Anda di halaman 1dari 6

2.1.

Tanda-tanda Bahaya Persalinan

1. Riwayat bedah sc
Bekas luka operatif CS pada uterus akan mengalami perubahan selama proses
kehamilan selanjutnya. Peningkatan lebar rata-rata 1,8 mm per semester pada bagian
bekas luka. Sedangkan kedalaman dan panjang bekas luka mengalami penurunan
dengan rata-rata 1,8 mm dan 1,9 mm per trimester. Ketebalan myometrium residual
menurun rata-rata 1,1 mm per trimester.
Perubahan yang terjadi tersebut meningkatkan resiko terjadinya ruptur uteri pada
kehamilan dan persalinan dengan riwayat CS. Ruptur uteri pada bekas CS sering
sukar sekali didiagnosa, karena tidak ada gejala-gejala khas seperti pada rahim yang
utuh. Mungkin hanya ada perdarahan yang lebih dari perdarahan pembukaan atau ada
perasaan nyeri pada daerah bekas luka. Ruptur semacam ini disebut silent rupture,
yang gambaran klinisnya sangat berbeda dengan gambaran klinis ruptur uteri pada
uterus yang utuh. Hal ini dikarenakan biasanya ruptur pada bekas luka CS terjadi
sedikit demi sedikit.

2. Perdarahan pervaginam selain dari lender bercampur darah (Show)


 Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim
sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum.
 Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan maternal
plasenta dari tempat implantasinya yang normal pada lapisan desidua
endometrium sebelum waktunya yakni sebelum anak lahir1
 Ruptura uteri ialah keadaan robekan pada rahim di mana telah terjadi hubungan
langsung antara rongga amnion dan rongga peritoneum.

3. Kehamilan kurang dari 37 mg


Persalinan prematur adalah persalinan yang dimulai setiap saat setelah awal
minggu gestasi ke-20 sampai akhir minggu gestasi ke-37 (Varney, 2007). Masalah
utama dalam persalinan prematur adalah perawatan bayinya, semakin muda usia
kehamilannya semakin besar morbiditas dan mortalitasnya (Saifuddin, 2009).
Persalinan prematur merupakan penyebab utama yaitu 60-80% morbiditas dan
mortalitas neonatal di seluruh dunia. Indonesia memiliki angka kejadian prematur
sekitar 19% dan merupakan penyebab utama kematian perinatal.
Penyebab kematian tersebut antara lain asfiksia (49-60%), infeksi (24-34%), BBLR
(15-20%), trauma persalinan (2-7%), dan cacat bawaan (1-3%) (Kurniasih, 2009).
Secara teoritis faktor risiko prematur dibagi menjadi 4 faktor, yaitu faktor
iatrogenik, faktor maternal, faktor janin, dan faktor perilaku. Faktor iatrogenik
merupakan faktor dari kesehatan medis. Faktor maternal meliputi riwayat prematur
sebelumnya, umur ibu, paritas ibu, plasenta previa, kelainan serviks (serviks
inkompetensi), hidramnion, infeksi intra-amnion, hipertensi dan trauma. Faktor janin
meliputi kehamilan kembar (gemelli), janin mati (IUFD), dan cacat bawaan (kelainan
kongenital). Faktor perilaku meliputi ibu yang merokok dan minum alkohol.

4. Ketuban pecah disertai dengan keluarnya meconial kental


Air ketuban yang bercampur dengan mekonium merupakan pencetus terjadinya
asfiksia pada bayi baru lahir. Apabila janin tidak memperoleh cukup oksigen selama
kehamilan dan persalinan janin akan mengeluarkan mekonium akibat adanya
peningkatan peristaltic usus dan terjadinya rileksasi spingter ani sehingga isi rectum
diekskresikan (Manuaba, 2010).
Asfiksi neonatoum dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah
faktor keadaan ketuban keruh atau air ketuban bercampur dengan mekonium bayi.
Penanganan bayi asfiksia yang tidak dilakukan secara sempurna akan
menyebakan kondisi semakin buruk. Bayi yang lahir dengan keadaan asfiksia bisa
menyebabkan kematian, jika bayi dapat bertahan hidup, diperkirakan akan menderita
cacat mental. Kemampuan mental anak menurun yang membawa manifestasi lanjut
berupa retardasi atau keterbelakangan mental seperti epilepsy dan bodoh di masa
mendatang (Wiknjosastro, 2007, 2010).
5. Ketuban telah pecah (> dari 24 jam) atau ketuban pecah pada kehamilan < 37
minggu
Ketuban pecah dini (KPD) atau sering disebut premature rupture of the
membrane (PROM) adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan.
Bila KPD terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu disebut ketuban pecah dini
dalam kehamilan prematur.
Sepsis neonatorum biasa diartikan sebagai gejala sistematik infeksi oleh bakteri,
virus, dan jamurpada periode neonatal dengan gejala awal yang bervariasi, dari
hanya malas minum, hingga syok septik. Salah satu factor resiko terjadinya sepsis
adalah ketuban telah pecah > dari 24 jam.
Pada analisis bivariat ketuban pecah >24 jam, dan demam pada ibu dengan suhu
>380 C ditunjukkan hubungan yang erat dengan berkembangnya sepsis, tetapi tidak
terbukti pada analisis multivariat. Hasil tersebut menunjukkan bahwa keduanya
merupakan faktor yang memperkuat kejadian sepsis yang tinggi pada bayi lahir
prematur dan asfiksia (nilai APGAR rendah).

6. Tanda-tanda atau gejal-gejala infeksi


Peningkatan suhu tubuh, menggigil, nyeri abdomen, cairan ketuban yang berbau
Menggigil

7. Tekanan darah > 160/110 dan/atau terdapat gejala PEB


 Hipenensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20
minggu atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis seteiah umur kehamilan 20
minggu dan hipertensi menetap sampai 12 minggu pascapersalinan.
 Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan
disertai dengan proteinuria
 Eklampsia adalah preeklampsia yang disertai dengan kejang-keiang danlatau
koma
 Hipertensi kronik dengan superimposed preeklampsia adalah hipertensi kronik di
sertai tanda-tanda preeklampsia atau hipertensi kronik disertai proteinuria
 Hipertensi gestasional (disebur juga transient lrypertension) adalah hipertensi
yang timbul pada kehamilan tanpa disertai proteinuria dan hipenensi menghilang
setelah 3 bulan pascapersailinan atau kehamilan dengan tanda-tanda
preeklampsia tetapi tanpa proteinuria

8. Tinggi fundus 40 cm atau lebih


(Kehamilan ganda, macrosomia, polihidramnion)

9. DJJ <100 atau >180 x/m pada 2x penilaian dengan jarak 5 menit (gawat janin)

10. Malpresentasi/Malposisi
Apabila janin dalam keadaan malpresentasi atau malposisi, maka dapat terjadi
persalinan yang lama atau bahkan macet. Malpresentasi adalah semua presentasi
janin selain presentasi belakang kepala. Malposisi adalah posisi abnormal ubun-ubun
kecil relatif terhadap panggul ibu. Presentasi ganda (majemuk) adanya bagian janin
misalnya lengan atau tangan bersamaan dengan presentasi belakang kepala

11. Tanda-tanda gejala syok


 Nadi cepat, lemah (lebih dari 110x/menit)
 Tekanan darah rendah (< 90 mmhg)
 Pucat
 Berkeringat atau kulit lembab, dingin
 Nafas cepat (> 30x/menit)
 Cemas, bingung atau tidak sadar
 Produksi urin sedikit (kurang dari 30 ml/jam)

12. Tanda – tanda gejala persalinan lama


Persalinan lama, disebut juga "distosia", didefinisikan sebagai persalinan yang
abnormal/sulit. Sebab-sebabnya dapat dibagi dalam 3 golongan berikut ini.
 Kelainan tenaga (kelainan his). His yang tidak normal dalam kekuaran arau
sifatnya menyebabkan kerintangan pada jalan lahir yarrglazim terdapat pada
setiap persalinan, tidak dapat diatasi sehingga persalinan mengalami hambatan
arau kemaceran.
 Kelainan janin. Persalinan dapat mengalami gangguan atau kemaceran karena
kelainan dalam letak atau dalam bentuk janin.
 Kelainan jalan lahir. Kelainan dalam ukuran atau bentuk jalan lahir bisa
menghalangi kemajuan persalinan atau menyebabkan kemacetan.
Naji O, Daemen A, Smith A, Abdallah Y, Saso S, Stalder C, et al. Changes in Cesarean section
scar dimension during pregnancy: a prospective longitudinal study. J Ultrasound
Obstet Gynecol. 2013; 41(5):556-62.
Wiknjosastro H. Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2008.
Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4. Jakarta: EGC
Saifuddin, A B. 2009. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:
YBPSP
Kurniasih, Shinta. 2009. Persalinan Prematur. Available at: http://jurnal.unimus.ac.id
http://himapid.com/2009/10/persali nan-prematur.html [accessed on Januari 2011]
Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YP-SP
Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai