Etika dalam definisi yang lain adalah ilmu yang mendalami standar moral perorangan dan
standar moral masyarakat. Ia mempertanyakan bagaimana standar-standar diaplikasikan dalam
kehidupan kita dan apakah standar ini masuk akal atau tidak masuk akal—standar yaitu, apakah
didukung dengan penalaran yang bagus atau yang jelek. Adapun etika bisnis, studi tentang etika
bisnis berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana ditetapkan dalam kebijakan, institusi, dan
perilaku bisnis. Perusahaan bisnis saat ini merupakan institusi ekonomi yang paling berpengaruh
di dalam masyarakat sekarang ini, institusi ini didesain untuk mencapai dua tujuan:
a. Produksi barang dan jasa yang diinginkan dan dibutuhkan masyarakat;
b. Distribusi barang dan jasa ke beragam anggota masyarakat.
Penalaran Moral
Penalaran moral mengacu pada proses penalaran di mana perilaku, institusi, atau kebijakan
dinilai sesuai atau melanggar standar moral. Penalaran moral selalu meliatkan dua komponen
mendasar:
a. Pemahaman tentang yang dituntut dilarang, dinilai atau disalahkan oleh standar moral
yang masuk akal; dan
b. Bukti atau informasi yang menunjukkan bahwa orang, kebijakan, institusi, atau perilaku
tertentu mempunyai ciri-ciri standar moral yang menuntut, melarang, menilai, atau
menyalahkan.
Ada beragam kriteria yang digunakan para ahli etika untuk mengevaluasi kelayakan penalaran
moral:
Pertama, penalaran moral harus logis;
Kedua, bukti faktual yang dikutip untuk mendukung penilaian harus akurat, relevan, dan
lengkap;
Ketiga, standar moral yang melibatkan penalaran moral seseorang harus konsisten.
Penilaian tentang tanggung jawab moral seseorang atau kerugian yang ditimbulkan
merupakan penilaian tentang sejauhmana seseorang pantas disalahkan atau dihukum, atau harus
membayar ganti rugi kepada pihak yang dirugikan. Seseorang secara moral bertanggung jawab
atas tindakannya dan efek-efek merugikan yang telah diketahui:
a. Dilakukan atau dilaksanakan seseorang dengan sengaja dan secara bebas; atau
b. Gagal dilakukan atau dicegah dan yang secara moral keliru karena orang itu dengan
sengaja atau secara bebas gagal melaksanakan atau mencegahnya.
Seseorang juga dinilai bertanggung jawab karena gagal bertindak atau agagl mencegah bahaya
jika kelalaian seorang disengaja dan jika seseorang dapat dan seharusnya bertindak, atau dapat
dan seharusnya mencegah bahaya.
Ada kesepakatan umum bahwa ada dua kondisi yang sepenuhnya menghilangkan
tanggung jawab moral seseorang karena menyebabkan kerugian:
a. Ketidaktahuan; dan
b. Ketidakmampuan.