Anda di halaman 1dari 6

Dosen : Prof.

Sri Wahyuni UAS Aljabar Linear Lanjut Genap 2017/2018

1. Misalkan V ruang hasil kali dalam atas lapangan R berdimensi n dengan hasil kali dalam

h, i : V × V → R

(a) Tunjukkan jika B = {v1 , v2 , . . . , vn } basis V dan w1 , w2 , . . . , wn elemen-elemen dalam V dengan sifat
(
1, i = j
hwi , vj i =
0, i 6= j

M
maka B 0 = {w1 , w2 , . . . , wn } juga basis dalam V .
(b) Jika U = {u1 , u2 , . . . , uk } himpunan orthonormal dalam V , maka U bebas linear.

UG
Jawab:
(a) Karena |B| = |B 0 | = n, cukup dibuktikan bahwa B 0 bebas linear. Ambil sebarang r1 , r2 , . . . , rn ∈ R
sedemikian sehingga berlaku
r1 w1 + r2 w2 + . . . + rn wn = 0.
Ambil sebarang vj ∈ B,

r1 w1 + r2 w2 + . . . + rj wj + . . . + rn wn = 0
hr1 w1 + r2 w2 + . . . + rj wj + . . . + rn wn , vj i = h0, vj i

ka
r1 hw1 , vj i + . . . + rj hwj , vj i + . . . + rn hwn , vj i = 0
r1 .0 + . . . + rj .1 + . . . rn .0 = 0
rj = 0.

Karena vj dipilih sebarang, maka untuk setiap j = 1, . . . , n berlaku rj = 0. Jadi, B 0 bebas linear.
Lebih lanjut, karena B 0 himpunan bebas linear terbesar (kardinalitasnya sama dengan dimensi V ), maka
ti
B 0 merupakan basis.
(b) Ambil sebarang a1 , a2 , . . . , ak ∈ R dengan

a1 u1 + a2 u2 + . . . + ak uk = 0.

Diambil sebarang ui ∈ U ,
as

h(a1 u1 + a2 u2 + . . . + ai ui + . . . + ak uk ), ui i = h0, ui i
a1 hu1 , ui i + a2 hu2 , ui i + . . . + ai hui , ui i + . . . + ak huk , ui i = 0
a1 .0 + a2 .0 + . . . + ai .1 + . . . + ak .0 = 0 ( karena U ortonormal)
ai = 0.
mp

Karena ui dipilih sebarang, maka untuk setiap i = 1, 2, . . . , k, berlaku ai = 0. Jadi, U bebas linear.
Hi

Pembahasan disusun oleh : Kholida Khoirunisa by


Dosen : Prof. Sri Wahyuni UAS Aljabar Linear Lanjut Genap 2017/2018

2. Sudah kita ketahui bahwa himpunan matriks berukuran 3×3 dengan elemen-elemen bilangan real sebut M3×3 [R]
merupakan ruang vektor atas R
(a) Tunjukkan bahwa fungsi
h, i : M3×3 [R] × M3×3 [R] → R
hA, Bi = trace(B T A)
untuk setiap A, B ∈ M3×3 [R] merupakan hasil kali dalam pada M3×3 [R]. Di sini trace(A) menunjukkan
jumlah elemen-elemen diagonal matriks A.

M
   
2 0 0 −1 0 0
(b) Hitung sudut dan jarak antara matriks diagonal D = 0 2 0 dan D0 =  0 −1 0
0 0 2 0 0 −1

UG
Jawab :
(a) Akan dibuktikan bahwa h, i merupakan hasil kali dalam.
     
a11 a12 a13 b11 b12 b13 c11 c12 c13
Ambil sebarang A = a21 a22 a23  , B = b21 b22 b23  , C = c21 c22 c23  ∈ M3×3 [R] dan
a31 a32 a33 b31 b32 b33 c31 c32 c33
r ∈ R,
  
a11 a21 a31 a11 a12 a13


0 0 0
 
0 0 0
ka
i. Diperhatikan AT A = a12 a22 a32  a21 a22 a23 
a13 a23 a33 a31 a32 a33
Elemen baris ke-j, kolom ke-j pada matriks AT A adalah a21j + a22j + a23j .
Didapat hA, Ai = trace(AT A) = (a211 + a221 + a231 ) + (a212 + a222 + a232 ) + (a213 + a223 + a233 ) ≥ 0.

ii. Jika A = 0 0 0, maka AT A = 0 0 0. Didapat hA, Ai = 0.


ti
0 0 0 0 0 0
Jika hA, Ai = 0, artinya
trace(AT A) = (a211 + a221 + a231 ) + (a212 + a222 + a232 ) + (a213 + a223 + a233 ) = 0
Karena kuadrat  selalu non negatif, maka aij = 0 ∀i, j = 1, 2, 3.
bilangan real
0 0 0
as

Akibatnya A = 0 0 0.
0 0 0
iii. Diperhatikan B T A = (AT B)T . Mengingat elemen diagonal pada sebarang matriks P sama dengan
elemen diagonal pada P T , maka trace((AT B)T ) = trace(AT B). Didapat
hA, Bi = trace(B T A)
mp

= trace((AT B)T )
= trace(AT B)
= hB, Ai
iv. Diperhatikan
Hi

hC, A + Bi = trace((A + B)T C)


= trace((AT + B T )C)
= trace(AT C + B T C)
= trace(AT C) + trace(B T C)
= hC, Ai + hC, Bi.

hA, rBi = trace((rB)T A)


= trace(r(B T A))
= r trace(B T A)
= rhA, Bi.

Pembahasan disusun oleh : Kholida Khoirunisa by


Dosen : Prof. Sri Wahyuni UAS Aljabar Linear Lanjut Genap 2017/2018

Jadi, h, i merupakan hasil kali dalam.


(b) i. Misalkan θ sudut antara D dan D0 .
hD, D0 i
cos θ =
kDk · kD0 k
     
−2 0 0 4 0 0 1 0 0
D0T D = D0 D =  0 −2 0  DT D = DD = 0 4 0 D0T D0 = D0 D0 = 0 1 0
0 0 −2 0 0 4 0 0 1
√ √ √

M
p p
Didapat hD, D0 i = −6, kDk = hD, Di = 12 = 2 3 dan kD0 k = hD0 , D0 i = 3 .

−6
cos θ = √ √ = −1

UG
2 3 3
θ = 180◦
 
3 0 0
ii. Diperhatikan D − D0 = 0 3 0.
0 0 3

d(D, D0 ) = kD − D0 k
p
= hD − D0 , D − D0 i

ka √
= 27

= 3 3.
ti
as
mp
Hi

Pembahasan disusun oleh : Kholida Khoirunisa by


Dosen : Prof. Sri Wahyuni UAS Aljabar Linear Lanjut Genap 2017/2018

3. Misalkan V ruang hasil kali dalam atas R, buktikan bahwa


(a) Jika x ∈ V dan hx, yi = 0 untuk setiap y ∈ V , maka x = 0.
(b) Dengan menggunakan sifat a di atas, tunjukkan bahwa jika T1 , T2 transormasi linear dari V ke W dengan
V, W masing-masing adalah ruang hasil kali dalam atas R dengan sifat

hT1 (v), wi = hT2 (v), wi

untuk setiap v ∈ V dan w ∈ W , maka T1 = T2 .

M
Jawab:
(a) Karena sifat hx, yi = 0 berlaku untuk setiap y ∈ V , maka sifat ini berlaku pula untuk y = x, yaitu

UG
hx, xi = 0
Menurut aksioma hasil kali dalam, berakibat x = 0.
(b) Ambil sebarang v ∈ V dan w ∈ W .

hT1 (v), wi = hT2 (v), wi


hT1 (v), wi − hT2 (v), wi = 0
hT1 (v) − T2 (v), wi = 0

ka
Karena w diambil sebarang, menurut sifat (a), berlaku T1 (v) − T2 (v) = 0.
Jadi, T1 (v) = T2 (v).
ti
as
mp
Hi

Pembahasan disusun oleh : Kholida Khoirunisa by


Dosen : Prof. Sri Wahyuni UAS Aljabar Linear Lanjut Genap 2017/2018

4. Misalkan V adalah suatu ruang vektor atas sebarang lapangan F dan T : V → V transformasi linear yang bukan
transformasi nol dan transformasi identitas.
(a) Berikan salah satu syarat cukup agar matriks representasi T merupakan matriks diaonal. Jelaskan jawaban
Saudara.
(b) Berikan salah satu kegunaan/manfaat dari diagonalisasi.
Jawab:
(a) Klaim : Misalkan BV = {v1 , v2 , . . . , vn } basis dari V . Jika T (vi ) = αi vi untuk suatu αi ∈ F dan i =

M
1, 2, . . . , n dengan αi 6= 0 dan αi 6= 1, maka [T ]BV merupakan matriks diagonal.
Diperhatikan bahwa

UG
     
α1 0 0
0 α2  0
[T (v1 )]BV =  .  ; [T (v2 )]BV =  .  ; ...; [T (vn )]BV =  .  .
     
 ..   ..   .. 
0 0 αn
 
α1 0 ... 0
0 α2 ... 0
[T ]BV = [[T (v1 )BV ] | [T (v2 )BV ] | . . . | [T (vn )BV ]] =  . merupakan matriks diagonal.
 
.. ..
 ..

. . 0

representasi transformasi linear T berbentuk diagonal.


ka 0 0 ... αn
Jadi, ” T (vi ) = αi vi untuk suatu αi ∈ F dengan αi 6= 0 dan αi 6= 1” merupakan syarat cukup agar matriks

(b) Matriks A dikatakan dapat didiagonalkan secara ortogonal jika terdapat matriks ortogonal Q sedemikian
sehingga QT AQ = D dengan D suatu matriks diagonal.
ti
Note : Matriks Q dikatakan ortogonal jika QT = Q−1 .
Misalkan A dapat didiagonalkan secara ortogonal

QT AQ = D
AQ = QD
A = QDQT
as

A2 = (QDQT )(QDQT ) = QD(QT Q)DQT = QD2 QT


A3 = QD3 QT
..
.
Ak = QDk QT
mp

Entri-entri diagonal matriks Dk didapat dari k perpangkatan entri-entri matriks D.


   k 
a1 0 ... 0 a1 0 . . . 0
0 a2 . . . 0   0 ak2 . . . 0 
Misalkan D =  . .. , maka Dk =  ..
   
.. . . .. . . .
 .. . . . . . . .. 
Hi

0 0 ... an 0 0 ... akn


k
Akibatnya, nilai A dapat dicari dengan lebih mudah melalui diagonalisasi.

Pembahasan disusun oleh : Kholida Khoirunisa by


Dosen : Prof. Sri Wahyuni UAS Aljabar Linear Lanjut Genap 2017/2018

5. Misalkan V adalah ruang vektor atas lapangan R dengan hasil kali dalam h, i : V × V → R.
(a) Tunjukkan jika M dan N masing-masing subruang di V , maka (M + N )⊥ = M ⊥ ∩ N ⊥ .
(b) Misalkan W juga suatu ruang hasil kali dalam dan T : V → W adalah transformasi linear.
Tunjukkan jika S : W → V dengan sifat

hT (v), wi = hv, S(w)i

untuk setiap v ∈ V dan w ∈ W . Tunjukkan bahwa S juga transformasi linear.

M
Jawab:
(a) i. Bukti (M + N )⊥ ⊆ M ⊥ ∩ N ⊥ .

UG
Ambil sebarang x ∈ (M + N )⊥ artinya hx, m + ni = 0 untuk setiap m ∈ M dan n ∈ N .
Dipilih n = 0. Akibatnya hx, mi = hx, m + 0i = 0. Dengan demikian, x ∈ M ⊥ .
Dengan cara analog, dipilih m = 0. Akibatnya hx, ni = hx, 0 + ni = 0. Dengan demikian, x ∈ N ⊥ .
Jadi, x ∈ M ⊥ ∩ N ⊥ .
ii. Bukti (M + N )⊥ ⊇ M ⊥ ∩ N ⊥ .
Ambil sebarang x ∈ M ⊥ ∩ N ⊥ . Ambil sebarang y ∈ (M + N ), artinya y = m + n untuk suatu m ∈ M
dan n ∈ N .

hx, yi = hx, m + ni

Jadi, x ∈ (M + N )⊥
=0+0
=0
ka
= hx, mi + hx, ni
karena x ∈ M ⊥ dan x ∈ N ⊥ .
ti
(b) Ambil sebarang w1 , w2 ∈ W dan r ∈ R.

hv, S(w1 + w2 )i = hT (v), w1 + w2 i


= hT (v), w1 i + hT (v), w2 i
= hv, S(w1 )i + hv, S(w2 )i
as

= hv, S(w1 ) + S(w2 )i


hv, S(w1 + w2 ) − (S(w1 ) + S(w2 ))i = 0

Dari hasil 3(a), didapat

S(w1 + w2 ) − (S(w1 ) + S(w2 )) = 0


mp

S(w1 + w2 ) = (S(w1 ) + S(w2 )).

Dengan cara analog

hv, S(rw1 )i = hT (v), rw1 i


= rhT (v), w1 i
Hi

= rhv, S(w1 )i
= hv, rS(w1 )i
hv, S(rw1 ) − (rS(w1 ))i = 0.

Dari hasil 3(a), didapat

S(rw1 ) − r(S(w1 )) = 0
S(rw1 ) = r(S(w1 )).

Jadi, S juga merupakan transformasi linear.

–o0o–

Pembahasan disusun oleh : Kholida Khoirunisa by

Anda mungkin juga menyukai