Anda di halaman 1dari 1

NAMA : FAHMI NUR ALFIYAN Utang (Qardh) secara bahasa berarti pemotongan.

NIM : 1400012240 Secara syar’i menurut hanafiyah adalah harta yang


memiliki kesepadanan yang anda berikan untuk ditagih
Konsep Ra’sul Mal – Para ulama berpendapat bahwa kembali dengan nilai yang sepadan.
modal yang diberikan untuk dijadikan modal usaha Asumsi Dasar – 1) Dasar Akrual, laporan keuangan
disebut Ra’sul Mal berupa uang, tidak harus uang tunai disajikan atas dasar akrual, maksudnya bahwa pengaruh
dari emas dan perak, yang dapat dijadikan syarat oleh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian
sebagian ulama Ra’sul Mal harus diketahui secara pasti (dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau
bukan sesuatu yang dikira-kira. Pengertian Ra’sul Mal dibayar) dan diungkapkan dalam catatan akuntansi serta
dalam konsep ekonomi Islam ialah semua harta yang dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang
bernilai dalam pandangan syari, yang aktivitas manusia bersangkutan. 2) Kelangsungan Usaha, laporan
ikut berperan serta dalam ushaa produksinya dengan keuangan biasnaya disusun atas dasar asumsi
tujuan pengembangan. Ra’sul mal ialah modal kelangsungan usaha entitas syariah yang akan
awal/pokok. Cara mengukur modal dalam Islam pada melanjutkan usahnya di masa depan. Oleh karena itu,
awal kegiatan modal = uang + barang (barang milik dan entitas syariah diasumsikan tidak bermaksud atau
barang dagangan) Akhir tahun modal = barang yang berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara
ada – utang dan tanggungan. material skala usahanya.
Prinsip Akuntansi Islam pada Modal Pokok – a)
Tamwil dan Syumul (Mengandung Nilai dan Neraca/Laporan Posisi Keuangan
Universal), modal harus dapat memberikan nilai tukar di 1)Aset, terdiri dari putang murabahah, istishna’ dan
pasar bebas, modal juga bermakna universal yang ijarah. Aset ijarah dan aset istishna dalam penyelesaian,
meliputi uang, benda, atau non materi. b) piutang salam. 2)Liabilitas terdiri dari utang salam dan
Mutaqawwim (Bernilai), artinya dapat dimanfaatkan utang istishna’. Bagi hasil yang belum dibagikan.
secara syar’i. Jadi khamar, daging babi, dan alat-alat 3)Dana Syirkah Temporer, terdiri dari Dana Syirkah
perjudian tidak mengandung nilai. c) Penguasaan dan Temporer dari Bukan Bank berupa Tabungan dan
Pemilikan yang Berharga, Harta harus dimiliki secara deposito mudharabah. Dana Syirkah Temporer dari
sempurna dan dikuasainya sehingga dapat Bank berupa Tabungan dan deposito mudharabah.
memanfaatkannya secara bebas dalam bermuamalah Musyarakah. 4)Ekuitas, terdiri dari kepentingan
atau bertransaksi. d) Keselamatan dan Keutuhan nonpengendali.
Ra’sul Mal, Sistem akuntansi Islam menekankan Laba Rugi
pemeliharaan terhadap kapital yang hakiki. Jadi, apabila 1)Pendapatan Pengelolaan Dana Sebagai Mudharib
modal belum dipisahkan dan keuntungan telah dibagi, yang terdiri dari pendapatan dari jual beli (murabahah,
itu dianggap telah mengembalikan sebagai modal salam paralel, istishna’ paralel. dari sewa (ijarah) dan
kepada si pemilik saham. Adapun keselamatan modal dari bagi hasil (mudharabah, musyarakah).
hakiki ialah selamat dari jumlah, unit-unit materinya, 2)Pendapatan Usaha Lain, terdiri dari imbalan jasa
dan daya tukar barang, bukan dari segi unit uangnya dan perbankan dan imbalan investasi terikat. 3)Beban
bukan dari segi daya beli secara umum. Usaha sehingga diperoleh laba usaha.
Tujuan Akuntansi Syariah – 1) Meningkatkan Perubahan Modal
kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan
transaksi dan kegiatan usaha, 2) Informasi kepatuhan Arus Kas
entitas syariah terhadap prinsip syariah, serta informasi PSAK 2: Laporan Arus Kas
aset, liabilitas, pendapatan, dan beban yang tidak sesuai Perubahan Dana Investasi Terikat
dengan prinsip syariah bila ada dan bagaimana perilehan a) saldo awal investasi dana terikat. b) Jumlah unit
dan penggunaannya, 3) Informasi untuk membantu investasi pada setiap jenis investasi dan nilai per unit
mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab entitas pada awal periode, c) dana investasi yang diterima dan
syariah terhadap amanah dalam mengamankan dana, unit investasi yang diterbitkan bank syariah selama
menginvestasikannya pada tingkat keuntungan yang periode laporan, d) penarikan atau pembelian kembali
layak. 4) Informasi mengenai tingkat keuntungan unit investasi selama periode laporan, e) keuntungan
investasi yang diperoleh penanam modal dan pemilik atau kerugian dana investasi terikat, f) imbalan bank
dana syrikah temporer, dan informasi mengenai syariah sebagai agen investasi, g) beban administrasi
pemenuhan kewajiban fungsi sosial entitas syariah dan beban tidak langsung lainnya yang dialokasikan
termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat, infka, oleh bank syariah ke dana investasi terikat, h) saldo
sedekat, dan wakaf. akhir dana investasi terikat, dan i) jumlah unit investasi
Shariate Enterprise Theory (SET), Konsep dasar pada setiap jenis investasi dan nilai per unit pada akhir
teoritis akuntansi yang sesuai dengan nilai dan tujuan periode.
syariah menurut aliran idealis adalah SET. SET adalah Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi Hasil
Enterprise Theory yang telah diinternalisasi dengan 1) Pendapatan Usaha Utama Pengurang terdiri dari
nilai-nilai Islam guna menghasilkan teori yang pendapatan periode berjalan yang kas atau setara kasnya
transendental dan lebih humanis. Teori ini mengakui belum diterima: pendapatan margin murabahah,
adanya pertanggungjawaban yang tidak hanya kepada pendapatan istishna, Hak bagi hasil (Pembiayaan
pemilik perusahaan saja melainkan kepada kelompok mudharabah dan musyarakah). Pendapatan Sewa. 2)
stakeholders yang lebih luas. Menurut konsep ini Pengurang Pendapatan periode sebelumnya yang
stakholders adalah pihak yang berhak menerima kasnya diterima pada periode berjalan: penerimaan
pendistribusian nilai tambah dan diklasifikasikan pelunasan piutang (margin murabahah, istishna’,
menjadi dua golongan yaitu direct participants dan pendapatan sewa) penerimaan piutang bagi hasil
indirect participants. Direct Stakeholders adalah pihak (pembiayaan mudharabah dan pembiayaan
yang terkait langsung dengan bisnis perusahaan yang musyarakah). 3) Pendapatan Tersedia Untuk Bagi
terdiri dari pemegang saham, manajemen, karyawan, Hasil terdiri Bagi hasil yang menjadi hak bank syariah,
kreditur, pemasok, pemerintah, dan lain-lainnya. bagi hasil yang menjadi pemilik dana (hak pemilik dana
Indirect stakeholders adalah pihak yang tidak terkait atas bagi hasil yang sudah didistribusikan dan belum
langsung dengan bisnis perusahaan, terdiri dari: didistribusikan)
masyarakat mustahid (penerima zakat, infak, dan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat
sedekah), dan lingkungan alam (misalnya untuk 1) Sumber Dana Zakat terdiri dari zakat dari internal
pelestarian alam). bank syariah dan zakat dari eksternal bank syariah. 2)
Konsep Kepemilikan dalam Akuntansi Syariah adalah Penyaluran Dana Zakat Kepada Entitas Pengelola
bahwa pengakuan kepemilikan absolut adalah Allah Zakat
swt sementara manusia adalah pihak yang diberi Sumber dan Penggunaan Dana Qardul Hasan
amanah. Kepemilikan manusia hanya terbatas selama 1) Sumber Dana Kebajikan yang terdiri dari: infak
hidup di dunia. Pengukuran Kepemilikan berkaitan dari bank syariah, sedekah, hasil pengelolaan wakaf,
dengan perhitungan persentase yang harus dikeluarkan pengembalian dana kebajikan produktif, denda,
dari total kepemilikan diantaranya melalui membayar pendapatan non halal. 2) Penggunaan Dana Kebajikan
zakat. yang terdiri dari dana kebajikan produktif, sumbangan,
Konsep Pengakuan harta dalam Akuntansi Syariah penggunaan lainnya untuk kepentingan umum.
adalah diperoleh dengan cara yang sah dan benar serta Catatan Atas Laporan Keuangan
dipergunakan untuk hal yang baik di jalan Allah swt.
Pengukuran Harta dilakukan dengan menghitung total
harta dikurangi dengan kewajiban zakat sehingga
diperoleh harta bersih.

Anda mungkin juga menyukai