Anda di halaman 1dari 2

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi strategi dapat dikelompokkan

kedalam dua faktor utama yaitu faktor internal yang meliputi, formulasi, kepemimpinan, budaya
organisasi, struktur organisasi, sumber daya manusia, pengawasan dan komunikasi.
Sedangkan faktor eksternal meliputi teknologi, lingkungan eksternal bisnis. Faktor utama
penentu keberhasilan implementasi stratetgi adalah faktor kepemimpinan dan sumber daya
manusia. Keberhasilan implementasi suatu strategi menuntut adanya upaya prakondisi
terhadap segenap proses implementasinya. Seolah-olah sebelumnya perlu dipersiapkan
terlebih dahulu semacam basis pertahanan bagi strategi. Menurut Beaudan dalam Heene
(2010:184) sebuah strategi baru dapat diimplementasikan dengan sukses bila para manajer
menaruh perhatian pada tiga tuntutan implementasinya, yaitu ;

1. Kejelasan persepsi = interpretasi + penerimaan


Langkah pertama agar suatu strategi dapat dipahami bersama adalah dengan memperjelas
makna dari strategi tersebut. Tanpa adanya pemahaman mendalam dari masyarakat
mengenai strategi tersebut hampir tidak mungkin untuk mengimplementasikan strategi
tersebut. Sedangkan upaya memperjelas makna strategi terdiri dari dua proses, intepretasi
dan penerimaan. Oleh karena itu, para manajer wajib menjaga agar setiap individu baik di
dalam organisasi akan mengintepretasikan strategi dengan pemahaman yang sama. Di
samping itu para partisipan secara individual wajib menaati strategi itu. Suatu strategi yang
oleh para partisipannya dianggap kurang realistis sulit untuk berhasil dengan baik melewati
tahapan transisional dari formulasi ke implementasi.

2. Keterkaitan kolektif = partisipasi + kompetensi


Langkah selanjutnya mengembangkan keterkaitan strategi dengan para partisipan orang per
orang. Keterkaitan strategi organisasi ini dengan para partisipan pada awalnya menjadi
pendorong munculnya partisipasi. Jadi, para partisipan perorangan yang mulai tumbuh
keyakinan dirinya ini akan merasa bahwa mereka memiliki kompetensi-kompetensi individual
untuk mengimplementasikan strategi secara efektif dan efisien.

3. Keteguhan tekad = fleksibilitas + ritme


Dalam pengimplementasian pun menutut hadirnya fleksibilitas dari semua jajaran organisasi.
Sering munculnya ketidakterdugaan dari strategi ini menimbulkan dampak yang mempersulit
kita untuk mengevaluasi seberapakah besaran kerja keras yang proposional yang
dibutuhkan saat menjalani proses demikian sehingga akhirnya semakin mempersulit untuk
menentukan ritme yang tepat
Hambatan implementasi strategi menurut Alexander (1991) adalah karena pimpinan tidak
memiliki model praktis untuk memandu tindakan selama pelaksanaan. Banyak kegagalan
dalam pengimplementasian strategi disebabkan karena kurangnya kejelasan dalam
menentukan tujuan, tercermin adanya ambiguitas dalam menetapkan langkah-langkah
efektivitas, dan tidak menindaklanjuti pencapaian secara rutin, dalam implementasi proyek,
prosedural, dan alokasi sumber daya.
Hrebiniak (2006) menunjukkan beberapa masalah umum yang menghambat strategi
pelaksanaan adalah karena pemimpin dilatih untuk merencanakan dan tidak untuk menjalankan
strategi, para pimpinan puncak enggan mengulurkan tangan mereka di tugas-tugas
implementasi. Adapun hambatan-hambatan utamanya karena ketidakmampuan untuk
mengelola perubahan, strategi yang samar, tidak memiliki model panduan upaya implementasi,
informasi yang tidak memadai, tanggung jawab dan akuntabilitas yang tidak jelas, serta bekerja
melawan kekuatan struktur organisasi.

Anda mungkin juga menyukai