Anda di halaman 1dari 11

ek

SIPIL’ MESIN ’ARSITEKTUR ’ELEKTRO

PERBANDINGAN METODE GAUSS-SIEDEL DAN METODE NEWTON-RAPHSON


DALAM SOLUSI ALIRAN DAYA
Nurhani Amin*

Abstract
Power Flow study solutions with the iteration method has been develoved using digital
computer. Solution of power flow studies has been increasingly depeloved as it expands
network configuration of power systems, both in planning, depelovment, and operation. There
are several methods commonly studied. They are Gauss Seidel Method, Newton Rhapson
Method, Decoupled Method and Fast Decouple Method. Each methods has advantages and
disadvantages.
In this paper, the authors will compare the realibility between Gauss-Seidel Method and Newton
Raphson Method in solving problem of power flow to determine the advantages and
disadvantages of both methods.
Simulation results found that the Newton Raphson Method is more suitable to calculate the
load flow in systems with large number, and less suitable for small systems. While Gauss-Siedel
Method is the opposite.
Key words : Gauss-Seidel Method, Newton-Raphson Method, Power flow

Abstrak
Untuk menyelesaikan studi aliran daya dengan metode iterasi (numerik) telah banyak
dikembangkan dengan menggunakan komputer digital. Bermacam metode penyelesaian
studi aliran daya telah semakin banyak dikembangkan sejalan dengan makin berkembangnya
konfigurasi jaringan sistem tenaga, baik dalam perencanaan, pengembangan, maupun
pengoperasian. Sampai saat ini beberapa metode yang sering dipelajari adalah Metode
Gauss Seidel, Metode Newton Rhapson, Metode Decoupled, dan MetodeFast Decoupled.
Masing-masing metode untuk analisa aliran daya mempunyai kekurangan dan kelebihan satu
sama lain.
Dalam Jurnal ini penulis akan membandingkan keandalan antara metode Gauss-Seidel dan
metode Newton Raphson dalam menyelesaikan masalah aliran daya untuk mengetahui
kelebihan dan kekurangan masing-masing metode. Dari hasil simulasi didapat metode Newton
Raphson lebih sesuai untuk menghitung aliran beban pada sistem dengan jumlah yang besar,
dan kurang sesuai untuk sistem kecil, sedang metode Gauss-Seidel bersifat sebaliknya.
Kata Kunci : Metode Gauss-Seidel, Metode Newton-Raphson, Aliran Daya

1. Pendahuluan mencakup beberapa permasalahan


Untuk menunjang utama dalam system tenaga yaitu
bertambahnya permintaan energi aliran beban, hubung singkat,
listrik harus diimbangi dengan stabilitas dan pengaman. Keempat
peningkatan kualitas energi listrik masalah tersebut adalah faktor
yang disalurkan. Dengan melakukan penting untuk meningkatkan kualitas
suatu analisa terhadap sistem tenaga energi listrik yang disalurkan.
merupakan salah satu cara untuk Untuk menyelesaikan studi
meningkatkan kualitas energi listrik, aliran daya dengan metode iterasi
dikarenakan analisa sistem tenaga (numerik) telah banyak

* Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu
Perbandingan Metode Gauss-Siedel dan Metode Newton Raphson
Dalam Solusi Aliran Daya
(Nurhani Amin)

dikembangkan dengan setiap simpul perlu diketahui 2 buah


menggunakan komputer. Bermacam parameter, tergantung pada
metode penyelesaian studi aliran parameter-parameter yang
daya telah semakin banyak diketahui, maka setiap simpul di
dikembangkan sejalan dengan makin sistem diklasifikasikan dalam 3
berkembangnya konfigurasi jaringan kategori, yaitu :
sistem tenaga, baik dalam a. Simpul beban (simpul atau bus
perencanaan, pengembangan, PQ):
maupun pengoperasian. Sampai saat Parameter yang diketahui adalah
ini beberapa metode yang sering P dan Q, parameter yang tidak
dipelajari adalah Metode Gauss diketahui adalah V dan δ.
Seidel, Metode Newton Rhapson, b. Simpul kontrol (generator bus atau
Metode Decoupled, dan Metode simpul PV):
Fast Decoupled. Masing-masing Parameter yang diketahui adalah
metode untuk analisa aliran daya P dan V, sedangkan parameter
mempunyai kekurangan dan yang tidak diketahui adalah δ dan
kelebihan satu sama lain. Q.
Dalam Jurnal ini penulis akan c. Simpul ayun (swing atau slack
membandingkan keandalan antara bus/reference bus):
metode Gauss-Seidel dan metode Parameter yang diketahui adalah
Newton Raphson, dalam V dan δ, sedangkan parameter
menyelesaikan masalah aliran daya yang tidak diketahui adalah P
untuk mengetahui kelebihan dan dan Q.
kekurangan masing-masing metode.
2.3 Persamaan Pembebanan Bus
2. Tinjauan Pustaka Daya nyata dan reaktif pada suatu
bus I mempunyai persamaan sebagai
2.1 Representasi Komponen Sistem
berikut:
Tenaga
Dalam penganalisaan sistem
tenaga listrik dibuat representasi Pi – j Qi = Vi * Ii ................(1)
permodelan terhadap komponen-
komponen sistem tenaga tersebut dan arus pada bus I adalah:
seperti generator, transformator,
gardu induk, saluran transmisi, ..........................(2)
kapasitor shunt, induktor dan beban.
Dengan menganggap bahwa sistem
tiga fasa dalam keadaan seimbang, Ii akan bertanda positif bila arus
penyelesaian rangkaian dapat mengalir menuju ke bus i dan akan
dikerjakan dengan menggunakan bertanda negatif bila arus mengalir
rangkaian satu fasa. Diagram satu keluar dari bus i.
garis ini dimaksudkan untuk
memberikan gambaran yang ringkas 2.4 Persamaan Aliran Daya Umum
dari suatu sistem tenaga listrik. Dengan diperolehnya
tegangan-tegangan pada tiap bus
2.2 Jenis Bus dan Besaran-Besaran maka dapat dihitung besarnya aliran
daya antara bus-bus yang terhubung.
Untuk mendapatkan
penyelesaian aliran daya pada

213
Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 3. Agustus 2011: 212 - 222

Besarnya arus yang mengalir dari bus a. Metode Gauss-Seidel


i ke bus j adalah: Aplikasi hasil bus pada Gambar 1i
adalah:
.....(6)
..…….(3)
dimana:
yij = admitansi kawat i – j
yij’ = admitansi shunt kawat i – j
= kontribusi arus pada bus i

oleh arus shunt

Dengan diketahuinya arus yang


mengalir dari bus i ke bus j maka
dapat dihitung besarnya aliran daya
yang mengalir dari bus i ke bus j.

Pij – j Qij = Vi * iij Gambar 1. Tipe bus pada sistem


tenaga

….(4) Daya nyata dan reaktif pada bus i


adalah:

Sedangkan aliran daya yang ……………….(7)


mengalir dari bus j ke bus i adalah:

…(5) persamaan ini

dikonjugatekan menjadi,
Dengan menjumlahkan secara
aljabar antara persamaan (2.4) dan .........................(8)
persamaan (2.5) maka didapat rugi-
rugi pada saluran kawat transmisi I – j. Mensubtitusikan persamaan (8)
dengan persamaan (7) hasilnya,
2.5. Metode Dasar Pemecahan Studi
Aliran Daya
Untuk menyelesaikan ............................(9)
masalah aliran daya telah digunakan
berbagai metode, cara yang paling
sering digunakan sebagai salah satu Dari hubungan diatas, hasilnya
materi dasar studi aliran daya adalah harus dipecahkan oleh teknik
iterasi. Persamaan (3.4) dipecahkan
dengan membentuk matriks
admitansi (Y) bus. Selanjutnya matriks untuk Vi.
tersebut dikerjakan dengan iterasi Persamaan aliran daya
Gauss, Gauss-Seidel dan Newton biasanya ditulis dalam istilah
Rhapson. Metode dasar yang akan elemen matrik admitansi bus. Sejak
dibahas dalam jurnal ini adalah itu elemen diagonal-off pada
metode Gauss-Seidel dan Newton. matrik admitansi bus Ybus,
ditunjukkan oleh persamaan diatas,

214
Perbandingan Metode Gauss-Siedel dan Metode Newton Raphson
Dalam Solusi Aliran Daya
(Nurhani Amin)

yaitu Yij = -yij , dan elemen diagonal


adalah , persamaan Dimana
= faktor kecepatan.
menjadi,
= Tegangan yang dihitung
…..(10) (calculated)

...............(16)
Dan

…………(17)

…………………(11) Iterasi dilanjutkan sampai


magnitude elemen dalam kolom
ΔP dan ΔQ adalah lebih kecil dari
nilai spesifik. Tipe daya tak
sebanding ketelitiannya adalah
..........................(12) 0.001 pu. Ketika solusi konvergen,
daya aktif dan reaktif pada slack
Untuk generator bus (bus P-V) bus dihitung.
dimana dan adalah
ditentukan, persamaan (12) b. Metode Newton-Raphson
ditentukan untuk . Untuk Dasar dari metode Newton
Raphson dalam penyelesaian
mendapatkan ditentukan aliran daya adalah deret Taylor
dengan menggunakan untuk suatu fungsi dengan dua
persamaan, variable lebih. Metode Newton
Rhapson menyelesaikan masalah
aliran daya dengan
…..(13)
menggunakan suatu set
persamaan non linier untuk
Atau menghitung besarnya tegangan
dan sudut fasa tegangan tiap bus.

…..…(14) Daya injeksi pada bus i adalah :

…….(18)
dimana dan adalah
komponen real dan imajiner Dalam hal ini dilakukan pemisahan
tegangan pada iterasi daya nyata dan daya reaktif
pada bus i. Pemisahan ini akan
berikutnya. Kecepatan menghasilkan suatu set
konvergensi dapat ditambahkan persamaan simultan non linear.
oleh aplikasi faktor ketelitian pada Dalam koordinat kutub diketahui:
iterasi berikutnya yaitu:

……………(19)
…..(15)

215
Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 3. Agustus 2011: 212 - 222

…………….(20)

……………(21) …………………(25)
Karena e = cos (δj- δi+θij) + j sin (δj- Elemen diagonal dari J1 adalah :
δi+θij), maka pemisahan daya
pada bus i menjadi komponen
real dan imajiner adalah:
………………....(26)

Elemen off-diagonal dari J2


adalah:

………..……….(22)
…………………(27)
Elemen diagonal dari J2 adalah:
…………………(23)

Nilai Pi dan Qi telah diketahui,


tetapi nilai Vi dan δi tidak diketahui …………………(28)
kecuali pada slack bus. Kedua
persamaan non linier tersebut Elemen off-diagonal dari J3
dapat diuraikan menjadi suatu set adalah:
persamaan simultan linier dengan
cara menyatakan hubungan
antara perubahan daya nyata ΔPi
dan daya reaktif ΔQi terhadap
perubahan magnitude tegangan …………………(29)
ΔVi dan sudut fasa tegangan Δδi.
Elemen diagonal dari J3 adalah:
ΔPi Ji J2 Δδ
=
ΔQi J3 J4 ΔV
…………………(30)
..…..…..(24)
Elemen-elemen off-diagonal dari
J4 adalah:
Elemen – elemen matriks Jacobi
dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan-
persamaan daya nyata dan ………………...(31)
reaktif pada bus I dari persamaan
(3.14) dan (3.15) yang diturunkan Elemen diagonal dari J4 adalah :
sebagai berikut : (i = 1, 2, … , n-1)
Elemen-elemen off-diagonal dari
J1 adalah:
…………………(32)

216
Perbandingan Metode Gauss-Siedel dan Metode Newton Raphson
Dalam Solusi Aliran Daya
(Nurhani Amin)

Elemen-elemen matriks Jacobi


dihitung setiap akan melakukan Proses iterasi kembali lagi ke proses
iterasi. awal dan hal ini terus diulangi
Perhitungan iterasi dimulai dengan sampai ΔPik dan ΔQik untuk semua
memberikan perkiraan magnitude bus (selain slack bus) memenuhi
tegangan dan sudut fasa harga toleransi yang diberikan
tegangan mula-mula. Perubahan- (biasanya diambil ≤ 0.001).
perubahan dalam daya nyata
δik+1 = δik + Δδik
dan daya reaktif yang telah
dijadwalkan dikurangi dengan |Vi |k+1 = |Vi |k + Δ |Vi |k …..(34)
daya nyata dan daya reaktif yang
dihitung dari persamaan (25) Jadi iterasi selesai bila,
sampai (32)
Δδik ≤ 0.001
ΔPik = Pi(terjadwal) - Pik
Δ |Vi |k ≤ 0.001
ΔQik = Qi(terjadwal) - Qik ...............(33)
3. Metodologi
i =1, 2, … , n-1
Untuk menguji kedua
Elemen-elemen matriks Jacobi metode, penulis menggunakan data
dihitung dengan menggunakan standar IEEE 5 Bus 7 Saluran, 14 Bus 20
magnitude tegangan dan sudut Saluran dan 30 Bus 41 Saluran.
fasa tegangan estimasi mula- Selanjutnya, kondisi konvergensi dan
mula. Dengan menggunakan hasil perhitungan yang lain dari
metode invers langsung maka metode Gauss-Seidel dan metode
persamaan linier (3.16) dapat Newton Raphson kemudian diamati.
dipecahkan untuk mendapatkan Proses iterasi ditentukan oleh kriteria
nilai-nilai magnitude tegangan konvergensi ε, dan dihentikan bila
dan sudut fasa tegangan estimasi ketelitian dayanya ≤ ε,(ε=0.001). Juga
yang baru pada tiap bus (kecuali membandingkan Rugi-rugi daya total
slack bus), sebagai berikut: yang dihasilkan kedua metode.

217
Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 3. Agustus 2011: 212 - 222

Gambar 2. Kurva Konvergensi Metode Gauss-Seidel pada


IEEE 5 Bus 7 Saluran

Gambar 3. Kurva Konvergensi Metode Newton Raphson


pada IEEE 5 Bus 7 Saluran

Tabel 1. Tegangan Hasil Iterasi Jaringan Standar IEEE 5 Bus 7


Saluran Dengan Metode Gauss Seidel
Bus No. Tegangan Mag. (pu) Tegangan Sudut (o)
1 1.060 0.000
2 1.000 -2.063
3 0.987 -4.639
4 0.984 -4.960
5 0.972 -5.765

Tabel 2. Tegangan Hasil Iterasi Jaringan Standar IEEE 5 Bus 7


Saluran Dengan Metode Newton Raphson Bus
Bus No. Tegangan Mag. (pu) Tegangan Sudut (o)
1 1.060 0.000
2 1.000 -2.061
3 0.987 -4.637
4 0.984 -4.957
5 0.972 -5.765

4. Hasil Pengujian Hasil perhitungan Magnitude


Tegangan dan Sudut Phasa
4.1 Sistem IEEE 5 BUS 7 SALURAN
Tegangan disajikan pada Tabel 1 dan
Hasil pengujian sistem IEEE 5
Tabel 2.
BUS 7 SALURAN disajikan pada
Gambar 2 dan Gambar 3.
4.3 Jumlah Iterasi dan Maximum Error
4.2. Hasil Perhitungan Magnitude
Jumlah iterasi dan maksimum
Tegangan dan Sudut Phasa
error Metode Gauss_Siedel dan
Tegangan
Metode Newton-Raphson disajikan
pada Tabel 3 dan Tabel 4.

218
Perbandingan Metode Gauss-Siedel dan Metode Newton Raphson
Dalam Solusi Aliran Daya
(Nurhani Amin)

4.4 Total Daya keluaran phasa pada tabel diatas hasilnya


Total Daya keluaran Metode pada metode Gauss-Seidel dan
Gauss-Siedel disajikan pada Tabel 5. metode Newton Raphson hampir
mendekati sama ini membuktikan
bahwa kedua metode ketelitiannya
4.5 Total Rugi-rugi Daya hampir sama. Selain itu semua
Total Rugi-rugi Daya untuk tegangan bus dan sudut phasa
kedua metode disajikan pada Tabel 6 tegangan masih dalam batas variasi
dan Tabel 7. yang ditentukan yakni dibawah
4.6 Analisa toleransi ± 5%.
Pada hasil perhitungan
magnitude tegangan dan sudut

Tabel 3. Jumlah Iterasi dan Maximum Error Metode Gauss-Seidel


Model Jaringan Iterasi Max. Error
5 Bus 7 Saluran 29 0.000513654
14 Bus 20 Saluran 195 0.00092276
30 Bus 41 Saluran 34 0.000951884

Tabel 4. Jumlah Iterasi dan Maximum Error Metode Newton Raphson


Model Jaringan Iterasi Max. Error
5 Bus 7 Saluran 3 0.0000781261
14 Bus 20 Saluran 9 0.000515237
30 Bus 41 Saluran 4 0.000000754898

Tabel 5. Total Daya Keluaran Metode Gauss-Seidel


Model Jaringan Total Daya (MW) Total Daya (MVAR)
5 Bus 7 Saluran 171.141 29.139
14 Bus 20 Saluran 272.559 108.168
30 Bus 41 Saluran 300.950 125.089

Tabel 6. Total Rugi-rugi Daya Metode Gauss-Seidel


Model Jaringan Rugi Daya (MW) Rugi Daya (MVAR)
5 Bus 7 Saluran 6.125 -10.768
14 Bus 20 Saluran 13.604 26.975
30 Bus 41 Saluran 17.594 22.233

Tabel 7. Total Rugi-rugi Daya Metode Newton Raphson


Model Jaringan Rugi Daya (MW) Rugi Daya (MVAR)
5 Bus 7 Saluran 6.122 -10.777
14 Bus 20 Saluran 13.737 26.707
30 Bus 41 Saluran 17.599 22.244

219
Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 3. Agustus 2011: 212 - 222

Dari tabel diatas dapat kita jaringan 14 Bus 20 Saluran dan 30 Bus
lihat bahwa jumlah iterasi dari model 41 Saluran hampir sama dengan
jaringan 5 Bus 7 Saluran, 14 Bus 20 model 5 Bus 7 Saluran metode
Saluran dan 30 Bus 41 Saluran metode Newton Raphson lebih unggul
Gauss-Seidel lebih banyak dibanding dibandingkan metode Gauss-Seidel.
metode Newton Raphson, ini Pada total daya ini hasil perhitungan
membuktikan bahwa metode yang diperoleh relatif hampir sama
Newton Raphson mempunyai kurva untuk daya aktif dan daya reaktif,
iterasi yang lebih baik daripada perbedaan mulai terjadi pada angka
metode Gauss-Seidel. Pada metode desimal ketiga. Perbedaan tersebut
Gauss Seidel jumlah iterasi pada masih cukup kecil atau dibawah
model jaringan 14 Bus 20 saluran dan toleransi ± 5%, sehingga dapat
30 Bus 41 saluran menghasilkan iterasi dinyatakan kedua metode
195 dan 34 untuk 5 Bus 7 saluran menunjukkan ketelitian yang sama.
menghasilkan 29, sehingga dapat Untuk masalah rugi-rugi daya
dianalisa bahwa untuk metode saluran pada kedua metode hasilnya
Gauss- Seidel ini lebih cocok untuk pada model jaringan 5 Bus 7 Saluran,
jaringan yang sedikit busnya, 14 Bus 20 Saluran dan 30 Bus 41
sedangkan untuk metode Newton Saluran, rugi-ruginya hampir
Raphson lebih stabil untuk mencapai mendekati sama. Melihat hasil
konvergen sehingga cocok untuk bus perhitungan rugi-rugi daya tersebut
yang sedikit maupun banyak. untuk kedua metode hasilnya
Untuk metode Newton mendekati sama berarti ketelitian
Raphson dengan metode Gauss- untuk perhitungan rugi-rugi daya
Seidel jumlah iterasi metode Gauss- hampir sama ketelitiannya.
Seidel lebih banyak dikarenakan
pada pemecahan persamaan
aljabar non linier pada metode 5. Peneutup
Newton Raphson menggunakan 5.1 Kesimpulan
kuadratis konvergen untuk proses Dari hasil pengujian simulasi dan
iterasi ini memberikan keuntungan analisa terhadap data-data yang
untuk masalah konvergensi. Metode ada dapat penulis ambil kesimpulan
Newton Raphson lebih cepat sebagai berikut :
konvergen dibanding metode Gauss- a. Jumlah iterasi untuk mencapai
Seidel masalahnya metode Gauss- konvergen, metode Gauss-Seidel
Seidel tidak menggunakan metode (29 Iterasi untuk jaringan 5 Bus 7
kuadratis konvergen. Saluran) lebih banyak
Untuk toleransi simpangan dibandingkan metode Newton
daya maksimum (maximum error) Raphson (3 Iterasi untuk jaringan 5
pada model jaringan 5 Bus 7 saluran Bus 7 Saluran). Ini membuktikan
metode Gauss-Seidel menghasilkan bahwa metode Newton Raphson
maximum error lebih besar dibanding mempunyai kurva iterasi yang
metode Newton Raphson yaitu lebih baik daripada metode
0.000513654 dan untuk metode Gauss Seidel.
Newton Raphson menghasilkan b. Untuk masalah rugi-rugi daya
0.0000781261. Ini mebuktikan bahwa saluran pada kedua metode
ketelitian dari metode Newton hasilnya hampir mendekati sama
Raphson lebih baik dari pada metode berarti ketelitian untuk
Gauss-Seidel. Untuk hasil dari model

220
Perbandingan Metode Gauss-Siedel dan Metode Newton Raphson
Dalam Solusi Aliran Daya
(Nurhani Amin)

perhitungan rugi-rugi daya hampir Penerbitan Universitas


sama ketelitiannya. Brawijaya, Malang, 1983.
c. Operasi matematik metode
Duane Hanselman, Bruce Littlefield,
Newton Raphson lebih sulit bila
“The Student Edition of
dibandingkan dengan metode
MATLAB Version 4”, The Math
Gauss-Seidel dikarenakan metode
Works, Inc, Prentice Hall,
Newton Raphson ada
Englewood Cliffs, New Jersey,
pembentukan matrik Jacobian,
1995.
begitu pula dengan penyusunan
program komputernya, secara Duane Hanselman, Bruce Littlefield,
relative metode Newton Raphson Terjemahan : Jozep Edyanto,
memerlukan waktu lebih lama. “MATLAB Bahasa Komputasi
d. Metode Newton Raphson lebih Teknis”, Penerbit Andi,
sesuai untuk menghitung aliran Yogyakarta, 2000.
beban pada sistem dengan
jumlah yang besar, dan kurang Hadi Saadat, ”Power System
sesuai untuk sistem kecil, sedang Analysis”, McGraw-Hill Series
metode Gauss-Seidel bersifat In Electrical and Computer
sebaliknya. Engineering, 1999.
John Matcho & David R. Faulkner,
5.2 Saran Terjemahkan : Henry Ardian,
a. Penulis menyarankan adanya “Panduan Penggunaan
pengembangan selanjutnya dari Delphi”, Penerbit Andi,
Jurnal ini untuk dibandingkan Yogyakarta, 1997.
metodenya dengan metode- P. S. R. Murty, “Power System
metode lainnya sebagai Operation and Control”, Tata
perbandingan. Dan juga dapat McGraw-Hill Publishing
dicoba diterapkan pada model Company Limited, New Delhi,
sistem jaringan bus yang besar 1984.
contohnya seperti model jaringan
standar IEEE 57 bus 80 saluran. Pai M.A., “Computer Techniques in
b. Simulasi dalam Jurnal ini masih Power System Analysis”, Tata
menggunakan asumsi umum studi McGraw-Hill Publishing
aliran daya, yakni kondisi system Company Limited, New Delhi,
dianggap stabil (Balance System) 1980.
untuk itu penulis menyarankan Seminar system Tenaga Elektrik I,
untuk mencoba menggunakan “Proceedings”, Institute
pula pada kondisi tak stabil Teknologi Bandung, Bandung,
(Unbalanced System). 2000.
Sulasno, Ir, “Analisa Sistem Tenaga
6. Daftar Pustaka Listrik Edisi Kedua”, Badan
A Arismunandar, DR, S. Kuwahara, DR, Penerbit Universitas
“Teknik Tenaga Listrik Jilid II”, Diponegoro, Semarang, 2001.
PT Pradnya Paramita, Jakarta,
1993. T. S. Hutauruk, “Analisa Sistem Tenaga
Listrik Jilid I”, Diklat Kuliah,
Budiono Mismail, “Analisa Sistem Fakultas Teknik Industri, ITB,
Tenaga”, Lembaga Bandung, 1985.

221
Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 3. Agustus 2011: 212 - 222

T. S. Hutauruk, “Transmisi Daya Listrik”,


Penerbit Erlangga, Jakarta,
1990.
Turan Gonen, “Modern Power System
Analysis”, John Wiley and
Sons Inc, 1988.
William D. Stevenson, Jr, Alih Bahasa :
Ir. Kamal Idris, “Analisa Sistem
Tenaga Listrik”, Penerbit
Erlangga, Jakarta, 1994.

222

Anda mungkin juga menyukai