Anda di halaman 1dari 18

Modul 5

Ukuran Kemiringan dan Ukuran


Keruncingan dari Kurva Normal

Drs. Nar Herrhyanto

PENDAHULUA N

D alam modul ini Anda akan mempelajari ukuran-ukuran yang berkaitan


dengan bentuk lengkungan, yaitu ukuran kemiringan dan ukuran
keruncingan. Di samping itu, juga akan dipelajari kurva normal termasuk
sifat-sifatnya dan penggunaannya.
Dalam mempelajari Modul 5 ini kegiatan belajar yang diberikan terbagi
atas dua bagian, yaitu Kegiatan Belajar 1 dan Kegiatan Belajar 2. Dalam
Kegiatan Belajar 1, Anda akan mempelajari ukuran kemiringan. Dalam
Kegiatan Belajar 2, Anda akan mempelajari ukuran keruncingan (kurtosis).
Dalam mempelajari materi Modul 5 ini, Anda akan menggunakan
ukuran gejala pusat, ukuran letak, dan ukuran dispersi yang Anda pelajari
dalam Modul 4.
Setelah Anda mempelajari Modul 5 ini, secara keseluruhan Anda
diharapkan dapat memahami ukuran kemiringan dan ukuran keruncingan.
Sedangkan secara khususnya, Anda diharapkan dapat:
1. menghitung koefisien kemiringan dari sekumpulan data;
2. menentukan model distribusi dari sekumpulan data ditinjau dari
kemiringannya;
3. menghitung koefisien keruncingan dari sekumpulan data;
4. menentukan model distribusi dari sekumpulan data ditinjau dari
keruncingannya;
5.2 Statistika Pendidikan z

Kegiatan Belajar 1

Ukuran Kemiringan

M isalkan kita mempunyai sekumpulan data populasi. Apabila


digambarkan grafiknya maka akan diperoleh beberapa macam model
distribusinya. Dari beberapa model distribusi tersebut ada enam model yang
dikaitkan dengan ukuran kemiringan dan ukuran keruncingan. Oleh karena
itu, berikut ini akan dibahas kedua macam ukuran tersebut.

A. UKURAN KEMIRINGAN

Ukuran kemiringan adalah ukuran yang menyatakan sebuah model


distribusi yang mempunyai kemiringan tertentu. Apabila diketahui besarnya
nilai ukuran ini maka dapat diketahui pula bagaimana model distribusinya,
apakah distribusi itu simetrik, positif atau negatif.
Berikut ini diberikan ketiga macam model distribusi tersebut.

x x x
Gambar 5.1 Gambar 5.2 Gambar 5.3
Distribusi Positif Distribusi Simetrik Distribusi Negatif

Untuk mengetahui apakah sekumpulan data mengikuti model distribusi


positif, negatif atau simetrik, hal ini dapat dilihat berdasarkan nilai koefisien
kemiringannya. Ada beberapa rumus untuk menghitung koefisien
kemiringan, yaitu:

1. Koefisien Kemiringan Pertama dari Pearson


x − Mo
Koefisien kemiringan =
s
dengan: x = rata-rata; Mo = Modus; s = simpangan baku
z PEMA4210/MODUL 5 5.3

2. Koefisien Kemiringan Kedua dari Pearson

3( x − Me)
Koefisien kemiringan =
s

dengan: x = rata-rata; Me = Median; s = simpangan baku

3. Jika kita menggunakan Nilai Kuartil maka Rumusnya adalah

K 3 − 2 K 2 + K1
Koefisien kemiringan =
K 3 − K1

dengan: K1 = Kuartil pertama; K2 = Kuartil kedua; K3 = Kuartil ketiga

4. Jika kita menggunakan Nilai Persentil maka rumusnya adalah

P90 − 2 P50 + P10


Koefisien kemiringan =
P90 − P10

dengan: P10 = Persentil ke-10; P50 = Persentil ke-50; P90 = Persentil


ke-90

Menurut Pearson, dari hasil koefisien kemiringan di atas, ada tiga


kriteria untuk mengetahui model distribusi dari sekumpulan data (baik data
tidak terkelompok maupun data terkelompok), yaitu:
a. Jika koefisien kemiringan lebih kecil dari nol maka bentuk distribusinya
negatif.
b. Jika koefisien kemiringannya sama dengan nol maka bentuk
distribusinya simetrik.
c. Jika koefisien kemiringan lebih besar dari nol maka bentuk distribusinya
positif.

Contoh:
Misalkan berat badan bayi (dicatat dalam kg) yang baru lahir selama
seminggu tertentu di Rumah Sakit Bersalin ”SEHAT” dapat dilihat dalam
Tabel 5.1.
5.4 Statistika Pendidikan z

Tabel 5.1
Berat Badan Bayi yang Baru Lahir (dalam Kg)
Selama Seminggu Tertentu di Rumah Sakit Bersalin "SEHAT"

Berat Badan Banyak Bayi


2,5 – 2,6 2
2,7 – 2,8 3
2,9 – 3,0 5
3,1 – 3,2 7
3,3 – 3,4 6
3,5 – 3,6 5
Jumlah 28

Hitung koefisien kemiringannya dengan menggunakan nilai kuartil.

Penyelesaian:
Rumus yang digunakannya adalah:
K − 2 K 2 + K1
Koefisien kemiringan = 3
K 3 − K1
Sebelumnya kita harus menghitung dahulu K1, K2, dan K3.

Untuk kuartil pertama (K1)


Kelas kuartil pertama adalah sebuah kelas interval yang frekuensinya
apabila dijumlahkan dari frekuensi kelas interval pertama mencapai paling
1 1
sedikit ( n + 1) , yaitu = × 29 orang = 7 orang.
4 4
Ternyata kelas kuartil kesatu terletak pada kelas interval ketiga, karena
jumlah frekuensi kumulatifnya (2 + 3 + 5) orang = 10 orang. Sehingga kita
bisa menghitung besaran-besaran yang diperlukan dalam rumus kuartil
kesatu, yaitu BbK1 = 2,9 − 0, 05 = 2,85 ; p = 3,1 – 2,9 = 0,2; FK1 = 2 + 3 = 5 ;
dan f K1 = 5. Jadi:
⎛1 ⎞
⎜ n − FK1 ⎟ ⎛ 7−5⎞
K1 = BbK1 + p ⎜ 4 ⎟ = 2,85 + 0, 2 ⎜ ⎟ = 2,85 + 0, 2 ( 0, 4 )
⎜⎜ f K1 ⎟⎟ ⎝ 5 ⎠
⎝ ⎠
= 2,85 + 0, 08 = 2,93
z PEMA4210/MODUL 5 5.5

Untuk kuartil kedua, (K2)


Kelas kuartil kedua adalah sebuah kelas interval yang frekuensinya
apabila dijumlahkan dari frekuensi kelas interval pertama mencapai paling
2 2
sedikit ( n + 1) , yaitu = × 29 orang = 14 orang.
4 4
Ternyata kelas kuartil kedua terletak pada kelas interval keempat, karena
jumlah frekuensinya (2 + 3 + 5 + 7) orang = 17 orang. Sehingga kita bisa
menghitung besaran-besaran yang diperlukan dalam rumus kuartil kedua,
yaitu BbK2 = 3,1 − 0, 05 = 3, 05 ; p = 0,2; FK2 = 2 + 3 + 5 = 10 ; dan f K2 = 7 .
Jadi:
⎛2 ⎞
⎜ 4 n − FK2 ⎟ ⎛ 14 − 10 ⎞
K 2 = BbK2 + p ⎜ ⎟ = 3, 05 + 0, 2 ⎜ ⎟ = 3, 05 + 0, 2 ( 0,57 )
⎜⎜ f K2 ⎟⎟ ⎝ 7 ⎠
⎝ ⎠
= 3, 05 + 0,114 = 3,16

Untuk kuartil ketiga, (K3)


Kelas kuartil ketiga adalah sebuah kelas interval yang frekuensinya
apabila dijumlahkan dari frekuensi kelas interval pertama mencapai paling
3 3
sedikit ( n + 1) , yaitu = × 28 orang = 21 orang.
4 4
Ternyata kelas kuartil ketiga terletak pada kelas interval kelima, karena
jumlah frekuensinya (2 + 3 + 5 + 7 + 6) orang = 23 orang, sehingga kita bisa
menghitung besaran-besaran yang diperlukan dalam rumus kuartil ketiga,
yaitu: BbK3 = 3,3 − 0, 05 = 3, 25 ; p = 0,2; FK3 = 2 + 3 + 5 + 7 = 17 ; dan
f K3 = 6 . Jadi:
⎛3 ⎞
⎜ 4 n − FK3 ⎟ ⎛ 21 − 17 ⎞
K 3 = BbK3 + p ⎜ ⎟ = 3, 25 + 0, 2 ⎜ ⎟ = 3, 25 + 0, 2 ( 0, 667 )
⎜⎜ f K3 ⎟ ⎝ 6 ⎠

⎝ ⎠
= 3, 25 + 0,133 = 3,38

Sehingga,
3,38 − 2(3,16) − 2,93 −0, 01
koefisien kemiringannya = = = −0,022.
3,38 − 2,93 0, 45
5.6 Statistika Pendidikan z

L A TIH A N

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah latihan berikut!
1) Berikut ini diberikan data mengenai tinggi badan (dalam cm) dari
sejumlah mahasiswa:
160,3; 161,8; 160,5; 165,6; 164,9; 166,0; 169,2; 165,1; 165,1; 160,7;
161,9; 166,2; 168,1; 163,0; 162,2; 166,4.
Hitung koefisien kemiringan dengan menggunakan rumus pertama dari
Pearson!
2) Dari soal nomor 1, hitung koefisien kemiringan dengan menggunakan
rumus kedua dari Pearson.
3) Dari soal nomor 1, hitung koefisien kemiringan dengan menggunakan
nilai kuartil.
4) Dari soal nomor 1, hitung koefisien kemiringan dengan menggunakan
nilai persentil.

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Rumus yang digunakan adalah


x − Mo
Koefisien kemiringan =
s

x=
∑ xi = 160,3 + 161,8 + … + 166, 4 = 2.627 = 164,1875
n 16 16
Mo = 165,1
n ∑ xi2 − ( ∑ xi )
2

s=
n (n − 1)
16 (160,32 + 161,82 + … + 166, 42 ) − 2.627 2
=
16(15)
16 ( 431.434,56 ) − 6.901.129 1.823,96
= = = 2, 76
240 240
Sehingga:
z PEMA4210/MODUL 5 5.7

164,1875 − 165,1 −0,9125


Koefisien kemiringan = = = −0,331
2, 76 2, 76
2) Sebelum kita menghitung koefisien kedua dari Pearson terlebih dahulu
kita urutkan datanya dari yang terkecil hingga terbesar:
160,3; 160,5; 160,7; 161,8; 161,9; 162,2; 163,0; 164,9; 165,1; 165,1;
165,6; 166,0; 166,2; 166,4; 168,1; 169,2
Rumus yang digunakannya adalah:
3( x − Me)
Koefisien kemiringan =
s
Kita sudah menghitung x dan s, yaitu x = 164,1875 dan s = 2,76
Sedangkan Median
⎛1 ⎞ ⎛1 ⎞
data ke ⎜ n ⎟ + data ke ⎜ n + 1⎟
Me = ⎝2 ⎠ ⎝2 ⎠ = data ke 8 + data ke 9
2 2
164,9 + 165,1
= = 165
2
Sehingga:
3 (164,1875 − 165 ) −2, 4375
Koefisien kemiringan = = = −0,883
2, 76 2, 76

3) Rumus yang digunakannya adalah:


K − 2 K 2 + K1
Koefisien kemiringan = 3
K 3 − K1
Untuk kuartil kesatu, K1
1(16 + 1)
Letak K1 = data ke = data ke-4,25
4
K1 = data ke-4 + 0,25 (data ke-5 − data ke-4)
= 161,8 + 0,25 (161,9 − 161,8) = 161,8 + (0,25)(0,1)
= 161,8 + 0,025 = 161,825

Untuk kuartil kedua, K2


2(16 + 1)
Letak K2 = data ke = data ke-8,5
4
K2 = data ke-8 + 0,5 (data ke-9 − data ke-8)
= 164,9 + 0,50 (165,1 – 164,9) = 164,9 + (0,50)(0,2)
= 164,9 + 0,1 = 165
5.8 Statistika Pendidikan z

Untuk kuartil ketiga, K3


3(16 + 1)
Letak K3 = data ke = data ke-12,75
4
K3 = data ke-12 + 0,75 (data ke-13 – data ke-12)
= 166,0 + 0,75 (166,2 – 166,0) = 166,0 + (0,75)(0,2)
= 166,0 + 0,15 = 166,15
166,15 – 2(165,0) + 161,825
Jadi, koefisien kemiringan = = –0,468
166,15 −161,825
4) Rumus yang digunakan adalah
P − 2 P50 + P10
koefisien kemiringan = 90
P90 − P10
Untuk Persentil ke-10, P10
10 (16 + 1)
Letak P10 = data ke = data ke-1,7
100
P10 = data ke 1 + 0,7 (data ke-2 – data ke-1)
= 160,3 + 0,7 (160,5 – 160,3) = 160,3 + (0,7)(0,2)
= 160,3 + 0,14 = 160,44.

Untuk Persentil ke-50, P50


50 (16 + 1)
Letak P50 = data ke = data ke-8,5
100
P50 = data ke-8 + 0,5 (data ke-9 – data ke-8)
= 164,9 + 0,5 (165,1 – 164,9) = 164,9 + (0,5)(0,2)
= 164,9 + 0,1 = 165,0

Untuk Persentil ke-90, P50


90 (16 + 1)
Letak P90 = data ke = data ke-15,3
100
P90 = data ke-15 + 0,3 (data ke-16 – data ke-15)
= 168,1 + 0,3 (169,2 – 168,1) = 168,1 + (0,3)(1,1)
= 168,1 + 0,33 = 168,43
168,43 – 2(165,0) + 160,44
Jadi, koefisien kemiringan = = −0,1414
168, 43 − 160, 44
z PEMA4210/MODUL 5 5.9

RA NGK UMA N

1. Beberapa distribusi yang dikaitkan dengan ukuran kemiringan


adalah distribusi positif, distribusi simetrik dan distribusi negatif.
2. Untuk mengetahui distribusi dari sekumpulan data ditinjau dari
kemiringannya, kita harus menghitung koefisien kemiringannya.
Ada empat rumus untuk menghitung koefisien kemiringan, yaitu
a. Koefisien kemiringan pertama dari Pearson.
x − Mo
Koefisien kemiringan =
s
b. Koefisien kemiringan kedua dari Pearson
3( x − Me)
Koefisien kemiringan = .
s
c. Koefisien kemiringan dengan menggunakan nilai kuartil.
K 3 − 2 K 2 + K1
Koefisien kemiringan =
K 3 − K1
d. Koefisien kemiringan dengan menggunakan nilai persentil
P90 − 2 P50 + P10
Koefisien kemiringan =
P90 − P10

TES FORMATIF 1

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1) Misalkan sekumpulan data mempunyai distribusi positif. Jika kita


menghitung nilai-nilai median, rata-rata dan modus maka akan diperoleh
hubungan sebagai berikut ....
A. modus lebih keci1 dari rata-rata dan median lebih kecil dari modus
B. modus lebih kecil dari rata-rata dan median lebih kecil dari rata-rata
C. median lebih kecil dari modus dan modus lebih kecil dari rata-rata
D. median lebih besar dari rata-rata dan median lebih kecil dari modus

2) Untuk menghitung koefisien kemiringan dari sekumpulan data di


antaranya digunakan rumus ....
A. koefisien kemiringan sama dengan modus dikurangi rata-rata
kemudian hasilnya dibagi simpangan baku
B. koefisien kemiringan sama dengan rata-rata ditambah modus,
kemudian hasilnya dibagi simpangan baku
5.10 Statistika Pendidikan z

C. koefisien kemiringan sama dengan rata-rata dikurangi median,


kemudian hasilnya dibagi simpangan baku
D. koefisien kemiringan sama dengan rata-rata dikurangi modus,
kemudian hasilnya dibagi simpangan buku

3) Kriteria yang digunakan dalam menentukan distribusi dari sekumpulan


data adalah sebagai berikut, kecuali jika koefisien kemiringannya ....
A. kurang dari nol maka distribusinya adalah negatif
B. sama dengan nol maka distribusinya adalah simetrik
C. lebih dari nol maka distribusinya adalah positif
D. sama dengan nol maka distribusinya adalah anti simetris

4) Jika koefisien kemiringan dari sekumpulan data hasilnya sama dengan


1,25 maka distribusinya adalah ....
A. simetrik
B. positif
C. negatif
D. leptokurtik

5) Diberikan data hasil ulangan siswa SD X sebagai berikut:

Nilai Frekuensi
50 – 59 11
60 – 69 23
70 – 79 36
80 – 89 24
90 – 99 16

Koefisien kemiringan pertama dari Pearson dari data tersebut adalah ….


A. 0,067
B. 0,076
C. 0,670
D. 0,760

6) Dari data pada Nomor 5, Koefisien kemiringan kedua dari Pearson


adalah ....
A. 0,034
B. 0,043
C. 0,34
D. 0,43
z PEMA4210/MODUL 5 5.11

7) Dari data pada No. 5, koefisien kemiringan dengan kuartil adalah ….


A. 0,01
B. 0,02
C. 0,03
D. 0,04

8) Dari data pada No. 5, koefisien kemiringan dengan persentil adalah ….


A. 0,022
B. 0,033
C. 0,044
D. 0,055

9) Dari data pada No. 5, distribusi data tersebut adalah ….


A. negatif
B. positif
C. simetris
D. kuadratis

10) Dari data pada No. 5, bentuk distribusi data tersebut adalah ….
A.

B.
5.12 Statistika Pendidikan z

C.

D.

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = ×100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang
belum dikuasai.
z PEMA4210/MODUL 5 5.13

Kegiatan Belajar 2

Ukuran Keruncingan (Kurtosis)

K urtosis adalah derajat kepuncakan dari suatu distribusi, biasanya


diambil relatif terhadap distribusi normal. Sebuah distribusi yang
mempunyai puncak relatif tinggi dinamakan leptokurtik (lihat Gambar 5.4).
Sebuah distribusi yang mempunyai puncak mendatar dinamai platikurtik
(lihat Gambar 5.5). Distribusi normal yang puncaknya tidak terlalu tinggi
atau puncaknya tidak mendatar dinamakan mesokurtik (lihat Gambar 5.6).

Gambar 5.4 Gambar 5.5 Gambar 5.6


Leptokurtik Platikurtik Mesokurtik

Untuk mengetahui apakah sekumpulan data mengikuti distribusi


leptokurtik, platikurtik atau mesokurtik, hal ini dapat dilihat berdasarkan nilai
koefisien kurtosisnya. Untuk menghitung koefisien kurtosis digunakan rumus
koefisien kurtosis, yaitu:
1
( K 3 − K1 )
K=2
P90 − P10
dengan: K1 = Kuartil pertama
K3 = Kuartil ketiga
P10 = Persentil ke 10
P90 = PersentiL ke 90

Dari hasil koefisien kurtosis di atas, ada tiga kriteria untuk mengetahui
model distribusi dari sekumpulan data, yaitu:
1. jika koefisien kurtosisnya kurang dari 0,263 maka distribusinya adalah
platikurtik;
5.14 Statistika Pendidikan z

2. jika koefisien kurtosisnya sama dengan 0,263 maka distribusinya adalah


mesokurtik; dan
3. jika koefisien kurtosisnya lebih dari 0,263 maka distribusinya adalah
leptokurtik.

Contoh:
Lihat data dalam daftar (1), yaitu mengenai berat badan bayi yang baru
lahir selama seminggu tertentu dari Rumah Sakit Bersalin ”SEHAT”. Hitung
koefisien kurtosisnya.

Penyelesaian:
1
( K 3 − K1 )
Rumus yang digunakannya adalah: K = 2
P90 − P10
Kita sudah menghitung: K1 = 2,93 dan K3 = 3,38

Kita akan menghitung P10 dan P90

Untuk Persentil ke 10, P10


10 10
Letak P10 = data ke ( n + 1) data ke × 29 = data ke-2,9. Ternyata
100 100
kelas persentil ke-10 terletak pada kelas interval kedua, karena jumlah
frekuensinya mencapai (2 + 3) orang = 5 orang. Sehingga kita bisa
menghitung besaran-besaran yang diperlukan dalam rumus persentil ke-10,
yaitu BbP10 = 2, 7 − 0, 05 = 2, 65 ; p = 0,2; FP10 = 2 ; dan f P10 = 3. Jadi,
⎛ 10 ⎞
⎜ n − FP10 ⎟ ⎛ 2,8 − 2 ⎞
P10 = BbP10 + p ⎜ 100 ⎟ = 2, 65 + 0, 2 ⎜ ⎟ = 2, 65 + 0, 2 ( 0, 267 )
⎜⎜ f P10 ⎟⎟ ⎝ 3 ⎠
⎝ ⎠
= 2, 65 + 0, 05 = 2, 6

Untuk Persentil ke-90, P90


90 90
Letak P90 = data ke ( n + 1) = data ke × 29 = data ke-26,1.
100 100
Ternyata kelas persentil ke-90 terletak pada interval keenam, karena
jumlah frekuensinya mencapai (2 + 3 + 5 + 7 + 6 + 5) orang = 28 orang
z PEMA4210/MODUL 5 5.15

sehingga kita bisa menghitung besaran-besaran yang diperlukan dalam rumus


persentil ke-90, yaitu BbP10 = 3,5 − 0, 05 = 3, 45 ; p = 0,2; FP10 = 2 3; dan
f P10 = 5. Jadi,
⎛ 90 ⎞
⎜ 100 n − FP90 ⎟ ⎛ 25, 2 − 23 ⎞
P90 = BbP90 + p ⎜ ⎟ = 3, 45 + 0, 2 ⎜ ⎟ = 3, 45 + 0, 2 ( 0, 44 )
⎜⎜ f P90 ⎟⎟ ⎝ 5 ⎠
⎝ ⎠
= 3, 45 + 0, 088 = 3,54
1 1
( K 3 − K1 ) (3,38 − 2,93)
0, 225
Berarti: K = 2 = 2 = = 0,265
P90 − P10 3,54 − 2, 6 0,85

L A TIH A N

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah latihan berikut!
Diberikan data sebagai berikut.
169,1; 169,2; 166,0; 164,9; 165,6; 160,5; 161,8; 160,3; 166,4; 162,2; 163,0;
168,1; 166,2; 161,9; 160,7 dan 165,1

Hitung koefisien kurtosisnya.

Petunjuk Jawaban Latihan


1
( K 3 − K1 )
Rumus yang digunakan: K = 2
P90 − P10
Dapat dengan mudah dihitung besaran-besaran, K1, K3, P10 dan P90, yaitu
sebagai berikut.
1
Letak K1 = data ke (16 + 1) = data ke-4,25
4
K1 = data ke-4 + 0,25 (data ke-5 – data ke-4) = 161,8 + 0,25 (161,9 – 161,8)
= 161,8 + 0,025 = 161,825
3
Letak K3 = data ke (16 + 1) = data ke-12,75
4
5.16 Statistika Pendidikan z

K3 = data ke-12 + 0,75(data ke-13–data ke-12) = 166,2 + 0,75(166,4 – 166,2)


= 166,2 + 0,15 = 166,35
10
Letak P10 = data ke (16 + 1) = data ke-1,7
100
P10 = data ke-1 + 0,7 (data ke-2 – data ke-1) = 160,3 + 0,7 (160,5 – 160,3)
= 160,3 + 0,14 = 160,44
90
Letak P90 = data ke (16 + 1) = data ke-15,3
100
P90 = data ke-15 + 0,3(data ke-16 – data ke-15) = 169,1 + 0,3 (169,2 – 169,1)
= 169,1 + 0,03 = 169,13
1
(166,35 − 161,825 )
2, 2625
Maka koefisien kurtosisnya: K = 2 = = 0, 26
169,13 −160, 44 8, 69

RA NGK UMA N

Koefisien kurtosis ialah suatu indeks untuk melihat sejauh mana


keruncingan suatu kurva. Apakah kurva tersebut termasuk kategori
leptokurtik, mesokurtik atau platikurtik.
Rumus yang digunakan untuk menghitung koefisien kurtosis:

1
( K 3 − K1 )
K=2
P90 − P10

Untuk nilai:
K > 0,263 Kurva tergolong leptokurtik.
K = 0,263 Kurva tergolong mesokurtik.
K < 0,263 Kurva tergolong platikurtik.
z PEMA4210/MODUL 5 5.17

TES FORMATIF 2

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1) Kurva normal umumnya tergolong kurva ....


A. leptokurtik
B. mediokurtik
C. platikurtik
D. mesokurtik

2) Suatu kurva diketahui koefisien kurtosisnya 0,273. Mana yang lebih


tidak runcing dibandingkan dengan kurva tersebut jika kurva-kurva
lainnya diketahui koefisien kurtosisnya ....
A. 0,269
B. 0,277
C. 0,267
D. 0,278

3) Rumus yang digunakan untuk menghitung koefisien kurtosis ....


1
( K 3 + K1 )
A. K = 2
P90 + P10
1
( K 3 − K1 )
B. K=2
P90 + P10
1
( K 3 − K1 )
C. K=2
P90 − P10
1
( K 3 + K1 )
D. K=2
P90 − P10

4) Jika koefisien kurtosis dari sekumpulan data setelah dihitung sama


dengan 0,206 maka distribusinya adalah ....
A. platikurtik
B. positif
C. mesokurtik
D. leptokurtik
5.18 Statistika Pendidikan z

5) Diberikan data hasil ulangan siswa SD X sebagai berikut.

Nilai Frekuensi
50 – 59 11
60 – 69 23
70 – 79 36
80 – 89 24
90 – 99 16

Koefisien keruncingan dari data tersebut adalah ….


A. 0,027
B. 0,072
C. 0,272
D. 0,722

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = ×100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang
belum dikuasai.

Anda mungkin juga menyukai