Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam akuntansi kita mengenal tiga proses kegiatan akuntansi yaitu,
mencatat transaksi-transaksi dalam jurnal, memposting dari jurnal kebuku
besar dan menyusun neraca saldo. Penyusunan neraca saldo biasanya
dilakukan tiap-tiap akhir bulan atau pada akhir periode akuntansi. Saldo-saldo
ini merupakan ringkasan dari akibat-akibat transaksi yang telah dicatat dalam
suatu periode akuntansi.
Seperti kita ketahui bahwa salah satu tujuan pembuatan neraca saldo
adalah untuk mempersiapkan penyusunan laporan-laporan keuangan. Sebelum
menyusun laporan keuangan dari neraca saldo perlu diteliti lebih dulu apakah
saldo dari tiap-tiap rekening sudah menunjukkan keadaan yang benar, karena
ada rekening-rekening yang sudah siap untuk dicantumkan dalam laporan
keuangan dan ada pula yang harus disesuaikan lebih dulu.
Dengan melaksanakan penyesuaian maka rekening-rekening riil akan
menunjukkan saldo yang tepat pertanggal neraca, begitu pula halnya rekening-
rekening nominal akan menunjukkan saldo yang tepat untuk periode yang
bersangkutan. Dalam perusahaan kecil, jumlah rekening yang ada dalam buku
besar tidak banyak maka penyusunan laporan keuangannya dapat dilakukan
secara langsung dari neraca saldo. Tetapi dalam perusahaan besar yang jumlah
rekening buku besarnya banyak, penyusunan laporan keuangan secara
langsung dari neraca saldo tidaklah mudah. Oleh karena itu agar penyusunan
laporan keuangan dapat dilakukan dengan teliti dibutuhkan suatu alat yang
disebut kertas kerja.
B. Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana
cara penyajian kertas kerja pada siklus akuntansi perusahaan jasa.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian kertas kerja
b. Untuk mengetahui kegunaan kertas kerja
c. Untuk mengetahui faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam
pembuatan kertas kerja
d. Untuk mengetahui bentuk-bentuk kertas kerja

C. Manfaat
1. Manfaat Pengguna
Agar pengguna dapat mengerti dan memahami bagaimana apa yang
dimaksud dengan kertas kerja dan mengetahui cara penyajian kertas kerja
pada siklus akuntansi perusahaan jasa.
2. Manfaat Pembaca
Agar pembaca mendapatkan pengetahuan dan ilmu tentang cara
penyajian kertas kerja pada siklus akuntansi perusahaan jasa.
3. Manfaat Penulis
Agar penulis dapat memahami dan mengerti cara-cara membuat
makalah dengan baik dan dapat memahami tentang cara penyajian kertas
kerja pada siklus akuntansi perusahaan jasa.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kertas Kerja


Kertas kerja yang disebut juga neraca lajur dalam ilmu akuntansi
merupakan sebuah daftar yang terdiri dari beberapa kolom meliputi kolom
neraca saldo, kolom penyesuaian, kolom neraca saldo disesuaikan, kolom laba
rugi dan kolom neraca. Jadi neraca lajur atau kertas kerja memuat seluruh data
akuntansi yang relevan dalam proses penyusunan laporan keuangan.
Sebenarnya neraca lajur lebih tepat disebut kertas kerja yang digunakan
sebagai alat pembantu dalam menyusun laporan keuangan. Neraca lajur bukan
merupakan bagian dari catatan akuntansi yang formal karena sifatnya tidak
formal maka penyusunannya dapat juga dilakukan dengan menggunakan
pensil sehingga mudah dikoreksi apabila terjadi kesalahan.
Neraca lajur merupakan suatu landasan untuk memeriksa dimana
rekening buku besar disesuaikan, diseimbangkan dan disusun menurut cara
yang sesuai dengan penyusunan rekening dalam laporan keuangan. Pemakaian
neraca lajur juga dapat menunjukkan prosedur yang perlu dilakukan untuk
menyusun laporan keuangan telah dilaksanakan seluruhnya. Neraca lajur
bukan merupakan laporan keuangan maka tidak perlu diberikan kepada pihak
luar seperti kreditur, pemegang saham dan sebagainya. Perlu disadari pula
neraca lajur tidak dapat menggantikan kedudukan pencatatan akuntansi atau
laporan keuangan dan semata-mata hanya merupakan alat pembantu untuk
laporan keuangan. Walaupun demikian neraca lajur ini sangat diperlukan oleh
pihak menanjemen perusahaan untuk dapat melihat perkiraan-perkiraan yang
terjadi dalam kegiatan perusahaan sehari-hari sehingga pihak menanjemen
dapat mengontrol setiap pengeluaran atau biaya yang dikeluarkan perusahaan
dalam menunjukkan kegiatan atau operasinya.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dibuatnya neraca lajur
adalah :
1. Untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan
2. Untuk menggolongkan dan meringkas informasi dari neraca saldo dan
data-data penyesuaian sehingga merupakan persiapan sebelum disusun
laporan keuangan yang formal
3. Untuk memudahkan kesalahan yang mungkin dilakukan dalam pembuatan
jurnal penyesuaian.
Kertas kerja berfungsi untuk memudahkan penyusunan laporan
keuangan dalam suatu periode akuntansi tertentu. Dalam neraca lajur terdapat
5 bagian judul kolom sebagaimana disebutkan diatas yaitu mulai dari kolom
neraca saldo sampai kolom neraca, kelima judul kolom tersebut tersedia jika
bentuk kertas kerjanya adalah bentuk kertas kerja 10 kolom. Bentuk kertas
kerja 10 kolom merupakan bentuk neraca lajur yang sering digunakan. Selain
bentuk kertas kerja 10 kolom ada 3 bentuk lainnya yaitu kertas kerja 6 kolom,
bentuk 8 kolom dan bentuk 12 kolom.
Kertas kerja atau neraca lajur hanya berfungsi untuk memberi
kemudahan dalam proses penyusunan laporan keuangan dalam perusahaan,
yang meliputi laporan laba-rugi suatu perusahaan, laporan neraca maupun
laporan perubahan modal.

B. Kegunaan Kertas Kerja


Kegunaan kertas kerja menurut para ahli :
1. Menurut Suwardjono, dengan kertas kerja semua saldo akun yang ada dan
penyesuaiannya yang dapat digambarkan dalam suatu halaman kertas
sehingga pengaruh dan hubungan antar akun dapat dianalisis untuk
kepentingan manajerial.
2. Menurut Soemarso S.R kegunaan kertas kerja adalah kertas kerja dapat
mengurangi kesalahan terlupakannya salah satu ayat jurnal penyesuaian
yang harus dilakukan.
3. Menurut Amin Wijaya Tunggal kegunaan kertas kerja adalah untuk
mengetahui jurnal penyesuaian serta jurnal penutup yang diperlukan.
4. Menurut Carl S. Warren, James M. Reeve dan Philip E. Fees, kertas kerja
digunakan untuk memahami arus data dari neraca saldo yang belum
disesuaikan ke laporan keuangan.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kegunaan kertas kerja
dalam laporan keuangan yaitu menggambrkan seluruh saldo akun dan
penyesuaiannya dalam satu halaman kertas dan memeriksa ketepatan
perhitungan juga mengurangi kesalahan dalam ayat jurnal penyesuaian.

C. Faktor-Faktor yang Harus Diperhatikan dalam Pembuatan Kertas Kerja


Sebelum membuat kertas kerja, ada faktor-faktor yang harus diperhatikan.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah :
1. Lengkap
a. Berisi semua informasi yang pokok, menentukan komposisi semua
data penting yang dicantumkan dalam kertas kerja.
b. Tidak memerlukan tambahan penjelasan secara lisan. Artinya kertas
kerja harus jelas dapat berbicara sendiri,harus berisi informasi yang
lengkap, tidak berisi informasi yang belum jelas atau pertanyaan yang
belum dijawab.
2. Teliti
Dalam pembuatan kertas kerja, akuntan harus memperhatikan
ketelitian dalam penulisan dan perhitungan sehingga kertas kerjanya bebas
dari kesalahan tulis dan perhitungan.
3. Ringkas
Kertas kerja harus dibatasi informasi yang pokok-pokok saja yang
relevan dengan tujuan pemeriksaan yang dilakukan serta disajikan secara
ringkas. Untuk menghindari rincian-rincian yang tidak perlu. Analisis
yang diperlukan oleh seorang akuntan harus merupakan peringkasan dan
penafsiran data dan bukan hanya merupakan penyalinan catatan klien
kedalam kertas kerja.
4. Jelas
Kejelasan dalam informasi kepada pihak-pihak yang akan
memeriksa kertas kerja perlu diusahakan oleh akuntan. Penggunaan ini
istilah yang menimbulkan arti ganda perlu dihindari. Penyajian informasi
secara sistematik perlu dilakukan.
5. Rapi
Kerapian dalam pembuatan kertas kerja dan keteraturan
penyusunan kertas kerja akan membantu akuntan senior dalam menela’ah
hasil pekerjaan stafnya serta memudahkan memperoleh informasi dari
kertas kerja tersebut.

D. Jenis-Jenis Kertas Kerja


Isi kertas kerja meliputi semua informasi yang dikumpulkan dan dibuat
oleh auditor dalam auditnya. Kertas kerja terdiri dari berbagai macam yang
secara garis besar dapat dikelompokkan kedalam 5 tipe kertas kerja berikut :
1. Program audit (Audit program)
Program audit merupakan daftar prosedur audit untuk seluruh audit
unsur tertentu, sedangkan prosedur audit adalah intruksi rinci untuk
mengumpulkan tipe bukti audit tertentu yang harus diperoleh pada saat
tertentu dalam waktu audit. Dalam program audit, auditor menyebutkan
prosedur audit yang harus diikuti dalam melakukan verifikasi setiap unsur
yang tercantum dalam laporan keuangan, tanggal dan paraf pelaksanaan
prosedur audit tersebut, serta penunjukan indeks kertas kerja yang
dihasilkan. Dengan demikian, program audit berfungsi sebagai suatu alat
yang bermanfaat untuk menetapkan jadwal pelaksanaan dan pengawasan
pekerjaan audit. Program audit dapat digunakan untuk merencanakan
jumlah orang yang diperlukan untuk melaksanakan audit beserta
komposisinya, jumlah sistem dan auditor junior yang akan ditugasi,
taksiran jam yang dikonsumsi, serta untuk memungkinkan auditor
berperan sebagai supervisor dapat mengikuti kemajuan audit yang sedang
berlangsung.
2. Working Trial Balance
Working trial balance adalah suatu daftar yang berisi saldo-saldo
akun buku besar pada akhir tahun yang diaudit dan pada akhir tahun
sebelumnya, kolom-kolom untuk adjustment dan penggolongan kembali
yang diusulkan oleh auditor, serta saldo-saldo setelah koreksi auditor yang
akan tampak dalam laporan keuangan auditan (audited financial
statement).
Working trial balace mempunyai fungsi yang sama dengan lembar
kerja (woork sheet) yang digunakan klien dalam proses penyusunan
laporan keuangan. Dalam penyusunan laporan keuangan, klien menempuh
beberapa tahap sebagai berikut:
a. Pengumpulan bukti transaksi
b. Pencatatan dan penggolongan transaksi dalam jurnal dan buku
pembantu
c. Pembukuan (posting) jurnal kedalam buku besar
d. Pembuatan lembar kerja (woork sheet)
e. Penyajian laporan keuangan.
3. Ringkasan Jurnal Adjustment
Dalam proses auditnya, auditor mungkin menemukan kekeliruan
dalam laporan keuangan dan catatan akuntansi kliennya. Untuk
membetulkan kekeliruan tersebut, auditor membuat draft jurnal
adjustment yang nantinya akan dibicarakan dengan klien.
Jurnal adjustment yang diusulkan oleh auditornya bisa diberi nomor
urut dan untuk jurnal penggolongan kembali diberi identitas huruf. Setiap
jurnal adjustment maupun jurnal penggolongan kembali harus disertai
penjelasan yang lengkap. Jurnal adjustment berbeda dengan jurnal
penggolongan kembali. Jurnal penggolongan kembali digunakan oleh
auditor hanya untuk memperoleh pengelompokkan yang benar dalam
laporan keuangan klien. Jurnal ini digunakan untuk menggolongkan
kembali suatu jumlah dalam kertas kerja auditor, tidak untuk disarankan
agar dibukukan kedalam catatan akuntansi klien.
4. Daftar Utama dan Daftar Pendukung
a. Daftar Umum
Skedul utama adalah kertas kerja yang digunakan untuk
meringkas informasi yang dicatat dalam skedul pendukung untuk akun-
akun yang brhubungan. Skedul utama ini digunakan untuk
menggabungkan akun-akun buku besar yang sejenis, yang jumlah
saldonya akan dicantumkan didalam laporan keuangan dalam satu
jumlah. Sebagai contoh, skedul utama kas merupakan penggabungan
buku-buku besar : kas ditangan Rp 5.000.000;kas dibank Rp
55.000.000, dana kas kecil Rp 2.000.0000. Saldo kas yang disajikan
dalam neraca saldo adalah Rp 62.000.000 (Rp 5.000.000 + Rp
55.000.0000 + Rp 2.000.000).
Skedul utama mempunyai kolom yang sama dengan kolom-
kolom yang terdapat dalam eorking trial balance. Jumlah total tiap-tiap
kolom dalam skedul utama dipindahkan kedalam kolom yang berkaitan
dalam working trial balance.
b. Daftar Pendukung
Pada waktu auditor melakukan verifikasi terhadap unsur-unsur
yang tercantum dalam laporan keuangan klien, ia membuat berbagai
macam kertas kerja pendukung yang menguatkan informasi keuangan
dan operasional yang dikumpulkannya. Dalam setiap skedul pendukung
harus dicantumkan pekerjaan yang telah dilakukan oleh auditor dalam
memverifikasi dan menganalisis unsur-unsur yang dicantumkan dalam
daftar tersebut, metode verifikasi yang digunakan, pertanyaan yang
timbul dalam audit, serta jawaban atas pertanyaan tersebut.skedul
pendukung harus membuat juga berbagai simpulan yang dibuat oleh
auditor.
5. Memorandum Audit dan Dokumen Informasi Pendukung
Memorandum audit merupakan data tertulis yang disiapkan auditor
dalam bentuk naratif, misalnya komentar atas kinerja prosedur auditing
dan kesimpulan yang diperoleh pelaksanaan audit. Dokumentasi informasi
penguat meliputi pendokumentasian pengajuan pertanyaan mengenai hasil
rapat dewan komisaris, respon konfirmasi dan representasi tertulis serta
salinan berbagai konntraks penting.

E. Bentuk-Bentuk Kertas Kerja atau Neraca Lajur Dalam Akuntansi


Kertas kerja dalam akuntansi merupakan sarana yang digunakan
sebagai alat bantu untuk menyusun laporan keuangan. Pada dasarnya kertas
kerja disusun dengan tujuan untuk memudahkan penyusunan laporan
keuangan, khususnya pada perusahaan yang menyelenggarakan akuntansi
secara manual. Dari proses penyusunan kertas kerja diperoleh mengenai
ikhtisar penghasilan dan beban-beban yang terjadi selama suatu periode
akuntansi yang disebut ikhtisar R/L (Income summary), serta data mengenai
aktiva kewajiban, dan ekuitas perusahaan. Kertas kerja disusun dalam bentuk
6 kolom, 8 kolom, 10 kolom dan 12 kolom.
Untuk memahami lebih jelas silahkan amati gambar keempat bentuk kertas
kerja berikut ini :
1. Bentuk kertas kerja 6 kolom
Identitas perusahaan
Kertas kerja
Periode...
Tabel 1.2

No Neraca Saldo Laba-rugi Neraca


Nama Akun
Akun D K D K D K
Keterangan:
Bentuk kertas kerja pertama adalah bentuk kertas kerja 6 kolom, pada
kolom 1 dan 2 bernama kolom neraca saldo, kolom 3 dan 4 bernama
kolom laba rugi, dan 5 dan 6 bernama kolom neraca.
2. Bentuk kertas kerja 8 kolom
Identitas perusahaan
Kertas kerja
Periode...
Tabel 2.2
Neraca
No Penyesuaian Laba-rugi Neraca
Nama Akun Saldo
Akun
D K D K D K D K

Keterangan :
Bentuk kertas kerja yang kedua adalah bentuk kertas kerja 8 kolom, pada
kolom 1 dan 2 bernama kolom neraca saldo, kolom 3 dan 4 bernama
kolom penyesuaian, kolom 5 dan 6 bernama kolom laba-rugi dan kolom 7
dan 8 bernama kolom neraca.
3. Bentuk kertas kerja 10 kolom
Identitas perusahaan
Kertas kerja
Periode...
Tabel 3.2

Neraca
No Penyesuaian NSSDS Laba-rugi Neraca
Nama Akun Saldo
Akun
D K D K D K D K D K
Keterangan :
Bentuk kertas ketiga adalah 10 kolom, pada kolom 1 dan 2 bernama kolom
neraca saldo, kolom 3 dan 4 bernama kolom penyesuaian, kolom 5 dan 6
bernama kolom neraca saldo disesuaikan, kolom 7 dan 8 bernama kolom
laba-rugi dan kolom 9 dan 10 bernama kolom neraca.
4. Bentuk kertas kerja 12 kolom
Identitas perusahaan
Kertas kerja
Periode...
Tabel 4.2

Neraca Perubahan
No Nama Penyesuaian NSSDS Laba-rugi Neraca
Saldo Modal
Akun Akun
D K D K D K D K D K D K

Keterangan :
Bentuk kertas kerja keempat adalah bentuk kertas kerja 12 kolom, pada kolom 1
dan 2 bernama kolom neraca saldo, kolom 3 dan 4 bernama kolom penyesuaian,
kolom 5 dan 6 bernama kolom neraca saldo disesuaikan, kolom 7 dan 8
bernama kolom laba-rugi, kolom 9 dan 10 bernama kolom perubahan modal
dan kolom 11 dan 12 bernama kolom neraca.

F. Penyusunan / Penyajian Kertas Kerja


Pada umumnya kertas kerja disusun setelah terlebih dahulu dibuat
jurnal penyesuaian. Kertas kerja itu merupakan alat bantu untuk menyusun
laporan keuangan yang mencerminkan penyusunan ayat penyesuaian dan
laporan keuangan.
Penyusunan kertas kerja dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :
1. Menuliskan judul laporan, yang terdiri dari nama perusahaan, jenis laporan
(kertas kerja), serta priode laporan.
Identitas perusahaan (1)
Kertas kerja
Periode...
Tabel 5.2

Neraca Perubahan
No Nama Penyesuaian NSSDS Laba-rugi Neraca
Saldo Modal
Akun Akun
D K D K D K D K D K D K

2. Menuliskan kode akun ke kolom No. Akun


Identitas perusahaan
Kertas kerja
Periode...
Tabel 6.2

Neraca Perubahan
No Nama Penyesuaian NSSDS Laba-rugi Neraca
Saldo Modal
Akun Akun

D K D K D K D K D K D K
(2)

3. Menuliskan nama akun yang ada dibuku besar


Identitas perusahaan
Kertas kerja
Periode...
Tabel 7.2

Neraca Perubahan
No Nama Penyesuaian NSSDS Laba-rugi Neraca
Saldo Modal
Akun Akun

D K D K D K D K D K D K
(3)
4. Menuliskan saldo akhir dari buku besar yang ada dineraca percobaan
(neraca saldo).
Identitas perusahaan
Kertas kerja
Periode...
Tabel 8.2

Neraca Perubahan
No Nama Penyesuaian NSSDS Laba-rugi Neraca
Saldo Modal
Akun Akun

D K D K D K D K D K D K
(4)

5. Jurnal penyesuaian yang telah dibuat dibukukan kedalam kolom jurnal


penyesuaian dengan nama akun sesuai jurnal penyesuaian. Hal ini
dilakukan agar saldo-saldo yang terdapat pada masing-masing akun sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya.
Identitas perusahaan
Kertas kerja
Periode...
Tabel 9.2

Neraca Perubahan
No Nama Penyesuaian NSSDS Laba-rugi Neraca
Saldo Modal
Akun Akun

D K D K D K D K D K D K
(5)

6. Angka-angka yang terdapat pada kolom neraca saldo setelah ditambahkan


atau dikurangkan dengan angka-angka yang terdapat pada kolom yang
jurnal penyesuaian dibukukan ke neraca saldo disesuaikan.

Identitas perusahaan
Kertas kerja
Periode...
Tabel 10.2

Neraca Perubahan
No Nama Penyesuaian NSSDS Laba-rugi Neraca
Saldo Modal
Akun Akun

D K D K D K D K D K D K
(6)

7. Saldo yang terdapat pada kolom neraca saldo disesuaikan dipindah.


Identitas perusahaan
Kertas kerja
Periode...
Tabel 11.2

Neraca Perubahan
No Nama Penyesuaian NSSDS Laba-rugi Neraca
Saldo Modal
Akun Akun

D K D K D K D K D K D K
(7)

8. Akun riil (Aset, Liabilitas, dan Ekuitas) dipindahkan ke kolom neraca,


saldo debit dipindahkan ke kolom kredit.
Identitas perusahaan
Kertas kerja
Periode...
Tabel 12.2

Neraca Perubahan
No Nama Penyesuaian NSSDS Laba-rugi Neraca
Saldo Modal
Akun Akun

D K D K D K D K D K D K
(8)

9. Akun nominal (Pendapatan dan beban) dipindahkan ke kolom laba rugi,


saldo debit dipindah ke kolom kredit.
Identitas perusahaan
Kertas kerja
Periode...
Tabel 13.2

Neraca Perubahan
No Nama Penyesuaian NSSDS Laba-rugi Neraca
Saldo Modal
Akun Akun

D K D K D K D K D K D K
(9)

10. Menjumlahkan angka-angka pada kolom laba rugi dan neraca,


memasukkan selisih debit dan kredit yaitu laba bersih atau rugi bersih ke
salah satu kolom sebagai penyeimbang, baik ke dalam kolom laba rugi
maupun neraca.

Contoh soal :
Pada akhir periode akuntansinya salon Zhafira telah membuat neraca
saldo dan jurnal penyesuaian dalam periode akuntansi berjalan, sehingga
langkah berikutnya adalah penyusunan laporan keuangan. Namun sebelum
menyusun laporan keuangan Zhafira salon memutuskan untuk membuat kertas
kerja agar laporan keuangannya dapat dibuat lebih mudah dan teliti.
Bantulah Zhafira salon untuk menyusun kertas kerja pada periode 31
desember 2014.

Neraca saldo zhafira salon pada akhir periode


Zhafira Salon
Neraca Saldo
November 2014
Tabel 14.2
Nomor
Nama Akun Debet Kredit
Akun
111 Kas Rp.3.226.500
112 Piutang Usaha Rp.3.500.000
113 Perlengkapan Salon Rp.1.300.000
114 Perlengkapan Kantor Rp. 805.000
121 Peralatan salon Rp.1.100.000
122 Peralatan Salon Rp. 900.000
123 Gedung Salon Rp.9.500.000
211 Utang Usaha Rp.2.500.000
311 Modal Zhafira Rp.13.500.000
312 Pengambilan Prive Rp. 850.000
411 Pendapatan jasa salon Rp.7.405.000
511 Beban Gaji Rp. 586.000
512 Beban Pemeliharaan Rp. 412.500
513 Beban penerangan Rp. 535.000
514 Beban Umum Lain-lain Rp. 690.000
Total Saldo Rp.23.405.000 Rp.23.405.000

Jurnal penyesuaian Zhafira salon pada akhir periode


Zhafira Salon
Jurnal Penyesuaian
Desember 2014
Tabel 15.2
Tanggal Nama akun dan keterangan Ref Debet Kredit
31/12/2014 Beban Perlengkapan Salon 515 Rp.500.000
Perlengkapan Salon 113 Rp.500.000
31/12/2014 Beban Perlengkapan Kantor 516 Rp.350.000
Perlengkapan Kantor 114 Rp.350.000
31/12/2014 Beban Penyusutan peralatan 517 Rp.125.000
salon
Akumul.penyusutan 121.7 Rp.125.000
peral.salon
31/12/2014 Beban penyusutan peralatan 518 Rp.75.000
kantor
Akuml.penyusutan 122.1 Rp.75.000
peral.kantor
31/12/2014 Beban penyusutan gedung 519 Rp.190.000
salon
Akumul.penyusutan gedung 123.1 Rp.190.000
31/12/2014 Beban gaji 511 Rp.325.000
Gaji yang masih harus 212 Rp.325.000
dibayar
31/12/2014 Pajak penghasilan 631 Rp.625.000
Utang pajak 213 Rp.625.000
Jumlah Saldo Total Rp.2.190.000 Rp.2.190.000

Dengan mendasarkan pada neraca saldo dan jurnal penyesuaian Zhafira salon
diatas maka dapat dibuat kerja kerja sebagai berikut :

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Dari pembahasan di atas maka penulis menyimpulkan bahwa kertas
kerja adalah suatu kertas yang berkolom-kolom atau berlajur-lajur yang
direncanakan secara khusus untuk menghimpun semua data-data akuntansi
yang dibutuhkan pada saat perusahaan akan menyusun laporan keuangan
dengan cara sistematis.
Kegunaan kertas kerja yaitu menggambarkan seluruh saldo akun dan
penyesuaiannyadalam satu halaman kertas dan memeriksa ketepatan
perhitungan juga mengurangi kesalahan dalam ayat jurnal penyesuaian.
Adapun faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pembuatan kertas kerja
yaitu, lengkap, teliti, ringkas, jelas dan rapi. Jenis-jenis kertas kerja memiliki
lima tipe yaitu, program audit, working trial balace, ringkasan jurnal
adjustment, daftar utama dan daftar pendukung, memorandum audit dan
dokumen informasi pendukung.
Kertas kerja disusun dalam bentuk : 6 kolom, 8 kolom, 10 kolom dan
12 kolom. Pada umumnya kertas kerja disusun setelah terlebih dahulu dibuat
jurnal penyesuaian. Kertas kerja itu merupakan alat bantu untuk menyusun
laporan keuangan yang mencerminkan penyusunan ayat dan laporan
keuangan.

B. Saran
Sebaiknya jika ingin membuat laporan keuangan secara teliti
digunakan suatu alat yang disebut kertas kerja. Kertas kerja ini berfungsi
untuk memudahkan penyusunan laporan keuang pada suatu periode akuntasi
tertentu.

Anda mungkin juga menyukai