Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN DAN SPTK “WAHAM”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa 1
Dosen Pengampu : Saryomo.,S,kep,Ners.,M.Si

Disusun oleh :
Dika Dwi Mochammad Azis C1814201069
Kelas 3B

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
PERUBAHAN ISI PIKIR : WAHAM

1. Masalah Utama
Perubahan isi pikir : waham
2. Proses Terjadinya Masalah
a. Pengertian
Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang
salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang
budaya klien.
Gangguan isi pikir dapat diidentifikasi dengan adanya waham. Waham atau
delusi adalah ide yang salah dan bertentangan atau berlawanan dengan semua
kenyataan dan tidak ada kaitannya degan latar belakang budaya (Keliat, 2009).

b. Tanda dan gejala :


1. Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran,
curiga, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan
2. Klien tampak tidak mempercayai orang lain, curiga, bermusuhan
3. Takut, kadang panik
4. Tidak tepat menilai lingkungan / realitas
5. Ekspresi tegang, mudah tersinggung
c. Faktor Predisposisi dan Presipitasi
1) Faktor predisposisi
a) Klien
1. Beberapa gangguan mental dan fisik : waham, paranopid, skizofrenia, ,
keracunan zat tertentu pada otak dan gangguan pada pendenagran
2. Faktor sosial budaya : proses tumbuh kembang yang tidak tuntas,
misalnya rasa saling percaya yang tiadak terbina, kegagalan dalam
mengungkapkan perasaan dan pikiran, proses kehilangan yang
berkepanjangan
b) Lingkungan yang tidak terapeutik
Sering diancam, tidak dihargai atas jerih payah, kehilangan
pekerjaan, support sistem yang kurang, tidak mempunyai teman dekat,
atau tidak mempunyai orang dipercaya.
c) Interaksi
1. Provokasi : sikap orang lain yang terlalu menguasai, curiga, kaku,
tidak toleran terhadap klien
2. Anatisipasi : perhatian, penampilan, persepsi dan isi mpikir
3. Konflik : fantasi yang tidak terselesaikan, sudah dapat memfokuskan
pikiran dan sudah dapat mengorganisasikan pikiran terhadap suatu
permasalahan.
2) Faktor presipitasi
a) Internal
Merasa gagal, kehilangan sesuatu yang sangat bermakna secara
berulang, ketakutan karena adanya penyakit fisik
b) Eksternal
Adanya serangan fisik, kehilangan hubungan yang penting dengan
orang lain , adanya keritikan dari orang lain.
d. Mekanisme Koping
Mekanisme Koping Menurut Stuart (2016) pada fase gangguan jiwa aktif, klien
biasanya menggunakan beberapa mekanisme pertahanan yang tidak disadari sebagai
upaya untuk melindungi diri dari pengalaman menakutkan yang disebabkan oleh
penyakit mereka.
1. Regresi
Berhubungan dengan masalah dalam proses informasi dan pengeluaran
sejumlah besar tenaga dalam upaya untuk mengelola ansietas, menyisakan
sedikit tenaga untuk aktivitas sehari-hari
2. Proyeksi
Upaya yang menjelaskan persepsi yang membingungkan dengan menetapkan
tangguang jawab pada orang lain.
3. Menarik Diri
Berhubungan dengan masalah membangun kepercayaan dan keasyikan dalam
pengalaman internal
4. Pengingkaran
Biasanya sering digunakan oleh klien dan keluarga. Mekanisme koping ini
adalah sama dengan penolakan yang terjadi setiap kali seseorang menerima
informasi yang menyebabka rasa takut dan ansietas.
e. Sumber Koping
Sumber koping Gangguan jiwa merupakan penyakit yang menakutkan dan
sangat menjengkelkan yang membutuhkan penyesuaian oleh klien dan keluarga.
Proses penyesuaian setelah gangguan jiwa terjadi terdiri dari empat tahap dan
berlangsung mungkin selama 3 sampai 6 tahun (Moller dan Zauszniewsky 2011
dalam stuart 2016).
1. Disonansi Kognitif (Gangguan jiwa aktif)
Dengan adanya disonansi kognitif melibatkan pencapaian keberhasilan
farmakologi untuk menurunkan gejala dan menstabilkan gangguan jiwa aktif
dengan memilah kenyataan dari ketidaknyataan setelah episode pertama. Hal ini
dapat memakan waktu 6 sampai 12 tahun.
2. Pencapaian wawasan (Attaining Insight)
Permulaan wawasan yang terjadi dengan kemampuan melakukan
pemeriksaan terhadap kenyataan yang dapat dipercaya. Hal ini memakan waktu 6
sampai 18 bulan dan tergantung pada keberhasilan pengobatan dan dukungan
yang berkelanjutan.
3. Kognitif yang konstan (Stabilitas di segala aspek kehidupan)
Kognitif konstan yang termasuk melanjutkan hubungan intrapersonal yang
normal dan kembali terlibat dalam kegiatan yang sesuai dengan usia yang
berkaitan dengan sekolah dan bekerja. Fase ini berlangsung 1 sampai 3 tahun.
4. Bergerak menuju prestasi kerja atau tujuan mendidik
Tahap ini termasuk kemampuan untuk melakukan secara konsisten terlibat
dalam kegiatan harian yang sesuai dengan usia hidup yang merefleksikan tujuan
sebelum gangguan jiwa. Fase ini berlangsung minimal selama 2 tahun.
f. Tipe-tipe Waham
Ada beberapa tipe waham yang ditemukan pada kasus, yaitu kasus
kebesaran, agama adanya curiga. Menurut W.F.Maramis
a) Waham kejadian
Mempunyai psaien yaitu bahwa ada orang lain atau komplotan yang
sedang mengganggu bahkan sedang ditipu, dimata-matai atau kejelekannya
sedang diancam oleh orang lain
b) Waham kebesaran
Yaitu bahwa ia punya kekuatan, pendidikan, kepandaian atau kekerasan
yang luas biasa, diantaranya bahwa dia ratu adil, dapat membaca pikiran orang
lain, mempunyai puluhan rumah atau mobil
c) Waham keagamaan
Waham dengan tema keagamaan, misalnya : dia mengaku sebagai dari
sejuta umat
d) Waham somatik
Klien yaitu tubuh atau bagian tubuhnya terganggu atau terserang penyakit,
diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan
e) Waham curiga
Klien yakin bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan
atau mencederai diri sendiri, diucapkan berulang kali tapi tidak sesuai dengan
kenyataan.
f) Waham nihilistik
Klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada lagi didunia / meninggal,
diucapkan berulang kali teetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
g. Rentang Respon

3. Pohon Masalah

Resiko tinggi mencederai diri,


orang lain dan lingkungan

Perubahan isi
pikir: waham

Gangguan konsep
diri: harga diri
rendah

4. Masalah Keperawatan yang mungkin muncul


a) Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan
b) Kerusakan komunikasi : verbal
c) Perubahan isi pikir : waham
d) Gangguan konsep diri : harga diri rendah.
5. Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa : Perubahan isi pikir : waham
Tujuan umum : Klien tidak terjadi kerusakan komunikasi verbal
a. Klien dapat mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak terpenuhi
Tindakan :
- Observasi kebutuhan klien sehari-hari.
- Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama di rumah
maupun di rumah sakit (rasa sakit, cemas, marah).
- Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya waham.
- Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan
memerlukan waktu dan tenaga (buat jadwal jika mungkin).
- Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakan
wahamnya.
b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
Tindakan :
- Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis.
- Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan
saat ini yang realistis.
- Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian anjurkan untuk
melakukannya saat ini (kaitkan dengan aktivitas sehari - hari dan
perawatan diri).
- Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan
waham tidak ada. Perlihatkan kepada klien bahwa klien sangat penting.
c. Klien dapat menggunakan obat dengan benar
Tindakan :
- Diskusikan dengan kiten tentang nama obat, dosis, frekuensi, efek dan
efek samping minum obat.
- Bantu klien menggunakan obat dengan priinsip 5 benar (nama pasien,
obat, dosis, cara dan waktu).
- Anjurkan klien membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan.
- Beri reinforcement bila klien minum obat yang benar.
d. Klien dapat dukungan dari keluarga
Tindakan :
- Diskusikan dengan keluarga melalui pertemuan keluarga tentang: gejala
waham, cara merawat klien, lingkungan keluarga dan follow up obat.
- Beri reinforcement atas keterlibatan keluarga
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) TINDAKAN KEPERAWATAN
PERUBAHAN ISI PIKIR : WAHAM

Masalah keperawatan :Perubahan Isi Pikir : WAHAM


Pertemuan :Ke 1
SP :Ke 1
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
S : Klien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang bos yang kaya dan mempunyai
toko emas yang banyak.
O : Klien tampak mendominasi pembicaraan, isi pembicaraan tidak sesuai dengan
realitas.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan proses pikir : waham
3. Tujuan Keperawatan :
1) Membina hubungan saling percaya dengan klien
2) Membantu orientasi realita pada klien
3) Membantu pasien memenuhi kebutuhannya
4. Tindakan Keperawatan
- Bina hubungan saling percaya dengan klien
- SP I :
1) Bantu orientasi realita pada klien
2) Diskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi oleh klien
3) Bantu pasien memenuhi kebutuhannya
4) Anjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
B. Strategi Tindakan
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik :
“Selamat pagi pak, perkenalkan nama saya Frissilla, saya mahasiswa
keperawatan dari Universitas Muhammadiyah Tasikmalya yang akan praktek di
ruangan ini selama 2 minggu ke depan. Saya hari ini dinas pagi dari pukul 07.00-
14.00, saya yang akan merawat Bapak pagi ini.”
a. Evaluasi/validasi :
“Bagaimana perasaan bapak hari ini ?Nama Bapak siapa?Senangnya dipanggil
apa?”
b. Kontrak
Topik : “Bapak, bisa kita berbincang-bincang tentang apa yang Bapak rasakan
sekarang?”
Tempat : “Bapak mau kita berbincang-bincang di mana?”
Waktu : “Berapa lama Bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau
15 menit?”
2. Fase Kerja
“Saya mengerti Bapak merasa bahwa Bapak adalah seorang…., tapi yang Bapak
rasakan tidak dirasakan oleh orang lain”
“Tampaknya Bapak gelisah sekali, bisa Bapak ceritakan apa yang Bapak rasakan?”
“O... jadi bang B merasa takut nanti diatur-atur oleh orang lain dan tidak punya hak
untuk mengatur diri abang sendiri?”
“Siapa menurut Bapak yang sering mengatur-atur diri Bapak?”
“Jadi ibu yang terlalu mengatur-ngatur Bapak, juga kakak dan adik Bapak yang lain?”
“Kalau Bapak sendiri inginnya seperti apa?”
“O... bagus Bapak sudah punya rencana dan jadwal untuk diri sendiri”
“Coba kita bersama-sama tuliskan rencana dan jadwal tersebut”
“Wah..bagus sekali, jadi setiap harinya Bapak ingin ada kegiatan diluar rumah karena
bosan kalau di rumah terus ya”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
“ Bagaimana perasaan bapak… setelah kita berbincang-bincang ?
b. Evaluasi Obyektif
“Coba bapak sebutkan hal apa saja yang tadi sudah kita perbincangkan.”
c. Rencana Tindak lanjut
“ karena waktu kita sudah habis kali ini, bagaimana kalau kita lanjutkan besog
pagi.”
d. Kontrak
 Topik : Bagaimana kalau besok kita berbicara tentang hobi bapak?.
 Tempat : mau dimana kita diskusi ?
 Waktu : “Besok jam 9 pagi ya pak, kalau begitu saya pamit dulu. Selamat
Pagi pak.”

Anda mungkin juga menyukai