Fungsi Lembaga Paud

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

FUNGSI LEMBAGA PAUD

Disusun Oleh :
KELOMPOK 3

Rauziatud Zahra ( Nim. 1905020102 )


Nurhalimah ( Nim. 1905020096 )
Juliati ( Nim. 1905020100 )

Dosen Pengajar :
Epan Juanda, MA

MK : Manajemen PAUD

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUL HIKMAH


( STAI – DH )
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang
berjudul” Fungsi Lembaga PAUD ” ini tepat pada waktunya.

Shalawat beriring salam tak lupa kami sampaikan kepada Nabi


Muhammad SAW yang telah menerangi semua ummat di muka bumi ini dengan
cahaya kebenaran.
Ucapan terima kasih kami kepada Dosen Pengasuh serta mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah ikut membantu dalam penyelesaian
penyusunan makalah ini yang telah membantu dan membagi pengalamannya
kepada kami.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat berbagai
kekurangan dan kesalahan, baik dari segi isi maupun dari segi bahasa. Untuk itu,
kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat konstruktif
untuk penyempurnaan makalah ini.
Kami berharap agar makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
pembaca. Amin.

Meulaboh, 19 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
C. Tujuan .......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian, tujuan, fungsi, dan jenis PAUD................................................... 3
B. Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini sebagai Pembentuk Karakter Anak 3
C. Tujuan pendidikan anak usia .......................................................................... 6
D. Fungsi Pendidikan Anak Usia Dini ................................................................ 6
E. Jenis-jenis Pendidikan Anak Usia Dini .......................................................... 7
F. Prinsip-prinsip Perkembangan Pendidikan Anak Usia Dini ........................... 7
G. Ciri-ciri perkembangan pendidikan PAUD ................................................... 8

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan..................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 11

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pendidikan yang memberikan
pengasuhan, perawatan, dan pelayanan kepada anak Usial Lahir sampai 6 tahun.
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada
anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
sekolah dasar dan kehidupan tahap berikutnya.1
Undang-undang no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah
suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan
usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.2
Filosofi pendidikan merupakan kerangka landasan yang sangat
fundamental bagi sistem pendidikan dan para pendidik. Kerangka filosofis
memberikan gambaran tentang cara pandang guru terhadap pendidikan itu sendiri
(termasuk didalamnya kurikulum, tujuan pendidikan dan isi pendidikan), anak
didik dan proses pembelajaran. Kerangka filosofis harus menjadi kerangka
berpikir guru atau mind set guru dalam menyelenggarakan praksis pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Mengetahui pengertian, tujuan, fungsi, dan jenis PAUD
2. Mengetahui prinsip-prinsip perkembangan PAUD
3. Mengutahui alasan pentingnya PAUD

1
Arikunto, Suharsimi. (1992). Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif.
Jakarta : Rajawali.
2
Direktorat PAUD, Ditjen PLS. (2006). Pedoman Teknis Penyelenggaraan Kelompok Bermain.
Jakarta : Depdiknas
2

4. Mengetahui ciri-ciri PAUD


5. Mengetahui pandangan filsuf tentang PAUD
6. Mengetahui hakikat pendidikan PAUD

C. Tujuan
Untuk dapat mengetahui, menjelaskan, menjabarkan tentang pengertian,
tujuan, fungsi, dan jenis PAUD, prinsip-prinsip perkembangan PAUD, alasan
pentingnya PAUD, ciri-ciri PAUD ,pandangan filsuf tentang PAUD, hakikat
pendidikan PAUD
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian, tujuan, fungsi, dan jenis PAUD


1. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pendidikan yang memberikan
pengasuhan, perawatan, dan pelayanan kepada anak Usial Lahir sampai 6 tahun.
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada
anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki sekolah dasar dan kehidupan tahap berikutnya.3
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> Pendidikan
usia dini merupakan wahana pendidikan yang sangat fundamental dalam
memberikan kerangka dasar terbentuk dan berkembangnya dasar-dasar
pengetahuan, sikap dan keterampilan pada anak.4 Keberhasilan proses
pendidikan pada masa dini tersebut menjadi dasar untuk proses pendidikan
selanjutnya. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan pada lembaga
pendidikan anak usia dini, seperti : Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak,
Satuan Padu Sejenis maupun Taman Kanak-kanak sangat tergantung pada
sistem dan proses pendidikan yang dijalankan.

B. Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini sebagai Pembentuk Karakter


Anak
Pendidikan merupakan investasi terpenting yang dilakukan orang tua bagi masa
depan anaknya. Sejak anak lahir ke dunia, ia memiliki banyak potensi dan
harapan untuk berhasil di kemudian hari. Pendidikanlah yang menjadi jembatan

3
Dombro, Amy, Laura, et al. (2001). The Creative Curriculum for Infants and Toddlers.
Washington : Teaching Strategies.
4
Coughlin, et al. (1992). Menciptakan Kelas yang berpusat pada Anak. Terjemahan. Washington
DC: Children’s Resources International,Inc.
4

penghubung anak dengan masa depannya itu. Dapat dikatakan, pendidikan


merupakan salah satu pembentuk pondasi bagi tumbuh dan berkembangnya
seorang anak untuk memperoleh masa depan yang lebih baik. Sebagai “buah
hati”, maka dengan penuh rasa kasih sayang para orang tua rela berkorban demi
anaknya, karena masa depan anak juga merupakan masa depan orang tua.
Keberhasilan ataupun kegagalan tanggung jawab orang tua terhadap anaknya
akan terlihat dari perasaan hatinya manakala menyaksikan kehidupan anaknya
ketika dewasa. Pada hakikatnya masa depan anak juga merupakan masa depan
bangsa dan negara. Masa depan itu akan terlihat dua puluh atau tiga puluh tahun
ke depan, di saat mana jutaan anak yang ada sekarang ini memasuki usia remaja
dan dewasa. Merekalah nantinya yang menjadi pelaku pembangunan di berbagai
sektor kehidupan. Kelak diantara mereka ada yang berperan sebagai pemimpin-
pemimpin bangsa yang kebijakannya akan turut menentukan arah perjalanan
bangsa dan negara ini.
Kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, kelak akan sangat berbeda
dengan kondisi yang ada sekarang ini. Kehidupan mendatang adalah kehidupan
modern yang sangat dipengaruhi globalisasi yang semakin masif, ekstensif, dan
seolah tanpa batas. Hubungan antar bangsa diwarnai oleh hubungan yang
semakin kompetitif, karena semua bangsa berpacu untuk mencapai kemajuan
dalam berbagai bidang. Untuk menghadapi persaingan global yang semakin
ketat, maka generasi mendatang harus memiliki kecerdasan, keterampilan,
produktivitas kerja yang tinggi, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, ahli
dan profesional minimal di bidangnya masing-masing.
Dunia pendidikan memang sangat diperlukan untuk membentuk generasi seperti
itu. Akan tetapi, pendidikan sebagai proses berkelanjutan tidak semata diarahkan
kepada hal yang bersifat “reaktif” atau untuk kepentingan jangka pendek, ia juga
harus bersifat “proaktif”5 yang artinya pendidikan juga harus berorientasi kepada
kemampuan untuk mengantisipasi permasalahan yang lebih luas dan mampu
menjawab tantangan yang lebih kompleks di masa yang akan datang. Untuk
membentuk generasi yang demikian itu, maka calon-calon generasi mendatang
itu harus dipersiapkan pertumbuhan dan perkembangannya sedini mungkin,
5
Depdiknas. (2002). Acuan Menu Pembelajaran Pada Kelompok Bermain. Jakarta: Depdiknas
Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini.
5

yakni sejak mereka lahir sampai berusia enam tahun, sehingga mereka memiliki
akar yang kuat sebagai pondasi untuk memasuki pendidikan yang lebih tinggi.
Arti pentingnya pendidikan dini pada anak telah menjadi perhatian internasional.
Dalam pertemuan Forum Pendidikan Dunia tahun 2000 di Dakkar, Senegal,
telah menghasilkan enam kesepakatan sebagai kerangka aksi pendidikan untuk
semua yang salah satu butirnya menyatakan: “memperluas dan memperbaiki
keseluruhan perawatan dan pendidikan anak usia dini (PAUD), terutama bagi
anak-anak yang sangat rawan dan kurang beruntung.
Anggapan bahwa pendidikan baru bisa dimulai setelah usia sekolah dasar yaitu
usia tujuh tahun ternyata tidaklah benar. Bahkan pendidikan yang dimulai pada
usia Taman Kanak-kanak (4 - 6 tahun) pun sebenarnya sudah terlambat.
Menurut hasil penelitian di bidang neurologi seperti yang dilakukan oleh Dr.
Benyamin S. Bloom, seorang ahli pendidikan dari Universitas Chicago, Amerika
Serikat, mengemukakan bahwa pertumbuhan sel jaringan otak pada anak usia 0 -
4 tahun mencapai 50% (Cropley, 94). Artinya bila pada usia tersebut otak anak
tidak mendapatkan rangsangan yang maksimal maka otak anak tidak akan
berkembang secara optimal. Hasil penelitian di Baylor College of Medicine
menyatakan bahwa lingkungan memberi peran yang sangat besar dalam
pembentukan sikap, kepribadian, dan pengembangan kemampuan anak secara
optimal. Anak yang tidak mendapat lingkungan baik untuk merangsang
pertumbuhan otaknya, misal jarang disentuh, jarang diajak bermain, jarang
diajak berkomunikasi, maka perkembangan otaknya akan lebih kecil 20 - 30%
dari ukuran normal seusianya (Depdiknas, 2003:1).

C. Tujuan pendidikan anak usia


Secara umum tujuan Pendidikan Anak Usia Dini adalah mengembangkan
berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Sedangkan berdasarkan tinjauan aspek
didaktis psikologis tujuan pendidikan di Pendidikan Anak Usia Dini yang utama
adalah:
Menumbuhkembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan agar mampu
menolong diri sendiri (self help), yaitu mandiri dan bertanggung jawab terhadap
6

diri sendiri seperti mampu merawat dan menjaga kondisi fisiknya, mampu
mengendalikan emosinya dan mampu membangun hubungan dengan orang lain.
Meletakkan dasar-dasar tentang bagaimana seharusnya belajar (learning
how to learn). Hal ini sesuai dengan perkembangan paradigma baru dunia
pendidikan melalui empat pilar pendidikan yang dicanangkan oleh UNESCO,
yaitu learning to know, learning to do, learning to be dan learning to live together
yang dalam implementasinya di lembaga PAUD dilakukan melalui pendekatan
learning by playing, belajar yang menyenangkan (joyful learning) serta
menumbuh-kembangkan keterampilan hidup (life skills) sederhana sedini
mungkinFungsi Pendidikan Anak Usia Dini
Program kegiatan bermain pada pendidikan anak usia dini memiliki
sejumlah fungsi, yaitu: (1) untuk mengembangkan seluruh kemampuan yang
dimiliki anak sesuai dengan tahap perkembangannya, (2) mengenalkan anak
dengan dunia sekitar, (3) mengembangkan sosialisasi anak, (4) mengenalkan
peraturan dan menanamkan disiplin pada anak dan (5) memberikan kesempatan
kepada anak untuk menikmati masa bermainnya.

D. Fungsi Pendidikan Anak Usia Dini


Berdasarkan tujuan pendidikan anak usia dini dapat ditelaah beberapa
fungsi pendidikan anak usia dini, yaitu :6
a. Fungsi Adaptasi
Berperan dalam membantu anak melakukan penyesuaian diri dengan
berbagai kondisi lingkungan serta menyesuaikan diri dengan keadaan dalam
dirinya sendiri. Dengan anak berada di lembaga pendidikan anak usia dini,
pendidik membantu mereka beradaptasi dari lingkungan rumah ke lingkungan
sekolah. Anak juga belajar mengenali dirinya sendiri.
b. Fungsi Sosialisasi
Berperan dalam membantu anak agar memiliki keterampilan-keterampilan
sosial yang berguna dalam pergaulan dan kehidupan sehari-hari dimana ia berada.
Di lembaga pendidikan anak usia dini anak akan bertemu dengan teman sebaya

6
Direktorat PAUD, Ditjen PLS. (2006). Pedoman Teknis Penyelenggaraan Taman Penitipan
Anak. Jakarta : Depdiknas
7

lainnya. Mereka dapat bersosialisasi, memiliki banyak teman dan mengenali sifat-
sifat temannya.
c. Fungsi Pengembangan
Di Lembaga pendidikan anak usia dini ini diharapkan dapat
pengembangan berbagai potensi yang dimiliki anak. Setiap unsur potensi yang
dimiliki anak membutuhkan suatu situasi atau lingkungan yang dapat
menumbuhkembangkan potensi tersebut kearah perkembangan yang optimal
sehingga menjadi potensi yang bermanfaat bagi anak itu sendiri maupun
lingkungannya.
d. Fungsi Bermain
Berkaitan dengan pemberian kesempatan pada anak untuk bermain, karena
pada hakikatnya bermain itu sendiri merupakan hak anak sepanjang rentang
kehidupannya. Melalui kegiatan bermain anak akan mengeksplorasi dunianya
serta membangun pengetahuannya sendiri.

E. Jenis-jenis Pendidikan Anak Usia Dini


 PAUD Formal ; TK, Raudhatul Atfal.
 PAUD Non Formal ; Kelompok Bermain (KB), Taman Pendidikan Anak
(TPA), Pos Paud ..dll
 PAUD Informal ; Keluarga.

F. Prinsip-prinsip Perkembangan Pendidikan Anak Usia Dini 7


Prinsip dalam Pendidikan Anak Usia Dini
Untuk memenuhi aspek-aspek dalam perkembangan anak baik aspek fisik,
kognitif, sosial emosional dan bahasa serta aspek lainnya seperti agama dan
moral, kemandirian dan seni), maka perlu dilakukan berbagai prinsip yang
meliputi:
1. Berorientasi pada Kebutuhan Anak
2. Belajar melalui bermain
3. Pendekatan Berpusat pada Anak
7
Depdiknas. (2007). Pedoman Teknis Penyelenggaraan Taman Penitipan Anak. Jakarta :
Depdiknas Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini.
8

4. Pendekatan Kontruktivisme
5. Pendekatan Kreatif dan inovatif
6. Lingkungan yang kondusif
7. Menggunakan pembelajaran terpadu
8. Pengembangan Tematik
9. Menggunakan berbagai media dan sumber belajar
10. Mengembangkan berbagai kecakapan hidupktri

G. Ciri-ciri perkembangan pendidikan PAUD


1. Menyiakan tenaga manusia yang berkualitas.
2. Mendorong percepatan perputaran ekonomi dan rendahnya biaya sosial karena
tingginya proktutivitas kerja dan daya tahan.
3. Meningkatkan pemerataan dalam kehidupan masyarakat.
4. Menolong para orang tua dan anak-anak.

Pendidikan Anak Usia Dini tidak sekedar fungsi untuk memberikan pengalaman
belajar kepada anak, tetapi yang lebih penting berfungsi untuk mengoptimalkan
perkembangan otak. Pendidikan anak usia dini sepatutnya juga mencakup seluruh
proses stimulasi psikososial dan tidak terbatas pada proses pembelajaran yang
terjadi dalam lembaga pendidikan. Artinya, pendidikan anak usia dini dapat
berlangsung dimana saja dan kapanpun saja seperti halnya interaksi manusia yang
terjadi dalam keluarga, teman sebayanya, dan dari hubungan kemasyarakatan
yang sesuai dengan kondusi dan perkembagan anak usia dini.
Anak usia dini mengkonstruksi pemikirannya melalui bermain. Bermain sebagai
kebutuhan dasar bagi anak, karena ketika bermain anak sesungguhnya sedang
belajar. Belajar bagi anak usia dini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Anak belajar dengan sebaik-baiknya apabila kebutuhan fisiknya terpenuhi
serta merasakan aman dan tenteram.
2. Siklus belajar anak selalu berulang dimulai dari membangun kesadaran,
melakukan eksplorasi, memperoleh penemuan untuk selanjutnya anak dapat
mempergunakannya.
3. Anak belajar melalui interaksi sosial dengan orang dewasa dan sebayanya.
9

4. Minat anak dan keingintahuannya memotivasi belajarnya.


5. Perkembngan dan b elajar anak harus memperhatikan perbedaan individual.
6. Anak belajar dengan cara sederhana kerumit.
10

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum


jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan
bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan
informal. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk
penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah
pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),
kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio
emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan
keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini
Lembaga Pendidikan anak usia dini dilaksanakan sesuai satuan Pendidikan
masing-masing. Taman Penitipan Anak (TPA) dilaksanakan 3 – 5 hari dengan jam
layanan minimal 6 jam. Minimal layanan dalam satu tahun 144 -160 hari atau 32 –
34 minggu. Kelompok Bermain (KB) setiap hari atau minimal 3 kali seminggu
dengan jumlah jam minimal 3 jam. Minimal layanan dalam satu tahun 144 hari
atau 32 - 34 minggu. Satuan PAUD Sejenis (SPS) minimal satu minggu sekali
dengan jam layanan minimal 2 jam. Kekurangan jam layanan pada SPS
dilengkapi dengan program pengasuhan yang dilakukan orang tua sehingga
jumlah layanan keseluruhan setara dengan 144 hari dalam satu tahun. Taman
Kanak-Kanak (TK) dilaksanakan minimal 5 hari setiap minggu dengan jam
layanan minimal 2,5 jam. Layanan dalam satu tahun 160 hari atau 34 minggu.
Pelaksanaan pendidikan anak usia dini hendaknya dapat melibatkan
seluruh komponen masyarakat. Penyelenggaraan pendiikan anak usai dini dapat
dilakukan oleh swasta dan pemerintah, yayasan maupun perorangan
11

FTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (1992). Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan


Evaluatif. Jakarta : Rajawali.

Alexander, et.al. (1988). Teaching Reading. Glenview: Scott, Fortesman and Company.

Anggani Sudono, (2006). Sumber Belajar dan Alat Permainan Untuk Pendidikan Usia
Dini. Jakarta : Grasindo.

BKKBN. 2003. Pedoman Pola dan Strategi Peningkatan Pelaksanaan Gerakan BKB.
Jakarta

Cucu Eliyawati. (2005). Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar untuk Anak Usia
Dini. Jakarta : Depdiknas. Ditjen Dikti.

Coughlin, et al. (1992). Menciptakan Kelas yang berpusat pada Anak. Terjemahan.
Washington DC: Children’s Resources International,Inc.

Depdiknas. (2002). Acuan Menu Pembelajaran Pada Kelompok Bermain. Jakarta:


Depdiknas Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah Direktorat Pendidikan
Anak Usia Dini.

Depdiknas. (2007). Pedoman Teknis Penyelenggaraan Taman Penitipan Anak. Jakarta :


Depdiknas Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah Direktorat Pendidikan
Anak Usia Dini.

Direktorat PAUD, Ditjen PLS. (2006). Pedoman Teknis Penyelenggaraan Taman


Penitipan Anak. Jakarta : Depdiknas

Direktorat PAUD, Ditjen PLS. (2006). Pedoman Teknis Penyelenggaraan Kelompok


Bermain. Jakarta : Depdiknas

Dombro, Amy, Laura, et al. (2001). The Creative Curriculum for Infants and Toddlers.
Washington : Teaching Strategies.

Depdiknas (2002). Acuan Menu Pembelajaran pada Taman Penitipan Anak. Jakarta:
Depdiknas Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah Direktorat Pendidikan
Anak Usia Dini.

Anda mungkin juga menyukai