Anda di halaman 1dari 7

JURNAL BIOEDUKATIKA Vol. 6 No.

2 Tahun 2018 | 84 – 90

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN


JURNAL BIOEDUKATIKA
http://journal.uad.ac.id/index.php/BIOEDUKATIKA
2338-6630 (Print)

Analisis komponen penyusun desain kegiatan laboratorium


bioteknologi

Iseu Laelasari a, 1, *, Bambang Supriatno b, 2


a Pendidikan IPA IAIN Kudus, Jl Conge Ngembalrejo Kotak Pos 51 Bae Kudus 59322, Indonesia
b Pendidikan Biologi Universitas Pendidikan Indonesia, Jl Dr Setiabudhi No 229 Bandung 40154, Indonesia
1 iseulaelasari@stainkudus.ac.id; 2 bambangs@upi.edu

*korespondensi penulis

Informasi artikel ABSTRAK


Sejarah artikel: Tujuan dalam penelitian ini untuk mendeskripsikan tiga komponen utama dalam
Diterima 17 Juli 2018 desain kegiatan laboratorium bioteknologi yakni tujuan, proses dan pertanyaan
Revisi 1 November 2018 yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan rekonstruksi terhadap
Dipublikasikan 15 Desember 2018 desain kegiatan laboratorium tersebut. Pengambilan sampel dilakukan secara
Kata kunci: purposif dengan mengambil 10 sampel desain kegiatan laboratorium yang terdapat
Desain kegiatan laboratorium di sepuluh SMA Negeri di kota Bandung. Peneliti mengembangkan instrument
Tujuan praktikum berupa tabel deskriptif yang digunakan untuk menganalisis keterkaitan antara
Proses kegiatan laboratorium komponen tujuan, proses dan pertanyaan. Hasil menunjukkan bahwa praktikum
Pertanyaan praktikum secara keseluruhan mengarah pada kategori meningkatkan pemahaman terhadap
Bioteknologi materi pelajaran dan mengembangkan keterampilan dasar. Hanya 20% tujuan
praktikum mengacu pada indikator hasil penjabaran Kompetensi Dasar, tergambar
dalam langkah kerja dan dapat dicapai setelah melakukan kegiatan laboratorium,
20% proses sesuai dengan tujuan, berstruktur logis, sistematis, serta tepat dalam
menghasilkan data, dan temuan mengungkap hanya 39,28% pertanyaan yang
bersesuaian dengan tujuan dan proses. Sisanya bermasalah terutama dalam hal
tidak tergambarnya tujuan dalam langkah kerja, tidak dapat dicapainya tujuan,
proses tidak mengacu pada tujuan, tidak logis, dan juga tidak sistematis, tidak
menghasilkan data yang diharapkan, serta tidak mengacunya pertanyaan pada
tujuan ataupun proses. Hasil tersebut merupakan temuan yang dapat dijadikan
sebagai dasar untuk melakukan rekonstruski terhadap desain kegiatan
laboratorium bioteknologi.
ABSTRACT
Key word: Analysis of bjectives process and questions as a basic for reconstruction lab
Lab Activity Design activities design of biotechnology. The aims of this study was to describe the
Lab Objectives components of objectives, processes, and questions in Biotechnology lab activities
Lab Activity Process design that can used as a basis for reconstruction it. Sample was taken purposively
Lab Questions by taking 10 samples of lab activities design in 10 SMA Negeri in Bandung.
Biotechnology Researchers developed descriptive table as instrument that used to analyze the
interrelations between objective, process and questions. The results show that
overall lab objectives leads to category of developing basic skills and improving
understanding of subject matter. There are only 20% of objectives which refer to
Basic Competence outcome indicator, illustrated in activity step, and can be
achieved after lab activities, 20% of process refers to objectives, systematic and
logical structure, and can produce correct data, and only 39,28% of questions
refer to objectives and processes. The rest is problematic especially in event that
objectives are not illustrated in activity steps, objectives can not be achieved,
process is not referring to objectives, not systematic and illogical, and does not
produce expected data, question does not refer to objectives or process. These
results are findings can be used as a basic for reconstruction lab activities design of
biotechnology.
Copyright © 2018 Universitas Ahmad Dahlan

http://doi.org/10.26555/bioedukatika.v6i2.10592 bioedukatika@uad.ac.id
Iseu Laelasari, dkk | Analisis komponen penyusun desain kegiatan......

Pendahuluan seperti penglihatan, penciuman, pendengaran,


peraba dan pengecapan.
Kegiatan laboratorium dapat digunakan Kegiatan laboratorium yang dilakukan oleh
sebagai alternatif kegiatan untuk mengeksplor dan siswa umumnya mengacu pada suatu Desain
memaksimalkan potensi belajar siswa melalui Kegiatan Laboratorium (DKL). Desain kegiatan ini
kegiatan bioscience pertama, yakni siswa dapat yang berisi sejumlah langkah kerja operasional dapat
mengembangkan diri dalam pembelajaran biologi memandu praktikan dalam melaksanakan kegiatan
sebagai bagian dari sains, melalui kegiatan berbasis di laboratorium. DKL dapat diwujudkan ke dalam
laboratorium (Croker, Andersson, Lush, Prince, & bentuk LKS maupun terintegrasi ke dalam buku
Gomez, 2010). Pembelajaran berbasis kegiatan paket. Menurut Rustaman & Wulan (2007) LKS
laboratorium memiliki potensi untuk (1) (Lembar Kerja Siswa) merupakan salah satu media
mengajarkan keterampilan manipulasi, (2) pembelajaran yang berisi petunjuk untuk
memahami penggunaan peralatan, (3) membantu melaksanakan kegiatan laboratorium. Suatu LKS
pemahaman inquiri ilmiah (meliputi merancang yang baik hendaknya mencakup beberapa aspek,
eksperimen, melaksanakan eksperimen, yaitu (1) tujuan kegiatan, (2) pendahuluan (berupa
mengumpulkan data, interpretasi data), (4) dasar teori) (3) alat dan bahan, (4) prosedur kerja,
mengembangkan sikap terhadap sains, (5) (5) cara perangkaian alat, (6) interpretasi data hasil
memberikan pengenalan berupa contoh-contoh pengamatan, (7) analisis data dan (8) simpulan (A.
nyata terhadap konsep-konsep abstrak (Lagowski, Rustaman & Wulan, 2007).
2002). Kegiatan laboratorium dapat memberikan Berkaitan dengan aspek-aspek tersebut,
kesempatan pada siswa untuk menguji kebenaran Supriatno (2007) mengkaji 46 sampel LKS Biologi,
teori dalam keadaan yang nyata dan dapat di indera yang hasilnya mengungkap bahwa sebagian besar
(Tapilouw & Saefudin, 2008). pembuat LKS tidak atau belum melakukan uji coba
Teori maupun konsep dalam sains dapat LKS tersebut dari segi proses ataupun produk yang
dibuktikan secara efektif melalui kegiatan dihasilkan. Temuan mengungkap banyaknya
laboratorium. Selain itu melalui kegiatan langkah kerja yang kurang terstruktur dan tidak
laboratorium guru dapat mengemas pembelajaran mengarahkan untuk memperoleh data yang benar.
menjadi lebih menarik untuk dilakukan oleh siswa Selain itu, hasil uji keterlaksanaan prosedur kerja
(Newton, 2006). Pembelajaran laboratorium juga (Supriatno, 2009) menunjukkan bahwa, langkah
potensial untuk mengembangkan kemampuan ranah kerja yang dapat dikerjakan dan menghasilkan data
kognitif dan afektif siswa dalam pembelajaran sains yang benar, tuntas dalam analisis serta dapat
(Lee, Lai, Alex Yu, & Lin, 2012). Dalam rangka digunakan untuk membuat simpulan hanya berkisar
mengoptimalkan potensi kegiatan laboratorium 24%. Sisanya sebanyak 76% bermasalah dalam: (1)
tersebut, maka kegiatan praktikum ini perlu tidak terstrukturnya langkah kerja, (2) kesulitan
dilakukan secara berkesinambungan, karena ketika dalam eksekusi langkah kerja (3) kekakuan tabel
kegiatan ini dilakukan dalam jangka pendek, hal data dan menimbulkan hasil yang miskonsepsi, (4)
tersebut kurang mengembangkan motivasi siswa membutuhkan waktu yang lama, dan (5)
pasca pelaksanaan kegiatan untuk mengeksplorasi ketidaktuntasan.
pengetahuan mereka tentang sains (Abrahams, Salah satu diantara konsep Biologi yang
2009). potensial untuk dikembangkan melalui kegiatan
Sebagai upaya untuk melaksanakan kegiatan praktikum adalah Bioteknologi. Konsep tersebut
laboratorium secara berkesinambungan, maka dalam bersesuaian dengan Standar Kompetensi Lulusan
pembelajaran sains, dapat dilakukan dengan (SKL) yakni siswa diharapkan untuk bisa
mengintegrasikan kegiatan laboratorium tersebut memahami prinsip dasar bioteknologi serta
dalam proses pembelajaran. Hal tersebut juga dapat implikasinya pada salingtemas (Kemendikbud,
mengarahkan proses aktif siswa selama proses 2014). Terdapat beberapa pertimbangan mengapa
pembelajaran, melatih kemampuan inquiri, praktikum bioteknologi perlu dikembangkan, yakni
mengumpulkan data dan fakta, sistematis dalam (1) variasi kegiatan praktikum bioteknologi masih
mendeskripsikan objek, membuktikan teori dan kurang, (2) memerlukan waktu yang cukup lama,
prinsip, mengajukan pertanyaan, melakukan (3) keterkaitan urutan materi dalam kurikulum,
discovery, dan mengomunikasikan hasil temuan. yakni bioteknologi merupakan bab terakhir yang
Menurut Supriatno (2009) kegiatan laboratorium dipelajari di kelas XII sehingga pelaksanaan kegiatan
dapat memberikan kesan yang utuh dan lebih laboratorium kecil kemungkinan untuk dilakukan,
bermakna kepada siswa, karena selama pembelajaran padahal melalui kegiatan laboratorium banyak
mereka cenderung melibatkan berbagai indera mengembangkan potensi materi bioteknologi.

JURNAL BIOEDUKATIKA |85


Iseu Laelasari, dkk | Analisis komponen penyusunan desain kegiatan......

Kajian mengenai komponen tujuan, proses, diperoleh oleh peneliti pertama dengan pandangan
dan pertanyaan desain kegiatan laboratorium pada dan argumentasi peneliti kedua yang merupakan ahli
konsep bioteknologi sebagai studi pendahuluan ini dalam bidang praktikum dan penyusunan desain
menjadi penting karena akan berhubungan dengan kegiatan laboratorium biologi. Sedangkan untuk
kualitas suatu proses yang akan menentukan output triangulasi teori dilakukan dengan membandingkan
pembelajaran. Kajian ini dapat memberikan setiap hasil analisis data dengan perspektif teori
gambaran mengenai komponen tujuan, proses, dan yang relevan. Misalnya dalam menganalisis kelogisan
pertanyaan dalam desain kegiatan laboratorium, dan dan kesistematisan struktur langkah kerja, peneliti
dapat digunakan sebagai rujukan dalam melakukan membandingkan konsep eksplisit dalam setiap
modifikasi dan rekonstruksi dalam rangka langkah tersebut dengan kesesuaian konsep dalam
memperbaiki kualitas suatu proses kegiatan kajian bioteknologi.
laboratorium menggunakan desain kegiatan
laboratorium konsep bioteknologi. Hasil dan pembahasan
Data hasil analisis kategori tujuan praktikum
Metode
mengacu pada kategori menurut Woolnough
Penelitian ini dilakukan dengan cara disajikan pada Tabel 1.
menganalisis sejumlah DKL SMA kelas XII konsep
bioteknologi yang terdapat di dalam buku paket Tabel 1. Analisis kategori tujuan praktikum menurut
biologi, LKS internal (dibuat sendiri oleh guru), dan Woolnough dalam desain kegiatan laboratorium
LKS yang diterbitkan. Sampel diambil secara konsep bioteknologi
purposif dengan mengambil sampel desain kegiatan DKL Kategori Tujuan Praktikum
laboratorium yang terdapat di 10 SMA Negeri di Mengemba Mengembangka Meningkatkan
kota Bandung, dengan dasar pertimbangan bahwa ngkan n kemampuan pemahaman
keterampil memecahkan terhadap
sekolah tersebut pernah melaksanakan kegiatan
an dasar masalah materi
praktikum bioteknologi. 10 sampel tersebut terdiri pelajaran
dari 8 desain kegiatan laboratorium yang terdapat di 1 √ - √
dalam buku paket, 1 LKS internal dan 1 LKS yang 2 √ - √
diterbitkan. Penelitian ini menggunakan tiga 3 √ - √
instrumen yang telah dikembangkan oleh peneliti 4 √ - √
dan telah divalidasi oleh ahli, berupa lembar 5 √ - √
6 √ √ √
deskriptif yang berisi tabel analisis untuk menjaring 7 - - -
data mengenai tiga komponen utama dalam desain 8 √ - √
kegiatan laboratorium, yakni tujuan, proses (langkah 9 √ - √
kerja), dan komponen pertanyaan. 10 √ - √
Berdasarkan hasil validasi instrumen, DKL : Desain Kegiatan Laboratorium
komponen tujuan dianalisis mengenai aspek Berdasarkan Tabel komponen tujuan
1,
mengacu tidaknya tujuan praktikum terhadap praktikum secara keseluruhan dapat mengarah pada
indikator, ketergambaran tujuan dalam langkah kategori meningkatkan pemahaman terhadap materi
kegiatan, ketercapaian tujuan, serta kategori tujuan pelajaran dan mengembangkan keterampilan dasar,
praktikum menurut Woolnough (dalam N. dan hanya 10% tujuan praktikum berada pada
Rustaman et al., 2003). Komponen Proses kegiatan kategori tujuan untuk mengembangkan kemampuan
laboratorium dianalisis dari aspek mengacu tidaknya memecahkan masalah. Hal tersebut dikarenakan
proses terhadap tujuan, kesistematisan dan bentuk praktikum yang dilakukan dengan mengacu
kelogisan struktur langkah kerja dan perolehan data. pada desain kegiatan laboratorium yang dianalisis
Sedangkan komponen pertanyaan dianalisis dari pada dasarnya berbentuk latihan dan memberi
aspek mengacu tidaknya pertanyaan terhadap proses pengalaman. Hal ini sesuai dengan penjelasan yang
beserta tujuan yang dikembangkan. dikemukakan oleh Woolnough (dalam N.
Dalam rangka mengurangi bias dari hasil Rustaman et al., 2003) bahwa bentuk praktikum
analisis data mengenai komponen tujuan, proses, latihan digunakan untuk mengembangkan
dan pertanyaan yang terdapat dalam DKL, keterampilan dasar, bentuk praktikum investigasi
dilakukan triangulasi data antar peneliti dan digunakan untuk melatih kemampuan dalam
triangulasi teori. Triangulasi antar peneliti pemecahan masalah, dan bentuk praktikum yang
dilakukan dengan cara membandingkan hasil bersifat memberi pengalaman digunakan untuk
analisis data untuk setiap komponen yang telah membantu memahami materi pelajaran.
86| JURNAL BIOEDUKATIKA
Iseu Laelasari, dkk | Analisis komponen penyusun desain kegiatan......

Hasil tersebut menunjukkan bahwa model Berdasarkan Tabel 2 hanya 20% tujuan
desain kegiatan laboratorium konsep bioteknologi praktikum mengacu pada indikator hasil penjabaran
yang beredar saat ini kurang variatif, cenderung Kompetensi Dasar, tergambar dalam langkah kerja
mengarah pada model verifikasi. Hal ini sesuai dan dapat dicapai setelah melakukan kegiatan
dengan hasil penelitian Supriatno (2007) bahwa laboratorium, 70% bermasalah dalam hal tidak
78,3% LKS dari jenjang SMP dan SMA merupakan tergambarnya tujuan dalam langkah kerja dan tidak
model ekspositori (verifikasi). Kegiatan praktikum tercapainya tujuan, dan terdapat 10% DKL yang
dengan model tersebut dapat membantu siswa tidak mencantumkan tujuan praktikum. Hasil ini
untuk memahami objek fisik yang mereka inginkan, sesuai dengan penjelasan yang dikemukakan oleh
namun kurang mengeksplorasi ide-ide ilmiah siswa Supriatno (2009) bahwa keberhasilan dari suatu
untuk membimbing kegiatan dan mengolah data praktikum tergantung pada langkah-langkah yang
yang telah dikumpulkan (Abrahams & Millar, dikerjakan siswa dalam rangka mencapai tujuan
2008). yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan
Hal ini berbeda dengan pendapat Lagowski demikian maka suatu tujuan praktikum harus dibuat
(2002) terdapat empat model instruksional saling berkesinambungan dengan langkah kerja
laboratorium yaitu exspository (verifikasi), inquiry, supaya dapat tercapai. Hal tersebut penting karena
discovery, problem-based. Diantara ke empat model berhubungan dengan produk pembelajaran berupa
tersebut, model inquiry lebih mengarahkan kegiatan pengetahuan yang akan diperoleh siswa. Menurut
autentik berdasarkan pengalaman nyata, sehingga Dahar (2011) pengetahuan yang dapat diperoleh
siswa dapat memposisikan sebagai seorang saintis siswa melalui suatu pembelajaran/ praktikum
(Longo, 2011). Setiap model tersebut memiliki bergantung pada dua aspek yang saling berkaitan
kelebihan dan kekurangannya, sehingga dibutuhkan satu sama lain, yaitu siswa harus mengetahui tujuan
kombinasi penggunaan desain kegiatan laboratorium dari kegiatan yang akan dilakukan, dan sampai
untuk mengembangkan potensi siswa yang seberapa jauh tujuan tersebut dapat dicapai oleh
diharapkan. Bersesuaian dengan hasil temuan Basey, siswa.
Maines, Francis, & Melbourne (2014), bahwa Selain data hasil analisis tujuan, diperoleh juga
diperlukan kombinasi antara dua tipe model hands data hasil analisis langkah kerja yang
on pembelajaran laboratorium untuk bisa menggambarkan proses kegiatan laboratorium, yang
mengembangkan High Order Thinking Skills dan disajikan dalam Tabel 3.
Low Order Thinking Skill. Adanya keragaman
bentuk praktikum menurut Lagowski (2002) Tabel 3. Persentase analisis langkah kerja (Proses) dalam
diperlukan untuk mencegah situasi monoton dan desain kegiatan laboratorium bioteknologi
membosankan pada suatu jenjang pendidikan. Hasil Analisis Proses Jumlah Persentase
Tujuan praktikum juga dianalisis dengan DKL (%)
membandingkan kesesuaian tujuan dengan Proses tidak mengacu pada 4 40%
tujuan, tidak sistematis,
indikator, ketergambaran tujuan dalam langkah tidak logis, dan tidak
kerja, dan ketercapaian tujuan setelah melakukan menghasilkan data yang
kegiatan labiratorium, yang hasilnya disajikan pada diharapkan
Tabel 2. Proses tidak mengacu pada 3 30%
tujuan, sistematis tetapi
tidak logis, dan tidak
Tabel 2. Analisis tujuan dalam desain kegiatan menghasilkan data yang
laboratorium bioteknologi diharapkan
Hasil Analisis Tujuan Jumlah Persentase Proses mengacu pada tujuan, 2 20%
DKL (%) sistematis, logis, dan
Tujuan mengacu pada indikator, 6 60% menghasilkan data yang
tidak tergambar dalam langkah, diharapkan
dan tidak dapat dicapai Tidak mencantumkan tujuan 1 10%
Tujuan mengacu pada indikator, 1 10% Total DKL/ Total % 10 100%
tergambar dalam langkah tetapi DKL : Desain Kegiatan Laboratorium
a

tidak dapat dicapai


Tujuan mengacu pada indikator, 2 20%
Dikaji dari aspek proses sebagaimana yang
tergambar dalam langkah, dan disajikan pada Tabel 3, dapat diketahui bahwa 20%
dapat dicapai proses kegiatan laboratorium yang dilakukan
Tidak mencantumkan tujuan 1 10% mengacu pada tujuan, memili struktur yang logis
Total DKL/ Total % 10 100% dan sistematis, serta dapat menghasilkan data yang
diharapkan, sisanya sebanyak 70% menunjukkan
langkah kerja tidak sistematis, tidak logis, dan juga

JURNAL BIOEDUKATIKA |87


Iseu Laelasari, dkk | Analisis komponen penyusunan desain kegiatan......

tidak dapat memperoleh data yang tepat, 10% dari ada dalam desain kegiatan laboratorium
DKL yang dianalisis tidak mencantumkan tujuan. bioteknologi kurang merujuk pada proses
Hasil tersebut sesuai dengan apa yang dijelaskan praktikum yang dilakukan dan pencapaian tujuan.
Supriatno (2009) bahwa apabila siswa mengerjakan Padahal menurut N. Rustaman et al., (2003) suatu
langkah kerja yang tidak terstruktur ataupun ambigu pertanyaan harus dibuat sesuai dengan tujuan dan
(membingungkan) maka dapat mengakibatkan dapat mengukur tingkat keberhasilan belajar.
kegagalan dalam proses laboratorium yang Tingkat keberhasilan belajar yang dimaksud dalam
dilakukan. Kegagalan ini dikarenakan tidak kegiatan laboratorium diperoleh melalui proses
diperolehnya data yang diharapkan untuk kegiatan laboratorium yang dilakukan mengikuti
membantu siswa dalam menyimpulkan. Apabila langkah kerja.
prosedur kegiatan salah, maka pada dasarnya siswa
belajar pengetahuan yang salah dan hal ini dapat Tabel 4. Analisis pertanyaan dalam desain kegiatan
memicu timbulnya miskonsepsi bagi siswa. laboratorium bioteknologi
Salah satu contoh yang membuktikan hal Hasil Analisis Pertanyaan Jumlah Persentase
tersebut adalah langkah kerja yang tercantum dalam (%)
dua desain kegiatan laboratorium mengenai Pertanyaan mengacu pada 11 39,28%
tujuan dan proses
perbanyakan tanaman melalui metode kultur Pertanyaan mengacu pada 4 14,29%
jaringan. Langkah tersebut sangat menyimpang dari tujuan tetapi tidak mengacu
konsep mengenai kultur jaringan. Proses yang pada proses
dilakukan tidak mencerminkan prinsip Pertanyaan tidak mengacu 4 14,29%
mikropropagasi melalui kultur jaringan, sehingga pada tujuan dan proses
Pertanyaan tidak mengacu 9 32,14%
apabila guru tidak mengaji/merekonstruksi langkah pada tujuan tetapi mengacu
kerja sebelum digunakan sebagai petunjuk pada proses
praktikum, dapat menimbulkan miskonsepsi Total Pertanyaan/Total 28 100%
mengenai konsep kultur jaringan. Sangat Persentase
a
DKL : Desain Kegiatan Laboratorium
disayangkan apabila kegiatan laboratorium
bioteknologi yang pada umumnya memerlukan Senada dengan pendapat Hasibuan &
waktu lama untuk mengerjakannya, menghasilkan Moedjiono (2008) bahwa suatu pertanyaan pada
produk pengetahuan yang tidak sebanding/ dasarnya ditujukan untuk: (1) membantu siswa
pengetahuan yang salah dikarenakan adanya belajar, (2) menstimulasi siswa dalam
kesalahan langkah kerja. mengembangkan kemampuan berpikir (3)
Menurut Millar (2004) keefektifan/ memandu interaksi belajar dan kemandirian (4)
efektivitas suatu kerja praktikum dapat diukur dari meningkatkan kemampuan higher order thinking
segi (1) prosedur kegiatan, yakni berkaitan dengan skill, dan (5) membantu pencapaian ujuan pelajaran.
apa yang dikerjakan siswa, dan (2) hasil kerja Dengan demikian maka pertanyaan yang disajikan
praktikum, dalam hal ini berkaitan dengan apa yang dalam suatu desain kegiatan laboratorium
dipelajari siswa Efektivitas langkah kerja yang hendaknya mengarah pada pencapaian tujuan dan
dimaksud merupakan terlaksananya langkah/ mengukur ketercapain hasil dari proses
prosedur kerja dalam desain kegiatan laboratorium laboratorium yang dilakukan.
dan juga dapat menghasilkan data/fakta yang Pertanyaan yang mengacu pada tujuan berarti
diharapkan. Menurut Supriatno (2009) adanya pertanyaan tersebut dapat mengarahkan pada
langkah kerja yang salah dalam suatu LKS dapat pencapaian konsep yang tercantum dalam tujuan,
mengakibatkan tingkat efektivitas kerja menjadi sementara pertanyaan yang mengacu pada proses
berkurang. Apabila efektivitas kerja berkurang, berarti bahwa pertanyaan tersebut mengarahkan
maka pada dasarnya siswa banyak mengerjakan yang pada langkah kerja dan data yang dihasilkan. Hasil
tidak seharusnya dikerjakan. Dengan demikian siswa analisis terhadap sejumlah pertanyaan yang
belajar tidak mengenai apa yang seharusnya tercantum dalam desain kegiatan laboratorium
dipelajari. bioteknologi, terdapat beberapa pertanyaan yang
Dikaji dari aspek pertanyaan sebagaimana bersifat konseptual yang dapat dijawab siswa tanpa
disajikan pada Tabel 4, terdapat 39,28% menggunakan data yang diperoleh, maupun bersifat
pertanyaan yang mengacu pada tujuan maupun prosedural yang menanyakan tentang bagaimana
proses, 14,29% tidak mengacu pada tujuan maupun mengerjakan sesuatu yang dapat dijawab apabila
proses, sisanya sebanyak 46,43% hanya mengacu praktikan mengerjakan sejumlah prosedur/langkah
pada salah satu aspek (tujuan saja atau proses saja). tertentu. Ditemukan juga beberapa pertanyaan yang
Hasil tersebut menunjukkan bahwa pertanyaan yang
88| JURNAL BIOEDUKATIKA
Iseu Laelasari, dkk | Analisis komponen penyusun desain kegiatan......

menanyakan alasan mengenai dilakukannya suatu dicantumkan dalam tujuan praktikum), maka
langkah, sementara dalam desain kegiatan pertanyaan tersebut tidak mengacu pada tujuan.
laboratoriumnya tidak ada perintah untuk Pertanyaan yang tidak mengacu pada tujuan
melaksanakan langkah tersebut. Selain itu terdapat dan proses, pada umumnya merupakan pertanyaan
juga pertanyaan yang sama sekali tidak berhubungan yang sama sekali tidak berhubungan dengan langkah
dengan tujuan dan proses yang dilakukan. kerja, serta tidak dapat mengarahkan pada
Pertanyaan yang mengacu pada tujuan dan pencapaian tujuan yang diharapkan. Misalnya pada
proses, pada umumnya berupa pertanyaan yang desain kegiatan laboratorium dengan tujuan
mengarahkan pada pembuatan simpulan dari praktikum ”mengetahui proses fermentasi tempe
percobaan dan pertanyaan-pertanyaan lain yang sebagai produk bioteknologi konvensional”,
mengarahkan pada pencapaian konsep yang terdapat pertanyaan ”apa sajakah kandungan gizi
tercantum dalam tujuan, serta sesuai dengan langkah yang terdapat di dalam tempe?”. pertanyaan tersebut
yang dilakukan. Misalnya, pada desain kegiatan tidak mengacu pada tujuan dan proses karena
praktikum dengan tujuan ”membuat tape singkong” konsep utama yang tercantum dalam tujuan
terdapat pertanyaan ”apakah fungsi penambahan praktikum adalah proses fermentasi tempe, bukan
ragi pada percobaan tersebut?”. Pertanyaan tersebut kandungan gizi tempe, sehingga tidak ada data yang
mengacu pada tujuan dan proses karena ragi diperoleh untuk menjawab pertanyaan tersebut.
merupakan bahan penting yang digunakan dalam Hasil analisis tersebut menegaskan bahwa
pembuatan tape, dan juga terdapat data yang komponen pertanyaan yang ada dalam desain
diperoleh dari hasil percobaan untuk menjawab kegiatan laboratorium harus bersesuaian dengan
pertanyaan tersebut. proses yang dilakukan dan tujuan yang ingin
Pertanyaan yang mengacu tujuan namun tidak dicapai, sehingga siswa dapat menjawab pertanyaan
mengacu proses, pada umumnya merupakan yang tercantum melalui data yang telah mereka
pertanyaan konseptual yang dapat diarahkan untuk kumpulkan. Hal ini sesuai dengan penjelasan A.
mencapai tujuan, tetapi tetapi tidak diperoleh data Rustaman & Wulan (2007) bahwa pertanyaan yang
dari proses yang dilakukan untuk untuk menjawab ada hendaknya dapat menuntun siswa pada pokok
pertanyaan tersebut. Misalnya, pada desain kegiatan persoalan, dan dapat dijawab oleh siswa. Dalam hal
laboratorium dengan tujuan ”mengekstraksi DNA ini pertanyaan dapat digunakan untuk mengukur
dari Kacang Kapri”, terdapat pertanyaan ”jelaskan ketercapaian proses dan tujuan, menuntun praktikan
bagaimana bentuk DNA yang kamu peroleh?”. untuk memahami konsep yang dipelajari dan
Pertanyaan tersebut mengacu pada tujuan karena mengarahkan praktikan untuk membuat suatu
menanyakan tentang konsep DNA, tetapi tidak kesimpulan yang tepat.
mengacu pada proses karena tidak ada data yang
diperoleh dari langkah kerja yang dapat digunakan Simpulan
untuk menjawab pertanyaan mengenai bentuk
DNA. Berdasarkan hasil analisis 10 desain kegiatan
Adapun pertanyaan yang tidak merujuk pada laboratorium bioteknologi mengenai komponen
tujuan namun mengacu proses, pada umumnya tujuan, proses, dan pertanyaan, dapat disimpulkan
merupakan pertanyaan yang mengarahkan pada data bahwa secara keseluruhan tujuan praktikum
yang diperoleh dari langkah kerja, tetapi karena mengarah pada kategori tujuan untuk
langkah tersebut tidak mengacu pada mengembangkan keterampilan dasar dan
tujuan/menyimpang dari tujuan maka pertanyaan meningkatkan pemahaman terhadap materi
tersebut dikategorikan sebagai pertanyaan yang pelajaran. Hanya 20% tujuan praktikum mengacu
tidak mengacu pada tujuan yang tercantum. pada indikator hasil penjabaran Kompetensi Dasar,
Misalnya pada desain kegiatan laboratorium dengan tergambar dalam langkah kerja dan dapat dicapai
tujuan ”mengembangkan tanaman dengan teknik setelah melakukan kegiatan laboratorium, 20%
kultur jaringan”, terdapat pertanyaan ”di antara proses sesuai dengan tujuan, berstruktur logis,
wadah nomor 1-3 tersebut, bagian tanaman sistematis, serta tepat dalam menghasilkan data, dan
manakah yang paling baik tumbuh, mengapa? temuan mengungkap hanya 39,28% pertanyaan
Berapa lama waktu yang digunakan?”. Pertanyaan yang bersesuaian dengan tujuan dan proses. Sisanya
tersebut mengacu pada proses yang dilakukan, sebanyak 80% bermasalah dalam hal tidak
karena terdapat data yang diperoleh dari langkah tergambarnya tujuan dalam langkah kerja dan tidak
kerja untuk menjawab pertanyaan tersebut, tetapi dapat dicapainya tujuan praktikum, 80% proses
karena langkah kerja yang dilakukan menyimpang tidak mengacu pada tujuan, tidak logis, struktur
dari konsep kultur jaringan (sebagaimana langkah kerjanya tidak sistematis, serta tidak dapat
menghasilkan data yang diharapkan, dan 60,72%

JURNAL BIOEDUKATIKA |89


Iseu Laelasari, dkk | Analisis komponen penyusunan desain kegiatan......

pertanyaan tidak mengacu pada tujuan ataupun 15. https://doi.org/10.1080/


proses. Hasil tersebut merupakan temuan yang 00940771.2011.11461788
dapat dijadikan sebagai dasar untuk melakukan Millar, R. (2004). The role of practical work in the
modifikasi dan rekonstruksi terhadap desain teaching and learning of science.
kegiatan laboratorium bioteknologi. Washington. Diambil dari http://sites.
nationalacademies.org/cs/groups/dbassesite/d
ocuments/webpage/dbasse_073330.pdf
Referensi
Newton, S. (2006). International practical science guide:
Abrahams, I. (2009). Does practical work really Advice and activities for primary and secondary
motivate? A study of the affective value of science in the classroom. The Association for
practical work in secondary school science. Science Education and University of
International Journal of Science Education, Cambridge International Examinations. Google
31(17), 2335–2353. https://doi.org/ Books
10.1080/09500690802342836 Rustaman, A., & Wulan, A. R. (2007). Kegiatan
Abrahams, I., & Millar, R. (2008). Does practical work laboratorium dalam pembelajaran biologi.
really work? A study of the effectiveness of Jakarta: Universitas Terbuka. Google Scholar
practical work as a teaching and learning Rustaman, N., Dirdjosoemarto, S., Yudianto, S. A.,
method in school science. International Journal Achmad, Y., Subhekti, R., Rochintaniawati, D.,
of Science Education, 30(14), 1945–1969. & Nurjhani, M. (2003). Strategi belajar
https://doi.org/10.1080/095006907017493 mengajar biologi. Malang: UM Press. Google
05 Scholar
Basey, J. M., Maines, A. P., Francis, C. D., & Melbourne, Supriatno, B. (2007). Profil lembar kegiatan biologi
B. (2014). An evaluation of two hands-on lab siswa sekolah menengah. dalam Proseding
styles for plant biodiversity in undergraduate Seminar Nasional Jurusan Pendidikan Biologi.
biology. CBE—Life Sciences Education, 13(3), Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
493–503. https://doi.org/10.1187/
Supriatno, B. (2009). Uji langkah kerja laboratorium
cbe.14-03-0062
biologi sekolah. dalam Proseding Seminar
Croker, K., Andersson, H., Lush, D., Prince, R., & Nasional Jurusan Pendidikan Biologi. Bandung:
Gomez, S. (2010). Enhancing the student Universitas Pendidikan Indonesia.
experience of laboratory practicals through
Tapilouw, F. S., & Saefudin. (2008). Pembelajaran
digital video guides. Bioscience Education,
berbasis laboratorium untuk meningkatkan
16(1), 1–13. https://doi.org/10.3108/
penguasaan konsep dan sikap ilmiah siswa
beej.16.2
tentang sistem pencernaan makanan. Jurnal
Dahar, R. W. (2011). Teori-teori belajar. Jakarta: Penelitian Pendidikan IPA, 11(3), 301–308.
Erlangga.
Hasibuan, J. J., & Moedjiono. (2008). Proses belajar
mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Kemendikbud. (2014). Konsep dan implementasi
kurikulum 2013. Jakarta. Diambil dari
https://www.kemdikbud.go.id/kemdikbud/d
okumen/Paparan/Paparan Wamendik.pdf
Lagowski, J. J. (2002). The role of the laboratory in
chemical education. Austin, Texas. Diambil
dari http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/
download?doi=10.1.1.567.5825&rep=rep1&ty
pe=pdf
Lee, S. W.-Y., Lai, Y.-C., Alex Yu, H.-T., & Lin, Y.-T.
K. (2012). Impact of biology laboratory
courses on students’ science performance and
views about laboratory courses in general:
innovative measurements and analyses. Journal
of Biological Education, 46(3), 173–179.
https://doi.org/10.1080/00219266.2011.63
4017
Longo, C. M. (2011). Designing inquiry-oriented science
lab activities. Middle School Journal, 43(1), 6–

90| JURNAL BIOEDUKATIKA

Anda mungkin juga menyukai