Anda di halaman 1dari 9

1.

Imunisasi hidup, imunisasi mati harus tau


Semua vaksin mengandung zat aktif maupun inaktif. Vaksin
mengandung zat aktif berupa antigen (zat aktif yang
merangsang tubuh untuk membentuk kekebalan untuk melindungi
tubuh terhadap infeksi pada masa yang akan datang).
Antigen dapat berupa :
o Virus yang dilemahkan, misalnya vaksin campak yang 2. Ilmu dasar ttg imunisasi
mengandung virus campak yang telah dilemahkan = TIDAK
DAPAT BERKEMBANG BIAK DI DALAM TUBUH, namun dapat Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten.
merangsang pembentukan kekebalan tubuh. Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan
o Virus inaktivasi berisi virus yang dimatikan, sep : vaksin kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit,
polio, hepatitis A, influenza dan rabies = TIDAK DAPAT sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut
MENIMBULKAN PENYAKIT, namun karena tubuh sudah tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.
mengenali virus tersebut, makan tubuh akan MEMBENRUK
KEKEBALAN untuk melindungi dari infeksi di masa depan. Vaksin adalah antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati,
o Bagian virus, sep : vaksin Hepatitis B, HPV mengandung masih hidup tapi dilemahkan, masih utuh atau bagiannya, yang
(+)PROTEIN SPESIFIK yang akan merangsang kekebalan telah diolah, berupa toksin mikroorgabisme yang telah diolah
tubuh menjadi toksoid, protein rekombinan yang apabila diberikan kepa
o Bagian bakteri, sep : vaksin Haemophillus influenza tipe b da seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif
(Hib), pneumokokus, dan meningokokus = dibuat dari lapisan terhadap penyakit infeksi tertentu.
rangkaian gula (polisakaria) bakteri. Vaksin akan
menimbulkan kekebalan terhadap lapisan rangkaian gula (Tapi di buku lain aku baca : Imunisasi adalah pemindahan
bakteri, sehingga terlindungi dari bakteri tersebut. Vaksin antibody secara pasif, sehingga akan didaptkan kekebalan yang
bakteri difteri, tetanus, dan pertussis dibuat dari PROTEIN bersifat pasif.
bakteri atau RACUN (toksin) yang telah dibuat tidak aktif
sehingga tidak berbahaya Vaksinasi adalah tindakan memberi vaksin untuk merangsang
pembentukan imunitas secara aktif pada tubuh seseorang
Pada prinsipnya vaksin ada 2 jenis, yaitu : sehingga akan didaptkan kekebalan aktif)
✓ Terbuat dari kuman/virus mati atau komponennya, cth : Sistem kekebalan adalah suatu sistem yang rumit dari interaksi
hepatitis A dan B, DPT, Hib, pneumokokus, influenza, tifoid, sel yang tujuan utamanya adalah MENGENALI ADANYA ANTIGEN.
dan HPV
✓ Terbuat dari kuman/virus hidup yang dilemahkan, cth : BCG, Kekebalan Pasif adalah kekebalan yang diperoleh dari luar tubuh
polio, campak, MMR bukan dibuat sendiri oleh badan kita > didapat dengan cepat bila
diberikan, tetapi sayangnya kekebalan pasif tidak tahan lama
Vaksin yang terbuat dari kuman/virus hidup tetap aman, kecuali karena akan dimetabolisme oleh tubuh (ini yang sering terjadi
pada anak dengan kekebalan yang rendah. Kuman hidup dalam pada booster, sehingga makanya harus diulang terus)
vaksin cukup diberikan dalam jumlah sedikit.
Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat oleh tubuh sendiri
Karena masih bisa berkembang biak > (+)gejala mirip penyakitnya akibat terpajan dengan mikroorganisme atau karena pemberian
(lebih ringan, tidak berbahaya), cth : campak = ±ruam kulit vaksin > tahan lama, (+)sel imun yang mengingat antigen ini :
kemerahan, tidak berlangsung lama SEL LIMFOSIT MEMORI

Kekebalan yang telah ada di dalam tubuh ibu hamil dapat


disalurkan ke janin yang dikandungnya, Kekebalan tersebut juga
dapat disalurkan melalui ASI. Namun, kekebalan yang didapat dari
ibu tidak bersifat kekal. Apabila kekebalan tersebut telah menurun
kadarnya, bayi harus membuat sendiri kekebalan tubuhnya melalui Jenis vaksin 2017 2020
vaksinasi. paling baik 12 jam sebaiknya SEGERA
Hepatitis B
Sebagai upaya meningkatkan kekebalan anak dalam mencegah setelah lahir setelah lahir <24jam
penyakit, vaksinasi harus diberikan SEBELUM seorang bayi/anak bOPV atau IPV
menderita penyakit. Waktu yang tepat untuk memberikan vaksin IPV paling sedikit selanjutnya
tergantung kapan seorang anak rentan terhadap penyakit Innactivated
diberikan 1 kali diberikan Bersama
tersebut, contoh pada campak. Poliovirus
bersamaan dgn DTP atau DTaP, IPV
Vaccine (IPV)
OPV3 min. 2 kali sebelum
Kasus campak paling banyak ditemukan pada anak ±1-5thn, 1 tahun
maka imunisasi campak harus diberikan USIA < 1 TAHUN. Apalagi
kekebalan seorang bayi terhadap campak yang didapat dari sebaiknya diberikan
optimal diberikan
ibunya hanya dapat bertahan sampai bayi berumur 9 bulan (MR BCG segera setelah lahir
usia 2 bulan
diberikan). atau <1 bulan
booster diberikan
Tujuan imunisasi secara UMUM, yaitu : booster diberikan pada usia 5-7 tahun
DTP
pada usia 5 tahun sesuai program
Menurunkan angka kesakitan, kematian, dan kecacatan akibat
BIAS
Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I).
booster diberikan
Tujuan KHUSUS imunisasi, yaitu : booster diberikan usia 18 bulan
Hib
usia 15-18 bulan Bersama DTP atau
o Tercapainya target Universal Child Immunization (UCI) yaitu DTaP
dengan imunisasi lengkap minimal 80% secara merata pada ✓ belum ada
bayi di seluruh desa/kelurahan selama 7-12
o Tervalidasinya eliminasi tetanus maternal dan neonatal bulan (2 kali dgn
(insiden dibawah 1/1000 kelahiran hidup dalam 1 tahun) ✓ diberikan pada jarak min. 1
o Eradikasi polio usia 7-12 bulan bulan)+ booster
o Tercapainya eliminasi campak (2 kali interval 2 jarak 2 bulan
o Terselenggaranya pemberian imunisasi yang aman serta bulan); dari dosis
pengelolaan limbah media (safety injection practice and ✓ diberikan pada sebelumnya;
waste disposal management). usia >1-2 tahun ✓ jika belum pernah
Pneumokokus
(1 kali) 1-2 tahun (2 kali
Sasaran pelayanan imunisasi rutin : ✓ + booster saat dgn jarak 2
> 1 tahun ATAU bulan);
• Bayi : Hepatitis B, BCG, Polio (OPV/IPV), Pentavalen (DPT- min. 2 bulan ✓ Jika belum
HB-Hib), MR setelah dosis pernah 2-5 tahun
• Balita : Pentavalen (DPT-HB-Hib), MR/MMR terakhir (PCV10 diberikan
• Anak SD : kelas 1 (MMR-agustus, DT-november), 2 dan 3 2 kali, jarak min.
(Td-november, usia ≥7thn) pada program BIAS 2 bulan; PCV13
• Wanita Usia Subur (WUS) : dilihat dari riwayat booster beri 1 kali)
tetanus toxoidnya Monovalen :
• Dosis pertama Monovalen :
mulai usia 6-14
minggu (tidak • Dosis pertama
mulai usia 6-12
boleh≥15 minggu)
minggu
• Dosis kedua min.
• Dosis kedua min.
jarak 4 minggu
jarak 4 minggu
(terakhir
(paling lama usia
pemberian usia
24 minggu)
Rotavirus 24 minggu)
Pentavalen :
(RV1 atau Pentavalen (3
RV5 = oral dosis/kali) : • Dosis pertama
Untuk imunisasi dasar yang harus diberikan beberapa kali mulai usia 6-12
(imunisasi serial), maka interval TIDAK BOLEH < 5 hari atau drops) • dosis pertama 6-
minggu
LEBIH DARI interval minimum, atau umurnya LEBIH MUDA dari 14 minggu (tidak
boleh≥15 minggu) • Dosis kedua dan
umur minimal yang direkomendasikan karena akan menghasilkan ketiga, interval
respons imun SUBOPTIMAL. • Dosis kedua dan antar dosis 4-10
ketiga interval 4- minggu
Bila hal itu terjadi maka imunisasi perlu DIULANG dengan interval 10 minggu)
atau pada umur minimal yang direkomendasikan. • Terakhir dosis
• Terakhir dosis ketiga usia 32
ketiga usia 32 minggu
Toleransi masa tenggang (grace periode) MAX. 4 hari dari interval
minggu
yang dianjurkan atau MAX. 4 hari dari umur minimal yang
direkomendasikan.
diberikan MULAI (≥) 6
Kalau interval imunisasi LEBIH LAMA dari yang direkomendasikan, diberikan >6 bulan, bulan, 2 dosis,
berisiko terjadinya infeksi sebelum diberikan dosis lengkap sesuai diulang setiap tahun diulang setiap tahun
Influenza
rekomendasi. Namun, imunisasi terlambat (untuk dosis Jika <9thn = 2 1 dosis
SELANJUTNYA, bukan terlambat MEMULAI DOSIS dosis, interval 4mgg Jika mulai ≥9thn : 1
PERTAMA/BELUM SAMA SEKALI), tidak perlu pengulangan atau dosis
penambahan dosis karena tidak akan mengurangi konsentrasi
antibody final setelah diberikan dosis lengkap sesuai
rekomendasi.
3. Cari kemenkes 2017 ama 2020 ttg imunisasi harus tau
perbedaannya
✓ umur 9 bulan, Jenis-jenis imunisasi :
berikan vaksin
MR
(campak/measle
s dan rubella)
✓ 18 bulan : MR + M
umur 9 bulan (mumps dosis I,
Campak &
diberikan vaksin harus diberikan 2
Rubella
campak SAJA dosis diberikan
bersamaan MR
mulai usia 12-18
bulan) = MMR
✓ BIAS kelas I :
MMR (mumps
dosis II) Imunisasi wajib : yang diwajibkan PEMERINTAH untuk seseorang
sesuai kebutuhannya : (+)imunisasi rutin, tambahan, dan khusus
Japanese
Encephalitis mulai diberikan umur Imunisasi rutin : yang dilakukan terus-menerus sesuai jadwal,
(daerah 12 bulan mulai diberikan umur (+)dasar dan lanjutan
endemis atau optional : booster 1- 9 bulan
Imunisasi dasar : vaksin BCG, DPT-HB-Hib, HB (aja), OPV,
bepergian ke 2thn kemudian
IPV, MR(measles/rubella)
endemis)
Imunisasi lanjutan : imunisasi ulangan untuk mempertahankan
tingkat kekebalan atau untuk memperpanjang masa
• dapat dimulai
perlindungan, target : Batita, SD, WUS, (+)vaksin DT, Td, TT
pada usia • diberikan mulai
12bulan, paling umur 12-18 bulan Imunisasi tambahan : kelompok umur tertentu yang risiko>>
baik sampai • 1-12thn (2 dosis, sesuai epidemiologi; (+)Backlog fighting, crash program, PIN, sub-
Varisela sebelum masuk jarak 6mgg- PIN, catch up campaign campak dan imunisasi dalam
SD (1 dosis) 3bulan) penanganan KLB (Outbreak response immunization/ORI)
• Bila >13thn (2 • ≥13thn (2 dosis,
dosis, jarak min. jarak 4-6mgg) Backlog fighting : upaya aktif di tingkat puskesmas untk
4 minggu) melengkapi imunisasi DASAR pada anak berumur <3thn,
terutama di desa yg (+)2thn tidak capai UCI

diberikan mulai umur diberikan mulai umur Crash program : di tingkat puskesmas untuk wilayah yg
Hepatitis A 2 tahun, 2 dosis, 1 tahun, 2 dosis, membutuhkan intervensi cepat mencegah KLB, bisa ≥1
interval 6-12 bulan interval 6-18 bulan imunisasi, kriteria : (1)angka kematin bayi akibat PD3I>>,
(2)infrastruktur<<, (3)desa yg 3thn berturut-turut tidak capai
UCI
ditambahkan
prasyarat : anak 9- PIN : imunisasi MASSAL dilaksanakan secara serentak di suatu
16thn yang PERNAH negara dalam waktu singkat, untuk memutus mata rantai
DIRAWAT dgn penyebaran dan >>herd immunity = TANPA MEMANDANG
diberikan pada DIAGNOSIS STATUS IMUNISASI SEBELUMNYA
semua anak 9-16 DENGUE dan
tahun dgn jadwal dikonfirmasi dengan Catch up campaign : imunisasi tambahan MASSAL serentak
Dengue
0,6,12 bulan (dari deteksi antigen pada sasaran kelompok umur dan wilayah tertentu untuk
saat berusia 9 (rapid dengue test memutus transmisi penularan agen penyebab PD3I = biasa
tahun) NS1 atau PCR pada awal pelaksanaan kebijakan pemberian imunisasi
ELISA), atau IgM-
antidengue; Kalau yg CAMPAK : memutus transmisi pada anak sekolah
Bila (-)konfirmasi, dan balita, dilakukan dgn pemberian imunisasi campak
periksa dulu. secara serentak pada anak SD dari kelas 1-6, tanpa
mempertimbangkan

diberikan mulai usia Sub-PIN : mirip PIN, tetapi pada wilayah terbatas (provinsi
Diberikan mulai usia atau kabupatem/kota)
10thn
9-14thn, 2 kali, jarak
Bivalen : 3 dosis, 0-
6-15 bulan (atau Imunisasi dalam penanggulangan KLB : disesuaikan dgn situasi
1-6 bulan
pada program BIAS epidemiologi pny masing-masing di daerah tsb.
Tetravalen : 3
kelas 5 & 6);
dosis, 0-2-6 bulan Imunisasi khusus : untuk melindungi masyarakat terhadap
HPV Umur ≥15thn :
Bila diberikan pada penyakit tertentu pada situasi tertentu (berangkat haji,
Bivalen (HPV 16,18) :
remaja 10-13thn, perjalanan ke negara endemis pny tertentu, KLB), cth:
3 dosis, 0-1-6 bulan
cukup 2 dosis, (+)imunisasi meningitis meningokokus, yellow fever, rabies, ±polio
Quadrivalen/tetrava
interval 6-12bulan,
lent (HPV 6,11,16,18) :
antibody “setara” 3 Imunisasi pilihan : imunisasi lain yang tidak termasuk dalam
3 dosis, 0-2-6 bulan
dosis imunisasi program, namun dapat diberikan pada bayi, anak, dan
dewasa sesuai dengan kebutuhannya dan pelaksanaannya oleh
tenaga kesehatan berkompeten, pilihannya : (+)MMR, tifoid,
varisela, Hep.A, influenza, pneumokokus, rotavirus, JE, HPV, HZ,
Hep.B, dan dengue.
4. Harus pande baca jadwal imunisasi
Jadwal imunisasi dasar yang harus dipenuhi anak :
1. Pemberian suntikan vitamin K1 30menit sebelum Hep.B
2. Vaksin Hep.B (monovalent) segera setelah lahir
3. bOPV-0 dan BCG sebelum berumur 1 bulan
4. DPT-HB-Hib dan OPV1 bulan 2
5. DPT-HB-Hib dan OPV2 bulan 3
6. DPT-HB-Hib dan OPV3 dan/atau(?) IPV bulan 4
7. MR (measles/rubella) bulan 9

5. Ketentuan pemakaian vaksin & dua vaksin hidup gk bisa


diberikan bersamaan
Wajib memperhatikan beberapa hal dalam pemakaian vaksin
secara berurutan, yaitu :
a. Keterpaparan vaksin terhadap panas
VVM adalah alat pemantau paparan suhu panas pada vaksin
= memantau suhu vaksin selama dalam perjalan maupun
dalam penyimpanan.
Diameter VVM sekitar 0,7cm, (+)karakteristik berbeda tiap
vaksin. Semua vaksin dilengkapi VVM, KECUALI vaksin BCG
(kenapa??)

Vaksin yang telah mendapatkan paparan panas lebih banyak


(dinyatakan dgn perubahan kondisi VVM A>VVM B) harus
digunakan TERLEBIH DAHULU meskipun masa kadaluwarsanya
masih LEBIH PANJANG.

b. Masa kadaluwarsa vaksin


Apabila kondisi VVM sama, gunakan vaksin yang LEBIH
PENDEK masa kadaluwarsanya (Early Expire First Out/EEFO)

c. Waktu penerimaan vaksin (First In First Out/FIFO)


Yang TERLEBIH DAHULU diterima sebaiknya dikeluarkan
duluan, dgn asumsi bahwa vaksin yg diterima lebih awal
(+)jangka waktu pemakaian LEBIH PENDEK.

d. Pemakaian vaksin sisa


Vaksin sisa pelayanan DINAMIS (posyandu, sekolah) TIDAK
BOLEH digunakan kembali/harus dibuang
Vaksin sisa pada pelayanan STATIS (puskesmas, RS, atau
praktik swasta) bisa digunakan pada HARI BERIKUTNYA,
syaratnya :
• Disimpan pada suhu 2˚-8˚C
• VVM A atau B
• (-)kadaluwarsa
• Tidak terendam air saat penyimpanan
• Belum melampaui masa pemakaian
Kondisi yg BUKAN kontraindikasi imunisasi :
o Alergi (kec. pada komponen vaksinnya)/asma
o Sakit ringan (cth: infeksi sal. napas, diare, suhu<38,5˚C)
o Dugaan HIV atau positif HIV yg (-)gejala AIDS
o Sakit kronis, kondisi saraf labil, kurang gizi, & riwayat sakit
kuning

e. Monitoring vaksin dan logistic


SARANA PENYIMPANAN
• Kamar dingin dan kamar beku
• Lemari es dan freezer
Lemari es : BCG, Td, TT, DT, Hep.B, campak, dan DPT-
HB-Hib (suhu 2˚ s.d. 8˚C atau kotak dingin cair/cool pack)
Freezer : vaksin polio (suhu -15 s.d. -25˚C atau pakai kotak
es beku/cold pack)

Konseling yang dapat kita berikan harus 2 arah dan membantu


• Alat pembawa vaksin : (+)cold box dan vaccine carrier orangtua mengambil keputusan tentang imunisasi yang akan
• Alat mempertahankan suhu : (+)cool pack/didinginkan cair diterima, yang mana (+)4 pesan penting :
min.24jam dan cold pack/didinginkan beku min.24jam
• Penempatan lemari es ✓ Manfaat vaksin yang diberikan
• Pemeriksaan sarana cold chain ✓ Tanggal imunisasi dan pentingnya buku KIA disimpan dan selalu
dibawa
✓ Efek samping ringan dan cara mengatasinya
✓ 5 imunisasi dasar lengkap sebelum usia 1 tahun
Pembekuan merusak potensi vaksin DT, TT, Hep.B, dan DPT/HB.
Apabila dicurigai vaksin PERNAH BEKU, perlu dilakukan uji kocok
(shake test) untuk menentukan layak pakai atau tidak.
indikasi uji kocok (min. 1 terpenuhi) :

• Periksa freeze tag apakah tanda √ telah berubah menjadi


tanda X
• Termometer suhu turun hingga dibawah titik beku
Cara melakukan uji kocok :
a. Ambil 1 dari tiap jenis vaksin yang dicurigai pernah beku, beri
label “tersangka beku”
b. Sengaja bekukan 1 vaksin yang sama dgn tersangka beku,
beri label “dibekukan”
c. Biarkan keduanya mencair seluruhnya
d. Kocok keduanya bersamaan
e. Amati bersebelahan untuk membandingkan waktu pengendapan
±5-30menit
f. Apabila :
o “Tersangka beku” lebih LAMBAT = masih bisa digunakan
o “Tersangka beku” SAMA atau lebih CEPAT = sudah rusak
g. Harus dilakukan pada tiap vaksin yang BERBEDA BATCH dan
Kondisi yang kontraindikasi imunisasi : JENIS VAKSIN-nya dgn control “dibekukan” yg sesuai
✓ Anafilaksis/rx hipersensitivitas hebat (p.s. Jadi kalo kaya gini, aku harus selalu ambil 2 dari masing”
✓ Rx berlebihan (cth: demam>38,5˚C + kejang) jenis vaksin, atau kalo dia sama batch/diterima waktu yg sama,
✓ <<KU, shock/anafilaktik selain pd imunisasi DPT/HB1, hanya perlu satu perwakilan aja? karena kan tadi si tersangka
pentavalent beku udh aku ambil 1 dari tiap jenis vaksin yg dicurigai beku)
✓ sedang kejang demam & panas (KI sementara sampai sembuh)
Sebelum pelaksanaan imunisasi, SELALU PERIKSA :
1) Periksa LABEL dan PELARUT vaksin
2) Periksa tgl kadaluwarsa
3) periksa VVM Milestone perkembangan adalah tingkat perkembangan yang
4) Jangan gunakan, bila : vaksin (-)label, kadaluwarsa, VVM C HARUS dicapai anak pada umur tertentu.
atau D
Untuk milestone motoric kasar, yang dapat kita temukan pada
Pelarut tidak boleh saling ditukar, gunakan pelarut dari pabrik beberapa interval bulan, antara lain :
yang SAMA DENGAN VAKSIN. Pelarut harus DIDINGINKAN sebelum
dicampur dengan vaksin, min. 12 jam dalam lemari es. o Lahir-3 bulan : belajar mengangkat kepala 45˚, kepala bergerak
ke kiri-kanan, mata mengikuti objek
Jangan campur vaksin dengan pelarut SEBELUM anda SIAP o 3-4 bulan : menegakkan kepala 90˚ dan mengangkat dada dgn
UNTUK MENGIMUNISASI. Vaksin yang telah dicampur dengan bertopang dada, menoleh kearah suara, tengkurap dan berbalik
pelarut HARUS DIBUANG setelah 3 jam (untuk BCG) atau 6 jam sendiri
(untuk campak) atau pada akhir pelayanan imunisasi. (ini o 6-9 bulan : duduk tanpa dibantu, merangkak mendekati
memang pengecualian atau gimana karena tadi ada dikatakan sesuatu/orang, memegang benda dgn ibu jari dan telunjuk
kalo di pelayanan statis, masi bisa digunakan sisanya asal o 9-12 bulan : berdiri sendiri tanpa dibantu dan berjalan dgn
penyimpanannya tepat??) dituntun
o 12-13 bulan : berjalan tanpa bantuan
Mengapa 2 vaksin hidup tidak boleh diberikan bersamaan? o 12-18 bulan : berjalan mengeksplorasi rumah dan sekitar,
menggelinding bola, belajar makan sendiri
o 18-24 bulan : naik turun tangga, naik kursi tanpa ditolong
o 2-3 tahun : menendang bola sambil berlari, meniru pekerjaan
org
o 3-4 tahun : berjinjit, berdiri satu kaki, belajar memasang/buka
kancing
o 4-5 tahun : melompat dgn 1 kaki, menari
o 5-6 tahun : berjalan lurus, naik sepeda roda 3, menangkap
bola kecil
Instrumen perkembangan yang digunakan untuk menilai
perkembangan :

• Buku KIA
• KPSP
• Denver II
Red flags milestones perkembangan tidak sesuai usia untuk
motoric kasar :
✓ 4 bulan : (-)head control
✓ 7 bulan : belum bisa duduk tanpa bantuan/support
✓ 15 bulan : belum bisa berjalan atau berlari
Red flags motoric halus :
✓ 4 bulan : (-)membuka genggaman tangan & “midline activity”
✓ 6 bulan : (-)meraih benda
✓ 12-18 bulan : (-)eksplorasi, memasukkan mainan ke dalam mulut
(oral phase)
BB/TB
>120% = obesitas
110-120% = overweight
90-110% = gizi baik/normal
Urutan pelaksanaan asuhan nutrisi pediatrik : 70-90% = gizi kurang
<70% = gizi buruk/sangat kurang
1) Menentukan masalah nutrisi
2) Menentukan kebutuhan zat nutrisi IMT/U
3) Menentukan rute pemberian zat nutrisi (oral, enteral, <P5 = gizi kurang
parenteral) P5 ≤ y < P85 = gizi baik
4) Menentukan jenis zat nutrisi P85 ≤ y < P94 = gizi lebih
5) Evaluasi (efek samping dan tumbuh kembang anak) ≥ P95 = obesitas

MENENTUKAN MASALAH NUTRISI


✓ Bagaimana status gizi (fisik dan antropometri) pasien dan
status asupan nutrisinya
✓ Gangguan dapat terjadi sebelum atau selama perawatan di
RS
✓ Masalah status asupan nutrisi dapat terjadi karena kekurangan
zat gizi, dimulai dari tingkat deplesi kemudian berlanjut menjadi
nyata sebagai defisiensi. Sebaliknya dapat juga terjadi
kelebihan masukan zat gizi dari tingkat awal kelebihan sampai
menjadi tingkat keracunan (toksisitas).
✓ Pengkajian status nutrisi meliputi 4 cara pengkajian yaitu :
pemeriksaan klinis, analisis diet, pemeriksaan antropometri,
dan pemeriksaan laboratorium.
✓ Penentuan status gizi secara antropometris pada anak yang
praktis adalah berdasarkan persentasi BB sekarang terhadap
BB ideal (persentil-50 grafik tumbuh kembang) menurut TB
sekarang.
✓ Anak <5thn = WHO 2006, z-score; >5thn = CDC 2000,
persentil, gunakan perhitungan persentase
✓ Kurva BB/U untuk menilai tren/pola pertumbuhan dan BB/TB
untuk melihat status nutrisi
MENENTUKAN KEBUTUHAN ZAT NUTRISI
Interpretasi untuk CDC 2000 :
Kebutuhan zat gizi pada seorang pasien bersifat individual
BB/U sehingga tidak sama dengan kecukupan gizi yang dianjurkan
>120% = BB lebih RDA atau kecukupan masukan zat gizi yang dianjurkan (RDI).
80-120% = BB baik
60-80% = BB kurang Pengertian kebutuhan zat gizi pada asuhan nutrisi adalah
<60% = BB sangat kurang kebutuhan terhadap masing-masing zat gizi yang harus dipenuhi
agar dapat mencakup 3 macam kebutuhan, yaitu :
TB/U
90-110% = TB baik/normal • Penggantian (replacement) zat gizi yang kekurangan (deplesi
70-80% = TB kurang atau defisiensi)
<70% = TB sangat kurang • Kebutuhan rumat (maintenance)
• Tambahan karena kehilangan (loss) dan tambahan untuk
pemulihan jaringan/organ yang sedang sakit
Harus terlebih dahulu dilakukan diagnosis gizi (step1), sehingga
dapat menentukan kebutuhan nutrisi yang berorientasi pada
pasien (tergantung jenis penyakitnya).
Menentukan besarnya kebutuhan zat gizi pada bayi dan anak
dapat diperhitungkan dengan berbagai rumus, memastikan ke-
adekuat-annya dilihat dari respon pasien.
Besarnya kebutuhan nutrisi selalu bertujuan untuk mencapai BB
ideal. Oleh sebab itu untuk memperkirakan tercapainya tambahan
kalori serta protein untuk mencapai tumbuh kejar pada anak
gizi kurang atau buruk atau pengurangan kalori pada anak gizi
lebih atau obesitas yaitu menggunakan rumus sebagai berikut :
1) Umur dimana TB saat ini berada di persentil 50 (lihat kurva
TB/U) = dapat usia, untuk mencari BEE ditabel dan RDA
2) persentil-50 BB menurut TB saat ini (kurva BB/TB, bb ideal
menurut TB saat ini) = dpt BB ideal untuk dimasukkan ke
rumus RDA
Rumus menentukan kebutuhan energi (kalori total) :

• Sakit kritis : BEE x faktor aktivitas x faktor stress


• Tidak sakit kritis (gizi baik/kurang) : RDA menurut usia TB x
BB ideal
Menghitung kebutuhan protein (sesuai RDA) = RDA x factor
stress
Kebutuhan nutrisi pada anak sakit dibedakan berdasarkan kondisi
stress yang disebut sebagai dukungan metabolic ( metabolic
support) dan non-stress yang disebut sebagai dukungan nutrisi
(nutritional feeding). Selama periode stress metabolic, pemberian
nutrisi berlebihan (overfeeding) dapat meningkatkan kebutuhan
metabolisme di paru dan hati, serta dapat berakhir dgn Faktor aktivitas :
>>kematian.
Berikut adalah tabel RDA kalori pada anak :

MEMILIH CARA PEMBERIAN ZAT GIZI/NUTRISI


Pemberian makanan secara oral biasa dilaksanakan pada
Sebagian besar pasien : ALAMI dan IDEAL = beri padat > gabisa
> cair > gabisa > MULAI RUTE LAIN (“nutritional support” =
enteral ATAU parenteral)
Nutrisi enteral terindikasi jika pemberian makanan per oral dan
keadaan lambung tidak memungkinkan atau tidak dpt memenuhi
kebutuhan gizi dgn syarat FUNGSI USUS MASIH BAIK.
Rute nutrisi enteral dapat melalui oral ataupun melalui pipa
makanan (tube ke lambung=gastric tube; nasogastric tube/NGT,
atau jejunum scr manual atau dgn bantuan pompa
mesin=gastrostomy dan jejunum percutaneous).
Keuntungan enteral vs. parenteral :
Pada kondisi tidak sakit kritis (+)gizi buruk :
• Lebih murah, aman, dan praktid
✓ Menurut WHO : • bentuknya fisiologi dan komposisi zat gizinya lengkap
o Stabilisasi : 80-100kkal x BB actual (hari 1-2) • Meskipun hanya diberikan 10-15% dari kebutuhan kalori total,
o Transisi : 100-150kkal x BB actual (hari 3-7) dapat merumat struktur dan fungsi intestinal (efek trofik)
o Rehabilitasi : 150-200kkal x BB actual (>hari 7)
✓ Menurut rumus kebutuhan energi target BB ideal : sesuai Sebaiknya enteral dilakukan pada semua pasien kritis, kecuali
rumus, pemberian kalori awal sebesar 50-75% dari target pasien dgn distensi abdomen, GI bleeding, diare, dan muntah
untuk menghindari refeeding syndrome (HEMODINAMIK HARUS TELAH STABIL).
Setelah ada perbaikan klinis dan melewati fase kritis dari Untuk pemberiann nutrisi parenteral, diberikan bila asupan enteral
penyakitnya (hari 7-10), kebutuhan kalori serta protein perlu tidak dpt memenuhi kebutuhan pasien dan tdk dpt diberikan dgn
dinilai kembali menggunakan RDA karena diperlukan untuk tumbuh baik. Dilakukan pada pasien dgn kondisi reseksi usus massif,
kejar (catch-up grow). reseksi kolon, fistula, dan pasien yg telah dirawat 3-7hari.
Diet parenteral : semi elemental, normokalori, hipolipid, dan
hipoprotein dgn penambahan glutamine. Komponen pemberian
nutrisinya sebaiknya tidak menggunakan lemak dalam minggu
pertama selama perawatan di ICU, namun masi boleh EVALUASI/PENGKAJIAN RESPON
menggunakan asam lemak omega-3.
Untuk menentukan adanya masalah terkait pelaksanaan
pemberian makanan, ±masalah nutrisi baru, dan menentukan
KEMBALI upaya pemenuhan kebutuhan zat gizi, karena penentuan
kebutuhan zat gizi dan pemberiannya TIDAK DIKETAHUI sampai
teruji DAMPAKNYA pada pasien.
Respons jangan pendek :
✓ Akseptabilitas (daya terima makanan/obat)
✓ Toleransi pada sal.cerna
✓ Efek samping pd sal.cerna
Respons jangka panjang :
✓ Kesembuhan penyakit
✓ Pemantauan tumbuh kembang
Evaluasi sebaiknya dilakukan pada setiap pasien dgn
pengamatan yang dicatat oleh perawat, pemeriksaan fisis oleh
dokter, analisis diet oleh ahli gizi, pemeriksaan lab, dan
antropometri sesuai kebutuhan masing-masing pasien.
Komplikasi yang berhubungan dgn enteral ada 3, yaitu komplikasi
MENENTUKAN JENIS ZAT NUTRISI/JENIS MAKANAN mekanis, gastrointestinal, dan infeksi. Kalo pada parenteral juga
ada 3, yaitu komplikasi
Pada pasien yang dirawat, makanan oral dan enteral masih
disiapkan oleh instalasi gizi rumah sakit, namun untuk parenteral o mekanis/teknis : berhubungan dgn pemasangan kateter
disiapkan oleh instalasi farmasi rumah sakit. (pneumotoraks, hematotoraks, tamponade jantung, dll)
o infeksi : (+)insiden sepsis, oleh karena itu tiap kali demam
Saat ini telah banyak diproduksi dan diperdagangkan aneka pada nutrisi parenteral dianggap sepsis sampai terbukti bukan.
ragam hasil pengolahan zat gizi berupa makanan/minuman o metabolic : kolestasis (terutama pada bayi parenteral>2mgg)
buatan industry pangan, sehingga tidak lagi hanya bergantung
pada makanan buatan RS.
Keuntungan penggunaan makanan komersial ini, yaitu :
➢ Lebih praktis dan efisien
➢ tidak memerlukan banyak waktu dan tenaga dlm menyiapkan
➢ (+)aneka ragam sediaan zat gizi buatan (zat gizi
obat/medicinal nutrient) = (+)untuk penggunaan oral,m
suntikan, maupun infus, untuk memenuhi kebutuhan
mikronutrien (vitamin dan mineral), makronutrien (karb, lemak,
protein), serta air
➢ Melengkapi masukan zat gizi yang tidak dapat dipenuhi melalui
makanan
Kelemahannya hanyalah membutuhkan biaya lebih/mahal.
Pemilihan jenis formula yang diberikan, tergantung pada :
o factor pasien (umur, diagnosis, masalah gizi, kebutuhan
nutrisi, dan fungsi GI)
o factor formula (osmolalitas, renal solute loadm kepekaan
serta kekentalan kalori, komposisi zat gizi, jenis serta jumlah
karb, protein, dan lemak, ketersediaan produk, serta
harganya).
Secara umum, formula enteral dikelompokkan berdasarkan usia
konsumennya, yaitu :
✓ Bayi premature
✓ Bayi aterm
✓ usia 1-10 tahun
✓ usia >10 tahun
Formula usia 1-10 tahun lebih padat disbanding untuk bayi, tetapi
mengandung kadar protein, natrium, kalium, klorida, serta
magnesium LEBIH RENDAH dibanding enteral dewasa. Hal ini
karena keterbatasan ginjal anak untuk mengkonsentrasikan dan
mengekskresikan nutrient, elektrolit, serta metabolit yang tidak
dimetabolisme, dapat menyebabkan dehidrasi.
Sebaliknya kadar zat besi, seng, kalsium, fosfor, dan vitamin D-
nya LEBIH TINGGI. Jadi sebaiknya yg dewasa TIDAK BOLEH
digunakan anak-anak.

Anda mungkin juga menyukai