BAB 5

ANALISA FOURIER
Fenomena periodik banyak dijumpai pada bidang fisika maupun penerapan
rekayasa, dan suatu masalah praktis yang penting adalah merepresentasikan fungsi
periodik yang muncul dengan fungsi-fungsi periodik sederhana seperti sinus dan
cosinus, yang dikenal dengan deret Fourier. Gagasan dan tekniknya dapat pula
diperluas untuk fenomena nonperiodik, yang terangkum pada integral Fourier dan
transform Fourier.

5.1 Deret Fourier

5.1.1 Fungsi Genap, Ganjil dan Periodik
Fungsi f(x) dikatakan fungsi genap jika berlaku;
f ( x)  f ( x) (1)

Contoh, x 2 .
f ( x )  x 2  f (  x )  (  x) 2  x 2 .  f ( x)  f ( x).

Contoh lain; 5, 3x 4 , cos x , sin x .

Fungsi f(x) dikatakan fungsi ganjil jika berlaku;
f ( x)   f ( x) (2)

Contoh, x 3 .
f ( x )  x 3  f (  x)  (  x ) 3   x 3 .  f ( x)   f ( x).

Contoh lain; x, 2 x 5 , sin x, x cos x.

Sifat-sifat
1. fungsi ganjil x fungsi ganjil = fungsi genap
2. fungsi ganjil + fungsi ganjil = fungsi ganjil
3. fungsi genap x fungsi genap = fungsi genap
4. fungsi genap + fungsi genap = fungsi genap
5. fungsi genap x fungsi ganjil = fungsi ganjil
A A
6. 
A
f ( x) dx  2  f ( x) dx ,
0
jika f(x) = fungsi genap

116
 A
7.  f ( x) dx  0,
A
jika f(x) = fungsi ganjil.

Fungsi f(x) di katakan fungsi periodik dengan periode T, jika untuk setiap
harga x, berlaku;
f ( x  T )  f ( x) (3)
dimana T adalah konstanta positif.
Contoh. sin x , mempunyai periode 2 karena,
sin( x  2 )  sin x cos 2  sin 2 cos x  sin x, untuk semua x. Secara umum sin x ,
mempunyai periode 2 , 4 , 6 ,..., karena; sin( x  2 ), sin( x  4 ),...  sin x.

 2 disebut periode dasar. Fungsi yang tidak periodik misalnya adalah x,

x2,x3,ex, dan ln x.
Contoh Fungsi periodik dengan perode T.
y y

-4 0 4 8 x -4 -2 2 4 6 x

T=4 T=4

Gambar 1. Fungsi Periodik f.

Jika f(x) berperiodik dengan periode T, maka f(x) juga berperiode pada
2T , 3T, 4T,….
 f ( x  2T )  f ( x  T )  T   f ( x  T )  f ( x), dan seterusnya.
117
Lebih jauh, jika f(x) dan g(x) mempunyai periode T, maka fungsi
h( x)  af ( x)  bg ( x) , (a,b) konstanta juga mempunyai periode T.
Secara umum fungsi periodik dapat direpresentasikan sebagai "deret
trigonometri" dengan bentuk,

 nx n x 
f ( x)  a 0   a n cos  bn sin (4)
n 1  l l 
dengan a 0 , a1 , a 2 ,, b1 , b2 , adalah bilangan nyata.

5.1.2 Deret Fourier dari Fungsi Periodik

Deret Fourier muncul ketika kita merepresentasikan suatu fungsi periodik f(x)
tertentu dengan suatu deret trigonometri. Deret Fourier bagi f(x) adalah suatu deret
trigonometri yang koefisien-koefisienya ditentukan dari f(x) dengan rumus-rumus
Euler. Suatu fungsi periodik dengan periode 2l, maka deret Fourier dari f(x) adalah;

 nx n x 
f ( x)  a 0   a n cos  bn sin (5)
n 1  l l 
dimana koefisiennya diberikan oleh "formula Euler" yaitu;
l
1
a 0   f ( x) dx (6)
2l l

nx
l
1
an  
l l
f ( x) cos
l
dx, n  1,2,... (7)

nx
l
1
bn  
l l
f ( x) sin
l
dx, n  1,2,... (8)

CATATAN.
1. Jika f(x) adalah suatu fungsi genap, maka bn  0 dan
l l
1 1
a0  
2l l
f ( x) dx   f ( x) dx
l0
(9)

nx nx
l l
1 2
an  
l l
f ( x) cos
l
dx   f ( x) cos
l 0 l
dx (10)

Dengan demikian deret Fourier f(x) berbentuk

118
 
nx
f ( x)  a 0   a n cos (11)
n 1 l
Biasa disebut deret Fourier dalam bentuk cosinus.
2. Jika f(x) adalah suatu fungsi ganjil, maka a0  0 dan a n  0 , sedangkan

nx nx
l l
1 2
bn  
l l
f ( x) sin
l
dx   f ( x) sin
l 0 l
dx (12)

Dengan demikian deret Fourier f(x) berbentuk


n x
f ( x)   bn sin (13)
n 1 l
Biasa disebut deret Fourier dalam bentuk sinus.

Jika ruas kiri dan kanan persamaan (5) dikalikan dengan f ( x ) , kemudian
diintegralkan dari  l sampai l , maka diperoleh
l l  l nx    l nx 
  f ( x )     
2
dx  a 0 f ( x ) dx  a n f ( x ) cos dx   bn f ( x ) sin dx 
l l  l
n 1  l   l
n 1  l 

kedua ruas dikalikan dengan 1 / l , sehingga diperoleh

1
l l   1l nx    1l nx 
 f ( x )2 dx  a0 1 f ( x ) dx 
   an 
f ( x ) cos dx    bn  f ( x ) sin dx 
l l l l  l l
n 1  l   l l
n 1  l 

atau
l 

 a 
1
 f ( x )2 dx  2a 02  2
n  bn2 (14)
l l n 1

dikenal sebagai identitas Parseval.

l 

 a 
1
 f ( x )2 dx  2a02  2
n dikenal sebagai identitas Parseval untuk deret
l l n 1

Fourier cosinus.
l 

 b 
1
 f ( x )2 dx  2a02  2
n dikenal sebagai identitas Parseval untuk deret
l l n 1

Fourier sinus.

119
5.1.3 Deret Fourier dalam Bentuk Kompleks
Dari definisi
e i  e i e i  e  i
cos   dan sin   (15)
2 2i
sehingga persamaan (5) dapat ditulis

 nx nx 
f ( x )  a0   a
n 1
n cos
l
 bn sin
l 
N
 nx nx 
 lim
N 
 a
n0
n cos
l
 bn sin
l 

 e inx / l  e inx / l
N
e inx / l  e  inx / l 
 lim
N 


n0 
an
2
 bn
2i



 N  a  ibn  inx / l N
 a n  ibn  inx / l 
 lim   n
N 

 n 0  2
e

 
n0  2
e

 

Dengan mengubah n menjadi  n dalam bentuk penjumlahan kedua, hal ini dapat
dilakukan karena n hanya contoh (dummy) indeks penjumlahan, maka
 N  a  ibn  inx / l  N  a  n  ib n  inx / l 
f ( x )  lim   n
N 

 n 0  2
e

 
n 0  2
e

 

N
= lim
N 
c e
n N
n
inx / l


f(x) c e
n  
n
inx / l
(16)

Koefisien c n dapat ditentukan dengan cara berikut,

Kedua ruas persamaan (9) diintegralkan
l  l

 f ( x )dx   c e
n  
n
inx / l
dx
l l


i nt
kedua ruas dikalikan e l , maka diperoleh
l
1
 f ( x )e
 inx / l
cn  (17)
2l l

l
1
Untuk n  0 , c0  a0 
2l  f ( x ) dx
l
(18)

120
 l
a  ibn 1  nx nx 
Untuk n  0 , cn  n
2

2l  f ( x ) cos
l
l
 i sin
l 
 dx

l
1
 f ( x )e
 inx / l
 dx (19)
2l l

l
a  ib n 1  nx   nx  
Untuk n  0, cn  n
2

2l  f ( x ) cos
l
l 
  i sin 

 dx
l  
l
1
 f ( x )e
 inx / l
 dx (20)
2l l

5.1.4 Menghitung Koefisien Deret Fourier tanpa Pengintegralan

(Metoda Loncatan)
Menentukan nilai koefisien deret Fourier a n dan bn  tanpa melakukan
pengintegralan seperti persamaan (7) dan (8) digunakan metoda Lonjatan. Lonjatan j
suatu fungsi g(x) di titik x0 ialah selisih antara limit kanan dan limit kiri fungsi g(x)
di x0 dengan kata lain
j  lim g ( x  a  )  lim g ( x  a  ) . (21)
x a x a
Ini berarti loncatan ke atas bernilai positif (2a) sedangkan loncatan ke bawah (2b)
bernilai negatif.
Jika suatu fungsi f(x) direpresentasikan oleh fungsi-fungsi f 1 ( x), f 2 ( x),... f m ( x) di
interval a  x  b seperti Gambar (3), maka f(x) mempunyai loncatan-loncatan di
x0 , x1 ,..., x m , berserta turunan-turunannya. Andaikan j s , j s , j s,... masing-masing
loncatan di x s , s  1,2,3,, m.

(a) (b)
Gambar (2). Loncatan Suatu Fungsi.

x0 x1 x2 x3  xm
Gambar (3). Contoh Representasi fungsi bertingkat.

121
 Rumus untuk menentukan koefisien a n dan bn dari fungsi periodik f(x)
n
dengan periode T  2l dan K n  berturut-turut adalah
l

1  m 1 m
1 m
an    j s sin K n x s   j s cos K n x s   j s sin K n x s
n  s 1 Kn s 1 ( K n ) 2 s 1
1 m 

(K n )3
 j cos K
s n x s     
s 1 
(22)
1 m 1 m
1 m
bn   j s cos K n x s   j s cos nx s   j s sin K n x s
n  s 1 Kn s 1 ( K n ) 2 s 1
(23)
1 m 
 
(K n )3
j scos K n x s      
s 1 
Nilai a0 tetap menggunakan persamaan (6).

Contoh 1. Ekspansikan fungsi periodic berikut dalam deret Fourier.

4 0 x
f ( x)   dengan periode 2 .
0   x  2
Penyelesaian.

Diketahui fungsi berperiodik dengan 2  2l  2 ,  l   . Maka dari persamaan

(6), (7), dan (8) diperoleh;
 
1 
l 0
1 1
a 0   f ( x) dx   f ( x ) dx   0 dx   4 dx   2
2l l 2  2   0 

nx
l
1 1
a n   f ( x) cos dx   f ( x) cos nx dx
l l l  

1
0 
 4 sin nx 
=  0 dx   4 cos nx dx   0
   0  n  0

nx
l
1 1
bn   f ( x) sin dx   f ( x) sin nx dx
l l l  

122
 
1 
0
4
=  0 dx   4 sin nx dx   1  cos n 
   0  n
cos n  (1) n , maka

 8
bn 
4
n
  ,
1  (1) n   n  n  1,3,5,...
0 n  2,4,6,...

Sehingga deret Fourier dari fungsi di atas adalah;


 nx n x 
f ( x)  a 0   a n cos  bn sin
n 1  l l 

nx 8 8  1
= 2   0  bn sin  2  sin n  2   sin nx
n 1  n 1,3, 5 n  n 1,3,5,... n
atau
8 
sin( 2n  1) x
f ( x)  2 

 n 1 2n  1
8 8 8
= 2 sin x  sin 3 x  sin 5 x  ...
 3 5
Contoh 2. Tentukan koefisien Fourier bagi fungsi periodik f(x) seperti pada
Gambar berikut ini (dengan menggunakan pengintegralan).
Penyelesaian. Fungsi periodik f(x) gambar di atas dapat ditulis dalam bentuk
 k jika    x  0
f ( x)   dan f(x+2) = f(x).
 k jika 0  x  

Maka
y

k
x
- 0  2 3 4
-k

Gambar 2. Ilustrasi Soal contoh 2.

 
1 
l 0
1 1
a0  
2l l
f ( x) dx 
2 

f ( x) dx  
2 
 kdx  
0
k dx   0

123
  
n x 1 
l 0
1 1
an  
l l
f ( x ) cos
l
dx  
 
f ( x ) cos nx dx  
 
(  k ) cos nxdx  
0
k cos nxdx  

1  sin nx 0 sin nx  
=  k k   0.
 n  n 0
 
n x 1 
l 0
1 1
bn  
l l
f ( x ) sin
l
dx  
 
f ( x ) sin nx dx  
  
(  k ) sin nxdx  
0
k sin nxdx  


1  cos nx 0 cos nx  
= k k .
 n  n 0

Karena cos( )  cos  dan cos 0  1, maka

k
bn  cos 0  cos(n )  cos n  cos 0  2k (1  cos n ).
n n
Sekarang cos   1, cos 2  1, cos 3  1, dan seterusnya, atau secara umum

 1 untuk n ganjil
cos n  
1 untuk n genap

2 untuk n ganjil
sehingga 1  cos n  
0 untuk n genap

Jadi koefisien-koefisien bn bagi fungsi f(x) adalah

4k 4k 4k
b1  , b2  0 , b3  , b4  0, b5  ,... .
 3 5
Sehingga deret Fourier bagi f(x) adalah
4k  1 1 
f ( x)  sin x  sin 3 x  sin 5 x  ...
  3 5 
Contoh 3. Seperti soal No.2 (tanpa pengintegralan).
Penyelesaian.
Dari soal diketahui bahwa f ( x)  0 dan loncatan fungsi f(x) adalah

Loncatan di x1  0 Loncatan di x 2  
f(x) j1  2k j 2  2 k

Karena fungsi merupakan fungsi ganjil maka a0  0 dan a n  0, maka berdasarkan

persamaan (23)

124
Gambar 3. Tiga Jumlah Parsial Pertama yang Sesuai dengan Deret Fourier Contoh 2.

1
bn   j1 cos nx1  j 2 cos nx2   1 2k cos 0  2k cos n 
n n
4k / n untuk n ganjil

2k
1  cos n   
n 0 untuk n genap

Sehingga hasilnya sama seperti contoh 2.

2  x, untuk 0  x  4
Contoh 4. Uraikan f ( x)   dengan periode 8
 x  6 untuk 4  x  8
ke dalam deret Fourier.
Penyelesaian. 2l  8  l  4.

1 
l 8 4 8
1 1
a0  
2l l
f ( x ) dx 
80 f ( x ) dx  
8 0
( 2  x ) dx  
4
( x  6) dx   0

125
 nx nx
l 8
1 1
a n   f ( x) cos dx   f ( x) cos dx
l l l 40 4

1 nx n x 
4 8
=  ( 2  x ) cos dx   ( x  6) cos dx 
4 0 4 4
4 

1 8 nx 4  4 x n x 4 4 nx  4
=  sin   sin  cos  
4 n 4 0  n 4 x x 4  0 

1  4 x nx 16 nx 24 nx  8

+  sin  2 2 cos  sin  
4  n 4  n 4 n 4  4

1  32 8 16 16 
=   2 2 cos n  sin 2n  2 2  2 2 cos 2n 
4  n n  n  n 
Untuk n genap hasilnya = 0,
16
n ganjil hasilnya = .
 2n2
nx nx
l 8
1 1
bn  
l l
f ( x) sin
l
dx   f ( x ) sin
40 4
dx

1 nx n x 
4 8
=   (2  x) sin dx   ( x  6) sin dx 
4 0 4 4
4 

1 8 nx 4  4 x n x 4 4 n x  4 
=  cos   cos  sin  
4  n 4 0  n 4 x x 4  0

1  4 x nx 16 nx 24 nx  8 

+   cos  2 2 sin  cos  
4  n 4  n 4 n 4  4

1  32 8 8 16 
=   2 2 sin n  cos 2n   2 2 sin 2n 
4  n n n  n 
Untuk setiap n (genap maupun ganjil) hasilnya adalah 0. Sehingga deret Fourier f(x)
adalah

16 nx
f ( x)   cos untuk n ganjil.
n 1  n
2 2
4
Untuk harga n = 1,3,5,… didapat,
16  x 1 3x 1 5x 
f ( x)  2 
cos  2 cos  2 cos  ...
  4 3 4 5 4 
126
Contoh 5. Seperti soal no.4 selesaikan tanpa menggunakan integral.

Contoh 6. Uraikan f(x) = x dalam interval -  x   ( periode 2) menjadi deret

Fourier.
Penyelesaian. Karena fungsi f ( x)  x adalah fungsi ganjil maka a 0  0, a n  0,
sedangkan

2 nx

bn  x sin dx , dimana 2 l = 2  l  
0




2 2 1 1
=
  x sin nx dx 
0

  n
x cos nx 
n2
sin nx  0

2 cos n
= .
n
Dengan cos n  (1) n . Maka bentuk deret Fourier fungsi di atas adalah;

2
f ( x)    (1) n sin nx
n 1 n

 1 1 
= 2 sin x  sin 2 x  sin 3 x  ...
 2 3 
Contoh 7. Seperti soal no.6 selesaikan dengan tanpa integral (mandiri).

Contoh 8. Tentukan deret Fourier fungsi

0 bila    x  0
f ( x)   2
x bila 0  x  
Penyelesaian.
Dari soal diketahui bahwa f ( x)  2 x , f ( x)  2 dan f ( x)  0 loncatan fungsi
f(x) adalah
Loncatan di x1  0 Loncatan di x 2  
f(x) j1  0 j 2   2
f (x) j1  0 j 2  2
f (x) j1  2 j 2  2

127
 
1 2
2 0
Koefisien a 0  x 2
dx  .
6

Koefisien a n (persamaan 22)

1  2 2 1  2
an   sin n  cos n  2 2 sin 0  2 sin n   2 cos n
n  n n  n
Jadi, a1  2, a 2  1 / 2, a3  2 / 9, 
Koefisien bn (persamaan 23),
1  2 2 1 
bn 
n   cos n  n sin n  n 2 2 cos 0  2 cos n 
 
 2
  cos n  3 cos n  1
n n
4  4
Jadi, b1    , b2   / 2, b3   , b4   / 4, 
 2 27
Sehingga deret Fouriernya adalah
2  4 1 
f ( x)   2 cos x      sin x  cos 2 x  sin 2 x  .
6   2 2

128
 SOAL-SOAL LATIHAN
1. Ekspansikan fungsi-fungsi berikut menjadi deret Fourier
0    x0
a. f ( x)   dengan periode 2
sin x 0 x

1 1 2  cos 2 x cos 4 x cos 6 x 

kunci f ( x)   sin x      ...
 2  3 15 35 
 x  3 x 0
b. f ( x)   dengan periode 6
 x 0 x3

3 12  x 1 3x 1 5x 
kunci f ( x)   cos 3  9 cos 3  25 cos 3  ...
2 2  
c. f ( x)  cos x, 0 x .

8 n sin 2nx
kunci f ( x)   .
n 1  4n 2  1
2. Tentukan deret Fourier bagi fungsi
0 jika  2 x1

f ( x)   5 jika  1 x1 dengan periode 4.
 0 jika 1 x 2

5 10   1 3 1 5 
kunci f ( x)   cos x  cos x  cos x  ...
2   2 3 2 5 2 
3. Ekspansikan f ( x)  x 2 , 0  x  2 dengan periode 2 dalam deret Fourier.

4 2   4 4 
kunci f ( x)     2 cos n  sin n 
3 n 1  n n 

129
5.2 Transform Fourier
Deret Fourier adalah suatu alat yang ampuh untuk memecahkan berbagai
masalah yang melibatkan fungsi periodik. Namun pada kenyataannya banyak
masalah rekayasa yang tidak melibatkan fungsi periodik seperti pulsa siku-siku
tunggal, fungsi tangga, fungsi jalur, dan lain-lain. Deret Fourier dapat diperluas
untuk fungsi-fungsi nonperiodik, seperti pada ilustrasi berikut ini.
Contoh 1. Perhatikan fungsi f L (x) (gelombang persegi panjang) yang
berperiode 2L  2 berikut ini.
0 jika  L  x  1

f L ( x)   1 jika  1  x  1
 0 jika 1  x  L

Jika L   , fungsi f L (x) tidak berperiodik lagi, yaitu
1 jika  1  x  1
f ( x)  lim f L ( x)  
L
0 selainnya
f L ( x)(2 L  4)

-2 2 x
2L

f L ( x)(2 L  8)

-4 4 x
2L

f(x)

-1 1 x

Gambar 1. Contoh 1.

Misalkan sembarang fungsi periodik f L (x) yang berperiode 2L yang dapat

direpresentasikan oleh suatu deret Fourier. Jika
130
 n
n  (1)
L
maka representasi deret Fourier dapat ditulis

f L ( x)  a 0   a n cos  n x  bn sin  n x  . (2)
n 1

Dengan mensubstitusikan a 0 , a n dan bn menurut rumus Euler (koefisien

deret Fourier), dengan melambangkan v sebagai peubah integrasi, maka deret Fourier
bagi f L (x) menjadi
1  
L L
1
f L ( x) 
2 L L
f L ( v ) dv    n  f L (v) cos  n vdv
L n 1 
cos  x
L
L

 sin  n x  f L (v) sin  n vdv  . (3)
L 
Dengan mendefinisikan
(n  1) n 
   n 1   n    , sehingga 1 / L   /  , maka
L L L
L   L
1 1
f L ( x) 
2 L L
f L ( v ) dv    n  f L (v) cos  n vdv
 n 1 
cos  x
L
L

 sin  n x  f L (v) sin  n vdv  . (4)
L 
Representasi ini berlaku untuk L sembarang asalkan terhingga.
Untuk L   dan diasumsikan fungsi nonpriodik yang dihasilkan, yaitu
f ( x)  lim f L ( x) (5)
L 
terintegralkan secara absolut pada sumbu – x, artinya integral berikut ini ada:




f ( x) dx . (6)

Karena L   , maka 1 / L  0 dan nilai suku pertama di ruas kanan (4) mendekati
nol. Selain itu    / L  0 , dan jelas bahwa deret tak hingga pada persamaan (4)
menjadi suatu integral dari 0 sampai  yang mempresentasikan f(x):
1 
 
f ( x)   cos x  f (v) cos vdv
 0 


 sin x  f (v) sin vdv  d (7)
 
dengan menotasikan
 
1 1
A( )   f (v) cos vdv , B ( )   f (v) sin vdv (8)
 
 
maka

131
 
f ( x)    A( ) cos x  B( ) sin x d (9)
0

Representasi f (x) ini dinamakan Integral Fourier.

Persamaan (7) dapat juga ditulis dalam bentuk
 
1
f ( x)    f (v)cos v cos x  sin v sin x dvd
 0 

1  
 
=    f (v) cos(x  v)dv d (10)
 0   
Pada persamaan (10) integral di dalam kurung siku adalah suatu fungsi genap dari
 , namakan F ( ) , karena cos(x  v) merupakan fungsi genap dari  , fungsi f(x)
tidak tergantung pada  dan hanya mengintegralkan terhadap v saja. Dengan
demikian integral fungsi F(  ) dari  = 0 sampai  adalah 1 / 2 kali integral fungsi
F(  ) dari  = - sampai  . Jadi
1  
 
f ( x)  
2 0 
  f (v) cos(x  v)dv d

(11)

Persamaan (11) bernilai nol jika cos diganti sin, sehingga

1  
 

2 0  
 f ( v ) sin( x   v ) dv d  0 (12)

karena sin(x  v) merupakan fungsi ganjil dari  , sehingga integral di dalam
kurung siku merupakan fungsi ganjil dari  , namakan integral fungsi G(  ) dari
 = - sampai  adalah nol. Dengan menggunakan rumus Euler:
e ix  cos x  i sin x (13)
untuk fungsi eksponensial kompleks. Misalkan x  x  v , dengan menjumlahkan
(11) dan i kali (19) diperoleh:
 
1
f (t )    f (v)e i ( x v ) dvd (14)
2  
dimana i   1 . Persamaan (14) dinamakan Integral Fourier Kompleks. Persamaan
(14) dapat ditulis dalam hasil kali fungsi-fungsi eksponensial:
1

 1  
f ( x)   
2  2  
 f (v)e iv dv e ix d

(15)

Ekspresi di dalam kurung siku merupakan suatu fungsi dari  , dilambangkan

dengan fˆ ( ) dan dinamakan Transform Fourier bagi f(x). Jika diandaikan v  x
diperoleh:

ˆf ( )  1

2  
f ( x)e ix dx (16)

sehingga persamaan (15) menjadi


1
f ( x)   fˆ ( )e ix d (17)
2  
132
dinamakan Transform Fourier Kebalikan bagi fˆ ( ).
Notasi lain adalah  f ( x)  F ( ) menyatakan Transform Fourier bagi f(x), dan
 1 F ( )  f ( x).
Proses untuk memperoleh transform fˆ , dari suatu f tertentu dinamakan
Transformasi Fourier. Begitu juga bagi proses kebalikannya.

5.2.1 Integral Cosinus Fourier dan Integral Sinus Fourier.

Jika f (x) adalah fungsi genap, maka dari persamaan (8) diperoleh
B ( )  0 dan

2
A( ) 
  f (v) cos vdv
0
(18)

sehingga persamaan (9) tereduksi menjadi


f ( x)    A( ) cos x d (19)
0
dinamakan Integral Cosinus Fourier.
Jika f (x) adalah fungsi ganjil, maka dari persamaan (8) diperoleh
A( )  0 dan

2
B( ) 
  f (v) sin vdv
0
(20)

sehingga persamaan (9) tereduksi menjadi


f ( x)   B( ) sin x d (21)
0
dinamakan Integral Sinus Fourier.

5.2.2 Transformasi Cosinus Fourier dan Transformasi Sinus

Fourier.
Jika f (x) adalah fungsi genap, maka dari persamaan (16) menjadi

2
fˆc ( )   f ( x) cos xdx (22)
 0

yang dinamakan Transform Cosinus Fourier bagi f (x) , indeks"c" menyatakan

cosinus, sedangkan persamaan (17) menjadi

2 ˆ
f ( x)   f c ( ) cos xd .
 
(23)

yang dinamakan Transform Cosinus Fourier Kebalikan bagi fˆc ( ) .

Jika f (x) adalah fungsi ganjil, maka dari persamaan (16) menjadi

133
 
2
fˆs ( )   f ( x) sin xdx (24)
 0

yang dinamakan Transform Sinus Fourier bagi f (x) , indeks"s" menyatakan sinus,
sedangkan persamaan (17) berubah menjadi

2 ˆ
f ( x)   f s ( ) sin xd .
 
(25)

yang dinamakan Transform Sinus Fourier Kebalikan bagi fˆs ( ) .

Contoh 1. Tentukan representasi integral Fourier bagi fungsi
1 jika x  1
f ( x)  
0 jika x  1
Penyelesaian. Dari persamaan (8) diperoleh

sin v 1 sin 
1
1 1
A( )   f (v) cos vdv   cos vdv  2 ,
   1   1 
 1
1 1
B ( ) 
 

f (v) sin vdv 
  sin vdv  0. Sehingga persamaan (9)
1
menghasilkan

2 cos x sin 
f ( x) 
 
0

d .

Rata-rata limit kiri dan limit kanan f (x) di x = 1 adalah (1+0)/2 = 1 / 2 . Lebih jauh
diperoleh
  / 2 jika 0  x1
cos x sin  
0  d    / 4 jika x  1
 0 jika x1

Untuk x  0 didapat

sin  
0
 
d 
2
.

Contoh 2. Tentukan representasi integral Fourier bagi fungsi

 0 jika t  0
f ( x)    at a 0
e jika t  0
Penyelesaian. Dari persamaan (16) dan (17) didapat
  
ˆf ( )  1 1 1
  
 ix  at  ix
f ( x)e dx  e e dx  e ( a i ) x dx
2  20 20


lim e  ( a ix
b
b
0 1  lim
 e ( a  i )b
b 
 
 2 (a  i ) 2 (a  i )
untuk a 0
lim e  ( a  i )b  lim e  ab e  ib  lim e  ab  0
b  b  b 

134
maka
fˆ ( )  1 / 2 (a  i ) .
Dengan mensubstitusikan fˆ ( ) ke persamaan (17) diperoleh

1 1
f ( x)  
2  a  i
e i x d  .

Catatan: Jika menggunakan persamaan (8) dan (9), dengan menganggap

A( ) bagian real dan B ( ) bagian imaginer dari

1

e  at
e ix dx
0

Dengan membandingkan nilai fˆ ( ) pada contoh (2) diperoleh

1 a  i
 ,
 ( a  i )  ( a 2   2 )
sehingga
a 
A( )  dan B ( ) 
 (a   )
2 2
 (a   2 )
2

maka diperoleh integral Fourier dari f(x):

 
a cos x 1  sin x
f ( x)   2 d   2 d
 0 a 2  0 a 2
Contoh 3. Tentukan integral cosinus Fourier dan integral sinus Fourier bagi
f ( x)  e  kx (x  0, k  0)
Penyelesaian.
Dari persamaan (18) diperoleh

2
A( )   e kv cos vdv
 0
melalui pengintegralan parsial diperoleh

k  kv   
0 e cos vdv   k 2   2 e   k sin v  cos v 
 kv

Jika v  0 , maka ekspresi ruas kanan menjadi  k (k 2   2 ) , jika v mendekati tak

hingga, maka ekspresi mendekati nol karena adanya faktor eksponensial. Jadi
2k / 
A( )  2
k  2
Dengan mensubstitusikan hasil ini ke persamaan (19) diperoleh representasi integral
cosinus Fourier

2k  cos x 
 0  k 2   2 
f ( x)  e  kx  d (x  0, k  0)

Dari hasil ini diperoleh


 cos x    kx
0  k 2   2  d  2k e (x  0, k  0)

135
Begitu pula dari (20) diperoleh

2
B( )   e kv sin vdv
 0
melalui pengintegralan parsial (bagian demi bagian) diperoleh

  kv  k 
0 e sin vdv   k 2   2 e    sin v  cos v 
 kv

untuk v  0 menghasilkan   /(k 2   2 ) dan mendekati nol jika v   . Jadi dari

persamaan (20) diperoleh
2 / 
B ( )  2
k  2
Dengan mensubstitusikan hasil ini ke persamaan (21) diperoleh representasi integral
sinus Fourier

2  sin x 
f ( x)  e  kx    2 d (x  0, k  0)
 0  k   2 
Dari hasil ini diperoleh

 sin x   kx
0  k 2   2  d  2 e (x  0, k  0)

Contoh 4. Tentukan transform cosinus Fourier dan transform sinus Fourier bagi
fungsi
k , jika 0 x a
f ( x)  
 0 , jika x a
Penyelesaian. Dari persamaan (22) dan (24) diperoleh
2  sin a 
a
2
fˆc ( )   k cos xdx  k
0
   
2 1  cos a 
a
2
fˆs ( ) 

k sin xdx k
0
   
Contoh 5. Tentukan transform cosinus Fourier bagi fungsi eksponensial
f ( x)  e  x
Penyelesaian.

ˆf ( )  2 e  x cos xdx  2 e
x

 
 0
 cos  x   sin  x
 1 2
c
0
2 /
 .
1 2
Catatan: Seperti halnya Transform Laplace, untuk menentukan Transform Fourier
dapat dilihat pada Tabel.

5.2.3 Sifat-sifat Transform Fourier.

1. Linieritas.
Jika transform Fourier bagi f 1 ( x) dan f 2 ( x) ada, dan
136
 f 1 ( x)  F1   ,  f 2 ( x)  F2   , maka
af 1 ( x)  bf 2 ( x)  a f 1 ( x)  b f 2 ( x)  aF1 ( )  bF2 ( ) (26)
2. Simetris.
Jika F ( ) transform Fourier bagi f (x) , maka 2f ( ) adalah transform
dari F (x).
3. Perubahan Skala Waktu (Change of Time Scale).
Jika a adalah bilangan real positif,
1  
 f (ax)  F   (27)
a a
4. Pergantian Waktu (Time Shifting)
 f ( x  x0 )  e  ix0  f ( x)  e  ix0 F ( ). (28)
5. Pergantian Frekuensi (Frequency Shifting)
 
 e i0t f ( x)   f ( x)  0  F (   0 ). (29)
6. Turunan Waktu Fungsi f(x)
Misalkan f(x) kontinu pada sumbu –x dan f ( x)  0 untuk x   .
Jika f (x) terintegralkan secara mutlak pada sumbu  x , maka
 f ( x)  i f ( x)  iF ( ). (30)
dan
 f ( x)  i f ( x)  (i ) 2 F ( ).
 f ( x)  i f ( x)  (i ) 3 F ( ).
…………………………………………
 
 f ( n ) ( x)  (i ) ( n ) F ( ). (31)
Catatan:
Jika f(x) memenuhi sifat (6) pada [0,), maka:
2 2
1.  c  f ( x)   s  f ( x)  f (0)  Fs ( )  f (0)
 
2.  s  f ( x)   c  f ( x)  Fc ( )
2 2
3.  c  f ( x)   2  c  f ( x)  f (0)   2 Fc ( )  f (0)
 
2 2
4.  s  f ( x)   2  s  f ( x)  f (0)   2 Fs ( )  f (0)
 
7. Turunan Frekuensi Fungsi f(x).
F ( )   ixf ( x) (32)
dan
 
 x n f ( x)  i n F ( n ) ( ) (33)
8. Konvolusi

Konvolusi f * g dari fungsi-fungsi f(x) dan g(x) didefinisikan sebagai

137
  
h( x)  ( f * g )( x)   f (  ) g ( x   ) d   f ( x   ) g ( x ) d
 
(34)

9. Konvolusi Frekuensi
Jika f(x) dan g(x) kontinu dan terintegralkan secara mutlak pada
sumbu –x, maka
1
 f ( x) g ( x)  F ( ) * G ( ) (35)
2
10. Modulus Parseval's
Jika fungsi real f(x) dengan domain (-,) mempunyai transform
Fourier polar berbentuk F ( )  r ( )e i ( ) , maka
 
1
 f ( x)dx  2 r ( )d
2 2
(36)

11. Konvolusi Waktu

 1 F ( )G ( )  f (t ) * g (t ) (37)
Jika F ( ) dan G ( ) merupakan transform Fourier dari fungsi f(t)
dan g(t), yang mana bernilai nol untuk t  0 , maka
t
 1 F ( )G ( )   f ( ) g (t   )d (38)
0

Contoh 6. Tentukan transform Fourier dari f ( x) cos ax .

Peyelesaian. Dengan sifat (5) dan eksponensial kompleks dalam bentuk cosinus,
didapat
 e iax  e iax   f ( x)e iax   f ( x)e iax 
 f ( x) cos ax    f ( x)       
 2   2   2 
1
= F (  a )  F (  a ) .
2
Contoh 7. Tentukan transform Fourier cosinus dan sinus dari fungsi
f ( x)  e  ax , x  0, a 0
Penyelesaian.
Dari sifat (6), dengan mendiferensialkan fungsi f (x) dua kali diperoleh
f ( x)  a 2 f ( x). Maka
 c  f ( x)  a 2 c  f ( x)
2
  2 Fc ( )  f (0)  a 2 Fc ( )

sedangkan f (0)   a, sehingga
2 a
Fc ( ) 
 a  2
2

Dari fungsi diperoleh f (0)  1, sehingga

 s  f ( x)  a 2  s  f ( x)

138
 2
  2 Fs ( )  f (0)  a 2 Fs ( )

2 
Fs ( )  .
 a2   2
Contoh 8. Untuk a  0, b real, z  a  bi, dan bilangan bulat k  0 , tentukan
transform Fourier dari fungsi:

0 x0,
g ( x)   k zx
x e ,0 x
Peyelesaian.
Untuk a  0, transform fungsi
0 x0
f ( x)   zx
e 0 x
adalah
e a ( b  )i x 

1
F ( )   e e zx ix
dx  
0
z  i 0 i  z
(  1) k i k k !
dan F (k )
( ) 
( i   z ) k 1
Maka g  x k f , dengan menggunakan persamaan (33) diperoleh

g ( x)  x f ( x)  i

(1) k i 2 k k! k!
k
F ( )  k (k )

(i  z ) k 1
(i  z ) k 1
Contoh 9. Verifikasi Modulus Parseval's untuk fungsi
0 , x0
f ( x)    x
e , x 0
Penyelesaian.
 
1 2 x 0 1
 f ( x)dx   (e  x ) 2 dx   .
2
e
 0
2  2
Transform F ( ) dari f (x) adalah
1 1 1  i 1 
F ( )    i
1  i 1  i 1  i  1   2
1 2
sedangkan
2 2
 1     1
r ( )  
2
2 
 2 

1   1   1 2
maka
1

1 1

1 1 1  1 


2 
r 2 ( )d  
2 1   2
d  
 0 1 2
d  tan 1   .
 0 2
Theorema Parseval's berlaku untuk fungsi yang diberikan.
139
Contoh 10. Tentukan invers transform Fourier F ( )  1 /(6  5i   2 ).
Penyelesaian.
Dengan menulis   2 sebagai (i ) 2 , maka
1 1 1
F ( )  
6  5i  (i ) 2
2  i 3  i
Dari tabel diperoleh

0 , x0 0 , x0
g ( x)   2 x dan h( x)   3 x
e , 0 x e , 0 x
Berdasarkan persamaan (38) diperoleh invers
x x
 0 ,x0
f ( x)   e 2  e 3(t  ) d  e 3 x  e  d    2 x 3 x
0 x
0 0  e e
Contoh 11. Tentukan transform Fourier dari fungsi yang digambarkan pada
Gambar 2. berikut.
 0   x1
1  x  1 x 0

f ( x)  
1  x 0 x1
 0 1 x

f(x) f (x)
1

1
-1 1 x -1 x
-1

Gambar 2. Grafik fungsi f (x) dan f (x) pada Contoh 11.

Penyelesaian.
Dengan melihat Tabel (6) dimana a  k  l  b  1 dan persamaan (30)
diperoleh:
2(1  cos  )
 f ( x) 
1
i
 2  e i  e i  
i
dan
1  2(1  cos  )  2(1  cos  )
F ( )   f (t )  
i  i  2

140
TABEL

 0 x0 1
1. f ( x)    ax F ( ) 
e 0 x, a 0 a  i
 e ax x0 2a
2. f ( x)    ax a 0 F ( ) 
e 0 x a 2
2

 e ax x 0  2i
3. f ( x)    ax a 0 F ( ) 
e 0 x a2  2
a2
4. f ( x)  e  ax 0 x a 0 Fc ( ) 
 a 2 2

2 
5. f ( x)  e  ax 0 x a 0 Fs ( ) 
 a 2
2

0   x k
a  k  x0
6.

f ( x)  
0 xl
F ( ) 
1
i
(b  a)  ae ik
 be il 
b
0 l  x

141
SOAL – SOAL LATIHAN

1. Tentukan transform Fourier dari grafik berikut:

f(x) 2 f(x)

-2 0 2 x 0 1 2 x

(a) (b)
1  cos 2 2(1  cos  )e  i
kunci (a) (b)
2 2
2. Tentukan invers transform Fourier dari fungsi berikut:
1 i
(a). (b).
(i  1)(i  2) (i  1)(i  2)
1 e  i
(c). (d).
i  1  i i  2
e 2i
(e).
(i  3) 2
 0 x0
kunci (a) f ( x)    x 2 x
e  e x 0
 0 x0
(b) f ( x)    x 2 x
 e  2e x 0
 0 x0
(c) f ( x)    (1i ) x
e x 0
 0 x0
(d) f ( x)    2 ( x 1)
e x 0
 0 x0
(e) f ( x)    3( x  2 )
( x  2)e x 0
3. Tunjukkan bahwa

dz 2
(a)  (a  iz)(a  iz  i )  2a  i

dz
(b)  (a  iz )(a  iz  i )  0


sin z sin(  z )  sin 
(c) 

z (  z )
dz 


142
 
1  cos   0 x

(d)  
sin xd   2
x
0  0

cos x 
(e)
0
 1 2
2
d  ex
x 0

4. Tentukan representasi integral fourier untuk fungsi berikut:

x 0 x a
(a) f ( x)  
0 x a
x 2 0 x a
(b) f ( x)  
0 x a
x 2 x
(c) f ( x)  e  e x 0
kunci

2  a sin a cos a  1
 0    cos xd
(a). 
2

2  2 2  2a  cos x
(b).   a  2  sin a 
 0    
cos a 
 
d


6 2 2
 0 4  5 2   4
(c). cos xd

5. Tentukan representasi integral fourier untuk fungsi berikut:

0  p x1
 1  1 x 0

f ( x)   periode 2p.
1 0 x1
 0 1 x p

2 1  cos  2 1  cos 
kunci. B ( ) 
 
f ( x) 
 
0

sin xd

6. Tentukan representasi integral fourier untuk fungsi berikut:

1  x x 1
a. f ( x)  
 0 x 1
 0   x1
1  x  1 x 0

b. f ( x)  
 x 0 x1
 0 1 x

2  sin  sin    cos  
kunci a. f ( x)    cos x  sin x  d
 0   2

1  3 sin   2(cos   1) 
 
cos   1
b. f ( x)   cos  xd   sin xd 
 0  2
0
 
143
7. Tentukan integral Fourier cosinus dan sinus dari fungsi berikut:
0 0  x a
d a  x b

a. f ( x)  
k b x  c
 0 c x
(2  t ) / e 0 x  1
b. f ( x)   x
 e 1  x
1  cos x 0 x 
c. f ( x)  
 0   x

2 k sin c  (d  k ) sin b  d sin a
kunci a. f c ( x) 
 
0

cos xd


2 d cos a  (k  d ) cos b  k cos c
f s ( x) 
 
0

sin xd


2 1   2   sin   cos 
e 0
b. f c ( x)  cos xd
 2 (1   2 )

2   sin    2 (1  cos  )
f s ( x)   sin xd
e 0  2 (1   2 )

2 sin 
   (1  
c. f c ( x)  2
cos xd
0 )

2 1  2 2  cos 
f s ( x)   sin xd
 0  (1   2 )

144