Anda di halaman 1dari 13

80 | Volume 5 Edisi 1, 2018

ANALISIS HUBUNGAN SYSTEM USABILITY


SCALE DENGAN DESKILLING PENGGUNA
ADOBE PHOTOSHOP CC
Oleh:
Rinkapati Swatriani
Dosen Fakultas Desain dan Seni Kreatif
Universitas Mercu Buana Jakarta
Rinkapati@gmail.com

Ringkasan
Fitur baru yang ditawarkan oleh software Adobe Photoshop CC menimbulkan permasalahan
mengenai usabilitas. Karena suatu teknologi modern yang memiliki beberapa fungsi otomatis dan
“default setting” memberikan kesempatan kepada siapa saja untuk menggunakan perangkat tersebut
tanpa perlu belajar mengoperasikannya atau memahami cara kerjanya. Untuk itu penelitian ini dibuat
untuk mengukur tingkat kemudahan pengguna tehadap Adobe Photoshop CC dan keterkaitan antara
kemudahan dari penggunaan Adobe Photoshop CC dengan ketidakberdayaan pengguna Adobe
Photoshop CC. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuaNtitatif dengan SUS (System
Usability Scale), yang dikembangkan oleh John Brooke (1996). SUS memuat 10 pernyataan sederhana
mengenai sistem, dan jawabannya diukur dengan skala Likert yang disusun dari kiri ke kanan dengan
skor 1 – Sangat Tidak Setuju, 2 – Tidak Setuju, 3- Ragu-ragu, 4- Setuju, 5-Sangat Setuju.

Kata Kunci : Adobe Photoshop CC, Usability, System Usability Scale

Abstract
A modern software technology with automatic function and default setting should provides an
opportunity to anyone to use the software without advance understanding about its operating system.
Nevertheless, new features in Adobe Photoshop CC software cause some problems regarding their
usability. This research is conducted to measure the degree of user convenience to Adobe Photoshop
CC and the linkage between the easability of Adobe Photoshop CC and the user’s helplessness. The
methode used in this research is quantitative with SUS (System Usability Scale), developed by oleh
John Brooke (1996). SUS contains 10 simple statements about the system and the answer be
measured with Likert scale that organized from left to right 1 – strongly disagree, 2 – disagree, 3 –
doubtful, 4 – agree, 5 – strongly agree.

Keywords: Museum, Fine Arts and Ceramics, Modern Education, Ethnic Betawi

A. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi pun membawa


Bagi para desainer, menggunakan sebuah dampak yang cukup besar bagi
perangkat lunak (software) menjadi sebuah perkembangan program
kewajiban karena penggunaan program komputer,khususnya dibidang desain. Sebut
tersebut dapat mempermudah pekerjaan di saja salah satu program yang umum
era digital seperti sekarang ini. digunakan yautu Adobe. Program ini sudah

NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB | 81


ada sejak tahun dan hingga saat ini masih Adobe Systems Incorporated adalah
dalam tahap pengembangan. Dalam Adobe sebuah perusahaan aplikasi komputer
system terdapat beberapa softwere lagi, di bertaraf multinasional yang berasal dari
antaranya yang popular adalah Adobe Amerika. Perusahaan Adobe Systems
Photoshop, Adobe Illustrator, Adobe Flash, memiliki kantor pusat yang berada di San
Adobe After Effect dan masih banyak lagi. Jose, California, Amerika Serikat. Adobe
Dan setiap softwere memiliki fungsi khusus Systems didirikan pada tanggal 28 Februari
sendiri, misalnya seperti Adobe After Effect 1982, dan pendirinya adalah John E.
yang digunakan untuk membuat animasi Warnock dan Charles M. Geschke. Adobe
(khususnya animasi 2 dimensi). Di dalam Systems menghasilkan beberapa produk
softwere ini sudah ada tools yang bisa yang sudah sangat dikenal, seperti Adobe
digunakan untuk merancang sebuah animasi. Photoshop, Portable Document Format
Begitupun dengan Adobe Photoshop (PDF) dan Adobe Creative Suite.
yang menjadi salah satu software Adobe yang Awalnya software ini diberi nama
dikenal oleh masyarakat umum, meskipun Photoshop 1.0 pada tahun 1990 dan terus
bukan orang yang berkecimpung di dunia mengalami perkembangan dan nama pun
desain. Program ini dikhususkan untuk berubah hingga menjadi Phtoshop 7.0,
mengedit atau memanipulasi gambar diam setelah itu tahun 2002 Photoshop kembali
(still image) dan memberi efek khusus pada berganti nama menjadi Photoshop CS yang
gambar tersebut. Software ini digunakan merupakan singkatan dari Creative Suite,
banyak digunakan oleh fotografer dan dan namapun terus berganti menjadi CS6
perusahaan iklan sehingga dianggap sebagai pada tahun 2012. Hingga pada tahun 2015,
pemimpin pasar (market leader) untuk software Adobe kembali memperkenalkan produk
pengolah gambar atau foto. mereka yang terbaru yakni Adobe
Selain kalangan professional, pengguna Photoshop CC (Creative Cloud). Sekilas dari
dari software Adobe Photoshop adalah pelajar tampilan softwere ini memiliki kemiripan
dan mahasiswa. Dalam Fakultas Desain dan wajah dengan Adobe CS6. Dengan balutan
Seni Kreatif Universitas Mercu Buana, warna abu-abu tua dan penempatan tombol-
software ini digunakan dalam beberapa mata tombol juga masih sama seperti versi
kuliah yang berkaitan dengan fotografi dan sebelumnya.
seni digital imaging. Penggunaan software ini Namun bila coba dilihat lebih teliti
bermanfaat bagi mahasiswa untuk lagi, Adobe Photoshop CC ini merupakan
mnehetahui bagaimana proses pekerjaan senjata yang ampuh bagi fotografer dan ahli
seorang desainer pada proses digital. desain karena Adobe sudah melengkapi

NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB | 82


produk satu ini dengan segudang fitur baru khusus mengedit video, sengaja
yang tidak dipunyai vesi-versi sebelumnya. diikutsertakan di dalam Adobe Photoshop
Dikutip dari IT Portal (20/07), CC. Adobe Photoshop CC ini hanya dapat
terdapat beberapa fitur baru yang dibawa digunakan minimal di sistem Windows 7 SP
oleh Creative Cloud ini salah satunya adalah 1 dan Mac OS X 10.7 atau 10.8. Untuk
fitur yang mungkin sangat berguna untuk mengoperasikannya, dibutuhkan sebuah
membantu para fotografer dalam mengedit computer dengan prosesor minimal Quad-
sebuah foto menjadi lebih baik. Fitur yang Core 3.4GHz dan RAM 4GB.
dinamakan Camera Shake Reduction ini Namun melihat begitu fitur baru yang
dapat menganlisis sudut-sudut kabur dalam banyak ditawarkan, maka timbul
sebuah foto dan kemudian menambahkan permasalahan mengenai usabilitas bagi
pixel-pixel yang kosong agar gambar pengguna softwere Adobe Photoshop CC.
blurmanjdi lebih tajam. Pan Linn (1985, dalam Branston dan
Selain itu, Photoshop CC ini juga Stanford, 2003: 435) mengatakan suatu
membawa beberapa fitur yang mempunyai mesin modern yang memiliki beberapa
Adobe Lightroom 5 beta seperti salah fungsi otomatis dan “default setting”
satunya Camera Raw. Dengan menggunakan memberikan kesempatan kepada siapa saja
fitur satu ini, maka pengeditan mulai dari untuk menggunakan perangkat tersebut
saturasi sampai tingkat kecerahan gambar tanpa perlu beajar mengoperasikannya atau
dapat diatur komplet dan mudah. Di versi memahami cara kerjanya. Suatu fitur dapat
CC ini ini juga terdapat tools yang dapat dipakai oleh pengguna tanpa harus
digunakan untuk mendesain sebuah gambar memahaminya merupakan faktor utama
seperti halnya yang ditemui di Adobe dalam kesuksesan teknologi (Branstoon dan
Illustrator. Seperti banyak yang sudah Stafford, 2003). Bagi Linn, kemudahan
diketahui, di Photoshop CS6 terdapat fitur penggunaan suatu mesin berarti juga
yang dinamakan 3D Tools. Dalam versi CC ketidakberdayaan (Branston dan Stanford,
ini, tim Adobe masih menyematkan fitur 2003: 435). Ketidakberdayaan ini berarti
tersebut dengan panambahan beberapa tidak berdayanya pengguna mengendalikan
peralatan baru lain. program jika memiliki masalah, kesulitan
Tidak hanya itu, pengguna produk skill transfer pada program lainnya, dan
baru Adobe ini tidak hanya dapat mengedit pengguna tidak memiliki skill yang memadai.
gambar atau foto saja, melainkan juga dapat Usabilitas identik dengan pendapat
mengedit sebuah video. Beberapa fitur Pam Linn (1985, dalam Branston dan
bawaan Adobe Premiere pro, sofwere yang Stafford, 2003: 435) tentang user-

NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB | 83


friendliness atau mudah digunakan. Artinya kesalahan. Menurut Nielson (2000), usability
mesin modern memiliki beberapa fungsi testing adalah suatu atribut untuk menilai
otomatis dan “default setting” yang seberapa mudah penggunaan interface pada
mengizinka siapa saja untuk menggunakan suatu software atau website.
perangkat tersebut tanpa perlu belajar Selanjutnya, menurut International
mengoperasikannya atau memahami cara Organization for Standardization (1998),
kerjanya. Branston dan Stafford (2003) usability dapat didefinisikan sebagai tingkat di
mengatakan bahwa fitur dapat dipakai oleh mana sebuah produk bisa digunakan oleh
pengguna tanpa harus memahaminya pengguna tertentu untuk mencapai tujuan
merupakan factor utama dalam kesuksesan tertentu dengan efektif, efisien, dan
teknologi. Secara praktis, usabilitas yang memperoleh kepuasan dalam konteks
tinggi user-friendliness membuat program penggunaannya.
lebih mudah untuk digunakan. Namun Sastramihardja mengungkapkan
kemudahan pengguna berarti juga bvahwa usability adalah proses optimasi
ketidakberdayaan (Linn, 1985 dalam interaksi antara pengguna dengan sistem
Branston dan Stafford, 2003: 435). yang dapat dilakukan dengan interaktif,
Ketidakberdayaan menurut Linn adalah sehingga pengguna mendapatkan informasi
tidak berdayanya pengguna mengendalikan yang tepat atau menyelesaikan suatu aktivitas
program jika memiliki masalah, kseulitan pada aplikasi tersebut dengan lebih baik
skill transfer pada program lainnya, dan (Sastramihardja dalam Prayoga dan Sensuse,
pengguna memiliki skill ownership. 2010). Hal tersebut senada dengan yang
Menurut Jeff Axup (2004) usability diungkapkan oleh ISO 9241 tentang usability,
adalah sebuah ukuran sebuah karakteristik yaitu sejauh mana produk dapat digunakan
yang mendeskripsikan seberapa efektif oleh pengguna untuk mencapai tujuan yang
seorang pengguna dalam berinteraksi telah ditentukan dengan efektif, efisien, dan
dengan suatu produk. Usability juga mencapai kepuasan pengguna dalam konteks
merupakan ukuran seberapa mudah suatu tertentu (ISO 9241, 1998).
produk bisa dipelajari dengan cepat dan Berdasarkan latar belakang yang sudah
seberapa mudah suatu produk bisa diuraikan di atas, permasalahan yang
digunakan. Badre (2002) memberikan diangkat dalam penelitian ini dapat
definisi usability testing atau uji ketergunaan dirumuskan sebegai berikut :
adalah mengukur efisiensi, kemudahan a. Apakah pengguna mudah mengguna-
dipelajari, dan kemampuan untuk mengingat kan Adobe Photoshop CC?
bagaimana berinteraksi tanpa kesulitan atau b. Apakah kemudahan yang diberikan

NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB | 84


Adobe Photoshop CC terkait dengan Metode yang dipakai oleh pengusul
ketidakberdayaan pengguna? adalah dengan mengumpulkan data primer
dan pengumpulan data sekunder yang
B. METODE PENELITIAN berguna sebagai penentu dalam keberhasilan
Jenis penelitian yang digunakan dalam suatu penelitian. Data primer merupakan
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. data yang dikumpulkan pertama kali oleh
Metode penelitian dengan menggunakan peneliti untuk rencana penelitian yang
pendekatan kuantitatif dapat diterapkan ditangani secara khusus/spesifik. Melakukan
pada berbagai macam masalah, menjelaskan, teknik pengum-pulan data dengan data
dan menyelesaikan masalah dengan primer bertujuan untuk memenuhi
mengguna-kan angka/nomor pada kebutuhan penelitian yang lebih spesifik atau
pengumpulan data numerik, data ringkasan, tidak dapat ditemui pada data sekunder.
dan gambar dari kesimpulan pada data. Data primer digunakan untuk menjawab
Pendekatan kuantitatif digunakan dengan pertanyaan, uji hipotesis, atau dalam
menggunakan nomor untuk membantu beberapa cara berkonstribusi untuk
menentukan, menjelaskan, dan membuat keputusan yang lebih baik
menyelesaikan berbagai masalah. (Werenn et al., 2002: 63-79).
Namun penelitian dengan metode ini Data primer yang dipakai dalam
tidak sekedar melakukan penjumlahan. penelitian ini adalah melalui penyebaran
Angka akan membuat pandangan pada kuesioner (kuantitatif) kepada para
konteks, maksudnya konteks akan mahasiswa Fakultas Desain dan Seni Kreatif
memberikan arti pada angka-angka dan di Unversitas Mercu Buanan Jakarta. Dilman
kepentingan relatif dari informasi numerik menjelaskan bahwa kuesioner pada
dan non-numerik (Curwin & Slater, 2008:7). penelitian kuantitatif berfokus pada
Creswell (2003: 18) menjelaskan penelitian respon/tanggapan dari para responden
kuantitatif sebagai pendekatan untuk menye- untuk item-item pertanyaan atau pernyataan
lidiki tuntutan dalam mengembang-kan dan bertujuan untuk memberikan stimulus
pengetahuan atas pertanyaan mengenai umum (item penelitian, tanggapan, informasi
sebab akibat, pengurangan untuk variabel tambahan lainnya) dari setiap orang yang
tertentu dan hipotesis dan pertanyaan, sesuai dengan kategori penelitian (Johnson
penggunaan pengukuran dan pengamatan, & Christensen, 2012:170).
dan pengujian teori. Selain itu, penyelidikan Kuesioner sebagai bentuk dari
dengan instrumen yang telah ditentukan penelitian kuantitaif yang akan diolah secara
akan menghasilkan data statistik. statistik dengan tujuan untuk mengetahui

NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB | 85


tanggapan dari para responden. Kuesioner didapatkan dari data sekunder adalah biaya
akan disebarkan kepada responden dengan yang rendah, cepat, tersedia dan mudah
jenis pertanyaannya adalah pertanyaan untuk disesuaikan. Dalam suatu penelitian
tertutup dengan menggunakan skala data sekunder dapat diperoleh dari studi
pengukuran yaitu skala Likert. Skala Likert kepustakaan, jurnal, media cetak, media
Merupakan skala dimana responden elektronik seperti situs internet, dan media
menentukan tingkat persetujuan dan ketidak cetak. Data sekunder menjadi data
setujuan dengan pernyataan atau pertanyaan pendukung dalam penyusunan suatu
pada sikap pada konsep yang diteliti penelitian.
(McDaniel &Gates, 1998: 247-248). Untuk mengukur tingkat usabilitas dan
Selain menyebar kuisioner, pengusul ketidakberdayaan pengguna Adobe
juga akan melakukan wawancara kepada Photoshop CC, maka peneliti akan mengacu
responden untuk mengetahui lebih dalam pada SUS (System Usability Scale), yang
mengenai penelitian. Menurut Istijanto dikembangkan oleh John Brooke (1996)
(2009: 49), “wawancara merupakan metode yang telah terbukti sebagai alat ukur
yang digunakan untuk memperoleh usabilitas terbaik. SUS memuat 10
informasi secara langsung, mendalam, tidak pernyataan sederhana mengenai sistem, dan
terstruktur, dan individual.” Wawancara jawabannya diukur dengan skala likert. 10
merupakan teknik pengumpulan data pernyataan pada SUS sebagai berikut :
dengan mengajukan pertanyaan langsung 1. Saya pikir saya akan sering
oleh pewawancara kepada responden, dan menggunakan sistem ini
jawaban-jawaban responden dicatat atau 2. Saya merasa sistem ini tidak rumit
direkam (Hasan, 2002: 85). dan kompleks
Wawancara dilakukan dengan 3. Saya pikir sistem ini mudah
narasumber yang berkaitan dengan masalah digunakan
penelitian untuk mendapatkan informasi 4. Saya pikir saya perlu bantuan tenaga
guna melengkapi kuesioner dan memperoleh teknis agar dapat menggunakan
ungkapan atas perasaan, motivasi, sikap, atau sistem ini
keyakinan terhadap topik mengenai tingkat 5. Saya menemukan bahwa beberapa
usabilitas dan ketidakberdayaan pengguna fungsi pada sistem ini terintegrasi
softwere Adobe Photoshop CC. dengan baik
Data sekunder merupakan data yang 6. Saya menemukan terlalu banyak
telah dikumpulkan untuk tujuan lain ketidakkonsistenan pada sistem ini
(Werenn dkk., 2002: 63). Keuntungan yang 7. Saya bayangkan bahwa pada

NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB | 86


umumnya orang-orang akan belajar untuk responden A adalah 25, maka
menggunakan sistem dengan cepat skor SUS = 25 x 2.5 = 62.5.
8. Saya menemukan bahwa sistem 4. Interpretasi dari skor SUS adalah jika
sangat rumit digunakan nilai skor SUS > 68 maka dikatakan
9. Saya merasa percaya dan nyaman bahwa usability sistem yang dievaluasi
menggunakan sistem ini di atas rata-rata (baik), sedangkan
10. Saya harus belajar banyak hal jika di bawah 68 maka usability sistem
sebelum menggunakan sistem ini di bawah rata-rata (kurang baik).
Kuisiner disajikan dalam bentuk skala C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Likert (rentang nilai sangat setuju hingga Hasil
sangat tidak setuju), dan diberikan kepada 47 Untuk mengukur usability pengguna Adobe
responden. Jawaban diukur menggunakan Photoshop CC, peneliti sudah mensurvei
skala likert yang disusun dari kiri ke kanan sebanyak 47 mahasiswa program studi
dengan skor 1 – Sangat Tidak Setuju, 2 – Desain Komunikasi Visual di Fakultas
Tidak Setuju, 3 – Ragu-ragu, 4 – Setuju, 5 – Desain dan Seni Kreatif Universitas Mercu
Sangat Setuju. Buana. Dengan perincian mahasiwa
Hasil pengolahan data untuk usability semester satu berjumlah 18 orang dan
dilakukan dengan cara sebagai berikut: mahasiswa semester lima sebnayak 29 orang.
1. Untuk pernyataan nomor ganjil, skor Menggunakan 10 item SUS yang
setiap pernyataan dihitung dari nilai dikembangkan oleh John Brooke (1996),
jawaban yang dipilih, dikurangi 1. kemudian 47 pengguna Adobe Photoshop
Misal, pernyataan nomor 3 dijawab CC ini diberikan kuisioner dan pertanyaan
dengan “Setuju”, maka skor untuk terbuka tentang skill ownwership seperti
pernyataan nomor 3 adalah : 4-1=3 pengetahuan cara kerja, kemampuan
2. Untuk pernyataan nomor genap, membedakan produk lainnya yang sejenis,
skor setiap pernyataan adalah 5, perasaan dikendalikan oleh teknologi, dan
dikurangi dari nilai skor pernyataan keinginan beralih ke teknologi lainnya
yang dipilih. Misalkan pernyataan (Branston dan Stafford, 2003:436).
nomor 4 dijawab dengan “Setuju”, Hasil pengukuran usabilitas yang
maka skor untuk pernyataan nomor diperoleh dari survei untuk mahasiswa
4 adalah : 5 – 4 = 1. semester lima memperlihatkan bahwa hanya
3. Total skor untuk setiap pernyataan 6,88 % responden penggunan mengatakan
dijumlahkan kemudian dikalikan program Adobe Photoshop CC memiliki
dengan 2.5. Misalkan, total skor tingkat usabilias tinggi, 82,56% responden

NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB | 87


mengatakan bahwa program tersebut
Tidak Baik
memiliki tingkat usabilitas yang sedang, dan baik 6%
22%
10,32% responden mengatakan program
Adobe Photoshop CC memiliki tingkat
usabilitas yang tidak baik.

tidak
baik
baik
7%
10%

Sedang
72%

Gambar 2. Tingkat Usabilitas Adobe Photoshop CC


bagi mahasiswa semester lima

Berdasarkan data di atas, dapat


sedang
83%
disimpulkan bahwa baik bagi mahasiswa
semester satu ataupun lima, sebagian besar
Gambar 1. Tingkat Usabilitas Adobe Photoshop CC
bagi mahasiswa semester satu responden berpendapat bahwa program
Adobe Photoshop CC ini memiliki tingkat
Kemudian untuk responden mahasiswa
usabilitas yang sedang. Intepretasi data
semester satu, tidak ditemukan hasil yang
dilakukan sesuai dengan contoh pada
bebeda jauh dengan responden mahasiswa
referensi, yang menyatakan bahwa skor di
semester lima. Dengan jumlah 5,55%
atas 68 berarti tingkat usabilitas yang
responden penggunan mengatakan program
dievaluasi dianggap baik/ di atas rata-rata.
Adobe Photoshop CC memiliki tingkat
Hasil evaluasi usabilitas menunjukkan nilai
usabilias tinggi, 72,28% responden
di bawah rata-rata. Meskipun di bawah rata-
mengatakan bahwa program tersebut
rata (kurang dari 68), tetapi tingkat usabilitas
memiliki tingkat usabilitas yang sedang, dan
ini sudah cukup baik, dalam artian pada
22,24% responden mengatakan program
umumnya pengguna dapat menggunakan
Adobe Photoshop CC memiliki tingkat
sistem dengan cukup mudah, sistem cukup
usabilitas yang tidak baik.
mudah dipelajari, dan menganggap sistem
cukup menyenangkan.
Tabel 1. Pengolahan Data Hasil Kuisioner Tingkat
Usabilitas
Jenis Responden Hasil rata-rata skor SUS
Mahasiswa DKV 58.96
semester lima
Mahasiswa DKV 56.25
semester satu

NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB | 88


Terkait dengan deskilling, terdapat lima lebuh mudah. Hal ini senada dengan
kategori pertanyaan (1) pengetahuan Adobe pernyataan yang diberikan oleh responden
Photoshop CC; (2) pilihan manual atau mahasiswa semester satu, meskipun mereka
otomatis (default); (3) pengetahuan sebelum baru mengenal program ini namun mereka
penggunaan Adobe Photoshop CC; (4) lebih memilih pengoperasian manual untuk
ujicoba dengan program yang lain namun program Adobe Photoshop CC.
sejenis; dan (5) lama waktu mempelajari dan Pada kategori pertanyaan tentang
cara mempelajarinya. pengetahuan penggunaan program Adobe
Pada kategori pertanyaan tentang Photoshop CC, seluruh responden baik
penegatahuan cara kerja Adobe Photoshop mahasiswa semester lima maupun
CC, responden mahasiswa semester lima mahasiswa semester satu mengatakan bahwa
mengatakan bahwa Adobe Photoshop CC Adobe Photoshop CC merupakan
cukup mudah dioperasikan, hal ini pengembangan dari Adobe Photoshop CS 6.
disebabkan para responden sudah terbiasa Menurut responden mahasiswa semester
menggunakan program generasi Adobe lima, seri baru tersebut memiliki fitur yang
Photoshop sebelumya yaitu Adobe lebih mudah dalam pengoperasian.
Photoshop CS 6. Yang membedakan hanya Sedangkan responden mahasiswa semester
tampilan dan beberapa fitur tambahan yang satu belum banyak mengetahui apa saja
berfungsi untuk mempermudah perbedaan dari Adobe Photoshop CC
pengoperasian program Adobe Photoshop dengan Adobe Photoshop CS 6.
CC. Selebihnya mereka tidak mengalami Kategori selanjutnya pertanyaan yang
kesulitan yang cukup berarti. Sedangkan berkaitan tentang ujicoba dengan program
untuk responden mahasiswa semester satu yang lain namun masih sejenis, seluruh
mengatakan bahwa mereka belum responden baik mahasiswa semester lima
mengetahui fitur-fitur baru pada program maupun mahasiswa semester satu selama ini
Adobe Photoshop CC karena baru belum pernah menggunakan program lain
menggunakan program tersbut kurang lebih selain Adobe Photoshop CC karena selama
satu bulan. ini mereka belum pernah menemui program
Selanjutnya terkait pertanyaan tentang yang sejenis. Sehingga dapat dikatakan
pilihan manual atau otomatis (default), bahwa program tersebut masih yang terbaik
responden mahasiswa semester lima dalam pengoperasian untuk mengedit
mengatakan lebih nyaman menggunakan gambar (foto).
pilihan manual karena dapat mengatur Terakhir adalah kategori pertanyaan
sendiri efek yang diinginkan dan dirasa tentang lama waktu untuk mempelajari dan

NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB | 89


cara mempelajarinya, responden mahasiswa berdayaan pengguana program. Linn (1985
semester lima mengatakan bahwa mereka dalam Branston dan Stafford, 2003:435)
tidak secara khusus mempelajari Adobe mengatakan bahwa semakin mudah program
Photoshop CC tetapi langsung meng- berarti semakin tidak berdaya pengguna
aplikasikannya. Dan proses mempelajarinya untuk beralih ke programlainnya. Keadaan
tidak memakan waktu yang lama karena ini terjadi pada pengguna Adobe Photoshop
mereka sudah terbiasa menggunakan CC, hampir tidak ada keinginan untuk
program Adobe Photoshop CS 6 selama mencoba program lain karena selama ini
mereka kuliah, mereka hanya perlu dirasa belum ada program yang serupa.
mengetahui fitur baru apa saja yang terdapat Stephen Wood (1987) juga pernah
dalam Adobe Photoshop CC. Sedangkan mempertanyakan teknologi baru yang
reponden mahasiswa semester satu memperlihatkan adanya gugaan
memberikan jawaban yang berbeda. Mereka keterampilan yang tersembunyi yang perlu
mengatakan baru mempelajari program diwaspadai terhadap suatu upaya untuk
tersebut selama kurang lebih satu bulan melakukan deskilling banyak pekerjaan.
(empat kali) pertemuan pada saat kuliah. Wood mengatakan bahwa keterampilan yang
Hanya beberapa responden yang adasaat ini merupakan suatu hal yang vital
mengatakan bahwa mereka sudah bagi implementasi baik bagi organisasi dan
mempelajari sebelumnya pada saat jenjang menejemen kerja. Keadaan ini menjadi
Pendidikan sekolah menengah. sesuatu yang perlu diperdebatkan ketika
Berdasarkan hasil penelitian, usabilitas muncul konsep tentang keterampilan itu
dari program Adobe Photoshop CC berada sendiri.
dalam kategori sedang dan baik. Hal ini Dengan demkian tingkat usabilitas
memperlihatkan bahwa pengguna Adobe yang sedang dan baik dari Adobe Photoshop
Photoshop CC dapat mengoperasikan CC dapat mengubah cara kerja
program tersebut tanpa mengalami banyak penggunanya. Perubahan ini juga mengubah
kesulitan. Fitur-fitur Adobe Photoshop CC tingkat keterampilan yang dimiliki oleh
dengan mudah dicoba secara praktis. pengguna yang sebelumnya harus
Keaadaan tersebut dapat dikatakan bahwa memahami secara detail setiap fitur-fitur
program tersebut “user-friendliness” karena yang ada. Sedangkan dengan Adobe
program Adobe Photoshop CC lebih mudah Photoshop CC maka setiap pengguna baru
untuk digunakan. atau yang menggunakan versi sebalumnya
Kemudahan pengguna Adobe dapat dengan cepat mempelajari dan
Photoshop CC berarti juga ketidak- mengaplikasikan pengoperasian Adobe

NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB | 90


Photoshop CC. CC, melakukan pencatatan untuk hal-hal
D. KESIMPULAN DAN SARAN baru dari fitur baru dan akan mencoba
Kesimpulan kembali.
Untuk melihat hubungan antara tingkat Saran
usabilitas dan ketidakberdayaan dapat Selanjutnya penelitian ini merekomen-
melihat studi kasus pengguna Adobe dasikan perlunya jumlah sampel yang lebih
Photoshop CC. Dalam penelitian ini hasil besar dan pengkategorian sampel yang lebih
survei menunjukkan bahwa semakin tinggi luas, misalnya para professional yang sudah
angka kahir skor rata-rata SUS maka lama menggunakan program Adobe
semakin baik tingkat usablitas program Photoshop. Selain itu juga diperlukan pe-
Adobe Photoshop CC. Tingginya tingkat ngujian dengan program-program aplikasi
usabilitas memperlihatkan adanya grafis lainnya sehingga tingkat usabilitas dan
ketidakberdayaan pengguna dalam deskilling dapat diukur dari berbagai
menggunakan program Adobe Photoshop perspektif pengguna yang berbeda.
CC jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
E. DAFTAR PUSTAKA
Namun ketidakberyaan pengguna Adobe
Badre, A. N. (2002). Shaping Web usability:
Photoshop CC masih rendah, hal ini dapat
interaction design in context. Boston:
dilihat dengan lebih banyak responden Addison-Wesley.
menjawab penggunaan manual dalam Branston, Gill and Roy Stafford. (2003). The
Media Students’s Book, 3rd Ed. New
pengoeparasian Adobe Photoshop CC.
York and London: Routledge.
Mereka beranggapan bahwa penggunaan Creswell, J. (2003). Research Design: qualitative,
manual akan lebih mudah karena dapat quantitative, and mixed method approaches,
2nd Ed. Thousand Oaks, London, New
mengoperasikan dan mengatur pekerjaan Delhi: Sage Publications.
sesuai keinginaan. Curwin, J. & Slater, R. (2008). Quantitative
Dalam penelitian ini meskipun hasil Methods for Business Decision, 6th Ed.
Canada: Cengage Learning. E-book.
skor SUS di bawah rata-rata (kurang dari
Hasan, M. I. (2002). Pokok - Pokok Materi
68), tetapi tingkat usabilitas ini sudah cukup Metodologi Penelitian Dan Aplikasinya,
baik, dalam artian pada umumnya pengguna Edisi 1. Jakarta: Ghalia Indonesia.
dapat menggunakan sistem dengan cukup Istijianto. (2009). Aplikasi Praktis Riset
Pemasaran: Cara Praktis Meneliti
mudah, sistem cukup mudah dipelajari, dan Konsumen dan Pesaing. Jakarta: PT.
menganggap sistem cukup menyenangkan. Gramedia Pustaka Utama.
Hal ini dapat dilihat oleh responden yang Jeff (2004). Edward Sensor Hands: The Techno
Gloves.
menjawab sangat mengapresiasi dan tertarik
Johnson, B. & Christensen, L. (2012).
mempelajari program Adobe Photoshop Educational Research: Quantitative,

NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB | 91


Qualitative, and Mixed Approaches, 4th
Ed. US: Sage Publications.
Nielsen, J. (2002). Usability for Senior
Citizen.
McDanield, C. & Gates, R. (1998). Marketing
Research Essentials, 2nd Ed. America:
International Thomson Publishing.
Werenn, B., Stevens, R., & Loudon, D.
(2002). Marketing Research: Text and
Cases. New York: The Haworth Press
Inc. E-book.

NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB | 92

Anda mungkin juga menyukai