Fungsi Lembaga Paud
Fungsi Lembaga Paud
Fungsi Lembaga Paud
Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
Dosen Pengajar :
Epan Juanda, MA
MK : Manajemen PAUD
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang
berjudul” Fungsi Lembaga PAUD ” ini tepat pada waktunya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
C. Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian, tujuan, fungsi, dan jenis PAUD................................................... 3
B. Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini sebagai Pembentuk Karakter Anak 3
C. Tujuan pendidikan anak usia .......................................................................... 6
D. Fungsi Pendidikan Anak Usia Dini ................................................................ 6
E. Jenis-jenis Pendidikan Anak Usia Dini .......................................................... 7
F. Prinsip-prinsip Perkembangan Pendidikan Anak Usia Dini ........................... 7
G. Ciri-ciri perkembangan pendidikan PAUD ................................................... 8
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pendidikan yang memberikan
pengasuhan, perawatan, dan pelayanan kepada anak Usial Lahir sampai 6 tahun.
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada
anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
sekolah dasar dan kehidupan tahap berikutnya.1
Undang-undang no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah
suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan
usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.2
Filosofi pendidikan merupakan kerangka landasan yang sangat
fundamental bagi sistem pendidikan dan para pendidik. Kerangka filosofis
memberikan gambaran tentang cara pandang guru terhadap pendidikan itu sendiri
(termasuk didalamnya kurikulum, tujuan pendidikan dan isi pendidikan), anak
didik dan proses pembelajaran. Kerangka filosofis harus menjadi kerangka
berpikir guru atau mind set guru dalam menyelenggarakan praksis pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Mengetahui pengertian, tujuan, fungsi, dan jenis PAUD
2. Mengetahui prinsip-prinsip perkembangan PAUD
3. Mengutahui alasan pentingnya PAUD
1
Arikunto, Suharsimi. (1992). Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif.
Jakarta : Rajawali.
2
Direktorat PAUD, Ditjen PLS. (2006). Pedoman Teknis Penyelenggaraan Kelompok Bermain.
Jakarta : Depdiknas
2
C. Tujuan
Untuk dapat mengetahui, menjelaskan, menjabarkan tentang pengertian,
tujuan, fungsi, dan jenis PAUD, prinsip-prinsip perkembangan PAUD, alasan
pentingnya PAUD, ciri-ciri PAUD ,pandangan filsuf tentang PAUD, hakikat
pendidikan PAUD
3
BAB II
PEMBAHASAN
3
Dombro, Amy, Laura, et al. (2001). The Creative Curriculum for Infants and Toddlers.
Washington : Teaching Strategies.
4
Coughlin, et al. (1992). Menciptakan Kelas yang berpusat pada Anak. Terjemahan. Washington
DC: Children’s Resources International,Inc.
4
yakni sejak mereka lahir sampai berusia enam tahun, sehingga mereka memiliki
akar yang kuat sebagai pondasi untuk memasuki pendidikan yang lebih tinggi.
Arti pentingnya pendidikan dini pada anak telah menjadi perhatian internasional.
Dalam pertemuan Forum Pendidikan Dunia tahun 2000 di Dakkar, Senegal,
telah menghasilkan enam kesepakatan sebagai kerangka aksi pendidikan untuk
semua yang salah satu butirnya menyatakan: “memperluas dan memperbaiki
keseluruhan perawatan dan pendidikan anak usia dini (PAUD), terutama bagi
anak-anak yang sangat rawan dan kurang beruntung.
Anggapan bahwa pendidikan baru bisa dimulai setelah usia sekolah dasar yaitu
usia tujuh tahun ternyata tidaklah benar. Bahkan pendidikan yang dimulai pada
usia Taman Kanak-kanak (4 - 6 tahun) pun sebenarnya sudah terlambat.
Menurut hasil penelitian di bidang neurologi seperti yang dilakukan oleh Dr.
Benyamin S. Bloom, seorang ahli pendidikan dari Universitas Chicago, Amerika
Serikat, mengemukakan bahwa pertumbuhan sel jaringan otak pada anak usia 0 -
4 tahun mencapai 50% (Cropley, 94). Artinya bila pada usia tersebut otak anak
tidak mendapatkan rangsangan yang maksimal maka otak anak tidak akan
berkembang secara optimal. Hasil penelitian di Baylor College of Medicine
menyatakan bahwa lingkungan memberi peran yang sangat besar dalam
pembentukan sikap, kepribadian, dan pengembangan kemampuan anak secara
optimal. Anak yang tidak mendapat lingkungan baik untuk merangsang
pertumbuhan otaknya, misal jarang disentuh, jarang diajak bermain, jarang
diajak berkomunikasi, maka perkembangan otaknya akan lebih kecil 20 - 30%
dari ukuran normal seusianya (Depdiknas, 2003:1).
diri sendiri seperti mampu merawat dan menjaga kondisi fisiknya, mampu
mengendalikan emosinya dan mampu membangun hubungan dengan orang lain.
Meletakkan dasar-dasar tentang bagaimana seharusnya belajar (learning
how to learn). Hal ini sesuai dengan perkembangan paradigma baru dunia
pendidikan melalui empat pilar pendidikan yang dicanangkan oleh UNESCO,
yaitu learning to know, learning to do, learning to be dan learning to live together
yang dalam implementasinya di lembaga PAUD dilakukan melalui pendekatan
learning by playing, belajar yang menyenangkan (joyful learning) serta
menumbuh-kembangkan keterampilan hidup (life skills) sederhana sedini
mungkinFungsi Pendidikan Anak Usia Dini
Program kegiatan bermain pada pendidikan anak usia dini memiliki
sejumlah fungsi, yaitu: (1) untuk mengembangkan seluruh kemampuan yang
dimiliki anak sesuai dengan tahap perkembangannya, (2) mengenalkan anak
dengan dunia sekitar, (3) mengembangkan sosialisasi anak, (4) mengenalkan
peraturan dan menanamkan disiplin pada anak dan (5) memberikan kesempatan
kepada anak untuk menikmati masa bermainnya.
6
Direktorat PAUD, Ditjen PLS. (2006). Pedoman Teknis Penyelenggaraan Taman Penitipan
Anak. Jakarta : Depdiknas
7
lainnya. Mereka dapat bersosialisasi, memiliki banyak teman dan mengenali sifat-
sifat temannya.
c. Fungsi Pengembangan
Di Lembaga pendidikan anak usia dini ini diharapkan dapat
pengembangan berbagai potensi yang dimiliki anak. Setiap unsur potensi yang
dimiliki anak membutuhkan suatu situasi atau lingkungan yang dapat
menumbuhkembangkan potensi tersebut kearah perkembangan yang optimal
sehingga menjadi potensi yang bermanfaat bagi anak itu sendiri maupun
lingkungannya.
d. Fungsi Bermain
Berkaitan dengan pemberian kesempatan pada anak untuk bermain, karena
pada hakikatnya bermain itu sendiri merupakan hak anak sepanjang rentang
kehidupannya. Melalui kegiatan bermain anak akan mengeksplorasi dunianya
serta membangun pengetahuannya sendiri.
4. Pendekatan Kontruktivisme
5. Pendekatan Kreatif dan inovatif
6. Lingkungan yang kondusif
7. Menggunakan pembelajaran terpadu
8. Pengembangan Tematik
9. Menggunakan berbagai media dan sumber belajar
10. Mengembangkan berbagai kecakapan hidupktri
Pendidikan Anak Usia Dini tidak sekedar fungsi untuk memberikan pengalaman
belajar kepada anak, tetapi yang lebih penting berfungsi untuk mengoptimalkan
perkembangan otak. Pendidikan anak usia dini sepatutnya juga mencakup seluruh
proses stimulasi psikososial dan tidak terbatas pada proses pembelajaran yang
terjadi dalam lembaga pendidikan. Artinya, pendidikan anak usia dini dapat
berlangsung dimana saja dan kapanpun saja seperti halnya interaksi manusia yang
terjadi dalam keluarga, teman sebayanya, dan dari hubungan kemasyarakatan
yang sesuai dengan kondusi dan perkembagan anak usia dini.
Anak usia dini mengkonstruksi pemikirannya melalui bermain. Bermain sebagai
kebutuhan dasar bagi anak, karena ketika bermain anak sesungguhnya sedang
belajar. Belajar bagi anak usia dini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Anak belajar dengan sebaik-baiknya apabila kebutuhan fisiknya terpenuhi
serta merasakan aman dan tenteram.
2. Siklus belajar anak selalu berulang dimulai dari membangun kesadaran,
melakukan eksplorasi, memperoleh penemuan untuk selanjutnya anak dapat
mempergunakannya.
3. Anak belajar melalui interaksi sosial dengan orang dewasa dan sebayanya.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
FTAR PUSTAKA
Alexander, et.al. (1988). Teaching Reading. Glenview: Scott, Fortesman and Company.
Anggani Sudono, (2006). Sumber Belajar dan Alat Permainan Untuk Pendidikan Usia
Dini. Jakarta : Grasindo.
BKKBN. 2003. Pedoman Pola dan Strategi Peningkatan Pelaksanaan Gerakan BKB.
Jakarta
Cucu Eliyawati. (2005). Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar untuk Anak Usia
Dini. Jakarta : Depdiknas. Ditjen Dikti.
Coughlin, et al. (1992). Menciptakan Kelas yang berpusat pada Anak. Terjemahan.
Washington DC: Children’s Resources International,Inc.
Dombro, Amy, Laura, et al. (2001). The Creative Curriculum for Infants and Toddlers.
Washington : Teaching Strategies.
Depdiknas (2002). Acuan Menu Pembelajaran pada Taman Penitipan Anak. Jakarta:
Depdiknas Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah Direktorat Pendidikan
Anak Usia Dini.