangkan
4.3. Instrumen asesmen terhadap persyaratan unit atau kursus dipetakan
4.4. Instruksi yang jelas ditulis untuk kandidat dan penilai mengenai penggunaan
instrumen asesmen
4.5. Draft asesmen memenuhi standar yang diisyaratkan dan kebutuhan tempat kerja/
kandidat tertentu serta catat hasil pemeriksaan diperiksa, dicatat dan dikonfirmasi

Perangkat Asesmen – Instrumen Asesmen

METODE OBSERVASI
✓ Ceklis Observasi Aktivitas di tempat kerja atau Tempat Kerja Simulasi (CL)
✓ Tugas Praktik Demonstrasi
✓ Pertanyaan untuk mendukung observasi
METODE KEGIATAN TERSTRUKTUR
✓ Penjelasan Singkat Proyek Terkait Pekerjaan/ Kegiatan Terstruktur lainnya –
DIT (Daftar Instruksi Terstruktur
✓ Pada saat akan menggunakan metode kegiatan terstruktur/ disimulasikan untuk
mengases kompetensi, instrumen mencakup:
• skenario / garis besar situasi
• skrip untuk orang yang terlibat dalam kegiatan / simulasi
• instruksi untuk kandidat dan asesor
• instruksi untuk kandidat dan asesor

METODE TANYA JAWAB – 1


• Pertanyaan Tertulis Pilihan Ganda (DPT)
• Lembar Kunci Jawaban Pertanyaan Tertulis Pilihan Ganda
• Lembar Jawaban Pilihan Ganda
• Pertanyaan Tertulis Esai
• Lembar Kunci Jawaban Pertanyaan Tertulis Esai
• Lembar Jawaban Pertanyaan Tertulis Esai

METODE TANYA JAWAB – 2


• Daftar Pertanyaan Lisan (DPL)
• Pertanyaan Wawancara (PW)

METODE PORTOFOLIO
Ceklis Verifikasi Portofolio

BENTUK BUKTI PENERAPAN


Jadwal Self-assessment Mengizinkan kandidat menilai kinerjanya sendiri terhadap
persyaratan unit kompetensi yang relevan.
Transkrip resmi, kualifikasi, Memberikan bukti pendidikan atau pelatihan sebelumnya
Pernyataan Pencapaian, yang diselesaikan di tempat atau di luar pekerjaan.
sertifikat
Umpan balik asesmen atau Memberikan bukti kinerja di tempat kerja, komentar
daftar periksa yang lengkap pengamat dan tindakan di masa depan sebagai hasil dari
asesmen.
Pernyataan atau referensi Memberikan bukti kinerja, tanggung jawab, prestasi, dan
tertulis tingkat keterampilan kandidat.
Deskripsi pekerjaan Memberikan bukti pengalaman kerja sebelumnya.
Jurnal kerja Memberikan bukti tugas, kegiatan, atau prestasi lain yang
dicapai oleh kandidat
selama berhari-hari atau berminggu-minggu di tempat
kerja atau dalam peran komunitas / relawan.
Contoh pekerjaan, misalnya Memberikan bukti kemampuan kandidat untuk melakukan
laporan, surat, desain. sebagian atau seluruh tugas atau proses kerja.
Produk jadi, misalnya alat Memberikan bukti kemampuan kandidat untuk
selesai menghasilkan produk atau layanan.
Deskripsi atau spesifikasi Memberikan bukti bahwa kandidat mengetahui input,
produk output atau standar yang diperlukan untuk menghasilkan
produk atau menyediakan layanan.
Deklarasi berdasarkan Memberikan bukti bahwa sampel pekerjaan adalah
undang- undang pekerjaan kandidat.

MEMETAKAN INSTRUMEN TERHADAP PERSYARATAN UNIT


KOMPETENSI

METODE UJI COBA INSTRUMEN

PANEL PARA AHLI


Informasi dapat diperiksa oleh suatu paneL para ahli, seperti perwakilan industri atau
kolega yang ahli di bidangnya, untuk memastikan kejelasan materi asesmen, istilah
bahasa yang tepat dan relevan..
PANEL BERSAMA KOLEGA
instrumen dianalisa oleh kolega sesama asesor yang memiliki keterampilan asesmen
untuk memvalidasi instruksi bagi asesor dan validitas dari instrumen itu sendiri.
UJI COBA
Instrumen asesmen dapat diuji cobakan kepada suatu kelompok atau individu dengan
karakteristik tertentu. Uji coba tersebut diantaranya untuk memastikan bahwa proses
sudah efektif, valid, reliable, sesuai dengan tingkat kerangka kualifikasi.
PERCONTOHAN
Instrumen dapat digunakan sebagai percontohan kepada sejumlah kecil individu yang
merupakan dari target asesi. Penggunaan metode untuk mempertimbangkan waktu dan
kesesuaian instrumen untuk asesinya.
RENCANA TINDAK LANJUT PASCA PELATIHAN
ASESOR KOMPETENSI

Dukungan dan Fasilitasi


Komitmen Stakeholder
Tata Kelola Kredensial

1. Melapor Kepada Pimpinan Tempat Kerja


Melaporkan bahwa pelatihan yang ditugaskan kepadanya telah selesai, secara garis
besar menguraikan kemampuan yang telah didapatkan dari hasil pelatihan dan
mengutarakan rencana yang akan dilakukan disertai dengan usulan RTL serta
mohon arahan/ kebijakan pimpinan. Hal ini harus dilakukan karena dukungan riil
dari pimpinan untuk mengaplikasikan RTL sangat diperlukan.
2. Diseminasi informasi tentang substansi pelatihan
Kegiatan ini dilakukan kepada warga organisasi baik secara horizontal maupun
diagonal agar mendapat dukungan dari pihak-pihak yang berkaitan baik secara
langsung maupun tidak langsung. Pada tahap ini sebaiknya dilakukan analisis
sumber daya/ potensi dan kendala yang dijumpai yang dimiliki organisasi sekaitan
dengan jika RTL diaplikasikan.

a. Memastikan komitmen stakeholder dalam rangka membangun kredensial profesi


penata anastesi untuk memastikan SDM yang di kredensial memiliki kualifikasi
kometensi sesuai dengan standar yang ditetapkan. Untuk melaksanakan Langkah
ini maka diperlukan tahap-tahap :
• Lakukan apresiasi terhadap stakeholder di asosiasi profesi dan Lembaga
rumah sakit tempat kerja
• Tetapkan komitmen stakeholder untuk membangun kredensial profesi
petugas anestesi dalam rangka sistem kredensial nasional
• Susun rencana kerja
b. Melakukan gap assessment terhadap sumberdaya organisasi/lembaga kredensial
dibandingkan dengan persyaratan organisasi/lembaga kredensial dengan tahap –
tahap yang dapat dilakukan mencakupi :
• Lakukan gap assessment terhadap sumberdaya organisasi/lembaga
• Identifikasi Tindakan koreksi untuk mememuhi persyaratan hasil gap
assessment
• Susun rencana kerja

Mengembangkan tata kelola kredensial pada organisasi/Lembaga tempat kerja,


dalam Langkah ini beberapa tahap yang harus dilakukan mencakupi :
• Identifikasi tata kelola kredensial organisasi/Lembaga yang dikontekstualkan
dengan kebijakan sektor/subsektor/bidang.
• Pemetaan acuan standar kompetensi kredensial petugas anestesi dan lakukan
penetapan oleh organisasi/lembaga.
• Kembangkan perencanaan dan perangkat asesmen kredensial petugas
anestesi.
Pemetaan acuan standar kompetensi kredensial petugas anestesi dan lakukan
penetapan oleh organisasi/lembaga, dalam Langkah ini beberapa tahap yang
harus dilakukan mencakupi :
• Lakukan pemetaan okupasi dan kompetensi jabatan petugas anestesi.
• Identifikasi acuan standar kompetensi kredensial petugas anestesi : SOP,
Panduan, Peraturan/Perundangan, Standar Kompetensi
• Lakukan penetepan acuan standar kompetensi oleh organisasi/lembaga.

Pengembangan perencanaan dan perangkat asesmen kredensial petugas


anestesi dilakukan untuk menjamin sistem manajemen mutu pada proses
kredensial petugas anestesi, dalam langkah ini beberapa tahap yang harus
dilakukan mencakupi :
• Lakukan perencanaan pengembangan perangkat asesmen dengan acuan
pembanding standar kompetensi.
• Lakukan pengembangan perangkat asesmen kredensial dengan format
hasil dari pelatihan asesor kompetensi.
• Lakukan penetepan perangkat asesmen kredensial oleh
organisasi/lembaga.
MITRA BESTARI KREDENSIAL

Kata peer review dapat disama artikan dengan istilah mitra bestari. Asal kata
dari “peer” yang artinya sesama (kawan, teman, sejawat) sedangkan “review” =
meninjau, mengkaji, memeriksa atau dalam istilah lain juga berarti sebagai “bestari”
yang artinya luas dan dalam pengetahuannya; berpendidikan baik; baik budi pekerti
(KKBI). Namun dalam harfiah kata peer adalah keterampilan individu dalam profesi
yang sama dan yang memiliki keahlian dalam materi pelajaran yang sesuai.
A “peer” is an individual practicing in the same profession and who has expertise in
the appropriate subject matter.
Sehingga kata Mitra Bestari (Peer reviewer) adalah seseorang yang melakukan
pengkajian/meninjau suatu perilaku praktisi profesional dan atau kompetensi sebagai
bagian dari staf profesional dalam pengawasan kualitas, peningkatan kinerja dan
tanggung jawab terhadap keselamatan pasien.
Peer review is the process for review of practitioner’s professional conduct and/or
competence as part of the professional staff’s quality oversight, performance
improvement and patient safety responsibilities.

Dasar pertimbangan Mitra Bestari


Dalam melakukan evaluasi praktisi didasarkan pada standar yang diakui secara
umum tentang patient care. Melalui proses ini, praktisi menerima umpan balik untuk
perbaikan pribadi atau konfirmasi dari prestasi pribadi yang berkaitan dengan efektivitas
praktek profesional mereka seperti yang didefinisikan oleh badan akreditasi
internasional maupun nasional terhadap kompetensi umum.

Kriteria Mitra Bestari :


1. Minimal setara dengan pemohon kredensial (tidak harus senior dan tak harus
Prof ataupun Dr). Sesama profesi pemohon kredensial.
2. Memiliki pengalaman dalam kegiatan profesi pada waktu tertentu (>5 tahun).
3. Mempunyai rekam jejak sebagai tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan
lebih kompeten.
4. Memiliki reputasi yang baik dari catatan kriminal/etik.
5. Tidak memiliki kepentingan pribadi dan mampu memberikan kajian secara
objektif.
6. Memiliki akal sehat

Anda mungkin juga menyukai